Anda di halaman 1dari 65

ASUHAN KEPERAWATAN HOME CARE

DENGAN MASALAH UTAMA VERTIGO PADA Ny.R


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BONTOSUNGGU
DUSUN PADANG SELATAN

DOSEN PEMBIMBING
HAMDANA,S.Kep,Ns.M.Kep

DISUSUN OLEH

WANDASARI (A.19.11.068)

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KELAS DOMISILI SELAYAR
T.A. 2021/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendaahuluan dan Asuhan Keperawatan Home Care pada Ny.R dengan “Vertigo Di
Wilayah Kerja Puskesmas Bontosunggu Dusun Padang Selatan”

Nama :Wandasari
Nim :A.19.11.068

Asuhan Keperawatan ini telag disetujui dan disahkan pada


Hari :
Tanggal :

Mahasiswa

Wandasari

Mengetahui

Pembibmbing akademik pembimbing lahan

( ) ( )
HAMDANA, S.Kep,Ns.,M.Kep. SABRI ,S.Kep.,Ns.
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah asuhan keperawatan pada Ny.R dengan Vertigo.
Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pkk home care.
Disusunnya makalah ini tidak lepas dari peran dan bantuan beberapa pihak dan sumber.
Karena itu, pemakalah mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada dosen
pembimbing yang telah membantu dan membimbing saya dalam mengerjakan makalah ini.
Kiranya amal baik serta budi luhur secara ikhlas yang telah diberikan kepada saya dari beliau di
atas yang dapat maupun belum dapat kami sebutkan, mendapatkan imbalan yang semestinya dari
Allah SWT.
Pemakalah menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu pemakalah sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini.Saya berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi saya
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

PENULIS

SELAYAR,1 JANUARI 2022


DAFTAR ISI

Contents
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................................................ 2
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ 3
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 6
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................................... 6
B. TUJUAN ......................................................................................................................................... 7
C. MANFAAT ..................................................................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN TEORI ....................................................................................................................... 9
I. KONSEP TEORI ............................................................................................................................ 9
A. DEFINISI .................................................................................................................................... 9
B. ETIOLOGI .................................................................................................................................. 9
C. PATOFISIOLOGI..................................................................................................................... 10
D. MANIFETASI KLINIK ............................................................................................................ 11
E. KOMPLIKASI .......................................................................................................................... 12
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ............................................................................................. 12
G. PENATALAKSANAAN .......................................................................................................... 13
H. PHATWAY .............................................................................................................................. 15
I. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN UMUM ................................................................. 16
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................................... 36
A. PENGKAJIAN .......................................................................................................................... 36
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN .............................................................................................. 46
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN ............................................................................... 47
D. IMPLEMENTASI ..................................................................................................................... 62
E. EVALUASI .............................................................................................................................. 62
F. PATHWAY .............................................................................................................................. 63
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................. 64
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................. 64
B. SARAN ......................................................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 65
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Vertigo merupakan salah satu gangguan yang paling sering dialami dan menjadi masalah
bagi sebagian besar manusia. Umumnya keluhan vertigo menyerang sebentar saja; hari
ini terjadi, besok hilang, namun ada kalanya vertigo yang kambuh lagi setelah beberapa
bulan atau beberapa tahun. Penyebab vertigo umumnya terjadi disebabkan oleh stress,
mata lelah, dan makan atau minum tertentu. Selain itu, vertigo bisa bersifat fungsional
dan tidak ada hubunganya dengan perubahan - perubahan organ di dalam otak. Otak
sendiri sebenarnya tidak peka terhadap nyeri. Pada umumnya vertigo tidak disebabkan
kerusakan di dalam otak. Namun, dapat menyebabkan ketegangan atau tekanan pada
selaput otak atau pembuluh darah besar, dan di dalam kepala dapat menimbulkan rasa
sakit yang hebat dan ketika seorang yang mengidap vertigo tidak berada pada tempat
yang aman ketika gejalanya timbul maka dapat mengakibatkan terjadinya cedera
(Junaidi, 2013).

Vertigo diangap bukan merupakan suatu penyakit, melainkan gejala dari penyakit
penyebabnya. Salah satu gejala vertigo ialah ilusi bergerak, penderita merasakan atau
melihat lingkungannya bergerak, padahal lingkungannya diam, atau penderita merasakan
dirinya bergerak, padahal tidak. Penyebab gangguan keseimbangan dapat merupakan
suatu kondisi anatomis atau suatu reaksi fisiologis sederhana yang dapat menganggu
kehidupan seorang penderita vertigo (Wreksoatmodjo, 2004; Dewanto, 2009)

Pada pervalensi angka kejadian vertigo perifer (BPPV) di Amerika Serikat sekitar 64 dari
100.000 orang dengan kecenderungan terjadi pada wanita (64%). BPPV diperkirakan
sering terjadi pada rata-rata usia 51-57 tahun dan jarang pada usia di bawah 35 tahun
tanpa riwayat trauma kepala. Sedangkan pada tahun 2008 di Indonesia angka kejadian
vertigo sangat tinggi sekitar 50% dari orang tua yang berumur 75 tahun. Hal ini juga
merupakan keluhan nomer tiga paling sering dikemukakan oleh penderita yang datang ke
praktek kesehatan. Pada umumnya vertigo ditemukan 4-7 persen dari keseluruhan
populasi dan hanya 15 persen yang diperiksakan ke dokter (Dewanto, 2009). Pada studi
pendahuluan yang dilakukan secara sederhana oleh peneliti, dari jumlah penduduk kota
Malang pada tahun 2013 sekitar 835.082 jiwa, dan tercatat pada tahun 2012-2013
sebanyak 1643 orang menderita vertigo (19%). Data tersebut didapatkan pada rekap data
yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan kota Malang yang diperoleh dari rekap medis seluruh
Puskesmas diwilayah kota Malang. Vertigo salah satunya diakibatkan oleh terganggunya
sistem vestibular yang terbagi menjadi vertigo perifer (telinga – dalam, atau saraf
vestibular) dan vertigo sentral (akibat gangguan pada saraf vestibular atau hubungan
sentral menuju batang otak atau cerebellum). Gangguan keseimbangan tersebut beragam
bentuknya dan penyebabnya pun bermacam-macam, pada saat tertentu kondisi gangguan
keseimbangan ini dapat mengancam jiwa. Banyak sistem atau organ pada tubuh yang ikut
terlibat dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh kita. Diantara sistem
ini yang banyak perannya ialah system vestibular, sistem visual, dan sistem
somatosensorik (Lumbantobing, 2004)

B. TUJUAN
1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pengalaman hidup


penderita vertigo dalam menghadapi kondisinya.

2. Tujuan khusus
a. Memperoleh gambaran tentang pengalaman penderita vertigo dalam
mendeskripsikan kondisinya.
b. Memperoleh gambaran tentang apa tindakan yang dilakukan ketika gejala
vertigonya terjadi.
c. Mengidentifikasi bagaimana cara seorang penderita vertigo agar gejalanya tidak
kambuh.
d. Memperoleh gambaran tentang penyebab vertigonya timbul

C. MANFAAT
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Karya tulis akhir ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan gambaran tentang
bagaimana kondisi sebenarnya. Penderita Vertigo dalam menghadapi kondisinya baik
sebelum, ketika, atau sesudah gejalanya timbul. Sehingga penderita vertigo serta
orang-orang disekitarnya dapat menggetahui penanganan yang tepat bagi seorang
penderita vertigo.
2. Bagi Pelayanan Keperawatan
Dapat mengembangkan sistem pelayanan kesehatan untuk penderita vertigo sehingga
diharapkan penanganan yang cepat dan tepat untuk penderita.
BAB II TINJAUAN TEORI

I. KONSEP TEORI

A. DEFINISI
Vertigo berasal dari bahasa latin ,vertere, artinya memutar merujuk pada sensasi berputar
sehingga menganggu rasa keseimbangan seseorang,umunya disebabkan oleh gangguan
pada sistem keseimbangan. Derajat yang lebih ringan dari vertigo disebut dizziness yang
lebih ringan lagi disebut giddiness dan unsteadiness (finestone,1982)

Pengertian vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul terutama dari sistem otonom,yang
disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit
(Misbach dkk.,2006).Dengan demikian,vertigo bukan suat gejala pusing berputar saja
,tetapi merupakan suatu kumpulan gejala atau satu sindrom yang terdiri dari gejala
somatic (nistagmus,unstable ) otonomik (pucat,peluh dingin,mual dan muntah),pusing
dan gejala psikatrik. Dizziness lebih mencerminkan keluhan rasa gerakan yang
umum,tidak spesifik,rasa goyah,kepala ringan dan perasaan yang sulit dilukiskan sendiri
oleh penderitanya.Pasien sering menyebutkan sensasi ini sebagai nggilyer Sedangkan
giddiness berarti dizziness atau vertigo yang berlangsung singkat (PARDOSSI,2012).

B. ETIOLOGI
Etiologi vertigo dapat dibagi menjadi (Kelompok studi vertigo PERDOSSI ,2012)

a. Otologi Ini merupakan 24-61% kasus vertigo (paling sering),dapat disebabkan


oleh BPPV(benign paroxysmal positional Viertigo) penyakit Miniere,Parese
N.VIII (vestibulokoklearis),maupun otitis media
b. Neurologis
Merupakan 23-61% kasus,berupa: - Gangguan serebrovaskular batang
otak,serebelum - Ataksia karena neuropati - Gangguan visus - Gangguan
serebelum - Sklerosis multipel - Vertigo servikal
c. Interna
Kurang lebih 33% dari keseluruhan kasus terjadi karena gangguan
kardiovaskuler.Penyebabnya bisa berupa tekanan darah yang naik atau
turun,aritma kordis,penyakit jantung koroner,infeksi,hipogli- kemi,serta
intoksikasi obat,misalnya:nifedipin,benzodiazepine dan xanax.
d. PsikiatriK
Terdapat pada lebih dari 50 % kasus vertigo.Biasanya pemerik- saan klinis dan
laboratoris menunjukan dalam batas normal. Penyebabnya bisa berupa
depresi,fobia,anxietas,serta psikosomatis
e. Fisiologis
Misalnya,vertigo yang timbul ketika melihat ke bawah saat kita berada di tempat
tinggi.

C. PATOFISIOLOGI
Menurut Price,S.A (2007) Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen
yang disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini
adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampai kan
impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro
prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV
dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.

Menurut Wilson (2007) Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan
ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler
memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor
visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.Menurut Wilson (2007)
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan
tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan
diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih
lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh
dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya
terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral
dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau
berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala
vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak
adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness,
ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya

D. MANIFETASI KLINIK
Berdasarkan gejala klinis yang menonjol,vertigo dapat pula dibagi ` menjadi tiga
kelompok,yaitu (PERDOSSI,2012)

1. Vertigo paroksismal

Ciri khas :serangan mendadak ,berlangsung beberapa menit atau hari, menghilang
sempurna,suatu ketika muncul lagi,dan diantara serangan penderita bebas dari
keluhan. Berdasarkan gejala penyerta dibagi :

a. Dengan keluhan telinga,tuli,atau telinga berdenging:sindrom


Meniere,arakhnoiditis pontoserebelaris,TIA vertebrobasilar,kelainan
ondontogen,tumor fossa posterior.
b. Tanpa keluhan telinga: TIA vertebrobasilar,epilespsi,migraine,vertigo anak
c. Timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi: vertigo posisional paroksismal
benigna.
2. Vertigo kronis

Ciri khas : vertigo menetap lama,keluhan konstan tidak membentuk serangan-


serangan akutBerdasarkan gejala penyertanya dibagi:

a. Dengan keluhan telinga: otitis media kronis,tumor serebelopontin,meningitis


TB,labirinitis,lues serebri.
b. Tanpa keluhan telinga: kontusio serebri,hipoglikemia,ensefalitispontis,kelainan
okuler,kardiovaskuler danpsikologis,posttraumatik sindrom,intoksikasi,kelainan
endokrin.
c. Timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi: hipotensi orthostatic,vertigo
servikalis.
3. Vertigo yang serangannya akut,berangsur-angsur berkurang tetapi tidak pernah bebas
serangan .

Berdasarkan gejala penyertanya dibagi:


a. Dengan keluhan telinga: neuritis N.VIII,trauma labirin,pendarahan labirin,herpes
zoster otikus.
b. Tanpa keluhan telinga: neuritis vestibularis,sclerosis multipel,oklusi arteri serebeli
posterior,ensefalitis vestibularis,sclerosis multipel,hematobulbi

E. KOMPLIKASI
Hal ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti :

1. Stoke
2. Obstruksi peredaran darah di labirin
3. Penyakit meniere
4. Infeksi dan inflamas

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Fisik:
a. Pemeriksaan fisik umum ( tanda-tanda vital, heart rate dan ritme jantung,palpasi
arteri karotis dan auskultasi arteri karotis).
b. Pemeriksaan neurologis (kesadaran,nervus kranalis ,sistem saraf motorik dan
sistem saraf sensorik)
c. Tes Romberg
Pemeriksaan berada dibelakang pasien, pasien berdiri tegak dengan kedua tangan
didada,kedua mata terbuka,dia amati selama 30 detik setelah itu pasien diminta
menutup mata dan diamati selama 30 detik,jika dalam keadaan mata terbuka
pasien sudaah jatuh menandakan kelainan pada serebelum,jika dalam keadaan
mata tertutup pasien cenderung jatuh ke satu sisi menandakan kelainan
vestibular/propioseptif.
d. Tes Romberg di pertajam
Pemeriksaan berada di belakang pasien,lalu tumit pasien berada di depan ibu jari
kaki yang lainnya,kemudian pasien di amati dalam keadaan mata terbuka selama
30 detik,lalu pasien menutup mata dan diamati selama 30 detik,interpretasi sama
dengan tes Romberg.
e. Tes jalan tandem (tandem gait)
Pasien di minta berjalan dengan sebuah garis lurus,dengan menempatkan tumit di
depan jari kaki sisi yang lain secara bergantian.Pada kelainan serebelum:pasien
tidak dapat melakukan jalan tandem dan jatuh ke satu sisi.Pada kelainan
vestibular:pasien akan mengalami deviasi ke sisi lesi.
f. Tes fukuda
Pemeriksaan bearada di belakang pasien,lalu tangan di luruskan ke depan,mata
pasien ditutup,pasien diminta berjalan di tempat 50 langkah.Tes fukuda di anggap
normal jika deviasi ke satu sisi >30 derajat atau maju/mundur >1 meter.Tes
fukuda menunjukkan lokasi kelainan di sisi kanan atau kiri.
g. Tes past pointing
Pada posisi duduk,pasien di minta untuk mengangkat satu tangan dengan jari
mengarah ke atas,jari pemeriksa di letakkan di depan pasien,lalu pasien di minta
ujung jarinya menyentuh ujung jari pemeriksa beberapa kali dengan mata
terbuka,setelah itu di lakukan dengan mata tertutup.Pada kelainan vestibular :
ketika mata tertutup maka jari pasien akan deviasi kea rah lesi.Pada kelainan
serebelum:akan terjadi hipermetri atau hipometri.
h. Head thrust test
Pasien di minta memfiksasikan mata pada hidung/dahi pemeriksa setelah itu
kepala di gerakkan secara cepat ke satu sisi,pada kelain- nan vestibular perifer
akan di jumpai adanya sakadik.
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium pada stroke dan infeksi
b. EEG pada kasus vestibular epilepsi
c. EMG pada kasus neuropati
d. EKG pada kasus serebrovaskular
e. TCD pada kasus serebrovaskular
f. CT Scan/MRI pada kasus stroke,infeksi dan tumor

G. PENATALAKSANAAN
Terapi vertigo meliputi beberapa perlakuan yaitu pemilihan medikamentosa rehabilitasi
dan operasi(Luxon,2004;Huin & Uddin,2003).
Pilihan terapi vertigo mencakup(Kelompok Studi Vertigo PERDOSSI,2012)

1. Terapi simtomatik,melalui farmakoterapi


2. Terapi kausal, mencakup:
a. farmakoterapi
b. prosedur reposisi partikel (pada BPPV)
c. bedah ( karena vertigo yang disebabkan oleh tumor,spondilosis servikalis dan
impresi basilar).
3. Terapi rehabilitatif ( metode Brandt-Daroff,latihan visual vestibular latihan berjalan).
Hindari faktor pencetus dan memperbaiki lifestyle pemilihan terapi vertigo angat
tergantung dari tipe dan kausa vertigo ( makanan dan diit adekuat mencegah minum
alcohol dan berlebihan,mengurangi obat sedative,ototoksik dan opoid)
H. PHATWAY
I. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN UMUM
Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
No Diagnosa
Ekspektasi :
keperawatan
Kriteria Hasil 1 2 3 4 5 Observasi Terapeutik Edukasi Kolaborasi
1 Gangguan rasa aman Setelh dilakuakn Intervensi 1. Jelaskan 1. Berikan
nyaman : nyeri akut b.d tindakan utama:manaj penyebab terapi
peningkatan tekanan keperawatan maka emen nyeri , periode nonfarm
intracranial tingkat nyeri 1. Observsi dan akologi
menurun dengan lokasi, pemicu nntuk
kiteria hasil: √ karakteristi nyeri mengura
1. Keluhan nyeri k, durasi 2. Jelaskan angi rasa
menurun √ frekuensi, strategi nyeri
kualitas, meredaka 2. Kontol
2. Meringis dan n nyeri lingkung
menurun √ intensitas 3. Anjurkan an yang
3. Sikap protektif nyeri memonit memper
menurun √ 2. Identifikasi or nyeri berat
skala nyeri secara rasa
4. Gelisah
3. Identifikasi mandiri nyeri
menurun
factor yang 4. Anjurkan 3. Pertimba
5. Kesulitan tidur memperber menggun angkan
menurun at dan akan jenis dan
memeringa analgetik sumber
n nyeri secara nyeri
4. Identifikasi tepat dalam
pengertahu 5. Ajarkan pemiliha
an dan teknik n strategi
keyakinan nonfarma meredak
tentang kologis an nyeri
nyeri untuk
5. Idetifikasi menguraa
pengaruh ngi rasa
budaya nyeri
terhadap
respon
nyeri
6. Identifikasi
pengaruh
nyeri pada
kualitas
hidup
7. Monitor
efek
samping
engunaan
analgetik

Intervensi utama:pemberian Analgetik

1. Identifiikas 1. Diskusik 1. Jelaskan 1. Kolaborasi


i an jenis efek pemberian
krakteristik aalgtik terapi dosis dan
nyeri (mis. yang dan efek jenis
Pencetus, disukai samping analgetik,
pereda, untuk obat sesuai
kualitaas,lo mencapai indikasi
kasi, analgetik
intensitas, optimal,
frekuensi, jika perlu
dursi) 2. Dokumen
2. Identifikaa tasi
si riwayat respon
alergi obat efek
3. Identifikasi analgetik
kesesuaian dan efek
jenis samping
analgetik yang
4. Montor diinginka
tanda- n
tandda
vital
sebelm dan
sesudah
pemberian
analgetik
5. Monito
efektifitas
pemberian
analtetik

Intervensi pendukung:pemantauan nyeri


1. Identifkasi 1. Atur 1. Jelaskan
factor interval tujuan
pebcetus waktu dan
dan pereda pemantaa prosedur
nyeri uan pemanta
2. Monitor sesuai uan
kualitas dengan 2. Informas
nyeri kondisi ikan
3. Monitor pasien hasil
lokasi dan 2. Dkument pemanta
penyebaran asikan uan, jika
nyeri hasil perlu
4. Monitor pemantau
intensitas an
nyeri
dengan
mengguna
kan skala
5. Monitor
durasi dan
frekuensi
Itervensi pendukung:pemberian obat oral
1. Identifikasi 1. Lakukan 1. Jelaskan
kemungkin prinsip 6 jenis
an alergi, benar(pas obat,alas
interaksi ien, obat, an
dan kontra dosis,wak pemberia
indkasi tu,rute,do n,
obat (mis. kumentsi tiindakan
Gangguan ) yang
menelan, 2. Berikan diharapk
nausea/mu obat oral an, dan
ntah,inflam sebelum efek
asi usus, dan samping
peristaltii sesudah sebekum
menurun) makan pemberia
2. Periksa sesuai n
tanggal anjuran 2. Ajarkan
kadaluarga pasien
obat dan
3. Monitor keluarga
efek tentng
terapeeutik cara
obat pemberia
4. Monitor n obat
efek local, secara
efek mandiri.
sistemik,
dan efek
smping
obat

2 Gangguan pola tidur b.d Setelah dilakukan intervensi Terapeutik Edukasi Kolaborasi
otot leher yang tindakan utama : 1. modifika 1. jelaskan
kaku/tertekan keperawatan dukungan si pentingn
diharapkan tidur lingkung ya tidur
gangguan pola observasi an cukup
tidur menurun 1. identifikasi 2. batasi selama
dengan krieria pola waktu skit
hasil: aktivitas tidur 2. anjurkan
1. Keluhan sulit √ dan tidur siang, menepati
tidur menurun 2. identifikasi jika perlu kebiasaa
2. Keluhan tidak factor 3. fasilitasi n waktu
puas tidur √ penggangg menghila tidur
menurun u tidur ngkan 3. ajarkan
3. Keluhan pola 3. identifikasi stress factor-
tidur berubah √ obat tidur sebelum faktor
4. Kemampuan yang tidur yang
beraktivitas √ dikomsums 4. terapkan berkontri
meningkat i jadwal busi
tidur terhadap
rutin angguan
pola
tidur
4. ajarkan
cara
relaksasi
otot auto
genetic
atau cara
non
farmakol
ogis
lainnya

Intervensi utama : edukasi aktifitas/istirahat

Observasi Terapeutik Edukasi Kolaborasi


1. identifikasi 1. sediakan 1. jelaskan
kesiapan media pentngny
dan dan a
kemampua materi melakuk
n pengatura an
menerima n aktifitas aktivitas
informasi dan fisik /
istirahat olahraga
2. jadwalan secara
pemberia rutin
n 2. anjurkan
pendidika terlibat
n dalam
kesehatan aktivitas
sesuai kelompo
kesepakat k atau
an aktivitas
3. berikan lainnya
kesempat 3. anjurkan
an pada menyusu
pasien n jadwal
dan aktivitas
keluarga dan
untuk istirahat
bertanya
Intervensi pendukung : manajemen nyeri

1. Observsi 1. Berikan 1. Jelaskan 1. Kolaborasi


lokasi, terapi penyeba pemberian
karakteristi nonfarma b, antiemetic,
k, durasi kologi periode jika perlu
frekuensi, nntuk dan
kualitas, menguraa pemicu
dan ngi rasa nyeri
intensitas nyeri 2. Jelaskan
nyeri 2. Kontol strategi
2. Identifikasi lingkung meredak
skala nyeri an yang an nyeri
3. Identifikasi memperb 3. Anjurka
factor yang erat rasa n
memperber nyeri memonit
at dan 3. Pertimba or nyeri
memeringa angkan secara
n nyeri jenis dan mandiri
4. Identifikasi sumber 4. Anjurka
pengertahu nyeri n
an dan dalam menggun
keyakinan pemiliha akan
tentang n strategi analgetik
nyeri meredaka secara
5. Idetifikasi n nyeri tepat
pengaruh 5. Ajarkan
budaya teknik
terhadap nonfarm
respon akologis
nyeri untuk
6. Identifikasi mengura
pengaruh angi rasa
nyeri pada nyeri
kualitas
hidup
7. Monitor
efek
samping
pengunaan
analgetik
Intervensi pendukung : terapi relaksasi

