Anda di halaman 1dari 2

CAMPAK

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/1
Kepala Puskesmas

PUSKESMAS
WAIHAONG dr. Adriyati Arief
NIP. 19640111
200604 2 002
Pengertian Pengertian Campak adalah kasus dengan gejala bercak kemerahan di tubuh
berbentuk makulopaluler didahului panas badan >38 derajat Celsius (teraba
panas) selama tiga hari atau lebih dan disertai salah satu gejala batuk, pilek
atau mata merah.
Tujuan Tujuan - Untuk mengetahui perubahan epidemiologi campak
- Mengidentifikasi populasi resiko tinggi
- Memprediksi terjadinya KLB campak
- Melaksanakan penyelidikan epidemiologi setiap KLB campak
- Memberikan rekomendasi dan tidak lanjut pada program pencegahan dan
pemberantasan campak

Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.

Tentang Campak

Referensi 1. Undang-undang no.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulanagan
Wabah penyakit
3. Referensi Petunjuk Teknis Surveilans Campak direktorat jenderal PPM-PL
DEPKES RI DIT.EPIM-KESMA,Subdit Surveilans Epidemiologi,Jakarta 2006

Alat dan Bahan


Penatalaksanaan Alat :
1. Alat tulis kantor
2. Materi Penyuluhan

Langkah-Langkah
1. Petugas surveilens menerima laporan kasus dari RS/Dinkes/masyarakat atau
mengkaji register puskesmas untuk melihat jumlah kasus Campak.

1/2
2. Petugas mencatat laporan di buku catatan kasus.
3. Menentukan jadwal atau kunjungan PE
4. Petugas menyiapkan peralatan
5. Petugas mendatangi lokasi untuk mengetahui adanya kasus tambahan
dengan cara wawancara terhadap masyarakat, keluarga kasus dan tokoh
masyarakat.
6. Petugas melakukan pemeriksaan jika demam >38 c selama 3 hari atau
disertai bercak kemerahan berbentuk makulopapular, batuk, pilek, atau mata
merah (konjungivitis) dirumah penduduk. Catat dan kirim ke DINKES Kab/ Kota.
7. Ambil spesimen serum darah dan kirim ke laboraturium.
8. Jika hasil positif, lakukan respon KLB
9. Respons tatalaksana kasus (Lakukan pengobatan simtomatis dan untuk
mengatasi komplikasi yang muncul seperti bronchopneumonia dan
konjungivitis, lakukan pemberian vitamin A dosis tinggi pada kasus sesuai
dengan usia dan populasi balita beresiko sekitar lokasi KLB ).
10. Respons pelaporan dengan menggunakan standar pelaporan KLB
11. Respons kesehatan masyarakat ( Lakukan PE, Lakukan Surveilens Intensif,
Lakukan Pemberian vaksinasi pada anak-anak beresiko tinggi ( belum vaksinasi
campak ) di lokasi sekitar KLB, Lakukan Surveilens intensif, penyuluhan tentang
pentingnya imunisasi dan giz pada bayi, member makanan tambahan ).
12. Pencatatan pelaporan.

2/2

Anda mungkin juga menyukai