Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga
meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.
Sehat merupakan kehendak semua pihak, tidak hanya oleh orang perorang, tetapi juga oleh keluarga,
kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat ada beberapa hal
yang perlu dilakukan di antaranya menyelenggarakan pelayanan kesehatan, dan pembangunan di
bidang kesehatan.
Menurut WHO (1947) Definisi Sehat dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik
secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Definisi WHO
tentang sehat mempunyui karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang po sitif
antara lain; Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh, Memandang sehat
dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal, Penghargaan terhadap pentingnya peran
individu dalam hidup.
Menurut Undang-undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 mendefinisikan tentang Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara
sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang
utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan
bagian integral kesehatan.
Menurut Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan bahwa setiap
kegiatan dalam upaya memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip non diskriminatif, partisipatif,dan berkelanjutan. Upaya
pelayanan kesehatan dilakukan dengan mengikut sertakan masyarakat secara luas yang mencakup
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh, berjenjang, terpadu dan
berkesinambungan. Upaya kesehatan juga perlu mempertimbangkan perkembangan teknologi dan
informasi bidang kesehatan seiring dengan fenomena globalisasi berdasarkan paradigma sehat.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya ,
Untuk mewujudkan tujuan tersebut diciptakanlah Visi Indonesia Sehat, yang merupakan cerminan
masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia dengan ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan
perilaku, dan dalam lingkungan sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, diseluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan daerah
dihadapkan kepada beberapa keadaan dan isu penting, yaitu kesehatan sebagai hak asasi dan
sekaligus investasi, adanya transisi demografis dan epidemiologis, tantangan global sebagai akibat
kebijakan perdagangan bebas, demokratisasi yang terus berkembang disegala bidang dan aspek
kehidupan masyarakat sangat bervariasi. Isu-isu penting ini apabila dihadapi dengan arif dan
bijaksana, maka merupakan sebuah peluang dan sekaligus pula tantangan untuk pembangunan sektor

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 1


kesehatan di masa datang. Kabupaten Konawe telah melaksanakan berbagai upaya pembangunan
kesehatan untuk mewujudkan Indonesia Sehat secara umum, dan secara khusus Kabupaten Konawe
Sehat, baik sebelum era otonomi daerah maupun sampai dengan saat ini secara terus menerus dan
berkesinambungan untuk memacu pembangunan bidang kesehatan. Sektor kesehatan sesuai dengan
prioritas pembangunan daerah Kabupaten Konawe, merupakan prioritas ketiga setelah sektor
Pembangunan Infrastruktur dan sektor Pendidikan. Kontribusi sektor kesehatan dalam pembangunan
di Kabupaten Konawe tidak saja dalam aspek pembangunan kesehatan semata, tetapi juga
memberikan kontribusi pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui retribusi pelayanan
kesehatan.
Melalui pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini tidak terlepas dari beberapa issu
pembangunan kesehatan di Kabupaten Konawe dalam mendukung program pemerintah kedepan
yaitu Re-Akreditasi Puskesmas, Peningkatan Pelayanan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP), serta peningkatan program BPJS/JKN dan KIS. Keberhasilan pembangunan kesehatan dan
status derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Konawe dapat dilihat pada pencapaian angka-
angka tolok ukur (indikator) seperti Angka Kematian Bayi, Balita dan Ibu Maternal cukup rendah
apabila dibandingkan dengan angka rata-rata nasional. Prevalensi balita yang menderita gizi kurang
maupun gizi buruk, beberapa trend kenaikan kasus penyakit seperti demam berdarah agar tidak
terjadi wabah atau kejadian luar biasa. Prevalensi Penyakit Menular seperti, Tuberkolosis Paru (TB
Paru) masih dapat dikendalikan, demikian juga terhadap penyakit-penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi serta permasalahan kesehatan lainnya seperti Upaya Pelayanan Kesehatan Dasar
(UPKD), Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), Program Keluarga Berencana, dan lain sebagainya.
Permasalahan Prevalensi Penyakit Menular tersebut diatas, masih dtemukan juga permasalahan
lain yang masih dirasakan pada saat ini adalah adanya kesenjangan mutu pelayanan kesehatan, dan
akses terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu belum merata dan juga luas jangkauan di setiap
Puskesmas Kecamatan sampai Kelurahan dan Desa perlu mendapatkan perhatian khusus.
Pelayanan kesehatan yang bermutu untuk masyarakat, banyak faktor yang mempengaruhi,
seperti kesenjangan sosial ekonomi masyarakat, belum memadainya jumlah penyebaran tenaga
kesehatan, komposisi, jenis dan mutu pelayanan tenaga kesehatan. Keterbatasan sumber pembiayaan
kesehatan dan belum optimalnya alokasi pembiayan kesehatan juga berdampak terhadap rendahnya
mutu sarana dan prasarana yang dimiliki.
Situasi dan kondisi pada saat ini dan kedepan, maka sektor kesehatan di Kabupaten Konawe
perlu dikelola dengan lebih dinamis, proaktif, dan profesional dengan melibatkan semua sektor
terkait, pemerintah, swasta dan masyarakat dengan meningkatkan peran kemitraan, sehingga
kesehatan tidak menjadi tanggung jawab pemerintah saja namun menjadi tanggung jawab bersama.
Pembangunan sektor kesehatan pada masa mendatang membutuhkan perencanaan yang strategis dan
terpadu serta dikelola dengan penerapan manajemen yang dinamis dan akuntabel.
Profil Puskesmas memberikan data dan informasi gambaran situasi dan sarana pelaporan hasil
pemantauan pencapaian dari penyelenggaraan pelayanan minimal, yang bersumber dari berbagai
instansi baik dari Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe, maupun lintas sektor yang ada di Kabupaten
Konawe.

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 2


B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memenuhi kebutuhan data dan informasi yang siap, mudah diperoleh, mudah dipahami, relevan,
bermanfaat, akurat dan konsisten di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Uepai Kabupaten Konawe.
2. Tujuan Khusus
Merupakan pelaksanaan salah satu tupoksi Puskesmas
C. Isi Ringkasan Profil
1. Visi
“Mewujudkan Masyarakat Kecamatan Uepai Yang Sehat, Mandiri Dan Berkeadilan”
2. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut diatas, maka UPTD Puskesmas Uepai, menetapkan Misi
sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas dan terjangkau bagi
masyarakat.
b. Menjamin terselenggaranya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan
berkeadilan dengan penekanan pada peningkatan upaya promotif dan preventif
c. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor
3. Motto UPTD Puskesmas Uepai
“Masyarakat Sehat, Kebanggaan Kami”
4. Tata Nilai UPTD Puskesmas Uepai: “ ANAMOLEPO “
Amanah :
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai petugas Puskesmas Uepai harus mengutamakan
sopan santun dan memiliki rasa hormat kepada semua pasien serta bersikap jujur dan dapat
dipercaya untuk berusaha semaksimal mungkin memenuhi setiap kebutuhan dan harapan
masyarakat.
Netral :
Menunjukkan keterbukaan pelayanan dengan aturan kerja yang jelas, ringkas dan tuntas sebagai
petugas Puskesmas Uepai sehingga bisa dipahami oleh sasaran pelayanan.
Adil :
Setiap petugas Puskesmas Uepai dituntut untuk berlaku adil tanpa membedakan suku, agama, ras
dan budaya serta jabatan yang dimiliki oleh pasien/sasaran serta berlaku adil antar karyawan.
Moral :
Menjalankan pelayanan secara adil dengan integritas moral yang tinggi serta menerapkan standar
etika sebagai petugas Puskesmas Uepai pada saat memberikan pelayanan kepada pasien
(konsumen)
Loyalitas :
Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan tugas pelayanan kesehatan di
Puskesmas Uepai.

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 3


Empati :
Kesabaran dan perhatian petugas Puskesmas Uepai dalam memberikan pelayanan dan dapat
merasakan keluhan/masalah pasien serta dapat memberikan jawaban yang jelas yang dapat
dimengerti pasien
Profesional :
Dalam melaksanakan tugas/kewajiban sebagai petugas Puskesmas Uepai harus dilandasi dengan
standar pelayanan profesi yang berlaku, kompotensi, menegakkan integritas, nilai etika dan
responsif dalam melaksanakan profesi.
D. Sistematika Penyajian
Sistematika Penyusunan Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 yaitu :
Bab I Pendahuluan
Menyajikan tentang tujuan penyusunan Profil Puskesmas.
BAB II Gambaran Umum
Menyajikan gambaran umum yang meliputi Keadaan Geografi, Keadaan Penduduk,
Tingkat Pendidikan dan Penduduk Miskin di Kabupaten Konawe.
BAB III Sarana Kesehatan
Menguraikan tentang keadaan sarana pelayanan kesehatan dan akses dan mutu pelayanan
di Puskesmas dan jaringannya serta upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
BAB IV Sumber Daya Manusia Kesehatan
Menguraikan tentang Keadaan Sumber Daya Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP)
BAB V Pembiayaan Kesehatan
Menguraikan tentang Alokasi Sumber Pembiayaan Kesehatan di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP)
BAB VI Kesehatan Keluarga
Memberikan gambaran tentang Pelayanan Kesehatan Keluarga,Pelayanan Kesehatan Ibu
dan Anak, Pelayanan Keluarga Berencana, dan Program Perbaikan Gizi Masyarakat.
BAB VII Pengendalian Penyakit Dan Kesehatan Lingkungan
Memberikan gambaran tentang pelayanan kesehatan P2 Menular dan Penyakit Tidak
Menular,Pelayanan Sepuluh Besar Penyakit dan Pelayanan Kesehatan Lingkungan.
Bab VI Penutup
Memuat hal-hal yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut, berkaitan dengan
keberhasilan-keberhasilan dan hal-hal yang masih dianggap kurang dalam rangka
perbaikan mutu pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas Uepai dan penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di Kabupaten Konawe.