Observasi Terapeutik Edukasi Kolaborasi


1. Identifikasi 1. Ciptakan 1. Jelaskan
penurunan lingkung tujuan,
tingkat an tenang manfaat,
energy, dan batasan,
ketidak tanpa dan jenis
mampuan gangguan relaksasi
berkonsent dengan yang
rasi atau pencahay tersedia
gejala lain aan dan 2. Jelaskan
yang suhu secara
menggang ruang rinci
gu Nyman, intervens
kemampua jika i
n kognitif memung relaksasi
2. Identifikasi kinkan yang
teknik 2. Berikan dipilih
relaksasi informasi 3. Anjurka
yang tertulis n
pernah tentang mengam
efektif persiapan bil posisi
digunakan dan nyaman
3. Monitor prosedur
respon teknikrel
terhadap aksasi
relaksasi 3. Gunakan
pakaian
longgar
3 Gangguan nutrisi : Setelah dilakuakn Intrvensi 1. Kendalik 1. Anjurkan 1. Kolaborasi
nausea b.d adanya tindakan utama: an factor istirahat pemberian
peningkatan tekanan keperawaan makan manajemen lingkung dan tidur anriemetik
intrakranial tingkat nausea mual an yang a, jika
menurun dengan 1. Identifikasi penyebab cuckup perlu
kriteria hasil: √ pengalama mual 2. Anjurkan
1. Nafsu makan n mual 2. Kurangi sering
mingkat √
2. Identifikasi atau membersi
2. Keluhan mual √ isyarat hilangkan hkan
menurun nonverbal keadaan mulut
3. Perasaan ingin √ ketidaknya penyebab 3. Anjurkan
untah menurun manan mual makanan
√ (mis. Bayi, 3. Berikan tinggi
4. Perasaan asam anak-anak,
di mulut makanan karbohidr
dan ereka dalam at dan
menurun yang tidak jumlah rendah
5. Pucat membaik bisa kecil dan lemak
berkomuni menarik
kasi secara 4. Ajarkan
efektif) 4. Berikan pengguna
maakana an teknik
3. Identifikas n dingin, nonfarma
mual caran kologis
terhadap bening, untuk
kualitas tidak mengatasi
hidup berbau, mual
4. Identifikasi dan tidak
factor berwarna
penyebab jka perlu
mual
5. Monitor
mual
6. Monitor
asupan
nutrisi dan
kalori
Intervensi utama : manejeman muntah

1. Identifikasi 1. Kontrol 1. Anjurkan 1. Kolaborasi


karaakteris lingkung membawa pemberian
tik muntah an kantong antiemetic,
penyabab plastic jika perlu
2. Perkisa
volume muntah untuk
muntah 2. Kurangi mempung
atau muntah
3. Identifikasi
riwayat hilangkan 2. Anjurkan
diet keadan memperbn
emyebab yak
4. Identifikasi muntah istirahat
factor
penyebab 3. Atur 3. Ajarkan
muntah posisi pengguna
untuk an teknik
5. Identifikasi mencega nonfarma
kerusakan h aspirasi kologis
eshofagus nntu
dan faring 4. Pertahan mengelola
kan
posterior, kepatena muntah
jika n jalan
muntah nafas
terlalu 5. Bersihka
lama n mulut
6. Monitor dn
efek hidung
manajemen 6. Berikan
muntah dukungan
secara fisik saat
menyeluru muntah
h
7. Berikan
7. Monitor kenyama
ketidak nan
seimbanga selama
n cairn dan muntah
elektrolit
8. Berikan
cairan
yang
tidak
mengand
ung
karbonasi
9. Minimal
30 menit
setelah
muntah

Intervensi pendukung : manejemen nyeri


1. Observsi 1. Jelaskan 1. Berikan
lokasi, penyebab terapi
karakteristi , periode nonfarma
k, durasi dan kologi
frekuensi, pemicu nntuk
kualitas, nyeri menguraa
dan 2. Jelaskan ngi rasa
intensitas strategi nyeri
nyeri meredaka 2. Kontol
2. Identifikasi n nyeri lingkunga
skala nyeri 3. Anjurkan n yang
3. Identifikasi memonit memperbe
factor yang or nyeri rat rasa
memperber secara nyeri
at dan mandiri 3. Pertimbaa
memeringa 4. Anjurkan ngkan
n nyeri menggun jenis dan
4. Identifikasi akan sumber
pengertahu analgetik nyeri
an dan secara dalam
keyakinan tepat pemilihan
tentang 5. Ajarkan strategi
nyeri teknik meredaka
5. Idetifikasi nonfarma n nyeri
pengaruh kologis
budaya untuk
terhadap menguraa
respon ngi rasa
nyeri nyeri
6. Identifikasi
pengaruh
nyeri pada
kualitas
hidup
7. Monitor
efek
samping
engunaan
analgetik

Intervensi pendukung : manajemen stres

1. Identifikasi 1. Lakukan 1. anjurkan


tingkat reduksi mengatur
stress ansietas waktu
2. Identifkasi 2. Lakukan untuk
stressor manajem menguran
en gi
pengenda kejadian
lian stress
marah, 2. anjurkan
jika perlu lathan
3. Pahami fisik
reaksi untuk
masatah meningkat
terhadaap kan
stressor kesehatan
biologs
4. Bicaraka dan
n perasan emosional
marah, 30 menit
sumber tiga kali
dan seminggu
makna
marah 3. anjurkan
5. Berkan mengguna
kesempat kan teknik
an untuk menurunk
menenan an stress
gkan diri yang
sesuai
6. Hindari diterapkan
makanan d rumah
yang
mengand
ung kafei
4 Resiko jatuh b.d adanya Setelah dilakuakn Intervensi Terapeutik Edukasi Kolaborasi
gangguan tindakan utama : 1. Orientaik 1. Anjurkan
keseimbangan keperawatan maka pencegahan an mengguna
resiko jatuh jatuh ruangan kan alas
menurun dengan Observasi pada kaki yang
kriteria hasil: 1. Identifikasi pasien tidak licin
1. Tingkat jatuh factor dan 2. Anjurkan
dari tempat resiko keluarga berkonsen
tidur menurun jatuh 2. Gunakan trasi utuk
2. Tingkat jatuh 2. Identifikasi alat bantu menjaga
saat berdiri √ factor berjalan keseimban
menurun lingkungan gan tubuh
3. Tingkt jatuh yang 3. Anjurkan
saat berjalan meningkat meebarka
menurun kan resiko n kedua
4. Tingkat jatuh √ jatuh kaki untuk
saat naik tangga 3. Hitung meningkat
menurun resiko kan
jatuh keseimban
√ dengan gan saat
mengguna berdiri
kan skala

Intervensi utama : manejemen keselamatan lingkungan

1. Identifikasi 1. Hilangka 1. Ajarkan


kebutuhan n bahaya individu,
keselamata keselama keluarga
n tan dan
2. Monitor lingkung kelompok
perubahan an resiko
status 2. Modifika tinggi
keselamata si bahaya
n lingkung lingkunga
lingkungan an untuk n
meminim
alkan
bahaya
dan
resiko
3. Fasilitasi
rlokasi
kelingku
ngan
yang
aman
Intervensi pendukung : dukungan ambulasi

1. Identifikasi 1. Fasilitasi 1. Jelaskan


adanya aktivitas tujuan dan
nyeri atau amblasi prosedur
keluhan dengan ambulasi
fisik alat bantu 2. Anjurkn
lainnya 2. Faslitasi melakuka
2. Identifikasi elakukan n
toleransi mobilisas ambulasi
fisik i fisik, dini
melakukan jika perlu 3. Ajarkan
ambulasi 3. Libatkan ambulasi
3. Monitor keluarga sederhana
TTV untuk yang
sebelum membant harus
ambulasi u pasien dilakukan
4. Monitor dalam
kondisi meningka
umum tkan
selama ambulasi
melakukan
ambulasi
Intervensi pendukung : edukasi keselamatan lingkungan

1. Identifikasi 1. Sediakan 1. Anjurkan 1. Kolaborasi


kesiapan materi menghilan dengan
dan dan gkan pihak lain
kemampua media bahaya untuk
n pendidika lingkunga meningkat
menerima n n kan
informasi kesehtan 2. Anjurkan keamanan
2. Identifikasi 2. Jadwalka menyedia lingkungan
bahaya n kan alat
keamanan pendidika bantu
dilingkung n 3. Anjurkan
an kesehatan mengguna
sesuai kan alat
kesepakat pelidung
an 4. Ajarkan
3. Berikan individu
kesempat dan
an umtuk kelompok
bertanya berisiko
tinggi
tentang
bahaya
lingkunga
n
5 Deficit pengetahuan b.d Setelah dilakuakn Inervensi 1. Sediakan 1. Jelaskan
kurangnya terpapar tindakan utama: media factor
informasi keperawatan maka edukasi dan resiko
tingkat penetahuan kesehatan materi yang
meningkat dengan 1. Identifikasi pendidika dapat
kriteria hasil: kesiapan n mempeng
1. Perlaku sesuai dan kesehatan aruhi
anjuran √ kemampua 2. Jadwalka kesehatan
menigkat n n 2. Ajarkan
2. Kemampuan √ menerima pendidika perilaku
menjelaskan informasi n hisup
penyakit 2. Identifikasi kesehatan bersih dan
tentang suatu factor- sesuai sehat
topik faktor yang kesepakat 3. Ajarkan
meningkat dapat aan strategi
meningkat 3. Berikan yng dapat
kan dan kesempat digunakan
menurunka an untuk untuk
n motifasi bertanya meningkat
perilaku kan
hidup berih perilaku
dan sehat hidup
berih dan
sehat.
4. Bmbing
untuk
bertanggu
ng jawab
mengident
ifikasi dan
mengemb
angkan
kemampu
am
memecah
kan
masalah
kesehataa
n mandiri.
Intervensi pendukung:bimbingan system kesehatan

1. Identifikasi 1. Fasilitasi
masalah pemenuh
kesehatan an
individu, kebutuha
keluarga n
dan kesehatan
masyarakat 2. Fasilitasi
2. Identifikasi pemenuh
inisiatif an
individu, kebutuha
keluarga n
dan kesehatan
masyarakat mandiri
3. Libatkan
kolega/te
man
untuk
membim
bing
pemenuh
an
kebutuha
n
kesehatan

Intervensi pendukung: manajemen nyeri

1. Observsi 1. Berikan 1. Jelaskan 1. Kolaborasi


lokasi, terapi penyebab, pemberian
karakteristi nonfarma periode antiemetic,
k, durasi kologi dan jika perlu
frekuensi, nntuk pemicu
kualitas, menguraa nyeri
dan ngi rasa 2. Jelaskan
intensitas nyeri strategi
nyeri 2. Kontol meredaka
2. Identifikasi lingkung n nyeri
skala nyeri an yang 3. Anjurkan
3. Identifikasi memperb memonito
factor yang erat rasa r nyeri
memperber nyeri secara
at dan 3. Pertimba mandiri
memeringa angkan 4. Anjurkan
n nyeri jenis dan mengguna
4. Identifikasi sumber kan
pengertahu nyeri analgetik
an dan dalam secara
keyakinan pemiliha tepat
tentang n strategi 5. Ajarkan
nyeri meredaka teknik
5. Idetifikasi n nyeri nonfarma
pengaruh kologis
budaya untuk
terhadap menguraa
respon ngi rasa
nyeri nyeri
6. Identifikasi
pengaruh
nyeri pada
kualitas
hidup
7. Monitor
efek
samping
pengunaan
analgetik
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. DATA UMUM
a. Identitas
Nama :Ny.R
Tempat tanggal lahir :padang selatan, 29-09-1979
Status perkawinan :Menikah
Penddikan terakhir :SD
Pekerjaan :Ibu rumah tangga
Telpn :-
Golongan darah :-
Umur : 42 thn
Jenis kelamin :Peremuan
Agama :Islam
Suku :Selayar
Alamat : padang selatan
Sumber info :Klien
b. Penganggung jawab/pengantar
Nama : Tn.D
Pendidikan terakhir :SMP
Hubungan dengan klien: suami klien
Pekerjaan : nelayan
Tlpn :-
Umur :45 tahun
Alamat : padang selatan
2. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
a. Keluhan utama :Nyeri pada tengkuk dan kepala
b. Alasan masuk RS : pasien datang dengan keluhan nyeri pada tengkuk
dan kepala, puisng dengan senasi berputar dan melayang.
c. Riwayat penyakit
Ptovocative/palliatif : klie mengatakan bahwa ia tidak tau mengapa kepalanya
sakit dan minum obat pereda nyeri saat sakit
Quality : klien mengatakan nyeri seperti diremas-remas dan seperti tertusuk
Region : klien mengatakan nyeri di tengkuk dan kepala
Severity : klien mengatakan nyerinya berada di angka 7 ( skala 1-10 )
Timing : klien mengatakan nyerinya hilang timbul
3. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
a. Penyakit yang perna dialami
Saat kecil /kanak-kanak : klien mengatakan tidak pernah ada riwayat sakit
sebelumnya
b. Riwayat alergi :Klien mengatakan bahwa ia alergi terhadap telur dan
mengakibatkan ia gatal-gatal
c. Riwayat imunisasi : klien mengatakan mendapatkan imunisasi lengkap
d. Lain-lain
4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan sebelumnya belum ada keluarganya yang mengalami sakit
sepertinya
5. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
a. Pola koping : Klien mengatakan jika nyeri pada tengkuk dan kepala nya sakit dia
hanya bisa meminum obat seadanya dan menahan sakit yang dirasakan.
b. Harapan klien terhadap penyaktnya : Klien mengatakan ingin sembuh dari
penyakitnya.
c. Factor stressor : kien mengatakan dia stress karna memikirkan kondisinya saat
sakit
d. Pengetahua klien tentang penyakitnya : Klien mengatakan kadang saya tidak tahu
mengapa saya bisa terkena penyakit ini
e. Adaptasi : Klien mengatakan saya tidak bisa menyesuaikan diri saya dengan
penyakit yang saya alami sekarang karena saya harus meropotkan keluarga saya
f. Hubungan dengan masyarakat : Klien mengatakan hungannya dengan masyarakat
baik, tampak banyak tetangga yang datang menjenguk klien.
g. Hubungan dengan anggota keluarga : Klien mengatakan hubungannya dengan
anggota keluarga baik, tampak banyak keluarga dan tetangga yang datang saat
pasien sakit
h. Aktifitas social : Klien bisa melaksanakaan aktiftas social dengan masyarakat
sekitar dengan baik
i. Bahasa yang sering digunakan : Bahasa selayar
j. Keadaan lingkungan : Keadaan ruangan pasien dirawat bersih dan, tampak banyak
makanan
k. Kegiatan keagamaan/pola ibadah : Klien mengatakan ia masih sering
melaksanakan sholat 5 waktu dan juga mengaji
l. Keyakinan tentang kesehatan : Klien yakin akan sembuh tetapi juga takut jika
tidak sembuh dalam waktu dekat ini, klien mengatakan setidaknya saya berobat
dan jika tidak sembuh saya hanya bisa pasrah kepada Allah SWT.
m. Perhatian thd orang lain & lawan bicara : Pada saat dilkukan pengkajian klien
memperhatikan apa yang dibicarakan dan merespon apa yang ditanyakan
6. KEBUTUHAN DASAR/POLA KEBIASAA SEHARI-HARI
Kebutuhan dasar Sebelum sakit Setelah sakit
Makan porsi makan 3 x 1 porsi makan 1 3x 1 sehari,
sehari, komposisinya: komposisinya: nasi, sayur,
nasi, sayur dan ikan, ikan, daging, tidak
daging. semua makanan melakukan diet.
disukai, makanan
pantangan tidak ada.
Nafsuka makan baik
Minum minum 6-8 gelas sehari, Setelah sakit : jumlah 5-6
minuman yang disukai gelas/hari, tidak
teh, tidak ada minuman melakukan diet.
pantangan.
Tidur klien biasa tidur siang klien tidak bisa tidur siang,
selama ± 2 jam, tidur tidur malam jam 12.00 dan
malam jam 09.00 dan lama tidur ± 3 jam kadang
lama tidur ± 8 jam , klien tidaak bisa tidur
tidak perna kesulitan sama sekali , perna
tidur. kesulitan tidur karena
nyeri pada kepala
Eliminasi fekal/BAB frekuensi Bab 2 x sehari frekuensi Bab2x sehari,
kadang-kadang dalam kadang dalam sehari tidk
sehari tidak perna pernah BAB, tidak
baung air besar, warna mengunakan obat
bab kuning kecoklatan, pencahar
bau busuk, konsistensi
sedikit padat, tidak
menggunakan obat
pencahar.

