Anda di halaman 1dari 118

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY “S” USIA 22 TAHUN 35


MINGGU DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI PUSKESMAS
SINTUVU ROSO LABUAN KABUPATEN DONGGALA
SULAWESI TENGAH

Oleh :
WILDAYANTI
NIM. 238211285

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS KEPERAWATAN


DAN KEBIDANAN IIK STRADA INDONESIA KEDIRI
JAWA TIMUR TAHUN 2023
PERSETUJUAN

i
Laporan Praktik dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN

INTRANATAL PADA NY “S” USIA 22 TAHUN 35 DENGAN PERSALINAN

PREMATUR” di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala

Sulawesi Tengah telah disetujui oleh pembimbing penyusunan Asuhan pada:

Hari/ Tanggal : Donggala, November 2023

Donggala, November 2023


Mahasiswa

Wildayanti

Mengetahui

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

(Bd. Anggrawati Wulandari,SST,.S.Keb,.M.Kes) (Kartika Yulidia, S.Tr.Keb,.Bdn)


NIDN: NIP 199111252017042002

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Mana Esa yang

ii
selalu menyertai dan mencurahkan kasih dan karuniaNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas Askeb Komprehensif yang berjudul “Asuhan Kebidanan

Intranatal Pada Ny “S” Usia 22 Tahun 35 Minggu Dengan Persalinan

Prematur “di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi

Tengah Tengah Tahun 2023.

Penulis menyadari bahwa Laporan Praktik Askeb Komprehensif ini masih

jauh dari sempurna dan masih banyak keterbatasan-keterbatasan. Pada

kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang

telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini antara lain, yaitu:

1. Dr. dr. Sentot Imam Suprapto, MM, selaku Rektor Institu Ilmu Kesehatan

STRADA Indonesia yang selalu mengispirasi dan sebagai motivator dalam

selama menyelesaiakn studi.

2. Dr. Byba Melda Suhita,.S.Kep,.Ners,.M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan yang sangat berjasa dan telah memberikan dedikasinya terhadap

program studi ini.

3. Miftakhur Rohmah, S.Keb.,Bd.,M.Keb, selaku Ketua Program Studi D-V

Kebidanan yang sangat berjasa dan telah memberikan dedikasinya terhadap

program studi ini.

4. Bd. Anggrawati Wulandari,SST,.S.Keb,.M.Kes, selaku pembimbing Institusi

dengan keluasan ilmunya yang telah sabar membimbing dan memberikan

berbagai masukan dalam penyusunan Askeb Komprehensif ini.

5. Bdn.Kartika Yulidia, S.Tr.Keb, selaku pembimbing Lahan dengan keluasan

ilmunya yang telah sabar membimbing dan memberikan berbagai masukan

dalam penyusunan Askeb Komprehensif ini.

iii
6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang sudah

membantu tersusun dan terselesaikannya laporan Askeb Komprehensif ini

Akhir kata peneliti menyadari bahwa laporan praktik Askeb ini masih

jauh dari kesempurnaan, akan tetapi semoga karya yang sederhana ini dapat

berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Donggala, November 2023

Penulis

DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iii

iv
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
DAFTAR SINGKATAN..................................................................................vii
BAB I PENDAHULAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Ruang Lingkup..............................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum.....................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus....................................................................3
1.4 Manfaat.........................................................................................4
1.5 Sistematika Penulisan...................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................7
2.1 Tinjauan Umum Tentang Persalinan ............................................7
2.1.1 Pengertian Persalinan..........................................................7
2.1.2 Tujuan Asuhan Persalinan...................................................7
2.1.3 Tanda-tanda Persalinan.......................................................8
2.1.4 Tahapan Persalinan.............................................................8
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan.................10
2.1.6 Mekanisme Persalinan......................................................11
2.2 Tinjauan Khusus Persalinan Premature.......................................13
2.2.1 Pengertian Persalinan Premature......................................13
2.2.2 Klasifikasi Persalinan Premature......................................13
2.2.3 Etiologi Persalinan Prematur............................................15
2.2.4 Diagnosis Persalinan Premature.......................................17
2.2.5 Penanganan Persalinan Premature....................................18
2.2.6 Pencegahan Persalinan Premature....................................20
2.3 Manajemen Asuhan Kebidanan Selama Masa Pandemic Virus
Covid -19...................................................................................20
2.4 Teori Manajemen Kebidanan......................................................21
2.4.1 Pengertian Manajemen Kebidanan...................................24
2.4.2 Tahapan dalam Manajemen Kebidanan............................24
2.5 Kajian Jurnal...............................................................................31
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................34

v
3.1 Data Dasar...................................................................................34
3.2 Analisa/Diagnosa........................................................................42
3.3 Rencana Tindakan.......................................................................45
3.4 Penatalaksanaan..........................................................................47
3.5 Evaluasi.......................................................................................49
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................87
BAB V PENUTUP........................................................................................91
5.1 Kesimpulan.................................................................................91
5.2 Saran...........................................................................................92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR SINGKATAN

AKI : Angka Kematian Ibu

ASI : Air Susu Ibu

vi
IRT : Ibu Rumah Tangga

Depkes : Departemen Kesehatan

TFU : Tinggi Fundus Uteri

WHO : World Health Organization

SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

MDSGs : Melenium Development Goals

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Persetujuan Asuhan Dari Klien

Lampiran 2 SAP

Lampiran 3 Leafleat

vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usia kehamilan merupakan salah satu predikator penting bagi

kelangsungan hidup janin dan kualitas hidupnya. Umumnya kehamilan

berlangsung cukup bulan bila berlangsung antara 37-41 minggu dihitung dari

hari pertama siklus haid terakhir pada siklus 28 hari.

Dimana dikatakan Persalinan prematur jika persalinanya terjadi

sebelum janin genap berusia 37minggu. (Widjayanegara, 2012). Persalinan

prematur yang terjadi pada kehamilan 37 minggu ataukurang merupakan hal

yang berbahaya karena mempunyai dampak yang berpotensial meningkatkan

kematian perinatal.

Berat lahir rendah dapat disebabkan oleh bayi prematur dan

pertumbuhan janin yang terhambat. Hal inidapat meningkatkan morbiditas

dan mortalitas prenatal. (Sarwono, 2012). Prematuritas, menjadi masalah

kelahiran hampir di seluruh dunia.

Jumlah kelahiran prematur yang paling parah terjadi di Afrika dan

Asia, dimana terjadi lebih dari 85% kelahiran. Kedua tertinggi ditemukan di

Amerika Serikat dan Kanada, dengan jumlah kelahiran prematur lebih dari

10%. Di Amerika Serikat dalam kurun waktu 25 tahun terakhir, jumlah

kelahiranprematur meningkat hingga 36%. Salah satu penyebabnya, adalah

usia ibu hamil di atas 35 tahun. Di Indonesia sendiri, hingga kini jumlah

kelahiran prematur di Indonesia diperkirakan mencapai 10-15% dari total

kelahiran setiap tahunnya.

1
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO, kurang lebih 13 juta

bayi lahir prematur di dunia, sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu.

Danlebih dari 1 juta dari mereka, meninggal setiap tahunnya. Bahkan, jumlah

initerus saja mengalami peningkatan (http://www.ayahbunda.co.id).

Dewasa ini Indonesia memiliki angka kejadian prematur sekitar 19%

dan merupakan penyebab utama kematian perinatal. Kelahiran prematur juga

bertanggung jawab langsung terhadap 75 -79 kematian neonatal yang tidak

disebabkan oleh kongenital letal.(Imapid.blogspot.com).

Dengan mengetahui tingkat resiko pada persalinan prematur, maka

dibutuhkan program yang terarah dalam memberikan edukasi dan

penanganan medik yang tepat pada proses persalinan prematur agar

mendapatkan asuhan persalinan yang aman dan memuaskan. Untuk itu pada

penelitian kali ini akan menggambarkan bagaimana manajemen yang tepat

pada proses persalinan prematur sehingga dapat menekan meningkatnya

angka morbiditas dan mortalitas baik pada ibu maupun bayi.

1.2 Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam pembahasan studi ini menggunakan pendekatan manejemen

asuhan kebidanan intranatal patologi dengan persalinan premature di

Puskesmas Uekuli Kabupaten Tojo Una-una Sulawesi Tengah.

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menerapkan dan mengembangkan pola pikir

secara ilmiah ke dalam proses asuhan kebidanan secara nyata.

2
1.3.2 Tujuan Khusus

Mampu melakukan pengumpulan data dan analisis data dasar

persalinan premature di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten

Donggala Sulawesi Tengah.

1. Mampu menentukan dan merumuskan diagnosa / masalah aktual

pada Ny “S” Usia 22 Tahun 35 Minggu dengan persalinan prematur

di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi

Tengah.

2. Mampu menentukan dan merumuskan diagnosa / masalah potensial

pada Ny “S” Usia 22 Tahun 36 Minggu dengan persalinan prematur

di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi

Tengah.

3. Mampu melaksanakan identifikasi perlunya tindakan segera dan

kolaborasi pada Ny “S” Usia 22 Tahun 35 Minggu dengan persalinan

prematur di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala

Sulawesi Tengah

4. Mampu menentukan rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny

“S” Usia 22 Tahun 35 Minggu dengan persalinan prematur di

Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi

Tengah.

5. Mampu melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny “S” Usia

22 Tahun 35 Minggu dengan persalinan prematur di Puskesmas

Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.

6. Mampu melaksanakan evaluasi tindakan asuhan kebidanan pada Ny

3
“S” Usia 22 Tahun 35 Minggu dengan persalinan prematur di

Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi

Tengah.

7. Mampu mendokumentasikan semua temuan dan tindakan

dalamasuhan kebidanan yang telah di laksanakan pada Ny “S” Usia

22 Tahun 36 Minggu dengan persalinan prematur di Puskesmas

Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan pada kasus tersebut di atas adalah:

1. Bagi Penulis

Mendapat pengalaman serta dapat menerapkan teori yang didapat dalam

perkuliahan dengan kasus nyata bagi penulis dalam menangani persalinan

premature dalam pelaksanaan praktek klinik.

2. Bagi Petugas

Sebagai sumbangsih pemikiran bagi petugas kesehatan, utamanya yang

ada di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi

Tengah dalam menangani kasus persalinan prematur.

3. Bagi Institusi

Sebagai sumber informasi dan menambah pengetahuan bagi para pembaca

tentang persalinan premature.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang di gunakan dalam studi kasus ini sebagai

berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

4
1.1 Latar belakang

1.2 Ruang lingkup pembahasan

1.3 Tujuan penulisan

1.4 Manfaat penulisan

1.5 Sisitematika penulisan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan umum tentang persalinan premature

2.1.1 Pengertian persalinan

2.1.2 Tujuan asuhan persalinan

2.1.3 Tanda - tanda permulaan persalinan

2.1.4 Tahap-tahap dalam proses persalinan

2.1.5 Faktor - faktor yang mempengaruhi persalinan

2.1.6 Mekanisme persalinan

2.2 Tinjauan khusus tentang persalinan premature

2.2.1 Pengertian persalinan premature

2.2.2 Klasifikasi persalinan premature

2.2.3 Etiologi persalinan premature

2.2.4 Diagnosis persalinan premature

2.2.5 Penanganan persalinan premature

2.2.6 Pencegahan persalinan premature

2.3 Manajemen Persalinan Dimasa Pandemic Covid-19

2.4 Proses manajemen asuhan kebidanan

2.4.1 Pengertian manajemen asuhan kebidanan

2.4.2 Tahapan dalam manajemen asuhan kebidanan

5
2.4.3 Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP)

2.5 Kajian Jurnal

2.6 Pathway Persalinan

BAB III : STUDI KASUS

3.1 Langkah I : Pengumpulan Data dan Analisa Data Dasar

3.2 Langkah II : Perumusan Diagnosa/ Masalah Aktual

3.3 Langkah III : Perumusan Diagnosa/ Masalah Potensial

3.4 Langkah IV : Pelaksanaaan Tindakan Segera dan Kolaborasi

3.5 Langkah V: Perumusan Rencana Tindakan Asuhan kebidanan

3.6 Langkah VI : Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

3.7 Langkah VII : Evaluasi Tindakan Asuhan Kebidanan

BAB IV : PEMBAHASAN

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

Daftar Pustaka

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum tentang Persalinan

2.1.1 Pengertian persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Sarwono, 2012).

Persalinan adalah proses alamiah ketika terjadi pembukaan serviks serta

pengeluaran janin dan plasenta dari uterus ibu. (Maimunah, 2011).

Persalinan adalah proses pengeluaran bayi dengan usia

kehamilan cukup bulan, letak memanjang atau sejajar dengan mbu

badan ibu, presentasi belakang kepala, keseimbangan diameter kepala

bayi danpanggul ibu, serta dengan tenaga ibu sendiri. (Saifuddin, 2014).

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput

ketubankeluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika

prosesnyaterjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu)

tanpa disertai adanya penyulit. (Asuhan persalinan normal, 2010).

2.1.2 Tujuan asuhan persalinan

Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang

memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan

persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang

ibu dan saying bayi (Saifuddin, 2017). Tujuan asuhan persalinan adalah:

1) Mendukung ibu, pasangan dan keluarga selama persalinan dan

periodenya

2) Mencegah, mendeteksi dan menangani komplikasi dengan tepat.

7
3) Mengantisipasi terjadinya masalah potensial.

2.1.3 Tanda- tanda persalinan (Koesno, 2010)

a. Adanya lendir yang bercampur dengan darah

Keluarnya lendir yang bercampur darah ini menandakan

adanya pembukaan dan pendataran yang disertai penipisan serviks.

b. Kontraksi yang teratur

Selama kehamilan dapat timbul kontraksi uterus yang bersifat

lemah dan tidak teratur (hilang timbul) yang disebut kontraksi

Braxton Hicks. Tetapi menjelang persalinan akan timbul kontraksi

uterus (his) yang intensitasnya semakin lama semakin kuat,

durasinya semakin panjang, dan interval semakin pendek dan disertai

nyeri

c. Pecahnya kantung ketuban

Normalnya kantung amnion atau ketuban akan pecah

dengansendirinya atau harus dipecahkan ketika pembukaan hampir

lengkap atau telah lengkap.

2.1.4 Tahap-tahap dalam persalinan (Sarwono, 2012)

Persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu:

a. Kala I

Partus dapat dinyatakan dimulai, bila timbul his dan wanita

tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu darah (bloody show).

Lendir yang bersemu darah ini berasal dari kanalis servikalis karena

serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya

berasaldari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada disekitar

8
kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran ketika

serviks membuka. Proses membukanya serviks sebagai akibat his

dibagi dalam 2 fase yakni:

1) Fase laten: berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi

sangatlambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.

2) Fase aktif: dibagi dalam 3 fase lagi, yakni:

a) Fase akselarasi.

Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.

b) Fase dilatasi maksimal.

Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari

4 cm menjadi 9 cm.

c) Fase deselarasi.

Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalamwaktu 2 jam

pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap. Kala I selesai apabila

pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala

I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multipara kira-

kira 7 jam.

b. Kala II

Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira

2-3 menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah

masuk diruang panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa

mengedan.Wanita merasa pula tekanan pada rektum dan hendak

buang air besar.

Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar

9
dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama

kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bila

dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi

di luar his, dan dengan his serta kekuatan mengedan maksimal

kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah simfisis dahi,

muka dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his

mulai lagi untuk mengeluarkan badan, dan anggota bayi.

Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan

pada multipararata-rata 0,5 jam.

c. Kala III

Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri

agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi

untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas

dalam 6sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau

dengantekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai

dengan pengeluaran darah.

d. Kala IV

Kala ini dianggap perlu untuk mengamati apakah ada

perdarahan post partum.

2.1.5 Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan

a. Power (kekuatan)

1) Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang

terdiridari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu.

2) Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang

10
dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.

3) His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan.

b. Passage (jalan lahir)

1) Adalah jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari

rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina.

2) Agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada

rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal.

c. Passsanger

1) Passenger terdiri dari janin dan plasenta.

2) Janin merupakan passanger utama, dan bagian janin yang paling

penting adalah kepala, karena kepala janin mempunyai

ukuranyang paling besar. (http://lenteraimpian.wordpress.com)

2.1.6 Mekanisme persalinan

Tahapan mekanisme persalinan:

a. Engagement

1) Suatu keadaan dimana diameter biparietal sudah melewati pintu

atas panggul, kepala janin terfiksir atau sudah masuk PAP.

2) Proses engagement kedalam pintu atas panggul dapat melalui

proses normal sinklitismus, asinklitismus anterior dan

asinklitismus posterior.

a) Normal sinklitismus: Sutura sagitalis tepat diantara

simfisispubis dan sacrum.

b) Asinklitismus anterior: Sutura sagitalis lebih dekat kearah

sacrum.

11
c) Asinklitismus posterior: Sutura sagitalis lebih dekat

kearahsimfisis pubis.

b. Descent (Penurunan)

Penurunan dilaksanakan oleh satu atau lebih kekuatan yaitu:

1) Tekanan cairan amnion.

2) Tekanan langsung fundus uteri saat kontraksi otot abdomen.

c. Flexi

1) Pada gerakan ini, dagu dibawah lebih dekat kearah dada janin.