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 4


BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Keadaan Geografis

Puskesmas Uepai Kecamatan Uepai ± 9,2 km dari ibu Kota Kab.Konawe, secara astronomis
kecamatan Uepai terletak antara 3045000’ dan 3056000015’ lintang Selatan, dan antara
121051’15..- 1220 6’51’15 Bujur Timur.
Berdasarkan geografisnya Kecamatan Uepai memiliki batas-batas sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Unaaha
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Konawe
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Lambuya
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kolaka Timur
Luas wilayah Kecamatan Uepai 11,876 Ha atau 1,02% dari luas daratan Kabupaten Konawe.
Desa dengan wilayah terluas di Kecamatan Uepai adalah Desa Rawua dengan luas 24,58 km 2 dan
Desa dengan luas wilayah terkecil adalah Desa Anggawo dengan luas 2,07 km 2.
Puskesmas Uepai merupakan Puskesmas non perawatan yang berdiri sejak Tahun 2004. Lokasi
Puskesmas Uepai terletak di Desa Matahoalu yang berjarak ± 8 km dari bu Kota Kabupaten Konawe,
dengan jumlah wilayah kerja 17 Desa dan 1 Kelurahan.

PETA WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS UEPAI

Sumber: Data Arsip Badan Pusat Statistik Kab.Konawe Tahun 2021

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 5


B. Keadaan Demografis

1. Pertumbuhan

Jumlah penduduk di Kecamatan Uepai Tahun 2021 Sebesar 13.026 Jiwa. Pertumbuhan
penduduk di Kecamatan Uepai, dapat dilihat pada Tabel 1, sebagai berikut.

Tabel. 1
Jumlah Desa/Kelurahan, Luas wilayah, Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk, Jumlah
Rumah Tangga (KK), dan Rata-rata Jiwa Per Rumah Tangga Menurut Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021

Kepadatan Rumah Rata-rata Jiwa


Luas
No Desa/Kel Penduduk Penduduk Tangga per-Rumah
(Km2)
Per-Km2 (KK) Tangga
1 2 3 4 5 6 7

1 Rawua 24,58 1.251 46 390 3


2 Amaroa 7,54 522 65 124 4
3 Tamesandi 12,49 772 61 200 4
4 Ameroro 6,72 1.000 152 282 4
5 Anggopiu 4,92 1.383 283 349 4
6 Olo-oloho 2,61 588 211 135 4
7 Panggulawu 2,52 199 84 54 4
8 Uepai 9,4 935 99 256 4
9 Tawarotebota 7,83 594 71 140 4
10 Matahoalu 3,84 597 150 155 4
11 Tawamelewe 6,73 730 110 173 4
12 Langgomea 3,49 1.180 335 311 4
13 Baruga 10,39 794 76 201 4
14 Humboto 2,36 865 365 247 4
15 Kasaeda 2,6 556 203 142 4
16 Tanggondipo 2,49 500 167 100 4
17 Puuroda Jaya 3,47 370 101 91 4
18 Anggawo 2,07 190 93 60 3
Jumlah 118.76 13.026 108 3.410 4
Sumber : Data UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021

Pada Tabel.1 diatas, menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk di Kecamatan Uepai


mengalami peningkatan pada Tahun 2021, terjadinya pertumbuhan penduduk disetiap tahunnya
disebabkan bertambahnya jumlah kelahiran dan adanya penduduk yang datang (tidak menetap).

2. Persebaran dan Kepadatan

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 6


Luas wilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai sebesar 11.876 Ha, jumlah penduduk menurut
Kelurahan/Desa pada tahun 2021, dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut.
Tabel. 2
Jumlah Penduduk Menurut Desa/Kelurahan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Uepai Pada Tahun 2021

Luas Wilayah
No Kelurahan/Desa Jumlah Penduduk Persentase
(Ha)

1 Rawua 1.251 2.729 9,75

2 Amaroa 522 754 3,83

3 Tamesandi 722 1.249 5,96

4 Ameroro 1.000 672 7,98

5 Anggopiu 1.383 492 10,86

6 Panggulawu 199 252 1,64

7 Olo-oloho 588 261 4,30

8 Uepai 935 940 7,27

9 Tanggondipo 500 249 3,24

10 Tawarotebota 594 783 4,31

11 Baruga 794 1.039 6,18

12 Tawamelewe 730 673 5,80

13 Kasaeda 556 260 4,13

14 Matahoalu 597 384 4,52

15 Humboto 865 236 6,74

16 Langgomea 1.180 349 9,14

17 Puuroda jaya 370 347 2,75

18 Anggawo 190 207 1,50

13.026 11.876 100

Sumber: Data UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021

Pada Tabel 1. Diatas, menunjukkan bahwa Desa Anggopiu merupakan jumlah penduduk
yang paling tertiggi yaitu 1.383 jiwa sedangkan Desa Anggawo jumlah penduduk yang paling
terendah yaitu 190 jiwa. Konsentrasi penduduk yang tidak merata masih merupakan ciri yang
paling menonjol dari penduduk Kecamatan Uepai. Hal ini ditandai dengan besarnya perbedaan
kepadatan antara Desa/Kelurahan satu dengan yang lainnya.

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 7


3. Sex Ratio Penduduk

Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari perkembangan ratio jenis
kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan. Adapun jumlah
penduduk laki-laki sebesar 6.651 jiwa dan perempuan sebesar 6.375 jiwa, jumlah penduduk
dan sex ratio menurut kecamatan,dapat dilihat pada tabel. 3 sebagai berikut.

Tabel. 3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin diwilayah Kerja UPTD Puskesmas Uepai
Tahun 2021

JUMLAH PENDUDUK
KELOMPO
RASIO
NO K UMUR LAKI- PEREMPUA LAKI-LAKI+
JENIS
(TAHUN) LAKI N PEREMPUAN
KELAMIN
1 0–4 639 644 1.283 108

2 5–9 614 614 1.228 100

3 10 – 14 694 670 1.364 103

4 15 – 19 659 656 1.315 99

5 20 – 24 531 488 1.019 108

6 25 – 29 443 439 882 91

7 30 – 34 515 465 980 106

8 35 - 39 522 520 1.042 99

9 40 - 44 472 436 908 106

10 45 - 49 367 353 720 105

11 50 - 54 325 277 602 110

12 55 - 59 268 234 502 111

13 60 - 64 197 197 394 101

14 65 - 69 162 154 316 101

16 70 - 74 115 112 227 105

15 75+ 128 116 244 112

JUMLAH 6.651 6.375 13.026 103

ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY


50
RATIO)
Sumber:Data UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 8


C. Keadaan Sosial Ekonomi
Mata pencaharian penduduk di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Uepai dapat dilihat pada tabel 4
sebagai berikut.

Tabel. 4
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Uepai
Tahun 2021

NO PEKERJAAN/MATA PENCAHARIAN PERSENTASE (%)


1 PNS 12
2 TNI/POLRI 3
3 Wiraswasta/pedagang 5
4 Petani 80
TOTAL
Sumber :Data UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021.

Pada tabel 4 tersebut dapat dilihat berdasarkan Pekerjaan tertinggi adalah bekerja sebagai Petani
sebanyak 80% dan pekerjaan yang paling terendah adalah sebagai TNI/POLRI sebanyak 3%.

D. Keadaan Sarana Pendidikan


Peningkatan sumber daya manusia tidak terlepas dari standar minimal pendidikan. Jumlah tenaga
tenaga kesehatan dan tenaga administrasiyang tercatat khususnya lingkup UPTD Puskesmas Uepai
tahun 2021, disajikan dalam tabel 5 sebagai berikut:

Tabel. 5
Distribusi Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021
NO Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

1 Perguruan Tinggi 876 9,76

2 SLTA/ Sederajat 3.050 33,98

3 SMP 2.405 26,79

4 SD 2.645 29,47

Jumlah 8.976 100

Sumber : Data UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021


Pada Tabel.5 diatas, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Lingkup Kerja UPTD Puskesmas
Uepai Kecamatan Uepai tahun 2021 yaitu Pendidikan perguruan tinggi sebanyak 876 orang (9,76%)
dan Pendidikan terendah SD/Sederajat sebanyak 2.645 0rang (29,47%).

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 9


BAB III
SARANA KESEHATAN

A. Sarana Kesehatan
1. Puskesmas dan Jaringannya
Puskesmas Uepai merupakan Puskesmas Non Perawatan yang berada di Kecamatan Uepai.
Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai juga mempunyai beberapa fasilitas jaringan
kesehatan dalam hal pelaksanaan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat, hal
ini dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikuit.

