Disease (HMD) atau bisa disebut juga respiratory distress syndrome (RDS)
merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari dispnea atau hiperpnea dengan
frekuensi pernapasan lebih dari 60 kali per menit; sianosis; merintih waktu
intekostal pada saat inspirasi. Bila di dengar dengan stetoskop akan terdengar
kumpulan gejala tersebut pada neonatus. Sindrom ini dapat terjadi karena adanya
kelainan di dalam atau di luar paru. Beberapa kelainan paru yang menunjukkan
2019).
sistem pernapasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru. RDS
2018).
B. Etiologi
dengan usia kehamilan dan berat badan. Artinya semakin muda usia kehamilan
ibu. Semakin tinggi kejadian HMD pada bayi tersebut. Sebaliknya semakin tua
usia kehamilan, semakin rendah kejadian HMD (Asrining Surasmi, dkk, 2022).
PMH ini 60-80% terjadi pada bayi yang umur kehamilannya kurang dari
28 minggu, 15-30% pada bayi antara 32 dan 36 minggu, sekitar 5% pada bayi
yang lebih dari 37 minggu dan jarang pada bayi cukup bulan. Kenaikan
frekuensi dihubungkan dengan bayi dari ibu diabetes, persalinan sebelum umur
persalinan cepat, asfiksia, stress dingin dan adanya riwayat bahwa bayi
sebelumnya terkena, insidens tertinggi pada bayi preterm laki-laki atau kulit
C. Patofisiologi
Bayi prematur lahir dengan kondisi paru yang belum siap sepenuhnya
untuk berfungsi sebagai organ pertukaran gas yang efektif. Hal ini merupakan
alveolus sehingga tidak terjadi kolaps pada akhir ekspirasi dan mampu
Anak, 2018). Surfaktan juga menyebabkan ekspansi yang merata dan jarang
inspirasi dan kolaps alveoli saat ekspirasi tanpa surfaktan, janin tidak dapat
menjaga parunya tetap mengembang. Oleh karena itu, perlu usaha yang keras
lebih besar dengan disertai usaha inspirasi yang lebih kuat. Akibatnya, setiap
kali perapasan menjadi sukar seperti saat pertama kali pernapasan (saat
menghasilkan energi ini daripada ia terima dan ini menyebabkan bayi kelelahan.
menyebabkan atelektasis.
vaskular resistem (PVR) yang nilainya menurun pada ekspansi paru normal.
pembalikan parsial sirkulasi, darah janin dengan arah aliran dari kanan ke kiri
bayi dan penurunan curah jantung yang menurunkan perfusi ke organ vital.
Akibat lain adalah kerusakan endotel kapiler dan epitel duktus alveolus yang
menyebabkan terjadinya transudasi ke dalam alveoli dan terbentuknya fibrin.
lapisan yang disebut membran hialin. Membran hialin ini melapisi alveoli dan
sirkulasi paru dan perfusi alveolar, PaO2 akan menurun tajam, pH juga akan
menurun tajam, serta materi yang diperlukan untuk produksi surfaktan tidak
surfaktan. Lapisan epitel paru dapat juga terkena trauma akibat kadar oksigen
Hal ini akan berlangsung terus sampai terjadi penyembuhan atau kematian bayi
Penyakit membran hialin ini mungkin terjadi pada bayi prematur dengan
berat badan 100-2000 gram atau masa gestasi 30-36 minggu. Jarang ditemukan
pada bayi dengan berat badan lebih dari 2500 gram. Sering disertai dengan
riwayat asfiksia pada waktu lahir atau tanda gawat bayi pada akhir kehamilan.
Tanda gangguan pernapasan mulai tampak dalam 6-8 jam pertama. Setelah lahir
dan gejala yang karakteristik mulai terlihat pada umur 24-72 jam. Bila keadaan
dan perfusi paru yang menurun. Keadaan ini akan memperlihatkan gambaran
klinis seperti dispnea atau hiperpneu, sianosis karena saturasi O 2 yang menurun
dan karena pirau vena-arteri dalam paru atau jantung, retraksi suprasternal,
menurun, gejala sentral dapat terlihat bila terjadi komplikasi (Staf Pengajar IKA,
FKUI, 2018).
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Gambaran radiologis
kemungkinan penyakit lain yang diobati dan mempunyai gejala yang mirip
penyakit membran hialin, misalnya pneumotoraks, hernia diafragmatika dan
lain-lain. Gambaran klasik yang ditemukan pada foto rontgen paru ialah
ini dapat dipakai untuk mendiagnosis dini penyakit membran hialin, walaupun
2. Gambaran laboratorium
adalah :
a. Pemeriksaan darah
Kadar asam laktat dalam darah meninggi dan bila kadarnya lebih dari 45
dibandingkan dengan bayi normal dengan berat badan yang sama. Kadar
perubahan pada fungsi paru lainnya seperti ‘tidal volume’ menurun, ‘lung
pirau dari kiri ke kanan atau pirau kanan ke kiri (bergantung pada
3. Gambaran patologi/histopatologi
terdapat pula bagian paru yang mengalami enfisema. Membran hialin yang
ditemukan yang terdiri dari fibrin dan sel eosinofilik yang mungkin berasal
F. Penatalaksanaan medis
adekuat (70-80%).
glukosa 5-10% dengan jumlah yang disesuaikan dengan umur dan berat
intravena.
surfaktan eksogen (surfaktan dari luar), obat ini sangat efektif, namun
2. Penatalaksanaan keperawatan
Bayi dengan PMH adalah bayi prematur kecil, pada umumnya dengan berat
badan lahir 1000-2000 gram dan masa kehamilan kurang dari 36 minggu.
Oleh karena itu, bayi ini tergolong bayi berisiko tinggi. Apabila menerima
bayi baru lahir yang demikian harus selalu waspada bahaya yang dapat
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat, agama,
tanggal pengkajian.
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat maternal
Prematur, umur kehamilan, apgar score (apakah terjadi asfiksia), bayi lahir
a. Cardiovaskuler
Murmur sistolik
b. Integumen
Mottling
c. Neurologis
Immobilitas, kelemahan
d. Pulmonary
Nafas grunting
Pernapasan dangkal
Sianosis
e. Status behavioral
Letargi
4. Pemeriksaan Doagnostik
c. Data laboratorium :
maturitas paru
Tingkat phospatydylinositol
AGD : PaO2< 50 mmHg, PaCO2> 50 mmHg, saturasi oksigen 92%-
94%, pH 7,3-7,45.
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
2 Pola napas tidak efektip b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan napas
kelemahan otot pernapasan keperawatan selama 3x24 jam Observasi
DS diharapkan hasil pola napas Monitor pola napas
membaik dengan kriteria hasil : kedalaman,usaha napas)
Dispnea menurun Monitor bunyi napas
DO Penggunaan otot bantu (missal,gurgling,mengi,wheezin
napas menurun kering)
Frekuensi napas membaik Monitor sputum(warna,jumlah,a
Kedalaman napas membaik Terapeutik
Lakukan penghisapan lender k
detik
Anjurkan asupan cairan 2000
toleransi jantung
Berikan oksigen jika diperlukan
Kolaborasi
Kolaborasi
bronkodilator,eksepektoran,muk
3 Penurunan curah jantung b.d irama Setelah dilakukan asuhan Perawatan jantung
jantung keperawatan selama 3x24 jam, Observasi
diharapkan curah jantung meningkat Identifikasi tanda/gejala prim
DS dengan kriteria hasil. curah jantung
Kekuatan nadi perifer dyspnea,kelelahan,edema,ortopn
meningkat al noctrumal dyspnea,peningkat
Bradikardia menurun Identifikasi tanda/gejala skund
DO Takikardia menurun curah jantung (meliputi,penin
Dispnea menurun badan,hepatomegali,distensi
Suara jantung S3 menurun jugularis,palpitasi,ronkhi
DAFTAR PUSTAKA
Nelson. 2018. Ilmu Kesehatan Anak. Volume I. Edisi 15. Jakarta : EGC.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2018. Buku Kuliah 3. Ilmu Kesehatan
Anak. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI.
Suriadi & Yuliani. 2018. Buku Pegangan Praktik Klinik. Asuhan keperawatan pada
Anak Edisi 2. Jakarta : Sagung Seto.