2) Gerakan fleksi terjadi akibat adanya tahanan servik, dinding

panggul dan otot dasar panggul.

3) Fleksi kepala diperlukan agar dapat terjadi engagement dan

descent.

4) Bila terdapat kesempitan panggul, dapat terjadi ekstensi kepala

sehingga terjadi letak defleksi (presentasi dahi dan

presentasimuka).

d. Putaran paksi dalam

1) Bersama dengan gerakan descent, bagian terendah janin

mengalami putaran paksi dalam pada level setinggi spina

ischiadica (bidang tengah panggul).

2) Kepala berputar dari posisi tranversal menjadi posisi anterior

(kadang-kadang kearah posterior).

3) Putar paksi dalam berakhir setelah kepala mencapai dasar

panggul.

12
e. Ekstensi

1) Akses jalan lahir mengarah kedepan atas, maka gerakan ekstensi

kepala harus terjadi sebelum dapat melewati pintu bawah

panggul.

2) Akibat proses descent lebih lanjut, perineum menjadi teregang

dandiikuti dengan “crowning”.

f. Putaran paksi luar

Setelah kepala lahir, terjadi putaran paksi luar (restitusi)

yang menyebabkan posisi kepala kembali pada posisi saat

engagement terjadi dalam jalan lahir.

g. Ekspulsi

Pengeluaran seluruh tubuh janin.(http://blogwordpress. com)

2.2 Tinjauan Khusus Persalinan Prematur

2.2.1 Pengertian persalinan premature

Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi pada

kehamilan 37minggu atau kurang, persalinan prematur merupakan hal

yangberbahaya karena mempunyai dampak yang potensial

meningkatkan kematian perinatal. (Sarwono, 2012). Persalinan

prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilankurang dari 37

minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari

2500 gram. (Saifuddin, 2017).

2.2.2 Klasifikasi Persalinan Prematur (Pribadi, 2011)

a. Menurut kejadiannya, persalinan prematur digolongkan menjadi:

1) Idiopatik/ spontan

13
Sekitar 50% penyebab persalinan prematur tidak

diketahui, oleh karena itu, digolongkan pada kelompok idiopatik

ataupersalinan prematur spontan. Termasuk kedalam golongan

iniantara lain persalinan prematur akibat kehamilan kembar,

polihidramnion atau persalinan prematur yang didasari oleh faktor

psikososial dan gaya hidup.

Saat ini penggolongan idiopatik dianggap berlebihan,

karena ternyata setelah diketahui banyak faktor yang terlibat

dalam persalinan prematur, maka sebagian besar penyebab

persalinan prematur dapat digolongkan kedalamnya. Apabila

faktor-faktor penyebab lain tidak ada sehingga penyebab

prematuritas tidak dapat diterangkan, maka penyebab persalinan

prematur ini disebut idiopatik.

2) Latrogenik/ Elektif

Perkembangan teknologi kedokteran dan perkembangan

etika kedokteran menempatkan janin sebagai individu yang

mempunyai hak atas kehidupannya. Maka apabila kelanjutan

kehamilan diduga dapat membahayakan janin, janin akan

dipindahkan kelingkungan luar yang dianggap lebih baik dari

rahim ibunya sebagai tempat kelangsungan hidupnya. Kondisi

tersebut menyebabkan persalinan prematur buatan/latrogenik.

Hal-hal yang dapat menyebabkan persalinan premature antara

lain:

a) Keadaan ibu yang sering menyebabkan persalinan

14
prematurelektif adalah:

(1) Preeklampsia berat dan eklampsia.

(2) Perdarahan antepartum (plasenta previa, dan

solusioplasenta).

(3) Korioamnionitis

(4) Penyakit jantung yang berat atau penyakit paru/ginjal yang

berat.

b) Keadaan janin yang dapat meneyebabkan persalinan premature

dilakukan adalah:

(1) Gawat janin (hipoksia, asidosis atau gangguan jantung

janin).

(2) Infeksi intrauterin.

(3) Pertumbuhan janin terhambat (IUGR).

b. Menurut usia kehamilannya, maka klasifikasi persalinan premature

adalah sebagai berikut:

1) Usia kehamilan 32-36 minggu disebut persalinan prematur.

2) Usia kehamilan 28-32 minggu disebut sangat prematur.

3) Usia kehamilan antara 20-27 minggu disebut ekstrim prematur.

c. Menurut berat badan lahir, maka bayi prematur dibagi dalam

kelompok:

1) Berat badan bayi 1500-2500gram disebut bayi dengan berat badan

lahir rendah.

2) Berat badan bayi 1000-1500gram disebut bayi dengan berat

badanlahir sangat rendah.

15
3) Berat badan bayi <1000gram disebut bayi dengan berat badan

lahir ekstrim rendah.

2.2.3 Etiologi Persalinan Prematur (Sarwono, 2012)

Etiologi persalinan prematur sering kali tidak diketahui. Ada

beberapa kondisi medik yang mendorong untuk dilakukan tindakan

sehingga terjadi persalinan prematur.

a. Kondisi yang menimbulkan partus premature

1) Hipertensi

Tekanan darah tinggi menyebabkan penolong cenderung

untukmengakhiri kehamilan, hal ini menimbulkan prevalensi

persalinan prematur meningkat.

2) Perkembangan janin terhambat

Perkembangan janin terhambat merupakan kondisi dimana

salah satu sebabnya ialah pemasokan oksigen dan makanan

mungkin kurang adekuat dan hal ini mendorong untuk terminasi

kehamilan lebih dini.

3) Solusio plasenta

Terlepasnya plasenta akan merangsang untuk terjadi

persalinan preterm, meskipun sebagian besar (65 %) terjadi pada

aterm. Pada pasien dengan riwayat solusio plasenta maka

kemungkinan terulang menjadi lebih besar yaitu 11 %.

4) Plasenta Previa

Plasenta previa sering kali berhubungan dengan persalinan

prematur, akibat harus dilakukan tindakan pada perdarahan yang

16
banyak. Bila telah terjadi perdarahan yang banyak maka

kemungkinan kondisi janin kurang baik karena hipoksia

5) Diabetes

Pada kehamilan dengan diabetes yang tidak

terkendalimaka dapat dipertimbangkan untuk mengakhiri

kehamilan. Tapisaat ini dengan pemberian insulin dan diet yang

terprogram, umumnya gula darah dapat dikendalikan.

b. Kondisi yang menimbulkan kontraksi

Ada beberapa kondisi ibu yang merangsang terjadi

kontraksi spontan, kemungkinan telah terjadi produksi prostaglandin.

1) Kelainan bawaan uterus

Meskipun jarang terjadi tetapi dapat dipertimbangkan

hubungan kejadian partus prematur dengan kelainan uterus

yangada.

2) Ketuban pecah dini

Ketuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi

atau sebaliknya. Ada beberapa kondisi yang mungkin menyertai

seperti: serviks inkompoten, hidramnion, kehamilan ganda,

infeksi vaginadan serviks. Infeksi asenden merupakan teori yang

cukup kuatdalam mendukung terjadinya amnionitis dan ketuban

pecah.

3) Serviks inkompoten

Hal ini juga mugkin menjadi penyebab abortus selain

partus prematur. Riwayat tindakan terhadap serviks dapat

17
dihubungkandengan terjadinya inkompoten.

4) Kehamilan ganda sebanyak 10 % pasien dengan partus premature

ialah kehamilan ganda dan secara umum kehamilan ganda

mempunyai panjang usia gestasi yang lebih pendek.

2.2.4 Diagnosis Persalinan Prematur (Sabaruddin, 2011)

Diagnosis persalinan prematur didefenisikan sebagai

persalinanyang terjadi antara kehamilan 20 minggu sampai sebelum

usia kehamilan genap 37 minggu. Diagnosis yang akurat diperlukan

untuk menentukan pengelolaan selanjutnya sehubungan kontroversi

antara efektifitas dan efek samping obat-obat yang dipakai untuk

pencegahan persalinan prematur. Diagnosis klinis dapat ditegakkan

dengan:

a. Penentuan usia kehamilan

Penentuan usia kehamilan harus menjadi perhatian utama

dalammenentukan diagnosis, karena pada pasien yang tidak terdaftar

tidak mudah membedakan dengan kondisi pertumbuhan janin

terhambat.

Anamnesis yang baik digabungkan dengan catatan

pemeriksaankehamilan sebelumnya akan sangat membantu

menentukan usiakehamilan.

b. Tanda klinis

Tanda klinis persalinan prematur yaitu meningkatnya

frekuensi kontraksi rahim, terdapat perubahan serviks, dan adanya

perdarahan pervaginam.

18
2.2.5 Penanganan Persalinan Prematur (Saifuddin, 2017)

a. Bila perlu lakukan penilaian tentang:

1) Umur kehamilan, karena lebih bisa dipercaya untuk penentuan

prognosis dari pada berat janin.

2) Demam atau tidak.

3) Kondisi janin, (jumlahnya, letak atau presentasi, taksiran

beratjanin, hidup, gawat janin atau mati, kelainan kongenital, dan

sebagainya) dengan USG.

4) Letak plasenta perlu diketahui untuk antisipasi irisan seksio

sesarea.

5) Fasilitas dan petugas yang mampu menangani calon bayi terutama

adanya seorang neonatalogis, bila perlu dirujuk.

b. Prinsip penanganan

1) Coba hentikan kontraksi uterus/ penundaan kelahiran, atau

2) Persalinan berjalan terus dan siapkan penanganan selanjutnya

c. Upaya menghentikan kontraksi uterus

Kemungkinan obat-obat tokolitik hanya berhasil sebentar tapi

penting untuk dipakai memberikan kortikosteroid sebagai induksi

maturitas paru bila usia gestasi kurang dari 35 minggu. Intervensi ini

bertujuan untuk menunda kelahiran sampai bayi cukup matang.

Penundaan kelahiran ini dilakukan bila:

1) Umur kehamilan kurang dari 35 minggu.

2) Pembukaan serviks kurang dari 3 cm.

3) Tidak ada amnionitis, preeklampsia atau perdarahan yang aktif.

19
4) Tidak ada gawat janin.

Ibu masuk rumah sakit (rawat inap), lakukan evaluasi

terhadap his dan pembukaan

1) Berikan kortikosteroid untuk memperbaiki kematangan paru

janin.

2) Berikan 2 dosis betamethason 12 mg IM selang 12 jam (atau

berikan 4 dosis dexamethason 5 mg IM selang 6 jam).

3) Steroid tidak boleh diberikan bila ada infeksi yang jelas.

2.2.6 Pencegahan Persalinan Prematur (Sarwono, 2012)

Meskipun disadari manfaat pemeriksaan antenatal dalam

menurunkan kejadian berat lahir rendah, tetapi kualitas pelayanan

masih perlu disangsikan. Secara luas perlu dilakukan upaya

menurunkan kejadian berat lahir rendah dengan:

a. Pendidikan masyarakat melalui media yang ada tentang bahaya dan

kerugian persalinan preterm atau berat lahir rendah. Masyarakat

diharapkan untuk menghindarkan faktor diantaranya ialah dengan

menjarangkan kelahiran menjadi lebih dari 3 tahun, menunda usia

hamil sampai 22-23 tahun dan sebagainya.

b. Menggunakan kesempatan periksa hamil dan memperoleh

pelayanan antenatal yang baik.

c. Mengusahakan makan yang lebih baik pada masa hamil agar

menghindarkan kekurangan gizi dan anemia.

d. Menghindarkan kerja berat selama hamil, dalam hal ini diperlukan

20
peraturan yang melindungi wanita hamil dan sangsi pemutusan

hubungan kerja.

2.3 Protokol Pelayanan Pada Ibu Nifas dan BBL Pada Masa Pandemic

Covid-19 Menurut Kemenkes RI 2020.

a. Jika ibu nifas tidak ada keluhan dimintai mempelajari buku KIA dirumah

dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, melakukan pemantauan

mandiri, dan segera ke fasyankes jika ada keluhan/tanda bahaya pada ibu

nifas dan bayi baru lahir.

b. Untuk pelayanan nifas dan bayi baru lahir, ibu harus membuat janji dengan

Bidan melalui WA/telvon terlebih dahulu.

c. Bidan melakukan pengkajian koprehensif sesuai standar, termaksud

informasi yang berkaitan dengan kewaspadaan penularan Covid-19. Jika

diperlukan bidan dapat berkomunikasi dan koordinasi dengan

RT/RW/Kades atau pimpinan daerah setempat khususnya informasi

tentang status ibu apakah termasuk dalam masa isolasi mandiri

(ODP/PDP) sebelum memberikan pelayanan.

d. Jika Bidan siap dengan APD sesuai standar yang diperlukan bidan dapat

memberikan pelayanan dan meminta ibu nifas menggunkan masker dan

jika tidak siap, maka bidan dapat berkolaborasi dengan Puskesmas atau

Rumah Sakit terdekat.

e. Perawatan bayi baru lahir termasuk imunisasi tetap diberikan sesuai

rekomendasi PP IDAI, pemberian imunisasi dasar lengkap bisa ditunda

sampai 2 minggu dari jadwal biasanya

f. Menunda kelas ibu balita dan kunjungan rumah.

21
g. KIE, Konseling Nifas dan Laktasi dapat dilakukan secara online.

h. Ibu Nifas, pendamping dan semua tim kesehatan yang bertugas

menggunakan masker dan menerapkan prinsip pencegahan penularan

Covid-19.

2.4 Teori Manajemen Kebidanan

2.4.1 Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan (Midwifery Management) adalah

pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode

pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisis

data, diagnosa kebidanan, perencanaan, penatalaksanaan dan evaluasi

(Mudillah dkk, 2012).

2.4.2 Tahapan dalam Manajemen kebidanan

Langkah – langkah asuhan kebidanan menurut varney (1997),

yaitu sebagai berikut:

a. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar

Langkah pertama merupakan awal yang akan menentukan

langkah berikutnya. Mengumpulkan data adalah menghimpun

informasi tentang klien/orang yang meminta asuhan. Kegiatan

pengumpulan data dimulai saat klien masuk dan dilanjutkan secara

terus menerus selama proses asuhan kebidanan berlangsung, data

dapat dikumpulkan dari berbagai sumber. Sumber yang dapat

memerikan informasi paling akurat yang dapat diperoleh secepat

mungkin dan upaya sekecil mungkin. Pasien adalah sumber

informasi yang akurat dan ekonomis, yang di sebut sebagi sumber

22
data primer. Sumber data alternatif atau sumber data skunder

adalah data yang sudah ada, praktikan kesehatan lain dan anggota

keluarga.

Teknik pengumpulan data ada tiga yaitu; Observasi, dimana

pengumpulan data melalui indra penglihatan (perilaku, tanda fisik,

kecacatan, ekspresi wajah), pendengaran (bunyi batuk, bunyi

nafas), penciuman (bau nafas, bau luka), perdaban (suhu badan,

nadi). Wawancara, dimana pembicaraan terarah yang umumnya

dilakukan pada pertemuan tatap muka. Dalam wawancara yang

penting di perhatikan adalah data yang ditanyakan di arahkan data

yang relefan, dan Pemeriksaan, dimana pengumpulan data yang

dilakukan dengan memakai instrument/alat mengukur. Dengan

tujuan untuk memastikan batas dimensi angka, irama kuantitas.

Misalnya pengukuran tinggi badan dengan meteran, berat badan

dengan timbangan, tekanan darah dengan tensimeter.

Data secara garis besar diklasifikasikan sebagai data

subyektif dan data obyektif. Pada waktu mengumpulkan data

subyektif harus mengembangkan hubungan antar personalyang

efektif dengan pasien/klien/yang diwawancarai, lebih diperhatikan

hal-hal yang menjadi keluhan utama pasien dan mencemaskan,

berupa pendapatan data/fakta yang sangat bermakna dalam kaitan

dengan masalah pasien (Mufdillah, dkk 2012).

Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara, anamneses

dengan melakukan tanya jawab untuk memperoleh data meliputi :

23
riwayat kesehatan, riwayat reproduksi : riwayat haid, riwayat

obstetri, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, riwayat

ginekologi, riwayat KB, riwayat pemenuhan kebutuhan dasar, data

sosial ekonomi dan psikologi.Dan pemeriksaan fisik, yang meliputi

keadaan umum klien, tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik

dilakukan secara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi dan

dilakukan pemeriksaan penunjang bila perlu.

Tahap ini merupakan langkah yang menentukan langkah

berikutnya. Kelengkapan data yang sesuai dengan kasus yang

dihadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak

dalam tahap selanjutnya, sehingga dalam pendekatan ini harus

komprehensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil

pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi atau masukan

klien yang sebenarnya.

Pada persalinan kala I umumnya klien akan mengeluh

tentang keadaannya dimana klien merasakan mules pada perut

bagian bawah yang menjalar kepinggang, dan klien juga

mengatakan bahwa terdapat pengeluaran lender bercampur dengan

darah, serta sifat nyeri yang dirasakan semakin lama semakin

sering dan bertambah kuat. Pada persalinan kala II umumnya ibu

akan merasakan adanya dorongan kuat untuk meneran, adanya

tekanan pada anus dan tampak perineum menonjol, vulva, dan

spingter ani membuka.

