OLEH
Maria Ulfa Nasrun
NIM: PO71242230396
Mengetahui :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan kasus Mata Kuliah Praktik Asuhan Kebidanan
Komprehensif pada Pra konsepsi dan kehamilansehat.
Penulisanan laporan ini dalam rangka menerapkan tugas mata kuliah praktik klinik
kebidanan komprehensif stase Pra konsepsi dan kehamilan sehat yang merupakan salah satu
mata kuliah atau kurikulum yang harus dilalui dalam proses pendidikan profesi kebidanan.
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dengan
demikian penulis sangat mengharapkan petunjuk dan saran serta kritik dari dosen pembimbing.
Akhir kata semoga hasil laporan ini memberikan manfaat yang berguna bagi yang
membutuhkannya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LembarPengesahan.........................................................................................................i
Kata Pengantar................................................................................................................ii
DaftarIsi..........................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. LatarBelakang................................................................................................1
B. RumusanMasalah...........................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................2
D. Manfaat..........................................................................................................3
A. Konsepdasar....................................................................................................4
B. ManajemenKebidanan....................................................................................21
C. Evidence BasedMidwivery.............................................................................23
TinjauanKasus.....................................................................................................24
BAB IV PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................52
B. Saran...............................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kesehatan yang baik adalah salah satu faktor yang paling penting dalam
kehamilan. Kesehatan pra konsepsi adalah cara untuk meningkatkan hasil
kehamilan yang positif dengan mendorong perempuan untuk terlibat dalam gaya
hidup yang sehat sebelum mereka hamil (Williams & Wilkins, 2012). Keadaan yang
kurang mendukung kondisi-kondisi pra konsepsi akan berdampak kurang baik pula
terhadap pembentukan terjadinya proses konsepsi (Sujiono,2004).
Keadaan yang kurang mendukung kondisi-kondisi pra konsepsi akan
berdampak kurang baik pula terhadap pembentukan terjadinya proses konsepsi
(Sujiono, 2004). Perawatan pra konsepsi tidak hanya untuk wanita, tetapi juga untuk
pria. Perawatan pra konsepsi untuk pria juga penting yaitu untuk meningkatkan
hasil kehamilan yang sehat (Regina VT, 2011). Masalah umum dalam perawatan
pra konsepsi yaitu keluarga berencana, mencapai berat badan yang sehat, skrining
dan pengobatan untuk penyakit menular, memperbarui imunisasi yang tepat,
meninjau obat untuk efekteratogenik, konsumsi suplemen asamfolat untuk
mengurangi risiko cacat tabung saraf bagi wanita yang ingin hamil, dan
pengendalian penyakit kronis sangat penting untuk mengoptimalkan hasil
kehamilan (FarahidanZolotor,2013).
Preconception Counseling adalah komponen penting dari perawatan
prakonsepsi (Williams et al, 2012). Preconception Counseling merupakan skrining
dan memberikanin formasi sert adukungan kepada individu usia subur sebelum
hamil untuk promosi kesehatan dan mengurangi risiko (Bulechek, Butcher,
&Dochterman,2008).
Preconception Counseling memainkan peran utama dalam mempersiapkan
kehamilan. Preconception Counseling bertujuan untuk mengidentifikasi dan
memodifikasi risiko yang berhubungan dengan kesehatan dan hasil kehamilan ibu,
serta sebelum kehamilan (WalfischdanKoren, 2011).
1
Pernikahan dini menyebabkan resiko yang sangat berat, hal itu terjadi karena
emosional ibu belum stabil sehingga menyebabkan ibu sering merasa tegang dan
emosinya tidak stabil sehingga perilakunya tidak terkendali. Hal ini dapat ditandai
dengan kecemasan yang berlebihan dan rasa takut akan kehamilan dan persalinan
yang akan datang. Dalam setiap harinya ada satu dari dua puluh bayi yang terlahir
dari seorang ibu yang masih remaja(Williams & Wilkins, 2012).
Kehamilan pada ibu muda beresiko terhadap kegagalan yang berakibat
kematian janin dalam kandungan dan atau kematian pada saat menjalani proses
persalinan. Banyaknya masalah yang terjadi pada saat kehamilan dan kelahiran
menjadi penyebab utama kenaikan angka kematian ibu yang berusia muda di
beberapa Negara berkembang seperti Indonesia. Faktor umur yang relative masih
muda menyebabkan pengetahuan dan pemahaman akan kehamilan dan resiko
persalinan remaja sanga tkurang (Dean,2014).
Oleh karena itu ibu muda yang hamil pada saat remaja cenderung kurang
mendapatkan asupan nutrisi dan gizi yang seharusnya didapatkan oleh ibu hamil
apalagi jika kehamilan tersebut terjadi pada remaja. Berbagai permasalahan di
kalangan remaja seperti resiko dari pernikahan dini, dan berbagai masalah dari
kehamilan yang terjadi pada remaja putrid diakibatkan karena kerentanan remaja,
karena belum mempunyai filter terhadap pengaruhi nformasi yang salah,
menyesatkan dan tidak bertanggung jawab, maupun terhadap pergaulan yang tidak
sehat mengingat labilnya kepribadian dan minimnya pengetahuan. Oleh sebab itu
masa pubertas pada remaja sangat membutuhkan bimbingan dan pendampingan
untuk mencegah atau meminimalis timbulnya mengakses informasi yang salah,
mendapat informasi yang tidak bertanggung jawab, maupun melakukan pergaulan
yang tidak sehat.
2. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dilihat bahwa masih tingginya
pernikahan dibawah umur, maka dapat dirumuskan masalah ini adalah bagaimana
asuhan kebidanan pada pasutri usia muda (di bawah umur) dalam memberikan
asuhan pra konsepsi dan perencanaan kehamilan sehat.
2
3. Tujuan
1) TujuanUmum
Mampu memberikan asuhan kebidanan prakonsepsi dan perencanaan kehamilan
sehat pada pasutri usia muda (di bawah umur). .
2) Tujuankhusus
a. Mampu melaksanakan pengumpulan data pada pasutri usia muda (di bawah
umur).
b. Mampu melakukan interpretasi data terdiri dari diagnosa sehat pada pasutri
usia muda (di bawahumur)..
c. Mampu menentukan diagnose potensial yang mungkin akan timbul pada
pasutri usia muda (di bawahumur).
d. Mampu mengidentifikasi kebutuhan segera pasutri usia muda (di bawah
umur)..
e. Mampu memberikan asuhan pasutri usia muda (di bawah umur)..
f. Mampu memberikan asuhan pelaksanaan pasutri usia muda (di bawahumur).
g. Mampu memberikan evaluasi dan tindak lanjut dari asuhan yang telah
dilakukan pasutri usia muda (di bawahumur).
4. ManfaatPenulisan
a. Manfaat UntukLahan Praktik Puskesmas Tenam
Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan dan
pelaksanaan program, Puskesmas Tenamdalam menyusun perencanaan,
pelaksaan, dan evaluasi pasutri usia muda (di bawah umur).
b. Manfaat Untuk Akademik Kebidanan PoltekkesJambi
Sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi
Profesi Bidan di Akademik Kebidanan PoltekkesJambi.
c. Manfaat Untuk ReverensiLain
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta dapat
mengaplikasikan ilmu dalam penerapan manjemen asuhan kebidanan dengan
pendokumentasian varney dalam penanganan pasutri usia muda (di bawah
umur).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan TeoriKehamilan
1. PerencanaanKehamilan
a. Pengertian
Menurut Mirza (2008) ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam
merencanakan kehamilan, antara lain:
1) Kesiapan aspekpsikologis
Apabila memutuskan untuk hamil, sebaiknya mulai menjalani konseling
prahamil. Konseling ini merupakan berisi saran dan anjuran, seperti dengan
cara melakukan pemeriksaan fisik (pemeriksaan umum dan kandungan)
dan laboratorium. Sebab, tujuan dari konseling prahamil ini akan
mempersiapkan calon ibu beserta calon ayah dan untuk menyiapkan
kehamilan yang sehat sehingga bisa menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan.Denganbegitu,bisasegeradideteksibilaadapenyakityang
4
diturnkan secara genetis, misalnya: diabetes militus, hipertensi, dan
sebagainya. Konseling prahamil dilakukan untuk mencegah cacat bawaan
akibat kekurangan zat gizi tertentu atau terpapar zat berbahaya.
2) Kesiapanfisik
e) Menghilangkan kebiasaanburuk
Kebiasaan buruk seperti merokok, minum minuman beralkohol, serta
mengkonsumsi kafein (kopi, minumanbersoda), sebaiknya dihentikan
saja.Sebab, zat yang terkandung didalamnya bisa memengaruhi
kesuburan.Akibatnya, peluang terjadinya pembuahan makin kecil.Sering
stress juga bukan kebiasaan yang baik. Apalagi, kalau sibuk kerja dan
lupa istirahat.
f) Bebas daripenyakit
Bila mengidap penyakit tertentu, seperti cacar, herpes, campak jerman,
atau penyakit berbahaya lain, sebaiknya periksakan diri ke dokter.Sebab,
penyakit tersebut bisa membahayakan diri dan janin.
g) Stop pakai kontrasepsi
Apabila memutuskan untuk hamil, hentikan penggunaan
kotrasepsi.Apabila belum berkeinginan untuk hamil maka harus
memakai kontrasepsi.Misalnya, pil, obat suntik, serta susuk KB
mengandung hormone yang brtugas terjadinyaovulasi.
6
h) Meminimalkan bahayalingkungan
Lingkungan, termasuk lingkungan kerja, bisa juga berdampak buruk
sebelum hamil.Misalnya, gangguan hormonal atau gagguan pada
pembentukan sel telur. Lingkungan yang sarat mikroorganisme (jamur,
bakteri, dan virus), bahan kimia beracun (timah hitam dan pestisida),
radiasi (sinar X, sinar ultraviolet, monitor komputer, dan lainnya), dan
banyak lagi.
3) KesiapanFinansial
7
(3) Setelah bayi lahir Prioritas keuangan keluarga jadi berubah dan
perlu memperhitungkan masa depananak.
(4) Persiapan Pengetahuan Dalam merencanakan kehamilan yang
sehat dan aman, maka setiap pasangan suami istri harus
mengetahui hal-hal yang berpengaruh dalam perencanaan
kehamilan atau dalam kehamilan.Diantaranya:
a) Masa subur
Masa subur adalah masa dimana tersedia sel telur yang siap
untuk dibuahi.Masa subur berkaitan erat dengan menstruasi
dan siklus menstruasi. Adanya hasrat antara suami dan istri
adalah sesuatu yang wajar, penyaluran hasrat tersebut akan
memulai hasil yang baik jika pertemuan antara suami dan istri
diaturwaktunya.
b) Kecenderungan memilih jenis kelaminanak
Setiap pasangan yang menikah pastilah mendambakan anak di
tengah kehidupan keluarganya.Bagi yang telah mempunyai
anak berjenis kelamin tertentu, pastilah menginginkan anak
dengan jenis kelamin yang belum mereka miliki, sehingga
lengkap yaitu laki-laki dan perempuan (Nurul, 2013).
(5) Kesiapan aspekusia
Pada usia dibawah 20 tahun merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perencanaan kehamilan, karena pada usia dibawah
20 tahun apabila terjadi kehamilan maka akan beresiko
mengalami tekanan darah tinggi, kejang-kejang, perdarahan
bahkan kematian pada ibu atau bayinya, dan beresiko terkena
kanker serviks.
8
c. Resiko Tinggi Kehamilan Usia Kurang dari 20 tahun
11
minimal menikah adalah 16 tahun bagi wanita dan 18 tahun bagi pria. Tetapi
tetap perlu diingat beberapa hal berikut.
1) Ibu muda pada waktu hamil kurang memperhatikan kehamilannya
termasuk kontrol kehamilan. Ini berdampak pada meningkatnya
berbagai risikokehamilan.
2) Ibu muda pada waktu hamil sering mengalami ketidakteraturan tekanan
darah yang dapat berdampak pada keracunan kehamilan serta kjang
yang berakibat pada kematian. Kehamilan di usia muda (kurang dari 20
tahun) sering kali berkaitan dengan munculnya kanker rahim. Hal ini
berkaitan erat dengan belum sempurnanya perkembangan dinding
uterus.
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil merupakan keadaan
dimana seorang wanita atau ibu hamil mengalami kekurangan (gizi) kalori dan
protein). Ibu hamil dikatakan menderita KEK bila LILA kurang dari 23,5 cm
(Winkjosastro, 2007).
Tanda dan gejala KEK
Menurut Supariasa (2010), tanda-tanda klinis KEK meliputi:
1) Berat badan < 40 kg tampak kurus dan LILA kurang dari 23,5cm
2) Tinggi badan <145cm
3) Ibu menderita anemia dengan Hb <11gr%
4) Lelah, letih, lesu, lemah,lunglai
5) Bibir tampakpucat
6) Nafaspendek
7) Denyut jantungmeningkat
8) Susah buang airbesar
9) Nafsu makanberkurang
10) Kadang-kadangpusing
11) Mudahngantuk
12
2. Pernikahan
a. Pengertian Pernikahan
Pernikahan atau perkawinan adalah lambang disepakatinya suatu
perjanjian (akad) antara seorang laki-laki dan perempuan, atas dasar hak dan
kewajiban yang setara dengan kedua pihak. Dalam UU pernikahan No.1 Tahun
1974 pernikahan adalah ikatan batin antara pria dan perempuan sebagai suami
istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan
kekal berdasar Ketuhanan YME (Kumalasari & Andhyantoro, 2013).
Secara psikologis, perkawinan merupakan panggilan dan kebutuhan
psikologis karena di dalamnya terkandung cinta sekaligus tanggung jawab
yang terikat dalam hukum agama, Negara dan sosial yang membentuk
hubungan kekerabatan dalam pranata budayanya.Jadi, dalam perkawinan ada
unsur legalitas penyatuan antara laki-laki dan perempuan.Dengan demikian,
perkawinan merupakan penyatuan antara dua mitra yang memiliki obligasi
berdasarkan pada kesamaan minat pribadi dan kegairahan (Bethsaida & Herri,
2013).
Perkawinan adalah suatu hubungan antara seorang laki-laki dan
perempuan yang diakui secara social, menyediakan hubungan seks dan
pengasuh anak yang sah dan di dalamnya terjadi pembagian hubungan kerja
yang jelas bagi masing-masing pihak baik suami maupun istri (Duvall dan
Miller dalam Bethsaida & Herri, 2013).
Menurut UU Perkawinan No 1 Tahun 1974 pasal 7 bahwa perkawinan
diijinkan bila laki-laki berumur 19 tahun dan wanita berumur 16 tahun. Namun
pemerintah mempunyai kebijakan tentang perilaku reproduksi manusia yang
ditegaskan dalam UU No 10 Tahun 1992 yang menyebutkan bahwa pemerintah
menetapkan kebijakan upaya penyelenggaraan Keluarga Berencana,
perkawinan diijinkan bila laki-laki berumur 21 tahun dan perempuan berumur
19 tahun. Sehingga perkawinan usia muda adalah perkawinan yang dilakukan
bila pria kurang dari 21 tahun dan perempuan kurang dari 19 tahun (Marmi,
2013).
13
b. Pengertian Usia Muda
Usia muda merupakan sebagai masa peralihan dari masa kanak–kanak ke
masa dewasa. Batasan usia muda berbedabeda sesuaidengan social budaya
setempat. Menurut WHO batasan usia remaja adalah 12-24 tahun. Sedngkan
dari segi program pelayanan, definisi yang digunakan oleh Departemen
Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum menikah.
Sementara menurut BKKBN batasan usia muda adalah 10-21 tahun (BKKBN,
2012).
c. Pengertian Pernikahan Usia Muda
Pernikahan usia muda adalah pernikahan di bawah usia yang seharusnya
belum siap untuk melakukan pernikahan (Nukman, 2009). Sedangkan menurut
(Riyadi, 2009) pernikahan usia muda adalah pernikahan yang para pihaknya
masih sangat muda dan belum memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah
ditentukan dalam melakukan pernikahan. Menurut (BKKBN, 2012),
pernikahan usia muda adalah pernikahan yang dilakukan di bawah usia 20
tahun. Hal yang sama disampaikan Sarwono (2010), perkawinan usia muda
adalah nama yang lahir dari komitmen moral dan keilmuan yang kuat, sebagai
sebuah solusi alternatif, sedangkan batas usia dewasa laki-laki 25 tahun dan
bagi perempuan 20 tahun, karena kedewasaan seseorang tersebut ditentukan
secara pasti baik oleh hukum positif maupun hukum islam. Sedangkan dari segi
kesehatan, pernikahan usia muda sendiri yang ideal adalah untuk perempuan di
atas 20 tahun sudah boleh menikah. Sebab perempuan yang menikah di bawah
umur 20 tahun beresiko terkena kanker leher rahim, dan pada usia remaja, sel-
sel leher rahim belum matang, maka apabila terpapar human papiloma virus
(HPV) pertumbuhan sel akan menyimpang menjadi kanker (Kompona,2007).
Kehamilan usia dini (usia muda/remaja) adalah kehamilan yang terjadi
pada remaja putri berusia <20 tahun. Kehamilan tersebut dapat disebabkan
oleh karena hubungan seksual (hubu ngan intim) dengan pacar, dengan suami,
pemerkosaan, maupun faktor-faktor lain yang menyebabkan sperma membuahi
telurnya dalam rahim perempuan tersebut (Masland,2004).
