POPULASI DAN SAMPEL

Safruddin

Program S1 Keperawatan
Stikes Panrita Husada Bulukumba
Tujuan
1. Mahasiswa memahami definisi populasi
dan sampel penelitian
2. Mahasiswa memahami konsep dasar
pengambilan sampel
3. Mahasiswa memahami metode
pengambilan sampel
4. Mahasiswa memahami distribusi
sampling penelitian
Inferential Statistics

•Estimation
•Hypothesis
Testing

Making decisions
concerning a population
based on sample results.
1. Populasi dan sampel
Populasi
Populasi Target
Populasi Terjangkau
(sangat besar)

Subyek yang benar diteliti Subyek terpilih

 Populasi (lanjut)
1. Populasi: sejumlah besar subyek yang
mempunyai karakteristik tertentu
(manusia, hewan, data lab dll)

2. Populasi Target (ranah/ domain):

gambaran populasi umum.

3. Populai Terjangkau: terjangkau peneliti

yang dibatasi tempat dan waktu
 Sampel
1. Sampel: bagian (sub set) dari populasi
yang dipilih

2. Sampel terpilih: direncanakan untuk

diteliti langsung yang memenuhi kriteria
pemilihan.

3. Sampel yang diteliti: subyek yang benar

mengikuti penelitian sampai selesai
Konsep dasar pengambilan
SAMPEL
Mewakili populasi

Dijadikan objek penelitian.

Miniatur (mikrokosmos) populasi

Sampel representatif.
Prosedur Penentuan Sampel
Sampel

Bagian dari populasi

karakteristik yang dimiliki populasi
Jenis
◦ Kriteria Inklusi (yang harus ada)
◦ Kriteria Eksklusi (yang ditolak)
 UKURAN SAMPEL

Ukuran sampel harus mewakili populasi.

Ukuran sampel mempengaruhi tingkat
kesalahan yang terjadi.
Semakin banyak ukuran sampel maka
semakin kecil tingkat kesalahan generalisasi
yang terjadi dan sebaliknya
 FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI UKURAN SAMPEL
Tingkat presisi yang diinginkan (level of
precisions)
Derajat keseragaman (degree of homogenity).
Banyaknya variabel yang diteliti dan rancangan
analisis
Biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia .
(singarimbun dan effendy, 1989).
HUBUNGAN ANTARA UKURAN
SAMPEL DAN TINGKAT KESALAHAN

Ukuran Sampel
 Menentukan Besar Sampel
1. Ditetapkan Peneliti
a. Deskriptif
Tingkat kesalahan (α)
Presisi (d)
b. Analitis
kesalahan tipe I (α)
kesalahan tipe II (β)
perbedaan proporsi yang dianggap bermakna (P1-P2)
Perbedaan rerata yang dianggap bermakna (x1-x2)
Besarnya ketidaksesuaian (π) : P1Q2 + P2Q1
Nilai korelasi minimal yang dianggap
bermakna (r)
Perbedaan hazard yang dianggap bermakna
(λ1 –λ2)
Perbedaan AUC yang dianggap bermakna
(AUC1-AUC2)
Koefisien determinasi yang dianggap
bermakna (R²)
Odds rasio yang dianggap bermakna (OR)
Dari Kepustakaan
1. Deskriptif
a. Proporsi variabel yang ditelitu (variabel
kategorik)  P
b. Simpang baku data variabel yang diteliti
(Variabel numerik)  S
BESAR SAMPEL
STRATEGI
PENENTUAN RUMUS BESAR
SAMPEL
MENGHITUNG BESAR SAMPEL
PENENTUAN RUMUS BESAR
SAMPEL
BERDASARKAN DIAGNOSIS
PENELITIAN SECARA STATISTIK
(DESKRIPTIF/ANALITIK) (Sopiyudin
Dahlan)
BERDASARKAN TUJUAN ANALISIS
DATA PENELITIAN (Kelana Kusuma
Darma)
PENELITIAN DESKRIPTIF
1. Deskriptif Kategorik
2. Deskriptif Numerik
PENELITIAN ANALITIK
1. Korelatif
2. Analitik komparatif kategorik tidak
berpasangan
3. Analitik komparatif kategorik
berpasangan
4. Analitik komparatif numerik tidak
berpasangan
5. Analitik komparatif numerik
berpasangan
JUDUL
GAMBARAN KEJADIAN DIARE DI
DESA TACCORONG

PERTANYAAN PENELITIAN
Untuk mengetahui prevalensi DIARE di
desa taccorong
JUDUL
GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN
PADA IBU HAMIL DI RS A

PERTANYAAN PENELITIAN
Untuk mengetahui rerata kadar hemoglobin
pada ibu hamil di RS A
JUDUL
GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN
PADA IBU HAMIL DI RS A

PERTANYAAN PENELITIAN
Untuk mengetahui rerata kadar hemoglobin
pada ibu hamil di RS A
JUDUL
EFEKTIFITAS BLADDER TRAINING
DALAM MENCEGAH TERJADINYA
INKONTINENSIA URINE PADA
PASIEN LANSIA YANG TERPASANG
KATETER DI RS X
PERTANYAAN PENELITIAN
Apakah bladder training efektif dalam
mencegah terjadinya inkontinensia urin
pada pada lansia terpasang kateter
JUDUL
EFEKTIFITAS SINAR ULTRAVIOLET
SEBAGAI TERAPI KOMPLEMENTER
TERHADAP PENYEMBUHAN
PRESSURE ULSER PADA PASIEN
SPINAL CORD INJURY
HIPOTESIS PENELITIAN
Sinar ultraviolet efektif mempercepat
penyembuhan pressure ulser pada pasien
spinal cord injury
JUDUL
EFEKTIFITAS PEMBERIAN
MAKANAN TAMBAHAN DALAM
MENURUNKAN JUMLAH BALITA
GIZI BURUK DI DAERAH X
HIPOTESIS PENELITIAN
Pemberian makanan tambahan
menurunkan proporsi balita gizi buruk di
daerah x
JUDUL
EFEKTIFITAS KANGOROO MOTHER
CARE (KMC) TERHADAP
PENINGKATAN BREASFEEDING RATE
IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BBLR
DI RS X
HIPOTESIS PENELITIAN
Ibu dengan bayi BBLR yang menggunakan
metode kangoroo Mother Care (KMC)
menunjukkan breasfeeding rate lebih baik
dibandingkan dengan ibu yang tidak
menggunakan metode KMC
JUDUL
FAKTOR – FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN
KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL
GINJAL KRONIS YANG MENJALANI
TERAPI HEMODIALISA DI RS X
Faktor yang dianalisis meliputi faktor
dukungan sosial keluarga, kepatuhan diet,
jenis dialisis, dan lama lama menjalani
dialisis
JUDUL
HUBUNGAN ANTARA PRESTASI
AKADEMIK DENGAN KELULUSAN
UJI KOMPETENSI
DESAIN KOHORT
PERTANYAAN PENELITIAN
Untuk mengetahuan perbedaan rerata
prestasi akademik mahasiswa yang lulus
ukom dibandingkan dengan yang tidak
lulus ukom
RUMUS
EFEKTIVITAS PENYULUHAN
KESEHATAN TERHADAP SIKAP
REMAJA DALAM MENCEGAH
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF
(NAPZA) DI KEL. KASIMPURENG
KEC. UJUNG BULU KAB.
BULUKUMBA TAHUN 2016
RUMUS
FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN STRES
HOSPITALISASI ANAK DI RUANG
GAWAT DARURAT
RSUD.H.A.SULTAN DAENG RADJA
BULUKUMBA.
RUMUS
HUBUNGAN MINAT MENJADI
PERAWAT DENGAN MOTIVASI
BELAJAR MAHASISWA S1
KEPERAWATAN STIKES PANRITA
HUSADA BULUKUMBA
KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN
2015
RUMUS
PERBEDAAN TINGKAT
KECEMASAN PADA LANSIA
SEBELUM DAN SESUDAH
DIBERIKAN TEKNIK RELAKSASI
NAPAS DALAM DI DESA SEPPANG
KECAMATAN UJUNGLOE
KABUPATEN BULUKUMBA
TAHUN 2016
RUMUS
PENGARUH KOMPRES AIR
HANGAT TERHADAP
PENURUNAN NYERI BETIS PADA
LANSIA DI DUSUN
MAKKANINONG DESA BONTO
MACINNA KEC. GANTARANG
KAB. BULUKUMBA TAHUN 2015
RUMUS
PERBANDINGAN POLA MAKAN
DENGAN KEJADIAN GASTRITIS DI
PUSKESMAS BORONG RAPPOA
KECAMATAN KINDANG
KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN
2013
 Nilai z-tabel
Zα  Nilai z tabel pada α tertentu

 Z5% = Z0,05 = 1,645

 Z10% = Z0,10 = 2,33
 Z2,5% = Z0,025 = 1,96
 Z0,5% = Z0,005 = 2,575
DESAIN PENGAMBILAN
SAMPEL
 3. Metode pengambilan/Memilih
Sampel
Proses seleksi sampel yang digunakan
dlm penelitian dari populasi yg ada

Pembagian
◦ Probability sampling
◦ Non-Probability sampling
A. Probability Sampling (berdasarkan
peluang)
“sampling frame”

B. Non probability sampling

(berdasarkan bukan peluang)
 A. Probability Sampling
1. Simple random sampling:
subyek diberi nomor dan dipilih sebagian
dari mereka dg tabel angka random

2. Systematic sampling
Bila akan mengambil 1/n dari
populasi maka tiap pasien nomor ke-n
dipilih sebagai sampel
SIMPLE RANDOM SAMPLING
 A. Probability Sampling(lanjut)
3. Stratified random sampling

Pemilihan berdasarkan strata.

Contoh: jenis kelamin,umur, ras, kondisi

sosek, status gizi, tempat penelitian
RUMUS SUGIYONO
(sampel berstrata)

Ni = jumlah populasi menurut stratum

N = Jumlah populasi seluruhnya
ni = Jumlah sampel menurut stratum
n = Jumlah sampel seluruhnya
Stratified Random Sampling

Strata Anggota Persentase Sampel

Populasi (%)
1 2 3 4 = (3 x 50)

SD 150 37,5 19
SMP 125 31,25 16
SMU 75 18,75 9
Sarjana 50 12,5 6
Jumlah 400 100 50
 A. Probability Sampling(lanjut)
4. Cluster Sampling

Proses penarikan sampel secara acak pd

klp individu dalam populasi yg terjadi
alamiah.

Contoh: berdasarkan wilayah (kodya,

kecamatan, kelurahan dll).
CLUSTER SAMPLING
(Area Sampling)

A F
A F
B
B E

C D C D
 B.Non-probability sampling
Jika secara probability tidak bisa
dilakukan

Tidak acak

Tidak ada daftar populasi

 B. Non-probability sampling
1. Consecutive sampling (berurutan)

Semua subyek yg datang dan

memenuhi kriteria sampai dengan
jumlah sampel terpenuhi

(jenis pemilihan terbaik non-prob

sampling),
 B.Non-probability sampling
2. Convenient sampling (kebetulan)

accidental, insidental
 B. Non-probability sampling
3. Judgmental sampling atau purposive
sampling

Memilih sampel berdasarkan

pertimbangan subyektifnya.
SNOWBALL SAMPLING
DISTRIBUSI SAMPLING
4. Distribusi Sampling
Distribusi dari mean-mean sampel
yang diambil secara berulang kali
dari suatu populasi

Distribusi data hasil penelitian

Cara menilai data

TENDENCY SENTRAL :
MEAN/MEDIAN
UKURAN PENYEBARAN : SD, MIN –
MAX, KUARTIL

DATA NORMAL : MEAN (SD)

DATA TIDAK NORMAL : MEDIAN
(MIN-MAX) ATAU KUARTIL
 REFERENCES
Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R & D
Dahlan, MS. 2009. Statistik untuk kedokteran
dan kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.
Hastono, SP. 2007. Analisis data kesehatan.
Jakarta : FKM UI
Riwidikdo, handoko, 2009. Statistik Kesehatan.
Yogyakarta : Mitra Cendekia Press
Sastroasmoro & Ismael. 2002. Dasar-dasar
Metodologi penelitian klinis. Edisi ke-2. Jakarta :
Sagung Seto.