Pada persalinan kala III akan tampak pengeluaran plasenta

24
dimana tali pusat akan bertambah panjang yang di sertai dengan

adanya semburan darah dan terjadi perubahan bentuk dan tinggi

fundus uteri. Serta pada persalinan kala IV atau kala obserfasi akan

di tandai dengan kontraksi uterus yang baik, dan tanda-tanda vital

dalam batas normal pada 2 jam post partum, dengan pemantauan

15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua post

partum.

b. Langkah II : Interpretasi Diagnosa atau Masalah Aktual

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap

diagnose atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan

interpretasi yang benar atas data - data yang di kumpulkan. Data

dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga di

temukan masalah atau diagnose yang spesifik. Langkah awal dari

perumusan masalah/diagnose kebidanan adalah

pengelolahan/analisa data yang menggabungkan dan

menghubungkan satu dengan lainnya sehingga tergambar fakta

(Mufdillah, dkk 2012).

Pada kala I persalinan, lama pembukaan yang berlangsung

pada primigravida yaitu berlangsung selama 12 jam sedangkan

pada multigravida berlangsung selama 8 jam yang dimulai dari

pembukaan 0 cm sampai pembukaan 10 cm. Pada fase laten

persalinan yang dimulai sejak awal kontraksi menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap yang

berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm yang

25
umumnya berlangsung selama 8 jam.

Kemudian pada fase aktif persalinan frekuensi dan kontraksi

uterus meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap

adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam 10 menit,

dan berlangsung selama 40 detik atau lebih), dari pembukaan 4 cm

hingga mencapai pembukaan 10 cm dengan kecepatan rata-rata 1

cm per jam pada multigravida dan primigravida, atau lebih dari 1

sampai 2 cm multigravida. Pada kala I persalinan juga perlu adanya

pemeriksaan tanda-tanda vital sekitar 2 atau 3 jam dan

memperhatikan agar kandung kemih selalu kosong, serta

pemantauan denyut jantung janin ½ jam sampai 1 jam.

Pada kala II persalinan, dimulai dari pembukaan serviks

sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi, pada

kala II his menjadi lebih kuat, lebih sering dan semakin lama.

Proses ini berlangsung selama ± 1,5 jam pada primigarvida dan ±

0,5 jam pada multigravida. Ibu akan merasakan adanya dorongan

kuat untuk meneran bersama dengan adanya kontraksi, adanya

tekanan pada anus dan tampak perineum menonjol, vulva dan

sfingter ani membuka, serta meningktnya produksi pengeluaran

lender bercampur darah. tanda pasti kala II di tentukan melalui

pemeriksaan dalam yang hasilnya pembukaan serviks telah lengkap

dan terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.

Pada kala III persalinan, dimulai sejak lahirnya bayi hingga

lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit

26
setelah penyuntikan oksitosin. Pada manajemen aktif kala III ini

bertujuan untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif

sehingga mencegah terjadinya perdarahan dan mengurangi

kehilangan darah. Tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu terjadinya

perubahan bentuk dan tinggi fundus, tali pusat memanjang, dan

terjadinya semburan darah secara mendadak dan singkat.

Pada kala IV persalinan, dimulai dari lahirnya plasenta

sampai 2 jam pertama post partum, dimana pemantauan dilakukan

dengan mengobservasi tanda-tanda vital pasien, kontrasi uterus,

perdarahan dan kandung kemih pada15 menit pada jam pertama

dan 30 menit pada jam kedua post partum.

c. Langkah III : Mengidentifikasi Diagnose Atau Masalah

Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa

potensial lain berdasarkan rangakaian masalah dan diagnose yang

sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien

bidan diharapkan dapat bersiap – siap bila diagnose/masalah

potensial ini benar – benar terjadi (Mufdillah, dkk 2012).

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau

diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan

diagnosis yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan

antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil

27
mengamati klien, bidan dapat diharapkan bersiap-siap bila

diagnose/masalah potensial ini benar-benar terjadi. Pada langkah

ini penting sekali melakukan asuhan yang aman.

Dalam mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial

dilakukan pengantisipasian penanganan yang kemungkinan muncul

pada kala I yaitu terjadinya kala I lama, peningkatan atau

penurunan tanda-tanda vital, DJJ kurang dari 100 atau lebih dari

180 kali/menit, terjadinya perdarahan pervaginam selain dari lender

dan darah, ketuban pecah yang bercampur dengan mekonium

kental yang di sertai dengan tanda gawat janin, kontraksi uterus

kurang dari 2 kontraksi dalam 10 menit dan berlangsung kurang

dari 20 detik serta tidak di temukan perubahan serviks dalam 1-2

jam, pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada

pada partograf.

Pada kala II persalinan, kemungkinan masalah yang dapat

terjadi yaitu, terjadinya kala II lama yang di sertai dengan partus

macet/kasep, dimana partograf melewati garis waspada, terjadinya

distosia bahu, kontraksi tidak teratur dan kurang, tanda-tanda vital

meningkat, dan ibu tampak kelelahan. Pada manajemen aktif Kala

III persalinan, masalah yang dapat terjadi yaitu diantaranya

terjadinya perdarahan pervaginam dikarenakan terjadinya laserasi

jalan lahir, atonia uteri karena kontraksi uterus yang tidak baik, dan

terjadinya retensio plasenta dimana plasenta belum lahir 30 menit

setelah bayi lahir.

28
Dan pada Kala IV persalinan, masalah yang dapat terjadi

yaitu terjadinya perdarahan pervaginam dengan pembekuan darah

yang banyak, tanda-tanda vital melawati batas normal dimana

tekanan darah dan suhu tubuh meningkat, kontraksi uterus yang

tidak baik

d. Langkah IV : Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan

Yang Memerlukan Penanganan Segera.

Beberapa data menunjukan situasi emergensi dimana bidan

perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan bayi, beberapa

data menunjukan situasi yang memerlukan tindakan segera

sementara menunggu intruksi dokter. Mungkin juga memerlukan

konsultasi dengan tim kesehatan lain. Bidan mengevaluasi situasi

setiap pasien untuk menetukan asuhan pasien yang paling tepat.

Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen

kebidanan (Mufdillah, dkk 2012).

Dalam persalinan tindakan yang memerlukan penanganan

segera diantaranya: Pada kala I persalinan yaitu terjadinya kala I

lama yang mengakibatkan tanda gawat janin, ketuban pecah yang

bercampur mekonium kental, dan kontraksi uterus kurang dari 2

kontraksi dalam 10 menit dan berlangsung dari 20 detik serta tidak

di temukan perubahan serviks dalam 1-2 jam atau pembukaan

serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada pada partograf.

Pada kala II persalinan, kemungkinan masalah yang dapat

terjadi yaitu, terjadinya kala II lama yang di sertai dengan partus

29
macet/kasep, dimana partograf melewati garis waspada, terjadinya

distosia bahu, kontraksi tidak teratur dan kurang, tanda-tanda vital

meningkat, dan ibu tampak kelelahan. Pada manajemen aktif Kala

III persalinan, masalah yang dapat terjadi yaitu diantaranya

terjadinya perdarahan pervaginam dikarenakan terjadinya laserasi

jalan lahir, atonia uteri karena kontraksi uterus yang tidak baik, dan

terjadinya retensio plasenta dimana plasenta belum lahir 30 menit

setelah bayi lahir.

Dan pada Kala IV persalinan masalah yang dapat terjadi yaitu

terjadinya perdarahan pervaginam dengan pembekuan darah yang

banyak, tanda-tanda vital melawati batas normal dimana tekanan

darah dan suhu tubuh meningkat, kontraksi uterus yang tidak baik.

e. Langkah V : Merencanakan Asuhan Yang Komprehensif/

Menyeluruh

Pada langkah ini di rencanakan asuhan yang menyeluruh

ditentukan oleh langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan

kelanjutan manajemen terhadap diagnose atau masalah yang telah

diidentiikasi atau antisipasi, pada langkah ini informasi/data dasar

yang tidak lengkap di lengkapi (Mufdillah, dkk, 2012).

Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah

pihak, yaitu oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan

efektif karena klien merupakan bagian dari pelaksanaan rencana

tersebut. Rencana yang dibuat harus rasional dan benar-benar valid

berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta evidance

30
terkini serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan

klien.

Adapun penatalaksanaan yang diberikan pada persalinan

normal yaitu, memantau perubahan tubuh ibu untuk menentukan

apakah persalinan dalam kemajuan yang normal, memeriksa

perasaan ibu dan respon fisik terhadap persalinan, membantu ibu

memahami apa yang sedang terjadi sehingga ia berperan serta aktif

dalam menentukan asuhan. Membantu keluarga dalam merawat ibu

selama persalinan, menolong kelahiran dan memberikan asuhan

pasca persalinana dini, dan mengenali masalah secepatnya dan

mengambil keputusan yang tepat guna dan tepat waktu (efektif dan

efisien).

Perencanaan asuhan tindakan yang perlu dilakukan juga

dapat berupa, pemantauan terus menerus kemajuan persalinan

mengunakan partograf, pemantauan TTV ibu dan keadaan janin,

memenuhi kebutuhan nutrisi dan dehidrasi ibu, menganjurkan ibu

perubahan ambulasi dan posisi ibu, menganjurkan tindakan yang

memberikan pada rasa nyaman, serta menganjurkan keluarga

member dukungan.

f. Langkah VI : Melaksanakan Perencanaan dan Penatalaksanaan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti

yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksankan secara efisien

dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan

atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian oleh klien atau

31
anggota tim kesehatan lainnya.

g. Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan

yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan

apakah benar – benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan

sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnose.

Rencana tersebut dapat dianggab efektif jika memang benar efektif

dalam pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana

tersebut telah efektif sedangkan sebagian belum efektif (Mufdillah,

dkk 2012).

2.5 Kajian Jurnal

Jurnal 1

Judul

- Usia Ibu Dan Kejadian Persalinan Preterm

Penulis

- A’bidah Baana Syarif, Sabar Santoso, Hesty Widyasih

Isi

- Persalinan Preterm adalah proses persalinan yang terjadi pada usia

kehamilan 20 - <37 minggu dan merupakan salah satu penyebab tertinggi

kematian bayi di dunia. Angka kematian bayi di Indonesia masih sangat

tinggi salah satunya di Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Daerah

Istimewa Yogjakarta. Faktor usia ibu berisiko merupakan salah satu

penyebab persalinan Preterm. Usia ibu berisiko di Gunungkidul meningkat

tahun 2014-2015 tetapi kejadian persalinan Preterm Menurun.

32
Jurnal 2

Judul

- Faktor Ibu yang Mempengaruhi Persalinan Prematur di RSUD Arifin

Achmad Pekan baru.

Penulis

- Liva Maita

Isi

- Persalinan prematur atau Partus Prematurus adalah persalinan yang terjadi

pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu dihitung dari hari pertama

haid terakhir. Data di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru didapatkan data

pada tahun 2010 didapatkan data jumlah persalinan sebanyak 2400 kasus,

dengan persalinan prematur 190 kasus (7,91%), tahun 2011 jumlah

persalinan sebanyak 2287 kasus dengan persalinan prematur 279 kasus

(12%) dan pada periode Januari-April 2012 jumlah persalinan prematur

780 kasus (11,5%).

33
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY “S” USIA 22 TAHUN 35
MINGGU DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI PUSKESMAS
UEKULI KAB TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH

I. PENGKAJIAN
I.I DATA SUBJEKTIF
1.1.1 Identitas Pasien

Nama Ny. S Nama Tn. S


Umur 22 Tahun Umur 25 Tahun
Suku/bangsa Jawa/Indonesia Suku/bangsa Jawa/Indonesia
Agama Islam Agama Islam
Pendidikan SMA Pendidikan SMA
Pekerjaan IRT Pekerjaan Petani
Penghasilan - Penghasilan Rp. 1.500.000
Gol. Darah O Gol. Darah O
Alamat Desa Labuan Alamat Desa Labuan
panimba panimba

ANAMNESA

Tanggal : 19 November 2023 oleh : Bidan Wildayanti

1. Pasien datang : Hari : Minggu Tanggal: 19 November 2023

Jam: 08.30 wita.

2. Gravida : G1P0A0

3. Hait terakhir : 21-03-2023

4. Tafsiran Persalinan : 28-12-2023

5. Perkawinan : 1 Kali

- Dengan suami sekarang : 2 Tahun

- Umur pertama kali kawin: 20 Tahun

34
6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Kawin
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
ke
Jenis Pen
Ke UK Penyulit Penolong Tmp Penyulit JK BB PB Umur H/M ASI
Persalinan yulit
H A M I L I N I

7. Mulai sakit : Jumat, 17 November 2023 Jam : 22.00 wita

8. Pengeluaran Pervagina : Sabtu, 18 November 2023

Jam : 06.30 wita

STATUS PRESENT

 Keadaan umum : Baik

 Kesadaran : Composmentis

 BB sebelum hamil : 50 kg

 BB saat periksa : 54 kg, TB : 160 cm

 Tensi : 110/70 mmHg, Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36,6 oC RR : 20 x/menit

 Lila : 25 cm

 Anggota gerak ; oedema : Tidak ada Oedema ditangan/dikaki.

 Varises : Tidak ada

 Reflek : Kanan/Kiri : +/+

 Tinggi FU : 28 cm atas sympisis

 His : 3x 10’ lama 35 detik

 BJA : 140x/m

35
PALPASI

- Leopold I : 1/2 Pusat PX, 28 cm, teraba bokong difundus.

- Leopold II : punggung kiri (PU-KI)

- Leopold III : Presentase kepala

- Leopold IV : BPD, Divergen 3/5 presentasi kepala.

Pemeriksaan penunjang

- HB : 11,9 gr%

- HIV/AIDS : Negatif

- HbsAg : Negatif

- Repid covid-19 : Non reaktif

Kala 1 (Pembukaan)

- Tanggal : 19 November 2023 Jam : 09.00 Wita

Hasil VT

- Luka parut vulva/vagina : Tidak ada kelainan

- Portio : Lunak dan tipis

- Pembukaan : 8 cm

- Ketuban : (+) / utuh

- Bagian terendah (Denominator): kepala bagian belakang / ubun-ubun

kecil.

- Penurunan hodge : II

- Molase : Tidak Ada

- Bagian menumbung : Tidak Ada

- Pelepasan : Lendir dan darah

36
II IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH AKTUAL

- Ny. S G1P0A0 35 Minggu, intrauterine tunggal, hidup, keadaan ibu baik,

keadaan janin baik, inpartu kala 1 fase aktif.

Indentifikasi Diagnosa/Masalah Potensial

- Tidak ada data yang menunjang untuk ditegakkannya diagnose/masalah

potensial.

Tidakan Segera/Emergency

- Tidak ada indikasi untuk dilakukannya tindakan segera/emergency

III INTERVENSI

Tanggal : 19 November 2023

1) Bangun komunikasi dan hubungan therapeutic dengan pasien

Rasional : Agar terjalin keterbukaan antara klien dan bidan sehingga

mendapatkan informasi yang sebenarnya yang akan berpengaruh pada

penatalaksanaan.

2) Lakukan protokol kesehatan untuk pencegahan covid 19 (mencuci tangan

sebelum dan sesudah melakukan tindakan, menggunakan masker,

memakai APD lengkap)

Rasional : Memutus mata rantai penyebaran covid 19.

3) Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa

keadaan ibu dan janinnya dalam keadaan baik.

Rasional : Agar ibu dan keluarga mengetahui keadaan ibu dan janinnya,

ibu dan keluarga merasa tenang dalam menghadapi proses persalinannya

dan kecemasan ibu berkurang, serta keluarga dapat memberikan dukungan

37
psikologis yang dapat mengurangi kecemasan ibu dan siap menghadapi

persalinan.

4) Observasi tanda-tandavital, dan VT setiap 2-4 jam (kecuali nadi tiap 30

menit).

Rasional : Observasi tanda-tanda vital dan VT untuk memantau keadaan

ibu dan kemajuan persalinan, serta mempermudah dalam melakukan

tindakan.

5) Observasi DJJ dan HIS setiap 30 menit

Rasional : Saat ada kontraksi, DJJ bisa berubah sesaat, sehingga apabila

ada perubahan dapat diketahui denan cepat dan dapat bertindak secara

cepat dan tepat.

6) Ajarkan ibu teknik relaksasi dan pengaturan nafas pada saat kontraksi, ibu

menarik nafas melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut selama

timbul kontraksi.

Rasional : Teknik relaksasi memberikan rasa nyaman dan mengurangi

rasa nyeri dan memberikan suplai okseigen yang cukup kejanin.

7) Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama

persalinan.

Rasional : Kandung kemih yang penuh dapat mempengaruhi kontraksi,

mencegah penekanan pada vena cava inferior oleh uterus yang membesar,

dan menghalangi penurunan kepala bayi serta memberikan perasaan yang

tidak nyaman pada ibu.

8) Berikan intake minuman dan makanan pada ibu

Rasional : Agar ibu memiliki tenaga pada saat meneran.

38
9) Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan

untuk menolong persalinan serta tempat penerangan dan lingkungan BBL.

Rasional : Agar penolong lebih mudah dalam menambil dan

menggunakan alat saat melakukan tindakan yang diperlukan untuk

menolong persalinan.

10) Dokumentasikan hasil pemantauan Kala I dalam partograf

Rasional : Merupakan Standarisasi dalam pelaksanaan asuhan kebidanan

dan memudahkan pengambilan keputusan klinik.

11) Observasi tanda dan gejala kala II

Rasional : Untuk mengetahui kapan ibu memasuki tahap kala II

persalinan

IV IMPLEMENTASI

Tanggal : 19 November 2023 Jam : 10.30 Wita

1. Bangun komunikasi dan hubungan therapeutik dengan pasien

Hasil : Hubungan Komunikasi sudah terjalin.

2. Melakukan protokol kesehatan untuk pencegahan covid 19 (mencuci

tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, menggunakan masker,

memakai APD lengkap)

Hasil : Petugas sudah memakai APD lengkap sesuai standarprotokol

kesehatan covid-19.

3. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.

Hasil : Ibu dan keluarga sudah mengetahui keadaannya dan keadaan

janinnya.

4. Mengobservasi Tanda-tanda vital.

39
Hasil : TD : 120/70 mmhg, N : 84x/m

P : 22x/m, S : 36,6°c

5. Mengobservasi DJJ, Nadi dan His setiap 30 menit.

No Jam (Wita) DJJ (X/Menit) Nadi (X/m) His


F(x/m) Durasi(detik)
1 09.00 146x/m 80x/m 3x10 30-35
2 09.30 138x/m 78x/m 3x10 30-35
3 10.00 140x/m 80x/m 3x10 30-35
4 10.30 140x/m 80x/m 4x10 35-40
5 11.00 142x/m 78x/m 5x10 40-45

Melakukan pemerikasaan dalam Tanggal 19 November 2023 pukul 11.00

Wita, oleh mahasiswa “S”

a. Keadaan vulva dan vagina : Tidak ada kelainan

b. Portio : Tipis

c. Pembukaan : 10 cm

d. Ketuban : Pecah, jernih

e. Presentase : Ubun-ubun kecil dibawah simpisis

f. Penurunan : Hodge IV

g. Molase : Tidak ada

h. Penumbungan : Tidak ada

i. Kesan panggul : Normal

j. Pelepasan : Lendir, darah bercampur dengan

ketuban.

Hasil : sudah dilakukan pemeriksaan.

6. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dan pengaturan nafas pada saat

40
kontraksi, ibu menarik nafas melalui hidung dan dikeluarkan melalui

mulut selama timbul kontraksi.

Hasil : Sudah dilakukan dan ibu mulai mempraktekannya.

7. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin

selama persalinan.

Hasil : Ibu sudah buang air kecil di kamar mandi.

8. Memberikan intake minuman dan makanan pada ibu

Hasil : Ibu sedang makan roti dan minum teh

9. Mempersiapkan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang

diperlukan untuk menolong persalinan sertatempat penerangan dan

lingkungan BBL, meliputi:

a) Alat Perlindingan Diri (APD): Penutup kelapa, masker, kacamata,

celemek, sepatu tertutup (sepatu boot)

b) Partus Set: Handscoonsteril, 2 buah klem kocher, ½ kocher, 1 buah

gunting episiotomy, 1 buah gunting tali pusat, 1 buah kateter nelaton,

Kassa steril, pengisap lender, penjepit tali pusat.

c) On steril: 2 buah handuk kering dan bersih, pakaian bersih ibu dan bayi

meliputi baju, pembalut, sarung, celana dalam, pakaian bayi, popok,

topi/tutup kepala, sarung tangan/kaki, kain selimut untuk membedong.

d) Heacting set: 1 buah pinset sirurgik, 1 buah pinset antomi, nal puder, 2

buah jarum (1 jarum circle dan 1 jarum V1 circle), gunting benang,

benang cromic, 1 pasang sarung tangan stril.

e) Obat-obatan esensial: Lidocain 1 ampul, oksytosin 10 IU 1 ampul,

cairan RL, Infus set 5.1, spoit 3 cc dan spoit 1 cc, meteregin 1 ampul

41
f) Peralatan lain: Larutan Clorin 0,5 o/o, air DTT, kantong plastic, tempat

sampah kering dan basah, safety box, bengkok, was lap, dan tempat

plasenta. Menyiapkan tempat, penerangan dan lingkungan untuk

kelahiran bayi, dengan memastikan ruangan sesuai kebutuhanbayi baru

lahir, meliputi ruangan bersih, hangat, pencahayaan cukup dan bebas

dari tiupan angin.

Hasil : Peralatan partus sudah siap dan tenaga kesehatan sudah

menggunakan APD.

10. Mendokumentasikan hasil pemantauan Kala I dalam partograf.

Hasil : Sudah dilakukan pencatatan dalam partograf.

11. Mengobservasi tanda dan gejala kala II

a) Ibu merasakan dorongan untuk meneran bersamaan dengan terjadinya

kontraksi.

b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau

vaginanya

c) Perineum menonjol.

d) Vulva vagina dan sfingter animem buka.

e) Meningkatnya pengeluaran lender bercamput dengan darah.

f) Tampak rambut bayi pada vulva.

Hasil : Sedang dilakukan pemantauan.

42
V EVALUASI

Tanggal : 19 November 2023 Jam : 11.05 Wita

Data Subjektif (S)

- Ibu mengatakan ingin BAB dan ada tekanan pada anus.

- Ibu mengatakan ada dorongan untuk meneran.

- Ibu mengatakan sakitnya bertambah kuat dan tembus kebelakang.

- Tampak perineum menonjol, vulva dan anus membuka.

- Tampak ibu ingin meneran.

- Inpartu kala I fase Aktif

Data Objektif (O)

Hasil VT

- Luka parut vulva/vagina : Tidak ada kelainan

- Portio : Lunak dan tipis

- Pembukaan : 10 cm

- Ketuban : (+) / utuh

- Bagian terendah (Denominator) : kepala bagian belakang / ubun-ubun

kecil.

- Penurunan hodge : IV

- Molase : Tidak Ada

- Bagian menumbung : Tidak Ada

- Pelepasan : Lendir dan darah

Assesment (A)

43
- Ny S G1P0A0 35 Minggu, Pu-Ki, Presentase kepala, Intrauterin, Tunggal

hidup, Keadaan ibu baik, Keadaan janin baik, Inpartu Kala I Fase aktif.

Planning

1. Bangun komunikasi dan hubungan therapeutik dengan pasien

Hasil : Hubungan Komunikasi sudah terjalin.

2. Melakukan protokol kesehatan untuk pencegahan covid 19 (mencuci

tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, menggunakan masker,

memakai APD lengkap)

Hasil : Petugas sudah memakai APD lengkap sesuai standarprotokol

kesehatan covid-19.

3. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.

Hasil : Ibu dan keluarga sudah mengetahui keadaannya dan keadaan

janinnya.

4. Mengobservasi Tanda-tanda vital.

Hasil : TD : 120/70 mmhg, N : 84x/m

P : 22x/m, S : 36,6°c

5. Mengobservasi DJJ, Nadi dan His setiap 30 menit.

No Jam (Wita) DJJ (X/Menit) Nadi (X/m) His


F(x/m) Durasi(detik)
1 09.00 146x/m 80x/m 3x10 30-35
2 09.30 138x/m 78x/m 3x10 30-35
3 10.00 140x/m 80x/m 3x10 30-35
4 10.30 140x/m 80x/m 4x10 35-40
5 11.00 142x/m 78x/m 5x10 40-45

Melakukan pemerikasaan dalam Tanggal 19 November 2023 pukul 11.00

Wita, oleh mahasiswa “S”

44
a. Keadaan vulva dan vagina : Tidak ada kelainan

b. Portio : Tipis

c. Pembukaan : 10 cm

d. Ketuban : Pecah, jernih

e. Presentase : Ubun-ubun kecil dibawah simpisis

f. Penurunan : Hodge IV

g. Molase : Tidak ada

h. Penumbungan : Tidak ada

i. Kesan panggul : Normal

j. Pelepasan : Lendir, darah bercampur dengan

ketuban.

Hasil : sudah dilakukan pemeriksaan.

6. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dan pengaturan nafas pada saat

kontraksi, ibu menarik nafas melalui hidung dan dikeluarkan melalui

mulut selama timbul kontraksi.

Hasil : Sudah dilakukan dan ibu mulai mempraktekannya.

7. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin

selama persalinan.

Hasil : Ibu sudah buang air kecil di kamar mandi.

8. Memberikan intake minuman dan makanan pada ibu

Hasil : Ibu sedang makan roti dan minum teh

9. Mempersiapkan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang

diperlukan untuk menolong persalinan sertatempat penerangan dan

lingkungan BBL, meliputi:

45
a) Alat Perlindingan Diri (APD): Penutup kelapa, masker, kacamata,

celemek, sepatu tertutup (sepatu boot)

b) Partus Set: Handscoonsteril, 2 buah klem kocher, ½ kocher, 1 buah

gunting episiotomy, 1 buah gunting tali pusat, 1 buah kateter nelaton,

Kassa steril, pengisap lender, penjepit tali pusat.

c) On steril: 2 buah handuk kering dan bersih, pakaian bersih ibu dan bayi

meliputi baju, pembalut, sarung, celana dalam, pakaian bayi, popok,

topi/tutup kepala, sarung tangan/kaki, kain selimut untuk membedong.

d) Heacting set: 1 buah pinset sirurgik, 1 buah pinset antomi, nal puder, 2

buah jarum (1 jarum circle dan 1 jarum V1 circle), gunting benang,

benang cromic, 1 pasang sarung tangan stril.

e) Obat-obatan esensial: Lidocain 1 ampul, oksytosin 10 IU 1 ampul,

cairan RL, Infus set 5.1, spoit 3 cc dan spoit 1 cc, meteregin 1 ampul

f) Peralatan lain: Larutan Clorin 0,5 o/o, air DTT, kantong plastic, tempat

sampah kering dan basah, safety box, bengkok, was lap, dan tempat

plasenta. Menyiapkan tempat, penerangan dan lingkungan untuk

kelahiran bayi, dengan memastikan ruangan sesuai kebutuhanbayi baru

lahir, meliputi ruangan bersih, hangat, pencahayaan cukup dan bebas

dari tiupan angin.

Hasil : Peralatan partus sudah siap dan tenaga kesehatan sudah

menggunakan APD.

10. Mendokumentasikan hasil pemantauan Kala I dalam partograf.

Hasil : Sudah dilakukan pencatatan dalam partograf.

11. Mengobservasi tanda dan gejala kala II

46
a) Ibu merasakan dorongan untuk meneran bersamaan dengan terjadinya

kontraksi.

b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau

vaginanya

c) Perineum menonjol.

d) Vulva vagina dan sfingter animem buka.

e) Meningkatnya pengeluaran lender bercamput dengan darah.

f) Tampak rambut bayi pada vulva.

Hasil : Sedang dilakukan pemantauan.

47
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY” S “USIA 22 TAHUN
G1P0A0 35 MINGGU DENGAN PERSALINAN PREMATUR
DI PUSKESMAS SINTUVU ROSO LABUAN
KABUPATEN DONGGALA
SULAWESI TENGAH

- PERKEMBANGAN KALA II-IV

Data Subyektif (S)

1. Ibu mengatakan sakit yang dirasakan semakin kuat

2. Ibu mengatakan ingin BAB dan ibu merasakan adanya tekanan pada anus

3. Ibu mengatakan adanya dorongan untuk meneran

4. Ibu mengatakan sakitnya bertambah kuat dan tembus kebelakang

Data Obyektif (O)

1. Keadaan umum ibu baik

2. Kesadaran composmentis

3. Kontraksi uterus 5 x 10 menit, dengan durasi 40-45 detik.

4. Frekuensi DJJ 140 x/menit.

5. Tanda-tanda vital TD: 110/70 mmHgS: 36,6°c, N: 80 x/menit, P: 22 x/menit

6. Tampak tanda dan gejala kala II dimana tampak:

a. Tampak Perineum menonjol.

b. Vulva vagina dan sfingter ani membuka.

c. Meningkatnya pengeluaran lender bercampur dengan darah.

d. Tampak rambut bayi pada vulva

Assessment (A)

48
Diagnosa aktual : perlangsungan kala II

Diagnosa potensial : antisipasi terjadinya ruptur perineum dan kala 2


lama, asfiksia mekonium.
Planning (P) :

1. Bangun komunikasi dan hubungan therapeutik dengan pasien

Hasil : Hubungan Komunikasi sudah terjalin.

2. Melakukan protokol kesehatan untuk pencegahan covid 19 (mencuci

tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, menggunakan masker,

memakai APD lengkap)

Hasil : Petugas sudah memakai APD lengkap sesuai standarprotokol

kesehatan covid-19.

3. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.

Hasil : Ibu dan keluarga sudah mengetahui keadaannya dan keadaan

janinnya.

4. Mengobservasi Tanda-tanda vital.

Hasil : TD : 110/70 mmhg, N : 84x/m

P : 22x/m, S : 36,6°c

5. Mengobservasi DJJ, Nadi dan His setiap 30 menit.

No Jam (Wita) DJJ (X/Menit) Nadi (X/m) His


F(x/m) Durasi(detik)
1 09.00 146x/m 80x/m 3x10 30-35
2 09.30 138x/m 78x/m 3x10 30-35
3 10.00 140x/m 80x/m 3x10 30-35
4 10.30 140x/m 80x/m 4x10 35-40
5 11.00 142x/m 78x/m 5x10 40-45

Melakukan pemerikasaan dalam Tanggal 19 November 2023 pukul 11.00

49
Wita, oleh mahasiswa “S”

a. Keadaan vulva dan vagina : Tidak ada kelainan

b. Portio : Tipis

c. Pembukaan : 10 cm

d. Ketuban : Pecah, jernih

e. Presentase : Ubun-ubun kecil dibawah simpisis

f. Penurunan : Hodge IV

g. Molase : Tidak ada

h. Penumbungan : Tidak ada

i. Kesan panggul : Normal

j. Pelepasan : Lendir, darah bercampur dengan

ketuban.

Hasil : sudah dilakukan pemeriksaan.

6. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dan pengaturan nafas pada saat

kontraksi, ibu menarik nafas melalui hidung dan dikeluarkan melalui

mulut selama timbul kontraksi.

Hasil : Sudah dilakukan dan ibu mulai mempraktekannya.

7. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin

selama persalinan.

Hasil : Ibu sudah buang air kecil di kamar mandi.

8. Memberikan intake minuman dan makanan pada ibu

Hasil : Ibu sedang makan roti dan minum teh

9. Mempersiapkan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang

diperlukan untuk menolong persalinan sertatempat penerangan dan

50
lingkungan BBL, meliputi:

a) Alat Perlindingan Diri (APD): Penutup kelapa, masker, kacamata,

celemek, sepatu tertutup (sepatu boot)

b) Partus Set: Handscoonsteril, 2 buah klem kocher, ½ kocher, 1 buah

gunting episiotomy, 1 buah gunting tali pusat, 1 buah kateter nelaton,

Kassa steril, pengisap lender, penjepit tali pusat.

c) On steril: 2 buah handuk kering dan bersih, pakaian bersih ibu dan bayi

meliputi baju, pembalut, sarung, celana dalam, pakaian bayi, popok,

topi/tutup kepala, sarung tangan/kaki, kain selimut untuk membedong.

d) Heacting set: 1 buah pinset sirurgik, 1 buah pinset antomi, nal puder, 2

buah jarum (1 jarum circle dan 1 jarum V1 circle), gunting benang,

benang cromic, 1 pasang sarung tangan stril.

e) Obat-obatan esensial: Lidocain 1 ampul, oksytosin 10 IU 1 ampul,

cairan RL, Infus set 5.1, spoit 3 cc dan spoit 1 cc, meteregin 1 ampul

f) Peralatan lain: Larutan Clorin 0,5 o/o, air DTT, kantong plastic, tempat

sampah kering dan basah, safety box, bengkok, was lap, dan tempat

plasenta. Menyiapkan tempat, penerangan dan lingkungan untuk

kelahiran bayi, dengan memastikan ruangan sesuai kebutuhanbayi baru

lahir, meliputi ruangan bersih, hangat, pencahayaan cukup dan bebas

dari tiupan angin.

Hasil : Peralatan partus sudah siap dan tenaga kesehatan sudah

menggunakan APD.

10. Mendokumentasikan hasil pemantauan Kala I dalam partograf.

Hasil : Sudah dilakukan pencatatan dalam partograf.

51
11. Mengobservasi tanda dan gejala kala II

a) Ibu merasakan dorongan untuk meneran bersamaan dengan terjadinya

kontraksi.

b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau

vaginanya

c) Perineum menonjol.

d) Vulva vagina dan sfingter animem buka.

e) Meningkatnya pengeluaran lender bercamput dengan darah.

f) Tampak rambut bayi pada vulva.

Hasil : Sedang dilakukan pemantauan.

