OLEH :
NURUL HAFIFAH
PO713201201031
KELAS II A
KELOMPOK 1 D
CI LAHAN CI INSTITUSI
A. Pengertian
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal apabila prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan ( 37 minggu ) tanpa disertai adanya penyulit (Asuhan Persalinan
Normal,2007).
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan ( 37- 42 minggu ) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,2007).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servik dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar
melalui jalan lahir (Winkjosastro, H. 2008 : 100). Partus adalah suatu proses
pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke
dunia luar ( Sarwono,2007).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 1998).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri), yang dapat
hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Mochtar,
1998).
Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut :
1. Persalinan spontan
Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan
lahir.
2. Persalinan bantuan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi
dengan forceps atau dilakukan operasi section caesarea.
3. Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan
jalan rangsangan misalnya dengan pemberian pitocin atau prostaglandin
atau pemecahan ketuban.
5) Psikis
Perubahan psikologis yang terjadi pada ibu bersalin meliputi : Kecemasan
mengakibatkan peningkatan hormon seks yang terdiri dari
1) B endosphin
2) Adenocus tricotropin
3) Cartisol
4) Epinephri
Hormon – hormon tersebut mempengaruhi otot-otot halus uterus
yang dapat mengakibatkan penurunan kontraksi uterus sehingga
menimbulkan distosia.
Kecemasan
Ketakutan
6) Penolong
Peran penolong selama proses persalinan memberikan pengaruh pada ibu
yang bersalin untuk melayani proses persalinan dengan sebaik-baiknya.
(Manuaba : 1998).
7) Posisi
Pada kala I dimana his frekuensinya menjadi lebih sering dan amplitudonya
menjadi lebih tinggi maka agar peredaran darah ke uterus menjadi lebih baika,
maka ibu di suruh miring ke satu sisi sehingga uterus dan seluruh isinya tidak
serta merta menekan pembuluh darah di panggul. Kontraksi uterus juga menjadi
lebih efisien dan putar paksi dalam berlangsung lebih lancar bila ibu miring ke sisi
dimana ubun-ubun kecil berada.
Peran pendamping dalam membantu ibu untuk memperoleh posisi yang
paling nyaman selama kala II. Hal ini dapat membantu kemajuan persalinan,
mencari posisi yang penting efektif dan menjaga sirkulasi utero plasenter tetap
baik.
Beberapa ibu merasa bahwa merangkak atau berbaring miring ke kiri
membuat mereka lebih nyaman dan efektif meneran. Kedua posisi tersebut juga
akan membantu perbaikan posisi oksiput yang melintang untuk berputar menjadi
posisi oksiput anterior. Posisi miring berbaring ke kiri memudahkan ibu untuk
beristirahat diantara kontraksi jika ia mengalami kelelahan dan juga untuk
mengurangi resiko terjadinya laserasi perineum (APN, 2009).
D. Tanda-tanda persalinan
1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang
semakin pendek.
2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu :
a. Pengeluaran lendir
b. Lendir bercampur darah
3. Dapat disertai ketuban pecah
4. Dijumpai perubahan serviks
a. Perlunakan serviks
b. Pendataran serviks
5. Pembukaan serviks
E. Mekanisme persalinan
Mekanisme persalianan ada 7 tahap yaitu :
a. Engagement (turunnya kepala)
Ketika diameter biparietalis melewati PAP : masuknya kepala kedalam PAP
biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan flexi ringan.
Masuknya kepala kedalam PAP pada primigravida. Sudah terjadi pada bulan
terakhir dari kehamilan tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi pada
permulaan persalinan. Penurunan bagian terendah janin ke dalam rongga
panggu ini akan dirasakan ibu sebagai Lightening
b. Desent (penurunan)
Penurunan ini diakibatkan oleh tekanan cairan intra uterine, tekanan langsung
oleh fundus pada bokong saat ada kontraksi, usaha mengejan yang
menggunakan otot-otot abdomen, ekstensi dan pelurusan badan janin.
c. Flexion
Dengan majunya kepala biasanya juga flexi bertambah hingga UUK jelas
lebih rendah dari UUB. Keuntungan dari bertambahnya flexi ialah bahwa
ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir. Diameter sub occipito
frontalis (11 cm). flexi ini disebabkan karena anak didorong maju dan
sebaliknya mendapat tekanan dari pintu atas panggul serviks, dinding panggul
atau dasar panggul.
d. Putaran paksi dalam
Yang dimaksud adalah putaran dari bagian depan sehingga bagian terendah
dari bagian depan memutar ke depan bawah sumphisis. Pada presentasi
belakang kepala, bagian yang terendah adalah bagian UUK dan bagian ini
yang melakukan putaran ke depan ke bawah symphisis putaran paksi dalam
mutlak untuk melahirkan kepala karena merupakan usaha menyesuaikan
posisi kepala dengan bentuk jalan lahir. Putaran paksi dalam terjadi
bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai
hudge III. Kadang-kadang baru setelah kepala sampai di dasar panggul,
sebab-sebab putaran paksi dalam :
1. Pada letak flexi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah
kepala.
