Anda di halaman 1dari 16

TOPIK PEMBELAJARAN

TUTORIAL SKENARIO B BLOK 28

EVITA YOLANDA
04121401021
PDU NON REGULER 2012

PENDIDIKAN DOKTER UMUM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2015

KESEHATAN LINGKUNGAN
Pengertian sehat menurut WHO adalah Keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental,
dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan..
Sedangkan menurut UU No 23 / 1992 Tentang kesehatan Keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomis.
Pengertian Lingkungan Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976) adalah Tempat
pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta segala
keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dpt diduga ikut mempengaruhi
tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu.
Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian Kesehatan Lingkungan sebagai berikut :

Pengertian Kesehatan Lingkungan Menurut World Health Organisation (WHO)


pengertian Kesehatan Lingkungan : Those aspects of human health and disease
that are determined by factors in the environment. It also refers to the theory and
practice of assessing and controlling factors in the environment that can
potentially affect health. Atau bila disimpulkan Suatu keseimbangan ekologi
yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan
sehat dari manusia.

Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) Suatu


kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis
antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup
manusia yang sehat dan bahagia.

Jika disimpulkan Pengertian Kesehatan Lingkungan adalah Upaya


perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju
keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin
meningkat.

Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan


Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang
essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor

keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah


kesehatan masyarakat.
Ruang lingkup Kesehatan lingkungan adalah :
a. Menurut WHO
1. Penyediaan Air Minum
2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan Sampah Padat
4. Pengendalian Vektor
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah,
bencana alam dan perpindahan penduduk.
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
b. Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3), ruang lingkup
kesehatan lingkungan sebagai berikut :
1. Penyehatan Air dan Udara
2. Pengamanan Limbah padat/sampah
3. Pengamanan Limbah cair
4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan

7. Pengamanan vektor penyakit


8. Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.
Menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan, Upaya kesehatan
lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik,
kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Lingkungan sehat tersebut antara lain mencakup
lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum.
Sedangkan syarat lingkungan sehat bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan
gangguan kesehatan, antara lain: limbah cair; limbah padat;limbah gas;sampah yang
tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah; binatang
pembawa penyakit;zat kimia yang berbahaya; kebisingan yang melebihi ambang batas;
radiasi sinar pengion dan non pengion; air yang tercemar;udara yang tercemar; dan
makanan yang terkontaminasi.
SASARAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan
adalah sebagai berikut :
1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis
4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum
5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang
berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besarbesaran, reaktor/tempat yang bersifat khusus.
MASALAH-MASALAH KESEHATAN LINGKUNGAN
Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk mengatasinya
dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di Indonesia permasalahan dalam
kesehatan lingkungan antara lain :

1. Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum
adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :

Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna

Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan
(maks 500 mg/l)

2.

Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)

Pembuangan Kotoran/Tinja

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut
:

Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air
atau sumur

Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar
diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin

3.

Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.

Kesehatan Pemukiman

Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang


gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu

Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang


sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah

Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah


dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas
vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar

matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran,


disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup

Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul


karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis
sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan
tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

4.

Pembuangan Sampah

Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-faktor
/unsur, berikut:

Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah


jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial
ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi

Penyimpanan sampah

Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali

Pengangkutan

Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan


dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalahmasalah ini secara efisien.
5.

Serangga dan Binatang Pengganggu

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut
sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp
untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD),
Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan
dari penyakit tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan
makanan dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida
untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan
menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa
pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah
dan usaha-usaha sanitasi.

Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat


menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara
perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat
menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi
bakteri penyebab.
6.

Makanan dan Minuman

Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga
dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau
disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan
jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).
Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan
meliputi :

Persyaratan lokasi dan bangunan

Persyaratan fasilitas sanitasi

Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan

Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi

Persyaratan pengolahan makanan

Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi

Persyaratan peralatan yang digunakan

Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran


udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out door air
pollution. Indoor air pollution merupakan problem perumahan/pemukiman serta gedung
umum, bis kereta api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang
sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan ketimbang
berada di jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga
lainnya merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi
anak balita. Mengenai masalah out door pollution atau pencemaran udara di luar rumah,
berbagai analisis data menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan. Beberapa
penelitian menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak pencemaran pada beberapa
7

kelompok resiko tinggi penduduk kota dibanding pedesaan. Besar resiko relatif tersebut
adalah 12,5 kali lebih besar. Keadaan ini, bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu
akan lebih buruk di masa mendatang. Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian
atau sekedar diambil kayunya ternyata membawa dampak serius, misalnya infeksi
saluran pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya jadual penerbangan,
terganggunya ekologi hutan.