14
Reproduksi sehat untuk hamil dan melahirkan adalah usia 20-30 tahun,
jika terjadi kehamilan di bawah atau di atas usia tersebut maka akan dikatakan
beresiko akan menyebabkan terjadinya kematian 2-4 x lebih tinggi dari
reproduksi sehat (Manuaba, 2010). Menurut Susanti (2008), kehamilan pada
remaja dapat menimbulkan masalah karena pertumbuhan tubuhnya belum
sempurna, kurang siap dalam sosial ekonomi, kesulitan dalam persalinan, atau
belum siap melaksanakan peran sebagai ibu. Alasan kehamilan pada remaja
adalah:
1) Kecelakaan (hamil di luarnikah)
2) Untuk mendapatkan tunjangankesejahteraan.
3) Inginanak
4) Inginberperan
5) Faktorhubungan
6) Keinginan untuk meniru saudara yang sedang hamil padausia
remaja
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pernikahan Usia Muda
Menurut (Kumalasari & Andhyantoro, 2013) faktor-faktor yang
mempengaruhi pernikahan usia muda adalah sebagai berikut:
1) Alasan pernikahan usia muda
a) Faktor sosial budaya.
Beberapa daerah di Indonesia masih menerapkan praktik kawin muda,
karena mereka menganggap anak perempuan yang terlambat menikah
merupakan aib bagi keluarga.
b) Faktorpengetahuan
Faktor utama yang memengaruhi remaja untuk melakukan hubungan
seks pranikah adalah membaca buku porno dan blue film. Sehingga
jika terjadi kehamilan akibat hubungan seks pranikah maka jalan yang
diambil adalah menikah pada usia muda. Tetapi ada beberapa remaja
yang berpandangan bahwa mereka menikah agar terhindar dari
perbuatan dosa seperti seks sebelum nikah. Hal ini tanpa di dasarioleh
15
pengetahuan mereka tentang akibat menikah pada usia muda (Jazimah,
2006).
c) Faktor pergaulan bebas
Kebebasan pergaulan antar jenis kelamin pada remaja, dengan mudah
dapat disaksikan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di kota-kota
besar. Pernikahan pada usia remaja pada akhirnya menimbulkan
masalah. Jadi dalam situasi apapun tingkah laku seksual pada remaja
tidak pernah menguntungkan, padahal masa remaja adalah periode
peralihan ke masa dewasa (Sarwono, 2010).
d) Desakan ekonomi.
Pernikahan usia muda terjadi karena keadaan keluarga yang hidup
digaris kemiskinan, untuk meringankan beban orang tuanya, maka
anak perempuannya dikawinkan dengan orang yang dianggapmampu.
e) Tingkat pendidikan.
Pendidikan yang rendah makin mendorong cepatnya pernikahan usia
muda.
f) Sulit mendapatkan pekerjaan.
Banyak dari remaja yang menganggap kalau mereka menikah muda
tidak perlu lagi mencari pekerjaan atau mengalami kesulitan lagi
dalam hal keuangan karena keuangannya sudah ditanggungsuaminya.
g) Media massa.
Gencarnya ekspos seks di media massa menyebabkan remaja modern
kian permisif terhadap seks.
h) Agama.
Dalam sudut pandang agama menikah di usia muda tida ada
pelarangan bahkan dianggap lebih baik daripada melakukan perzinaan.
i) Pandangan dan kepercayaan.
Banyak di daerah ditemukan pandangan dan kepercayaan yang salah
misalnya kedewasaan dinilai dari status pernikahan, status janda
dianggap lebih baik daripada perawan tua.
16
2) Kelebihan pernikahan usiamuda.
a) Terhindar dari perilaku seks bebas.
b) Menginjak usia tua tidak lagi mempunyai anak yang masih kecil.
c) Terpenuhinya kebutuhan secara biologis, psikologis, sosial dan
ekonomi.
3) Dampak yang terjadi pernikahan usiamuda.
a) Kesehatan perempuan.
(1) Alat reproduksi belum siap menerima kehamilan sehingga dapat
menimbulkan berbagaikomplikasi.
(2) Kehamilan dini dan kurang terpenuhinya gizi bagi dirinyasendiri.
(3) Risiko anemia dan meningkatnya angka kejadiandepresi.
(4) Berisiko pada kematian usiadini.
(5) Meningkatkan angka kematian ibu (AKI), ingat 4T yaitu: terlalu
muda umur dibawah 20 tahun, terlalu tuaumur diatas 35 tahun,
terlalu banyak jumlah anak lebih dari 4 orang, terlalu sering (jarak
persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang kurang dari
dua tahun).
(6) Semakin muda perempuan memiliki anak pertama, semakinrentan
terkena kankerserviks.
(7) Risiko terkena penyakit menularsksual.
(8) Kehilangan kesempatan mengembangkandiri.
b) Kualitas anak
(1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) sangat tinggi, adanya kebutuhan
nutrisi yang harus lebih banyak untuk kehamilannya dan
kebutuhan pertumbuhan ibu sendiri.
(2) Bayi-bayi yang dilahirkan dari ibu yang berusia dibawah 19 tahun
rata-rata lebih kecil dan bayi dengan BBLR memiliki
kemungkinan 5-30 kali lebih tinggi untukmeninggal.
17
c) Keharmonisan keluarga danperceraian
(1) Banyaknya pernikahan usia muda berbanding lurus dengan
tingginya angkaperceraian.
(2) Ego remaja yang masihtinggi.
(3) Banyaknya kasus perceraian merupakan dampak dari mudanya
usia pasangan bercerai ketika memutuskan untukmenikah.
(4) Perselingkuhan.
(5) Ketidakcocokan hubungan dengan orangtua maupunmertua.
(6) Psikologis yang belum matang, sehingga cenderung labil dan
emosional.
(7) Kurang mampu untuk bersosialisasi dan adaptasi.
4) Upaya pencegahan terjadinya perkawinan usiamuda.
a) Undang-undangpernikahan.
b) Bimbingan kepada remaja dan menjelaskan tentangedukasi
seks.
c) Memberikan penyuluhan kepada orangtua danmasyarakat.
d) Bekerjasama dengan tokoh agama dan masyarakat.
e) Model desa percontohan pendewasaan usiapernikahan.
5) Penanganan pernikahan usiamuda.
a) Menetapkan usia pernikahan yang sehat di atas 20tahun.
b) Memberikan penyuluhan tentang risiko pernikahan usiamuda.
c) Pendewasaan usia kehamilan dengan penggunaan kontrasepsi sehingga
kehamilan pada waktu usia reproduksisehat.
d) Bimbingan psikologis. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pasangan
dalam menghadapi persoalanpersoalan agar mempunyai caea pandang
dengan pertimbangan kedewasaan, tidak mengedepankanemosi.
e) Peningkatan kesehatan dengan peningkatan penetahuan kesehatan,
perbaikan gizi bagi istri yang mengalami kekurangangizi.
f) Dukungan keluarga. Peran keluarga sangat banyak membantu keluarga
mudabaikdukunganberupamaterialmaupunnonmaterialuntuk
18
kelanggengan kelurga, sehingga lebih tahan terhadap hambatan-
hambatan yang ada (Marmi, 2013).
Kehamilan pada remaja putri yang berusia di bawah 16 tahun sangat
beresiko mengalami keguguran, dan lebih fatal mengakibatkan kematian pada
si ibu. Remaja yang mengalami kehamilan pada usia yang dimaksudkan sangat
rentan mengalami masalah, apalagi jika kehamilan tersebut merupakan
kehamilan yang tidak diinginkan. Keadaan psikologis justru akan sangat
terganggu karena mengalami guncangan berat dan keadaan yang tidak ia
kehendaki akan berakibat perawatan pada saat kehamilan akan sangat tidak
optimal. Hal tersebut dapat terlihat karena masih adanya masyarakat dibawah
umur yang mengalami stress dan berujung pada kegagalan pernikahan
(perceraian) akibat dari pernikahan di bawah umur ini. belum adanya
penanggulangan yang berarti dari pemerintah setempat untuk meminimalisir
hal tersebut. seperti dengan mengadakan penyuluhan kepada masyarakatnya
dan pendekatan-pendekatan yang menyeluruh akan meminimalisir terjadinya
permasalahantersebut.
Resiko-resiko yang terjadi pada kehamilan usia muda diantaranya
adalah Anemia kehamilan atau kekurangan zat besi. Pentingnya pengetahuan
akan gizi bagi ibu hamil tentunya akan sangat penting. Asupan gizi pada
kehamilan muda akan sangat menunjang kelangsungan kehamilan sebagai zat
untuk meningkatkan ketahanan rahim dan meningkatkan asupan nutrisi bagi
ibu dan calon janin yang akan lahir. Selain kurangnya gizi permasalahan yang
sering terjadi pada kehamilan di usia muda adalah rentannya terjadi
pendarahan.
Pendarahan terjadi akibat otot rahim yang lemah sehingga tidak dapat
merespon dan melakukan pergerakan yang sebagaimana mestinya pada saat
melahirkan. Masalah lain yang sering terjadi adalah keguguran. Keguguran di
usia muda sering diakibatkan karena halhal yang tidak terduga, seperti hal-hal
sepele yang seharusnya tidak menjadi penyebab terjadinya keguguran.
Keadaan seperti cemas, terkejut, dan stres menjadi pemicu yangmematikan
19
bagi kehamilan ibu muda. Masalah lain adalah masalah yang sering ditemui
pada masalah kehamilan yang wajar seperti keadaan janin yang lemah sehingga
tidak mampu bertahan hidup dalam kandungan ataupun keadaan ibu yang
lemah yang tidak dapat mempertahankan janinnya untuk terusberkembang.
Mengkonsumsi obat-obatan juga merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan kegagalan kehamilan. Faktor lain yang mejadi penyebab
terjadinya keguguran antara lain adalah status ekonomi dalam sebuah keluarga
yang relatif rendah sehingga tidak dapat memberikan asupan yang baik bagi
kehamilan, keadaan emosional yang labil ataupun kareana menganggap
kehamilan mereka suatu beban karena malu dan menjadi aib sehingga beban
psikologisnya terganggu yang tentunya sangat berakibat fatal terhadap
kesehatan ibu dan janinnya, selain itu pasangan yang tidak bertanggung jawab
juga berpengaruh terhadap terjadinya keguguran pada janin, karena usia yang
dianggap masih muda atau bisa dikatakan masih remaja, seorang pria yang
seharusnya berperan sebagai ayah belum bisa memenuhi kewajibannya
menjadi seorang suami. Hal tersebut dikarenakan masih kurangnya rasa
tanggung jawab karena pemikiran yang cenderung belum dewasa dan masih
memikirkan dirisendiri.
Selain dampak yang terjadi pada kehamilan yang diakibatkan karena
pernikahan dini, resiko lainnya juga berdampak pada bayi yang dilahirkan.
Tidak sedikit bayi yang lahir mengalami cacat dikarenakan kurangnya
perawatan dan pengetahuan kehamilan dari sang ibu. Cacat tersebut dapat
terjadi sebagai akibat dari kelainan genetik, adanya infeksi atau virus serta
kelainan hormon. Apabila kehamilan dipersiapkan dengan mantap di usia yang
sudah matang tentunya resikoresiko tersebut dapat diminimalisir dengan cara
perawatan pada kehamilan yang optimal seperti melakukan pemeriksaan rutin
dan perawatan kehamilan yang seharusnya didapatkan.
Kelahiran seorang bayi merupakan sebuah anugrah dan hal baru yang
harus diperjuangkan dan dipersiapkan dengan baik untuk menghindari dampak-
dampak yang tidak diharapkan seperti kesulitan dalam persalinan, kematian ibu
20
maupun bayinya, resiko kelahiran bayi prematur serta kelahiran bayi dengan
bobot yang relatif rendah.
21
lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat
bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi
(Walyani, 2015:168).
d. Langkah IV (keempat): Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan
yang memerlukan penanganan segera. Beberapa data menunjukkan
situasi emergensi dimana bidan perlu bertindak segera demi keselamatan
ibu dan bayi, beberapa data menunjukkan situasi yang memerlukan
tindakan segera sementara menunggu instruksi dokter. Mungkin juga
memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lain. Bidan mengevaluasi
situasi setiap pasien untuk menentukan asuhan pasien yang paling tepat.
Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen
kebidanan Mufdlilah,el al.(2012:111).
e. Langkah V (kelima): Merencanakan asuhan yang komprehensif Pada
langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau antisipasi,
pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dilengkapi.
Suatu rencana asuhan harus samasama disetujui oleh bidan maupun
wanita itu agar efektif, karena pada akhirnya wanita itulah yang akan
melaksanakan rencana itu atau tidak. Oleh karena itu tugas dalam langkah
ini termasuk membuat dan mendiskusikan rencana dengan wanita itu
begitu juga termasuk penegasan akan persetujuannya (Mufdlilah,el al,
2012).
f. Langkah VI (keenam): Melaksanakan dan penatalaksanaan. Pada langkah
keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan
sebagianlagiolehklien,atauanggotatimkesehatanlainnya.Jikabidan
22
tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya (memastikan langkah tersebut benar-benar
terlaksana). Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter dan
keterlibatannya dalam manajemen asuhan bagi pasien yang mengalami
komplikasi, bidan juga bertanggungjawab terhadap terlaksananya rencana
asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan
menyingkat waktu, biaya dan meningkatkan mutu asuhan (Mufdlilah,el
al,2012).
g. Langkah VII (ketujuh):Evaluasi
Melakukan evaluasi hasil dari asuhan yang telah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi
sesuai dengan diagnosa/masalah (Walyani, 2015).
C. Evidence Based Midwivery
Evidance base terkait masa pra konsepsi, dalam melaksanakan profesinya bidan
memiliki peran sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan peniti, sebagai peran
dan fungsi sebagai pelaksana memberi pelayanan dasar pra nikah pada anak remaja
dan dengan melibatkan mereka. Pada bab ini penulis akan membahas tentang
kesenjangan antara teori dan hasil tinjauan kasus pelaksanaan asuhan kebidanan pra
konsepsi dan perencanaan kehamilan sehat pada pasutri muda oktober 2021 dengan
pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari 7 langkah Varney
(2007).
23
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS
PADA NY. P USIA 18 TAHUN G1 P0 A0 USIA HAMIL 28-29 MINGGU
DI TPMB HJ MAZNAH
PENGKAJIAN
Tanggal :
Jam : WIB
IDENTITAS PASIEN
A. Identitaspasien
1. Nama : Ny.P
Dikaji untuk mengenal dan mengetahui pasien, agar tidak keliru dalam
memberikan penanganan.
2. Umur : 18 tahun (12-10-2002)
Dikaji untuk mengetahui ibu hamil dalam usia reproduksi sehat (20-25 tahun)
atau tidak (<20 tahun dan >35 tahun).
3. Agama :Islam
Dikaji untuk mempermudah dalam melakukan pendekatan keagamaan dalam
melakukan asuhan kebidanan juga mengetahui pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan lain.
4. Pendidikan :SMP
Pendidikan berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh
mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai
dengan pendidikannya (Ambarwati, 2009 : 130).
5. Pekerjaan :IRT
Mengetahui pekerjaan ibu, gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat
sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut
(Ambarwati, 2009 : 130).
6. Suku bangsa :Melayu
Dikaji untuk mengetahui faktor bawaan atau ras pasien
24
7. Alamat : Rt. 03 Tenam
Dikaji untuk mengetahui tempat tinggal pasien serta mempermudah pemantauan.
B. Penanggungjawab
Status :Suami
1. Nama : Tn.H
Data ini digunakan untuk mengenali suami ibu, sebagai identitas suami
2. Umur : 20tahun
Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh umur terhadappermasalahan
kesehatanpasien/klien.
3. Agama :Islam
Data ini digunakan untuk menentukan dukungan spiritual yang akan diberikan
bidan, megetahui perintah atau larangan-larangan dalam agama yang
berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan ibu sehari-hari.
4. Pendidikan : SMP
Data ini diperlukan agar bidan dapat menyesuaikan konseling pada ibu dan
suami dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat pengetahuan ibu
dan suami.
5. Pekerjaan :Tani
Data ini digunakan untuk mengetahui aktivitas pekerjaan suami ibu, apakah ibu
dipenuhi kebutuhannya selama kehamilan, menaksir tingkat kesejahteraan
ekonomi keluarga.
6. Suku Bangsa:Melayu
Data ini digunakan untuk mengetahui adat istiadat/kebiasaan yang dilaksanakan
oleh suami, apakan adat/kebiasaan tersebut membahayakan kehamilan ibu atau
tidak.
7. Alamat : Rt. 03Tenam
Dikaji untuk mengetahui tempat tinggal pasien serta mempermudah
pemantauan.
25
A. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan datang : Ibu mengatakan ingin periksa karenakehamilan
2. Keluhan utama : ibu mengatakan badan terasa mudah lelah kurang lebih 1
mingguini.
A. RIWAYAT KESEHATAN
1. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita : Ibu tidak memiliki
riwayat atau sedang menderita penyakit jantung, hipertensi, asma, diabetes
mellitus, dan TBC.
Dikaji untuk membantu bidan mengidentifikasi kondisi kesehatan yang dapat
mempengaruhi kehamilan atau bayi baru lahir. (Rukiyah,2009:146).
a. Penyakit Jantung : Perubahan fisiologis normal pada masa hamil
meningkatkan curah jantung wanita hingga mencapai 40 persen melebihi
curah jantungnya ketika tidak hamil saat ia berada pada keadaan istirahat.
Peningkatan ini terjadi pada awal kehamilan dan mencapai puncaknya
pada usia kehamilan 20 hingga 24 minggu. Peningkatan curah jantung
selama kehamilan, persalinan, dan pelahiran akan meningkatkan resiko
dekompensasi jantung pada wanita yang mempunyai riwayat penyakit
jantung.(Varney,2007:628).
b. Hipertensi : Wanita hipertensi yang dinyatakan hamil perlu
mendiskusikan dengan dokternya tentang pengobatan mana yang aman
digunakan selama mengandung. Selain itu, wanita dengan hipertensi yang
sudah ada sebelumnya mengalami peningkatan resiko terjadinya
preeklampsia selama kehamilan ( Varney,2007:130).
c. Asma : Wanita yang memiliki riwayat asma berat sebelum hamil tebukti
akan terus mengalaminya dan menjadi semakin buruk selama masa
hamil. Asma dihubungkan dengan peningkatan angka kematian perinatal,
hiperemesis gravidaru, pelahiran preterm, hipertensi kronis, preeklamsia,
bayi berat lahir rendah, dan perdarahan pervaginam(Varney,2007:630).
26
d. Diabetes Melitus : Faktor resiko utama diabetes maternal ini adalah berat
badan berlebih, peningkatan berat badan, dan kurangnya aktivitas fisik.
Jelas hal ini menjadi pertimbangan bagi semua bidan dalam
menganjurkan pola hidup sehat kepada wanita. Diabetes juga merupakan
permasalahan yang terus meningkat pada wanita usia subur. Oleh sebab
itu, penapisan diabetes harus dilakukan pada semua wanita hamil.
(Varney,2007:635).
Diabetes dapat memberikan penyulit pada ibu berupa
preeklasia,polihidramnion, infeksi saluran kemih, persalinan seksio
sesarea, trauma persalinan akibat bayi besar. Bagi bayi dapat
menimbulkan makrosomia (bayi dengan berat badan berlebihan),
hambatan pertumbuhan janin, cacat bawaan, hipoglikemia, hipokalsemia
dan hipomagnesemia, Hiperbilirubinemia, asfiksia perinatal, dan sindrom
gawa nafas neonatal (Saifuddin,2009:290-291).
e. TBC : Pada kehamilan pada infeksi TBC resiko prematuritas, IUGR dan
berat badan lahir rendah meningkat, serta resiko kematian perinatal
meningkat 6 x lipat. Keadaan ini terjadi akibat diagnosa yang terlambat,
pengobatan yang tidak teratur dan derajat keparahan lesi di paru. Infeksi
TBC dapat menginfeksi janin yang dapat menyebabkan tuberculosis
congenital. (Prawirohardjo, 2008 : 207).
2. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :Ibu
mengatakan bahwa dalam keluarga baik dari pihak ayah maupun ibu tidak
memiliki riwayat penyakit menular seperti : TBC, Hepatitis maupun penyakit
menurun seperti : jantung, diabetes mellitus, danhipertensi.
Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit menular dalam keluarga seperti
TBC, Hepatitis maupun penyakit menurun seperti : jantung, diabetes
mellitus, dan hipertensi, baik dalam keluarga ibu maupun ayah yang dapat
mempengaruhi kehamilan (Farrer,2002).
27
B. RIWAYATOBSTETRI
1. Riwayat Haid
a. Menarche : 15 tahun
Data ini digunakan untuk mengetahui keadaan dasar dari organ reproduksi
klien. Pada umumnya wanita indonesia mengalami menarche sekitar umur
12-16 tahun.
b. Siklus : 28hari
Data ini digunakan untuk membantu menghitung umur kehamilan dan
tanggal taksiran persalinan. Pada umumnya siklus haid sekitar 22-32 hari.
c. Warna darah :merah
d. Banyaknya: dalam sehari 4x gantipembalut
Data ini digunakan untuk membantu menghitung umur kehamilan dan
tanggal taksiran persalinan. Terkadang akan sulit untuk mendapatkan data
yang valid. Sebagai acuan biasanya bidan menggunakan kriteria banyak,
sedang dan sedikit.
e. Nyeri Haid: tidakada
Data ini digunakan untuk mengetahui keadaan dasar dari organ reproduksi
klien, dismenore yang dikeluhkan klien dapat menunjukkan diagnosis
tertentu seperti kelainan anatomi uterus
f. Lama : 6hari
Data ini digunakan untuk membantu menghitung umur kehamilan dan
tanggal taksiran persalinan. Pada umumnya haid berlangsung antara 3-7
hari.
g. Leukhorea : kadang terdapat keputihan berwarna putihbening
Data ini penting untuk dikaji karena akan memberikan petunjuk bagi bidan
mengenai organ reproduksi klien. Ada beberapa penyakit organ reproduksi
yang berhubungan dengan personal hygiene klien, atau kebiasaan lain yang
tidak mendukung kesehatan organ reproduksinya.Pada umumnya
ditemukan sedikit fluor albus pada ibu hamil dengan warna beningkental,
28
dan tidak berbau dan tidak gatal. Bila ditemukan selain tanda tersebut,
kemungkinan menunjuk pada diagnosis tertentu.
2. Riwayat Kehamilansekarang
Riwayat kehamilan sekarang dikaji untuk menentukan umur kehamilan dengan
tepat. Setelah mengetahui umur kehamilan ibu, bidan dapat memberikan
konseling tentang keluhan kehamilan yang biasa terjadi dan dapat mendeteksi
adanya komplikasi dengan yang lebih baik (Rukiyah,2009:145).
a. G1 P0A0
1) Jumlah kehamilan : Data ini digunakan untuk membantu menentukan
apakah jumlah kehamilan klien termasuk ke dalam kehamilan beresiko
atau tidak, karena akan terjadi beberapa gangguan ketika ibu terlalu
seringhamil.
2) Jumlah persalinan : ini digunakan untuk membantu menentukan
perencanaan asuhan yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhan
klien.
3) Jumlah abortus : Data ini digunakan untuk menentukan diagnosis
kehamilan. Dapat juga digunakan untuk antisipasi kemungkinan
abortus pada kehamilanselanjutnya.
b. Usia kehamilan :28-29minggu
Data ini dipakai untuk menentukan diagnosis pertumbuhan janin yang ada
di dalam rahim ibu apakah sesuai apa tidak.
c. HPHT :28 Februari2021
d. HPL : 05 Desember 2021
Data ini digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan tanggal taksiran
persalinan.
e. Gerak janin : ibu sudah merasakan gerakanjanin
Data ini digunakan sebagai tanda pasti kehamilan, membantu menentukan
tingkat kesejahteraan janin. Perlu diwaspadai jika gerakan janin hilang
atau berkurang ≤ 10 gerakan dalam 12jam.
f. Tanda bahaya : tidak ada
29
g. Riwayat terapi : Ibu belum pernah diberikan terapi atau pengobatan
apapun.
Data ini digunakan untuk menganalisa apakah obat-obatan yang
dikonsumsi oleh ibu akan membahayakan/menyebabkan kecacatan pada
bayinya (teratogen) atau tidak.
h. Riwayat Alergi: ibu tidak ada memiliki riwayat alergiobat
Dikaji untuk menentukan pemberian terapi maupun obat terhadap ibu.
i. Kekhawatiran khusus : Terkadang ibu takut terjadi hal-hal yang tidak
dinginkan dalam kehamilannya saat beraktivitas sehari-hari di rumah
karena lemas dan pusing yang dialaminya dan terkadang ibu bertanya-
tanya “apakah kehamilan saya baik-baik saja?”
Data ini digunakan untuk melihat apakah klien mengalami kekhawatiran
tertentu yang akan berakibat pada kehamilannya, membantu bidan untuk
menentukan konseling yang dibutuhkan oleh klien.
j. Imunisasi / TT : TT1 saatcatin
Data ini digunakan untuk membantu mendapatkan informasi apakah ibu
dan bayinya telah memiliki proteksi dari penyakit tetanus toxoid.
k. ANC :1x
l. Riwayat Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu: ibu mengatakan ini
merupakan kehamilan yang pertama
Untuk mengetahui apakah pasien baru pertama kali hamil atau sudah
pernah hamil, mendeteksi secara dini faktor-faktor risiko, dan untuk
mengetahui jalan lahir pasien normal atau tidak.
30
C. RIWAYAT KB
Data ini digunakan untuk menuntun bidan dalam menentukan informasi
kesehatan dan konseling mengenai kontrasepsi yang tepat untuk klien sesuai
dengan kondisi dan keinginan klien.
1. Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KBapapun
2. RencanaSetelah Melahirkan : belum tahu
31
D. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI
1. Sebelum hamil dan selamahamil
2) BAB
Frekuensi perhari 1x 1x
Konsistensi Lembek Lembek
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
C. Personal Hygine
Mandi 2 x sehari 2 x sehari
Keramas 3 x seminggu 3 x seminggu
Gosok Gigi 2 x sehari 2 x sehari
Ganti Pakaian 2 x sehari 2 x sehari
celana dalam 3 x sehari 3 x sehari
Kebiasaan memakai Ibu mengatakun apabila Ibu mengatakun apabila
alas kaki pergi keluar selalu pergi keluar selalu memakai
memakai alas kaki alas kaki
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
d. Hubungan
sexsual
Frekuensi 3 x seminggu 1 x seminggu
Contact bleeding Tidak pernah Tidak pernah
Keluhan lain Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
e. Istirahat/Tidur
Tidur malam 7 jam 7 jam
Tidur siang 1-2 jam 1 Jam
Keluhan/masalah Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
f. Aktivitas fisik
dan olah raga
Aktivitas fisik Ibu mengatakan Ibu mengatakan masih
(beban pekerjaan) beraktivitas normal beraktivitas normal
seperti menyapu, menyapu, memasak,
memasak, mencuci mencuci pakaian dan
pakaian danpekerjaan pekerjaan rumah tangga
rumah tanggalainnya. lainnya.
Olah raga Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Setelah melakukan aktivitas
hamil ini sehari-hari kadang merasa
lemas dan mudah capek
g. Kebiasaan yang
merugikan
33
kesehatan
Merokok aktif Tidak Tidak
Lingkungan perokok Tidak ada Tidak ada
Minuman Tidak ada Tidak ada
beralkohol
Obat-obatan Tidak ada Tidak ada
Napza Tidak ada Tidak ada
Aktifitas yang Tidak ada Tidak ada
merugikan
Rasionalisasi :
(Saifuddin,2010:N-3)
34
riwayat seperti di atas, aktivitas seksual dapat dianjurkan
untuk dilajutkan menurut keinginan pasangan suami-isteri
tersebut (Farrer,2010:90-91)
Istirahat dan tidur Pada ibu hamil sebaiknya banyak menggunakan waktu
luangnya untuk banyak istirahat atau tidur walau bukan
tidur betulan hanya baringkan badan untuk memperbaiki
sirkulasi darah. (Rukiyah,2009:106).
2. Riwayat Psikososial-spiritual
Data ini akan menunjukkan kenyamanan psikologis klien. Adanya respon
yang positif dari keluarga terhadap kehamilan akan mempercepat proses
adaptasi klien dalam menerima perannya sebagai ibu. Kualitas asuhan dapat
35
dinilai melalui kompetensi budaya atau kemampuan seorang penyedia
pelayanan untuk mengintegrasikan pengetahuan tentang keyakinan dan
norma budaya karena keyakinan dan norma budaya terkait dengan
pengalaman melahirkan. Pengkajian budaya harus dilakukan untuk
memastikan pemberi asuhan memiliki pengetahuan yang adekuat mengenai
keyakinan terhadap dukungan persalinan, terapi obat, dan pantangan.
(Kennedy,2009:124).
a. Riwayat perkawinan
1) Status perkawinan :menikah
2) umur waktu menikah : 17th
3) Pernikahan ini yang ke 1 ”sah” lamanya 8bulan
4) Hubungan dengan suami :baik
b. Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga : Ibu mengatakan
kehamilan ini memang diharapkan sejak menikah oleh ibu, suami dan
keluarga.
c. Respon dan dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : Keluarga sangat
senang dan mendukung terhadap kehamilanini.
d. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : dengan cara diskusi dan
musyarawahkeluarga
e. Ibu tinggal serumah dengan : ibu mengatakan hanya tinggal dengan
suaminya.
f. Pengambil keputusan utama dalam keluarga :keluarga
Data ini digunakan untuk menentukan siapa yang akan mengambil
keputusan, terutama dalam keadaan darurat.
g. Dalam kondisi emergensi, ibu tidak dapat* mengambil keputusan
sendiri. Ketika dihadapkan dalam suatu kondisi emergensi tapi suami
maupun keularga tidak ada ditempat.
h. Orang terdekat ibu : suami dan orangtua
i. Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC :suami
36
j. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan : mandi-
mandi 7bulanan
k. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : ibu
mengatakan ingin melahirkan diPUSKESMAS/RS
Data ini digunakan untuk membantu memutuskan tempat persalinan yang
tepat dan aman untuk klien, apabila klien memutuskan untuk melakukan
persalinan di dukun/paraji, maka bidan dapat memberikan konseling
mengenai tempat persalinan yang aman sesuai dengan kebutuhan klien.
l. Penghasilan perbulan: Rp 2.000.000(Cukup)
Data ini digunakan untuk menggambarkan persiapan persalinan yang
telah dilakukan klien, apabila klien belum mempersiapkan dana dan/atau
transportasi, maka bidan diharapkan untuk dapat memberikan informasi
mengenai pentingnya persiapan persalinan untuk menimbulkan perasaan
aman pada klien.
m. Praktek agama yang berhubungan dengankehamilan
1) Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini?Tidak
2) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan : ibu dapat menerima
segala bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh nakes wanita
maupun pria.
3. Tingkat pengetahuanibu
a. Hal-hal yang sudah diketahui ibu : ibu mengatakan dalam kehamilannya
ini terdapat perubahan-perubahan terhadap dirinya seperti sering merasa
lemas, payudaranya tegang, dan menginginkan makanan sesuatu
(ngidam).
b. Hal-hal yang ingin diketahui ibu : Penyebab dia sering lemas setelah
berativitas dan sering merasa pusing ketika bangun dari tempattidur.
4. Lingkungan
a. Kebiasaan kontak dengan binatang : ibu sering kontak dengan kucing
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu mempunyai hewan piaraan
yang dapat mempengaruhikehamilan.
37
b. Paparan dengan polutan : ibu tidak terpaparpolutan
E. DATA OBJEKTIF
1. PemeriksaanFisik
a. PemeriksaanUmum:
1) Keadaan umum :baik
Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik (memperlihatkan
respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta secara
fisik pasien tidak mengalami ketergantungan dalam berjalan), lemah,
atau buruk (kurang atau tidak memberi respon yang baik terhadap
lingkungan dan orang lain, serta pasien sudah tidak mampu lagi untuk
berjalansendiri).
2) Tensi : 110/80 mmHg
Tekanan darah pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140 mmHg
sistolik atau 90 mmHg diastolik. Perubahan 30 mmHg sistolik dan 15
mmHg diastolik di atas tekanan darah sebelum hamil, menandakan
toxemia gravidarum (keracunan kehamilan)(Hani dkk,2010:91)
3) Nadi : 89x/m
Data ini digunakan untuk membantu menentukan diagnosa dan
daignosa potensial yang mungkin terjadi. Takikardi (≥110 denyut
permenit) akan mengindikasikan dehidrasi, kekhawatiran, kelelahan,
atau masalah serius lainnya (misal anemia, syok, infeksi, penyakit
jantung).
4) Suhu /T : 36,8˚C
Data ini digunakan untuk menentukan kesehatan ibu hamil, jika
terdapat demam (diatas 37,5⁰C di aksila) atau hipotermia (dibawah
36,5⁰C di aksila) mungkin mengindikasikan adanya infeksi, bahaya
lingkungan, atau kondisi serius lainnya.
38
5) RR : 20x/m
Data ini menggambarkan keadaan ibu hamil, dimana terjadinya
respirai abnormal, dengkuran pernafasan, nafas terengah-engah, atau
pernafasan irregular mungkin mengindikasikan distress pernafasan
atau masalah pernafasan lain.
6) Kesadaran : composmentis
Data ini digunakan untuk menggambarkan keadaan klien secara
keseluruhan, dan menggambarkan tingkat kesadaran klien. Apabila
pada wajah klien terlihat pucat kebiruan (sianosis) maka
mengindikasikan adanya distress pernafasan.
7) BB Sebelum/ Sekarang: 45 kg/49kg
8) TB : 149cm
Berkaitan dengan kemungkinan panggul sempit, bila tinggikurang
dari 150 cm.(Manuaba,2001:183).
9) IMT : 17,5
Berat badan ibu hamil perlu dikontrol secara teratur paling tidak
setiap kali kunjungan pemeriksaan kehamilan. Pada trimester
pertama, biasanya belum menunjukkan peningkatan bahkan kadang-
kadang menurun, hal ini dikarenakan adanya keluhan ibu berupa mual
dan muntah yang dapat mengganggu konsumsi nutrisi pada masa
kehamilan trimester I. Berat ini didapatkan dari berat badan janin
dalam kandungan, air ketuban dan plasenta. Jika berat badan ibu
hamil lebih dari batas normal kemungkinan janin besar, kehamilan
hidramnion, kehamilan ganda.(Baety,2012:3).
10) LILA : 24 cm
Pentingnya dilakukan pengukuran LILA pada ibuhamil dapat
digunakan untuk memberi gambaran tentang status gizi ibu hamil,
apakah ibu tersebut mengalami KEP atau tidak (Baety,2012:3).
