Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN

KEPERAWATAN
PERSALINAN KALA III
DEFINISI
• Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terj
adi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan pres
entasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi b
aik pada ibu maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2001)
• Kala III adalah tahap ketiga persalinan yang berlangsung sejak bayi lahir sa
mpai plasenta lahir. Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan ber
akhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban (Ilmiah, 2015).
ETIOLOGI
• Sebab-sebab terjadinya persalinan sampai saat ini bel
um diketahui secara pasti, kemungkinan adanya bany
ak faktor yang saling berkaitan, sehingga pemicu pers
alinan menjadi multifaktor. Beberapa teori yang kompl
eks yang dianggap berpengaruh terhadap kejadian pe
rsalinan, yaitu faktor hormon, fetus, plasenta, struktur
uterus, sirkulasi uterus, pengaruh tekanan pada saraf
dan nutrisi.
PATOFISIOLOGI
Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan t
anda-tanda:
1. Perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri.
2. Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uter
us berbentuk bulat penuh dan umum tinggi fundus uteri di bawah p
usat.
3. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uter
us berubah bentuk menjadi seperti buah pear/alpukat dan tinggi fun
dus uteri menjadi di atas pusat.
4. Tali pusat bertambah panjang.
5. Terjadi semburan darah secara tiba-tiba perdarahan (bila pelepasa
n plasenta secara Duncan/dari pinggir).
KONSEP RESIKO
1. Kala lll persalinan
Apabila pada kala III persalinan kontraksi uterus tidak adekuat atau bahkan uterus
gagal berkontraksi atau yang disebut dengan atonia uteri maka darah akan terkum
pul di uterus terutama di tempat perlekatan plasenta yang selanjutnya berisiko terja
di perdarahan. Jika risiko tersebut tidak segera diatasi maka akan terjadi perdaraha
an melebihi batas yang disebut dengan perdarahan pascapersalinan (Sukarni & Z
H, 2013).
2. Fisiologi kala lll persalinan
Menurut Ilmiah (2015) penyebab terpisahnya plasenta dari dinding uterus adalah k
ontraksi uterus (spontan atau dengan stimulus) setelah kala dua selesai. Berat plas
enta mempermudah terlepasnya selaput ketuban, yang terkelupas dan dikeluarkan.
Tempat perlekatan plasenta menentukan kecepatan pemisahan dan metode ekspul
si plasenta.
3. Tanda-tanda pelepasan plasenta
Adapun tanda-tanda dimulainya Kala III persalinan yaitu sebagai berikut:
• Perubahan bentuk dan tinggi fundus
• Tali pusat memanjang
• Semburan darah mendadak dan singkat
4. Risiko Perdarahan Post Partum pada Kala III Persalinan
Sebagaimana diketahui bahwa aliran darah uteroplasenta selama masa keham
ilan adalah 500-800 ml/menit, sehingga ketika uterus tidak berkontraksi selama
beberapa menit saja maka akan berisiko kehilangan darah dalam jumlah banya
k (Sukarni & ZH, 2013). Perdarahan post partum tidak hanya terjadi pada Ibu y
ang mengalami predisposisi, tetapi pada setiap persalinan kemungkinan untuk
terjadinya perdarahan post partum selalu ada.
TANDA DAN GEJALA PERSALINAN
1. Gejala awal
• Lightening/drapping
• Perubahan bentuk perut
• Perubahan pola berkemih
• Braxton hicks
• Pengeluaran mucus vagina
2. Gejala infartur
• Kontraksi uterus
• Pengeluaran
• Kadang disertai adanya ketuban pecah dini. Kondisi ini berlangsung bila ada ma
salah pada selaput amnion.
• Pada saat pemeriksaan dalam/vaginal touché, serviks sudah mengalami efface
ment (pendataran) dan dilatasi (pembukaan).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan darah lengkap
• Hb normal = 11,4 – 15,1 gr/dl
• Golongan darah = A, B, AB, & O
• Faktor RH = +/-
• Waktu pembekuan
• Protein urine
• Urine reduksi
b. Ultrasonografi
c. Amniosintesis
d. Amnioskopi
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Jika janin belum menunjukkan tanda-tanda maturitas paru-paru, dengan pemeriksaan shake
dan rasio L/S maka penangannya adalah sebagai berikut:
– Berikan suntikan sulfas magnesikus dosis 8 gr intramuskuler, kemudian disusul dengan i
njeksi tambahan 4 gr intramuskuler setiap 4 jam (selama tidak ada kontra-indikasi).
– Jika dengan terapi di atas tidak ada perbaikan, dilakukan terminasi kehamilan : induksi p
artus atau cara tindakan lain, melihat keadaan
2. Jika pada pemeriksaan telah dijumpai tanda-tanda kematangan paru janin, maka prenatalaks
anaan kasus sama seperti pada kehamilan di atas 37 minggu. Sedangkan penatalaksanaan u
ntuk Pre-eklampsi berat pada kehamilan 37 minggu ke atas adalah sebagai berikut:
• Obat antihipertensif : injeksi katapres I ampul i.m dan selanjutnya dapat diberikan tabl
et katapres 3x½ tablet sehari.
• Diuretika tidak diberikan, kecuali terdapat edema umum, edema paru dan kegagalan j
antung kongestif. Untuk itu dapat disuntikkan inhavena lasix 1 ampul .
PATHWAY
Kala III(Pelepasan dan Pengeluaran Uri)

Terlepasnya plasenta dari endometrium

Trauma Jaringan Kesulitan dengan pelepasan Diikuti oleh pengeluaran sisa


plasenta plasenta

Terputusnya klien Teknik pelepasan dan Keluarnya darah (normal


kontinuitas jaringan pengeluaran uri yang tidak 150-300 cc)
tepat
Pelepasan neurotransmitter
Risiko Cedera Maternal Risiko Kekurangan
nyeri di korteks serebral
Volume Cairan

Nyeri
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Aktivitas Istirahat : perilaku senang sampai keletihan
2. Sirkulasi
• TD meningkat saat curah jantung meningkat kemudia kembali normal dengan
cepat
• Hipotensi dapat terjadi sebagai respon analgetik
• Frekuensi nadi melambat pada respon terhadap perubahan
3. Makanan/cairan: kehilangan darah
4. Nyeri/ketidaknyamanan: tremor kaki/menggigil
5.Keamanan
• Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menentukan danya robekan atau
laserasi
• Perluasan epiostomi/laserasi jalan lahir
6. Seksualitas
• Darah berwarna kehitaman dari vagina terjadi saat plasenta lepas dari endo
metrium, biasanya 1-5 menit setelah bayi lahir
• Tali pusat memanjang
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhub


ungan dengan kurangnya intake, muntah dan di
aphoresis
2. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan, res
pon fisiologis melahirkan
3. Risiko tinggi terhadap cedera maternal berhubu
ngan dengan posisi selama melahirkan, kesulita
n pelepasan plasenta
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake, muntah dan diaphoresis
Tujuan : pemenuhan kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil : TTV dalam batas normal, Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Intervensi utama : Manajemen cairan
Observasi
a. Monitor status hidrasi
b. Monitor berat badan harian
c. Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialysis
d. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (misalnya hematocrit, Na, K, Cl, berat ejnis urine, BUN)
e. Monitor status hemodinamik (misalnya MAP, CVP, PAP, PCWP jika tersedia).
Terapeautik
f. Catat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam
g. Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
h. Berikan cairan intravana,jika perlu
Kolaborasi
i. Kolaborasi pemberian diuretic,jika perlu
2. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan, respon fisiologis melahirkan
Tujuan : nyeri berkurang atau terkontrol
Kriteria hasil : Pasien mengatakan nyeri berkurang, Pasien tampak relaks, Pasien tidak merintih kesakitan
Intervensi utama : Manajemen nyeri
Observasi
Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Indentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik :
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Fasilitas istirahat dan tidur
Edukasi
Jelaskan penyebab,periode,dan pemicu nyeri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu
3. Risiko tinggi infeksi terhadap cedera maternal berhubungan dengan posisi selama melahirkan, kesulitan
pelepasan plasenta
Tujuan : tidak terjadi cedera terhadap ibu
Kriteria hasil : Bebas dari cedera maternal
Intervensi utama : pencegahan infeksi
Observasi
Monitor tanda dan gejala infeksi lokasi dan sistemik
Terapeutik
Batasi jumlah pengu njung
Berikan perawatan kulit pada area edema
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemebrian immunisasi jika perlu
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
• Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasi
kan intervensi keperawatan. Berdasarkan terminilogi Nursin
g Outcome Clacifikation (NIC), implementasi terdiri dari mela
kukan dan mendokumentasikan tindakan yang merupakan ti
ndakan keperawatan khusus yang diperlukan untuk melakuk
an intervensi (atau program keperawatan).
• Ketika mengimplementasikan intervensi keperawatan, peraw
at harus mengadaptasikan tindakan dengan pasien secara i
ndividual. Kepercayaan nilai, usia, status kesehatan dan ling
kungan pasien merupakan faktor yang dapat memengaruhi
keberhasilan tindakan keperawatan (Kozier, 2010).
EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang mer
upakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara ha
sil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat
pada tahap perencanaan (Asmadi, 2008). Format yang dapat d
igunakan untuk evaluasi keperawatan menurut Dinarti et al., (2
009) yaitu format SOAP yang terdiri dari :
• Subjective
• Objective
• Assesment
• Planning
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai