GAWAT NAPAS
Oleh :
EKA PAHRIANTI
1614901110054
I.4 Patofisiologi
Bayi prematur lahir dengan kondisi paru yang belum siap sepenuhnya
untuk berfungsi sebagai organ pertukaran gas yang efektif. Hal ini
merupakan faktor kritis dalam terjadi RDS, ketidaksiapan paru
menjalankan fungsinya tersebut disebabkan oleh kekurangan atau
tidak adanya surfaktan. Surfaktan adalah substansi yang merendahkan
tegangan permukaan alveolus sehingga tidak terjadi kolaps pada akhir
ekspirasi dan mampu menahan sisa udara fungsional/kapasitas residu
funsional (Ilmu Kesehatan Anak, 1985). Surfaktan juga menyebabkan
ekspansi yang merata dan menjaga ekspansi paru pada tekanan intra
alveolar yang rendah.
Kekurangan atau ketidakmatangan fungsi surfaktan menimbulkan
ketidakseimbangan inflasi saat inspirasi dan kolaps alveoli saat
ekspirasi. Bila surfaktan tidak ada, janin tidak dapat menjaga parunya
tetap mengembang. Oleh karena itu, perlu usaha yang keras untuk
mengembangkan parunya pada setiap hembusan napas (ekspirasi)
sehingga untuk pernapasan berikutnya dibutuhkan tekanan negative
intratoraks yang lebih besar dengan disertai usaha inspirasi yang lebih
kuat. Akibatnya, setiap kali bernapas menjadi sukar seperti saat
pertama kali bernapas (saat kelahiran). Sebagai akibat, janin lebih
banyak menghabiskan oksigen untuk menghasilkan energi ini
daripada yang ia terima dan ini menyebabkan bayi kelelahan. Dengan
meningkatnya kelelahan, bayi akan semakin sedikit membuka
alveolinya. Ketidakmampuan mempertahankan pengembangan paru
ini dapat menyebabkan atelaktasis.
I.6 Kompilkasi
Komplikasi jangka pendek dapat menyebabkan terjadinya:
a. Kebocoran alveoli : Apabila dicurigai terjadi kebocoran udara
(pneumothorak, pneumomediastinum, pneumopericardium,
emfisema intersisiel), pada bayi dengan RDS yang tiba-tiba
memburuk dengan gejala klinikal hipotensi, apnea, atau bradikardi
atau adanya asidosis yang menetap.
b. Jangkitan penyakit karena keadaan penderita yang memburuk dan
adanya perubahan jumlah leukosit dan thrombositopeni. Infeksi
dapat timbul kerana tindakan invasiv seperti pemasangan jarum
vena, kateter, dan alat-alat respirasi.
c. Perdarahan intrakranial dan leukomalacia periventrikular,
perdarahan intraventrikuler terjadi pada 20-40% bayi prematur
dengan frekuensi terbanyak pada bayi RDS dengan ventilasi
mekanik.
I.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan RDS atau Sindrom gangguan napas adalah sebagai
berikut:
Bersihkan jalan nafas dengan menggunakan penghisap lendir dan
kasa steril
Pertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus bayi dengan
kaki hangat
Atur posisi bayi dengan kepala ekstensi agar bayi dapat bernafas
dengan leluasa
Apabila terjadi apnue lakukan nafas buatan dari mulut ke mulut
Longgarkan pakaian bayi
Beri penjelasan pada keluarga bahwa bayi harus dirujuk ke rumah
sakit
Bayi rujuk segera ke rumah sakit
Menurut Suriadi dan Yuliani (2001) dan Surasmi, dkk (2003) tindakan
untuk mengatasi masalah kegawatan pernafasan meliputi :
Mempertahankan ventilasi dan oksigenasi adekuat.
Mempertahankan keseimbangan asam basa.
Mempertahankan suhu lingkungan netral.
Mempertahankan perfusi jaringan adekuat.
Mencegah hipotermia.
Mempertahankan cairan dan elektrolit adekuat.
Penatalaksanaan secara umum:
a. Pasang jalur infus intravena, sesuai dengan kondisi bayi, yang
paling sering dan bila bayi tidak dalam keadaan dehidrasi berikan
infus dektrosa 5 %
b. Pantau selalu tanda vital
c. Jaga patensi jalan nafas
d. Berikan Oksigen (2-3 liter/menit dengan kateter nasal)
Berikan ASI bila bayi mampu mengisap. Bila tidak berikan ASI
peras dengan menggunakan salah satu cara alternatif pemberian
minuman. Kurangi pemberian O2 secara bertahap bila ada
perbaikan gangguan napas. Hentikan pemberian O2 jika frekuensi
napas antara 30-60 kali/menit.
Penatalaksanaan medis:
Pengobatan yang biasa diberikan selama fase akut penyakit RDS
adalah:
o Antibiotika untuk mencegah infeksi sekunder
o Furosemid untuk memfasilitasi reduksi cairan ginjal dan
menurunkan caiaran paru
o Fenobarbital
o Vitamin E menurunkan produksi radikalbebas oksigen
o Metilksantin (teofilin dan kafein) untuk mengobati apnea dan
untuk pemberhentian dari pemakaian ventilasi mekanik.
(cusson,1992).
I.8 Pathway
Prematuritas
alveolus kolaps
Resiko gangguan
termoregulasi:
ventilasi berkurang Hipoksia hipotermi
peningkatan usaha
Cidera paru Pembentukan
napas
membran hialin
Edema
Takipnea Mengendap di alveoli
Penguapan meningkat
Intake tidak adekuat
Resiko kekurangan
Kekurangan nutrisi volume cairan
II. Rencana asuhan klien dengan gangguan syndrome gawat napas
II.1Pengkajian
1. Lakukan pengkajian fisik BBL dan pengkajian gestasi
2. Lakukan pengkajian sistemik dengan penekanan khusus pada
pengkajian pernafasan
3. Observasi adanya; takipneu, retraksi substernal, krekel inspirasi,
pernapasan mengorok, pernapasan cuping hidung eksternal,
sianosis, sulit bernapas.
4. Bila penyakit berlanjut; lemah dan lesu, tidak responsif, sering
mengalami episode apnea, penurunan fungsi nafas, gangguan
termoregulasi
5. Penyakit yang berat berhubungan dengan hal berikut; keadaan
seperti syok, penurunan curah jantung, rendahnya tekanan darah
sistemik
II.1.1Riwayat keperawatan
II.1.2Pemeriksaan fisik: data focus
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan takhipneu, pernafasan
mendengkur, retraksi subkostal/interkostal, pernafasan cuping
hidung, sianosis dan pucat, hipotonus, apneu, gerakan tubuh
berirama, sulit bernafas dan sentakan dagu. Pada awalnya suara
nafas mungkin normal kemudian dengan menurunnya
pertukaran udara, nafas menjadi parau dan pernapasan dalam.
II.3Perencanaan
(Berdasarkan dua diagnosa pada 2.2)
Diagnosa 1: Gangguan pertukaran gas b.d penurunan fungsi paru
II.3.1 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria): berdasarkan
NOC (lihat daftar rujukan)
Tujuan dan Kriteria hasil berdasarkan NOC:
Gangguan pertukaran gas berkurang, dibuktikan oleh
tidak adanya gangguan respon alergik, keseimbangan
elektrolit dan asam basa, respon ventilasi mekanis, status
pernapsan, ventilasi, perfusi jaringan paru, dan TTV
status pernapasan pertukaran gas tidak terganggu
status pernapasan ventilasi tidak terganggu
Ners Muda
(................................................................. (......................................................)
)