CVA BLEEDING
1. PENGERTIAN
II. ETIOLOGI
Pecahnya pembuluh darah otak sebagian besar diakibatkan
oleh rendahnya kualitas pembuluh darah otak.Sehingga
dengan adanya tekanan darah yang tinggi pembuluh darah
mudah pecah.
Faktor resiko terjadinya stroke ada 2 :
1) Faktor resiko yang dapat diobati / dicegah :
Perokok.
Penyakit jantung ( Fibrilasi Jantung )
Tekanan darah tinggi.
Peningkatan jumlah sel darah merah ( Policitemia).
Transient Ischemic Attack ( TIAs)
2) Faktor resiko yang tak dapat di rubah :
Usia di atas 65.
Peningkatan tekanan karotis ( indikasi terjadinya
artheriosklerosis yang meningkatkan resiko
serangan stroke).
DM.
Keturunan ( Keluarga ada stroke).
Pernah terserang stroke.
Race ( Kulit hitam lebih tinggi )
Sex ( laki-laki lebih 30 % daripada wanita ).
IV. KLASIFIKASI
Ada dua bentuk CVA bleeding:
1. Perdarahan intra cerebral
Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena
hipertensi mengakibatkan darah masuk ke dalam
jaringan otak, membentuk massa atau hematom yang
menekan jaringan otak dan menimbulkan oedema di
sekitar otak. Peningkatan TIK yang terjadi dengan
cepat dapat mengakibatkan kematian yang mendadak
karena herniasi otak. Perdarahan intra cerebral
sering dijumpai di daerah putamen, talamus, sub
kortikal, nukleus kaudatus, pon, dan cerebellum.
Hipertensi kronis mengakibatkan perubahan
struktur dinding permbuluh darah berupa
lipohyalinosis atau nekrosis fibrinoid.
2. Perdarahan sub arachnoid
Pecahnya pembuluh darah karena aneurisma atau
AVM. Aneurisma paling sering didapat pada
percabangan pembuluh darah besar di sirkulasi
willisi. AVM dapat dijumpai pada jaringan otak
dipermukaan pia meter dan ventrikel otak, ataupun
didalam ventrikel otak dan ruang subarakhnoid.
Pecahnya arteri dan keluarnya darah keruang
subarakhnoid mengakibatkan tarjadinya peningkatan
TIK yang mendadak, meregangnya struktur peka nyeri,
sehinga timbul nyeri kepala hebat. Sering pula
dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan
selaput otak lainnya. Peningkatam TIK yang mendadak
juga mengakibatkan perdarahan subhialoid pada retina
dan penurunan kesadaran. Perdarahan subarakhnoid
dapat mengakibatkan vasospasme pembuluh darah
serebral. Vasospasme ini seringkali terjadi 3-5 hari
setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya
hari ke 5-9, dan dapat menghilang setelah minggu ke
2-5. Timbulnya vasospasme diduga karena interaksi
antara bahan-bahan yang berasal dari darah dan
dilepaskan kedalam cairan serebrospinalis dengan
pembuluh arteri di ruang subarakhnoid. Vasispasme
ini dapat mengakibatkan disfungsi otak global (nyeri
kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal
(hemiparese, gangguan hemisensorik, afasia danlain-
lain).
Otak dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan
glukosa otak dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan
didalam sel saraf hampir seluruhnya melalui proses
oksidasi. Otak tidak punya cadangan O2 jadi
kerusakan, kekurangan aliran darah otak walau
sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian
pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar
metabolisme otak, tidak boleh kurang dari 20 mg%
karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa
sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh,
sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 %
akan terjadi gejala disfungsi serebral. Pada saat
otak hipoksia, tubuh berusaha memenuhi O2 melalui
proses metabolik anaerob, yang dapat menyebabkan
dilatasi pembuluh darah otak.
V.PENATALAKSANAAN MEDIK.
A. PEMERIKSAAN PENUNJANG.
1. LABORATORIUM.
Hitung darah lengkap.
Kimia klinik.
Masa protombin.
Urinalisis.
2. DIAGNOSTIK.
SCAN KEPALA
Angiografi serebral.
EEG.
Pungsi lumbal.
MRI.
X ray tengkorak
B.PENGOBATAN.
1.Konservatif.
a.Pemenuhan cairan dan elektrolit dengan pemasangan
infus.
b.Mencegah peningkatan TIK.
Antihipertensi.
Deuritika.
Vasodilator perifer.
Antikoagulan.
Diazepam bila kejang.
Anti tukak misal cimetidine.
Kortikosteroid : pada kasus ini tidak ada
manfaatnya karena klien akan mudah terkena
infeksi, hiperglikemi dan stress
ulcer/perdarahan lambung.
Manitol : mengurangi edema otak.