Tabel. 6
Jenis Jejaring di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Uepai Dalam Pelayanan Kesehatan
Tahun 2021

No Jenis Jejaring Jumlah

1 Puskesmas Pembantu 2
2 Posyandu 19
3 Posyandu Lansia 10
4 Posbindu 16
5 Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) 15
6 Polindes 2
7 Poskesdes 5
Sumber : Data UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021
2. Sarana Pelayanan lain
Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai memiliki beberapa sarana pelayanan kesehatan
yang di kelolah secara pribadi atau praktek untuk melayani pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Adapun sarana pelayanan lainnya yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Uepai dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut.

Tabel. 7
Jenis Sarana Pelayanan Lain diwilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021

No Jenis Sarana Pelayanan Jumlah


1 Praktek Dokter Keluarga 1

2 Praktek Bidan Swasta (BPS) 3

3 Praktek Perawat 1

Sumber : Data UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021.

3. Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian


Sarana produksi dan distribusi kefarmasian yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Uepai tidak ada.

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 10


Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 11
B. Akses dan Mutu Pelayanan
Akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar di UPTD Puskesmas Uepai sudah sangat
bagus dan bisa dijangkau oleh semua lapisan masyarakat yang berada diwilayah kerja Puskesmas
Uepai untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari petugas kesehatan, hal ini disebakan karena
letak Puskesmas Uepai sangat strategis berada di daerah tidak terlalu jauh dari perkampungan
penduduk, dan mutu pelayanan di UPTD Puskesmas Uepai belum terlalu maksimal hal ini
disebabkan oleh karena masih kuran tenaga dokter umum serta tidak adanya tenaga dokter gigi di
UPTD Puskesmas Uepai, selain itu masih terbatasnya sarana dan prasarana serta alat penunjang
lainnya di Poli umum dan di ruang Unit Gawat Darurat untuk melakukan tindakan terhadap
pasien, sehingga UPTD Puskemas Uepai langsung merujuk pasien yang tidak bisa di tangani di
Puskesmas ke BLUD Rumah Sakit Kabupaten Konawe.
1. Cakupan Kunjungan Rawat Jalan
Cakupan kunjungan rawat jalan di UPTD Puskesmas pada Tahun 2021 dapat dilihat pada
tabel 8 sebagai berikut :
Tabel. 8
Jumlah Cakupan Kunjungan Rawat Jalan di UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021

No Jenis Kepesertaan Jumlah


1 Askes PNS 586
2 BPJS KIS 5.714
3 Jamkesda Kartu Sehat Konawe (KSK) 67
4 Umum 498
5 Gratis 2.247
Total 9.110
Sumber : Data UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021
2. Cakupan Kunjungan Rawat Inap
Cakupan kunjungan rawat Inap di UPTD Puskesmas pada Tahun 2021 tidak ada, karena
UPTD Puskesmas Uepai adalah Puskesmas Non Perawatan.
3. Indikator Kinerja Sesuai Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

CAPAIAN
NO JENIS PELAYANAN
TARGET %
1 2 3

1 Pelayanan kesehatan Ibu Hamil 66.55

2 Pelayanan kesehatan Ibu Bersalin 66.79

3 Pelayanan kesehatan Bayi Baru Lahir 71.37

4 Pelayanan kesehatan Balita 65.21

5 Pelayanan kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar 93.33

6 Pelayanan kesehatan pada Usia Produktif 53.77

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 12


7 Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut 24.51

8 Pelayanan kesehatan penderita hipertensi 65.77

9 Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus 99.41

10 Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat 82.35

11 Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis 42.50

Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus


12 yang melemahkan daya tahan tubuh manusia ( Human 31.67
Immunodeficiency Virus)

4. Puskesmas dengan Ketersedian Obat Vaksin dan Essensial


Ketersediaan obat vaksin dan essensial di UPTD Puskesmas Uepai dapat dilihat pada tabel
10 sebagai berikut.
Tabel .10
Ketersediaan Obat Vaksin dan Essensial di UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021

No Nama Obat dan Vaksin Sediaan Jumlah


1 Amoxicillin tablet 500 mg Tablet 4.200
2 Amoxicillin Drops Botol 40
3 Antasida DOEN tablet Kombinasi Tablet 1.800
4 Deksametason tablet Tablet 1.900
5 Diazepam Tube Rectal 5 mg/ml/Stesolid Tube 13
6 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1 % (sebagai HCL) Ampul 0
7 Garam Oralit Saset 150
8 Ibupropen tablet 400 mg Tablet 400
9 Kloramenirmin Maleat 4 mg tablet Tablet 3.100
10 Kotrimoxaol dewasa 480 mg tablet Tablet 800
11 Kotrimoxaol syrup Botol 50
12 Katopril tablet 25 mg Tablet 500
13 Metronidaol 500 mg tablet Tablet 1.000
14 Obat anti tuberculosis dewasa Paket 4
15 Prednison 5 mg Tablet 600
16 Paracetamol syrup Botol 97
17 Itamin B Compleks Tablet 1.200
18 Vaksin BCG Vial 9
19 Vaksin TT Vial 0
20 Vaksin DPT/DPT-HB/DPT-HB-Hib Vial 17
Sumber : Data UPTD Puskesmas Uepai

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 13


C. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
1. Posyandu
Pelayanan Posyandu diwilayah kerjaUPTD Puskesmas Uepai dilaksanakan sesuai dengan
jadwal Posyandu di 18 Desa/Kel yang ada di Kecamatan Uepai, dimana jumlah Posyandu
yang ada diwilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai berjumlah 19 Posyandu , yang dimana ada
satu desa yang memiliki 2 Pos Pelayanan kesehatan terpadu terhadap bayi,balita dan ibu
hamil yakni berada di Desa Rawua. Jadwal pelayanan Posyandu dapat dilihat pada tabel 11
sebagai berikut.

Tabel. 11
Daftar Pelayanan Posyandu di Desa dan Tanggal Pelaksanaannya di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021
NO DESA/KELURAHAN NAMA POSYANDU TANGGAL
PELAKSANAAN
1 Rawua Monapa 3
2 Waraka 25
3 Amaroa Morini 4
4 Tamesandi Membiri 5
5 Ameroro Waraka 6
6 Anggopiu Meohai 7
7 Panggulawu Kartika Pratama 8
8 Olo-Oloho Diana Pertiwi 9
9 Kelurahan Uepai Anamolepo 10
10 Tanggondipo Samaturu 12
11 Tawarotebota Wonua Mandara 13
12 Baruga Anggrek 14
13 Tawamelewe Mawar 16
14 Kasaeda Bunga Kamboja 17
15 Matahoalu Melati 19
16 Humboto Mawar 20
17 Langgomea Tunas harapan 21
18 Puuroda Jaya Siwatu 23
19 Anggawo Anggawo 27
Sumber: Data UPTD Puskesma Uepai Tahun2021

2. Posbindu Posbindu PTM

Pelayanan Posbindu diwilayah kerjaUPTD Puskesmas Uepai dilaksanakan sesuai


dengan jadwal Posbindu di 15 Desa yang ada di Kecamatan Uepai, dimana jumlah Posbindu
yang ada diwilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai berjumlah 16 Pos, yang dimana ada satu
desa memiliki dua pelayanan kesehatan posbindu yakni desa Rawua. Jadwal Pelaksanaan
pelayanan kesehatan Posbindu dapat dilihat pada tabel 12 sebagai berikut.

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 14


Tabel. 12
Daftar Pelayanan Posyandu di Desa dan Tanggal Pelaksanaannya di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021

NO DESA/KELURAHAN TANGGAL PELAKSANAAN


1 Rawua 3
25
2 Amaroa 4
3 Tamesandi 5
4 Ameroro 20
5 Panggulawu 8
6 Olo-Oloho 9
7 Kelurahan Uepai 10
8 Tanggondipo 12
9 Baruga 14
10 Tawamelewe 16
11 Kasaeda 17
12 Langgomea 21
13 Puuroda Jaya 23
14 Anggawo 27
Sumber : Data UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 15


BAB IV
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

A. Jumlah Tenaga Medis di Fasilitas Kesehatan


Ketersediaan sumber daya Tenaga Medis di UPTD Puskesmas Uepai pada Tahun 2021 masih
sangat kurang belum ada tenaga dokter gigi dan analis kesehatan, hanya memiliki 1 tenaga dokter
umum yang melayani klinik umum.
B. Jumlah Tenaga Keperawatan dan Kebidanan di Fasilitas Kesehatan
Ketersediaan sumber daya manusia Tenaga Keperawatan dan Kebidanan yang ada di UPTD
Puskesmas Uepai dapat kita lihat pada tabel 13 sebagai berikut.

Tabel .13
Jumlah Sumber Daya Tenaga Keperawatan dan Kebidanan di UPTD Puskesmas Uepai
Tahun 2021

Status
No Jenis Ketenagaan Jumlah
PNS PHL
S1 Keperawatan
1 3 2 5
D3 Keperawatan
2 3 11 14
D4 Kebidanan
3 2 1 3
D3 Kebidanan
4 10 6 16
Sumber : Data UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021

C. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan dan Gizi di Fasilitas


Kesehatan
Ketersediaan sumber daya manusia Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan dan
petugas Gizi yang ada di UPTD Puskesmas Uepai dapat kita lihat pada tabel 14 sebagai berikut

Tabel .14
Jumlah Sumber Daya Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan dan Gizi
di UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021

Status
No Jenis Ketenagaan Jumlah
PNS PHL
1 S2 Kesehatan Masyarakat 1 0 1
2 S1 Kesehatan Masyarakat 5 1 6
3 S1 Sanitarian 0 2 2
4 D3 Kesehatan Lingkungan 1 0 1
5 D3 Gizi Masyarakat 1 2 3
Sumber : Data UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021
D. Jumlah Tenaga Tehnik Biomedik, Keterapian fisik dan Keteknisan Medik di Fasilitas
Kesehatan

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 16


Ketersediaan Sumber daya manusia tenaga Biomedik, Keterapian Fisik dan Keteknisan medik
di UPTD Puskesmas Uepai tidak ada.
E. Jumlah Tenaga Kefarmasian di Fasilitas Kesehatan
Ketersediaan Sumber daya manusia tenaga farmasi di UPTD Puskesmas Uepai pada Tahun
2021 sebanyak 1 orang tenaga, S1 Farmasi yakni 1 orang PHL.

F. Jumlah Tenaga Penunjang Pendukung Kesehatan di Fasilitas Kesehatan


Jumlah tenaga penunjang pendukung kesehatan di UPTD Puskesmas Uepai pada tahun 2021
sebanyak 1 orang tenaga tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang di pekerjakan di rekam
medik.

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 17


BAB V

PEMBIAYAAN KESEHATAN

A. Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)


Sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat yang digunakan oleh peserta di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Uepai pada Tahun 2021 ada dua jenis yakni Kartu Jaminan Kesehatan Nasional yang
berasal dari pusat yang biasa di sebut JKN-KIS dan kartu Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda)
atau Kartu Sehat Konawe (KSK), kartu sehat konawe adalah kartu yang diberikan langsung dari
Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe terhadap masyarakat miskin atau tidak mampu yang
tidak terkaper didalam pendataan penerimaan kartu JKN-KIS dari Pusat.

B. Desa Yang Memanfaatkan Dana Desa Untuk Kesehatan Puskesmas


Diwilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai memiliki 17 Desa dan 1 Kelurahan, dan masing-
masing desa sudah memanfaatkan dana desa untuk pelayanan kesehatan di Tahun 2021.
Pemanfaatan dana desa antara lain dalam hal membantu pelayanan kesehatan dengan cara
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada bayi dan balita di Posyandu, pemberian insentif
kader, pembelian baju kader dan ada beberapa desa sudah membeli alat untuk keperluan di
Posyandu seperti timbangan bayi, timbangan untuk ibu hamil dan pembelian alat pemeriksaan
kesehatan, cek gula darah, cek kolestrol dan cek asam urat.

C. Anggaran Kesehatan Di Puskesmas


Anggaran Kesehatan di Puskesmas sebagai sumber pembiayaan dalam melaksanakan upaya
pembangunan kesehatan yang bermutu di wilayah kerjanya berasal dari APBD dalam bentuk dana
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) , Dana Jampersal, Dana Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN), dan Operasional Puskesmas (OP).
Secara umum alokasi pembiayaan sektor kesehatan pada masa mendatang perlu mendapatkan
porsi yang lebih besar dibandingkan dengan kondisi sekarang, hal ini juga sesuai dengan
rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni minimal 5% dari PDRB. Besarnya
pembiayaan kesehatan yang proporsional sesuai dengan bidang tugas dan kewajibannya
diperlukan untuk menjamin terselenggaranya upaya pelayanan kesehatan yang bermutu, secara
adil, merata dan terjangkau. Hal ini juga dikaitkan dengan upaya peningkatan akses pelayanan
kesehatan bagi keluarga miskin yang mendapat jaminan pemeliharaan kesehatan melalui program
BPJS/JKN, Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), Jaminan Persalinan (Jampersal), serta
bantuan APBD.
1. Dana bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
Dana Bantuan Operasional Kesehatan merupakan dana alokasi khusus (DAK) non fisik di
bidang kesehatan yang bersumber dari dana APBN yang di alokasikan kepada daerah tertentu
yang tujuannya untuk membantu puskesmas dalam penyediaan dana guna meningkatkan

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 18


pencapaian target program di UPTD Puskesmas Uepai, adapun penggunaan anggaran dana
BOK sesuai petunjuk teknis, yang dimana penggunaan dana BOK terbagi dari pendanaan
kegiatan kunjungan rumah PIS-PK, kegiatan program Essensial, kegiatan program
Pengembangan dan biaya Manajemen UPTD Puskesmas Uepai dapat kita lihat pada tabel 15
sebagai berikut

Tabel. 15
Alokasi Pembiayaan Dana Bantuan Operasional Kesehatan UPTD Puskesmas Uepai
Tahun 2021

No Uraian Kegiatan Jumlah Anggaran (Rp) Realisasi (%)


1 UKM Esensial Rp.605.500.000,- 98.26%
2 Anggaran Covid Rp.322.000.000,- ,- 39.75%
3 Operasional Rp.6.076.000,- 100%
Total Rp.927.500.000,-

Sumber: Data UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021.

Berdasarkan Tabel 15 diatas menerangkan bahwa alokasi penggunaan dana bantuan


Operasional Kesehatan (BOK) terealisasi 98.26%. Dana BOK sangat membantu dalam
hal pelayanan kesehatan yang bermutu baik di dalam gedung maupun diluar gedung
Puskesmas.
2. Dana Non Kapitasi
Dana Non Kapitasi adalah dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang digunakan untuk
membiayai pelayanan kesehatan dan operasional FKTP diluar tarif kapitasi, yang dibayarkan oleh
BPJS kesehatan kepada FKTP setelah pengajuan klaim atas pelayanan rawat inap tingkat pertama,
pelayanan kebidanan dan pelayanan rujukan. Realisasi penggunaan dana non kapitasi UPTD
Puskesmas Uepai sampai dengan Desember 2021 sudah mencapai 100% . pemanfaatan dana non
kapitasi UPTD Puskesmas Uepai dapat kita lihat pada tabel 16 sebagai berikut :

Tabel. 16
Alokasi Pembiayaan Dana Jaminan Persalinan UPTD Puskesmas Uepai
Tahun 2021

No Uraian Kegiatan Jumlah Anggaran (Rp) Realisasi (%)


1 Rujukan Persalinan 0,- 0
2 Jasa Pelayanan Persalinan 9.190.000,- 100
4 Manajemen 1.960.000,- 100
Total 11.150.000,-
Sumber : Data UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021

Berdasarkan Tabel.16 diatas menunjukan bahwa alokasi pengunaan dana non kapitasi.

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 19


UPTD Puskesmas Uepai dialokasikan untuk Jasa Pelayanan Persalinan dan Manajemen
dari kedua kegiatan tersebut yang dialokasikan anggarannya terealisasi 100% pada
Tahun 2021.

3. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)


Dana Jaminan Kesehatan Nasional adalah dana kapitasi yang di terima oleh FKTP dari
badan penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan setiap bulan dan dimanfaatkan seluruh nya
untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional pelayanan
kesehatan UPTD Puskesmas Uepai dapat kita lihat pada tabel 17 sebagai berikut.

Tabel. 17
Alokasi Pembiayaan Dana Jaminan Kesehatan Nasioanal UPTD Puskesmas Uepai
Tahun 2021

No Uraian Kegiatan Jumlah Anggaran (Rp) Realisasi (%)


1 Jasa Pelayanan Rp.224.669.553,- 100
2 Biaya Belanja Alat Kesehatan Rp.32.095.650,- 100
3 Biaya Belanja Operasional Rp.64.191.297,- 100
Total Rp.320.956.500,- 100
Sumber : Data Puskesmas UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021.

Berdasarkan Tabel 17 diatas menerangkan bahwa alokasi penggunaan dana Jaminan


Kesehatan Nasioanal (JKN ) terealisasi 100%. Dana JKN sangat membantu dalam hal
pelayanan kesehatan, perbaikan bangunan fisik puskesmas, dan belanja alat kesehatan
penunjang di UPTD Puskesmas Uepai.

4. Dana Operasional Puskesmas (OP)


Dana operasional Puskesmas Tahun 2021 bersumber dari anggaran APBD Pemerintah
Kabuputen Konawe yang alokasi dana nya di berikan kepada Puskesmas setiap tiga bulan
sekali, yang dimana anggarannya diperuntukan buat kegiatan operasional Puskesmas yakni
belanja Alat Tulis Kantor, Belanja Biaya Listrik, Belanja Biaya Cetak, Belanja Biaya
Penggandaan, Belanja Biaya Perbaikan Gedung Puskesmas, Belanja Biaya Suku Cadang
Kendaraan Dinas Kesehatan dan Belanja Biaya Bahan Bakar Minyak untuk Kendaraan Dinas
Puskesmas.

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 20


BAB VI

KESEHATAN KELUARGA

A. Kesehatan Ibu
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Pelayanan kesehatan ibu hamil meliputi pelayanan kesehatan antenatal care, pemeriksaan
Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan
mental dan fisik ibu hamil hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas persiapan
pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Pelayanan antenatal
merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis
kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama
kehamilannya, yang mengikuti pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat
pada kegiatan promotif dan preventif. hasil pelayanan antenatal dari cakupan K1 dan K4 di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai dapat kita lihat pada Gambar 1 sebagai berikut.

Gambar. 1
Pelayanan Kesehatan Pemeriksaan Ibu Hamil (ANC) di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Tahun 2021

100
93.19
100
80
90
80 67.03
70
60
Target
50
Pencapaian
40
30
20
10
0
Pelayanan K1 Pelayanan K4

Berdasarkan Gambar 1 diatas menerangkan bahwa pencapaian K1 adalah 93 % dari


target yang harus dicapai 100% dan ada kesenjangan 7%, tidak Tercapainya target
penacapaian di tahun 2021 disebabkan ada beberapa ibu hamil yang masih percaya
dengan tradisi adat istiadat untuk tidak memeriksakan kehamilannya di bulan pertama.
2. Pelayanan Kesehatan Bersalin

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 21


Pelayanan kesehatan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Uepai di wajibkan persalinan di fasilitas kesehatan agar ibu dan bayi selamat
dalam proses persalianan untuk mencegah terjadinya angka kematian ibu dan bayi. Adapun
persalinan yang ditolong tenaga kesehatan sebanyak 179 ibu bersalin atau (67%). Dan untuk
jumlah kunjungan pelayanan kesehatan neonatus kepada bayi ( KN1) berjumlah 180 bayi
(71%)
3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Pelayanan kesehatan ibu nifas tujuannya untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik
maupun psikologis dengan melaksanakan skrining secara komprehensif, deteksi dini,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi. Adapun pelayanan
kesehatan ibu nifas yang dilakukan diwilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai sebanyak 179
ibu nifas atau (67%) dari target yang harus dicapai 90%.
4. Pelayanan Penanganan Komplikasi Kebidanan
Pelayanan penanganan komplikasi baik ibu hamil, ibu bersalin maupun ibu nifas diwilayah
kerja UPTD Puskesmas berjumlah 52 orang dari jumlah sasaran bumil yakni 279.
5. Pelayanan Kontrasepsi
Peserta KB aktif adalah cakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang masih aktif
dibandingkan dengan jumlah pasangan usia subur di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu. Indikator ini menunjukkan jumlah peserta KB baru dan lama yang masih aktif
memakai alat dan obat kontrasepsi (alkon) terus-menerus hingga saat ini untuk menunda,
menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan. Pasangan Usia Subur (PUS)
adalah pasangan suami-isteri, berusia 15-49 tahun. Peserta KB Aktif Menurut Jenis
Kontrasepsi di wilayah kerja Puskesmas Uepai tahun 2021, hasil pelayanan kontrasepsi di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai dapat dilihat pada Tabel. 18 sebagai berikut.
Tabel. 18
Pelayanan Peserta KB Baru Dan KB Aktif di Wilayah Keja UPTD Puskesmas Uepai
Tahun 2021
PESERTA KB AKTIF
No Desa / Kelurahan JUMLAH PUS
JUMLAH %
1 Rawua 178 44 25
2 Amaroa 70 70 100
3 Tamesandi 109 86 79
4 Ameroro 145 99 68
5 Anggopiu 198 84 42
6 Panggulawu 31 30 97
7 Olo-oloho 78 57 73
8 Uepai 133 47 36
9 Tanggondipo 59 48 81
10 Tawarotebota 79 58 73
11 Baruga 113 76 67
12 Tawamelewe 106 106 100
13 Kasaeda 76 63 83
14 Matahoalu 83 82 99
15 Humboto 122 122 100
16 Langgomea 167 114 68
17 Puuroda Jaya 50 49 98

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 22


18 Anggawo 27 5 19
JUMLAH 1.824 1.314 72
Sumber : Data UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021
Tabel. 18 menunjukkan bahwa PUS tahun 2021 sebesar 1.824, adapun yang menjadi Peserta
KB aktif sebesar 1.314 orang (72%) dari target yang harus dicapai 75%.

B. Kesehatan Anak
1. Pelayanan Kesehatan Neonatal
Neonatus adalah Bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa
memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat
badan 2500-4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan.
Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang mempunyai risiko
gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko
tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan
pelayanan kesehatan pada neonates (0-28 hari) minimal 2 kali, satu kali pada umur 0-7 hari
dan satu kali lagi pada umur 8-28 hari. Persentase pelayanan neonatus risti yang dirujuk dan
mendapat pelayanan/penanganan sebesar 0 kasus dengan persentase 0%. Upaya pelayanan
yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan adalah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan
bayi dan melakukan konseling perawatan bayi dan ibu.
Hasil pencatatan dan pelaporan Programer Kesehatan Keluarga UPTD Puskesmas Uepai
Tahun 2021 menunjukkan bahwa jumlah kunjungan neonatus (KN1 0-2 hari) sebanyak 180
(71%) dan kunjungan neonatus (KN3 8-28 hari) sebanyak 177 (70%).
2. Berat Badan Lahir Bayi
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) kurang dari 2.500 gram merupakan salah satu faktor
utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan atas 2
kategori yaitu BBLR karena premature dan BBLR karena Intrauterine Growth Retardation
(IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang.
Hasil pengumpulan dan pelaporan data programer Kesehatan Keluarga UPTD Puskesmas
Uepai Tahun 2021 dari jumlah bayi lahir hidup sebanyak 255 bayi, ditemukan adanya kasus
bayi baru lahir dengan berat badan rendah sebanyak 3 bayi.
3. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI Eksklusif adalah pemberian ASI sedini dan sebanyak mungkin sejak bayi
dilahirkan hingga bayi berusia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makana lain, bahkan air
putih sekalipun. WHO merekomendaikan pemberian ASI Eksklusif pada bayi cukup
dilakukas 7n hingga bayi berumur enam bulan karena hasil kajian memperlihatkan bahwa air
susu ibu mengandung semua nutrisi terbaik untuk tumbuh kembang bayi dan mengandung
antibodi yang berfungsi melawan sakit penyakit dan membantu penyempurnaan sistem
kekebalan tubuh yang dibutuhkan bayi bahkan untuk bayi berusia enam bulan.
Hasil pengumpulan dan pelaporan data programer Gizi UPTD Puskesmas Uepai Tahun
2021 bahwa bayi umur 0- 6 bulan sebanyak 102 bayi, yang mendapatkan ASI Eksklusif
sebanyak 42 bayi (41%)
4. Pelayanan Kesehatan Bayi

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 23


Cakupan kunjungan bayi adalah bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4
kali yaitu 1 kali pada umur 29 hari–2 bulan, 1 kali pada umur 3–5 bulan, dan satu kali pada
umur 6–8 bulan dan 1 kali pada umur 9–11 bulan sesuai standar di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen seksi KIA dalam
melindungi bayi sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan.
Adapun jumlah sasaran bayi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021
sebanyak 243 bayi, dengan cakupan jumlah kunjungan sebesar 160 bayi (66%).
5. Pelayanan Imunisasi
Pelayanan imunisasi dasar ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
dari penyakit yang dapat dicegah dengan cara imunisasi. penyakit-penyakit tersebut yang
dapat dicegah dengan imunisasi adalah Difteri, Tetanus, Batuk Rejan (Pertusis), Campak
(Measles), Polio dan Tuberkulosa. Pada dasarnya imunisasi adasar adalah proses merangsang
sistem kekebalan tubuh dengan cara memasukkan (baik itu melalui suntik atau minum) suatu
virus atau bakteri tersebut telah dilemahkan atau dibunuh, bagian tubuh dari kita bakteri atau
virus itu juga sudah dimodifikasi sehingga tubuh kita tidak kaget dan siap untuk melawan bila
bakteri atau virus sungguhan menyerang. Selengkapnya disajikan Gambar. 1 persentase
cakupan pemberian imunisasi dasar Tahun 2021 sebagai berikut :

Gambar. 2
Persentase Cakupan Pemberian Imunisasi Dasar Tahun 2021

86.89
90.00
80.00 72.54
67.62
70.00
54.92
60.00 51.23
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
HB0 BCG DPTHB3 Polio 4 Campak

Berdasarkan dari gambar. 2 menunjukan persentase cakupan pemberian imunisasi dasar di


wilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai untuk imunisasi BCG sudah mencapai target yakni
86.89%, namun untuk jenis pemberian vaksin HB0, BCG, DPT HB3, Polio 4 dan Campak
belum mencapai target, hal ini di sebabkan karena sering terjadinya kekosongan stok vaksin
dan sering terlambat pendistribusian vaksin dari Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe ke
UPTD Puskesmas Uepai serta masih ada beberapa kelompok yang tidak mau menerima untuk
pemberian vaksin imunisasi kepada anak bayi dan balitanya.
6. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi dan Anak Balita
Kekurangan Vitamin A merupakan satu dari masalah yang paling penting yang menimpa
anak-anak di Indonesia. Vitamin A adalah nutrisi penting yang dibutuhkan bagi kesehatan
mata, penglihatan dan kekebalan tubuh. Anak-anak yang tidak mendapatkan cukup vitamin A

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 24


akibat diet normal dimungkinkan akan mengalami kekurangan vitamin A sehingga
menimbulkan beberapa penyakit, menyebabkan kebutaan dan mengakibatkan kematian.
Program Nasional pemberian suplemen vitamin A adalah upaya penting untuk mencegah
kekurangan vitamin A di antara anak-anak Indonesia. Pemberian Vitamin A 2 (dua) kali
dilakukan setiap bulan Februari dan bulan Agustus. Jumlah cakupan bayi dan balita di
wilayah kerja Puskesmas Uepai tahun 2021 yang mendapatkan kapsul vitamin A sebanyak
717 (66%) dari jumlah balita sebanyak 1.090.
7. Pelayanan Kesehatan Balita
Pelayanan Kesehatan balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai Pada Tahun 2021 telah
di lakukan oleh petugas Kesehatan berupa penimbangan, pengukuran tinggi badan,pemberian
vitamin A, Pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita. Adapun pelayanan kesehatan balita
yang telah dilakukan di Posyandu sebanyak 778 balita.
8. Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu (D/S)
Tujuan penimbangan yang rutin diadakan setiap bulan di Posyandu dan sarana lainnya ini
bertujuan untuk mengetahui apakah bayi dan balita tumbuh sehat, mengetahui dan mencegah
gangguan pertumbuhan,mengetahui bila balita sakit, kelengkapan imunisasi dan mendapatkan
penyuluhan gizi. Adapun cakupan penimbangan balita di Posyandu di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Uepai pada tahun 2021 adalah 65%, yang seharusnya target dicapai adalah 80%
jadi ada kesenjangan 15%.
9. Status Gizi Pada Balita
Status gizi balita di wilayah kerja UPTD Puskesamas Uepai Pada Tahun 2021 berdasarkan
indeks BB/U( Balita Gizi Kurang) berjumlah 150 balita (19 %), TB/U (Balita Pendek)
berjumlah 25 orang (3%) dan BB/TB ( Balita Kurus) berjumlah 123 (15%) dengan Jumlah
Balita usia 0- 59 bulan yang diukur BB dan TB nya sebanyak 778 balita.
10. Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat
Pelayanan kesehatan peserta didik ( penjaringan peserta didik) siswa SD dan setingkat di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai berjumlah 252 siswa dan yang mendapat pelayanan
kesehatan sebanyak 174 siswa (69%)
11. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Pelayanan kesehatan Gigi mulut di UPTD Puskesmas Uepai jumlah kasus gigi 36 kasus yang
dirujuk 14 kasus , sedangkan pelayanan kesehatan gigi penjaringan anak sekolah dasar
berjumlah 174 anak.
C. Kesehatan Usia Produktif Dan Usia Lanjut
Pelayanan Kesehatan usia produktif di wilayah keja UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021
sasarannya 7.970
Adapun yang mendapatkan pelayanan skrining kesehatan sesuai standar berjumlah 1.294 (17%),
dari hasil pelayanan skrining sesuai standar di temukan penduduk usia produktif yang beresiko
berjumlah 1.160 (15%).
Pelayanan Kesehatan usia lanjut di wilayah keja UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021 sasarannya
909.
Adapun yang mendapatkan pelayanan skrining kesehatan sesuai standar berjumlah 252 (28%),

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 25


D. Pelayanan Kesehatan Keluarga
Kegiatan pelayanan kesehatan keluarga di wilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai
antara lain pelaksanaan kelas ibu hamil, pelaksanaan orientasi P4K, pelaksanaan kegiatan
kesehatan remaja, pelaksnaan penjaringan kesehatan peserta didik kelas 1, 7 dan 10 (50%)

BAB VII

PENGENDALIAN PENYAKIT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

A. Pengendalian Penyakit
1. Pengendalian Penyakit Menular langsung
a. Penyakit Tuberkulosis Paru ( P2 TB Paru)
Penyakit Tuberkulosis Paru ( TB) masih menjadi masalah kesehatan karena:
 Penemuan Penderita TB BTA (+) masih rendah
 Presentase penularan tertinggi pada kelompok produktif
 Menyerang pada semua kelompok umur
Dari gambaran pencapaian program penanggulangan TB Paru di wilayah kerja Puskesmas
Uepai tahun 2021 menunjukkan pencapaian yang belum memuaskan dan memerlukan
peningkatan. Distribusi penemuan kasus TB Paru (BTA+) tahun 2017-2021, disajikan pada
Tabel. 19 sebagai berikut:
Tabel. 19
Distribusi Penemuan Kasus TB Paru (BTA+) di Puskesmas Uepai
Tahun 2021

TAHUN KASUS TB PARU ( BTA+) CDR


2017 10 17,86%
2018 15 36,58%
2019 19 49%
2020 9 22%
2021 17 43%
Sumber : Data UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021

Pada Tabel. 19 menunjukkan bahwa Penemuan kasus TB (BTA+) di wilayah kerja


Puskesmas Uepai pada tahun 2017 sebanyak 10 kasus (17,86%), tahun 2018 sebanyak 15
kasus (36,58%), tahun 2019 mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya sebanyak 19
kasus (49%), tahun 2020 sebanyak 9 kasus (22%) sedangkan di tahun 2021 kembali
mengalami kenaikan penemuan kasus sebanyak 17 Kasus (43%). Dan semua penemuan kasus
mendapatkan penanganan pelayanan pemberian obat dan pengawasan minum obat secara
teratur.

b. Penyakit Kusta (P2 Kusta)

Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa pada tahun 2021, tidak ditemukan adanya kasus
penyakit kusta di wilayah kerja UPTD Pusksmas Uepai.

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 26


Dalam menentukan jumlah penderita kusta selesai berobat dengan menggunakan kohort,
karena karena pengobatan kusta membutuhkan waktu yang lama sehingga penderita baru selesai
pengobatan pada tahun berikutnya. Apabila hasilnya kurang dari 100%, hal ini menunjukkan
bahwa penderita tersebut belum selesai berobat karena ditemukan tidak pada awal tahun
(khususnya MB) atau hilang, pindah, dan mati.

c. Penyakit Diare ( P2 Diare)


Pada Tahun 2021 ditemukan kasus Diare sebanyak 68 kasus, yang tersebar di 18
Desa/Kelurahan. Keseluruhan temuan kasus dilakukan penanganan secara rutin, dengan
persentase 100%.
Distribusi Pencapaian Penanggulangan Penyakit Diare tahun 2017-2021, disajiikan dalam
Tabel. 20 sebagai berikut:
Tabel. 20
Distribusi Pencapaian Penanggulangan Penyakit Diare di Puskesmas Uepai
Tahun 2021

Tahun Jumlah Penderita Insiden Rate (IR) per 1000


2020 152 12
2021 68 5
Sumber : Data UPTD Puskesmas Uepai, 2021

Pada Tabel. 20 menunjukkan bahwa pada tahun 2020 jumlah penderita diare sebanyak 152
kasus (Insiden Rate 12/ 1000 Penduduk), sedangkan pada tahun 2021 terjadi penurunan kasus
penyakit diare sebanyak 68 (IR 5/1000 penduduk). Gambaran Penyakit Diare Selengkapnya
disajikan pada Gambar. 3 sebagai berikut.

Gambar. 3
Penyakit Diare di Wialayah Kerja UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021

298
300 272
254
250

200
152
150

100 68

50

0
2017 2018 2019 2020 2021

Pada Gambar. 3 menunjukkan jumlah kasus diare di wilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai
di Tahun 2021 terjadi penurunan dengan jumlah keseluruhan 68 kasus, dan semua kasus diare
dapat ditangani oleh petugas programer Puskesmas untuk mencegah terjadi KLB yang
disebabkan oleh penyakit diare.

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 27


d. Penyakit Kelamin dan HIV/AIDS.
Cakupan penanggulangan P2 Kelamin dan HIV/AIDS )Hiuman Immuno Virus)/(Accuired
Immuno Deficiency Syndrom), di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Uepai pada Tahun 2021
ditemukan 2 penderita penyakit HIV/AIDS dan sudah dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Konawe kemudian pasien tersebut dirujuk ke BLUD Rumah sakit Kabupaten
Konawe untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
e. Angka “Acute Flaccid Paralysis” (AFP) pada Anak Usia < 15 Tahun per-100.000 Anak

Dalam upaya untuk membebaskan Indonesia dari penyakit polio, maka pemerintah telah
melaksanakan program Eradikasi Polio (ERAPO) yang terdiri dari pemberian imunisasi polio
secara rutin, pemberian imunisasi massal pada anak balita melalui PIN (Pekan Imunisasi
Nasional) dan surveilans AFP.
Surveilans AFP pada hakekatnya adalah pengamatan dan penjaringan semua kelumpuhan
yang terjadi secara mendadak dan sifatnya flaccid (layuh), seperti sifat kelumpuhan pada
poliomyelitis. Prosedur pembuktian penderita AFP terserang virus polio liar atau tidak adalah
sebagai berikut :
a. Melakukan pelacakan terhadap anak < 15 tahun yang mengalami kelumpuhan layuh
mendadak (<14 hari) dan menentukan diagnosa awal.
b. Mengambil spesimen tinja penderita tidak lebih dari 14 hari sejak kelumpuhan, dua kali
selang waktu pengambilan I dan II > 24 jam.
c. Mengirim kedua spesimen tinja ke laboratorium Bio Farma Bandung dengan
pengemasan khusus.
d. Hasil pemeriksaan spesimen tinja akan menjadi bukti virologis adanya virus polio liar
didalamnya.
Diagnosa akhir ditentukan pada 60 hari sejak kelumpuhan. Pemeriksaan klinis ini dilakukan
oleh dokter spesialis anak atau syaraf untuk menentukan apakah masih ada kelumpuhan
atau tidak.
f. Persentase Penyakit Kusta Ditangani

Dalam kurun waktu sepuluh tahun (1991-2001), angka prevalensi penyakit kusta secara
Nasional telah mengalami penurunan dari 4,5 per 10.000 penduduk pada tahun 1991. Lalu
turun menjadi 0,85 per 10.000 penduduk pada tahun 2001. Pada tahun 2002 prevalensi
sedikit meningkat menjadi 0,95, pada tahun 2003 turun menjadi 0,8 dan tahun 2004
meningkat lagi menjadi 0,93 per 10.000 penduduk (Profil Kesehatan Indonesia 2004,
Depkes).
Meskipun Indonesia telah mencapai eleminasi kusta pada pertengahan 2000, sampai saat
ini penyakit kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Hal ini terbukti
dari masih tingginya jumlah penderita kusta di Indonesia dan merupakan negara dengan
urutan ketiga penderita terbanyak di dunia. Penyakit kusta dapat mengakibatkan kecacatan
pada penderita dan masalah ini diperberat dengan masih tingginya stigma di kalangan

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 28


masyarakat dan petugas, akibatnya sebagian penderita dan mantan penderita dikucilkan
sehingga tidak mendapatkan akses pelayanan kesehatan dan pekerjaan yang berakibat pada
meningkatnya angka kemiskinan.
Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa pada Tahun 2021 tidak ditemukan adanya
penderita penyakit kusta di wilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai.
2. Pengendalian Penyakit Yang Dapat di Cegah Dengan Imunisasi

PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan


pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan dibahas penyakit
tetanus neonatorum, campak, diferi, dan polio.
a. Campak
Penyakit campak merupakan pembunuh No.1 di antara 6 penyakit (PD3I) yang
disebabkan oleh virus. Diprkirakan di negara yang sedang berkembang terdapat 67
juta kasus tiap tahun dan 2 juta di antaranya meninggal. Dalam tahun 1983 dilaporkan
kasus 3,1 juta dari 148 negara. Campak menular melalui kontak perorangan dengan
penderita.
Penderita dapat menularkan penyakit sebelum dan sesudah timbulnya ruam (bercak-
bercak merah pada kulit). Gejala awal penyakit berlangsung 3 sampai 7 hari berupa
kulit berwarna merah dan terasa dingin, mata berair, hidung beringus, batuk, tidak
enak badan dan demam tinggi, diikutidengan gejala spesifik campak berupa vesikel
putih keabu-abuan, dikelilingi warna merah (Kpplik spots). Komplikasi terjadi pada±
30% penderita meliputi infeksi telinga, pneumonia, ensefalitis dan diperkirakan hanya
± 41% anak balita di dunia yang mendapatkan imunisasi campak.
Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai pada tahun 2021 tidak ditemukan adanya
kasus campak.
b. Difteri
Difteri disebabkan oleh C. diphteriae, sering timbul di negara dengan keadaan
kesehatan lingkungan tidak baik; jarang timbul di negara-negara industri. Dalam
tahun 1983 dilaporkan 46.800 kasus di 160 negara, kira-kira 10% diantaranya
meninggal dunia. Penderita dapat menulari orang lain melalui kontak perorangan,
setelah sakit selama 4 minggu atau lebih Gejala meliputi demam, tak enak badan dan
sakit tenggorokan. Basil difteri di tenggorokan mengeluarkan toksin yang dapat
berakibat fatal bagi jantung dan susunan saraf. Imunisasi lengkap DPT pada bayi di
dunia, mencapai ± 47%.

Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai pada tahun 2021 tidak ditemukan adanya
kasus difteri.
c. Batuk Rejan (Pertusis)

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 29


pertusis sejumlah 51 juta dengan kematian lebih dari 600.000 orang ; namun hanya
1,1 juta penderita dilaporkan dari 163 negara dalam tahun 1983. Hampir 80% anak-
anak yang tidak diimunisasi menderita sakit pertusis sebelum umur 5 tahun.
Kematian karena pertusis, 50% terjadi pada bayi (umur < 1 tahun). Pertusis ditularkan
melalui kontak dari orang ke orang, dan penderita dapat menularkan penyakit sejak
timbulnya gejala awal."Masa inkubasi penyakit 6 12 hari.
Gejala awal pertusis menyerupai influensa, yakni pilek, bersin-bersin, batuk dan
demam (stadium catarrhalis) kemudian diikuti stadium spasmodik dan konvalesen.
Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai pada tahun 2021 tidak ditemukan adanya
kasus pertusis.
d. Tetanus
Tetanus neonatorum disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tak
steril, atau menutupinya dengan bahan- bahan seperti abu, lumpur sehingga terinfeksi
dengan bakteri tetanus. Kasus tetanus di dunia diperkirakan mengenai 800.000 bayi
yang lahir setiap tahun. Dalam tahun 1983 dilaporkan 10.000 tetanus neonatorum dari
74 negara. Hampir 100% bayi yang menderita tetanus neonatorum, meninggal dunia.
Penyakit tetanus ditandai dengan kejang-kejang yang berkembang ke seluruh tubuh.
Saat ini hanya ± 14% ibu hamil di dunia ini yang mendapatkan imunisasi TT dua
dosis. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang telah mendapatkan vaksinasi tetanus toxoid
(IT) pada waktu hamil, akan mendapatkan kekebalan selama 12 minggu dari sejak ia
dilahirkan.
Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai pada tahun 2021 tidak ditemukan adanya
kasus tetanus neonatorum.
e. Poliomylitis

Penyakit Polio disebabkan oleh virus yang dibedakan menjadi 3 jenis, yakni virus 1,
2 dan 3. Diperkirakan 275.000 anak-anak di negaja-negara sedang berkembang
menderita polio paralitik setiap tahun sebelum mencapai usia 3 tahun. Polio
merupakan penyebab utama kelumpuhan di dunia. Pada tahun 1983 dilaporkan
36.400 kasus dari 170 negara.
Polio dapat menular melalui kontak langsung atau makanan dan minuman yang
terkontaminasifaeces. Penderita dapat menjadi carrier dan dapat menularkan ke
orang lain 3 minggu sejak dia terinfeksi. Masa inkubasi polio paralitik berkisar antara
7 -14 hari.
Gejala Polio meliputi antara lain: demam, talc enak badan, sakit tenggorokan, mual-
mual, diare, sakit kepala, leher kaku, sakit otot di anggota badan dan punggung dan
paralisis. Satu dari 200 penderita akan mengalami paralisis.

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 30


Imunisasi diberikan secara oral dengan vaksin polio OPV. Hanya + 48 % anak-anak
di dunia mendapatkan imunisasi lengkap. Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai
pada tahun 2021 tidak ditemukan adanya kasus Poliomylitis.

3. Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik


a. Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang dikeluarkan
oleh vektor utama Aedes Aegipty. Penanganan DBD di perlukan dukungan dan komitmen
yang berkesinambungan dari masyarakat lintas sektor dan stake holder. Untuk mencegah
penyakit ini diperlukan peran serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan 3M
(menguras, menimbun dan mengubur) potensi tempat breeding place (berkembang biak)
Aedes aegipty.
Penyakit Demam Berdarah Dengue di wilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai pada tahun
2021 tidak ditemukan adanya kasus penyakit DBD.
b. Persentase Penyakit Filariasis Ditangani.
Program eliminasi filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global WHO tahun 2000
yaitu ’The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem
The Year 2021”. Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai sepanjang tahun 2021 tidak
ditemukan adanya kasus filariasis.
Upaya pencegahan dan pemberantasan Filariasis telah dilaksanakan pada bulan oktober
dengan program pemberian obat massal pencegahan penyakit kaki gajah.
c. Persentase Penyakit Rabies
Penyakit Rabies adalah suatu virus yang mematikan yang menyebar ke manusia dari air liur
hewan yang terinfeksi yang disebabkan oleh gigitan anjing, kucing, dan kera.
Untuk kasus Penyakit Rabies di wilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai pada tahun 2021
tiak ditemukan adanya kasus, namun terdapat kasus Gigitan Hewan Penular Rabies
(GHPR) sebanyak 36 kasus yang tersebar di 11 Desa/Kelurahan, disajikan dalam Gambar.
5 sebagai berikut.
Gambar. 5
Jumlah Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies Diwilayah Kerja
UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 31


Ameroro 1
1
Tanggodipo 1
Luar Wil. 1
Humboto 2
Amaroa 1
Uepai 2 Kucing
Kasaeda 1 Anjing
3
Langgomea 1
5
Tawamelewe 2
Tawarotebota 2
Olo-Olaho 2

0 1 2 3 4 5 6

Pada Gambar.5 menunjukkan kasus GHPR yang terbanyak terdapat di Desa Langgomea
yakni 8 kasus, dan semua kasus gigitan dapat tertangani dan diberikan suntikan Vaksin Anti
Rabies (VAR) oleh petugas kesehatan UPTD Puskesmas Uepai.
4. Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Penyakit tidak menular masih menjadi permasalahan kesehatan di Indonesia yang tergolong
tinggi. Penyakit tidak menular merupakan penyebab kematian terbanyak di Indonesia,
diantaranya penyakit jantung, hipertensi, diabetes ,penyakit ginjal, Asam Urat, Kolestrol dan
penyakit stroke
Pengendalian penyakit tidak menular di wilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai pada tahun
2021 programer Promkes dan Programer Posbindu PTM telah melakukan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan memberikan penyuluhan, melakukan kegiatan aktivitas
fisik ( Senam) dan pemeriksaan kesehatan secara dini kepada masyarakat

B. Sepuluh Besar Penyakit Di Puskesmas


Hasil pengumpulan data penyakit Laporan Bulanan (LB1) dari masing-masing penanggung jawab
sub unit pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Uepai terhimpun data 10 Besar Penyakit
pada tahun 2021, distribusi 10 besar penyakit disajikan dalam Gambar. 6 sebagai berikut :

Gambar. 6
Distribusi 10 Besar Penyakit Di UPTD Puskesmas Uepai Kecamatan Uepai
Tahun 2021

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 32


2000 1805
1800
1600
1400
1091
1200
1000
800 584 568 528
600 407
400
159
200
76 68 60
0

Pada Gambar.6 menunjukkan bahwa distribusi 10 besar penyakit di UPTD Puskesmas Uepai
pada tahun 2021, Kasus Tertinggi yaitu tekanan darah tinggi berjumlah 1.805 kasus dan kasus
yang terendah adalah Penyakit karies gigi berjumlah 60 kasus.
Sistem Manajamen Informasi yangdilaksanakan di Puskesmas dengan Pengkodean diagnosa
penyakit berdasarkan ICD 10. Dengan demikian pengkodean ICD 10, penyakit terdiagnosa lebih
terinci dan jumlah kasus penyakit terdistribusi sesuai indikasi medisnya.
C. Kesehatan Lingkungan
1. Air Minum
Air minum adalah air yang sudah bisa di konsumsi oleh masyarakat dan sudah melalui
proses di masak dan pengolahan depot air minum, namun di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Uepai masyarakat mengkonsumsi air minum ada dua jenis air minum yakni air minum
melalui proses dimasak dan pengolahan depot air minum, adapun jumlah depot air minum di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Uepai berjumlah 5 dan memiliki sertifikat memenuhi syarat
kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe dan Kantor Perizinan.
2. Sanitasi Layak
Dikatakan sanitasi layak apabila setiap kepala keluarga sudah memiliki rumah sehat.
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu yang
memiliki jamban sehat (JAGA), sarana air bersih (SAB), tempat pembuangan sampah (TPS),
sarana pembuangan air limbah (SPAL), ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah
yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Kontruksi rumah yang dan
lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko penularan
berbagai jenis penyakit khususnya penyakit berbasis lingkungan seperti DBD, Malaria, TBC,
ISPA dan lain-lain.
Persentase rumah sehat yang ada di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2021
sebesar 2.381 (77%) dari jumlah rumah 3.072 rumah.
3. Desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga meliputi jamban, tempat
sampah dan pengelolaan air limbah. Jumlah KK yang telah memiliki jamban sehat sebanyak

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 33


3.292 (96%), tempat sampah sehat 2.391 (78%), dan pengelolaan air limbah sehat sebanyak
2.381 (77%).
Dalam mendukung perubahan sanitasi total khususnya buang air besar disembarang tempat,
telah dilakukan Kegiatan Open Defekation Free (ODF) untuk mendukung pencapaian wilayah
stop buang air besar disembarang tempat dan penurunan penyakit berbasis lingkungan,
khususnya diare. Untuk tahun 2021 program ini telah dilaksanakan di satu desa yakni di Desa
Humboto dan pembiayaan dibebankan pada dana BOK, yang dikoordinir oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten. Melalui Kegiatan ODF diharapkan terjadi perubahan perilaku untuk
tidak buang air disembarang tempat.
4. Tempat Tempat Umum
Tempat-tempat umum dan pengelolaan makanan adalah kegiatan bagi umum yang
dilakukan oleh badan pemerintah,swasta atau perorangan yang langsung digunakan oleh
masyarakat yang mempunyai tempat dan kegiatan tetap serta memiliki fasilitas. Pengawasan
sanitasi tempat umum bertujuan untuk mewujudkan kondisi yang memenuhi syarat kesehatan
agar masyarakat pengunjung terhindar dari kemungkinan bahaya penularan penyakit serta
tidak meyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat disekitarnya. Tempat-tempat
umum dan pengelolaan makanan meliputi restoran/rumah makan, pasar dan TPUM lainnya.
Cakupan pengawasan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan tahun 2021
TUPM yang ada sebanyak 39 sarana (78%), dari total yang ada sebanyak 50 sarana.
5. Tempat Pengolahan Makanan
Tempat-tempat umum dan pengelolaan makanan adalah kegiatan bagi umum yang
dilakukan oleh badan pemerintah,swasta atau perorangan yang langsung digunakan oleh
masyarakat yang mempunyai tempat dan kegiatan tetap serta memiliki fasilitas. Pengawasan
sanitasi tempat umum bertujuan untuk mewujudkan kondisi yang memenuhi syarat kesehatan
agar masyarakat pengunjung terhindar dari kemungkinan bahaya penularan penyakit serta
tidak meyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat disekitarnya. Tempat-tempat
umum dan pengelolaan makanan meliputi restoran/rumah makan, pasar dan TPM lainnya.
Cakupan pengawasan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan tahun 2021
TUPM yang ada sebanyak 18 sarana, dan yang memenuhi syarat sebanyak 14 buah (77,8%).

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 34


BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Secara umum dapat disimpulkan bahwa hingga tahun 2021 ini berbagai peningkatan derajat
kesehatan masyarakat telah dicapai sebagai hasil dari pembangunan kesehatan, sejalan dengan
perbaikan kondisi umum, perbaikan keadaan sosial dan ekonomi masyarakat Kabupaten Konawe.
Situasi dan kondisi sektor kesehatan hingga tahun 2021 telah memperlihatkan seberapa jauh
perubahan dan perbaikan keadaan kesehatan yang telah dicapai menunjukkan kekurangan dan
kelebihan dari upaya-upaya kesehatan yang dilaksanakan yang tentunya juga tidak terlepas dari
kontribusi lintas sektor terkait pada sisi output nampak bahwa perilaku masyarakat untuk hidup
bersih dan sehat masih rendah. Sementara pada sisi input masih terdapat beberapa kriteria dari
pelayanan kesehatan, manajemen kesehatan dan sumber daya kesehatan yang masih jauh dari
target baik Indonesia Sehat maupun program Konawe Sehat, SPM bidang kesehatan maupun
MGDs, dengan demikian kontribusi lintas sektor terkait seperti pendidikan, dimana jumlah
pendidikan rendah dan pendidikan tinggi masih dibawah angka standar Nasional, masih
rendahnya pelayanan KB dan juga penggunaan air bersih.
Gambaran tersebut merupakan fakta yang harus dikomunikasikan, baik kepada para pimpinan
dan pengelola program kesehatan maupun lintas sektor dan masyarakat di daerah yang
didiskripsikan melalui data dan informasi, apalagi dalam era desentralisasi pengumpulan data dan
informasi dari Puskesmas menjadi relatif lebih sulit. Hal ini berimplikasi pada kualitas data dan
informasi yang disajikan dalam Profil Kesehatan Kabupaten Konawe. Disamping itu, dalam

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 35


mencermati capaian setiap indikator masih perlu penataan yang lebih maksimal lagi khususnya
dalam menggunakan pendekatan-pendekatan statistik seperti dengan menggunakan proksi yang
tepat dan jelas untuk numerator dan denominator masing-masing indikator.

B. Saran

Dengan adanya peningkatan pencapaian program diharapkan petugas kesehatan dalam


memberikan pelayanan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih maksimal lagi
kepada masyarakat demi mempertahankan pencapian program di tahun yang akan datang, serta
kami mohon dukungan kepada pemerintah setempat dalam hal ini Camat Uepai dan Lintas Sektor
yang ada di Wilayah Kecamatan Uepai agar turut berpartispasi untuk membantu meningkatkan
derajat kesehatan dengan menjaga sarana dan prasarana kesehatan lingkungan yang memenuhi
syarat kesehatan, mencegah terjadinya penderita Stunting dan gizi buruk terhadap bayi dan balita,
mencegah terjadinya angka kematian ibu dan bayi, meningkatkan pelayanan kunjungan bayi dan
balita ke Posyandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan imunisasi dasar, mengajak
masyarakat untuk hidup ber-PHBS dan bersama kita memberikan penyuluhan kepada masyarakat
tentang bahayanya penyakit menular dan penyakit tidak menular baik di dalam gedung maupun
diluar gedung Puskesmas.
Besar harapan kami dari UPTD Puskesmas Uepai untuk mensinergiskan program Nawacita
bapak Presiden Republik Indonesia dan program Bupati Konawe yakni Konawe Gemilang untuk
meningkatkan derajat kesehatan mengatasi penyakit Stunting, maka dari itu kerjasamanya para
kepala desa untuk bersama –sama mencegah penyakit stunting dengan menggunakan dana desa
dan Bantuan Operasional Kesehatan memprioritaskan program dari Pemerintah Pusat .

Profil UPTD Puskesmas Uepai Tahun 2022 36

Anda mungkin juga menyukai