PERSALINAN PATOLOGIS
DI RS DJATIROTO LUMAJANG
Oleh :
SUSI PUTRI WULANDARI SST
NIM. 15901.03.21018
ASUHAN KEBIDANAN
PERSALINAN PATOLOGIS
DI PMB ARISTA DWI, Str. Keb
Mahasiswa
Mengetahui,
..................................... .............................................
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan dapat didefinisikan secara medis sebagai kontraksi
uterus yang teratur dan semakin kuat, menciptakan penipisan dan dilatasi
serviks di sepanjang waktu, yang menimbulkan dorongan kuat untuk
melahirkan janin melalui jalan lahir melawan resistansi jaringan lunak,
otot, dan struktur tulang panggul (Kennedy dkk, 2013). Persalinan adalah
serangkai kejadian yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta
dan selaput janin dari tubuh ibu (Kuswanti dan Melina, 2014)
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang
dirasakan oleh ibu. Kontraksi ini terjadi salah satu faktornya adalah akibat
tuanya plasenta. Plasenta yang tua menyebabkan turunnya kadar
progesteron yang mengakibatkan ketegangan pada pembuluh darah, hal ini
menimbulkan kontraksi pada rahim ( Indrayani dan Djami, 2013).
Tujuan asuhan persalinan dalam proses persalinan bertujuan untuk
meningkatkan jalan lahir yang aman bagi ibu dan bayi, meminimalkan
resiko pada ibu dan bayi, dan meningkatkan hasil kesehatan yang baik dan
pengalaman yang positif.
Beberapa teori yang menyatakan penyebab terjadinya proses
persalinan, antara lain :
a. Teori penurunan kadar prostaglandin. Prostaglandin merupakan
hormone penting untuk mempertahankan kehamilan. Hormon ini
meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu, tapi pada akhir kehamilan
terjadi penurunan kadar progesterone yang mengakibatkan peningkatan
kontraksi uterus karena adanya sintesa prostaglandin di uterus.
b. Teori penurunan progestero. Progesterone merupakan hormon penting
dalam menjaga kehamilan tetap terjadi hingga masa persalinan.
Hormon ini dihasilkan oleh plasenta yang akan berkurang seiring
terjadinya penuaan plasenta yang terjadi pada usia kehamilan 28
minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah
mengalami penyempitan dan buntu.
c. Teori rangsangan estrogen. Hormon estrogen merupakan hormone
yang dominan saat hamil. Hormon ini memiliki dua fungsi yaitu
meningkatkan sensivitas otot rahim dan memudahkan penerimaan
rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan
prostaglandin dan rangsangan mekanis.
d. Teori reseptor oksitosin dan kontaksi Braxton hicks Oksitosin adalah
hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior. Perubahan
keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensivitas
otot rahim sehingga terjadi Braxton hicks. Menurunnya kontrasepsi
progesteron akibat tuanya kehamilan, menyebabkan oksitosin
meningkat sehingga persalinan dapat dimulai.
Tanda-tanda permulaan mulainya persalinan persalinan, sebagai
berikut :
a. Lightening menjelang minggu ke 36 kehamilan, tanda pada
primigravida adalah terjadinya penurunan fundus uteri karena kepala
bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan karena Braxton
hicks, ketegangan dinding perut, ketegangan ligamentum rotundum, dan
gaya berat janin dimana kepala kearah bawah. Masuknya bayi ke pintu
atas panggul menyebabkan ibu merasakan sering buang air kecil,
kesulitan berjalan, bagian bawah ibu terasa penuh dan mengganjal,
ringan di bagian atas perut dan rasa sesaknya berkurang. Berbeda
dengan multipara yang gambarannya tidak begitu jelas kepala janin
baru masuk pintu atas panggul menjelang persalinan.
b. Terjadinya his/kontraksi. Saat kehamilan trimester pertama uterus akan
sering mengalami kontraksi ringan pada trimester kedua dapat dideteksi
dengan pemeriksaan bimanual, serta saat trimester ketiga biasanya
kontraksi ini sangat jarang dan meningkatkan pada satu atau dua
minggu sebelum persalinan. Hal itu terjadi karena adanya perubahan
keseimbangan estrogen dan progesteron sehingga terjadi peningkatan
jumlah reseptor oksitosin dan junction diantara sel-sel myometrium.
Dengan semakin tuanya kehamilan, pengeluaran estrogen dan
progesterone semakin berkurang, sehingga oksitosin dapat
menimbulkan kontraksi yang lebih sering atau biasa disebut his palsu.
Adapun ciri-ciri adanya his palsu yaitu, rasa nyeri ringan dibagian
bawah, datangnya tidak teratur, tidak ada perubahan pada serviks,
durasinya pendek. Pengaruh his ini dapat menimbulkan desakan di
daerah uterus, terjadi penurunan janin, terjadi penebalan pada dinding
korpus uteri, terjadi peregangan dan penipisan pada istmus uteri, serta
terjadinya pembukaan pada canalis servikalis (Eka Puspita 2014).
c. Bloody show. Keluarnya lendir bercampur darah ini berasal dari
pembukaan canalis servikalis, sedangkan terjadinya pengeluaran darah
disebabkan oleh robeknya pembuluh darah ketika serviks membuka .
d. Dilatasi dan effecament. Dilatasi adalah terbukanya kanalis servikalis
secara berangsurangsur akibat pengaruh his. Effacement adalah
pendataran atau pemendekan kanalis servikalis yang semula panjang 1-
2cm menjadi hilang sama sekali, sehingga tinggal hanya ostium yang
tipis seperti kertas.
Tahap-tahap dalam proses persalinan Tahapan persalinan dibagi
menjadi 4 fase atau kala, yaitu :
1. Kala I Kala I sebagai kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai lengkap (10 cm). pada permulaan his kala
pembukaan yang berlangsung tidak begitu kuat sehinnga ibu masih bisa
berjalan–jalan. Proses pembukaan serviks sebagai akibat his dibagi
menjadi 2 fase, yaitu :
a. Fase Laten Berlangsung selama 8 jam.Pembukaan terjadi sangat
lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm. 20
b. Fase aktif, dibagi menjadi :
a) Fase Akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4
cm.
b) Fase Dilatasi Maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
c) Fase Deselerasi, pembukaan menjadi lambat sekali dalam
waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap. b.
2. Kala II Kala II sebagai kala pengeluaran.Kala ini dimulai dengan
pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
3. Kala III Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 – 10 menit.
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4. Kala IV Kala IV untuk melakukan observasi karena perdarahan
postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
Faktor yang mempengaruhi persalinan proses persalinan dapat
berjalan normal jika dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
a. Tenaga (Power), His / Kontraksi His / Kontraksi uterus adalah kontraksi
otot – otot uterus dalam persalinan. Kekuatan mengedan ibu Tenaga
mengejan ini hanya dapat berhasil ketika kala I pembukaan sudah
lengkap dan paling efektif sewaktu kontraksi Rahim / uterus.
b. Janin, plasenta, dan air ketuban (passenger). Janin bergerak sepanjang
jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yakni kepala
janin, presentasi, letak, sikap dan posisi janin. Plasenta pun demikian
harus melewati jalan lahir sehingga bisa dianggap bagian dari passenger
yang mnyertai janin. Air ketuban Amnion pada kehamilan aterm
merupakan suatu membrane yang kuat dan ulet tetapi lentur. Amnion
adalah jaringan yang menentukan hampir semua kekuatan regangan
membrane janin yang mencegah rupture atau robekan.
c. Jalan Lahir (passage). Passage merupakan jalan lahir yang harus
dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dsar panggul, serviks,
dan vagina.
Mekanisme persalinan sebenarnya mengacu pada bagaimana janin
menyesuaikan dan meloloskan diri dari panggul ibu, yang meliputi:
a. Turunnya kepala janin Kepala janin mengalami penurunan terus –
menerus dalam jalan lahir sejak kehamilan trimester III, antara lain
masuknya bagian terbesar janin kedalam pintu atas panggul (PAP) yang
pada primigravida 38 minggu atau selambat – lambatnya awal kala II.