Eliminasi urine/BAK frekuensi 6 kali dalam Frekuensi 4 kali dalam


sehari, warna kuning sehari, warna kuning tua, ,
mudah, kadang-kadang tidak menggunakan alat
jerni, tidak bantu miksi.
menggunakan alat
bantu miksi.

Aktifitifitas dan Klien bekerja pada pagi Selama klien tidak banya
latihan membersihkan rumah, melakukan kegiatan hanya
meyiapkaan makanan dan tidak bisa keluar
untuk suami dan rumah.
kadang-kadang
membantu suami
mencari nafka
Personal hygiene mandi 2 xsehari, mandi 2x sehari, mencuci
mencuci rambut setiap ramut , penampilan baik.
hari, rajin memotong
kuku, tidak ada
hambatan dalam
personal Hygiene

7. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
Kehilangan BB : Tidak kehilangan BB
Kelemahan :Nyeri pada kepala dan tengkuk
Vital sign :TD: 130/80 mmHg, N: 67x/m, S:36,7 ºc, R: 19x/m
Tingkat kesadaran : Normal (CM)
b. Head to toe
1) Kulit/integumen
 Inspeksi
Kulit Ny.R berwarna putih, kulit tampak bersih, tidak tampak adanya
pembengkakan luka/lesi, tidak terdapat kelainan pada kulit.
 Palpasi
Pada saat dipalpasi akral teraba hangat, tidak terdapat pembengkakan
luka/lesi pada kulit.
2) Kepala&rambut
 Inspeksi
kepala tampak simetris, tidak ada tampak pembengkakan, luka/lesi
dikepala, rambut tampak bersih, berwarna hitam dan tidak beruban,
rambur bergelombang, distribusi merata
 Palpasi
Tidak terdapat pembengkakan luka/lesi pada kepala
3) Kuku
 Inspeksi
Kuku tampak bersih, warna bantalan pucat
 Palpasi
Kuku teraba keras
4) Mata/penglihatan
 Inspeksi
Mata tampak simetris kiri dan kanan, mata tampak bersih, konjungtiva
tidak anemis, pupil isokor, refleks cahaya (+/+), tidak tampak ada
pembengkakan, luka/lesi.
 Palpasi
Saat diraba tidak ada teraba pembengkakan, tidak ada nyeri tekan /lepas di
daerah mata.
5) Hidung/penghiduan
 Inspeksi
Hidung tampak simetris, tidak terdapat perdarahan pembengkakan/massa,
polip hidung tidak ada serta peradangan mukosa hidung tidak ada, tidak
tampak ada serumen/secret
 Palpasi
Tidak teraba pembengkakan pada hidung (sinus) atau yang lainnya, tidak
ada nyeri tekan atau lepas di daerah hidung, tidak ada nyeri tekan atau
lepas di daerah hidung.
6) Telinga/pendengaran
 Inspeksi
Telinga tampak simetris, tidak ada peradangan dan pendarahan, tidak ada
serumen dan pendengaran baik
 Palpasi
Saat diraba tidak ada pembengkakan
7) Mulut dan gigi
 Inspeksi
Mulut tampak simetris, tidak ada tampak pembengkakan, luka atau lesi,
gigi tampak lengkap, bibir kering, mulut tampak tidk bersih. Ny.R tidak
mengalami gannguan berbicara.
 Palpasi
Saat diraba tidak terdapat pembengkakan/massa pada mulut.
8) Leher
 Inspeksi
Leher tampak simetris, tidak tampak ada pembengkakan/massa pada leher,
tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid.
 Palpasi
Saat diraba tidak terdapat pembengkakan/massa tidak teraba pembesaran
kelenjar tiroid, arteri karotis teraba.
9) Dada
 Inspeksi
Bentuk dada simetris kiri dan kanan, tidak ada tampak pembengkakan,
luka/lesi, pergerakan dinding dada sama kiri dan kanan, frekuensi napas
16x/menit.
 Palpasi
Saat di palpasi tidak ada teraba pembengkakan, tidak ada nyeri
tekan/lepas, traktif fremitus teraba dan sama antara kiri dan kanan
 Auskultasi
Saat di auskultasi tidak terdengar bunyi suara nafas tambahan
10) Abdomen
 Inspeksi
Bentuk perut normal , tidak ada tampak pembengkakan /massa di
abdomen, tidak terdapat distensi abdomen.
 Auskultasi
Saat di auskultasi tidak terdengar bising usus.
 Palpasi
Saat di palpasi tidak ada teraba adanya massa/ pembengkakan, hepar dan
limpa tidak teraba, tidak ada nyeri tekan/lepas di daerah abdomen
11) Perineum dan genitalia
Tidak dilaakukan pemreriksaan
12) Ekstrimitas atas dan bawah
 Ekstremitas Atas : Ektremitas atas kanan dan kiri tampak lengkap, tidak
terdapat pembengkakan, Akral teraba hangat, kedua ektrimitas bisa
digerakkan dengan baik.
 Ektremitas Bawah : Ektremitas bawah kanan dan kiri tampak lengkap,
tidak terdapat pembengkakan, akral teraba hangat, kedua ektrimitas bawah
bisa digerakkan dengan baik.
8. ANALISIS DATA
TANDA DAN GEJALA PENYEBAB MMASALAH
DS: Adana peningkatan tekanan Nyeri Akut
 Klien mengatakan nyeri inntrakranial
nyeri tengkuk dan
kepala
 Klien mengakan
nyerinya seperti
diremas-remas dan
ditusuk-tusuk
DO:
 Klien tamak meringis
 Skala nyeri 7
 Klien tampak gelisah
DS: Ootot leher kaku /tertekan Gangguan pola tidur
 Klien mengatakan
badan saya terasa lelah
dan lemas
 Klien mengatakan sulit
tidur setiap malam
 Klien mengatakan nyeri
pada tengkuk dan leher
 Klien mengatakan
gelisah saat tidur
DO:
 Klien tampak lemas dan
pusing
DS: Kelemehan fisik dan Resiko jatuh
 Klien mengatakan tidak gangguan keseimbangan
bisa beraktiftas karena
nyeri tengkuk dan
kepala yang dirasakan
 Klien mengatakan jika
terlalu banyak
beraktifitas klien
menjadi pusing
DO:
 Klien taampak lemas
 Saat berjalan klien
tampak sempoyongan
DS: Kurang terpapar informasi Defesit pengetahuan
 Klien mengatakan saya
tidak tahu mengapa
kepala dan tengkuknya
sering sakit.
 Saya tidak perna
mengalam sakit seperti
ini sebelumnya
 Klien mengatakan
sebelumnya saya hanya
sakit tekanan darah
tinggi dan koleksterol
DO:
 Klien taampak
kebingungan
 Klien tampak beberapa
kali mengulangi
pertanyan yang sama
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa aman nyaman : nyeri akut b.d peningkatan tekanan intracranial d.d
sakit kepala dan tengkuk
2. Gangguan pola tidur b.d otot leher yang kaku/tertekan d.d klien yang sering mengeluh
sakit pada leher saat tidur dan gelisah saat tidur
3. Resiko jatuh b.d adanya gangguan keseimbangan d.d klien mengatakan sering pusing
sensasi berputar-putar dan melayang
4. Deficit pengetahuan b.d kurangnya terpapar informasi d.d klien yang Nampak
bingung saat ditanya dan serng mengulang pertanyaan
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
No Diagnosa
Ekspektasi :
keperawatan
Kriteria Hasil 1 2 3 4 5 Observasi Terapeutik Edukasi Kolaborasi
1 Gangguan rasa aman Setelh dilakuakn Intervensi 6. Jelaskan 4. Berikan
tindakan utama:manaj penyebab terapi
nyaman : nyeri akut b.d
keperawatan maka emen nyeri , periode nonfarm
peningkatan tekanan tingkat nyeri 8. Observsi dan akologi
menurun dengan lokasi, pemicu nntuk
intracranial d.d sakit
kiteria hasil: √ karakteristi nyeri mengura
kepala dan tengkuk 6. Keluhan nyeri k, durasi 7. Jelaskan angi rasa
menurun √ frekuensi, strategi nyeri
kualitas, meredaka 5. Kontol
7. Meringis dan n nyeri lingkung
menurun √ intensitas 8. Anjurkan an yang
8. Sikap protektif nyeri memonit memper
menurun √ 9. Identifikasi or nyeri berat
skala nyeri secara rasa
9. Gelisah
10. Identifikasi mandiri nyeri
menurun
factor yang 9. Anjurkan 6. Pertimba
10. Kesulitan tidur memperber menggun angkan
menurun at dan akan jenis dan
memeringa analgetik sumber
n nyeri secara nyeri
11. Identifikasi tepat dalam
pengertahu 10. Ajarkan pemiliha
an dan teknik n strategi
keyakinan nonfarma meredak
tentang kologis an nyeri
nyeri untuk
12. Idetifikasi menguraa
pengaruh ngi rasa
budaya nyeri
terhadap
respon
nyeri
13. Identifikasi
pengaruh
nyeri pada
kualitas
hidup
14. Monitor
efek
samping
engunaan
analgetik

Intervensi utama:pemberian Analgetik

6. Identifiikas 3. Diskusik 2. Jelaskan 2. Kolaborasi


i an jenis efek pemberian
krakteristik aalgtik terapi dosis dan
nyeri (mis. yang dan efek jenis
Pencetus, disukai samping analgetik,
pereda, untuk obat sesuai
kualitaas,lo mencapai indikasi
kasi, analgetik
intensitas, optimal,
frekuensi, jika perlu
dursi) 4. Dokumen
7. Identifikaa tasi
si riwayat respon
alergi obat efek
8. Identifikasi analgetik
kesesuaian dan efek
jenis samping
analgetik yang
9. Montor diinginka
tanda- n
tandda
vital
sebelm dan
sesudah
pemberian
analgetik
10. Monito
efektifitas
pemberian
analtetik

Intervensi pendukung:pemantauan nyeri


6. Identifkasi 3. Atur 3. Jelaskan
factor interval tujuan
pebcetus waktu dan
dan pereda pemantaa prosedur
nyeri uan pemanta
7. Monitor sesuai uan
kualitas dengan 4. Informas
nyeri kondisi ikan
8. Monitor pasien hasil
lokasi dan 4. Dkument pemanta
penyebaran asikan uan, jika
nyeri hasil perlu
9. Monitor pemantau
intensitas an
nyeri
dengan
mengguna
kan skala
10. Monitor
durasi dan
frekuensi
Itervensi pendukung:pemberian obat oral
5. Identifikasi 3. Lakukan 3. Jelaskan
kemungkin prinsip 6 jenis
an alergi, benar(pas obat,alas
interaksi ien, obat, an
dan kontra dosis,wak pemberia
indkasi tu,rute,do n,
obat (mis. kumentsi tiindakan
Gangguan ) yang
menelan, 4. Berikan diharapk
nausea/mu obat oral an, dan
ntah,inflam sebelum efek
asi usus, dan samping
peristaltii sesudah sebekum
menurun) makan pemberia
6. Periksa sesuai n
tanggal anjuran 4. Ajarkan
kadaluarga pasien
obat dan
7. Monitor keluarga
efek tentng
terapeeutik cara
obat pemberia
8. Monitor n obat
efek local, secara
efek mandiri.
sistemik,
dan efek
smping
obat
2 Gangguan pola tidur b.d Setelah dilakukan intervensi Terapeutik Edukasi Kolaborasi
tindakan utama : 5. modifika 5. jelaskan
otot leher yang
keperawatan dukungan si pentingn
kaku/tertekan d.d klien diharapkan tidur lingkung ya tidur
gangguan pola observasi an cukup
yang sering mengeluh
tidur menurun 4. identifikasi 6. batasi selama
sakit pada leher saat dengan krieria pola waktu skit
hasil: aktivitas tidur 6. anjurkan
tidur dan gelisah saat
5. Keluhan sulit √ dan tidur siang, menepati
tidur tidur menurun 5. identifikasi jika perlu kebiasaa
6. Keluhan tidak factor 7. fasilitasi n waktu
puas tidur √ penggangg menghila tidur
menurun u tidur ngkan 7. ajarkan
7. Keluhan pola 6. identifikasi stress factor-
tidur berubah √ obat tidur sebelum faktor
8. Kemampuan yang tidur yang
beraktivitas √ dikomsums 8. terapkan berkontri
meningkat i jadwal busi
tidur terhadap
rutin angguan
pola
tidur
8. ajarkan
cara
relaksasi
otot auto
genetic
atau cara
non
farmakol
ogis
lainnya

Intervensi utama : edukasi aktifitas/istirahat

Observasi Terapeutik Edukasi Kolaborasi


2. identifikasi 4. sediakan 4. jelaskan
kesiapan media pentngny
dan dan a
kemampua materi melakuk
n pengatura an
menerima n aktifitas aktivitas
informasi dan fisik /
istirahat olahraga
5. jadwalan secara
pemberia rutin
n 5. anjurkan
pendidika terlibat
n dalam
kesehatan aktivitas
sesuai kelompo
kesepakat k atau
an aktivitas
6. berikan lainnya
kesempat 6. anjurkan
an pada menyusu
pasien n jadwal
dan aktivitas
keluarga dan
untuk istirahat
bertanya
Intervensi pendukung : manajemen nyeri

8. Observsi 4. Berikan 6. Jelaskan 2. Kolaborasi


lokasi, terapi penyeba pemberian
karakteristi nonfarma b, antiemetic,
k, durasi kologi periode jika perlu
frekuensi, nntuk dan
kualitas, menguraa pemicu
dan ngi rasa nyeri
intensitas nyeri 7. Jelaskan
nyeri 5. Kontol strategi
9. Identifikasi lingkung meredak
skala nyeri an yang an nyeri
10. Identifikasi memperb 8. Anjurka
factor yang erat rasa n
memperber nyeri memonit
at dan 6. Pertimba or nyeri
memeringa angkan secara
n nyeri jenis dan mandiri
11. Identifikasi sumber 9. Anjurka
pengertahu nyeri n
an dan dalam menggun
keyakinan pemiliha akan
tentang n strategi analgetik
nyeri meredaka secara
12. Idetifikasi n nyeri tepat
pengaruh 10. Ajarkan
budaya teknik
terhadap nonfarm
respon akologis
nyeri untuk
13. Identifikasi mengura
pengaruh angi rasa
nyeri pada nyeri
kualitas
hidup
14. Monitor
efek
samping
pengunaan
analgetik
Intervensi pendukung : terapi relaksasi

Observasi Terapeutik Edukasi Kolaborasi


4. Identifikasi 4. Ciptakan 4. Jelaskan
penurunan lingkung tujuan,
tingkat an tenang manfaat,
energy, dan batasan,
ketidak tanpa dan jenis
mampuan gangguan relaksasi
berkonsent dengan yang
rasi atau pencahay tersedia
gejala lain aan dan 5. Jelaskan
yang suhu secara
menggang ruang rinci
gu Nyman, intervens
kemampua jika i
n kognitif memung relaksasi
5. Identifikasi kinkan yang
teknik 5. Berikan dipilih
relaksasi informasi 6. Anjurka
yang tertulis n
pernah tentang mengam
efektif persiapan bil posisi
digunakan dan nyaman
6. Monitor prosedur
respon teknikrel
terhadap aksasi
relaksasi 6. Gunakan
pakaian
longgar
3 Resiko jatuh b.d adanya Setelah dilakuakn Intervensi Terapeutik Edukasi Kolaborasi
utama : 3. Orientaik 4. Anjurkan
gangguan tindakan
pencegahan an mengguna
keseimbangan d.d klien keperawatan maka jatuh ruangan kan alas
Observasi pada kaki yang
mengatakan sering resiko jatuh
4. Identifikasi pasien tidak licin
pusing sensasi berputar- menurun dengan factor dan 5. Anjurkan
resiko keluarga berkonsen
putar dan melayang kriteria hasil:
jatuh 4. Gunakan trasi utuk
5. Tingkat jatuh 5. Identifikasi alat bantu menjaga
√ factor berjalan keseimban
dari tempat
lingkungan gan tubuh
tidur menurun yang 6. Anjurkan
meningkat meebarka
6. Tingkat jatuh
kan resiko n kedua
saat berdiri √ jatuh kaki untuk
6. Hitung meningkat
menurun
resiko kan
7. Tingkt jatuh jatuh keseimban
√ dengan gan saat
saat berjalan
mengguna berdiri
menurun kan skala
8. Tingkat jatuh

