Anda di halaman 1dari 26

asuhan keperawatan

Kamis, 05 Mei 2011


ASFIKSIA SEDANG

LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN

Asfiksia neonatorium adalah keadaan bayi lahir yang tidak dapat berapas secara spontan dan
teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan
akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. (Sarwono Prawirohardjo, 1992).
Asfiksia adalah kegagalan untuk memulai dan melanjutkan pernapasan secara spontan dan

dan teratur pada saat bayi baru lahir atau beberapa saat sesudah lahir (APN).

Asfiksia dibagi menjadi :

1) Asfiksia Berat (Nilai APGAR 0-3)

Resusitasi aktif dalam keadaan ini harus segera dilakukan. Langkah utama ialah memperbaiki

ventilasi paru-paru dengan memberikan O2 secara tekanan langsung dan berulang-ulang. Bila

setelah beberapa waktu pernapasan spontan tidak timbul dan frekuensi jantung menurun

maka pemberian obat-obat lain serta massase jantung sebaiknya segera dilakukan.

2) Asfiksia ringan-sedang (Nilai APGAR 4-6)

Pernapasan aktif yang sederhana dapat dilakukan secara pernapasan kodok (frog breathing).

Cara ini dikerjakan dengan melakukan pipa ke dalam jantung dan O2 dialirkan dengan

kecepatan 1-2 liter dalam 1 menit. Agar saluran napas bebas, bayi diletakkan dengan kepapa

dorsofleksi.

Pada pernapasan dari mulut ke mulut, mulut penolong diisi terlebih dahulu dengan O2

sebelum pernapasan. Peniupan dilakukan secara teratur dengan frekuensi 20-30 kali semenit
dan diperhatikan gerakan pernapasan yang mungkin timbul. Jika terjadi penurunan frekuensi

jantung dan tonus otot maka bayi dikatakan sebagai penderita asfiksia berat.

Tujuan melakukan tindakan terhadap bayi asfiksia adalah melancarkan kelangsungan

pernafasan bayi yang menimbulkan sebagian besar terjadi pada waktu persalinan.

B. PENYEBAB ASFIKSIA

Beberapa keadaan pada ibu dapat menyebabkan aliran darah ibu melalui plasenta berkurang

sehingga aliran oksigen janin berkurang dan akibatnya terjadi gawat janin. Hal ini

menyebabkan asfiksia bayi baru lahir.

Faktor-faktor dari keadaan ibu sebagai berikut :

a. Preeeklampsi dan eklampsi

b. Perdarahan abnormal

c. Partus lama / partus macet

d. Deman selama persalinan

e. Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)

f. Kehamilan post matur

Dilihat dari tali pusat dapat juga menjadi penyebab terjadinya asfiksia BBL adalah sebagai

berikut :

a. Lilitan tali pusat

b. Tali puat pendek

c. Prolapsus tali pusat

Pada keadaan berikut, bayi mungkin mengalami asfiksia

a. Bayi premature

b. Persalinan sulit (letak sungsang, gemell, distosia, ekstraksi vakum, forcep)

c. Kelainan kongenital
d. Air ketuban bercampur mekonium

C. DIAGNOSIS

Asfiksia yang terjadi pada bayi merupakan kelanjutan dari hipoksia janin, Dianosis hiposia

janin dapat dibuat dalam persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin. Hal ini

berikut yang perlu mendapat perhatian :

a) Denyut Jantung Janin

Frekuensi normal adalah 120 sampai 160 denyutan dalam satu menit. Selama his frekuensi ini

biasanya tetapi di luar his kembali lagi ke keadaan semula. Peningkatan kecepatan denyut

jantung umumnya tidak banyak artinya, akan tetapi apabila frekuensi turun di bawah sampai

100 di luar atau lebih jika teratur, hal ini merupakan tanda bahaya.

b) Mekonium dalam air ketuban

Mekonium pada presentasi kepala mungkin menunjukkan gangguan oksigenisasi dan harus

menimbulkan kewaspadaan.

Penilaian asfiksia BBL dalam melakukan resustasi ditentukan oleh tiga aspek yang sangat

penting yaitu :

1. Pernapasan

2. Denyut jantung

3. Warna kulit

D. DASAR ASUHAN BBL

Dalam setiap persalinan penatalaksanaan BBL menganut prinsip, yang penting untuk

kelangsungan hidup BBL, diantaranya :

1) Kering, Bersih dan Hangat


Sangat penting bagi semua bayi baru lahir untuk dijaga agar selalu tetap kering, bersih dan

hangat untuk mencegah bayi hipotermi yang membahayakan.