2. Bagian terendah dari kepala mencari tahanan yang paling sedikit
terdapat sebelah dalam atas dimana terdapat hiatus genitalis antara m
levator ani kiri dan kanan.
3. Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter antara
posterior.
e. Extention
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar panggul terjadilah
ekstansi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu
bawah pangul mengarah ke depan dan ke atas. Sehingga kepala harus
mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Kalau tidak terjadi ekstensi kepala
akan tertekan pada perineum dan menembusnya pada kepala bekerja dua
kekuatan yang satu mendesaknya ke bawah dan satunya disebabkan tahanan
dasar panggul yang menolaknya ke atas. Result efeknya ialah kekuatan ke
arah depan atas. Setelah sub occiput tertahan pada pinggir bawah symphisis
maka yang dapat maju karena kekuatan tersebut di atas bagian yang
berhadapan dengan sub occiput, maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas
perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dengan dagu
gerakan akstensi.
f. External Rotation
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung
anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi
dalam. Gerakan ini disebut putaran restitusi (putaran balasan). Selanjutnya
putaran dilanjutkan hingga ke belakang kepala berhadapan dengan tuber
ischiadicum sepihak (disisi kiri). Gerakan yang terakhir ini adalah putaran
faksi luar yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu luar yang
sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu (diameter bisa cramial
menempatkan diri dalam diameter antero posterior dari pintu bawah panggul).
g. Expulsion
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphisis dan
menjadi hipomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan
menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan
lahir.
F. Perubahan yang terjadi dalam Persalinan
a. Keadaan Segmen Atas dan Segmen Bawah Rahim
Segmen atas rahim dibentuk oleh corpus uteri. Segmen bawah rahim terjadi
dari isthmus uteri. SAR memegang peranan majunya persalinan sehingga
dapat mendorong anak keluar. SBR memegang peranan pasif dan makin tipis
dengan majunya persalinan serta mengadakan relaksasi dan dilatasi sehingga
menjadi saluran yang tipis dan teregang yang akan dilalui janin. Kontraksi
otot rahim mempunyai sifat yang khas yaitu retraksi ( setelah kotrksi, otot
tersebut tidak berelaksasi kembali ke keadaan sebelum kontraksi tapi menjadi
sedikit lebih pendek walaupun tonusnya seperti sebelum kontraksi). Adanya
retraksi menyebabkan otot SAR kian menebal dan memendek, tekanan
intrauterine meningkat, volume dalam corpus uteri mengecil. Gerakan retraksi
ini menyebabkan pembukaan serviks, isthmus uteri teregang dan janin
terdorong ke bawah.
b. Perubahan Bentuk Rahim
Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang sedangkan
ukuran melintang maupun ukuran muka belakang berkurang.
c. Perubahan Serviks
Agar anak dapat keluar dari rahim maka perlu terjadi pembukaan dari serviks.
Pembukaan dari serviks ini biasanya didahului ole pendataran dari serviks.
Pendataran serviks adalah pemendekan canalis servikalis yang sebelumnya 1
– 2 cm menjadi satu lubang dengan pinggir tipis. Pembukaan serviks adalah
pembesaran dari ostium externum yang tadinya berupa suatu lubang dengan
diameter beberapa milimeter menjadi lubang yang dapat dilalui anak, kira-
kira 10 cm diameternya. Faktor – faktor yang menyebabkan pembukaan
serviks :
1. Mungkin otot-otot serviksn menarik pada pinggir ostium dan
membesarkannya
2. Waktu kontraksi SBR dan serviks di regang oleh isi rahim terutama
air ketuban yang menyebabkan tarikan serviks
3. Waktu kontraksi ketuban menonjol ke kandilis servikalis dan
membukanya
d. Perubahan vagina dan dasar panggul
Setelah ketuban pecah segala perubahan ditimbulkan oleh bagian depan anak,
dasar panggul diregang menjadi saluran dengan dinding tipis. Dari luar,
peregangan bagian dalam nampak perineum menonjol dan menjadi tipis
sedangkan anus menjadi terbuka. Regangan yang kuat ini disebabkan oleh
bertambahnya pembuluh darah pada vagina dan dasar panggul jika jaringan
tersebut robek maka akan menimbulkan perdarahan yang banyak.
G. Tahapan Persalinan
1. Kala I (Kala Pembukaan)
Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan
pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya placenta
secara lengkap ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan
perubahan serviks.
a. Tanda dan gejala inpartu meliputi :
1) Penipisan dan pembukaan serviks
2) Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks
3) Cairan lendir bercampur darah (show) melalui vagina
b. Fase-fase dalam kala I persalinan :
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur
dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka
lengkap (10 cm). kala I persalinan dimulai sejak kontraksi. Kala I
persalinan dibagi menjadi 2 fase yaitu :
a) Fase laten
1) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan
penipisan dan pembukaan secara bertahap.
2) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
3) Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8
jam
4) Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih antara 20-30
detik.
b) Fase aktif
Fase aktif dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu :
1) Fase akselarasi (fase percepatan) : Dari pembukaan 3 cm – 4
cm yang dicapai dalam 2 jam.
2) Fase kemajuan maksimal : Dari pembukaan 4 cm – 9 cm yang
dicapai dalam 2 jam
3) Fase deselerasi : Dari pembukaan 9 cm – 10 cm selama 2 jam
Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 12 jam
sedangkan pada multigravida berlangsung kira-kira 8 jam.
2. Kala II
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)
dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut sebagian kala
pengeluaran bayi. Gejala dan tanda kala II persalinan yaitu :
a. Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan
atau vaginanya.
c. Perineum menonjol
d. Vulva dan vagina, spingter ani membuka
e. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
Tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang
hasilnya adalah :
1. Pembukaan serviks telah lengkap
2. Terlihatnya bagian kepala bayi.
Pada saat kepala janin tampak dalam vulva, seorang penolong persalinan
harus menahan perineum dengan kain sedangkan tangan satunya menahan
keluarnya kepala supaya tidak terjadi expulsi berlebihan. Dengan adanya
his dan kekuatan mengejan yang baik, maximal kepala janin dilahirkan
dengan sub uccipito dibawah symphisis. Kemudian dahi, muka dan dagu
melewati perineum. Setelah istirahat his muncul lagi untuk mengeluarkan
tubuh bayi.
Pada primigravida kala II berlangsung kira-kira 2 jam sedangkan pada
Partograf
Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu
petugas kesehatan dalam mengambil keputusan saat pelaksanaan. Partograf dimulai
pada pembukaan 4 cm (fase aktif0. partograf dimulai atau dibuat untuk setiap ibu
bersalin, tanpa menghiraukan apakah persalinan tersebut normal atau dengan
komplikasi.
Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk :
1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan
demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus
lama.
3. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi,
grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang
diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan
atau tindakan yang diberikan.
Hal-hal yang dicatat mengenai kondisi ibu dan janin adalah sebagai berikut :
1. Denyut jantung janin : Dinilai setiap 30 menit sampai 1 jam. Mulai waspada
apabila djj mengarah hingga dibawah 120 atau di atas 160 x/mnt.
2. Air ketuban : Nilai warna ketuban jika selaput ketuban
U : selaput ketuban utuh
J : selaput ketuban pecah dan air ketuban jernih
M : selaput ketuban pecah dan air ketuban bercampur meconium
D : selaput ketuban pecah dan air ketuban bernada darah
K : tidak ada cairan ketuban atau kering
3. Perubahan bentuk kepala janin (molding atau mulase)
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi
dapat menyesuaikan terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu.
Semakin besar derajat penyusupan atau tumpang tindih, antara tulang kepala,
semakin menunjukkan resiko disproporsi kepala panggul atau cephalo pelvic
disproporsion (CPD).
Lambang dalam partograf :
- O : tulang kepala janin terpisah, sutura masih mudah dipalpasi
- 1 : tulang kepala janin bersentuhan
- 2 : tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tapi masih dapat
dipisahkan.
- 3 : tulang kepala janin saling tindih dan tidak dapat dipisahkan.
4. Pembukaan mulut rahim (serviks)
Dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda silang (x) digaris waktu yang
sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks
5. Penurunan bagian terbawah janin
Mengacu pada bagian kepala (dibagi 5 bagian) yang teraba (pada
pemeriksaan abdomen) atau pemeriksaan luar di atas ymphisis pubis. Catat
dengan tanda lingkaran (o) pada setiap pemeriksaan dalam. Pada posisi 0/5
sinsiput (s) atau paruh atas kepala berada di symphisis pubis.
6. Waktu
Menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien
diterima. Jam, catat sesuai angka lajur pembukaan digaris waspada.
7. Kontraksi
Catat setiap setengah jam, lakukan palpasi untuk menghilangkan
banyaknya kontraksi dalam hitungan detik.
: kontraksi lamanya kurang dari 20 detik
: kontraksi lamanya 20-40 detik
: kontraksi lamanya lebih dari 40 detik
8. Oksitosin
Jika memakai oksitosin, catat banyaknya oksitosin per volume cairan
infuse dan dalam tetesan per menit.
9. Obat-obatan yang diberikan
10. Nadi : Catat setiap 30-60 menit dan tandai dengan sebuah titik besar (.)
11. Tekanan darah : Catat setiap 4 jam dan tandai dengan anak panah
12. Suhu badan Catat setiap 2 jam
13. Protein, aseton dan volume urine Catat setiap kali ibu berkemih
Partograf harus digunakan setiap :
1. Untuk semua ibu dalam kala I bersalin fase aktif sebagai elemen penting
asuhan persalinan. Partograf harus digunakan baik ada atau tak ada penyulit.
Partograf akan membantu penolong dalam memantau mengevaluasi dan
membuat keputusan klinik baik persalinan maupun dengan penyulit.
2. Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik,
bidan swasta, rumah sakit, dan lain-lain)
3. Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan pada
ibu selama persalinan dan kelahiran.
Penggunaan partograf yang rutin akan memastikan para ibu dan bayinya
mendapat asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu, dapat mencegah terjadinya
penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka. Pencatatan selama fase
aktif persalinan :
a. Informasi tentang ibu
1. Nama, umur
2. Grafida, para, abortus
3. No catatan medis
4. Tanggal dan waktu mulai dirawat
5. Waktu pecahnya ketuban
b. Kondisi janin
1. DJJ
2. Warna dan adanya air ketuban
3. Moulage kepala janin
c. Kemajuan persalinan
1. Pembukaan serviks
2. Penurunan bagian terbawah janin
3. Garis waspada dan garis bertindak
d. Jam dan waktu
1. Waktu mulainya fase aktif persalinan
2. Waktu actual soal pmx atau penilaian
e. Kontraksi uterus : Frekuensi dan lamanya
f. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
1. Oksitosin
2. Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan
g. Kondisi ibu
1. Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh
2. Urine
h. Asuhan pengamatan dan keputusan lainnya
Mencatat temuan pada partograf
a. Informasi tentang ibu
Lengkapi bagian atas partograf secara teliti saat memulai asuhan
persalinan.
b. Kesehatan dan kenyamanan bayi
1. Djj
Setiap kotak pada bagian ini menunjukkan waktu 30 menit. Skala
angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan djj. Hubungan
titik 1 dengan lainnya dengan garis tidak terputus.
2. Warna dan adanya
Catat temuan. Temuan pada kotak yang sesuai dibawah lajur DJJ.
Gunakan lambang berikut :
- U : ketuban utuh
- J : ketuban sudah pecah, jernih
- M : ketuban sudah pecah, air ketuban bercampur mecanium
- D : ketuban sudah pecah, bercampur darah
- K : ketuban sudah pecah, air ketuban kering
3. Moulage
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilailah penyusupan
kepala janin. Gunakan lambang-lambang berikut ini :
- O : tulang-tulang kepala janin terpisah
- 1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
- 2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpah tindih tapi
masih dapat dipisahkan.
- 3 : tulang-tulang kepala janin saling tumpah tindih dan
tidak dapat dipisahkan.
c. Kemajuan persalinan
Angka 1 – 10 yang tertera disamping kiri kolom menunjukkan
besarnya dilatasi serviks. Masing-masing kotak di bagian ini
menyatakan waktu 30 menit.
1. Perubahan serviks
2. Penurunan bagian terendah janin
3. Garis waspada dan garis bertindak
d. Jam dan waktu
1. Waktu mulainya fase aktif persalinan
Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan)
tertera kotak-kotak yang diberi angka 1-16.
2. Waktu actual soal pmx atau penilaian
e. Kontraksi Uterus
Dibawah lajur waktu partograf terdapat 5 kotak dengan tulisan
kontraksi per 10 menit di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak
menyatakan satu kontraksi.
f. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
1. Oksitosin
Jika tetesan oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30
menit jumlah unit oksitosin yang diberikan pervolume cairan IV
dan dalam satuan tetesan/menit.