saat naik tangga
menurun

Intervensi utama : manejemen keselamatan lingkungan

3. Identifikasi 4. Hilangka 2. Ajarkan


kebutuhan n bahaya individu,
keselamata keselama keluarga
n tan dan
4. Monitor lingkung kelompok
perubahan an resiko
status 5. Modifika tinggi
keselamata si bahaya
n lingkung lingkunga
lingkungan an untuk n
meminim
alkan
bahaya
dan
resiko
6. Fasilitasi
rlokasi
kelingku
ngan
yang
aman
Intervensi pendukung : dukungan ambulasi

5. Identifikasi 4. Fasilitasi 4. Jelaskan


adanya aktivitas tujuan dan
nyeri atau amblasi prosedur
keluhan dengan ambulasi
fisik alat bantu 5. Anjurkn
lainnya 5. Faslitasi melakuka
6. Identifikasi elakukan n
toleransi mobilisas ambulasi
fisik i fisik, dini
melakukan jika perlu 6. Ajarkan
ambulasi 6. Libatkan ambulasi
7. Monitor keluarga sederhana
TTV untuk yang
sebelum membant harus
ambulasi u pasien dilakukan
8. Monitor dalam
kondisi meningka
umum tkan
selama ambulasi
melakukan
ambulasi
Intervensi pendukung : edukasi keselamatan lingkungan

3. Identifikasi 4. Sediakan 5. Anjurkan 2. Kolaborasi


kesiapan materi menghilan dengan
dan dan gkan pihak lain
kemampua media bahaya untuk
n pendidika lingkunga meningkat
menerima n n kan
informasi kesehtan 6. Anjurkan keamanan
4. Identifikasi 5. Jadwalka menyedia lingkungan
bahaya n kan alat
keamanan pendidika bantu
dilingkung n 7. Anjurkan
an kesehatan mengguna
sesuai kan alat
kesepakat pelidung
an 8. Ajarkan
6. Berikan individu
kesempat dan
an umtuk kelompok
bertanya berisiko
tinggi
tentang
bahaya
lingkunga
n
4 Deficit pengetahuan b.d Setelah dilakuakn Inervensi 4. Sediakan 5. Jelaskan
utama: media factor
kurangnya terpapar tindakan
edukasi dan resiko
informasi d.d klien keperawatan maka kesehatan materi yang
3. Identifikasi pendidika dapat
yang Nampak bingung tingkat penetahuan
kesiapan n mempeng
saat ditanya dan serng meningkat dengan dan kesehatan aruhi
√ kemampua 5. Jadwalka kesehatan
mengulang pertanyaan kriteria hasil:
n n 6. Ajarkan
3. Perlaku sesuai √ menerima pendidika perilaku
anjuran informasi n hisup
menigkat 4. Identifikasi kesehatan bersih dan
4. Kemampuan factor- sesuai sehat
menjelaskan faktor yang kesepakat 7. Ajarkan
penyakit dapat aan strategi
tentang suatu meningkat 6. Berikan yng dapat
topik kan dan kesempat digunakan
meningkat menurunka an untuk untuk
n motifasi bertanya meningkat
perilaku kan
hidup berih perilaku
dan sehat hidup
berih dan
sehat.
8. Bmbing
untuk
bertanggu
ng jawab
mengident
ifikasi dan
mengemb
angkan
kemampu
am
memecah
kan
masalah
kesehataa
n mandiri.
Intervensi pendukung:bimbingan system kesehatan

3. Identifikasi 4. Fasilitasi
masalah pemenuh
kesehatan an
individu, kebutuha
keluarga n
dan kesehatan
masyarakat 5. Fasilitasi
4. Identifikasi pemenuh
inisiatif an
individu, kebutuha
keluarga n
dan kesehatan
masyarakat mandiri
6. Libatkan
kolega/te
man
untuk
membim
bing
pemenuh
an
kebutuha
n
kesehatan

Intervensi pendukung: manajemen nyeri

8. Observsi 4. Berikan 6. Jelaskan 2. Kolaborasi


lokasi, terapi penyebab, pemberian
karakteristi nonfarma periode antiemetic,
k, durasi kologi dan jika perlu
frekuensi, nntuk pemicu
kualitas, menguraa nyeri
dan ngi rasa 7. Jelaskan
intensitas nyeri strategi
nyeri 5. Kontol meredaka
9. Identifikasi lingkung n nyeri
skala nyeri an yang 8. Anjurkan
10. Identifikasi memperb memonito
factor yang erat rasa r nyeri
memperber nyeri secara
at dan 6. Pertimba mandiri
memeringa angkan 9. Anjurkan
n nyeri jenis dan mengguna
11. Identifikasi sumber kan
pengertahu nyeri analgetik
an dan dalam secara
keyakinan pemiliha tepat
tentang n strategi 10. Ajarkan
nyeri meredaka teknik
12. Idetifikasi n nyeri nonfarma
pengaruh kologis
budaya untuk
terhadap menguraa
respon ngi rasa
nyeri nyeri
13. Identifikasi
pengaruh
nyeri pada
kualitas
hidup
14. Monitor
efek
samping
pengunaan
analgetik
D. IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah satatus kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan
yang lebih baik yang menggambarkan krikteria hasil yang diharapkan (Suarni dan
Apriyani,2017).

E. EVALUASI
Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dilakukan,berkesinambung-an dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan
lainnya.Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan
keperawatan yang telah ditentukan,untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara
optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan (Suarni dan Apriyani,2017).
F. PATHWAY

VERTIGO

Ketidak cocokan informasi


aferen kepusat kesadaran

Gangguan aliran Gangguan


darah ke otak keseimbangan

Peningkatan Gerakan abnormal


tekanan intracranial (senssasi berputar-putar,
pusing, dan melayang

Nyeri kepala
RESIKO JATUH

GANGGUAN RASA
AMAN NYAMAN : Kurangnya informasi
NYERI AKUT tentang penyakit

Otot leher DEFISIT


kaku/tertekan PENGETAHUAN

GANGGUAN
POLA TIDUR
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengertian vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul terutama dari sistem otonom,yang
disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit
(Misbach dkk.,2006).Dengan demikian,vertigo bukan suat gejala pusing berputar saja
,tetapi merupakan suatu kumpulan gejala atau satu sindrom yang terdiri dari gejala
somatic (nistagmus,unstable ) otonomik (pucat,peluh dingin,mual dan muntah),pusing
dan gejala psikatrik. Dizziness lebih mencerminkan keluhan rasa gerakan yang
umum,tidak spesifik,rasa goyah,kepala ringan dan perasaan yang sulit dilukiskan sendiri
oleh penderitanya.Pasien sering menyebutkan sensasi ini sebagai nggilyer Sedangkan
giddiness berarti dizziness atau vertigo yang berlangsung singkat (PARDOSSI,2012).

Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat
kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler
atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampai kan impulsnya ke pusat
keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro prioseptik, jaras-
jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan
vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.

B. SARAN
Bagi mahasiswa diharapkan dapat mempelajari asuhan keperawatan vertigo dan cara
mengatasinya, guna meningkatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan vertigo,
sehingga mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik dan tepat bagi
klien dengan masalah vertigoyang dialami.
DAFTAR PUSTAKA

PPNI (2018) Standar Intervensi Keperwatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan ,
Edisi 1.Jakarta : DPP PPNI .

PPNI (2016) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Indikator Diagnostik.
Edisi1 Jakarta:DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1.Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai