Anda di halaman 1dari 17

PENYULIT PERSALINAN KALA III

KELOMPOK III

JUSRIANI (A.19.11.060) RISMAWATI


(A.19.11.063)
SYAHRA TAQIAH (A.19.11.064)
WANDA SARI (A.19.11.068)
WIWIK JUSNIAATI (A.19.11.070)
BAB
BAB II BAB BAB
BAB III
BAB IIII III BAB
BAB IV
IV

DEFINISI
Persalinan kala III adalah kala uri
atau waktu pelepasan plasenta dari
insersinya sampai lahirnya plasenta.
Proses ini dikenal sebagai kala
persalinan plasenta. Kala tiga persalinan
berlangsung rata-rata antara 15 –30
menit, akan tetapi apabila lebih dari 30
menit resiko perdarahan meningkat.
< >
BAB
BAB II BAB BAB
BAB III
BAB IIII III BAB
BAB IV
IV

TANDA-TANDA PELEPASAN
PLASENTA
Tali pusat memanjang.
Semburan darah mendadak dan singkat
Perubahan bentuk dan tinggi fundus
Perubahan bentuk uterus, bentuk uterus yang
semula discoid
Perubahan posisi uterus. Setelah placenta lepas
dan menempati
< >
BAB
BAB II BAB BAB
BAB III
BAB IIII III BAB
BAB IV
IV

PENYULIT PERSALINAN
1. Atonia Uteri
KALA III
Peyebab
Atonia uteri merupakan a. Overdistention uterus seperti:
penyebab terbanyak gemeli makrosomia,
perdarahan pospartum dini polihidramnion, atau paritas
(50%), dan merupakan tinggi.
alasan paling sering untuk b. Multipara dengan jarak
melakukan histerektomi kelahiran pendek
postpartum. c. Malnutrisi.
d. Penanganan salah dalam usaha
< melahirkan
> plasenta, misalnya
plasenta belum terlepas dari
BAB
BAB II BAB BAB
BAB III
BAB IIII III BAB
BAB IV
IV

Gejala klinis Pecegahan Atonia Uteri


a. Uterus tidak Atonia uteri dapat dicegah dengan
berkontraksi dan lunak Managemen aktif kala III, yaitu
b. Perdarahan segera pemberian oksitosin segera setelah
setelah plasenta dan bayi lahir (Oksitosin injeksi 10U IM,
janin lahir (P3). atau 5U IM dan 5 U Intravenous atau
10 -20 U perliter Intravenous drips
100-150 cc/jam. Pemberian oksitosin
rutin pada kala III dapat mengurangi
risiko perdarahan pospartum lebih
<dari 40%,
> dan juga dapat mengurangi
kebutuhan obat tersebut sebagai
BAB
BAB II BAB BAB
BAB III
BAB IIII III BAB
BAB IV
IV

Penanganan umum Penanganan khusus


1. Mintalah Bantuan. 1. Kenali dan tegakkan diagnosis
Segera mobilisasi kerja atonia uteri.
tenaga yang ada dan 2. Teruskan pemijatan
siapkan fasilitas uterus.Masase uterus akan
tindakan gawat menstimulasi kontraksi uterus
darurat. yang menghentikan
2. Lakukan pemeriksaan perdarahan.
cepat keadaan umum 3. Oksitosin dapat diberikan
ibu termasuk tanda bersamaan atau berurutan
vital(TNSP). < >
3. Jika dicurigai adanya
BAB
BAB II BAB BAB
BAB III
BAB IIII III BAB
BAB IV
IV

2. Retensio Plasenta Peyebab:


Definisi keadaan dimana plasenta a. Plasenta belum lepas
belum lahir selama 1 jam setelah dari didnding uterus
bayi lahir. adalah terlambatnya b. Plasenta sudah lepas
kelahiran plasenta selama setengah tetapi belum dilahirkan
jam setelahkelahiran bayi. Plasenta (disebabkan karena tidak
harus dikeluarkan karena dapat adanya usaha untuk
menimbulkanbahaya perdarahan, melahirkan atau karena
infeksi karena sebagai benda mati, salah penanganan kala III)
dapat terjadiplasenta inkarserata c. Kontraksi uterus kurang
dapat terjadi polip plasenta, dan kuat untuk melepaskan
terjadi degenerasiganas < korio > plasenta
BAB
BAB II BAB BAB
BAB III
BAB IIII III BAB
BAB IV
IV

Penatalaksanaan: Jenis-jenis retensio


a. Jika plasenta terliahat dalam plasenta
vagina, mintalah ibu untuk a. Plasenta Adhesiva
mengejan. Jika anda dapat b. Plasenta Akreta
merasakan adanya plasenta dalam c. Plasenta Inkreta
vagina, keluarkan plasenta d. Plasenta Perlireta
tersebut. e. Plaserita Inkarserata
b. Pastikan kandung kemih sudah
kosong. Jika diperlukan, lakukan
katerisasi kandung kemih
c. Jika plasenta belum keluar,
berikan oksitosin 10 Unit IM,< jika >
BAB
BAB II BAB BAB
BAB III
BAB IIII III BAB
BAB IV
IV

3. Emboli air ketuban Penyebab


Emboli cairan ketuban merupakan a. Multiparitas
sindrom dimana setelah sejumlah b. Usia lebih dari 30 tahun
cairan ketuban memasuki sirkulasi c. Janin besar intrauteri
darah maternal, tiba-tiba terjadi d. Kematian janin
gangguan pernafasan yang akutdan intrauteri
shock. Dua puluh lima persen e. Menconium dalam
wanita yang menderita keadaan ini cairan ketuban
meninggal dalam waktu 1 jam f. Kontraksi uterus yang
kuat
g. Insidensi yang tinggi
< > kelahiran dengan operasi
BAB
BAB II BAB BAB
BAB III
BAB IIII III BAB
BAB IV
IV

Tanda dan gejala Pemeriksaan diagnostik


a. Tekanan darah turun secara a. Gas darah arteri : pO2
signifikan dengan hilangnya biasanya menurun.
diastolik pada saat pengukuran b. Tekanan vena sentralis dapat
( Hipotensi ) meningkat, normal, atau
b. Dyspnea subnormal tergantung pada
c. Batuk kuantitas hilangnya darah.
d. Sianosis perifer dan perubahan c. EKG dapat memperlihatkan
pada membran mukosa akibat dari regangan jantung kanan akut.
hipoksia. d. Keluaran urin dapat
e. Janin Bradycardia sebagai menurun, menunjukkan
<
respon terhadap hipoksia, denyut > perfusi ginjal yang tidak
BAB
BAB II BAB BAB
BAB III
BAB IIII III BAB
BAB IV
IV

Penatalaksanaan e. Heparin membantu


a. Terapi krusnal, meliputi : dalam mencegah
resusitasi , ventilasi , bantuan defibrinasi intravaskular
sirkulasi , koreksi defek yang dengan menghambat
khusus ( atonia uteri , defek proses perbekuan.
koagulasi ). f. Amniofilin ( 250 – 500
b. Penggatian cairan intravena & mg ) melalui IV mungkin
darah diperlukan untuk berguna bila ada
mengkoreksi hipovolemia & bronkospasme
perdarahan. g. Isoproternol
c. Oksitosin yang di tambahkan ke menyebabkan vasodilatasi
infus intravena <
membantu > perifer, relaksi otot polos
BAB
BAB II BAB BAB
BAB III
BAB IIII III BAB
BAB IV
IV

4. Robekan jalan lahir Penyebab:


Robekan Jalan Lahir 1. Robekan perinium
Perdarahan dalam Umumnya terjadi pada persalinan
keadaan dimana plasenta a. Kepala janin terlalu cepat lahir
telah lahir lengkap dan b. Persalinan tidak dipimpin
kontraksi rahim baik, sebagaimana mestinya
dapat dipastikan bahwa c. Jaringan parut pada perinium
perdarahan tersebut d. Distosia bahu
berasal dari perlukaan
jalan lahir. Perlukaan 2. Robekan serviks
jalan lahin terdiri dari a. Partus presipitatus
a. Robekan Perinium b. Trauma krn pemakaian alat-alat
b. Robekan Serviks <
operasi >
c. Ruptur uteri d. Partus lama
BAB
BAB II BAB BAB
BAB III
BAB IIII III BAB
BAB IV
IV

3. Ruptur Uteri Tanda dan Gejala


a. riwayat pembedahan 1. Robekan jalan lahir
terhadap fundus atau Tanda dan gejala yang selalu ada
korpus uterus a. Pendarahan segera
b. induksi dengan oksitosin b. Darah segar yang mengalir segera
yang sembarangan atau setelah bayi hir
persalinan yang lama c. Uterus kontraksi baik
c. presentasi abnormal d. Plasenta baik
( terutama terjadi Gejala dan tanda yang kadang-kadang
penipisan pada segmen ada
bawah uterus). a. Pucat
d. panggul sempit a. Lemah
e. letak lintang >
<b. Menggigil
BAB
BAB II BAB BAB
BAB III
BAB IIII III BAB
BAB IV
IV

2. Rupture Uteri Tenang


Tanda dan gejala ruptur a. Kemungkinan terjadi muntah
uteri dapat terjadi secara b. Nyeri tekan meningkat diseluruh
dramatis atau tenang. c. Kontraksi uterus hipotonik
Dramatis d. Perkembangan persalinan menurun
a. Nyeri tajam, yang e. Perasaan ingin pingsan
sangat pada abdomen bawah f. Hematuri ( kadang-kadang kencing
saat kontraksi hebat darah )
memuncak g. Perdarahan vagina ( kadang-
b. Penghentian kontraksi kadang )
uterus disertai hilangnya rasa Tanda-tanda syok progresif
nyeri 1. Kontraksi dapat berlanjut tanpa
c. Perdarahan vagina >
<menimbulkan efek pada servik atau
( dalam jumlah sedikit atau kontraksi mungkin tidak dirasakan
BAB
BAB II BAB BAB
BAB III
BAB IIII III BAB
BAB IV
IV

Penatalaksanaan Medis PENJAHITAN ROBEKAN


PENJAHITAN VAGINA DAN PERINIUM
ROBEKAN SERVIKS Terdapat empat derajat robekan
a. Tinjau kembali prinsip yang bisa terjadi saat pelahiran, yaitu :
perawatan umum dan 1. Tingkat I : Robekan hanya pada
oleskan larutan anti selaput lender vagina dan jaringan
septik ke vagina dan ikat
serviks 2. Tingkat II : Robekan mengenai
b. Berikan dukungan dan mukosa vagina, jaringan ikat, dan
penguatan emosional. otot dibawahnya tetapi tidak
c. Minta asisten menenai spingter ani
memberikan tekanan 3. Tingkat III : robekan mengenai
pada fundus dengan >
< trnseksi lengkap dan otot spingter
lembut ani
BAB
BAB II BAB BAB
BAB III
BAB IIII III BAB
BAB IV
IV

PENJAHITAN PENJAHITAN ROBEKAN


ROBEKAN DERAJAT I PERINEUM DERAJAT III DAN IV
DAN II Jahit robekan diruang operasi
Sebagian besar derajat I a. Tinjau kembali prinsip perawatan
menutup secara spontan umum
tanpa dijahit. b. Berikan dukungan dan penguatan
a. Tinjau kembali prinsip emosional.
perawatan secara umum. c. Minta asisten memeriksa uterus dan
b. Berikan dukungan dan memastikan bahwa uterus
penguatan emosional. berkontraksi.
Gunakan anastesi lokal d. Periksa vagina, perinium, dan
dengan lignokain. serviks secara cermat.
c. Gunakan blok pedendal, > melihat apakah spingter ani
<e. Untuk
jika perlu. Minta asisten robek.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai