Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PENYULUHAN INISIASI MENYUSU DINI

PUSKESMAS KEMANGAI KABUPATEN SINTANG


TAHUN 2017

1. LATAR BELAKANG
Inisiasi Menyusu Dini yaitu memberikan ASI kepada bayi baru lahir, bayi tidak boleh dibersihkan
terlebih dahulu dan tidak dipisahkan dari ibu. Pada inisiasi menyusu dini ibu segera mendekap dan
membiarkan bayimenyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya . Peran MilleniumDevolepment
Goals(MDGs) dalam pencapaian Inisiasi Menyusu Dini (IMD),yaitu Inisiasi Menyusu Dini dapat
meningkatkan keberhasilan ASI eksklusifdan lama menyusui maka akan membantu mengurangi
kemiskinan, membantumengurangi kelaparan karena ASI dapat memenuhi kebutuhan makanan
bayisampai usia dua tahun, membantu mengurangi angka kematian anak balita.Pemberian ASI dikenal
sebagai salah satu hal yang berpengaruh palingkuat terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan dan
perkembangan anak.Penelitian menyatakan bahwa inisiasi menyusu dini dalam 1 jam pertamadapat
mencegah 22% kematian bayi di bawah umur 1 bulan di negaraberkembang (APN, 2007). Pencapaian
6 bulan ASI Eksklusif bergantung padakeberhasilan inisiasi dalam satu jam pertama. ASI Eksklusif
selama 6 bulanpertama kehidupan, bersamaan dengan pemberian makanan pendamping ASIdan
meneruskan ASI dari 6 bulan sampai 2 tahun, dapat mengurangisedikitnya 20% kematian anak balita
(Roesli, 2008).Pemberian ASI secara dini tidak terlepas dari peran tenaga kesehatankhususnya dokter
dan bidan. Namun, di Indonesia masih banyak tenagakesehatan maupun pelayanan kesehatan
(termasuk Rumah Sakit) yang belummendukung pemberian ASI secara dini dengan alasan keadaan
ibu masihlemah, masih banyak darah dan lendir yang harus dibersihkan, takut bayiterkena hipotermi,
bahkan ada yang mengatakan Inisiasi Menyusu Dinidengan membiarkan bayi merangkak sendiri
mencari puting susu ibu adalahhal primitife yang melecehkan bangsa Indonesia (padahal IMD juga
dilakukandi negara maju).
Angka kematian bayi baru lahir sebanyak 22% dalam satu bulanpertama dapat dicegah apabila
bayi menyusu pada ibu satu jam pertama,sedangkan menyusu pada hari pertama lahir dapat menekan
angka kematianbayi hingga 16% (Roesli, 2008). Proses inisiasi menyusu dini menyebabkanbayi tidak
mengalamihipotermiatau kedinginan karena dekapan ibu terhadapbayi dan suhu di dada ibu akan naik
2oC (Roesli, 2008).Suatu hasil penelitian di Ghana yang diterbitkan oleh jurnal pediatriksmenunjukkan
bahwa 16% kematian bayi dapat dicegah melalui pemberianASI pada bayi sejak hari pertama
kelahirannya. Angka ini naik menjadi 22%jika pemberian ASI dimulai dalam 1 jam pertama setelah
kelahirannya. ASI adalah asupan gizi yang terbaik untuk melindungi dari infeksi pernafasan,diare,
alergi, sakit kulit, asma, obesitas juga membentuk perkembanganintelegensia, rohani, perkembangan
emosional. Hasil telaah dari 42 negara menunjukkan bahwa ASI eksklusif memiliki dampak terbesar
terhadappenurunan angka kematian balita, yaitu 13% dibanding intervensi kesehatan masyarakat
lainnya (Roesli, 2008).Menyusui bayi di Indonesia sudah menjadi budaya namun praktik pemberian
ASI masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei DemografiKesehatan Indonesia 2007 hanya
10% bayi yang memperoleh ASI pada haripertama, yang diberikan ASI kurang dari 2 bulan sebanyak
73%, yangdiberikan ASI 2 sampai 3 bulan sebanyak 53% yang diberikan ASI 4 sampai 5bulan
sebanyak 20% dan menyusui eksklusif sampai usia 6 bulan sebanyak49% (WHO, 2007)Penyebab
utama rendahnya angka cakupan ASI ini adalahkarenafaktor sosial budaya, kesadaran akan
pentingnya ASI, pelayanan kesehatandan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung
serta gencarnyapromosi susu (Depkes RI, 2003).Kesadaran akan pentingnya ASI termasuk IMD
dipengaruhi olehtingkat pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini yang rendahkarena
dipengaruhi oleh faktor pendidikan ibu yang rendah, tidak adadorongan atau motivasi untuk
mengetahui perkembangan zaman, ketersediaaninformasi, ketersediaan fasilitas kesehatan,
pendapatan perkapita yangmenyebabkan ibu melakukan persalinan dengan dukun, dukungan dari
orang terdekat, dukungan dari tenaga kesehatan, kebudayaan, dan adanya promosiI nsiasi Menyusu
Dini.

2. TUJUAN
Agar setiap masyarakat dapat mengetahui, memahami, mendukung serta berpartisipasi dalam
kegiatan Inisiasi Menyusu Dini.

3. PELAKSANAAN KEGIATAN
Penyuluhan kesehatan tentang Inisiasi Menyusu Dini dilaksanakan di :
a. Posyandu Kasih Ibu pada tanggal 07 Januari 2017
b. Desa Bt.Pimpin pada tanggal 13 Juni 2017
4. Peserta
a. Peserta penyuluhan di Posyandu Kasih Ibu Sebanyak 19 orang
b. Peserta Penyuluhan di Desa Bt.Pimpin Sebanyak 50 orang (Kader Posyandu)

5. Metode
Metode yang digunakan adalah Ceramah, Demonstrasi, serta Tanya Jawab

6. Narasumber
a. Narasumber pada kegiatan penyuluhan Inisiasi Menyusu Dini di Posyandu Kasih Ibu adalah Eka
Juniatin, A.Md.Keb
b. Narasumber pada kegiatan penyuluhan Inisiasi Menyusu Dini di Desa Bt.Pimpin adalah Nurliana,
S.ST

7. Pendanaan
Pendanaan pada kegiatan ini adalah BOK

8. Penutup
Dengan diadakannya penyuluhan mengenai Inisiasi Menyusu dini diharapkan dapat memberikan
informasi secara umum pada masyarakat untuk nantinya menerapkan inisiasi menyusu dini dan
memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

Mengetahui
Kepala Puskesmas

Adrianus Kusmiran, SKM


NIP 19770330 199602 1 001

Anda mungkin juga menyukai