TAHUN 2019
PROPOSAL
Disusun oleh :
NIA YUNIAWATI
NIM 07170100259
JAKARTA 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “PENGARUH TINGKAT
NYERI, PERAWATAN LUKA, DAN RIWAYAR ANEMIA TERHADAP
INFEKSI LUKA OPRASI PASCA SECTIO CAESAREA DI RUMAH
Penyusunan proposal ini tidak terlepas dari berbagai pihak baik secara
material maupun moril. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak baik dari masa perkuliahan hingga pada tahap penyusunan
skripsi ini tidak mudah. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Drs, H. A Jacub Chatib selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju.
2. Dr. Dr. H. M. Hafizurrachman, MPH, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju Jakarta.
3. Dr Sobar Darmaja, S.Psi, MKM, selaku wakil Ketua I Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju Jakarta.
4. Astrit Novita, SKM, M.Kes, selaku wakil Ketua II Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju Jakarta.
5. Hidayani, Amd.Keb,SKM,MKM, selaku Kepala Departemen Vokasi dan
Profesi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta.
6. Retno Sugesti S.ST, M.kes, selaku Ketua Program Studi Kebidanan Program
Sarjana Terapan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta.
7. Latif Sri Sulistyawati SKM, sebagai Pembimbing dalam penyusunan proposal
ini yang dengan sabar membimbing dan memberikan masukan hingga
selesainya skripsi ini.
8. Semua dosen yang selama ini mengajar dan mendidik penulis dalam
menempuh Pendidikan di STIKIM Jakarta.
9. Kepala RS An’Nisa Tangerang bersama staf yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian serta memfasilitasi penulis hingga
selesainya penelitian
10. Kepada ayah handa dan ibunda tercinta, Kakak-kakak dan semua keponakaan
yang telah mendukung baik moril maupun material semoga Allah SWT selalu
melindungi dan memberikan kesehatan dan kebahagian buat kita semua.
11. Rekan-rekan seperjuangan yang selalu bersama dalam suka maupun duka
selama proses studi pada Program Sarjana Terapan Kebidanan di STIKIM
Jakarta
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus. Indikasi SC bisa indikasi
absolut atau relatif. Setiap keadaan yang membuat kelahiran lewat jalan lahir
keadaan adalah sedemikian rupa sehingga kelahiran lewat Sectio Caesarea akan
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim
dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram 2
tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, dan nifas sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih
ASEAN. Pada tahun 2007, ketika AKI di Indonesia mencapai 228, AKI di
1
Oxorn. H dan William R.2010. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Bersalin. Yogyakarta:
Yayasan Essentia Medika
2
Sarwono Prawiroharjo. (2009). Ilmu Kebidanan, Edisi 4 Cetakan II. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka
kelahiran hidup, Filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup, serta Malaysia dan
Kematian ibu setiap hari pada tahun 2015, sekitar 830 perempuan
kematian ini terjadi karena rendahnya pelayanan kesehatan, dan sebagian besar
dan penyebab tidak langsung, sebagian besar karena interaksi antara kondisi
medis yang sudah ada sebelumnya dalam kehamilan. Risiko seorang wanita
hidupnya adalah sekitar 33 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang
perkotaan dan pedesaan, baik antara negara yang satu dengan yang lainnya 4
2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian, SDKI tahun 2012
menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu
per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan penurunan menjadi 305
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk
Antar Sensus 2015. Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 juga
menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran
hidup, yang artinya sudah mencapai target MDG 2015 sebesar 23 per 1.000
3
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-
kesehatan-indonesia-2014.pdf
4
https://www.who.int/gho/maternal_health/en/
kelahiran hidup. Begitu pula dengan Angka Kematian Balita (AKABA)
menunjukkan hasil sebesar 26,29 per 1.000 kelahiran hidup, juga sudah
angka kematian ibu di tahun 2010 yang mencapai 191/ 100.000 kelahiran hidup.
Sedangkan angka kematian bayi di Provinsi Banten pada tahun 2011 adalah
29.5 / 1000 kelahiran hidup. Angka ini juga menurun dari tahun 2010 dimana
angka kematian bayi di Provinsi Banten mencapai 34.2 / 1000 kelahiran hidup
6
tahun 2014 adalah sebanyak 47 kasus kematian dengan penyebab kematian ibu
sebesar 90 % terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan, jumlah
kematian ibu pada tahun 2014 terjadi peningkatan dibandingkan pada tahun
2013 hal ini dikarenakan menurunnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
7
dan menurunnya cakupan penanganan komplikasi obsteri. Pada tahun 2017
adalah sebanyak 43 kasus dan terjadi penurunan dibandingkan pada tahun 2016
5
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-
kesehatan-Indonesia-2015.pdf
6
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROV_2011/P.Prov.Banten_
2011.pdf
7
http://dinkes.tangerangkab.go.id/wp-
content/files/Profil_Kesehatan_Kabupaten_Tangerang_2015.pdf
8
http://dinkes.tangerangkab.go.id/wp-
content/files/Profil_Kesehatan_Kabupaten_Tangerang_2017.pdf
salah satu cara menurunkan angka kematian ataupun angka
setelah bedah caseare. section caesare merupakan suatu cara persalian janin
dengan membuat sayatan pada dinding perut, secrtion caesare juga dapat di
rahim. section caesare jauh lebih aman berat kemajuan dalamantibiotik, tranfusi
darah, anastesi dan tehnik oprasi tersebut tanpa dasar inikasi yang lebih kuat 9
jumlah total kelahiran. Anjuran WHO tersebut di dasarkan pada analisa resiko-
melalui bedah sesar, persalinan bedah meningkat 45,8% menjadi 70,5% dalam
adalah sekitar 30-800% dari total persalinan. Beberapa kerugian yang terjadi
dari bedah sesar yaitu adanya komplikasi yang dapat terjadi pada saat tindakan
bedah sesar dengan frekuensi di atas 11%. Antara lain, cidera kandung keih,
cidera rahim, cindera pada pembuluh darah, cidera pada usus, dan infeksi. Yaitu
infeksi pada rahim, endometritis dan infeksi yang disebabkan luka oprasi.
9
Amru,S, 2012.Rustam MuchtarSinopsis Obstetri: Obstetri Opratif Obstetri Sosial. 312 th ed.
Jakarta: EGD
10
Sadiah, Hani. Kajian Pengambilan Keputusan Dalam Proses Rujukan Ibu Dalam Komplikasi
Obstetri Saat Persalinan di RSSIB RSUD Cianjur. Jakarta; UI di akses daari
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20318432-S-PDF-Hani%20Sadiah.pdf pada tanggal 12
Desember 2018
Menurut data yang diperoleh di Indonesia terjad peningkatan angka persalinan
disusun oleh PPL dan camberlain yaitu dengan indikasi medis disproposi janin
panggul 21%, gawat janin4%, plasenta privia 14%, pernah section caesarea
11%, kelainan letak janin 10%, pre-eklamsi dan hipertensi 7%, meningkatkan
ILO (infeksi luka oprasi) pasca oprasi, kejadian ini membuktikan bahwa
persalinan dengan section caesarea berpelung lebih besar terjadinya luka oprasi.
Ada lima penyebab kematian ibu terbesar yaitu perdarahan, hipertensi dalam
ILO (Infeksi Luka Oprasi) yang sering terjadi pada pasien setelah
pembedahan. Infeksi luka oprasi adalah salah satu komplikasi pasca bedah
bahwa ILO merupakan infeksi ke tiga tersering terjadi di rumah sakit sekitar
14-16% dai total pasien di rumah sakit mengalami ILO. Penelitian di salah satu
dari 585 kasus bedah sesar. Angka kejadian ILO pasca bedah sesar lebih tinggi
11
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-
kesehatan-indonesia-2013.pdf
12
https://www.who.int/whosis/whostat/2010/en/
di temukan di inggris yaiutu 11,2% dari 715 pasien dan 2075 diantaranya di
Koentjoro, Adi Utarini,2013. Dari 154 orang pasien yang dilakukan bedah
sesar, ditemukan 12 orang (7,8%) mengalami ILO dan 142 orang (92,2%) yang
tidak mengalami ILO. Sebagian besar kejadian ILO ditemukan pada hari ketiga
saat perawatan luka di ruang rawat inap, yaitu 8 orang (66,6%) dan selebihnya
ditemukan pada hari ke-10 pada saat kontrol di poliklinik kebidanan dan
kandungan. Bentuk ILO yang ditemukan bervariasi mulai dari nyeri dan sakit
pada luka pembedahan, luka pembedahan basah, keluar cairan, darah, nanah
dari luka pembedahan, luka kemerahan dan bengkak, bahkan luka pembedahan
yang terbuka. Sebagian besar ILO yaitu 10 kasus (83,3%) diidentifikasi sebagai
superficial incision dan sebagian kecil termasuk jenis deep incision yang perlu
Tahun 2014, responden pre operasi yang mengalami keluhan nyeri post operasi
dalam kategori sedang dan berat berjumlah 23 responden (50%) dari total 46
13
Pandjaitan,C., 2015. Pencegahan Dalam Pengendalian Infeksi Meningkatkan Mutu Layanan
Kesehatan.
14
Fridawaty Rivai, Tjahjono Koentjoro, Adi Utarini,2013
https://media.neliti.com/media/publications/39786-ID-determinan-infeksi-luka-operasi-
pascabedah-sesar.pdf
Pada penelitian Yunita R.W,2016. Hasil Chi-Square didapatkan
p=0,023 (p<0,05) bahwa ada hubungan yang signifikan antara anemia dan
dalam Losu dll, 2015). Lekosit 14,7 ribu/μl meningkat dari angka normal 4,50-
11 ribu/μl, MCHC 31,7 g/dl menurun dari angka normal 32-37,0 g/dl, MCH
mengetahui lebih jauh mengenai kondisi yang terjadi dilapangan secara ilmiah.
judul “Pengaruh Tingkat Nyeri, Perawatan Luka dan Riwayat Animia Saat
15
http://eprints.ums.ac.id/44470/1/KTI%20YUNITA%20RIZQI%20W%20J200130039.pdf
Perawatan Luka, Riwayat Anemia Saat Kehamilan Terhadap Infeksi Luka
Oprasi Pasca Sectio Caesarea Di Rumah Sakit An’Nisa Tangerang Tahun 2019
Tahun 2019
2019
3. Diketahui pengaruh perawatan luka terhadap kejadian infeksi luka
Tahun 2019
caesarea
pendidikan
4. Bagi Peneliti
mengetahui pengaruh tingkat nyeri. Perawatan luka dan anemia saat kehamilan
terhdap infeksi luka oprasi pasca section caesarea di Rumah Sakit An’Nisa
Tangerang. Variable dependen dalam penelitian ini adalah infeksi luka oprasi
pasca section caesarea, sedangkan variable independen antara lain tingkat nyeri,
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 DEFINISI
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding
rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500
gram.16
16
Sarwono Prawiroharjo. (2009). Ilmu Kebidanan, Edisi 4 Cetakan II. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka
17
Oxorn. H dan William R.2010. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Bersalin. Yogyakarta:
Yayasan Essentia Medika
18
Rasjidi. I. 2009. Manual Seksio Sesarea dan Laparotomi Kelainan Adneksa. Jakarta: Sagung
Seto
tujuannya untuk mengeluarkan janin dengan cara membuat sayatan pada
bawah uterus. Insisi pada bawah rahim, bisa dengan teknik melintang
dikemudian hari tidak besar karna pada nifas segmen bawah uterus
Pada sectio caesarea klasik ini di buat kepada korpus uteri, pembedahan
a. atonia uteri
b. plasenta accrete
c. myoma uteri
2.1.3 Indikasi
1. indikasi ibu:
b. disfungsi uterus
d. plasenta previa
2. indikasi anak
a. janian besar
b. gawat janin
19
Prawiroharjdo,S,. 2012. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
c. letak lintang
adapun indikasi lain dari section caesarea menurut Sulaiman 1987 Buku
gagal
2.1.4 Etiologi
pada janin adalah fetal distress, janin besar melebihi 4.000 gram, dari
yang tidak sesuai dengan ukuran lingkaran kepala janin yang dapat
20
Manuaba, I.B.G,.2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana.
Jakarta:EGC
panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan
2. Pre-eklamsi Berat
(Wiknjosastro, 2006).
spontan pada saat belum inpartu atau bila diikuti satu jam kemudian
membrane disebabkan oleh adanya infeksi yang berasal dari vagina dan
serviks, penanganannya memerlukan pertimbangan genestasi (periode
waktu bayi berada di dalam rahim), adanya infeksi pada komplikasi ibu
2009).
4. Bayi Kembar
pada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembarpun dapat mengalami
sungsang atau slah letak lintang sehingga sulit dilahirkan secara normal.
Adanya hambatan pada jalan lahir misalnya pada jlan lahir yang tidak
lainya pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
panggul.
Posisi kepala antara fleksi dan difleksi, dahi berada pada posisi
b. Letak sungsang
(Saifuddin, 2002).
Letak lintang ialah jika letak anak di dalam Rahim sedemikian rupa
Pada letak lintang, bahu biasanya diatas pintu atas panggul sedangkan
kepala terletak pada salah satu fosa iliaka dan bokong pada fosa iliaka
yang lain. Pada keadaan ini janin biasa pada presentasi bahu/akromin
2.1.5 Patofisiologi
SC merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas
500 gram dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi
distosia jaringan lunak placenta previa dan lain-lain. Untuk ibu sedangkan
untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak lintang setelah
mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan
menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karna itu perlu diberikan
antibiotic dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri adalah salah
kadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang tidak dapat diatasi dengan
sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah
banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang
tidak efektif akibat scret yang berlebihan karna kerja otot nafas silia yang
ada dilambung akan menumpuk dan karna reflek untuk batuk juga
dipasang pipa endotracheal. Selain itu motilitas yang turun juga berakibat
atonia uteri.
3. Pada Bayi :
a. Hipoksia.
b. Depresi pernafasan.
d. Truma persalinan.
tersebut.
c. Setelah janin lahir sepenuhnya tali pusat diklem (dua tempat) dan
1) Lapisan I.
2) Lapisan II.
lapisan miometrium diatasnya dijahit secara kasur horizontal
3) Lapisan III.
samping.
b. Buat insisi secara tajam dengan pisau pada segmen bawah rahim
operator.
tersebut.
1) Lapisan I.
2) Lapisan II.
3) Lapisan III.
urinaria.
(2) pada tepi segmen bawah rahim. Satu klem juga ditempatkan
serviks uteri.
visera abdominis.
2. Pemeriksaan urine
a. Protein
b. Glukosa
c. Keton
2.1.9 PENATALAKSANAAN
1. Perawatan awal.
b. Periksa kondisi pasien, cek tanda vital tiap 15 menit selama 1 jam
2. Diet.
Pemberian cairan perinfus biasanya dihentikan setelah penderita flatus
3. Mobilisasi.
a. Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah operasi.
berjalan sendiri pada hari ke-3 sampai hari ke5 pasca operasi.
4. Fungsi gastrointestinal.
sesudah semalam.
b. Jika urin tidak jernih biarkan kateter terpasang sampai urin jernih.
a. Jika pada pembalut luka terjadi perdarahan atau keluar cairan tidak
b. Jika pembalut agak kendor, jangan ganti pembalut, tapi beri plester
untuk mengencangkan.
prostaglandin.
hematoma.
TTV setiap 10-15 menit dan kesadaran selama 2 jam dan 4 jam
sekali.\
produksi urin Berikan infus dengan jelas, singkat dan terinci bila
1. Pengkajian
plasenta previa.
b. Keluhan utama.
c. Riwayat kesehatan.
3) Pola aktifitas.
4) Pola eleminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering
Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur
persalinan.
merawat bayinya.
ideal diri.
d. Pemeriksaan fisik :
1) Kepala.
benjolan.
2) Leher.
3) Mata.
4) Telinga.
5) Hidung.
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum
6) Dada.
8) Genitalia.
9) Anus.
rupture.
10) Ekstermitas.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator nyeri
sirkulasi.
dan pembedahan.
4. Rencana Keperawatan
kemampuan.
Intervensi:
secara efektif
hubungan sosial).
dan suara).
mandiri.
Intervensi :
1) Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas.
umum.
kemampuan/kondisi klien.
Intervensi :
fungsio laesea).
Intervensi :
laesa).
Intervensi:
sistem pendukung.
empati.
orang berbeda dalam hal skala ataupun tingkatannya, dan hanya orang
tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang
sedang sampai kuat disertai oleh rasa cemas dan keinginan kuat untuk
Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) menyatakan bahwa
yang lebih tinggi yaitu korteks serebri dan menimbulkan persepsi, lalu
(Hidayat, 2014).
2.2.3 Fisiologi Nyeri
dapat berupa termal, listrik, atau mekanis (Smeltzer & Bare, 2002). Nyeri
Perry, 2005).
terhadap respon nyeri, seperti : kalium dan prostaglandin yang keluar jika
1. Nyeri Akut
bahwa kerusakan atau cidera telah terjadi. Jika kerusakan tidak lama
terjadi dan tidak ada penyakit sistemik, nyeri akut biasanya menurun
kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari satu bulan. Salah
satu nyeri akut yang terjadi adalah nyeri pasca pembedahan (Meliala
2. Nyeri Kronik
dengan penyebab atau cidera fisik. Nyeri kronis dapat tidak memiliki
awitan yang ditetapkan dengan tepat dan sering sulit untuk diobati
untuk membedakan nyeri akut dan nyeri kronis (Potter & Perry, 2005).
1. Nyeri Ferifer
b. Nyeri viseral, yaitu rasa nyeri yang muncul akibat stimulasi dari
c. Nyeri alih, yaitu nyeri yang dirasakan pada daerah lain yang jauh
2. Nyeri Sentral
Nyeri yang muncul akibat stimulasi pada medulla spinalis, batan otak
dan talamus.
3. Nyeri Psikogenik
Nyeri yang tidak diketahui penyebab fisiknya. Dengan kata lain nyeri
21
1. Pengukuran Nyeri. Last updated 2008. Available from :
http://dhaenkpedro.wordpress.com/pengukuran-nyeri/
2.2.5 Mengkaji Persepsi Nyeri
parah?
Apakah menyebar ?
digunakan?
ini?
Deskriptif
3. Skala Penilaian Numerik (NRS)
2007).
VAS adalah suatu garis lurus yang mewakili intensitas nyeri yang
Skala wajah terdiri atas enam wajah dengan profil kartun yang
wajah yang sangat sedih sampai wajah yang sangat ketakutan (nyeri
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Kebudayaan
4. Perhatian
5. Ansiteas
6. Kelemahan
7. Pengalaman sebelumnya
8. Gaya koping
1. Pendekatan farmakologi
Wright & Baxter, 2002). Menurut Smeltzer & Bare (2002), ada tiga
pernafasan.
untuk nyeri yang sedang sampai berat, seperti nyeri pasca operasi.
b. Efflurage Massage
c. Distraksi
d. Terapi music
j. Aromaterapi
k. Kompres Dingin22
2.3.1 Pengertian
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit ( Taylor,
22
2. Manajemen Nyeri, last updated 11 maret 2009, available fom :
http://hidayat2.wordpress.com/2009/04/11/manajemen-nyeri/
b. Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi),
peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang
kecil.
tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi
Perawatannya.
(Taylor, 1997)
(1997) yaitu:
a. Kemampuan tubuh untuk menangani trauma jaringan dipengaruhi
b. Respon tubuh pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat tetap
dijaga.
(Kozier,1995).
a. Fase Inflamatori
Fase ini terjadi segera setelah luka dan berakhir 3 – 4 hari. Dua
proses utama terjadi pada fase ini yaitu hemostasis dan pagositosis.
b. Fase Proliferatif
Fase kedua ini berlangsung dari hari ke-3 atau 4 sampai hari ke-21
c. Fase Maturasi
Fase maturasi dimulai hari ke-21 dan berakhir 1-2 tahun setelah
garis putih.
a. Usia
Anak dan dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua.
b. Nutrisi
c. Infeksi
infeksi.
darah dapat terganggu pada orang dewasa dan pada orang yang
luka.
jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk
luka.
5. Benda asing
timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah
6. Iskemia
darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal
ini dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga
7. Diabetes
Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan
gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut
8. Keadaan Luka
9. Obat
Obat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti
luka.
terhadap cedera.
intravaskular
dan eviscerasi.
1. Infeksi Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama
2. Perdarahan
membeku pada garis jahitan, infeksi, atau erosi dari pembuluh darah
ada tanda. Sehingga balutan (dan luka di bawah balutan) jika mungkin
Perkembangan perawatan luka sejak tahun 1940 hingga tahun 1970, tiga
Winter (1962) mengatakan bahwa laju epitelisasi luka yang ditutup poly-
etylen dua kali lebih cepat daripada luka yang dibiarkan kering. Hasil
superficial lebih cepat pada suasana lembab daripada kering, dan ini
tingkat infeksi pada semua jenis balutan le:mbab adalah 2,5 %, lebih baik
ke pusat luka dan melapisinya sehingga luka lebih cepat sembuh. Konsep
dengan lapisan sepanjang tepi luka. Tepi luka ditandai dengan kemerahan
dan sedikit bengkak dan hilang kira-kira satu minggu. Kulit menjadi
tertutup hingga normal dan tepi luka menyatu. Perawat dapat menduga
2. Tepi luka akan didekatkan dan dijepit oleh fibrin dalam bekuan selama
2. Absorbsi drainase
Luka insisi dibersihkan dengan alcohol dan larutan suci hama (larutan betadine dan
sebagainya), lalu ditutup dengan kain penutup luka, secara penodik pembalut luka
diganti dan luka dibersihkan. Dibuat pula catatan kapan benang / orave kapan dicabut
atau dilonggarkan. Diperhatikan pula apakah luka sembuh perprinum atau dibawah
luka terdapat eksudat. tempat perawatan pasca operasi atau bedah, setelah tindakan
dikamar operasi, penderita dipindahkan dalam kamar rawat (recovery room) yang
dilengkapi dengan alat pendingin kamar udara setelah beberapa hari. Bila keadaan
penderita gawat segera pindahkan ke unit kamar darurat (intensive care unit)\
1. Pemberian cairan, karna selama 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi
(PPO), maka pemberian cairan perinfus harus cukup banyak perban mengandung
2. Nyeri, sejak penderita sadar dalam 24 jam pertama. Rasa nyeri masih dirasakan
5. Perawatan putih, setelah selesai operasi dokter bedah dan anastesi telah membuat
rencana pemeriksaan rutin atau (check up) bagi penderita pasca bedah yang
2. Infeksi luka
3. Dehisensi luka
luka
4. Pembentukan sinus
5. Fistula
6. Hernia insisional
2.4 NUTRISI
pada pasien medikal dan 3 pada pasien surgical. Penelitian yang dilakukan
antara penggunaan EN untuk pasien non bedah (medical patient) dan PN untuk
traumatic brain injury tidak toleran dengan pemberian nutrisi enteral. Hal ini
terbukti pada 20 dari 32 pasien (75 %) mengalami volume residu lambung yang
pembeerian nutrisi. Oleh karena itu dianjurkan pemberian nutrisi secara enteral
untuk kasus pasien kritis non bedah dan pemberian nutrisi secara parenteral
untuk kasus pasien kritis bedah. Namun, lama rawat pasien di ICU dan
(albumin, pre albumin dan colesterol) cenderung lebih stabil jika dibandingkan
medikal pasien (Elson, et al., 2012; Pinto, Tatiana Fuchs., et al, 2012). Pada
pasien dengan trauma yang masuk dalam kategori surgical pasien perlu
2.5 ANEMIA
23
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/viewFile/1230/1283
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit)
WHO anemia pada wanita hamil jika kadar hemoglobin < 11 g/dl (Ns.
wanita hamil. Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah 70 %. Pada
kedua hingga ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai
35 %, ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah
merah. Sedangkan saat melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg
per hari atau dua kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil (Nurhaeni Arief,
2008:111-112).
Dampak kekurangan zat besi pada wanita hamil dapat diamati dari
dan kematian janin, serta peningkatang terjadinya berat badan lahir rendah.
partum (di samping eklampsi dan penyakit infeksi) dan plasenta previa yang
24
Ns. Narwoto dan Wasnidar. 2007. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil, Konsep dan
Penatalaksanaan. Jakarta: Trans Info Media
25
Isti Mulyati, 2010 https://lib.unnes.ac.id/2898/1/3353.pdf
2.5.1 Patofisiologi Anemia pada Kehamilan
plasma 30%, sel darah 18% dan hemoglobin 19%. Secara fisiologis,
26
Manoe, M. 2010, Anemia Dalam Kehamilan, Residen Divisi Fetomaternal Bagian Obstetri
dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar,
http://med.unhas.ac.id/obgin
gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrauterin sampai
a. Anemia Ringan
b. Anemia Sedang
c. Anemia Berat
Tiga tahap dalam anemia berat adalah kompensasi, dekompensasi,
perinatal meningkat 2-3 kali lipat apabila kadar Hb ibu turun di bawah
8,0 g/d1 dan 8-10 kali lipat ketika kadar hemoglobin ibu di bawah 5,0
Kalaivani, K., 2009,’ Prevalence & Consequences of Anaemia in Pregnancy’, Indian J Med
27
SECTIO CAESAREA
NGKAT NYERI
TINGAT NYERI INFEKSI LUKA
ANEMIA
Gambar 3.1
Kerangka Teori
Jakarta:EGC
3.2 KERANGKA KONSEP
hubungan kaitan antara konsep yang satu terhadap konsep yang lainya,
antau antara variable yang satu dengan variable yang lain dari masalah yang
ingin diteliti.
yaitu variable bebas atau variable independen terdiri dari tingkat nyeri,
terikat atau dependen adalah infeksi luka oprasi pasca section caesarea.
TINGKAT NYERI
OPRASI PASCA SC
ANEMIA
Gambar 3.2
Kerangka Pikir
3.3. KERANGKA ANALISIS
X1
X2 Y
X3
Gambar 3.3
Kerangka analisis
Keterangan:
caesarea
4.4 DEFINISI OPRASIONAL
METODE PENELITIAN
analitik adalah metode yang dilaukan dengan tujuan utama mengkaji pengaruh
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menyebarkan kuesioner dan dan
28
Sukidjo Notoatmodjo. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010
29
Ibid
melihat hasil jawaban responden. Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari rsponden dalam arti
Disamping itu hasil uji coba juga digunakan untuk memperbaiki kuesioner
tersebut.
primer.
mencakup variable yang terdiri dari infeksi luka oprasi, tingkat nyeri,
berikut.
setuju” mendapat nilai 2, dan bila menjawab “sangat tidak setuju” maka
setuju” mendapat nilai satu, bila jawaban “setuju” mendapat nilai 2, bila
mendapat nilai 4, dan bila menjawab “sangat tidak setuju maka mendpat
nilai 5.
mengalami infeksi luka oprasi dan pencarian data-data lain yang relavan
yang mendukung untuk penelitian ini. Data yang dikumpulkan ini adalah
data primer dan diperoleh dengan menggunakan daftar kuesioner yang berisi
Tangerang.
dimaksud dalam peneliti ini adalah seluruh ibu pasca section caesarea yang
sebanyak 76 orang.
2. Sempel
Sempel adalah bagian dari populasi yang akan di teliti atau sebagian
31
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. sempel dalam
penelitian ini adalah ibu pasca section caesarea yang mengalami infeksi
luka oprasi dan memenihi kriteria insklusi, non insklusi dan esklusi
sebanyak 76 orang 32
30
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta;2011
31
Hidayat, A. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta Bineka Cipta; 2012
32
Notoatmodjo. Metodelogi Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta, 2012
33
Suryono. Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika; 2013
sugiyono jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan
Populasi yang kurang dari 100 sebiknya di ambiil semua tetapi jika
lebih dari 100 dapat di ambil 30-50% sebelum dilakukan pengambilan sempel
kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
angota populasi yang dapat diambil sebagai sempel .35 keriteria inklusi
responden
34
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta;2011
35
Notoatmodjo. Metodelogi Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta, 2010
c. ibu post partum yang mengalami infeksi luka oprasi (ILO).
Kriteria non inklusi adalah kriteria dimna subjek penelitian tidak dapat
dapat diambil sebagai sempel atau dengan kata lain kriteria untuk
a. Ibu post partum yang tidak hadir pada saat penelitian berlangsung
mengalami ILO.
36
Arikunto., Op.Cit
deri sempel uji coba merupakan data empiris yang akan dianalisis untuk
tehnik computer.
1. Validitas
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu
37
Arikunto., Op.Cit
38
Notoatmodjo., Op.Cit
Jika r hitung > r table maka dapat dipastikan butir soal tersebut
valid. Begitu juga sebaliknya, jika r hitung > r table maka dapat
𝑟 𝑁(∑ 𝑋𝑌)−(∑ 𝑋 ∑ 𝑌)
𝑥𝑦=
√(∑𝑋 2−(∑ 𝑋)2 (𝑁 ∑𝑌 2−(∑ 𝑌)2
Keterangan :
N : Banyaknya subjek
X : niali pembanding
Kputusan uji:
Bila r hitung < r table maka hO di tolak artinya variable tidal valid.
2. Reabilitas
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini
lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang
sama,39
𝑘 ∑ 𝑆𝑖
r11 = 𝑘−1 x {1 − }
𝑆𝑡
keterangan:
St = Varian total
K = jumlah item
39
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabet
40
Notoatmodjo. Metodelogi Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta, 2010
Setelah mengetahui apakah instrument ini layak atau tidaknya
Tangerang
mengisi kuesioner.
3. Data entry/input
a. Coding
b. Cheking
c. Cleaning
d. Data bersih
𝑥
𝑃= 𝑥100%
𝑛
Keterangan:
P= persentase
n= jumlah sempel
bivariate yang digunakan uji chi square. Uji chi square merupakan
perawatan luka, anemia saat kehamilan dan infeksi luka oprasi pasca
Kepada Yth
Dengan Hormat,
Peneliti
Nia Yuniawati
07170100259
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
NPM : 07170100259
Responden
Nama :
Umur :
Alamat :
Petunjuk
Jawab pertanaan dibawah ini dengan tanda centang (√ ) pada kolom jawaban
yang tersedia menurut pendapat anda.
Contoh:
Nyeri luka oprasi sangat mengganggu dalam jangka waktu yang singkat di
bandingkan penyakit lain.
MENGGANGGU 1 2 3 4 5
KUESIONER INFEKSI LUKA OPRASI (ILO)
No Pertanyaan SS S RR TS STS
1. Nyeri luka oprasi sangat mengganggu dalam jangka waktu yang singkat
MENGGANGGU 1 2 3 4 5 MENGGANGGU
2. Nyeri luka oprasi menimbulkan rasa sakit khawatir sesaat pasca persalinan
dalam diri ibu.
KHAWATIR 1 2 3 4 5 KHAWATIR
3. Nyeri luka oprasi menimbulkan rasa takut hanya sesaat pasca persalinan pada
diri ibu.
TAKUT 1 2 3 4 5 TAKUT
STRESS 1 2 3 4 5 STRESS
5. Nyeri luka oprasi menimbulkan perasaan yang tidak enak sesaat pasca oprasi
dalam diri ibu.
SANGAT ……. ......... ……. …….. …… TIDAK
NYAMAN 1 2 3 4 5 NYAMAN
6. Ketakutan dan kecemasaan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan ibu
tidak melakukan perawatan luka dengan baik pasca oprasi
7. Hormone stress dapat menyebabkan timbulnya nyeri luka oprasi yang lama
MENGGANGGU 1 2 3 4 5 MENGGANGGU
8. Nyeri luka oprasi selalu dirasakan ibu pasca oprasi sampai saat ini
MERASA 1 2 3 4 5 MERASA
NYERI NYERI
EMOSIONAL 1 2 3 4 5 EMOSIONAL
10. Ketidaksiapan dalam proses oprasi dapat menimbuklan rasa nyeri saat oprasi
SC sampai saat ini
DAPAT 1 2 3 4 5
KUESIONER PERAWATAN LUKA
No Pertanyaan SS S RR TS STS
No Pertanyaan SS S RR TS STS