DISUSU OLEH :
SUSI PUTRI WULANDARI SST
NIM. 15901.03.21018
PROBOLINGGO
2021
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN
PEMBERIAN OBAT SECARA INTRAMUSKULAR
DI RS LAVALETTE MALANG
Mahasiswa
Mengetahui,
2
TINJAUAN PUSTAKA
dengan cara ini dilakukan pada bagian tubuh yang berotot besar, agar tidak ada
kemungkinan untuk menusuk saraf, misalnya pada bokong dan kaki bagian atas
atau pada lengan bagian atas. Pemberian obat seperti ini memungkinkan obat akan
banyak vaskularisasi aliran darah tergantung dari posisi otot ditempat penyuntikan.
2. Mekanisme fisiologis
Obat masuk kedalam tubuh beberapa saat setelah di injeksikan, obat akan
masuk ke dalam tubuh melalui pembuluh darah, mengikuti aliran darah, disana
obat akan di absorbsi oleh tubuh, Setelah di absorbsi partikel obat yang telah
terabsorbsi akan di edarkan oleh darah ke seluruh tubuh lainnya, namun disini
belum memberikan efek karena belum tepat pada organ target sesuai dengan fungsi
obat itu sebagai apa, entah sebagai analgesik, antipiretik, antiemesis, dan lain
belum memberikan efek , obat akan di metabolisme oleh hati, di hati ini obat akan
target akan di edarkan ke organ target tersebut untuk memberikan efek sesuai
dengan masalah ( penyakit ) yang akan diatasi , sedangkan bagian partikel yang
tidak dibutuhkan tubuh akan di ekskresikan oleh tubuh baik melalui keringat, urine,
1
3. Tujuan pemberian obat secara intramuskular
Tujuan pemberian obat secara intramuskular yaitu agar obat diabsrorbsi tubuh
dengan cepat.
yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk
diberika obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, benjolan
tulang, otot atau saraf besar dibawahnya. Pemeberian obat secara intramuskular
Kontra indikasi dalam pemberian obat secara intramuskular yaitu : infeksi, lesi
kulit, jaringan parut, benjolan tulang, otot atau saraf besar dibawahnya.
1. Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien untuk
2. Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau
telentang dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi
fleksi. Area ini paling banyak dipilih untuk injeksi muscular karena pada area
3. Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan
lutut diputar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul
4. Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk
2
7. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Obat Secara IM
a. Tempat injeksi
c. Spuit dan jarum suntik sesuai dengan ukuran. Untuk orang dewasa
d. Kapas alcohol
h. Nierbekken
i. Handscoon 1 pasang
a. Mencuci tangan
c. Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosisnya. Setelah itu
penyuntikan)
3
e. Desinfekasi dengan kapas alkohol pada tempat yang akan dilakukan injeksi.
f. Lakukan penyuntikan:
Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien untuk
atau telentang dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang
diinjeksi fleksi. Area ini paling banyak dipilih untuk injeksi muscular
karena pada area ini tidak terdapat pembuluh darah dan saraf besar.
dengan lutut diputar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas
Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk
h. Setelah jarum masuk lakukan inspirasi spuit,bila tidak ada darah yang tertarik
dalam spuit maka tekanlah spuit hingga obat masuk secara berlahan-
lahanhingga habis.
i. Setelsh selesai tarik spuit dan tekan sambil dimasase penyuntikan dengan
Penyuluhan Pasien
efektif.
a. Tahap PraInteraksi
4
2. Mencuci tangan
b. Tahap Orientasi
c. Tahap Kerja
d. Tahap Terminasi
3. Membereskan alat-alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan kebidanan (Ratna Ambarwati, Eni. 2011)
5
DAFTAR PUSTAKA
Potter, Perry. Ganiswara. 2015. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Famakologi, FKUI.
Ratna Ambarwati, Eni. 2011. KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT. Kawan
Pustaka.
Uliyah, Musrifatul dkk. 2010. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta : Salemba
Medika.
6
TINJAUAN KASUS
Identitas Pasien
Data Subjektif
Data Objektif
K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
Berat Badan : 63 Kg
Nadi : 80 x/mnt
RR : 22 x/mnt
Suhu : 36,7oC
Analisa
7
Penatalaksanaan
N : 80 x/mnt
RR : 22 x/mnt
Suhu : 36,7◦C
IM
a. Spuit 3 cc
b. 1 vial Cyclofem
c. Kapas alkohol
udara
5. Merapikan alat habis pakai dan membuang spuit ke dalam savety box dan vial
8
e/ Telah dilakukan pendokumentasian
9
NIM : Kasus : KDPK
No Hari / Masukan Paraf
tanggal Ci lahan Ci Akademik
1. 18/10/2
020
10