A. Pengertian
Partus atau persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
dengan kekuatan ibu sendiri.
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (38-42 minggu). Lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun janin ( Saefudin, 2001).
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan
premature atau post matur) mempunyai anset yang spontan (tidak diinduksi)
selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya (bukan partus
presipitatus atau partus lama), mempunyai janin tunggal dengan presentasi verteks
(puncak kepala) dan oksiput pada bagian anterior pelvis, terlaksana tanpa bantuan
artificial, tidak mencakup komplikasi (seperti perdarahan hebat) dan mencakup
kelahiran plasenta normal.
c. Teori oksitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar bhipofisi pais anterior
Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas
otot rahim, sehingga sering jaga terjadi Braxton Hiks.
Menurrunannya progesterone akibat tuanya kehamilan, maka oksitosin dapat
meningkatkan aktivitas, sehingga pewrsallinan dapat dimulai.
d. Teori prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang
dikeluarkan oleh sel desidua.
Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim
sehingga hasil konsepsi dikeluarakan
Prostaglandin dianggap dapat memicu terjadinya persalinan.
e. Teori hipotalamus ptiutari dan glandula suprarenalis
Pemberian kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturasi janin, induksi
(mulainya) persalinan.
Galndula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan.
Hormon yang berperan dalam proses persalinan
a. Estrogen
Meningkatkan sensitivitas otot rahim
Menyulitkan penerimaan rangsang dari luar
b. Progesterone
Menurun sehingga rekaksasi oto menghilang
D. Tahap persalinan/kala dalam persalinan
Kala I
Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol
sampai pembukaan lengkap (10 cm). kala I merupakan stadium dilatasi serviks.
Pada permulan his kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga
parturien masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida sekitar 8
jam. Berdasarkan kurve fredman diperhitungkan pembukaan primigravida 1
cm/jam dan pembukaan multigravida 2cm/jam.
Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit. Kala III meru dari 30 menit. Kala III merupakan
stadium plepasan plasenta. Tanda-tanda kala III:
- Uterus menjadi bundar
- Tali pusat bertambah panjang
- Uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim
- Terjadi perdarahan
- Fundus uteri mengalami kontraksi kuat.
- Tinggi fundus uteri turun sampai umbilikus
Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum. Kala IV
dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan post partum.
Observasi yang dilakukan:
- Tingkat kesadaran penderita
- Pemeriksaan TTV
- Kontraksi uterus
- Terjadi perdarahan
F. Penatalaksanaan
1. Persiapan kelahiran
- Persiapan pertolongan persalinan
- Siapkan tempat yang hangat untuk bayi baru lahir
- Perhatikan keadaan janin selama kelahiran dan BBL tentang: adanya mekonium
pada air ketuban, dan kemungkinan adanya distress pernafasan
- Beri tahu pasangan bahwa persalinan telah dimulai agar dapat memberikan
support mental dan memberikan massage bila diperlukan.
I. PENGKAJIAN
1. Aktivitas/istirahat
- kelelahan, mengantuk
2. Sirkulasi
- Nadi biasanya lambat karena hipersensitivitasnya gagal
3. Integritas ego
- Reaksi emosional bervariasi dan dan dapat berubah-ubah misalnya perilaku
menunjukan kurang kedekatan, tidak berminat.
4. Eliminasi
- Kandung kemih kadang terasa diatas simfisis pubis
- Dieresis dapat terjadi apabila tahanan bagian presentasi menghambat urinaria
5. Nutrisi
- Dapat mengeluh lapar
6. Neurosensori
7. Nyeri
8. Ketidaknyamanan
Pemeriksaan diagnosis:
1. Hb/Ht
2. Darah lengkap
3. Urinarius
III. INTERVENSI
1. Dx I
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan
pasien toleransi terhadap nyeri.
Criteria hasil:
- Pasien mengatakan nyeri berkurang
- Pasien tidak gelisah
Intervensi:
a. Kaji lokasi, durasi, frekuensi, dan skala nyeri secara komprehensif.
b. Anjurkan pasien berbaring dengan posisi miring kiri
c. Ajarkan teknik relaksasi dengan nafas dalam saat ada kontraksi his
d. Berikan support mental
e. Monitor TTV dan DJJ
2. Dx II
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawattan diharapkan
tidak terjadi rupture
Criteria hasil :
- Bayi lahir selamat
- Luka perineum teratur
- Perdarahan tidak lebih dari 400 cc
Intrvensi:
a. Atur posisi yang nyaman
b. Kosongkan kandung kemih untuk melancqarkan jalan lahir
c. Pimpin persalinan yang benar
d. Lakukan episitomi
3. Dx III
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan
kebutuhan cairan pasien terpenuhi.
Criteria hasil :
- Letih berkurang dan tidak cepat haus
- Nadi dalam rentang normal
- TTV dalam rentang normal
Intervensi:
a. Monitor TTV
b. Berikan minuman saat tidak ada his
c. Observasi output dan input
d. Kaji tanda-tanda dehidrasi
4. Dx IV
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan
perawattan diri pasien terpenuhi.
Criteria hasil:
- tubuh pasien bersih
- rambut rapi
- bau badan berkurang
Intervensi:
a. motivasi pasien untuk melakukan perawatan diri
b. jelaskan pentingya kebersihan perawatan diri untuk kesehatan
c. bantu pasien dalam perawatan diri sesuai kemampuan
DAFTAR PUSATAKA
Bobak, I.M. & Janson. M.d. 2000. Perawatan Maternitas dan Ginekologi
Alih Bahasa. Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Perawatan
Padjajaran.
Hocker, N.F. 2001. Esensial Obstetric dan Ginekologi , Alih Bahasa Edi
Nugroho. Jakarta: Hipokrates