Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

UPAYA MENURUNKAN KEJADIAN KIPI DAN PENANGANANNYA


MELALUI PENGUATAN PELAKSANAAN SESUAI SOP
PROGRAM IMUNISASI
UPTD PUSKESMAS DOMPU BARAT

Disusun oleh :

HJ. SITI ASIAH, S.KEP

PENANGGUNG JAWAB PROGRAM IMUNISASI


UPTD PUSKESMAS DOMPU BARAT
DINAS KESEHATAN KAB DOMPU
Jln, Di Ponegoro Kelurahan Monta Baru, Kec Woja Dompu NTB

2019

Puskesmas Dompu Barat Page 1


BIODATA PENULIS

Nama : Hj. Siti Asiah, S.kep

Tempat Tanggal Lahir : Dompu, 31 Desember 1968

Agama : Islam

Status : PNS

Jabatan : Staf Puskesmas Dompu Barat

Alamat Rumah : Lingkungan Bukit larema kel. Simpasai Kec. Woja

Alamat Kantor : Jln. Diponegoro Kelurahan Monta Baru, Kec.

Woja, Kab. Dompu

No.Hp : 082 341 953 248

RIWAYAT PENDIDIKAN :

1. Sekolah Dasar Inpres Madaprama, tahun 1983


2. SMP Negeri No. 04 Dompu, 1986
3. Sekolah Perawat kesehatan Bima, tahun1989
4. Diplomat III Keperawatan Poltekkes Kesehatan Mataram Tahun 2007
5. S1 Stikes Mataram Tahun 2010

PENGALAMAN KERJA
1. Perawat Pustu Bara, 01 maret 1990 – 1998, Bedasarkan SK Kepala Dinas
Kesehatan Kab, Dompu. Tanggal 4 januari 1990
2. Perawat Di Puskesmas Dompu Barat 1999 - sekarang

Puskesmas Dompu Barat Page 2


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Upaya Menurunkan Kejadian Kipi Dan Penanganannya

Melalui Penguatan Pelaksanaan Sesuai Sop


.
1. Yang terhormat IBU KEPALA DINAS KESEHATAN, beserta jajaran, dan
lingkup Dinas Kesehatan Kab. Dompu.
2. Kepala UPTD Puskesmas Dompu Barat serta jajaran lintas program
3. Lintas program lainnya, serta pihak – pihak lainnya. yang tidak bisa kami sebutkan
satu persatu.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini untuk kedepannya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Puskesmas Dompu Barat Page 3


DAFTAR ISI

BIODATA PENULIS…………………………….………………………………………i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………iv

DAFTAR ISI………..……………………………………………………………………vi

BAB I

PENDAHULUAN ……………………………………………………………............. 5

A. Latar belakang………………………………………….………………….…..5
B. Tujuan…………………………………………………..…………………......6
C. Kegiatan pokok dengan rincian kegiatan ada di lampiran…………………….6

BAB II

DATA DAN PEMULIHAN KESEHATAN DAN INOVASI .........................................16

A. Data permasalahan kesehatan…………….………………………………......16


B. Luas wilayah….……………………………………………………..………..16
C. Jumlah Sasaran ...……….……..……………………………………………..17

INOVASI …… …………...…………………………………...……………….…….......18

BAB III

PENUTUP………………………………………………………………………..…….... 21

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………........ 22

Puskesmas Dompu Barat Page 4


BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Seiringng dengan cakupan imunisasi yang tinggi mapenggunaan vaksin apakah
kejadian juga meningkat.Dalam menghadapi hal tersebut penting di ketahui apakah
kejadian tersebut berhubungan dengan vaksin yang di berikaan atau kejadian secara
kebetulan.Reaksi simpang yang di kenal dengan kejadian paska imunisasi ( KIPI )
atau kejadian medic yang berhubungan dengan imunisasi dapat juga berupa reaksi
vaksin ,reaksi suntikan, kesalahan prosedur,atau pun koinsiden sedangkan Imunisasi
adalah pemberian kekebalan terhadap tubuh agar terhindar suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu antigen ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit
yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata
imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit, hanya akan
memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar
dari penyakit lain diperlukan imunisasi ,sebagai salah kesejahteraan yang perlu di
wujudkan dalam cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam UUD 1945,
keberhasilan pembagunan sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang sehat,
terampil dan ahli serta disusun dalam program kesehatan yang terpadu yang didukung
oleh data dan informasi ,epidemologi yang valid termasuk dalam hal kejadian pasca
imunisasi (KIPI), Dan di atur menurut UUD nomor 36 tahun 2019 tentang Imunisasi
adalah salah satu upaya mencegah pennyakit, tapi resiko tindakan pemberian
imunisasi dalam pencegahan itu pasti terjadi angka kejadian kipi seperti :
demam, Abses pada tempat suntikan dan Limfadenitis. Salah satu prioritas
pemerintah dalam hal itu adalah peningkatan MDGS (Milenium Developeelt Goals)
menurunkan angka kematian bayi dan balita.
Apabila seorang anak telah mendapatkan imunisasi perlu diobsevasi
beberapa saat, ]sehingga dipastikan tidak terjadi KIPI (reaksi cepat). Berapa lama
observasi ,sebenarnya sulit ditentukan, tetapi pada umumnya setelah pemberian
setiap jenis imunisasi harus dilakukan observasi selama 15 menit.untuk
menghindarkan kerancuan maka gejala klinis yang dianggap sebagai KIPI dibatasi
dalam jangka waktu tertentu bila timbulnya gejala klinis.

Puskesmas Dompu Barat Page 5


KIPI yang paling serius terjadi pada anak adalah reaksi anafilaksis. Angka
kejadian reaksi anafilaktoid diperkirakan 2 dalam 100.000 dosis DPT, tetapi yang
benar-benar reaksi anafilaksis hanya 1-3 kasus diantara 1 juta dosis. Dalam
beberapa kasus dengan keadaan tertentu KIPI dapat menyebabkan resiko kematian,
terutama pada bayi. hal ini yang menarik penulis untuk menyusun sebuah makalah
Mengenai kejadian ikutan pasca imunisasi, untuk mempelajari penyebab dan
penatalaksanaan penanggulangan Kipi. Sehigga permaslahan kipi dapat teratasi
dengan cepat dan tepat. Karena tahun2016 /2017 Puskesmas Dompu Barat
Khususnya imunisasi perrnah menyumbangkan angka Kejadian kipi (Kejadian
ikutan pasca imunisasi) di 4 desa wilayah Puskesmas Dompu Barat. Berdasarkan
angka kejadian itu, penulis mencoba mengangkat makalah ini dengan upaya
menurunkan Angka Kejadian Kipi.

2. TUJUAN
a. Tujuan umum
1. Menurunkan Angka Kejadian Kipi dan Meningkatkan Kepercayaan
masyarakat tentang Apa itu kipi?
2. Menurunkan angka kesakitan,kematian serta kecacatan akibat penyakit yang
dapat di cegah dengan imunisasi ( PD3I )
b. Tujuan khusus
1. Apa yang dimaksud dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi.( KIPI)
2. Penyebab terjadinya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi.
3. Mengetahui Penatalaksanaan, Penanganan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
4. Mengurangi / menekan angka kejadian KIPI

3. KEGIATAN POKOK DENGAN RINCIAN KEGIATAN ADA DI BAGIAN


LAMPIRAN -LAMPIRAN

1. Mencatat setiap penemuan kegiatan baik yang di laporkan orang tua pasien,
kader,masyarakat ataupun petugas kesehatan .dituangkan dalaam formolir kipi
oleh petugas imunisasi.
2. Mencatat laporan kipi serius nan non serius.
3. Melakukan pelacakan / investigasi kasus KIPI serius yang di rawat di rumah sakit
yg menimbulkan rumor atau meningga
Puskesmas Dompu Barat Page 6
4. Lampiran 1
Persiapan petugas dan peralatan untuk turun posyandu

5.

Penyuluhan sebelum memberikan pelayan imunisasi di posyandu desa wawonduru

Sweeping rabies di DAM MILA RABABAKA

Puskesmas Dompu Barat Page 7


6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

PEMBERIAN IMUNISASI DPT HB HIB DI DALAM GEDUNG PUSKESMAS


DOMPU BARAT

16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29. PERSIAPANN TURUN POSYANDU

Puskesmas Dompu Barat Page 8


PERSIAPAN TURUN PELAKSANAAN BIAS DI SEKOLAH

30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.

Puskesmas Dompu Barat Page 9


MENGSI DATA PENGELUARAN VAKSIN SERTA VVM YANG TERPAKAI DI
LAPANGAN

41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53. KEJADIAN KIPI DPT HB HIB TAHUN 2017
54.
55.
56.
57.

Puskesmas Dompu Barat Page 10


KEJADIAN KIPI DPT HB HIB TAHUN 2017
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72. Berdoa sebelum memulai aktivitas pagi hari

Puskesmas Dompu Barat Page 11


CV kejadin kipi HB-0 tahun 2016

Puskesmas Dompu Barat Page 12


LAMPIRAN

BREAFING PENCAPAIAN PROGRAM DI PRAMINILOK

Puskesmas Dompu Barat Page 13


Lampiran
Lembar Inform concent

Puskesmas Dompu Barat Page 14


Lembaran surat persetujuan imunisasi

Puskesmas Dompu Barat Page 15


BAB II
DATA PERMASALAHAN KESEHATAN / INOVASI /HASIL

1. DATA DEMOGRAFI
Puskesmas Dompu Barat didirikan sejak tahun 1975, dengan jumlah Desa /
Kelurahan wilayah kerja Kecamatan Woja sebanyak 14 Desa / Kelurahan. Puskesmas
Dompu Barat memiliki luas wilayah kerja ± 327.96 km2 yang terdiri dari 3 Kelurahan
dan 11 Desa yang berpenduduk sekitar 53.348 jiwa, dimana laki-laki berjumlah
27.136 jiwa dan perempuan berjumlah 26.212 jiwa. Adapun batas-batas wilayah kerja
Puskesmas Dompu Barat:
a. Sebelah utara : Berbatasan dengan Kecamatan Kilo
b. Sebelah selatan : Berbatasan dengan Teluk Cempi
c. Sebelah barat : Berbatasan dengan Desa Soriutu Kecamatan Manggelewa
d. Sebelah timur : Berbatasan Kecamatan Dompu.
Wilayah kerja Puskesmas Dompu Barat sebagian besar merupakan wilayah
dataran dengan ketinggian 13-58 meter dari permukaan laut dan merupakan daerah
yang sangat potensi untuk pertanian tanaman pangan di Kabupaten Dompu.

2. DATA IMUNISASI
Jumlah Bayi di wilayah Puskesmas Dompu Barat, Laki-laki 1,311, perempuan
1,213,= Terget Estimasi untuk bayi yang di Imunisasi dari Kabupaten 1318 bayi/balita
untuk tahun 2019.
Table 1: Data jumlah bayi menurut jenis kelamin, desa/kelurahan di wilayah kerja
Puskesmas Dompu Barat.

Puskesmas Dompu Barat Page 16


JUMLAH KELAHIR
NO. DESA/KEL LAKI – LAKI PEREMPUAN
Lahir Hidup Total Lahir Hidup Total
1. SANEO 34 34 68 37 37 74
2. SERAKAPI 24 24 48 17 17 34
3. SIMPASAI 97 97 194 89 89 178
4. KANDAI II 96 96 192 80 80 160
5. WAWONDURU 45 45 90 47 47 94
6. MONTABARU 46 45 91 48 48 96
7. MATUA 46 46 92 48 48 96
8. RABABAKA 21 21 42 12 12 24
9. BAKAJAYA 58 57 115 57 57 119
10. NOWA 47 47 94 45 45 90
11. BARA 40 39 79 53 52 105
12. MADAPRAMA 33 33 66 31 31 62
13. MUMBU 33 33 66 27 27 54
14 RIWO 37 37 74 16 16 32
JUMLAH (KAB/KOTA) 657 654 1,311 607 606 1,213
Sumber Data : Puskesmas Dompu Barat.

Peta Wilayah Puskesmas Dompu Barat.

Puskesmas Dompu Barat Page 17


3. Permasalahan
a. Masih adanya kejadian KIPI di Puskesmas Dompu Barat yaitu terjadi di tahun
2016 dengan jumlah 1 orang di desa Madaprama dan 1 orang di desa Mumbu,
sedengakan di tahun 2017 terjadi di Montabaru 1 orang dan wawonduru 1 orang
terjadi di jenis vaksin HB-0 dan DPT HB HIB.
b. Berawal dengan adanya kasus kipi (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)
kepercayaan masyarakat di desa tersebut terhadap imunisasi menurun
c. Upaya mengembalikan kepercayaan masyarakat melalui pendekatan dengan
kader, keluargan ,desa dan dusun untuk di berikan pemahaman tentang masalah
Kejadian kipi bila di temukan di tengah masyarakat.

Grafik kejadian kasus ikutan pasca imunisasi (KIPI)


GRAFIK ANGKA KEJADIAN KIPI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS DOMPU BARAT
1 1 1 1
1
0.8
Axis Title

0.6
0.4
0.2 00 0 00 00 0 00 0 00 00 00 00 0 00 00
0
Riw Ma Bar No Wa Mat Mo Kan Sim San sera Mu Bak Rab
o dap a wa won ua nta dai pas eo kapi mb ajay aba
ram dur Bar dua ai u a ka
a u u
tahun 2016 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
tahun2017 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0

4. Karya Inovasi
Setelah angka kejadian kipi terjadi 2 tahun berturut turut di Puskesmas Dompu Barat
berbagai upaya kita lakukan untuk menurunkan angka tersebut, kami melakukan
koordinasi dengan Bapak Kepala Puskesmas beserta staf dan lintas program yaitu
Bidan Koordinator wilayah desa kerja puskesmas Dompu Barat, Kepala desa,
Kader,posyandu,kepala dusun,ketika ada kejadian mereka bisa memberikan
pemahaman tentang kipi dan kalau cepat di tangani tidak akan berbahaya dan itu
adalah respon tubuh masing orang itu berbeda-beda walaun memang kipi itu terjadi
bisa karena kebetulan, Vaksin, kesalahan program, dan penyebab lain tidak diketahui.

Puskesmas Dompu Barat Page 18


-OJT PETUGAS imunisasi dilapangan yang dilengkapi dengan SOP di masing-
masing petugas yang isinya :
KIT imunisasi, :
a. Box Vaksin
b. Vaksin
c. Apd ( Handscoun, Masker )
d. Obat – Obatan
e. Analfilatik Syok ( Adrenalin / Ephineprin )
f. Paracetamol Syirup / Puyer
g. Spuit ( 0,05 Ml, 0,5 Ml, 3 Ml, 5ml )
h. Kapas basah
i. Safeti Box
j. Tas Ransel

 SK petugas, JADWAL posyadu dan berkoordinasi dengan bidan-bidan desa dan


koordinator desa
 HA min 1 dan hari ha posyandu kit posyandu itu kami sediakan untuk
mendukung pelaksanaan esok hari,sehingga perlengkapan itu siap di bawa pada
saat posyandu..
 Kunjungan rumah kejadian kipi untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat
yang mempunyai bayi dan balita khususnya.
 Kipi tidak boleh terjadi lagi untuk tahun berikutnya di Puskesmas Dompu Barat
KHUSUS untuk program imunisasi : dengan MOTO : MENURUNKAN
ANGKKA KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI),
MENINGKATKAN UCI DESA/IDL.dan kami belum pulang sebelum sasaran
kami datang walaupun petugas yang lain sudah pulang di wilayah posyandu,
memaksimalkan sweeping desa dari dana BOK yang di berikan oleh pimpinan
Puskesmas Dompu Barat
5. Hasil
Dari upaya yang maksimal dan pelaksanaan imunisasi di lakukan sesuai SOP ,
penurunan angka kejadian kipi tahun 2018 tidak ditemukan dan kami dari program
imunisasi mendapatkan REWARD dari Pimpinan Puskesmas Dompu Barat karena
mendapatkan UCI DESA/IDL meningkat serta pada pelaksanaan imunisasi Campak
Rubela (MR) kami mendapatkan catpol pusdatin terbaik, dengan sasaran bayi/balita

Puskesmas Dompu Barat Page 19


usia sekolah sekecamatan Woja sebanyak 18,261 anak dengan Kriteria masing-
masing desa mencapai angka 97%, 98% sampai 99%. Ini melalui monev program
imunisasi dilapangan dan Hasil laporan Imunisasi dengan 97,7% di tahun 2018.
Sedangkan untuk tahun 2019 cakupan imunisasi Puskesmas Dompu Barat sampai
dengan bulan September 2019 rata-rata 88,9%.

Hasil menurunkan angka kejadian KIPI


GRAFIK ANGKA KEJADIAN KIPI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS DOMPU BARAT

1
0.9
0.8
0.7
Axis Title

0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Riw Ma Bar No Wa Mat Mo Kan Sim San sera Mu Bak Rab
o dap a wa wo ua nta dai pas eo kapi mb ajay aba
ram ndu Bar dua ai u a ka
a ru u
Tahun 2018 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
tahun 2019 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Puskesmas Dompu Barat Page 20


BAB III
PENUTUP
 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan yang telah disampaikan mengenai permasalahan kejadian
ikutan paska imunisasi dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kejadian ikutan paska imunisasi adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi
dalam waktu 24 jam setelah pemberian tindakan imunisasi dan 42 hari setelah
pemberian imunisasi.
2. Yang menjadi penyebab terjadinya kejadian ikutan paska imunisasi diantarnya
adalah: Kesalahan program/teknik pelaksanaan, Reaksi suntikan, induksi vaksin,
kebetulan (KOISEDENT) dan sebab lain yang tidak diketahui.
3. Pertolongan terhadap kejadian ikutan paska imunisasi harus disesuaikan dengan tanda
gejala, dan gejala klinis.
4. Angka kejadian kipi untuk Puskesmas Dompu barat tahun 2018/2019 belum ada
kejadian kipi. Dari berbagai upaya inovasi dan motivasi yang kami lakukan menuai
keberhasilan program imunisasi dalam menurunkan kejadian ikutan pasca imunisasi
(KIPI) Bisa dilihat di lampiran-lampiran kegiatan imunisasi dilapangan pada saat
posyandu. Untuk kedepannya kami tetap mempertahankan pelayanan yang berkualitas
dengan mengembangkan diri untuk memberikan pelayan yang terbaik untuk
masyarakat dengan berkolaborasi dengan program-program yang lain.

Akhirnya ucapan terimah kasih yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada


Pimpinan Pukesmas Dompu Barat yang telah mendukung semua fasilitas pelayanan
yang kami lakukan.

 Saran
Dalam usaha pelayanan kesehatan yang berkualitas, dari kesimpulan yang telah
diambil penulis dapat menyarankan agar :
- Pelayanan kesehatan terutama Bidan di Desa dan petugas program imunisasi terus
mengembangkan diri dalam memberikan pelayanan/pertolongan terhadap kejadian
ikutan pasca imunisasi.
- Petugas harap memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai SOP

Dompu, 10 Oktober 2019

Penyusun

Hj. Siti Asiah, S.Kep

Puskesmas Dompu Barat Page 21


Puskesmas Dompu Barat Page 22
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2011, Hasil Kajian Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) Pada Kampanye
Imunisasi Tambahan Campak dan Poli, depkes.go.id, diakses 16 Mei 2017
Dokter Indonesia, 2010, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), klinikbayi.com, diakses
tanggal 15 Mei 2017
Dokter Indonesia, 2014, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Serta
Penanganannya, mediaimunisasi.com, diakses tanggal 15 Mei 2017
Dokter Indonesia, 2014, Inilah 5 Penyebab KIPI (Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi), mediaimunisasi.com, diakses tanggal 15 Mei 2017

Hadinegoro, S.R., 2003. Immunogenicity and safety of DTwP (Bio Farma) vaccine
combined with recombinant Hepatitis b (GCVC) vaccine in Indonesian children.
Biofarma.
Heitjik, R.A., et al. 2002. Hepatitis B surface antigen (HBsAg) derived from yeast cells
(Hansenula polymorpha) used to estabilish an influence of antigenic subtype (adw2,
adr,ayw3) in measuring the immuno response after vaccination. Vaccine, 20, 2191-6.
Galazka, A.M. 1993. Immunological basic for immunization. WHO,EPI, GENEWA
Kristi, Maria, 2017, Mengenal Pengelompokan Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi, kompasiana.com, diakses tanggal 16 Mei 2017

Meta box, 2012, Penyebab Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi


(KIPI), infoimunisasi.com, diakses tanggal 15 Mei 2017

Kesmas, 2015, Definisi, Epidemiologi, dan Etiologi Kejadian Ikutan Pasca


Imunisasi, indonesian-publichealth.com, diakses tanggal 14 Mei 2017

Puskesmas Dompu Barat Page 23


Lampiran

KIT IMUNISASI DI LUAR GEDUNG

1. BOX VAKSIN
2. VAKSIN
3. APD ( HANDSCOUN, MASKER )
4. OBAT – OBATAN
a. ANALFILATIK SYOK ( ADRENALIN / EPHINEPRIN )
b. PARACETAMOL SYIRUP / PUYER
5. SPUIT ( 0,05 ml, 0,5 ml, 3 ml, 5ml )
6. KAPAS
7. SAFETI BOX
8. TAS RANSEL

Puskesmas Dompu Barat Page 24

Anda mungkin juga menyukai