Anda di halaman 1dari 6

1.

Pendahuluan
Penyebab utama kematian pada neonatus adalah komplikasi kehamilan dan
persalinan, seperti asfiksa,sepsis, dan komplikasi berat lahir rendah (depkes RI).
Komplikasi yang menyerang bayi berat lahir rendah, diantaranya gangguan pada
system pernafasan, susunan saraf pusat, kardiovaskular, hematologi, gastrointestinal,
ginjal dan termogulasi. Hal ini dikarenakan bayi yang lahir dengan berat badan
<2500gr tubuhnya belum mampu beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan di
luar rahim. Salah satu komplikasi berat lahir rendah yang merupakan gangguan sitem
pernafasan adalah respiratory distress sindrom (RDS). Hal ini sesuai dengan hasil
Ramdani dkk, yang menyatakan bahwa faktor penyulit tersering pada BBLSR salah
satunya adalah RDS sebanyak 38,1%.
Respiratori distress syndrome merupakan suatu kondisi yang terdiri dari satu
gejala atau lebih seperti berikut : takitnea atau laju pernafasan lebih dari 60x/menit,
retraksi dinding dada (subcostal, intercostal, sterna, suprasternal), dan adanya bising
pernafasan dalam bentuk merintih, stridor atau mengi (Mathai, dkk).

2. Pengertian
Respiratory Distress of the Newborn (RDN) atau biasa juga disebut
RespiratoryDistress Syndro me (RDS) biasa juga disebutPenyakit Mem bran
Hyalin (HMD)Adalah gangguan pernafasan yang sering terjadi pada bayi prematur
dengan tanda-tanda takipnue (>60 x/mnt), retraksi dada, sianosis pada udara kamar
yang menetapatau memburuk pada 48-96 jam kehidupan dengan x-ray thorak yang
spesifik, sekitar60% bayi yang lahir sebelum gestasi 29 minggu mengalami
RDS.RDS (Respiratori Distress Syndrom) adalah gangguan yang sering
dialamiterjadi pada bayi prematur dengan tanda-tanda takipnue (>60 x/mnt), retraksi
dada,sianosis pada udara kamar, yang menetap atau memburuk pada 48-96 jam
kehidupandengan x-ray thorak yang spesifik. Tanda-tanda klinik sesuai dengan
besarnya bayi, berat penyakit, adanya infeksi dan tidak ada shunting darah melalui
PDASindrom gangguan pernafasan adalah perkembangan yang imatur pada system
pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru. RDS
dikatakansebagai Penyakit Membran Hialin (Suryadi dan Yuliani, 2016).
3. Etiologi
Menurut Suriadi dan Yulianni (2016) etiologi dari RDS yaitu :
a. Ketidakmampuan paru untuk mengembang dan alveoli terbuka.
b. Alveoli masih kecil sehingga mengalamikesulitan berkembang dan pengembanga
n kurang sempurna. Fungsi surfaktan untuk menjaga agar kantongalveoli tetap
berkembang dan berisi udara, sehingga pada bayi prematur dimanasurfaktan
masih belum berkembang menyebabkan daya berkembang paru kurangdan bayi
akan mengalami sesak nafas.
c. Membran hialin berisi debris dari sel yang nekrosis yang tertangkap dalam serum
proteinaceous filtrat (saringan serum protein), di fagosit oleh makrofag.
d. Berat badan bayi lahir kurang dari 2500 gram.
e. Adanya fungsi di dalam dan di luar paru.
f. Kelainan dalam paru yang menunjukan sindrom ini adalah
pneumotoraks/pneumomediastinum, penyakit membran hialin (PMH).
g. Bayi prematur atau kurang bulanDiakibatkan oleh kurangnya produksi
surfaktan. Produksi surfaktan ini dimulaisejak kehamilan minggu ke-22, semakin
muda usia kehamilan, maka semakin besar pula kemungkinan terjadi RDS.

4. Patofisiologi
Faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur disebabkan
olehalveoli masih kecil sehingga sulit berkembang, pengembangan kurang
sempurnakarena dinding thorax masih lemah, produksi surfaktan kurang
sempurna.Kekurangan surfaktan mengakibatkan kolaps pada alveolus sehingga paru-
parumenjadi kaku. Hal tersebut menyebabkan perubahan fisiologis paru sehingga
daya pengembangan paru (kepatuhan) menurun 25 % dari normal, pernafasan
menjadi berat, shunting intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat, hipov
entilasiyang menyebabkan asidosis respiratorik. Telah diketahui bahwa
surfaktanmengandung 90% fosfolipid dan 10% protein , lipoprotein di sini bekerja
menurunkantegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap
mengembang. Secaramakroskopik, paru-paru tampak tidak berisi udara dan berwarna
kemerahan sepertihati.Oleh sebab itu paru-paru memerlukan tekanan pembukaan
yang tinggi untukmengembang. Secara histologis, adanya atelektasis yang luas dari
rongga udara bagiandistal menyebabkan edema interstisial dan kongesti dinding
alveolus sehinggamenyebabkan desquamasi dari epitel sel alveoli tipe II. Dilatasi
duktus alveolus,tetapi alveoli menjadi tertarik karena adanya defisiensi surfaktan
ini. Dengan adanyaatelektasis yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma dan
toksisitas oksigen,menyebabkan kerusakan pada endotel dan epitel sel jalan napas
bagian distalsehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari
darah. membranhyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah jam
setelah lahir.Epitel mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk pada 36- 72 jam
setelahlahir. Proses penyembuhan ini adalah komplek; pada bayi yang immatur dan
mengalami sakit yang berat dan bayi yang dilahirkan dari ibu dengankorioamnionitis
sering berlanjut menjadi Bronchopulmonal Displasia (BPD).
 
5. Manifestasi Klinis
Berat dan ringannya gejala klinis pada penyakit RDS ini sangat dipengaruhi
olehtingkat maturitas paru. Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan,
semakin berat gejala klinis yang ditujukan. Manifestasidari RDS disebabkan adanyaat
elektasis alveoli, edema, dan kerosakan ke sel dan selanjutnya menyebabkan
kebocoranserum protein ke dalam alveoli sehingga menghambat fungsi
surfaktan. gejalaklinikal yang timbul yaitu : adanya sesak nafas pada bayi prematur
segera setelahlahir, yang ditandai dengan takipnea (> 60 x/menit), pernafasan cuping
hidung, grunting, retraksi dinding dada, dan sianosis, dan menetap menetap dalam 48-
96 jam pertama setelah lahir.
Berdasarkan foto thorak, menurut Kriteria Bomsel ada 4 stadium RDS yaitu :
a. Terdapat sedikit bercak retikulogranular dan sedikit bronchogram udara.
b. Bercak retikulogranular homog en pada kedua lapangan paru dan
gambaranudaraterlihat lebih jelas dan meluas sampai ke perifer untuk menutupi
jantungdengan penurunan aerasi paru.
c. Alveoli yang kolaps bergabung sehingga kedua lapangan paru terlihat lebih
buramdan bayangan jantung hampir tak terlihat, bronkogram udara lebih
luas. keempat,seluruh thorax sangat buram (paru-paru putih) sehingga jantung tak
dapat dilihat
Tanda dan gejala yang muncul dari RDS adalah :
a. Pernapasan cepat.
b. Pernapasan terlihat parodaks.
c. Bekam hidung.
d. Apnea.
e. Berbisik.
f. Sianosis pusat

6. Pemeriksaan Penunjang / Diagnostik


a. Seri rontqen dada, untukmelihat kepadatan atelektasis dan elevasi diafragma
dengan overdistensi duktus alveolar.
b. Bronchogram udara, untuk menentukan ventilasi jalan nafas.
c. Data labolaturium.
d. Profil paru
1) untuk menentukan maturitas paru, dengan bahan cairan amnion (untuk
janinyang memiliki predisposisi RDS) Lecitin/Sphingomielin (L/S) rasio 2 : 1
ataulebih mengembangkan maturitas paru Phospatidyglycerol : meningkat
saat usiagestasi 35 minggu Tingkat phosphatydylinosito
2) Analisa Gas Darah, PaO2 kurang dari 50 mmHg, PaCO2 kurang dari 60
mmHg,saturasi oksigen 92% - 94%, pH 7,31- 7,45
3) Level pottasium, meningkat sebagai hasil dari release potassium dari
selalveolus yang rusak

7. Penatalaksananaan
Menurut Suriadi dan Yuliani (2016) dan Surasmi,dkk (2017) tindakan
untukmengatasi masalah kegawatan pernafasan meliputi :
a. Menjaga ventilasi dan oksigenasi adekuat.
b. Menjaga keseimbangan asam basa.
c. Menjaga suhu lingkungan netral.
d. Mempertahankan perfusi jaringan adekuat
e. Mencegah hipotermi
f. Mempertahankan cairan dan elektrolik adekuat
Penatalaksanaan secara umum :
a. Pasang infuse intravena, sesuai dengan kondisi bayi
1) Pantau selalu TTV
2) Jaga kepatenan jalan nafas
3) Berikan oksigen (2-3 liter/menit)
b. Jika bayi mengalami apneu
1) Lakukan tindakan resusitasi sesuai tahap yang diperlukan
2) Lakukan penilaian lanjut.
c. Segera periksa kadar gula darah.
DAFTAR PUSTAKA

Dinkes, Kota Palembang. 2013. Profil Kesehatan PucatmbangHidayat. 2006.

Asuhan Keperawatan bersalin, anak, Beda dan Dalam. Yogyakarta : Nuha

MedikaWilkinsom dkk. 2013. Buku Saku Diagnosis

Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha MedikaHerdman, T. Heather

(2015)

Nanda International Inc. diagnosis : definisi &klasifikasi 2015 ed 10, jakarta :

EGCBulechek Gloria, Butcher Howard,dkk (2016)

Klasifikasi Intervensi Keperawatan (NIC),Edisi ke-6, Elsevier Singapore Pte

LtdMoorhead Sue, Marion Johnson, dkk (2016)

Anda mungkin juga menyukai