39
b. Statuspresent
1) Kepala : mesocephal, rambut hitam, lebat, kulit rambut bersih dan
tidakrontok
2) Mata: conjungtiva merah muda, skleraputih
Warna konjungtiva yang pucat dpat mengindikasikan adanya anemia
karena kekurangan protein dan Fe untuk pembentukan eritrosit,
pemeriksaan terhadap anemia perlu diteguhkan dengan pemeriksaan
kadar Hb di laboratorium.Warna konjungtiva normal adalah merah
muda dan terlihat pembuluh darah kecil dan halus.
3) Hidung : normal, bersih, tidak adapolip.
4) Mulut : simetris, bibir tidak kering, lidah tidakstomatitis
Kebersihan mulut akan menggambarakan personal hygiene klien,
adanya sariawan mungkin akan menimbulkan ketidaknyamanan pada
ibuhamil.
5) Telinga : simetris, tidak lecet, dan tidak adaserumen
6) Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada benjolan,
kelenjar limfe tidak mengalami pembesaranparotitis.
Pembesaran kelanjar limfe dapat mengindikasikan terjadinya infeksi
pada tubuh klien.
7) Ketiak : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeritekan
8) Dada : mamae simetris, areola hiperpigmentasi, mammae membesar,
tidak ada benjolan, puting susu menojol, dan kolostrum belum keluar.
Ukuran payudara yang tidak simetris (biasanya salah satu payudara
berukuran lebih besar daripada yang lain) tetapi dengan kontur yang
sama adalah normal dan merupakan tahap awal perkembangan.
Ketidaksimetrisan kontur payudara, misalnya tonjolan atau lesung
pada kontur menunjukkan ke-abnormalan dan perlu dikonsultasikan
ke dokter. Hiperpigmentasi areola merupakan salah satu tanda dugaan
kehamilan dan merupakan proses fisiologis kehamilan akibat
peningkatan hormon HCG, bidan dapat memberikankonseling
40
mengenai perubahan fisiologis selama kehamilan. Adanya massa
pada payudara dapat mengindikasikan keabnormalan dan perlu
dicurigai adanya tumor ataukeganasan.
11) Perut : tidak ada bekasoperasi
Data ini digunakan untuk memastikan perkembangan dan
impementasi dari rencana perawatan yang ditujukan untuk kebutuhan
wanita dan mencegah terjadinya komplikasi pada saat persalinaan
12) Vulva : tidak ada vaices, tidak ada luka, tidak ada kemerahan, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran, ada terdapat keputihan normal
berwarna putihbening.
Adanya bau tidak sedap pada vagina dapat mengindikasikan
terjadinya infeksi. Kebocoran urin/feses dari vagina dapat
mengindikasikan adanya vistula. Normalnya terdapat sedikit fluor
albus yang berwarna bening kental, tidak berbau dan tidak terasa
gatal. Varises pada vulva dapat mengakbatkan penyulit selama
kehamilan dan persalinan. Normalnya tidak terdapat varises pada
vagina. Adanya massa atau kista dikhawatirkan sebagai indikasi
adanya keganasan.
13) Ekstremitas : tidak ada odema dan tidak ada varises
Oedema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxameia
gravidarum atau oleh tekanan rahim yang membesar pada vena-vena
dalam panggul yang mengalirkan darah dari kaki, tetapi juga oleh
hypovitaminose B1, hypoproteinemia dan penyakit jantung.
Munculnya varises pada kehamilan merupakan hal fisiologis yang
terjadi akibat penekanan vena oleh pembesaran uterus sehingga vena
tampakmeliuk-liuk.
14) Refleks patella : kanan (+) /kiri(+)
Refleks patella negatif dapat mengidikasikan terjadinya
hypovitaminose B1 dan penyakit urat saraf.
41
2. Status Obstetrik
a. Inspeksi:
1) Muka: tidak ada odema
Odema pada wajah dapat mengindikasikan tanda bahaya kehamilan,
dan bidan dapat merujuk klien ke pelayanan kesehatan yang lebih
tinggi.
2) Mamae : mamae simetris, areola hiperpigmentasi, mammae
membesar, puting susu menojol, dan kolostrum belumkeluar.
Ukuran payudara yang tidak simetris (biasanya salah satu payudara
berukuran lebih besar daripada yang lain) tetapi dengan kontur yang
sama adalah normal dan merupakan tahap awal perkembangan.
Ketidaksimetrisan kontur payudara, misalnya tonjolan atau lesung
pada kontur menunjukkan ke-abnormalan dan perlu dikonsultasikan
ke dokter. Hiperpigmentasi areola merupakan salah satu tanda dugaan
kehamilan dan merupakan proses fisiologis kehamilan akibat
peningkatan hormon HCG, bidan dapat memberikan konseling
mengenai perubahan fisiologis selama kehamilan.
3) Abdomen : sesuai umur kehamilan, tidak ada bekas operasi, tidak
ada striae.
Data ini digunakan untuk memastikan perkembangan dan
impementasi dari rencana perawatan yang ditujukan untuk kebutuhan
wanita dan mencegah terjadinya komplikasi pada saat persalinan.
4) Vulva: tidak ada varices, tidak ada luka, tidak ada kemerahan, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran, ada terdapat keputihan normal
berwarna putihbening.
Adanya bau tidak sedap pada vagina dapat mengindikasikan
terjadinya infeksi. Kebocoran urin/feses dari vagina dapat
mengindikasikan adanya vistula. Normalnya terdapat sedikit fluor
albus yang berwarna bening kental, tidak berbau dan tidak terasa
gatal.
42
Varises pada vulva dapat mengakbatkan penyulit selama kehamilan
dan persalinan. Normalnya tidak terdapat varises pada vagina.
Adanya massa atau kista dikhawatirkan sebagai indikasi adanya
keganasan.
b. Palpasi
1) mamae: tidak ada benjolan dan kolostrum belum keluar
2) abdomen
Pada pemeriksaan Leopold I, II, dan III belum teraba Ballotement.
Palpasi membantu menentukan TFU, letak, posisi, presentasi janin,
serta memastikan apakah bagian terbawah janin sudah masuk pintu
atas panggul atau belum, serta Menentukan apakah ada kelainan letak
janin atau tidak.
c. TFU : 26cm
pengukuran TFU dilakukan untuk menentukan umur kehamilan diukur
dari panjang antara simfisis pubis dan puncak fundus uteri dalam
sentimeter.
d. Auskultasi : 148x/i
Terdengarnya detak jantung janin menunjukkan bahwa janin hidup.
e. Pemeriksaan panggul:dilakukan
Pemeriksaan panggul terutama bagi primigravida sangat penting untung
memperkirakan kemungkinan kesempitan panggul.
f. Pemeriksaanpenunjang
1) Hb : 11,2gr/%
Pemeriksaan Hb diperlukan untuk mendeteksi kemungkinan anemia
yang akan berakibat pada komplikasi pada saat persalinan. Hasil dari
pemeriksaan kadar Hb ini akan menentukan rencana asuhan yang
diberikan, dan konseling mengenai konsumsi tablet Fe pada ibu
hamil. Hb normal pada ibu hamil adalah ≥11,0 gr% pada trimester 1
dan 3, dan ≥10,5 pada trimester2.
2) HbsAg :negative
43
Salah satu pemeriksaan cepat untuk deteksi kualitatif Antigen
Hepatitis B permukaan (HbsAg) pada serum atau plasma. Virus
Hepatitis B dapat menyebabkan penyakit hati atau liver yang serius.
Hepatitis B dapat menular dari ibu kepada janin selama kehamilan.
Akibatnya, bayi memiliki risiko yang tinggi terhadap timbulnya
infeksi jangka panjang dan penyakit liver nantinya. Bila diketahui
bahwa Ibu terinfeksi hepatitis B, Ibu akan dirujuk kepada dokter
spesialis. Selain itu ketika lahir, bayi akan diperiksa apakah telah
tertular atau tidak dan mungkin akan membutuhkan imunisasi.
3) Rapid test :negative
Merupakan test untuk mengetahui adanya virus HIV atau tidak.
Pemeriksaan ini penting bagi ibu hamil karena infeksi HIV pada Ibu
hamil bisa menembus ke janin selama kehamilan, saat melahirkan,
atau selama menyusui. Virus HIV merupakan virus yang dapat
menyebabkan AIDS.
IV. PENATALAKSANAAN
Hari/Tanggal : September 2023 Pukul : WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada Ibu bahwa ibu dalam keadaan baik
Rasionalisasi : Memberi tahu hasil pemeriksaan merupakan salah satu hak
pasien (Depkes, 2012).
Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan kepada ibu mengenai keluhan-keluhan yang dialaminya saat ini
yaitu badan terasa mudahlelah.
44
Rasionalisasi : Dengan menjelaskan tentang keluhan yang dialaminya
Hasil : ibu bersedia untuk istirahat dan tidak bekerja terlalu lelah.
4. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tubuh dan organ intim
Hasil : ibu bersedia menjaga kebersihan tubuh dan organintim.
46
BAB IV
PEMBAHASAN
47
perencanaan kehamilan. Program pemerintah saat ini yang terkait perencanaan
kehamilan baru pada seputar mencegah kehamilan tidakdiinginkan melalui program
Keluarga Berencana dan kelas calonpengantin.
Perencanaan kehamilan yang sehat harus dilakukan pada masa pra konsepsi.
Proses kehamilan yang direncanakan dengan baik, maka akan berdampak positif pada
kondisi janin dan adaptasi fisik dan psikologis dari perempuan dan pasangannya. Hal-hal
yang perlu dipersiapkan pada kehamilan misalnya pengaturan nutrisi ibu hamil. Nutrisi
yang baik juga berperan dalam proses pembentukan sperma dan sel telur yang sehat.
Nutrisi yg baik berperan dalam mencegah anemia saat kehamilan, perdarahan,
pencegahan infeksi, dan pencegahan komplikasi kehamilan seperti kelainan bawaan dan
lain-lain. Dalam persiapan kehamilan juga sebaiknya dilakukan skrining penyakit-
penyakit seperti penyakit infeksi yang berisiko menular pada janinnya misalnya
Hepatitis, HIV Toxoplasma dan Rubella), penyakit yang dapat diperberat dengan
kondisi kehamilan misalnya diabetes Mellitus, epilepsi, penyakit jantung, penyakit paru,
hipertensi kronis (Anon2007).
Kehamilan pada remaja putri yang berusia di bawah 16 tahun sangat beresiko
mengalami keguguran, dan lebih fatal mengakibatkan kematian pada si ibu. Remaja
yang mengalami kehamilan pada usia yang dimaksudkan sangat rentan mengalami
masalah, apalagi jika kehamilan tersebut merupakan kehamilan yang tidak diinginkan.
Keadaan psikologis justru akan sangat terganggu karena mengalami guncangan berat
dan keadaan yang tidak ia kehendaki akan berakibat perawatan pada saat kehamilan
akan sangat tidak optimal. Hal tersebut dapat terlihat karena masih adanya masyarakat
dibawah umur yang mengalami stress dan berujung pada kegagalan pernikahan
(perceraian) akibat dari pernikahan di bawah umur ini. belum adanya penanggulangan
yang berarti dari pemerintah setempat untuk meminimalisir hal tersebut. seperti dengan
mengadakan penyuluhan kepada masyarakatnya dan pendekatan-pendekatan yang
menyeluruh akan meminimalisir terjadinya permasalahantersebut.
Pada kasus ini pasutri usia muda harus sangat diperhatikan, termasuk dalam segi
psikologis, nutrisi dan dukungan keluarga. Agar resiko pada kehamilan dan persalinan
dapat diatasi.
48
Evidance base terkait masa pra konsepsi, dalam melaksanakan profesinya bidan
memiliki peran sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan peniti, sebagai peran dan
fungsi sebagai pelaksana memberi pelayanan dasar pra nikah pada anak remaja dan
dengan melibatkan mereka. Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan
antara teori dan hasil tinjauan kasus pelaksanaan asuhan kebidanan pra konsepsi dan
perencanaan kehamilan sehat pada pasutri muda oktober 2021 dengan pendekatan
manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari 7 langkah Varney (2007).
Pengumpulan Data Dasar
Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah
berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi yang akan
menentukanproses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya.
Sehingga dalampendekatan ini harus komprehensif meliputi data subjektif, objektif
dan hasil pemeriksaansehingga dapat menggambarkan kondisi klien yang
sebenarnya dan valid. Kaji ulang datayang sudah dikumpulkan apakah sudah tepat,
lengkap dan akurat (Varney,2007)
A. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah
berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan.Data dasar yang telah
dikumpulkandiinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah
yang spesifik.Rumusan diagnosis dan masalah keduanya digunakan karena masalah
tidak dapat didefinisikan seperti diagnosis tetapi tetap membutuhkan penanganan
(Varney, 2007).
Diagnosa/Masalah Potensial
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lainnya berdasarkan
masalah yang sudah ada adalah suatu bentuk antisipasi/pencegahan yang dirasa
perlu, serta suatu bentuk kewaspadaan dan persiapan dalam menghadapi
masalah/penyulit sehingga dapat memberikan asuhan yang aman dan sesuai standar
(Varney,2007).
49
B. Identifikasi TindakanSegera/Kolaborasi
Tindakan ini dilakukan jika ditemukan adanya diagnosa atau masalah
potensial dengan tujuan agar dapat mengantisipasi masalah yang mungkin muncul
sehubungan dengan keadaan yang dialami ibu.(Varney 2007).
C. Perencanaan
Dibuat berdasarkan diagnosa yang muncul serta membantu klien mengatasi
masalah dan kebutuhannya.Membuat rencana asuhan yang komprehensif ditentukan
oleh langkah sebelumnya yaitu dari masalah dan diagnosa yang sedang terjadi serta
mencakup bimbingan atau konseling yang berkaitan dengan masalah/kondisi pasien
saat itu untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diharapkan dan perubahan perilaku
klien sesuai harapan (Varney, 2007).
D. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah sebuah proses menyelesaikan masalah klinis, membuat
suatu keputusan dan memberi perawatan. Pada tahap ini,pelaksanaan adalah
melaksanakan perencanaan asuhan yang menyeluruh. Perencanaan ini dapat
dilakukan oleh bidan, bidan berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, atau oleh
klien itu sendiri. Walaupun ada beberapa pelaksanaan yang tidak dilakukan oleh
bidan itu sendiri namun bidan tetap berkewajiban untuk mengarahkan
pelaksanaannya dan memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana
(Varney, 2006).
E. Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi kefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telahterpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnosa
dan masalah.Rencana asuhan apakah sudah efektif dalam pelaksanaannya (Varney,
2007).Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedangkan
sebagian belum efektif. Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan
suatu kegiatan yang berkesinambungan maka perlu mengulang kembali dari awal
setiap asuhan yang tidak efektif melalui manajemenkebidanan serta melakukan
penyesuaian terhadap rencana asuhantersebut.
50
F. Pendokumentasian AsuhanKebidanan
Setelah dilakukan pendokumentasian dengan 7 langkah manajemen Varney
pada asuhan kebidanan tumbuh kembang, dilanjutkan dengan pendokumentasian
dengan catatan perkembangan SOAP. Langkah ini dilakukan sesuai dengan teori
sehingga pendokumentasian pada kasus Ny. P dan Tn. H dilakukan secara
menyeluruh dan sistematis. Oleh Karena itu, tidak terjadi kesenjangan antara teori
dan penerapan kasus di lahan praktik.
51
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. TujuanUmum
Sudah melakukan Asuhan kebidanan Kehamilan pada Ny. P dan Tn. H kasus
pasutri usia muda (dibawah umur).
2. Tujuankhusus
h. Mahasiswi sudah melakukan pengumpulan data dasar pada Ny. Pdan Tn. H
pasutri usia muda (dibawahumur).
i. Mahasiswi sudah mampu melakukan interpretasi data pada Ny. P dan Tn. H
pasutri usia muda (dibawahumur).
j. Mahasiswi sudah mampu melakukan diagnosa potensial pada Ny.Pdan Tn. H
pasutri usia muda (dibawahumur).
k. Mahasiswi sudah mampu mengidentifikasi kebutuhan segera pada Ny. Pdan
Tn. Hpasutri usia muda (dibawah umur).
l. Mahasiswi sudah mampu memberikan asuhan perencanaan pada Ny. P dan
Tn.H pasutri usia muda (dibawah umur).
m. Mahasiswi sudah mampu memberikan asuhan pelaksanaan pada Ny. P dan Tn.
H pasutri usia muda (dibawah umur).
n. Mahasiswi sudah mampu memberikan asuhan evaluasi pada Ny.P dan Tn.H
pasutri usia muda (dibawa humur).
B. Saran
1. Manfaat Untuk Lahan Praktik Poli KIA/KB RSUDHAMBA
Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan
program, di TPMB HJ MAZNAH dalam menyusun perencanaan, pelaksaan,
dan evaluasi pada Ny. Ny.P dan Tn. H pasutri usia muda (dibawah umur).
52
2. Manfaat Untuk Akademik Kebidanan PoltekkesJambi
Sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi Profesi
Bidan di Akademik Kebidanan PoltekkesJambi.
3. Manfaat Untuk Institusi Kebidanan Poltekkes Jambi Prodi ProfesiBidan
Sebagai bahan acuan/pedoman institusi program Profesi Kebidanan dalam
menyusun program pendidikan.
4. Manfaat Untuk Mahasiswa
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta dapat
mengaplikasikan ilmu dalam penerapan manjemen asuhan kebidanan dengan
pendokumentasian varney dalam penangan kasus Ny. P dan Tn.H pasutri usia
muda (dibawah umur).
53
DAFTAR PUSTAKA
Mubarok, Achmad. 2007. Psikologi Keluarga. Dari Keluarga Sakinah Hingga Keluarga
Bangsa.Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara.
54