KALA II s/d KALA IV

No TGL Jam Perencanaan 58 langkah APN Implementasi dan hasil tindakan


1 19-11-2023 10.30 1. Mendengar dan melihat 1. Melihat Tanda dan Gejala Kala II
wita adanya tanda persalinan Kala Hasil:
Dua - Tampak tanda dan gejala kala II
- Adanya dorongan kuat untuk
meneran.
- Ibu merasa tekanan yang semakin
meningkat pada rectum dan
vagina.
- Perineum menonjol
- Vulva, vagina dan spingter ani
membuka
2 2. Pastikan kelengkapan 2. Memastikan kelengkapan alat
peralatan, bahan dan obat- Hasil
obatan esensial untuk - Alat dan bahan sudah
menolong persalinan dan disiapkan
menatalaksana komplikasi
ibu dan bayi baru lahir.
Untuk resusitasi → tempat
datar, rata, bersih, kering dan
hangat, 3 handuk/kain bersih
dan kering, alat penghisap
lendir, lampu sorot 60watt
dengan jarak 60 cm di atas

52
tubuh bayi.
3 3. Pakai celemek plastic 3. Memakai Celemek
Hasil:
- Sudah dipakai oleh bidan
4 4. Melepaskan dan menyimpan 4. Melepaskan perhiasan dan mencuci
semua perhiasan yang tangan.
dipakai, cuci tangan dengan Hasil:
saber dan air bersih mengalir - Sudah dilakukan oleh bidan
kemudian keringkan tangan
dengan handuk DTT
5 5. Pakai sarung tangan DTT 5. Memakai sarung tangan DTT
pada tangan yang akan Hasil:
digunakan untuk - Sudah dipakai oleh bidan
pemeriksaan dalam

6 6. Masukkan oksitosin ke 6. Mengambil alat suntik dengan


dalam tabung suntik tangan yang bersarung tangan, isi
(gunakan tangan yang dengan oksitosin dan letakkan
memakai sarung tangan DTT
kembali kedalam wadah partus
dan steril (pastikan tidak
terjadi kontaminasi pada alat set.
suntik) Hasil:
- spoit telah di isi dengan
oksitosin dan telah di
letakkan kembali di wadah
partus set.
7 7. Membersihkan vulva dan 7. Membersihkan vulva dan
perineum, menyekanya perineum, mengusapnya
dengan hati-hati dari depan dengan hati-hati dari depan
ke belakang dengan
kebelakang dengan
menggunakan kapas atau
kasa yang dibasahi air DTT menggunakan kapas DTT.
 Jika introitus vagina, Hasil:
perineum atau anus - vulva dan perineum telah
terkontaminasi tinja, dibersihkan
bersihkan dengan
seksama dari arah depan
ke belakang
 Buang kapas atau kasa
pembersih
(terkontaminasi) dalam
wadah yang tersedia
 Ganti sarung tangan jika
terkontaminasi
(dekontaminasi,lepaskan
dan rendam dalam
larutan clorin 0,5%)

53
8 19-11-2022 11.00 8. Lakukan periksa dalam 8. Melakukan pemeriksaan Dalam
wita untuk memastikan Hasil:
pembukaan lengkap. Bila - Pemeriksaan dalam tanggal
selaput ketuban belum pecah
19 November 2023 pukul
dan pembukaan sudah
lengkap lakukan amiotomi 11.00 wita oleh mahasiswa
“S”
Pembukaan : 10 cm
Ketuban : Pecah, jernih
Presentase : Ubun-ubun
kecil dibawah simpisis
Penurunan : Hodge IV
Pelepasan : Lendir, darah
bercampur dengan air
ketuban
9 9. Dekontaminasi sarung 9. Melepaskan sarung tangan
tangan dengan cara kedalam larutan klorin 0,5%.
mencelupkan tangan yang Hasil:
masih memakai sarung - Sudah dilakukan.
tangan ke dalam larutan
klorin 0,5% kemudian
lepaskan dan rendam dalam
keadaan terbalik dalam
larutan 0,5% selama 10
menit cuci tangan setelah
sarung tangan di lepas
10 10. Periksa denyut jantung janin 10. Memeriksa DJJ setelah kontraksi,
(DJJ) setelah kontraksi/saat
untuk memastikan DJJ dalam
relaksasi uterus untuk
memastikan bahwa DJJ batas normal yaitu 120-160
dalam batas normal (120 -
x/menit
160x/menit)
 Mengambil tindakan yang Hasil:
sesuai jika DJJ tidak - Sudah dilakukan hasil
normal pemeriksaan DJJ: 138x/m.
 Mendokumentasikan - Sudah dilakukan
basil-basil pemeriksaan pendokumentasian di patograf.
dalam, DJJ dan semua
hasil-hasil • penilaian
serta asuhan lainnya pada
partograf

11 11. Beritahukan bahwa 11. Beritahu ibu dan keluarga bahwa


pembukaan sudah lengkap pembukaan sudah lengkap.
dan keadaan janin baik dan Hasil:
bantu ibu dalam menemukan - Ibu mengerti dengan arahan
posisi yang nyaman dan bidan.

54
sesuai dengan keinginannya.
Tunguu hingga timbul rasa
ingin meneran, lanjutkan
pemantauan kondisi dan
kenyamanan ibu dan janin
(ikuti pedoman
penatalaksanaan fase aktif)
dan dukumentasikan semua
temuan yang ada. Jelaskan
pada anggota keluarga
tentang bagaimana peran
mereka untuk mendukung
dan memberi semangat pada
ibu untuk meneran secara
benar.
12 12. Minta keluarga membantu 12. Minta keluarga untuk
menyiapkan posisi meneran. membantu menyiapkan posisi
(bila ada rasa ingin meneran meneran.
dan terjadi kontraksi yang Hasil:
kuat, bantu ibu ke posisi lain - Sudah dilakukan, suami
yang diinginkan dan pastikan pasien yang mendampingi.
ibu merasa nyaman)
13 13. Laksanakan bimbingan 13. Bimbing ibu meneran saat ada
meneran pada saat ibu merasa kontraksi
ada dorongan kuat untuk Hasil:
meneran: - Telah dilakukan pimpinan
 Bimbing ibu agar dapat meneran, ibu beristirahat dan
meneran secara benar dan minum diantara kontraski,
efektif serta ibu telah diberi
 Dukung dan beri semangat.
semangat pada saat
meneran dan perbaiki
cara meneran apabila
caranya tidak sesuai
 Bantu ibu mengambil
posisi yang nyaman
sesuai pilihannya (kecuali
posisi berbaring
terlentang dalam waktu
yang lama)
 Anjurkan ibu untuk
beristirahat di antara
kontraksi
 Anjurkan keluarga
memberi dukungan dan
semangat untuk ibu
 Berikan cukup asupan
cairan peroral (minum)

55
 Menilai DJJ setiap
kontraksi uterus selesai
 Segera rujuk jika bayi
belum atau tidak akan
segera lahir setelah
120menit (2
jam )meneran
(primigravida )atau 60
menit (1 jam )meneran
(multigravida )
14 - Anjurkan ibu untuk 14. Jika ibu tidak memiliki
berjalan, berjongkok atau keinginan untuk meneran,
mengambil posisi yang anjurkan ibu untuk berjalan,
nyaman, jika ibu belum
jongko, atau mengambil posisi
merasa ada dorongan
untuk meneran dalam 60 yang dianggab nyaman.
menit Hasil:
- Ibu telah memilih posisi yang
nyaman yaitu dengan posisi
miring kiri

15 - Letakkan handuk bersih 15. Meletakkan handuk bersih


(untuk mengeringkan diatas perut ibu
bayi) di perut ibu, jika Hasil:
kepala bayi telah
- handuk bersih telah di
membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm. letakkan diatas perut ibu.

16 - Letakkan kain bersih yang 16. Meletakkan kain bersih dibawah


dilipat 1/3 bagian di bokong ibu.
bawah bokong ibu. Hasil:
- Sudah dilakukan
17 - Buka tutup partus set dan 17. Pastikan Kembali alat
perhatikan kembali Hasil;
kelengkapan alat dan - alat dan bahan telah lengkap
bahan
18 - Pakai sarung tangan DTT 18. Memakai sarung tangan DTT
pada kedua tangan Hasil:
- Sarung tangan sudah
digunakan.
19 - Setelah. tampak kepala 19. Sokong kepala bayi.
bayi dengan diameter 5-6 Hasil:
cm membuka vulva maka - Telah dilakukan penyokongan
lindungi perineum dengan dan kepala bayi telah lahir.
satu tangan yang dilapisi
dengan kain bersih dan
kering. Tangan yang lain
menahan kepala bayi

56
untuk menahan posisi
defleksi dan membantu
lahirnya kepala. Anjurkan
ibu untuk meneran
perlahan atau bernafas
cepat dan dangkal
20 - Periksa kemungkinan 20. Periksaan Lilitan Tali pusat
adanya lilitan tali pusat
Hasil:
dan ambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi, - Tidak terjdi lilitan tali pusat.
dan segera lanjutkan
proses kelahiran bayi
 Jika tall pusat melilit
leher secara longgar,
lepaskan lewat bagian
atas kepala bayi
 Jika tali usat melilit leher
secara kuat klem tali
pusat di dua tempat dan
potong diantara klem.
21 - Tunggu kepala bayi 21. Menunggu kepala melakukan
melakukan putaran paksi putaran paksi luar.
luar secara spontan Hasil:
- Kepala telah melakukan
putaran paksi luar secara
spontan
22 - Setelah kepala melakukan 22. Melahirkan bahu
putaran paksi luar, pegang Hasil:
secara biparental. - telah dilakukaan bahu dan
Anjurkan ibu untuk
lengan bayi telah lahir.
meneran saat ada
kontraksi ,dengan lembut
gerakkan kepala ke arah
bawah dan distal hingga
bahu depan muncul
dibawah arkus pubis dan
kemudian gerakkan
kearah atas dan distal
untuk melahirkan bahu
belakang
23 - Setelah kedua bahu lahir, 23. Susuri tubuh bayi
geser tangan bawah untuk Hasil:
kepala dan bahu. Gunakan - Telah dilakukan.
tangan atas untuk
menelusuri dan
memegang lengan dan
siku sebelah atas
24 19-11-2023 11.15 - Setelah tubuh dan lengan 24. Melahirkan tubuh bayi.

57
wita lahir, penelusuran tangan Hasil:
alas berlanjut ke - Telah dilakukan, dan bayi
punggung, bokong, lahir spontan tanggal 19
tungkai dan kaki. Pegang November pukul 11.15 Wita
kedua mata kaki dengan jenis kelamin
(masukkan telunjuk perempuan.
diantara kaki dan pegang
masing-masing mata kaki
dengan ibu jari dan jari-
jari lainnya)
25 - Lakukan Penilaian 25. Lakukan pemeriksaan pada bayi
(selintas): Hasil:
 Apakah bayi cukup - Bayi lahir segera menangis,
bulan? bernafas tanpa kesulitan,
 Apakah air ketuban bergerak aktif dan kulit tubuh
jernih, tidak tercampur kemerah an
mekonium?
 Apakah bayi menangis
kuat dan/atau bernapas
tanpa kesulitan?
 Apakah bayi bergerak
dengan aktif?
Bila salah satu jawaban
adalah TIDAK lanjutkan
ke langkah resusitasi
pada asfiksia bayi baru
lahir jika jawaban Ya
lanjutkan ke langkah 26
26 - Keringkan Tubuh Bayi 26. Mengeringkan tubuh bayi
Keringkan bayi mulai dari Hasil:
muka, kepala dan bagian - Bayi telah dibersihkan dan di
tubuh lainnya kecuali bagian keringkan
tangan tanpa membersihkan
verniks. Ganti handuk basah
dengan handuk atau kain
kering biarkan bayi diatas
perut ibu.
27 - Periksa kembali uterus 27. Pastikan ibu hamil tunggal.
untuk memastikan tidak Hasil:
ada lagi bayi dalam uterus - Ibu hamil tunggal
(harnil tunggal).
28 - Beritahu ibu bahwa ibu 28. Memberitahu ibu akan
akan disuntik oksitosin disuntikkan oksitosin.
agar uterus berkontraksi Hasil:
baik.
- Ibu telah di beritahu dan ibu
bersedia disuntik.
29 - Dalam waktu. I menu 29. Suntikkan oksitosin.

58
setelah bayi lahir, Hasil:
suntikkan oksitosin 10unit
- Oksitosin telah disuntikkan
IM (intramuskuler) di 1/3
paha atas bagian distal
lateral (lakukan aspirasi
sebelu menyunti
oksitosin)
30 - Setelah 2 menit pasca 30. Klem tali pusat
persalinan, jepit tali pusat Hasil:
dengan klem kira-kira 3 - Tali pusat sudah diklem.
cm dari pusat bayi.
Mendorong isi tali pusat
ke arah distal (ibu) dan
jepit kembali tali pusat
2cm dari klem pertama.
31 - Pemotongan dan 31. Potong dan ikat tali pusat.
Pengikatan Tali Pusat Hasil:
 Dengan satu tangan, - Tali pusat sudah digunting
pegang tali pusat dan telah di ikat dengan
yang telah dijepit benang steril.
(lindungi perut bayi), - Klem sudah dimasukkan ke
dan lakukan wadah air DTT.
pengguntingan tall
pusat di antara 2 klem
tersebut.
 Ikat tali pusat dengan
benang DTT atau
steril pada satu sisi
kemudian
melingkarkan
kembali benang
tersebut dan
mengikatnya dengan
simpul kunci pada sisi
lainnya
 Lepaskan klem dan
masukkan dalam
wadah yang telah
disediakan

32 - Letakkan Bayi Agar Ada 32. Meletakkan bayi pada dada ibu.
Kontak Kulit Ibu ke Hasil:
Kulit Bayi - Sudah dilakukan
Letakkan bayi tengkurap di
dada ibu. Luruskan bahu
bayi sehingga bayi
menempel di dada/perut ibu.
Usahakan kepala bayi berada

59
di antara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah
dari puling payudara ibu
33 - Selimuti ibu dan bayi 33. Selimuti ibu dan bayi
dengan kain hangat dan
Hasil: - Bayi dan ibu telah di
pasang topi di kepala bayi.
selimuti dengan kain hangat dan
bayi telah di pasangkan topi.
34 - Pindahkan klem pada tali 34. Pindahkan klem tali pusat
pusat berjarak 5-10 cm Hasil:
dan vulva - Klem sudah dipindah
35 - Letakkan satu tangan di 35. Lakukan masase Fundus Uteri
atas kain pada perut ibu, Hasil:
di tepi atas simfisis, untuk - Sudah dilakukan
mendeteksi satu tangan
yang lain memegang tali
pusat.

36 - Setelah uterus 36. Lakukan dorongan dorso


berkontraksi, tegangkan
cranial.
tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain Hasil:
mendorong uterus ke arah
- Telah dilakukan dorongan
belakang - atas (dorso
kranial) secara hati-hati dorso cranial
(untuk mencegah inversio
uteri). Jika placenta tidak
lahir setelah 30-40 detik,
hentikan penegangan tali
pusat dan tunggu hingga
timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi
prosedur di alas.
Jika uterus tidak segera
berkontraksi, mints ibu,
suami atau anggota keluarga
untuk melakukan stimulasi
putting susu.
37 - Lakukan penegangan dan 37. Lakukan penegangan tali pusat.
dorongan dorso-kranial Hasil:
hingga plasenta terlepas, - Sudah dilakukan peregangan
mints ibu meneran sambil tali pusat.
penolong menarik tali
pusat dengan arah sejajar
lantai dan kemudian ke
arah alas, mengikuti
poros jalan lahir (tetap

60
lakukan tekanan dorso-
kranial)
 Jika tali pusat bertambah
panjang, pindahkan klem
hingga berjarak sekitar
5-10 cm dari vulva dan
lahirkan placenta
 Jika placenta- tidak lepas
setelah 15 menu
menegangkan tali pusat:
1. Beri dosis ulangan
oksitosin 10unit IM
2. Lakukan kateterisasi
(aseptik) jika kandung
kemih penuh
3. Minta keluarga untuk
menyiapkan rujukan
4. Ulangi penegangan tali
pusat 15 menit berikutnya
5.jika plasenta tidak lahir
setelah 30 menit bayi
lahir atau jika terjadi
perdarahan segera
lakukan plasenta manual.
38 19-11-2023 11.20 - Saat placenta muncul di 38. Lahirkan plasenta
wita introitus vagina, lahirkan
Hasil:
plasenta dengan kedua
tangan. Pegang dan putar Plasenta telah lahir 5 menit
placenta hingga selaput
setelah bayi lahir pada
ketuban terpilin kemudian
lahirkan dan tempatkan tanggal 19 November 2023
plasenta pada wadah yang
pukul 11.20 Wita
telah disediakan.
Jika selaput ketuban robek,
pakai sarong tangan DTT
atau steril untuk melakukan
eksplorasi sisa selaput
kemudian gunakan jari-jari
tangan atau klem DTT atau
stern untuk mengeluarkan
bagian selaput yang
tertinggal
39 - Segera setelah placenta 39. Periksa kelengkapan plasenta.
dan selaput ketuban lahir, Hasil:
lakukan masase uterus, - Sudah dilakukan masase
letakkan telapak tangan di uterus.
fundus dan lakukan - Plasenta lahir lengkap
masase dengan gerakan kotiledon dan selaput

61
melingkar dengan lembut ketubannya
hingga uterus
berkontraksi (fundus
teraba keras)
Lakukan tindakan yang
diperlukan jika uterus tidak
berkontraksi setelah 15 detik
masase.
40 - Periksa kedua sisi 40. Kembali kelengkapan
plasenta baik bagian ibu plasenta.
maupun bayi dan pastikan Hasil:
selaput ketuban lengkap - Sudah dilakukan
dan utuh. Masukkan
placenta ke dalam
kantung plastik atau
tempat khusus
41 - Evaluasi kemungkinan 41. Pastikan robekkan perenium
laserasi pada vagina dan Hasil:
perineum. Lakukan telah dilakukan, dan tidak
penjahitan bila laserasi terjadi rupture.
menyebabkan perdarahan.
Bila ada robekan yang Lakukan penjaitan laserasi
menimbulkan pendarhan Hasil:
aktif segera melakukan - Sudah dilakukan
penjahitan
42 - Pastikan uterus 42. Lakukan masase fundus
berkontraksi dengan baik untuk memastikan uterus
dan tidak terjadi berkontraksi dengan baik.
perdarahan per vaginam
Hasil:
- Telah dilakukan, dan uterus
berkontraksi dengan baik
teraba bundar dan keras.
43 - Biarkan bayi tetap 43. Biarkan bayi tetap melakukan
melakukan kontak kulit kontak kulit dengan ibu.
ke kulit di dada ibu paling Hasil:
sedikit 1 jam. - Telah dilakukan, dengan
 Sebagian besar bayi membiarkan bayi melakukan
akan berhasil melakukan kontak kulit selam 1 jam.
Inisiasi Menyusu Dini
dalam waktu 30-60
menit. Menyusu pertama
biasanya berlangsung
sekitar 10-15 menu.
Bayi cukup menyusu
dari satu payudara
Biarkan bayi berada di dada
ibu selama 1 jam walaupun

62
bayi sudah berhasil menyusu
44 - Setelah satu jam, lakukan 44. Berikan salep mata dan
pemeriksaan fisik bayi penyuntikkan vit K.
baru lahir, beri antibiotika Hasil:
salep mata pencegahan,
- Bayi telah di beri tetes
dan vitamin K 1 mg
intramuscular di paha kiri mata/salep mata antibiotik
anterolateral. profilaksis, dan telah di
suntikkan vitamin K secara
intramuskuler di paha kiri
antero lateral.
45 - Setelah satu jarh 45. Imunisasi Hepatitis B
pemberian vitamin K1 Hasil:
berikan suntikan Telah dilakukan
imunisasi Hepatitis B di
penyuntikkan hepatitis B jam
paha kanan anterolateral.
Letakkan bayi di dalam 14.00 wita di paha kanan
jangkauan ibu agar antero lateral.
sewaktu-waktu bisa
disusukan. Letakkan
kembali bayi pada dada
ibu bila bayi belum
berhasil menyusu di
dalam satu jam pertama
dan biarkan sampai bayi
berhasil menyusu.
46 - Lanjutkan pemantauan 46. Lakukan pemantauan
kontraksi dan mencegah perdarahan.
perdarahan per vaginam Hasil:
 2-3 kali dalam 15 menit - Telah dilakukan pemantauan
pertama pascapersalinan dan tidak terjadi perdarahan
 Setiap 15 menit pada 1 pervaginam, serta kontraksi
jam pertama uterus baik teraba bundar dan
pascapersalinan keras.
 Setiap 20-30 menit pada
jam kedua
pascapersalinan
Jika uterus tidak
berkontraksi dengan baik,
melakukan asuhan yang
sesuai untuk menatalaksana
atonia uteri
47 - Ajarkan ibu/keluarga cara 47. Ajarkan ibu untuk melakukan
melakukan masase uterus masase fundus.
dan menilai kontraksi Hasil:
- Sudah dilakukan, ibu dan
keluarga mengerti yang

63
diajarkan oleh bidan.
48 - Evaluasi dan estimasi 48. Evaluasi jumlah perdarahan.
jumlah kehamilan darah Hasil:
Jumlah perdarahan tanggal 19
November 2023 pada pukul
12.40 Wita adalah 200 cc
49 - Memeriksa Jam Waktu TD Nadi Suhu TFU Kontraksi Kandung Perdarahan

nadi ibu dan (mmhg) (X/m) uterus kemih


keadaan 11.20 100/80 80x/i 36,6°c 1Jrbpst Baik Kosong 50cc
kandung 1 11.35 100/80 80x/i 36,6°c 1Jrbpst Baik Kosong 40cc
kemih setiap
11.50 100/80 80x/i 36,6°c 1Jrbpst Baik Kosong 40cc
15 menit
selama 1 12.10 100/80 80x/i 36,6°c 1Jrbpst Baik 100cc 30cc

jam pertama 2 12.40 100/70 78x/i 36,5°c 1Jrbpst Baik 50cc 20cc
pascapersali 13.10 100/70 78x/i 36,5°c 1Jrbpst Baik 50cc 20cc
nan dan
setiap 30
menit
selama jam
kedua
pascapersali
nan
 Memeriksa
temperatur
tubuh ibu
sekali setiap
jam selama 2
jam pertama
pascapersalin
an
. Melakukan
tindakan yang
sesuai untuk
temuan yang
tidak normal
50 - Periksa kembali bayi dan 50. Periksaan Kembali keadaan
pantau setiap 15 menit bayi.
untuk pastikan bahwa Hasil:
bayi bernafas dengan baik
- Telah dilakukan pemeriksaan
(40-60 x / menit) serta
suhu tubuh normal (36,5 dan bayi bernafas normal
– 37,5 0C) dengan pernapasan 50
 Jika bayi sulit bernafas, x/menit dan suhu tubuh
merintih, atau retraksi di normal yaitu 36.8oc.
resusitasi dan segera
merujuk ke rumah sakit
 Jika bayi nafas terlalu
cepat, segera dirujuk
Jika kaki teraba dingin,

64
pastikan ruangan hangat,
kembalikan bayi kulit-ke-
kulit dengan ibunya dan
selimuti ibu dan bayi dengan
satu selimut.
51 - Tempatkan peralatan 51. Rendam peralatan bekas
bekas pakai dalam larutan pakai dalam larutan klorin
klorin 0.5 % untuk 0,5%.
dekontaminasi (10
Hasil:
menit). Cuci dan bilas
peraltan setelah - Telah dilakukan, dan peralatan
didekontaminasi telah direndam dilarutan
klorin untuk didekontaminasi.
52 - Buang bahan-bahan yang 52. Masukkan bahan-bahan yang
terkontaminasi ke tempat terkontaminas ke tempat
sampah yang sesuai sampah.
Hasil:
- Sudah dilakukan
53 - Bersihkan ibu dengan 53. Bersihkan tubuh ibu.
menggunakan air DDT. Hasil:
Bersihkan sisa cairan Ibu telah dibersihkan, dan ibu
ketuban, lendir dan dash.
telah memakai pakaian bersih
Bantu ibu memakai
pakaian yang bersih dan dan kering.
kering
54 - Pastikan ibu merasa 54. Menanyakan keadaan ibu
nyaman, bantu ibu Hasil:
memberikan ASI. - Ibu telah merasa nyaman, ibu
Anjukan keluarga untuk
telah menyusui bayinya, dan
memberi ibu minuman
dan makanan yang di ibu telah makan dan minum
inginkan di bantu oleh keluarga.

55 - Dekontaminasi tempat 55. Bersihkan bed bersalin


bersalin dengan larutan Hasil:
klorin 0.5 % - Sudah dilakukan
56 - Celupkan sarong tangan 56. Rendam sarung tangan ke
kotor ke dalam larutan dalam larutan klorin.
klorin 0,5%, balikkan Hasil:
bagian dalam ke luar dan - Sudah dilakukan
rendam dalam larutan
klorin 0,5% selama 10
menit
57 - Cuci kedua tangan 57. Cuci kedua tangan diair
dengan sabun dan air mengalir.
mengalir Hasil:
- Telah dilakukan dan tengan

65
telah di cuci.

58 - Lengkapi partograf 58. Isi lembar patograf


halaman belakang Hasil:
Patograf sudah dilengkapi.

ASUHAN KEBIDANAN KEADAAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR


NORMAL SETELAH 2 JAM PP DI PUSKESMAS SINTUVU ROSO
LABUAN KABUPATEN DONGGALA SULAWESI TENGAH

Data Subjektif (S)

1. Ibu melahirkan tanggal 19-11-2023 pukul: 11.15 wita

2. Ibu merasa nyeri pada daerah perenium terutama bila bergerak

3. Adanya pengeluaran darah

4. Ibu mengatakkan bayinya belum mau menetek.

5. Ibu mengatakan bayinya sementara tidur

Data Objektif (O)

1. Ekspresi wajah ibu meringis saat bergerak

2. Ada pemgeluaran ASI saat putting di pencet

3. Pengeluaran lochia rubra

4. Tanda-tanda vital ibu dan bayi

KEADAAN IBU

KU Baik
TENSI 110/80mmhg
UC/FU 1 Jrbpst
Perdaraha ± 200 cc
n
Keluhan Nyeri bagian perenium
Obat-obatan Ramabion 1x1, Asmef 3x1
KEADAAN BAYI

KU Baik

66
BB/TB 2.490gram/45 cm
Suhu 36,8⁰c
BAB/BAK Sudah BAK, BAB Belum ada selama
pengkajian
Minum Iya, ASI Eksklusif

Lama Persalinan

Kala I :±2 Jam Menit

Kala II :- Jam ± 15 Menit

Kala III : - Jam ± 5 Menit

Kala IV : ± 2 Jam

Lama :±4 Jam 15 menit

6. Tali pusat masih basah dan terbungkus dengan kassa steril

7. Refleks mengisap dan menelan baik.

Asasement (A)

- Ny S P1A0 setelah 2 jam PP

Diagnosa potensial:

- Potensial terjadi infeksi luka jahitan perineum.


- Potensial terjadiinfeksi tali pusat pada bayi.
Planing (P)

Tanggal 19 November 2023 Jam : 14.25 – 17.25 wita

a. Setelah 2 Jam PP

1) Mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan.

2) Menjelaskan pada ibu cara mengetahui baik tidaknya kontraksi uterus

Hasil : ibu mengerti bahwa kontraksi baik apabila perut teraba bundar

dan keras.

67
3) Mengobservasi tanda -tanda vital ibu

Hasil:

a) Tekanan darah : 110 / 70 mmHg

b) Nadi : 80 kali / menit

c) Suhu : 36,5 °C

d) Pernapasan : 22 kali / menit

4) Mengobservasi TFU, Kontraksi uterus, dan pengeluaran lochia setiap hari:

Hasil : TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik (teraba keras dan

bundar), pengeluaran lochia rubra.

5) Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini

Hasil : ibu miring kanan dan kiri di atas tempat tidurnya dan sudah bisa

jalan ke kamar mandi untuk berkemih.

6) Mengajarkan dan menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan luka

perineum dan menjaga kebersihan vulva

Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukannya sendiri.

7) Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan bergizi seimbang:

Hasil : ibu mengerti dan mau melaksanakan anjuran yang diberikan.

b. Nyeri perineum

1) Mengajarkan dan menganjurkan ibu melakukan teknik relaksasi:

Hasil : ibu mengerti dan langsung meiakukan teknikrelaksasi yang telah

diajarkan.

2) Menganjurkan ibu untuk mencari posisi yang nyaman:

Hasil : ibu memilih posisi miring ke kanan.

3) Pemberian Analgetik, Antibiotik dan vitamin Novabion:

68
Hasil : ibu minum asam mefenamat 1 tablet dan amoxicillin 1 tablet pada

jam 14.30 WITA.

c. Ibu belum mengerti perawatan bayi.

1) Memberi penjelasan dan simulasi tentang perawatan bayi sehari -hari:

Hasil : ibu mengerti dan berusaha untuk merawat sendiri bayinya.

2) Meyakinkan dan memotivasi ibu bahwa ia mampu merawat sendiri

bayinya:

Hasil : ibu merasa masih perlu banyak belajar mengenai perawatan bayi.

3) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya tanpa dijadwalkan (on

demand):

Hasil : ibu menyusui bayinya sesering mungkin dan segera setiap

bayinya ingin.

4) Mengajarkan cara menyusui yang baik dan benar:

Hasil : ibu mengerti dan mau mempraktekkannya di rumah sakit dan

sesampainya di rumah.

d. Keadaan umum bayi baik

Hasil:

1) Memantau tanda -tanda vital bayi: Suhu: 36,8 °C, Pernapasan :40

kali/menit, DJA: 140 kali/menit

2) Memantau aktivitas bayi: Bayi terlihat sedang tidur nyenyak, bayi kuat

menetek, BAK Lancar (± 2 kali /selama pengkajian), BAB baik (± 1kali

/selama pengkajian), reflex mengisap dan menelan baik.

e. Potensial terjadi infeksi pada luka jahitan perineum

69
1) Mengajarkan ibu mengenai perawatan luka perineum dan menganjurkan

untuk senantiasa menjaga kebersihan vulva:

Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukannya sendiri.

2) Mengobservasi adanya tanda -tanda infeksi pada luka jahitan perineum

Hasil : tidak ada tanda -tanda infeksi yang ditemukan. Suhu tubuh

normal; 36,5 °C, luka jahitan tidak merah dan pengeluaran lochia tidak

berbau.

f. Potensial terjadi infeksi tali pusat pada bayi

1) Memantau adanya tanda -tanda infeksi pada tali pusat bayi:

Hasil : tidak ada tanda -tanda infeksi. Suhu tubuh normal; 36,8 °C, tali

pusat tidak merah dan tidak berbau.

70
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN
PADA TANGGAL 20 November 2023 (HARI KE -2)

KEADAAN WAKTU PULANG

Tanggal : Senin, 20 November 2023 Jam : 09.00 wita

Data subjektif (S):

1. Nyeri luka perineum masih terasa namun agak berkurang,

2. ASI sudai Mulai lancar

3. Ada pengeluaran darah pada jalan lahir,

4. Ibu sudah pandai merawat sendiri bayi.

5. Bayi tidur nyenyak

6. Ibu mengatakan akan pulang hari ini.

Data Objektif (O):

1. Ekspresi wajah ibu tampak senang,

2. Keluar ASI saat putting susu dipencet,

3. TFU 2 jari dibawah pusat, teraba keras dan bundar,

4. Luka perineum masih tampak lembab,

5. Pengeluaran lochia rubra,

6. Tanda -tanda vital ibu

a. Tekanan darah : 110 / 70 mmHg

b. Nadi : 82 kali / menit

71
c. Suhu : 36, 4 °C

d. Pernapasan : 20 kali / menit

7. Tanda -tanda vital bayi:

a. Suhu : 36,7 °C

b. Pernapasan : 44 kali/menit

c. DJA : 132kali/menit

8. BBL; 2490 gr, BB sekarang: 2.500gr (naik)

9. Kulit kemerahan

10. Tali pusat masih basah dan terbungkus betadhine dan gaas steril, tidak ada

tanda-tanda infeksi

11. BAK: 5 kali, BAB: 2 kali

12. Bayi kuat menetek, reflex mengisap dan menelan baik

Assesment (A):

P1001 Postpartum hari Ke 2

Planning (P):

Tanggal 20 November 2023 Jam 07.00-09.00 wita

a. Masa nifas normal hari kedua

1. Mencuci tangan sebelum dan setetah melakukan tidakan.

2. Mengobservasi tanda -tanda vital ibu

1) Tekanan darah : 110/70 mmHg

2) Nadi : 82 kali / menit

3) Suhu : 36, 4 °C

4) Pernapasan : 20 kali / menit

3. Mengobservasi TFU, Kontraksi uterus, dan pengeluaran lochia setiap hari:

72
Hasil : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik (teraba keras dan

bundar), pengeluaran lochia rubra.

4. Mengajarkan dan menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan luka

perineum dan menjaga kebersihan vulva:

Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukannya sendiri.

5. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan bergizi seimbang:

Hasil : ibu mengerti dan mau melaksanakan anjuran yang diberikan.

b. Nyeri perineum

1. Mengajarkan dan menganjurkan ibu melakukan teknik relaksasi.

Hasil : ibu mengerti dan langsung melakukan teknik relaksasi yang telah

diajarkan.

2. Menganjurkan ibu untuk mencari posisi yang nyaman

Hasil : ibu memilih posisi miring ke kanan.

3. Mengajarkan ibu mengenai perawatan luka perineum dan menganjurkan

untuk senantiasa menjaga kebersihan vulva.

Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukannya sendiri.

4. Pemberian Analgetik, Antibiotik dan vitamin Novabion.

Hasil : ibu minum asam mefenamat 1 tablet dan amoxicillin 1 tablet pada

b. Keadaan umum bayi baik

1. Memantau tanda -tanda vital bayi.

Hasil : Suhu : 36,7 °C, Pernapasan :44 kali/menit, DJA: 132 kali/menit

2. Memantau aktivitas bayi:

Hasil :BB sekarang : 2.500gr (naik), kulit kemerahan, tali pusat masih

basah dan terbungkus betadhine dan gaas steril, BAK: 5 kali, BAB: 2 kali,

73
bayi kuat menetek, reflex mengisap dan menelan baik, bayi tidur nyenyak.

ASI cukup banyak

3. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya tanpa dijadwalkan (on demand).

Hasil : ibu menyusui bayinya sesering mungkin dan segera setiap

bayinya ingin.

4. Mengajarkan cara menyusui yang baik dan benar:

Hasil : ibu mengerti dan mau mempraktekkannya di rumah sakit dan

sesampainya di rumah.

5. Mengajarkan ibu mengenai perawatan payudara

Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukannya sendiri.

6. Menganjurkan ibu untuk selalu mengkonsumsi makanan yang dapat

memperbanyak produksi ASI

Hasil : ibu mengerti dan mau melaksanakan anjuran yang diberikan.

c. Potensial terjadi infeksi pada luka jahitan perineum

1. Mengajarkan ibu mengenai perawatan luka.

Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukannya sendiri.

2. Mengobservasi adanya tanda -tanda infeksi pada luka jahitan perineum:

Hasil : tidak ada tanda -tanda infeksi yang ditemukan. Suhu tubuh

normal; 36,4 °C, luka jahitan tidak merah dan pengeluaran lochia tidak

berbau.

d. Potensial terjadi infeksi tali pusat pada bayi.

1. Memantau adanya tanda -tanda infeksi pada tali pusat bayi:

Hasil : tidak ada tanda -tanda infeksi. Suhu tubuh normal; 36,7 °C, tali

pusat tidak merah dan tidak berbau.

74
e. Persiapan Ibu Pulang.

PATOGRAF

75
76
BAB IV

77
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan pembahasan tentang asuhan kebidanan

komprehensif pada Ny “S” dengan persalinan dan bayi baru lahir Normal di

Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Asuhan

ini dilakukan selama satu hari yang dimulai saat pasien masuk di Puskesmas

sampai proses persalinan mencakup kala I-IV persalinan.

Dalam hal ini, pembahasan akan di uraikan secara narasi berdasarkan

pendekatan asuhan kebidanan dengan tujuh langkah varney, yaitu mengumpulkan

data dasar, memutuskan diagnose atau masalah aktual, merumuskan diagnosis

atau masalah potensial, melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi,

merencanakan tindakan asuhan kebidanan, melakukan tindakan asuhan kebidanan,

dan mengevaluasi asuhan kebidanan.

KALA I

1. Langkah 1 Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah 1 ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan

semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi klien secara lengkap. Teknik

pengumpulan data ada tiga yaitu: Observasi, Wawancara dan pemeriksaan.

Secara garis besar diklasifikasikan sebagai data subjektif dan objektif. Maka

dari itu dibutuhkan anamnesa terhadap klien seperti melakukantanya jawab

kepada ibu untuk memperoleh data meliputi: Riwayat Kesehatan, Riwayat

haid, Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas.

Tindakan pertama kali dilakukan di Puskesmas Luwuk yakni

pengumpulan data subjektif yang terdiri dari alasan utama ibu masuk,

Riwayat keluhan ibu, Riwayat menstruasi, Riwayat perkawinan, Riwayat

78
kehamilan sekarang, Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu. Sementara

itu, dilakukan pula pengumpulan data secara objektif yang terdiri dari

pemeriksaan umum ibu, pemeriksaan fisik (head to toe) dan pemeriksaan

dalam.

Berdasarkan penerapan asuhan kebidanan terhadap Ny S usia 22 tahun

G1P0A0, datang ke Puskesmas pada Pukul 09.30 wita dengan keluhan nyeri

pada perut bagian bawah menjalar kepinggang, yang disertai dengan adanya

pelepasan lender bercampur dengan darah sejak tanggal 19-11-2023 pukul

06.30 wita. Dan rasa nyeri yang dirasakan hilang timbul dan semakin lama

semakin sering, pasien mengatakan selama hamil pergerakan janinnya kuat

dan bergerak pada bagian sebelah kiri perut ibu, pasien mengatakan sering

sesak karena tekanan pada fundusnya, ibu mengatakan haid pertama haid

terakhir tanggal 20 Maret 2023, dan usia kehamilannya sekarang sudah

mencapai ±9 bulan, pasien mengatakan selama hamil ia tidak pernah

merasakan nyeri perut yang hebat.

Hal ini sesuai dengan teori yang dijelaskan bahwa tanda-tanda

persalinan yaitu keluarnya Lendir dari canalis servikalis keluar di sertai

dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini disebabnya karena lepasnya

selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa

kapiler terputus (Dewi Setiawati, 2013: 54). His pembukaan (Kala I) :

menyebabkan pembukaan serviks, semakin kuat, teratur dan sakit. Uterus

teraba keras atau padat karena kontraksi. Tekanan hidrostatis air ketuban dan

tekanan intrauterine naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar

(affacement) dan terbuka (dilatasi) (Widia, 2015). Dilatasi serviks serviks 4-

79
10 cm merupakan fase aktif, (Nurul, 2017).

Data objektif yang di dapatkan bahwa pada pemeriksaan fisik

didapatkan kesadaran komposmentis, keadaan umum baik, tekanan darah

110/80 mmHg, nadi 80x/menit, pernapasan 20x/menit, dan suhu 36,6°C.

Ekspresi wajah tampak cemas, tidak tenang dan meringis menahan sakit serta

tidak ada edema dan pembengkakan pada wajah. Pemeriksaan abdomen

didapatkan kesan yaitu tinggi fundus uteri (TFU) 1/2 Pusat PX, 28 cm, teraba

bokong difundus, usia kehamilan 35 minggu, punggung kanan, presentasi

bokong, situs memanjang, bergerak dalam panggul (BDP) dengan penurunan

bagian terbawah janin 3/5, pada auskultasi terdengar denyut jantung janin

dengan frekuensi 138 x/menit, janin intrauterine, tunggal dan hidup.

Pada pemeriksaan dalam pertama tanggal 19 November 2023 pukul

09.00 wita yaitu, tidak ditemukan kelainan pada vulva dan vagina, keadaan

portio lunak dan tipis, terdapat pembukaan 8 cm, ketuban masih utuh,

presentase Kepala dapat teraba kepala bagian belakang / ubun-ubun kecil

penurunan hodge III, tidak ada molase dan penumbungan, serta kesan

panggul normal. Pemeriksaan dalam kedua tanggal 19 November pukul 11.00

wita di dapatkan hasil tidak ditemukan kelainan pada vulva dan vagina,

keadaan portio teraba tipis, terdapat pembukaan 10 cm, ketuban sudah pecah

dengan warna air ketuban jernih, presentase Kepala penurunan hodge IV,

tidak ada molase dan penumbungan, serta kesan panggul normal.

Hasil pemeriksaan usia kehamilan dilihat dengan menggunakan rumus

neagle, mulai dari hari pertama haid terakhir tanggal sampai tanggal

pengkajian, maka umur kehamilan 39 minggu 3 hari (Prawirohardjo, 2014).

80
Pada pemeriksaan abdomen, tampak adanya linea nigra dan striae

albayang menandakan kehamilan lebih dari satu, terdapatnya denyut jantung

janin dan terabanya bagian-bagian janin pada saat palpasi merupakan salah

satu dari tanda tanda pasti kehamilan (prawirohardjo, 2014).

Pada pemeriksaan leopold untuk menentukan tinggi fundus uteri

dilakukan pada saat uterus tidak sedang berkontraksi, dengan posisi ibu

setengah duduk, lalu mulai melakukan pengukuran dengan menempelkan

ujung pita dari tepi atas simfisis pubis dan puncak fundus uteri hal tersebut

dilakukan untuk menilai tinggi fundus uteri apakah tinggi fundus uteri sesuai

dengan usia kehamilan atau tidak, dan untuk menentukan presentasi janin

dilakukan dengan mempertimbangkan bentuk, ukuran, dan kepadatan bagian

tersebut, jika dalam perabaan pada fundus uteri bulat, keras dan melenting

maka dapat dikatakan sebagai presentasi bokong karena kepala janin berada

pada bagian fundus atau jika pada bagian fundus uteri teraba lunak, kurang

melenting, dapat dikatakan presentasi kepala (Ai Nursiah, dkk, 2014).

Pengukuran tinggi fundus uteri merupakan salah satu pendukung

diagnosis persalinan preterm. Jika pembesaran uterus lebih kecil dari dugaan

usia kehamilan normal, maka kemungkinan terjadi usia kehamilan lebih muda

dari taksiran. Pada kasus Ny”S” didapatkan TFU 1/2 Pusat PX. Pada

pemeriksaan TBJ ditentukan dengan cara lingkar perut dikalikan dengan

tinggi fundus uteri. Pada persalinan preterm dengan berat janin kurang dari

2500 gram (Nurul Jannah, 2012).

Pada kasus Ny”S” TBJ didapatkan 2.635 gram. Pada kehamilan, janin

dikatakan tunggal jika pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan. Pada

81
saat palpasi teraba satu kepala satu punggung, satu bokong, terdengar satu

jantung janin pada satu titik serta pergerakan janin pada salah satu sisi perut

ibu.

Dirasakan pergerakan janin kuat ±10 kali dalam sehari dan pada saat

auskultasi didengarnya denyut jantung janin merrupakan tanda bahwa janin

hidup. Janin dalam keadaan baik ditandai dengan DJJ terdengar jelas dan

teratur dengan frekuensinya antara 120-160 x/menit serta dapat dilihat dari

pembesaran perut ibu menandakan janin hidup dan bertumbuh

(Prawirohardjo, 2014).

Pada persalinana kala I yang di tandai dengan adanya his atau

kontraksi dimana mempunyai ciri seperti, pinggang terasa sakit yang menjalar

kedepan, his yang bersifat teratur, interval semakin pendek dan kekuatannya

semakin besar, mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks. Selain his,

persalinan juga ditandai dengan adanya pengeluaran lendir dari kanalis

servikalis karena terjadi pembukaan dan pengeluaran darah dikarena kapiler

pembuluh darah pecah.

Persalinan juga dapat disebabkan oleh pengeluaran cairan ketuban

yang sebagian besar baru pecah menjelang pembukaan lengkap dan tanda in

partu, meliputu adanya bloody show, peningkatan rasa sakit, perubahan

bentuk serviks, pendataran serviks, pembukaan serviks (dilatasi), pengeluaran

cairan yang banyak atau selaput ketuban yang pecah dengan sendirinya

(Nurul jannah, 2017).

Berdasarkan uraian di atas terdapat persamaan antara teori dengan

gejala yang timbul pada kala I. Hal ini membuktikan bahwa tidak ditemukan

82
adanya kesenjangan antara teori dan kasus.

2. Langkah II merumuskan diagnose/masalah aktual.

Dalam menegakkan suatu diagnose kebidanan atau masalah kebidanan

berdasarkan pendekatan asuhan kebidanan didukung oleh beberapa data baik

data subjektif maupun data objektif yang diperoleh dan hasil pengkajian yang

telah dilakukan.

Pada tinjauan pustaka dijelaskan bahwa kala I dimulai sejak terjadinya

kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan

lengkap (10cm), prentase kepala, pada pemeriksaan: Leopold I teraba kepala

TFU 1/2 Pusat PX (28 cm), pada fundus teraba lunak, melebar, kurang

melenting berarti bokong, Leopold II teraba kepala, pada bagian kiri teraba

bagian-bagian kecil janin dan bagian kanan ibu teraba bagian Panjang, keras

seperti papan (punggung janin).

Pada kasus Ny “S” didapatkan anamnesa ibu mengatakan ini

merupakan kehamilan pertama dan tidak pernah keguguran, HPHT 20 Maret

2023, ibu mengeluh nyeri tembus belakang sejak 17 November 2023 jam

23.00Wita, ibu merasakan janinnya bergerak kuat perut bagian atas yang

menekan tulang iga sehingga ibu merasa agak sesak, ibu tidak bisa tidur

karena nyeri yang dirasakan, Leopold III Presentasi kepala dan hasil Vt

didapatkan dilatasi serviks 8 cm, ketuban Utuh, presentasi kepala dan

penurunan hodge III, sehingga penulis merumuskan diagnose/masalah actual

GIP0A0 usia kehamilan 36 minggu 1 hari, PU-KI, situs memanjang,

presentasi kepala, divergen, tunggal, hidup, keadaan janin baik, inpartu kala I

Fase aktif dengan masalah nyeri teratasi karena kontraksi. Oleh karena itu

83
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan data yang diperoleh.

3. Langkah III : Mengidentifikasi Masalah Atau Diagnose Potensial

Berdasarkan tinjauan pustaka manajemen asuhan kebidanan adalah

mengidentifikasi adanya masalah potensial yaitu mengantisipasi jika

memungkinkan dan mempersiapkan segala sesuatu yang mungkin terjadi.

Berdasarkan data yang ada pada studi kasus Ny “S” di lahan praktek

dapat didentifikasi masalah potensial yaitu Kala 1 Fase Laten tidak terjadi,

tidak terjadinya perdarahan, dan infeksi jalan lahir. Dengan demikian tinjauan

pustaka dan manajemen asuhan kebidanan pada kasus Ny “S” ditemukan

tidak adanya kesenjangan.

4. Langkah IV : Melaksanakan Tindakan segera / Kolaborasi

Langkah keempat ini mencerminkan kesinambungan dari proses

manajemen kebidanan yang terjadi dalam kondisi darurat. Kondisi darurat

dapat terjadi pada saat mengelolaan ibu hamil, ibu bersalin, nifas dan bayi

baru lahir.

Kondisi darurat merupakan kondisi yang membutuhkan tindakan

dengan segera untuk menangani diagnosis maupun masalah darurat yang

terjadi apabila tidak segera dilakukan tindakan segera, selain diatas bisa juga

berupa observasi/pemeriksaan.

Pada penjelasan diatas menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan

tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah/kebutuhan yang dihadapi

kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk

mengantisipasi diagnosis/masalah potensial pada langkah sebelumnya, bidan

juga harus merumuskan tindakan darurat /segera yang harus dirumuskan

84
untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Dalam rumusan ini, termasuk tindakan

segera yang mampu dilakukan secara mandiri atau bersifat rujukan (Rita

Yulifah, 2013).

Pada Studi kasus Ny “S” tidak ada tindakan segera yang perlu

dilakukan karena dalam pemantauan persalinan tidak ada tindakan yang

membutuhkan penangan segera.

5. Langkah V : Merencanakan asuhan yang Komprehensif

Dalam membuat perencanaan penulis melakukan sesuai data yang

diperoleh dan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan ibu. Penetapan tujuan

dimaksudkan untuk menjadi pedoman dalam suatu tindakan.

Pada kasus Ny “S” rencana yang dilakukan adalah asuhan sayang ibu,

menyiapkan alat partus, mengobservasi kemajuan persalinan, menyiapkan

resusitasi, sikap menunggu sambil menyokong perineum dan melahirkan

kepala.

Berdasarkan uraian diatas, pada tahap ini penulis tidak menemukan

adanya kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus pada Ny “S”

di Puskesmas Luwuk.

6. Langkah VI : Melaksanakan Asuhan Kebidanan

Pada Tinjauan pustaka dijelaskan rencana asuhan menyeluruh yang

teknik direncanakan dan dilaksanakan secara efisien dan aman. Dengan

menyesuaikan kondisi, keadaan dan kebutuhan ibu serta menjelaskan apa

yang akan dilakukan sehingga ibu dan keluarganya dapat membantu dan

berpartisipasi dalam pelaksanaan asuhan kebidanan.

Semua Pada tinjauan kasus semua rencana asuhan kebidanan telah

85
dilakukan di Puskesmas Uekuli tanggal 18 Desember 2022, secara garis besar

penanganan yang dilakukan untuk menangani kala 1 fase aktif menunjukkan

adanya kesamaan dengan tinjauan pustaka.

7. Langkah VII Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen asuhan

kebidanan yaitu penilaian terhadap tingkat keberhasilan asuhan yang

diberikan kepada klien dengan berpedoman pada tujuan dan kriteria yang

telah ditetapkan sebelumnya.

Hasil evaluasi setelah penanganan pada persalinan kala II, adalah

persalinan berlangsung normal, dimana kala II tidak lebih dari kriteria yang

ditetapkan, ibu dapat melahirkan pervaginam, keadaan ibu baik, bayi lahir

tanggal 19 November 2023 Pukul 11.15 Wita, presentasi kepala, jenis

kelamin perempuan, BBL 2.490 gram, PBL 45 cm, apgar score 7/9, menangis

kuat, bernapas tanpa bantuan serta bergerak aktif, bernafas tanpa kesulitan,

badan bayi kemerahan.

Dari hasil yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan

asuhan kebidanan yang diterapkan tidak tecapai semua sehingga pada hasil

evaluasi ini terjadi kesenjangan dimana hasil evaluasi dari asuhan yang

diberikan tidak semuanya berhasil berdasarkan tujuan yang diberikan.

BAB V

86
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1) Asuhan kebidanan pada Ny “S” dengan Persalinan Prematur dilakukan

dengan teknik pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang dimulai dari

pengkajian dan analisa data dasar, pada langkah ini dilakukanpengkajian

dengan pengumpulan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi

keadaan klien secara lengkap, mulai dari anamnesis riwayat kesehatan,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan keterangan tambahan yang

menyangkut atau yang berhubungan dengan kondisi klien.

2) Diagnosa Ny “S” G1P0A0 35 Minggu 1 hari persalinan Prematur

ditegakkan berdasarkan adanya keluhan yaitu nyeri pada perut bagian

bawah yang menjalar kepinggang, yang disertai dengan adanya pelepasan

lendir bercampur dengan darah, dan sifat nyeri yang dirasakan hilang

timbul dan semakin lama semakin sering dan kuat, serta pada pemeriksaan

dalam di dapatkan pembukaan serviks 8 cm.