PENGERTIAN ADVOKASI DAN PENTINGNYA ADVOKASI DALAM


PROMOSI KESEHATAN
Beberapa pengertian advokasi sebagai berikut :
WHO ( 1989) diukutip dalam UNFPA dan BKKBN (2002) menggunkan advocacy is a
combination on individual and social action design to gain political commitment, policy
support, social acceptance and systems support for particular health goal or programme.
Jadi advokasi adalah kombinasi kegiatan individu dan sosial yang dirancang untuk
memperoleh komitmen politis, dukungan kebijakan, penerimaan sosial dan sisitem yang
mendukung tujuan atau program kesehatan tertentu.
Definisi Chapela 1994 yang dikutip WISE (2001) secara harfiah: melakakukan
advokasi berarti mempertahankan, berbicara mendukung seseorang atau sesuatu atau
mempertahankan ide. Sedangkan advokator adalah seseorang yang melakukan kegiatan
atau negosiasi yang ditujukan untuk mencapai sesuatu untuk seseorang,kelompok
,masyarakt tertentu atau secara keseluruhan.
Dalam tulisan Sharma dikutip beberapa pengertian yang berkait dengan advokasi
misalnya :
1.

Advokasi adalah bekerja dengan orang dan organisasi untuk membuat sesuatu

perubahan (CEDPA).
2.

Advokasi adalah proses dimana orang terlibat dalam proses pembuatan keputusan

yang mempengaruhi kehidupan mereka.


3.

Advokasi terdiri berbagai strategis ditujukan untuk mempengaruhi pembuatan

keputusan dalam satu organisasi ditingkat lokal, nasional maupun internasional.


Strategis advokasi termasuk lobi, pemasaran sosial, KIE, pengorganisasian masyarakat
maupun berbagai taktik lainya.
Kenapa advokasi penting dalam promosi kesehatan dalam mencapai tujuan kesehatan
masyarakat , ditemukanberbagai hambatan seperti ditemuykan oleh Champon dan
Lupton (1994) dikutip dari Wise 2001:
a.

Adanaya ide politik yang mementingkan luaran ekonomi dengan menyampingkan

kesehatan dan kualitas hidup manusia.

b.

Hambatan dari politisi dan birokrasi atau tidak adanya peraturan dan perundangan

yang mendukung promosi kesehatan dan ketiaadaan partisipasi masyarakat dalam


perencanaan program kesehatan.
c.

Gencarnya pemasaran produk yang tidak aman dan tidak sehat bagi masyarakt

terutama dengan adanya pengaruh perusahaan multinasional dengan kekuatan besar.


d.

Adanya nilai budaya yang berpengaruh atas nilai, sikap, dan prilaku individual

atau masalaj kesehatan masyarakat.


Dasar Pemikiran/Latar Belakang

Kesehatan adalah hak asasi manusia dan modal investasi bangsa, serta
merupakan salah satu dari 3 komponen utama yang mempengaruhi kualitas
sumber daya manusia. Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara, ditingkatkan
dan diupayakan oleh setiap orang.

Kesehatan dipengaruhi oleh ba-nyak faktor yang bersifat lintas sektor, oleh
karena itu diperlukan kepedulian semua pihak terhadap kesehatan.

Banyak orang dan banyak pihak yang belum menyadari pentingnya kesehatan
dalam hidupnya. Masalah kesehatan seringkali kalah prioritas dibanding dengan
masalah ekonomi dan kebutuhan pisik lainnya. Oleh karena itu perlu upaya
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.

Tingkat kesehatan dan kualitas SDM kita pada umumnya sangat rendah (urutan
ke-109 di dunia) sehingga perlu upaya khusus untuk meningkatkan kesadaran
semua pihak terhadap kesehatan ini.

Dengan dicanangkannya paradigma sehat dan ditetapkannya visi Indonesia


Sehat 2010, upaya mengenalkan kesehatan kepada berbagai pihak ini perlu
dipacu, agar memperoleh dukungan dalam pelaksanaannya.

Untuk itu perlu dilakukan pendekatan persuasif, cara-cara yang komunikatif dan
inovatif yang memperhatikan setiap segmen sasaran.

Sehubungan dengan itu semua, perlu dilakukan advokasi kesehatan kepada


berbagai pihak, terutama para penentu kebijakan dan berbagai sektor, termasuk
lembaga perwakilan rakya baik di Pusat maupun daerah.

10

Tujuan Advokasi Kesehatan


Tujuan Umum :

Diperolehnya komitmen dan dukungan dalam upaya kesehatan, baik berupa


kebijakan, tenaga, dana, sarana, kemudahan, keikut sertaan dalam kegiatan,
maupun berbagai bentuk lainnya sesuai keadaan dan usaha.

Tujuan Khusus :

Adanya pemahaman / pengenalan / kesadaran

Adanya ketertarikan / peminatan / tidak penolakan

Adanya kemauan / kepedulian / kesanggupan (untuk membantu/menerima)

Adanya tindakan / perbuatan / kegiatan nyata (yang diperlukan)

Adanya kelanjutan kegiatan (kesinambungan kegiatan)

Hasil yang diharapkan :

Adanya pengertian, kepedulian dan dukungan terhadap upaya, program dan


kegiatan di bidang kesehatan.

Sasaran dan Pelaku Advokasi Kesehatan

Sasaran advokasi kesehatan adalah berbagai pihak diharapkan memberikan


dukungan terhadap upaya kesehatan, khususnya : para pengambil keputusan dan
penentu kebijakan di pemerintahan, lembaga perwakilan rakyat, para mitra di
kalangan pengusaha/ swasta, badan penyandang dana, kalangan media massa,
organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat,
tokoh-tokoh berpengaruh dan tenar, dan kelompok-kelompok potensial lainnya
di masyarakat.

Mereka itu bukan hanya yang potensial pendukung, tetapi juga yang menentang
atau yang upayanya berlawanan atau merugikan kesehatan (misalnya : Industri
rokok).

Pelaku advokasi diharapkan siapa saja yang peduli terhadap upaya kesehatan,
dan memandang perlu adanya mitra untuk mendukung upaya tersebut.

Mereka itu diharapkan : memahami permasalahan kesehatan, mempunyai


kemampuan advokasi khususnya melakukan pendekatan persuasif, dapat

11

dipercaya (credible), dan sedapat mungkin dihormati atau setidaknya tidak


tercela khususnya di depan kelompok sasaran.

Mereka itu juga dapat berasal dari kalangan pemerintah, swasta, Perguruan
Tinggi, Organisasi profesi, Organisasi berbasis masyarakat/agama, LSM, tokoh
berpengaruh, dll.

Unsur Dasar Advokasi


Sharma menyebutkan ada 8 unsur dasar advokasi yaitu :
1.

Penetapan tujuan advokasi

Sering sekali masalah kesehatan masyarakat sangat kompleks, banyak faktor dan saling
berpengaruh. Agar upaya advokasi dapat berhasil tujuan,advokasi perlu dibuatlebih
spesifik berdasarakan pernyataan berikut : Apakah isu atau masalah itu dapat
menyatukan atau membuat berbagai kelompok bersatu dalam suatu koalisi yang kuat.
2.

Pemanfaatan data dan riset untuk advokasi

Adanya data dan riset pendukung sangat penting agar keputusan dibuat berdasarkan
informasi yang tepat dan benar. Oleh karena itu, data dan riset mungkin diperlukan
dalam menentukan masalah yang akan diadvokasi, identifikasi solusi pemecahaan
masalah maupun menentukan tujuan yang realitis. Selain itu, adanya data atau fakta itu
saja sering sekali sudah bisa menjadi argumen tujuan umum dapat dicapai agar realitis.
3.

Identifikasi khalayak sasaran advokasi

Bila isu dan tujuan telah disusun, upaya advokasi harus ditujukan bagi kelompok yang
dapat membuat keputusan dan idealnya ditujukan bagi orang yang berpengaruh dalam
pembuatan keputusan agar tujuan advokasi dapat dicapai.
4.

Pengembangan dan penyampain pesan advokasi

Khalayak sasaran berbeda berekasi tidak sama atas pesan yang berbeda. Seseorang toko
politik mungkin termitifasi kalu dia mengetahui bahwa banyka dari konstituen yang
diwakilinya peduli terhadap masalah tertentu. Seseorang Menkes mungkin akan
mengambil keputusan ketika kepada yang bersangkutan disajikan data rinci mengenai
besarnya masalah kesehatan tertentu.
5.

Membangun koalisi

Sering kali kekuatan advokasi dipengaruhi oleh jumlah oarng atau organisasi yang
mendukung advokasi tersebut.hal inisangat penting dimana situasi dinegara tertentu

12

sedang membangun masyarakat demokratis dan advokasi merupan suatu hal yang relati
baru. Dalam situasi itu melibatkan orang dalam jumlah besar dan mewakili berbagai
kepentingan, sangat bermanfaat bagi upaya advokasi maupun dukungan politis,bahkan
dalam satu organisasi sendiri, koalisi internal yaitu melibatkan berbgai orang dari
berbagai divisi / depertemen dalam mengembangkan program baru, dapat membantu
konsensus untuk aksi kegiatan.
6.

Membuat presentasi yang persuasif

Kesepakatan untuk mempengaruhi khalayak sasaran kunci sekali terbatas waktunya.


Seorang tokoh politik mungkin memberi kesempatan sekali pertemuan untuk
mendiskusikan isu advokasi yang dirancanh atau Menkes hanya punya waktu 5 menit
dalam kongres untuk berbicara kepada kelompok advokator.
7.

Penggalangan dana untuk advokasi

Semua kegiatan termaksud upaya advokasi memerlukan dana. Mempertahankan upaya


advokasi yang berkelanjutan dalam jangka panjang memerlukan waktu, energi dalam
penggalangan dana atau sumber daya lain untuk menunjang upaya advokasi.
8.

Evaluasi upaya advokasi

Bagaiman kelompok advokasi dapat menegtahui bahwa tujuan advoaksi yang telah
ditetapkan dapat dicapai?Bagaiman strategis advokasi dapat disempurnakan dan
diperbaiki?untuk

menjadi

advokator

yang

tangguh

diperlukan

umpan

balik

berkelanjutan serta evaluasi atau upaya advokasi yang telah dilakukan.


Pendekatan Utama Advokasi
Ada 5 pendekatan utama dalam advokasi (UNFPA dan BKKBN 2002) yaitu:
a.

Melibatkan para pemimpin

Para pembuat undang-undang,mereka yang terlibatdalam ppenyusunan hukum,


peraturan maupun pemimpin poilitik,yaitu mereka yangmenetapkan kebijakan publik
sangat berpengaruh dalam menciptakan perubahan yang terkait dengan masalah sosial
termaksud kesehatan dan kependudukan. Oleh karena itu, sangat penting melibatkan
mereka semaksimum mungkin dalamisu yang akan diadvokasikan.
b.

Bekerja dengan media massa

Media massa sangat penting berperan dalam membentuk oponi publik. Media juga
sangat kiuat dalam mempengaruhi presespsi publik atas isu atau masalah tertentu.

13

Mengenal, membangun dan menjaga kemitraan dengan media massasangat penting


dalam proses advokasi.
c.

Membangun kemtraan

Dalam upaya advokasi sangat penting dilakukan uapaya jaringan, kemtraan yang
brekelanjutan dengan individu, prganisasi-organisasi dan sektor lain yang bergerak
dalam isu yang sama. Kemitraan ini dibentuk oleh individu, kelompok yang bekerja
sama yang nertujuan untuk mencapai tujun umum yang sama atau hampir sama.
Namum membangun pengembangan kemitraan tidak mudah, memrlukan aktual,
perencanaan yang matang serta memerlukan penilaian kebutuhan serta minat dari calon
mitra.
d.

Memobilisasi masa

Memobilisasi massa merupaka suatu proses mengorganisasikan individu yang telah


termotivasi kedalam kelompok-kelompok atau mengorganisasikan kelompok yang
sudah ada.dengan mobilisasi dimaksudkan agar motivasi individu dapat diubah menjadi
tindakan kolektif.
e.

Membangun kapasitas
Membngaun kapasitas disini dimasudkan melembagakan kemempuan utnuk

mengembangkan dan mengelolah program yang komprehensif dan membangun critical


mass pendukukung yang memiliki ketereampilan advokasi. Kelompok ini dapat
diidentifikasikan dari LSM tertentu,kelompok profesi serta kelompok lain.
Mekanisme Dan Kelompok Advokasi
Dari berbagai pengalaman nasional maupun global, dapat di identifikasi berbagai
mekanisme dan metode yang digunakan oleh advokator masalah kesehatan masyarakat
(Wise, 2001) pemanfaatan media masa hampir selalu ada untuk memngangkat isu
publik agarmenjadi perhatian politisi.media massa ini mencakup semua yaitu koran,
media TV, bahkan akhir-akhir ini internet sanget banyak dimanfaatkan ditingkat global.
Disamping itu ada rapat-rapat umum, pertemuan kelompok profesional, even
tertentu.pada intinya para advokator kesehatan masyrakat menggunakan metode apapun
yang dapat menginformasikan, membujuk, memotovasi masyrakat, pengelola program
dan politisi agar merekamelindungi dan mendukung upaya promosi kesehatan.

14

Indikator Advokasi
Bila sasaran advokasi adalah anggota legislatif atau pembuat kebijakan kesehatan, maka
indikator yang paling mudah di nilai dari hasil akhir advokasi adalah : adanya peraturan,
ketentuan atau kebijakan yag mendukung isu yang diadvokasi, adanya perencanaaan
program ke arah isu yang advokasi serta dukungan pendanaannya dan persetujuan
alokasi anggaran yang diberikan oleh legislatif misalnya DPRD setempat.

15

DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan Repubik Indonesia.. Undang-undang Nomor 23 tahun
1992 tentang Kesehatan.
2. Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

1098/MENKES/SK/VII/2003
3. Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan No 416 tahun 1990
4. Notoadmojo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta.
5. World

Health

Organization

(WHO). Environmental

dari : http://www.WHO.int.

16

Health.

Disitasi

Anda mungkin juga menyukai