2.Operatif
Apabila upaya menurunkan TIK tidak berhasil maka
perlu dipertimbangkan evakuasi hematom karena
hipertensi intrakranial yang menetap akan
membahayakan kehidupan klien.
3.Pada fase sub akut / pemulihan ( > 10 hari )
perlu :
Terapi wicara.
Terapi fisik.
Stoking anti embolisme.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN.
1.RESIKO PENINGKATAN TIK BERHUBUNGAN DENGAN PENAMBAHAN ISI
OTAK SEKUNDER TERHADAP HIPOKSIA, EDEMA OTAK.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan klien
tidak mengalami peningkatan tekanan intra kranial .
Kriteria hasil :
Tidak terdapat tanda peningkatan tekanan intra kranial :
Peningkatan tekanan darah.
Nadi melebar.
Pernafasan cheyne stokes
Muntah projectile.
Sakit kepala hebat.
Intervensi.
NO INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau tanda dan gejala Deteksi dini peningkatan TIK
peningkatan TIK untuk melakukan tindakan
tekanan darah lebih lanjut.
nadi
GCS
Respirasi
Keluhan sakit kepala hebat
Muntah projectile
Pupil unilateral
2. Tinggikan kepala tempat tidur Meninggikan kepala dapat
15-30 derajat kecuali ada membantu drainage vena untuk
kontra indikasi.Hindari mengurangi kongesti vena.
mengubah posisi dengan cepat.
3. Hindari hal-hal berikut : Masase karotid memperlambat
Masase karotid frekuensi jantung dan
mengurangi sirkulasi
sistemik yang diikuti
peningkatan sirkulasi secara
Fleksi leher atau rotasi > 45 tiba-tiba.
derajat. Fleksi atau rotasi ekstrem
Rangsangan anal dengan leher mengganggu cairan
jari(boleh tapi dengan hati- cerebrospinal dan drainage
hati ) hindari mengedan, fleksi vena dari rongga intra
ekstrem panggul dan lutut. kranial.
Aktifitas ini menimbulkan
manuver valsalva yang
merusak aliran balik vena
dengan kontriksi vena
jugularis dan peningkatan
TIK.
4. Konsul dokter untuk mendapatkan Mencegah konstipasi dan
pelunak feces jika di perlukan. mengedan yang menimbulkan
manuver valsalva.
5. Pertahankan lingkungan tenang, Meningkatkan istirahat dan
sunyi dan pencahayaan redup. menurunkan rangsangan
membantu menurunkan TIK.
6. Berikan obat-obatan sesuai Menurunkan tekanan darah.
dengan pesanan: Mencegah terjadinya
Anti hipertensi. trombus.
Anti koagulan. Mencegah defisit cairan.
Terapi intra vena pengganti Mencegah obstipasi.
cairan dan elektrolit. Mencegah stres ulcer.
Pelunak feces. Meningkatkan daya tahan
Anti tukak. tubuh.
Roborantia. Mengurangi nyeri.
Analgetika. Memperbaiki sirkulasi
Vasodilator perifer. darah otak.
Rencana Tindakan :
INTERVENSI RASIONAL
1. Jelaskan klien tentang kegunaan R/ Pengetahuan yang
batuk yang efektif dan mengapa diharapkan akan membantu
terdapat penumpukan sekret di mengembangkan kepatuhan
sal. pernapasan. klien terhadap rencana
teraupetik.
2. Ajarkan klien tentang metode R/ Batuk yang tidak
yang tepat pengontrolan batuk. terkontrol adalah
melelahkan dan tidak
efektif, menyebabkan
frustasi.
3. Napas dalam dan perlahan saat R/ Memungkinkan ekspansi
duduk setegak mungkin. paru lebih luas.
4. Lakukan pernapasan diafragma. R/ Pernapasan diafragma
menurunkan frek. napas dan
meningkatkan ventilasi
alveolar.
5. Tahan napas selama 3 - 5 detik R/ Meningkatkan volume
kemudian secara perlahan-lahan, udara dalam paru
keluarkan sebanyak mungkin mempermudah pengeluaran
melalui mulut. Lakukan napas ke sekresi sekret.
dua , tahan dan batukkan dari
dada dengan melakukan 2 batuk
pendek dan kuat.
6. Auskultasi paru sebelum dan R/ Pengkajian ini membantu
sesudah klien batuk. mengevaluasi keefektifan
upaya batuk klien.
7. Ajarkan klien tindakan untuk R/ Sekresi kental sulit
menurunkan viskositas sekresi : untuk diencerkan dan dapat
mempertahankan hidrasi yang menyebabkan sumbatan mukus,
adekuat; meningkatkan masukan yang mengarah pada
cairan 1000 sampai 1500 cc/hari atelektasis.
bila tidak kontraindikasi.
DAFTAR PUSTAKA