2) Bebaskan dan Bersihkan Jalan Nafas

Bersihkan jalan nafas bayi dengan mengusap mukanya dengan kain atau kasa yang bersih

dari darah dan lendir segera setelah kepala bayi lahir (masih di Perineum ibu). Apabila BBL

tidak bernapas atau napas megap-megap maka penghisapan lendir amat penting sebagai

bagian mutlak dari langkah awal resusitasi

3) Rangsangan Taktil

Mengeringkan tubuh bayi pada dasarnya adalah rangsangan untuk bayi adalah prosedur ini

sudah vukup untuk merangsang usaha nafas.

4) ASI

Adalah sangat penting sekali bahwa BBL segera di beri ASI dini dalam 30 menit sesudah

bayi lahir dan hanya diberikan ASI saja tidak diberikan lainnya.

E. PENATALAKSANAAN ASFIKSIA DENGAN TINDAKAN RESUSITASI BBL

Bila bayi tidak bernapas atau bernapas megap-megap sambil melakukan lebih awal :

1) Beritahukan ibu dan keluarga bayinya perlu bantuan nafas

2) Mintalah salah seorang keluarganya untuk mendampingi ibu memberi dukungan moral,

menjaga ibu dan melaporkan bila ada perdarahan

Tahap I

Langkah awal perlu dilakukan dalam 30 detik langkah tersebut adalah :

1) Jaga bayi tetap hangat

a. Letakkan bayi di atas kain yang ada di atas perut ibu

b. Bungkus bayi dengan kain tersebut, potong tali pusat


c. Pindahkan bayi ke atas kain ditempat resusitasi

2) Atur posisi bayi

a. Baringkanlah bayi terlentang dengan kepala didekat penolong

b. Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi

3) Isap Lendir

Gunakan alat penghisap lendir De Lee dengan cara sebagai berikut :

a. Isap lendir mulut dari mulut dulu kemudian hidung

b. Lakukan penghisapan saat alat penghisap ditarik keluar, jangan lebih dari 5 cm ke dalam

mulut dan lebih dari 3 cm ke dalam hidung.

4) Keringkanlah dan Rangsang Bayi

a. Keringkanlah bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan sedikit tekanan.

Rangsangan ini dapat membantu BBL mulai bernafas sedikit tekanan. Rangsangan ini dapat

membantu BBL mulai bernafas

b. Lakukan rangsangan taktil dengan beberapa cara

1. Menepuk atau menyentil telapak kaki

2. Menggosok perut, dada, punggung atau tungkai kaki dengan telapak tangan

5) Atur kembali posisi kepala bayi dan bungkus bayi

a. Ganti kain yang telah basah dengan kain yang ada di bawahnya

b. Bungkus bayi dengan kain tersebut, jangan menutupi muka, dada agar biasa memantau

pernafasan bayi

c. Atur kembali posisi kepala bayi sehingga sedikit ekstensi

6) Lakukan Penilaian Bayi

Lakukan penilaian apakah bayi bernafas normal, atau tidak bernafas megap-megap

a. Bila bayi bernafas normal, berikan ibunya untuk disusui

b. Bila bayi tidak bernafas atau megap-megap mulai lakukan ventilasi


Tahap II : Ventilasi

Ventilasi adalah tahapan tindakan resusitasi untuk memasukan sejumlah volume udara ke

paru-paru dengan tekanan positif untuk membawa aveoli perlu agar bayi bisa bernafas

spontan dan teratur.

Langkah-langkah sebagai berikut :

1) Pasang sungkup

Pasang sungkup dan pegang agar menutupi mulut dan hidung bayi

2) Ventilasi 2 kali

a. Lakukan tiupan dengan tekanan 30 cm air

b. Lihatlah apakah dada bayi mengembangl. Bila dada tidak mengembang periksa posisi kepala,

pastikan sudah ekstensi, periksa posisi sungkup dan pastikan tidak ada udara bocor dan

periksa cairan atau ledir di mulut bila ada mengembang lakukan tahapan berikutnya.

3) Ventilasi 20 kali dalam 30 detik

a. Lanjutkan ventilasi tiap 20 x dalam 30 detik (dengan tekanan 20 cm air)

b. Hentikan ventilasi setiap 30 detik

c. Lakukanlah penelitian bayi, apakah bayi bernafas, bernafas tidak normal atau megap-megap

1. Bila bayi normal, hentikan ventilasi dan pantau bayi dengan seksama

2. Bila bayi tifak bernafas atau megap-megap, teruskan ventilasi 20 x dalam 30 detik, kemudian

lakukan penilaian setiap 30 detik.

4) Siapkan rujukan bila bayi belum bernafas normal sesudah 2 menit ventilasi

a. Mintalah keluarga untuk mempersiapkan rujukan

b. Hentilan ventilasi sesudah 20 menit tidak berhasil

Tahap III : Asuhan Pasca Resusitasi


Asuhan pasca resusitasi adalah pelayanan kesehatan pasca resusitasi, yang diberikan baik

kepada bayi baru lahir ataupun ibu dan keluarga setelah resusitasi berhasil sebaiknya bidan

tinggal bersama ibu dan keluarga bayi untuk memantau bayi minimal 2 jam pertama

1) Bila pernapasan bayi dan warna kulitnya normal, berikan pada ibunya

a. Letakkan bayi di dada ibu dan selimuti keduanya dengan kain hangat

b. Anjurkan ibu menyusui bayinya dan membelainya

c. Lakukan asuhan neonatal normal

2) Lakukan pemantauan seksama terhadap bayi pasca resusitasi selama 2 jam pertama

a. Perhatikan tanda-tanda kesulitan bernafas pada bayi

1. Terikan dinding dada ke dalam nafas megap-megap, frekuensi nafas < 30 x/menit atau > 60

x/menit

2. Bayi kebiruan atau pucat

3. Bayi lemas

b. Pantau juga bayi yang berwarna pucat walaupun tampak bernafas

3) Jagalah agar bayi tetap hangat dan kering

Tunda memandikan bayi sampai 6 sampai 24 jam

4) Bila kondisi bayi memburuk

Perlu rujukan sesudah resusitasi


ASUHAN BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA SEDANG
TERHADAP BAYI Ny. A DI RB NURI MULYOJATI
METRO BARAT

I. Pengumpulan Data

Pada tanggal 15-03-2007 pukul 15.00 WIB

1) Identitas

Nama : Bayi Ny. A

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal Lahir : 15-03-2007

Jam : 14.30 WIB

Anak ke : Satu

Alamat : Jl. Kenanga No. 10 16 C Metro

Nama Ibu : Ny. A Nama Ayah : Tn R.

Umur : 24 th Umur : 27 th

Pendidikan : DIII Pendidikan : S1

Agama : Islam Agama : Islam

Pekerjaan : PNS Pekerjaan : PNS

Alamat : Jl. Kenanga No. 10 Alamat : Jl. Kenanga No. 10

16 C Metro 16 C Metro

2) Keluhan Utama
Bayi Ny. A lahir dengan keadaan lemah, tidak menangis spontan, denyut jantung lemah,

warna kulit pucat.

3) Riwayat Kesehatan

a. Riwayat persalinan sekarang

1. Usia kehamilan : 40 minggu

2. Lama persalinan :

Kala I : 5 jam

Kala II : 30 menit

Kala III : 20 menit

Kala IV : 2 jam setelah persalinan

Keadaan air ketuban : Jernih

Waktu pecah ketuban : Saat pembukaan lengkap

Jenis persalinan : Spontan

Lilitan tali pusat : Tidak ada

Episiotomi : ya

Obat-obat : Oxytosin

Ditolong oleh : Bidan

b. Nilai APGAR Score

No Aspek yang dinilai Menit Pertama


1 Appereance 1
2 Polse 1
3 Gramace 1
4 Activity 1
5 Respirasi 1
Jumlah 5

4) Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan umum :

Bayi lemah, tidak menangis

Pernapasan megap-megap

Denyut jantung lemah

Warna kulit : tubuh merah, akstremitas biru

b) Tanda-tanda Vital

Tem : 36,5 0 C BB : 2900 gr RR : 24 X/menit

Pols : 90 X/ Menit PB : 50 Cm Refleks: Babinsky negatif

a. Kepala

UUB : Cembung UUK : Cekung

Moulage :O Sucudenum : Tidak ada

Bentuk kepala : simetris keadaan tubuh : tidak ada kelamin

b. Mata

Bentuk mata : simetris Strabismus : tidak ada

Pupil mata : Normal Skelra : tidak ikterik

Keadaan : Bersih

c. Hidung

Bentuk : Simetris

Pernapasan cuping hidung : Ada


Keadaan : Kotor

Lubang hidung : Kotor

Pernapasan : Megap-megap

d. Mulut

Bentuk : Simetris Palatum : Normal

Reflek hisap : Lemah Bibir : Normal

Gusi : Normal

e. Telinga

Posisi : Simetris kanan dan kiri

Keadaan : Bersih tidak ada sumbatan

f. Leher

Pembesaran vena/kelenjar : tidak ada

Pergerakan leher : lemah

g. Dada

Posisi : Simetris Pols : 90x/menit

Mammae : Ada Pernapasan : 24x/menit

Warna kulit : Kemerahan Suara Dada : belum bersih

h. Perut

Posisi : Simetris

Tali pusat : Basah

Warna kulit : Kemerahan

Tidak ada pembesaran / benjolan

i. Punggung / Bokong
Tidak ada benjolan, fleksibilitas, tulang punggung baik

j. Ekstremitas

Jari tangan : Lengkap tanpa cacat

Posisi dan bentuk : Simetris kanan dan kiri

Jari kaki : Lengkap tanpa cacat

Pergerakan : Lemah

Warna kulit : Biru

k. Genetalia

Lengkap, terdapat labia mayora dan minora (positif), urema (positif), klitoris (positif). Jenis

kelamin : Perempuan. Anus : (Positif) tidak ada sumbatan

l. Reflek

Menghisap (sucking) : Lemah

Reflek kaki (stapping) : Lemah

Menggemgam (graping) : Lemah

Reflek Moro : Ada tapi lemah

m. Ukuran Antropometri

BB : 2900 gr

TB : 50 cm

Lingkar Dada : 32 cm

Lila : 12 cm
c) Data Psikososial

Respon ibu terhadap anak : Ibu senang dengan kelahiran anaknya

Respon keluarga terhadap anak : Keluargapun senang dengan kelahiran

anak

5) Nutrisi

ASI belum diberikan

II. Interprestasi Data Dasar

1. Bayi lahir cukup bulan dengan Asfiksia sedang

Ds : Anak lahir tanggal 15 Maret 2007 pukul 14.30. persalinan spontan,

bayi bernafas megap-megap

Do : Keadaan umum : bayi lemah, tidak menangis

Pernafasan megap-megap

Denyut jantung lemah

Warna kulit : tubuh merah, ekstremitas biru

Tanda-tanda vital

BB : 2900 gr

TB : 20 cm

RR : 24x/menit

Apgar Score : 5

2. Masalah

1) Pemasukan oksigen yang tidak adekuat

2) Hipotermi

Dasar

1. Masih terdapat secret dalam mulut dan hidung


2. Nafas masih terdapat ronchi

3. Tubuh bayi terasa dingin

3) Kebutuhan

Dasar :

a) Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tidak terjadi hipotermi

Dasar :

Bayi lahir tanggal 15 Maret 2007 pukul 14.30 WIB

Tubuh bayi masih basah oleh air ketuban

b) Resusitasi BBL

Dasar :

Bayi baru lahir

Pada mulut dan hidung terdapat secret

APGAR Score : 5

c) Perawatan Tali Pusat

Dasar :

Bayi lahir tanggal 15 Maret 2007 Pukul 14.30 WIB

Tali pusat masih basah

d) Pemberian ASI Eksklusif

Dasar :

Bayi baru lahir

Bayi belum diberi ASI

III. Antisipasi Diagnosa dan Masalah Potensial


a) Potensial terjadi hipotermi

Dasar : tubuh Bayi masih basah oleh air ketuban

b) Potensial perpindahan micro organisme

Dasar : Tali pusat masih basah

c) Potensial terjadi hipoglikemi

Dasar : Bayi belum mendapatkan ASI

d) Potensial terjadi asfiksia berat

Dasar : Bayi baru lahir dengan asfiksia sedang

IV. Kebutuhan Intevensi segera dan Kolaborasi

Tindakan segera : Melakukan tindakan resusitasi BBL

Kolaborasi : Dilakukan bila terjadi asfiksia berat dan infeksi tali pusat

V. Rencana Manajemen

1. Jelaskan kepada ibu tentang kondisi bayinya saat ini

a) Bayi mengalami asfiksia

b) Bayi memerlukan penanganan resusitasi

2. Gunakan teknik septik dan antiseptik.

a) Siapkan ruang dan pelengkapan resusitasi

b) Pakai pelindung diri untuk mencegah infeksi

c) Cuci tangan dengan 6 langkah

3. Cegah kehilangan panas

a) Bungkus bayi dengan handuk di atas perut ibu bila tali pusat panjang

b) Hidupkan radian warmer untuk menghangatkan bagian dada bayi

4. Lakukan pembebasan jalan nafas


a) Bebaskan jalan nafas

b) Letakkan bayi pada posisi yang benar

c) Lakukan slim zuinger dengan panjang selang < 3 cm pada hidung dan < 5cm pada mulut.

5. Lakukan rangsangan taktil

a) Usap-usap punggung, dada, abdomen, ekstremitas bayi atau

b) Sentil telapak kaki

6. Lakukan penilaian bayi

a) Perhatikan dan nilai nafas bayi

b) Hitung frekuensi, denyut jantung bayi

c) Nilai warna kulit bayi

7. Lakukan resusitasi BBL

b. Jaga bayi agar tetap hangat dan kering

c. Atrur posisi bayi dengan posisi terlentang dengan posisi kepala setengah ekstensi

d. Lakukan penghisapan lendir dengan alat penghisap lendir De Lee

e. Keringkan dan lakukan rangsangan taktil

f. Atur kembali posisi kepala bayi dan bungkus bayi

g. Lakukan penilaian apakah bayi menangis atau bernafas spontan dan teratur

h. Pasang sungkup sehingga menutupi hidung, mulut dan dagu

i. Lakukan ventilasi 2 x dengan tekanan 30 cm air, amati gerakkan dada bayi

j. Bila dada bayi mengembang, lakukan ventilasi 20 x dengan tekanan 20 cm air dalam 30

detik

k. Lanjutkan ventilasi hentikan tiap 30 detik dan lakukan penilaian bayi menangis atau bernafas

spontan dan teratur

8. Lakukan perawatan tali pusat

a) Jepit tali pusat dengan dua buah klem


b) Potong tali pusat dengan gunting tali pusat

c) Bungkus tali pusat dengan kasa steril

d) Ajarkan pada ibu untuk perawatan tali pusat

e) Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat secara teratur

f) Lakukan evaluasi kemampuan ibu untuk mengulang

9. Berikan imunisasi pada bayi

a) Imunisasi hepatitis B

b) Pemberian salep / tetes mata :

1) Tetrasiklin 1%

2) Eritromisin 0,5%

3) Klorampenikol

Pemberian satu kali dalam 1 jam setelah bayi lahir, dengan 1 sampai 2 tetes.

c) Vitamin K untuk bayi cukup bulan dosisnya 1 mg/0,5 cc, untuk bayi kurang bulan 0,5 mg / ¼

cc.

10. Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI eksklusif.

VI. Implementasi Langsung

1) Menjelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya saat ini

a) Bayi mengalamai asfiksia sedang yaitu kegagalan untuk memulai dan melanjutkan

pernafasan secara spontan dan teratur pada saat bayi baru lahir atau beberapa saat setelah

lahir

b) Bayi memerlukan penanganan resusitasi yaitu pemberian oksigen yang adekuat dan curah

jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat vital lain.

2) Menggunakan teknik septik dan antiseptik dalam resusitasi

a) Memakai perlengkapan resusitasi :

1. Siapkan radian warmer untuk mengahangatkan tubuh bayi


2. Bengkok, kom, air hangat

3. Resusitasi set

4. Handuk, kain, bedong, bantalan

b) Memakai perlindungan diri

1. Memakai barak skort

2. Memakai masker

3. Memakai mitela

4. Memakai kacamata

5. memakai handscone

6. Memakai sepatu boot

c) Mencuci tangan dengan 6 langkah :

1. Mengusap telapak tangan

2. Mengusap sela-sela jari tangan

3. Mengusap jempol

4. Mengusap punggung tangan

5. Mengusap kuku

6. Membilas dengan air

3) Mempertahankan suhu tubuh bayi

1. Membungkus bayi dengan handuk kering dan bersih yang ada di atas perut ibu bila tali pusat

panjang. Mengeringkan tubuh dan kepala bayi dengan handuk untuk menghilangkan air

ketuban dan mencegah kehilangan suhu tubuh melalui evaporasi

2. Menghidupkan radian warmer untuk mengahangatkan bagian dada bayi dengan meletakkan

bayi terlentang di bawah alat pemancar panas.

4) Melakukan pembebasan jalan nafas


a. Membersihkan jalan nafas dengan cara membersihkan mata, hidung, dan mulut bayi secara

zig zag dengan kasa steril segera setelah lahir

b. Meletakkan bayi terlentang atau miring dengan leher agak ekstensi atau tengadah dengan

meletakkan selimut atau handuk yang digulung di bawah bahu sehingga bahu terangkat 2-3

cm

c. Membersihkan jalan nafas dengan menghisap cairan amnion dan lendir dari mulut dan

hidung menggunakan slim zuinger dengan panjang selang < 3 cm pada hidung dan < 5 cm

pada mulut. Bila air ketuban bercampur mekonium maka penghisapan dari trakea diperlukan

untuk mencegah aspirasi mekonium. Hisap dari mulut terlebih dahulu kemudian hisap dari

hidung.

5) Melakukan rangsangan taktil

a. Usap-usap punggung bayi ke arah atas

b. Menyentil telapak kaki bayi untuk memberikan rangsangan yang dapat menimbulkan atau

mempertahankan pernafasan

6) Melakukan penilaian bayi

a) Memperhatikan dan menilai pernafasan bayi

b) Menghitung frekuensi DJJ bayi

c) Menilai warna kulit bayi

7) Melakukan resusitasi BBL

a) Menjaga bayi agar tetap hangat dan kering

b) Mengatur posisi bayi dengan posisi terlentang dengan posisi kepala setengah ekstensi

c) Lakukan penghisapan lendir dengan alat penghisap lendir De Lee

d) Mengeringkan dan lakukan rangsangan taktil

e) Mengatur kembali posisi kepala bayi dan bungkus bayi

f) Melakukan penilaian apakah bayi menangis atau bernafas spontan dan teratur
g) Memasang sungkup sehingga menutupi hidung, mulut dan dagu

h) Melakukan ventilasi 2 x dengan tekanan 30 cm air, amati gerakkan dada bayi

i) Bila dada bayi mengembang, lakukan ventilasi 20 x dengan tekanan 20 cm air dalam 30

detik

j) Melanjutkan ventilasi hentikan tiap 30 detik dan lakukan penilaian bayi menangis atau

bernafas spontan dan teratur

8) Melakukan perawatan tali pusat

a. Menjepit tali pusat dengan dua buah klem

b. Memotong tali pusat dengan gunting tali pusat

c. Membungkus tali pusat dengan kasa steril

d. Mengajarkan kepada ibu untuk perawatan tali pusat

e. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan perawatan tali pusat

f. Melakukan evaluasi kemampuan ibu untuk mengulang

9) Memberikan imunisasi pada bayi

a. Imunisasi hepatitis B.

b. Pemberian salep / tetes mata.

1. Tetrasiklin 1%

2. Eritromisin 0,5%

3. Klorampenikol

10) Menjelaskan kepada ibu mengenai pentingnya ASI eksklusif

a. Menganjurkan kepada ibu agar memberikan ASI eksklusif, dengan tidak memberi makanan

lain selain ASI

VII. Evaluasi

1. Keadaan umum bayi baik, kesadaran baik

2. Bayi bernafas spontan


3. Tidak terjadi perubahan suhu

Temp : 36,5oC

RR : 24x/menit

4. Tali pusat terawat baik

5. Ibu mengerti mengenai pentingnya ASI eksklusif dan bersedia untuk memberikan ASI

eksklusif kepada bayinya

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari Ke-2

Tanggal 16-03-2007

S 1.: Ibu menyatakan sudah melakukan yang dianjutkan

2. Ibu mengatakan sudah memberi ASI pada bayinya secara adekuat

3. Ibu mengatakan bahwa jalan nafas bayi sudah bersih dan teratur

4. Ibu mengatakan anaknya tempak sehat dan segera akan pulang

O 1.: Bayi baru lahir hari ke-2

2. Keadaan umum bayi baik

3. Tali pusat masih basah

4. Vital sign
a) Suhu : 37oC

b) RR : 26x/menit

c) Pols : 98x/menit

d) Refleks

1. Moro : Ada

2. Rooting : Ada

3. Isap : Ada

4. Menangis : Bayi menangis pada saat dirangsang

e) Warna kulit : Merah

5. Bayi sudah disusui oleh ibu

6. Eliminasi : BAK 5-6x/hari, BAB, 2x/hari

A 1.: Diagnosa

Bayi baru lahir hari ke-2

Dasar : a. Bayi lahir spontan pervaginam pada tanggal 15 Maret

2007 pukul 14.30 WIB

b. Bayi sudah mau minum ASI secara adekuat

2. Masalah

Tidak ada

3. Kebutuhan

a) Perawatan bayi sehari-hari

b) Pemenuhan nutrisi bayi

P 1.: Ajarkan pada ibu tentang perawatan bayu sehari-hari

2. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif pada bayi dari umur 0-6 bulan

3. Ajarkan pada ibu segera ketenaga kesehatan bila ada kelainan pada bayinya

4. Ajarkan pada ibu perawatan tali pusat


Hari Ke-7

Tanggal 23-03-2007

S 1.: Ibu mengatakan sudah melakukan yang dianjurkan

2. Ibu mengatakan sudah memberikan ASI eksklusif secara adekuat

O 1.: Bayi baru lahir hari ke-7

2. Keadaan umum bayi baik

3. Tali pusat sudah puput

4. Vital Sign

a) Moro : Ada

b) Rooting : Ada

c) Isap : Ada

5. Bayi sudah disusui oleh ibu

6. Eliminasi BAK 5-6x/hari, BAB 2x/hari

A 1)
: Diagnosa

Bayi baru lahir hari ke-7

Dasar : a. Bayi lahir spontan pervaginam pada tanggal 15 Maret

2007 pukul 14.30 WIB

b. Bayi sudah mau minum ASI secara adekuat

2) Masalah

Tidak ada
3) Kebutuhan

a. Perawatan bayi sehari-hari

b. Pemenuhan nutrisi bayi

P a): Ajarkan pada ibu tentang perawatan bayu sehari-hari

b) Anjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif pada bayi dari umur 0-6 bulan

c) Ajarkan pada ibu segera ketenaga kesehatan bila ada kelainan pada bayinya

d) Ajarkan pada ibu perawatan tali pusat

Hari ke-14

Tanggal 06-04-2007

S 1.: Ibu mengatakan sudah melakukan yang dianjurkan

2. Ibu mengatakan sudah memberikan ASI eksklusif secara adekuat


O Bayi
: baru lahir hari ke-7

Keadaan umum bayi baik

Tali pusat sudah puput

Vital Sign

a) Suhu : 37oC

b) : 25x/menit

c) Pols : 92x/menit

d) BB : 2900 kg

e) Reflek

Moro : ada

Rooting : ada

Isap : ada

f) Warna kulit Merah

Bayi sudah disusui oleh ibu

Eliminasi : BAK 5-6x/hari, BAB 2x/hari

A Diagnosa
:

Bayi baru lahir hari ke-14

Dasar : a. Bayi lahir spontan pervaginam pada tanggal 15 Maret

2007 pukul 14.30 WIB

b. Bayi sudah mau minum ASI secara adekuat

Masalah

Tidak ada

Kebutuhan
a) Perawatan bayi sehari-hari

b) Pemenuhan nutrisi bayi

P 1)
: Anjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif pada bayi dari umur 0-6 bulan

2) Ajarkan pada ibu segera ke tenaga kesehatan bila ada kelainan pada bayinya

3) Anjurkan pada ibu untuk membawa bayinya ke posyandu untuk memantau

tumbuh kembang bayinya

4) Ajarkan kepada ibu tentang pentingnya imunisasi

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2002.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.


Jakarta : YPB

Mochtar Rustam, MPH. 1998.Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta EGC

Obstetri Williams. 1983. Bandung : Fakultas Kedokteran UNPAD

Anda mungkin juga menyukai