b. Fleksi Setelah kepala janin berada dalam sikap fleksi, dan disertai
dengan adanya his dan tahan dari dasar panggul yang makin besar,
maka kepala janin makin turun dan semakin fleksi sehingga dagu janin
menekan pada dada dan belakang kepala (oksiput) menjadi bagian
bawah. Terjadinyanya fleksi maksimal pada janin dapat menyesuaikan
diri dengan ukuran panggul ibu terutama bidang sempit panggul yang
ukuran panggul ibu terutama bidang sempit panggul yang ukur
melintang 10 cm. untuk dapat melewatinya, maka kepala janin yang
awalnya masuk dengan 23 ukuran diameter oksipito frontalis (11,5 cm)
harus fleksi secara maksimal menjadi diameter oksipito bregmatik (9,5
cm)
c. Rotasi dalam / putaran paksi dalam makin turunnya kepala janin dalam
jalan lahir, kepada janin akan berputar sedemikian rupa sehingga
diameter terpanjang rongga panggul atau diameter anterior posterior
kepala janin akan bersesuaian dengan diameter terkecil antero posterior
pintu bawah panggul (PBP). Hal ini mungkin karena kepala janin
tergerak spiral atau seperti sekrup sewaktu turun dalam jalan lahir. Bahu
tidak berputar bersama – sama dengan kepala akan membentuk sudut
45. Keadaan ini disebut dengan putaran paksi dalam dan ubun – ubun
kecil berada dibawah simpisis.
d. Ekstensi Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar
panggul, terjadilah ekstensi atau depleksi dari kepala. Hal ini
disebabkan karena sumbu jalan lahir pada PBP mengarah kedepan dan
ke atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya
kalau tidak terjadi ekstensi maka kepala akan tertekan pada pertemuan
dan menembusnya. Dengan ekstensi ini maka sub.oksiput bertindak
sebagai hipomochlin (sumbuh putar).Kenudian larilah berturut – turut
sinsiput (puncak kepala), dahi, hidung, mulut, dan akhir dagu.
e. Rotasi luar / putaran paksi luar Setelah ekstensi kemudian diikuti
dengan putaran paksi luar yang pada hakikatnya kepala janin
menyesuaikan kembali dengan sumbu panjang bahu, sehingga sumbu
panjang bahu dengan sumbu panjang kepala janin berada pada satu garis
lurus.
f. Ekspulsi Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai dibawah
sympisis dan hipomochilin untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian
bahu belakang menyusul dan selanjutnya seluruh tubuh bayi lahir searah
dengan paksi jalan lahir (Eka Puspita, 2014 ).
Kismoyo, C.P., dkk. 2014. Modul 2 Persalinan Normal: Persalinan Bagi Ibu dan
Bayi. Yogyakarta: Aditya Media
Identitas
Nama Istri : Ny. “s” Nama Suami : Tn. “t”
Umur : 33 Tahun Umur : 40 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : perum persil no 22 RT04 RW05 jatiroto
Status : bpjs
SUBJEKTIF (S)
1. Keluhan Utama
Ibu datang ke IGD dengan mengeluh perut kenceng-kenceng secara
teratur dan disertai keluar lendir bercampur darah sejak jam 02.00 WIB.
2. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 11 tahun
b. Siklus : 29-30 hari
c. Lama haid : ± 7-8 hari
d. Sifat darah : cair disertai gumpalan
e. Banyak darah : ± 3-4 pembaut / hari
f. Dismonarche : hari pertama menstruasi
g. Flour Albus : sebelum menstruasi
h. HPHT : 1- 4 - 2021
i. HPL : 8-1-2022
3. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan menikah 1x, lama perkawinan ± 6 tahun, usia saat
menikah 28 tahun
4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan ini kehamilan ke-2. Anak pertama lahir SC atas indikasi
plasenta previa. Usia anak pertama sekarang 2tahun 1 bulan.
5. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan hamil ke-2, usia kandungan 8-9 bulan. Ibu bisa
memeriksakan kehamilannya di dokter obgyn, terakhir periksa 2 hari yang lalu
(2/1/2022) hasil USG dari dokter, letak janin sungsang. Direncanakan SC tgl
7/1/2022.
6. Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun, menular
maupun menurun, misalnya DM, TBC, ashma, jantung, hipertensi
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga besar ibu dan suami tidak ada yang
menderita penyakit menahun, menular maupun menurun, misalnya DM, TBC,
ashma, jantung, hipertensi
8. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah melahirkan anak pertama tidak pernah
menggunakan KB apapun. ibu berencana untuk mengikuti program KB IUD
setelah melahirkan.
9. Riwayat Psikososial dan Ekonomi
Ibu mengatakan kehamilannya saat ini diharapkan suami dan keluarga.
Ibu merasa cemas karena tindakan SC dilakukan lebih awal dari jadwal yang
direncanakan. Keluarga dan suami selalu memberi dukungan dan membantu
ibu dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari.
10. Riwayat Spiritual
Ibu dan keluarga beragama Islam ibu tidak mempercayai sugesti yang
sering ada dimasyarakat. Ibu melaksanakan sholat 5 waktu dan selalu berdo’a
agar kehamilan dan persalinanya sekarang berjalan normal.
11. Riwayat Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Sebelum hamil : Makan 3x /hari (sayur, nasi buah, lauk), minum 5-6
gelas air putih / hari
Selama hamil : Makan 3-4x /hari (sayur, nasi buah, lauk) ), minum 6-
7 gelas air putih / hari, susu 1 gelas tiap hari
b. Istirahat
Sebelum hamil : Tidur siang ±1 jam, tidur malam ± 6 – 7 jam
Selama hamil : Tidur siang ±2 jam, tidur malam ± 7 – 8 jam
c. Aktifitas
Sebelum hamil : Ibu melakukan pekrjaan rumah tangga seperti biasa
yaitu memasak, bersih-bersih, mencuci dan menyetrika.
Selama hamil : Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti biasa,
memasak, mencuci, bersih-bersih dan dibantu suami
bila mencuci dan menyetrika dll.
d. Eliminasi
Sebelum hamil : BAB : 1 x /hari, tidak konstipasi, konsisten lunak ,
BAK : 3 – 5 x /hari, warna dan bau khas
Selama hamil : BAB : 1 x /hari, ibu sering konstipasi, konsisten
lunak , BAK : 6 – 7 x /hari, warna dan bau khas
e. Personal Hygiene
Sebelum hamil : Mandi 2 – 3 x/ hari, setiap mandi gosok gigi, karamas
tiap kali rambut terasa kotor, ganti pakaian 2x/hari
Selama hamil : Mandi 2 – 3 x /hari, setiap mandi gosok gigi, karamas
tiap hari rambut terasa kotor, ganti pakaian 2x/hari
f. Seksual
Sebelum hamil : Aktifitas seksual pasutri 2 x seminggu
Selama hamil : Pada usia kehamilan 1– 4 bulan, pasutri tidak
melakukan hubungan seksual. Ketika kehamilan
menginjak 5 bulan, aktifitas seksual berjalan seperti
biasanya ( 1x seminggu)
OBJEKTIF (O)
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital : tekanan darah posisi terlentang 116/72mmHg , Suhu
36,6oC, Nadi 90x/menit, pernafasan 20x/menit
ROT : 10mmHG
MAP : 86mmHG
IMT : 24,44
BB sebelum hamil : 52kg
BB saat ini : 64kg
TB : 152cm
Lila : 24,5cm
Pemeriksaan Fisik
a. Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera putih
b. Muka : tidak ada jerawat ataupun cloasma, tidak oedema, tidak
pucat, tidak kekuningan.
c. Axila : Tidak ada pembesaran kelenjar luife
d. Payudara : Pembesaran normal, tidak ada tarikan dinding dada, ada
hiperpigmentasi areola dan papilla, puting menonjol, belum
ada pengeluarn ASI.
e. Abdomen : Membesar sesuai usia kehamilan, linea alba , tidak ada
strial alba /gravida, ada luka bekas operasi.
LI : TFU 1jari dibawah Prosexus hipoideus (31cm),
bagian fundus teraba bulat, keras dan melenting
(kepala).
LII : Pada perut ibu sebelah kanan teraba keras
(pungung kanan) dan pada perut ibu sebelah kiri
teraba lunak (ektremitas)
LIII : bagian bawah perut ibu terasa lunak, tidak
melenting (bokong)
LIV : devergen 3/5 bagian
TBJ : (31-12) x 155 = 2945 gram
Auskultasi DJJ : (+) 134-136x/mnt
His : 2x28detik/ 10menit
f. Vulva vagina : tampak pengeluaran cairan, lendir darah dan meconium
bayi.
Pemeriksaan dalam : porsio lunak, pembukaan 4 cm, ketuban
(-), effecement 25%, presentasi bokong, Hodge I, tidak
teraba bagian terkecil janin disamping bagian terdahulu
ANALISA (A)
Ny. “S” G2 P10001 UK 38-39 minggu T/H inpartu kala I fase aktif dengan
letak sungsang dan Bekas SC 2th.
PENATALAKSANAAN (P)
Tempat : RS Djatiroto
Tanggal/waktu : 5-1-2022 pukul 06.00 wib
LEMBAR KONSULTASI
NIM : 15901.03.21018
Pembimbing Akademik :
Nama
No Tanggal Revisi Paraf
pembimbing
Lampiran 2
LEMBAR KONSULTASI
NIM : 15901.03.21018
Pembimbing Lapangan :
Nama
No Tanggal Revisi Paraf
pembimbing