2. Obat-obatan lain dan cairan IV
g. Kesehatan dan kenyamanan ibu
1. Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh
2. Volume urine, protein atau aseton
h. Asuhan pengamatan dan keputusan klinik, mencakup :
1. Jumlah cairan per oral
2. Ketuban sakit kepala
3. Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya
4. Persiapan sebelum melakukan rujukan
5. Upaya rujukan
FORMAT PENGKAJIAN PADA IBU INPARTU
I. BIODATA
a. Identitas Istri/Ibu :
- No RM : 087369
- Tanggal masuk : 6 Januari 2022, pukul 11.30 wita
- Tanggal pengkajian : 6 Januari 2022, pukul 16.30 wita
- Nama : Ny.P
- Umur : 18 tahun
- Tanggal lahir : 5 Desember 2003
- Suku/Bangsa : Bugis
- Agama : Islam
- Pendidikan Terakhir : SMP
- Pekerjaan : IRT (Ibu rumah tangga)
- Status Perwakilan : Suami
- Lamanya : 2 tahun
- Perkawinan yang ke :1
- Alamat : Sudiang
b. Identitas Suami :
- Nama : Tn.Y
- Umur : 26 tahun
- Suku/Bangsa : Bugis
- Agama : Islam
- Pendidikan Terakhir : SMP
- Pekerjaan : Kuli bangunan
- Penghasilan/Perbulan : tidak menentu
- Status Perwakilan : Suami
- Lamanya : 2 tahun
- Perkawinan yang ke :1
- Alamat : Sudiang
9. Tungkai
- Varises : tidak ada
- Udema : tidak ada
- Simetris : simetris
Fasa Aktif
1. Lamanya : 4 jam
Pelepasan : lendir,darah
2. Tanda Vital
- Tekanan darah : 129/84 mmHg
- Nadi : 88x/mnt
- Pernafasan : 20x/mnt
4. His
- Tanggal : 6 Januari 2022 pukul 13.00 wita
- Frekuensi : 3 x 10 (20-25)
- Lamanya : 10 menit
- Intensitas (kekuatannya) : adekuat
5. Vagina toucher
- Dilakukan oleh : Bidan
- Indikasi : nyeri abdomen
- Tanggal : 6 Januari 2022 pukul 13.30 wita
- Pembukaan :4
- Serviks : teraba lunak
- Ketuban : sudah tidak ada
- Bagian paling rendah : kepala
- Presentasio : presentasio kepala
- Turunnya hodge : IV pelepasan lendir darah
- Kesan panggul : ginekoid
- Rektum : tidak ada benjolan
- Pelepasan : lendir,darah
b. Kala II
1. Lamanya : 45 menit
2. His intensitasnya : 4x10 (40-50)
3. Denyut Jantung Janin : 138x/mnt
- bagian paling depan : kepala
- Turunnya : masuk ke pintu atas panggul
- Pelepasan lendir : pembukaan 10
- Ketuban pecah : Ya
- Keadaan His : normal
- Keadaan perineum : baik
- Ibu mulai mengedan : Ya
- Caranya mengedan : baik
- Bayi lahir tanggal : 6 januari 2022 pukul 15.20
- Jenis persalinan : normal
- Perdarahan : sedang
4. Keadaan bayi
- Apgar skor 1
1 menit setelah lahir : 8 poin A: 2 - P:2 - G:1- A: 2 - R:1
5 menit : 10 poin A: 2 - P: 2 - G:2 - A:2 -R:2
- Berat badan lahir : 2300 gr
- Panjang badan : 46 cm
- Cacat bawaan : tidak ada
- Caput suksadenum : ada
- Cephal hematom : tidak ada
- Setelah 5 menit apakah ada inisiasi menyusu dini : ada
c. Kala III
1. Lamanya : berlangsung 4 menit
2. TFU setelah bayi lahir : setinggi pusat
3. Katerisasi urine : memakai kateter
4. Kontraksi uterus : baik
5. Lahirnya plasenta : plasenta pasien lahir lengkap pukul 15.30 wita
6. Pemeriksaan plasenta
- Kotiledon : ada
- Beratnya : 470 gr
- Ukuran : 25 cm
- Tali pusat
Panjang : kurang lebih 50 cm
Keadaan : normal
- Tanda Vital
Tekanan darah : 129/84 mmHg
Nadi : 88x/mnt
Pernafasan : 20x/mnt
Suhu : 36,5 C
- Perdarahan : 100 cc
d. Kala IV
1. Observasi post partum pada tanggal : tgl 6/1/2022, pukul 17.20 wita,
2 jam post partum
2. Observasi TTV
3. TD : 126/87 mmHg
4. Nadi : 88x/menit
5. Pernapasan : 20x/menit
6. Suhu : 36,5 C
7. Perdarahan : 150 cc
8. Keadaan umum : Baik