3) Pada Ny “S” masalah yang mungkin muncul yaitu pada kala I

kemungkinan terjadinya infeksi jalan lahir yang disebabkan karena adanya

pembukaan serviks dan pemeriksaan dalam yang terlalu sering, pada kala

II yaitu terjadinya kala II lama dimana garis pembukaan mendekati garis

waspada, dan kemungkinan terjadinya distosia bahu, pada kala III

persalinan kemungkinan masalah yang bisa terjadi yaitu terjadinya retensio

plasenta, dan pada kala IV kemungkinan masalah yang dapat terjadi yaitu

kontraksi uterus yang kurang baik.

4) Pada Ny “S” diperlukan tindakan segera, kolaborasi atau rujukan apabila

87
terjadi masalah dalam persalinan tersebut.

5) Rencana tindakan yang telah disusun pada Ny “S” bertujuan agar ibu

mendapatkan penanganan yang bersih dan aman, sesuai dengan kondisinya

dan mencegah terjadinya komplikasi serta mencegah terjadinya trauma

berat pada ibu dan bayinya.

6) Tindakan yang dilakukan bertujuan agar rencana yang disusun tercapai

dengan adanya kerjasama antara bidan dengan petugas lainnya agar dapat

lebih meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan pasien.

7) Tindakan evaluasi pada Ny “S” dengan Asuhan Persalinan Normal dengan

kasus persalinan Prematur telah diberikan semaksimal mungkin dan sesuai

standar pelayanan/rencana asuhan kebidanan serta komplikasi-komplikasi

yang mungkin terjadi dapat teratasi.

8) Pendokumentasian dilaksanakan pada tanggal 19 November 2023 di

Puskesmas Luwuk. Pengkajian dilakukan mulai dari pasien datang sampai

proses persalinan dari Kala I-IV persalinan.

5.2 Saran

1) Bagi Penulis

Diharapkan penulis agar menambah pengetahuan dan wawasan dalam

memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin secara komprehensif.

2) Bagi klien

a. Menganjurkan kepada ibu agar banyak beristrahat.

b. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya secara on

demand.

c. Menganjurkan ibu untuk selalu memperhatikan keadaan bayinya.

88
d. Menganjurkan kepada ibu untuk mengomsumsi makanan dengan gizi

seimbang.

e. Menganjurkan kepada ibu untuk mengomsumsi obat secara teratur

sesuai instruksi yang diberikan.

f. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan organ

genetalianya.

g. Menganjurkan ibu untuk berKB

3) Saran untuk bidan

a. Bidan sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan

pelayanan yang professional sehingga dapat berperan dalam

menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian perinatal

(AKP). Oleh karena itu bidan harus meningkatkan kemampuan,

pengetahuan, keterampilan, melalui program pendidikan, pelatihan-

pelatihan, seminar agar menjadi bidan yang berkualitas sesuai dengan

perkembangan IPTEK.

b. Bidan harus memberikan asuhan sesuai wewenang untuk itu

manajemen kebidanan perlu dikembangkan karena merupakan alat yang

mendasari bagi bidan untuk memecahkan masalah klien dan berbagai

kasus.

c. Seorang bidan hendaknya menganggap bahwa semua ibu hamil

mempunyai resiko untuk komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu

dan janin, oleh karena itu bidan diharapkan mampu mendeteksi secara

dini adanya tanda-tanda bahaya kehamilan dan menganjurkan ibu dan

keluarga segerah kepelayanan kesehatan bila mengalami hal tersebut.

89
4) Saran untuk institusi kebidanan

a. Untuk mendapatkan hasil manajemen asuhan kebidanan yang baik perlu

menyediakan tenaga bidan yang professional untuk menunjang

pelaksanaan tugas.

b. Untuk pelayanan yang lebih berkualitas sesuai dengan kemajuan

teknologi, sebaiknya bidan yang sudah bertugas diberi kesempatan

untuk melanjutkan atau semacam pelatihan-pelatihan.

c. Demi mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan perlukiranya

penyediaan fasilitas/ alat-alat yang memadai untuk penunjang

pelaksanaan tugas-tugas kebidanan dan untuk meningkatkan

keterampilan bidan.

5) Bagi Puskesmas

Diharapkan mampu meningkatkan pelayanan terhadap ibu yang

akan bersalin serta memberkan Asuhan Kebidanan terhadap Ibu dan Bayi

Baru Lahir di Masa Pandemic Virus Covid-19.

DAFTAR PUSTAKA

90
Asri, Hidayat dan Mufdlilah. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Mitra
Cendikia.
Ayah Bunda. Prematur. http://www.ayahbunda.co.id, di akses tanggal 12 Maret
2010.
Azwar, Azrul. 2007. Asuhan Persalinan Normal. Edisi ketiga (revisi). Jakarta:
JNPK-KR.
Dhila. Persalinan Prematur. http://bidandhila.blogspot.com, diakses tanggal 23
Maret 2010.
Drnyol. Serviks Inkompeten. http://drnyol.info/wp-content/uploads, diakses
tanggal 20 April 2010. Health, Womens, Plasenta Previa.
http://www.womenshealthsection.com, diakses tanggal 20 April
2010.
Hidayat dan Mufdlilah. 2009. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Himapid. Persalinan Prematur http://Imapid.blogspot.com/2009/10/, diakses
tanggal 12 maret 2010.
Ilmu Komputer. Persalinan Prematur. http://ilmukomputer2.blogspot.com/2009/
10/html,diakses tanggal 12 maret 2010. Impian, Lentera. Prematur.
http://lenteraimpian.wordpress.com, diakses tanggal 23 Maret 2010.
Koesno, Harni. 2008/ 2009. Mims Bidan. Edisi Perdana. Jakarta: CMP Medica.
Lamadhah, Athif. 2009. Buku Pintar Kehamilan dan Melahirkan. Cet. XIII;
Jogjakarta: DIVA Press (Anggota IKAPI).
Maimunah, Siti. 2011. Kamus Istilah Kebidanan. Jakarta: EGC. Media Ilmu.
Prematuritas. http://mediailmukeperawatan-susanto.blogspot.com,
diakses tanggal 20 April 2010
Morgan, Geri. 2011. Gawat Darurat Obstetri-Ginekologi dan ObstetriGinekologi
Sosial untuk Profesi Bidan. Edisi Kedua. Cetakan pertama; Jakarta:
EGC. 150
Saifuddin, AB. 2017. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Cet. IV;
Jakarta: YBP-SP.
Soepardan, Suriani. 2011. Konsep Kebidanan. Cetakan Pertama; Jakarta: EGC.
UMJ. Kehamilan Ganda. http://reproduksiumj.blogspot.com, diakses

91
tanggal 20 April 2010.
Widjayanegara, Hidayat, dkk. 2012. Prematuritas. Cet. Pertama; Bandung: PT
Refika Aditama.
Wikjnosastro, Hanifa. 2011. Ilmu Kebidanan.Edisi 3. Cet. VII; Jakart

92
DOKUMENTASI

93
Lampiran 1
INFORMED CONSENT

PERNYATAAN TERTULIS KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Wildayanti
Umur : 31 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Institusi : IIK Strada Indonesia
Kediri Jawa Timur

Telah mendapat persetujuan secara terinci dan jelas mengenai :


1. Penyusunan Laporan Praktik Asuhan Kebidanan Persalinan Normal di
Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah
2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subjek ; Melakukan Asuhan Kebidanan
3. Bahaya yang akan timbul ; Tidak ada bahaya potensial bagi responden.
4. Hak undur diri ; Responden memiliki hak untuk bersedia atau tidak bersedia
menjadi responden tanpa ada paksaan apapun.
5. Adanya insentif seperti pemberian makanan atau souvenir kepada responden.

Dan setelah mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai


segala sesuatu yang berhubungan dengan Penyusunan Laporan Praktik Asuhan
Kebidanan tersebut. Oleh karena itu, saya dengan penuh kesadaran bersedia
menjadi responden penelitian dan tanpa keterpaksaan menyatakan bersedia ikut
dalam penelitian. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa
tekanan dari pihak manapun.

Donggala, November 2021


Peneliti Responden

(Wildayanti) (......................................)
NIM. 238211285 Saksi,

94
SOP PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL DI PUSKESMAS
SINTUVU ROSO LABUAN KABUPATEN DONGGALA
SULAWESI TENGAH.

TANGGAL:
JAM :
TEMPAT :
OLEH BIDAN : Wildayanti

1. Pengertian
Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup
kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir.
2. Tujuan
Menjaga kelangsungan hidup dan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu
danbayinya, melalui upaya yang terintergrasi dan lengkap tetapi dengan
intervensiyang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas
pelayanan dapatterjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal)
3. Prosedur : Persiapan Pasien
1) Identifikasi klien
2) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
3) Inform consent
4. Persiapan alat
1) Partus Set
2) Heacting set
3) Kapas dan air DTT
4) Kasa steril
5) Depress
6) Penghisap lendir delle
7) Obat : oxytocin dan spout
8) Doek / alas bokong
9) Handuk dan kain pembungkus bayi
10) Larutan clorin 0,5% dalam Waskom
11) Air DTT dalam Waskom

95
12) Tempat sampah medis dan Non Medis
13) Tempat pakaian kotor
14) Pakaian Ibu dan Pembalut
15) Bengkok
16) Gelas Ukur dan tempat plasenta
17) Tensimeter dan stetoskop
18) Fetoskope
19) APD (Celemek, sepatu boot, masker, topi / nurse cap, kacamata google)
5. Pelaksanaan
I. MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala Dua
 Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
 Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectumdan
vagina
 Perineum tampak menonjol
 vulva dan sfingter ani membuka

II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN


2. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap
digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10unit dan menempatkan
tabung suntik steril sekali pakai didalam partus set.
3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastic yang bersih.
4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci
kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang
bersih.
5. Memakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk semua
pemeriksaan dalam.
6. Mengisap oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (dengan memakai
sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan
kembali di partus set/wadah disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa
mengkontaminasi tabung suntik).

96
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DENGAN JANIN
BAIK
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari
depan kebelakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah
dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum atau
anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan
seksama dengan cara menyeka dari depan kebelakang. Membuang
kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar.
Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua
sarung tangan tersebut dengan benar didalam larutan dekontaminasi,
langkah 9).
8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam
untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap.• Bila
selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap,
lakukan amniotomi.
9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%
dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta
merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci
kedua tangan (sepertidiatas).
10. Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir
untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal
(100–180kali/menit).
• Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
• Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan
semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.
IV. MENYIAPKAN IBU & KELUARGA UNTUK MEMBANTU
PROSES PIMPINAN MENERAN.
11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai
keinginannya.

97
 Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta
janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan
mendokumentasikan temuan-temuan.
 Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka
dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu
mulai meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu utuk
meneran.(Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah
duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
13. Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran :
 Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai
keinganan untuk meneran.
 Mendukungdanmemberisemangatatasusahaibuuntukmeneran.
 Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya ( tidak meminta ibu berbaring terlentang).
 Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
 Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi
semangat pada ibu
 Menganjurkan asupan cairan peroral.
 Menilai DJJ setiap lima menit.
 Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu
primipara atau 60/ menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk
segera. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran.
 Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil
posisi yang aman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60
menit, menganjurkan ibu untuk mulai meneran pada puncak
kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat diantara kontraksi.
 Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
segera setalah 60 menit meneran,merujukibudengansegera

98
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI.
14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6cm,
meletakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan
bayi.
15. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong
ibu.
16. Membuka partus set.
17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
VI. MENOLONG KELAHIRAN BAYI
Lahirnya kelapa
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6cm,
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi,
letakkan tangan yang lain di kelapa bayi dan lakukan tekanan
yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi,
membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu
untuk meneran perlahan-lahan atau bernapas cepat saat kepala
lahir.
 Jika ada mekonium dalam cairan ketuban ,segera hisap mulut
dan hidung setelah kepala lahir menggunakan penghisap lendir
DeLee disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau bola karet
penghisap yang baru dan bersih.
19. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan
kain atau kasa yang bersih.
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai
jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses
kelahiran bayi:
 Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan
lewat bagian atas kepala bayi.
 Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat,mengklemnya di
dua tempat dan memotongnya.
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar
secara spontan. Lahir bahu.

99
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar ,tempatkan kedua
tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya
kearah bawah dan kearah keluar hingga bahu anterior muncul
dibawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik
kearah atas dan kearah luar untuk melahirkan bahu
posterior .Lahir badan dan tungkai.
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala
bayi yang berada di bagian bawah kearah perineum tangan,
membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut.
Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati
perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh
bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian atas)
untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat
keduanyalahir.
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di
atas (anterior) dari punggung kearah kaki bayi untuk
menyangganya saat panggung dari kaki lahir. Memegang kedua
mata kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.
VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi diatas perut
ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya
(bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi ditempat yang
memungkinkan).
26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi
kecuali bagian pusat.
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat
bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kearah
ibu dan memasang klem kedua 2cm dari klem pertama (kearah
ibu).
28. Memegangtali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
gunting dan memotong tali pusat diantara dua klem tersebut.

100
29. Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain
atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala,
membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan
bernapas, mengambil tindakan yang sesuai.
30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk
memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu
menghendakinya.
VIII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
Oksitosin
31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi
abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
32. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan
oksitosin 10unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah
mengaspirasinya terlebih dahulu. Penegangan tali pusat terkendali
34. Memindahkan klem pada tali pusat
35. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada diperut ibu, tepat
diatas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk
melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang
talipusat dan klem dengan tangan yang lain.
36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan
penegangan kearah bawah pada talipusat dengan lembut. Lakukan
tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan
cara menekan uterus kearah atas dan belakang (dorsokranial)
dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio
uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30–40 detik, menghentikan
penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut
mulai.
 Jika uterus tidak berkontraksi,meminta ibu atau seoranga
nggota keluarga untuk melakukan ransangan puting
susu.Mengeluarkan plasenta.
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil

101
menarik tali pusat kearah bawah dan kemudian kearah atas,
mengikuti kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan
berlawanan arah pada uterus. Jika tali pusat bertambah panjang,
pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5–10cm dari vulva.
 Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali
pusat selama 15 menit :
- Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.
- Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung
kemih dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu.
- Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
- Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit
berikutnya.
- Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit
sejak kelahiran bayi.
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina ,melanjutkan kelahiran
plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta
dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga
selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan
selaput ketuban tersebut.• Jika selaput ketuban robek, memakai
sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril dan memeriksa
vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari
tangan atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril
untuk melepaskan bagian selapuk yang tertinggal. Pemijatan
Uterus
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan
masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan
melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).
VIII. MENILAI PERDARAHAN
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempelke ibu maupun
janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa selaput
ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta didalam kantung

102
plastik atau tempat khusus.
 Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase
selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai.
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
IX. MELAKUKAN PROSEDUR PASCAPERSALINAN
42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan
baik. Mengevaluasi perdarahan persalinan vagina.
43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5%, membilas kedua tangan yang masih
bersarung tangan tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan
mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering
44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril
atau mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati
sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
45. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang
berseberangan dengan simpul mati yang pertama.
46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan
klorin 0,5%.
47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.
Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.
48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
EVALUASI
49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan
pervaginam :
 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan.
 Setiap15menit pada 1 jam pertama pascapersalinan.
 Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan.
 Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan
perawatan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri. Jika
ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan

103
penjahitan dengan anestesia local dan menggunakan teknik
yang sesuai.
50. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase
uterus dan memeriksa kontraksi uterus.
51. Mengevaluasi kehilangan darah.
52. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap
15 menit selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30
menit selama jam kedua pascapersalinan.
 Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua
jam pertama pasca persalinan.
 Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak
normal. Kebersihan dan keamanan
53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan
setelah dekontaminasi.
54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi kedalam tempat
sampah yang sesuai.
55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat
tinggi. Membersihkan cairan ketuban lendir dan darah.
Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
56. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.
Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan
makanan yang diinginkan.
57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan
dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.
58. Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%,
membalikkan bagian dalam keluar dan merendamnya dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
DOKUMENTASI
60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)

104
105
LEAFLEAT

TEKHNIK MENYUSUI

OLEH
BIDAN WILDAYANTI
PUSKESMAS LABUAN

1
2
SOAP

Nama Pasien : Ny S

Hari/Tanggal Pengkajian : Minggu, 19 November 2023

Stase : Persalinan

Diagnosa : Ny S usia 22 Tahun G1P0A0 Fase Aktif Kala 1

Subyektif Obyektif Assessment Planning


- Ibu mengatakan ini  Keadaan umum : Baik -G1P0A0, 35 Minggu, Pu-Ki, 1) Bangun komunikasi dan hubungan
kehamilan yang pertama  Kesadaran: Composmentis Presentase kepala, Situs therapeutik dengan pasien.
dan tidak pernah  BB sebelum hamil : 50 kg memanjang, Bergerak Dalam Hasil: Ibu Kooperatif
keguguran sebelumnya.  BB saat periksa : 54 kg, TB Pangul (BDP), Intrauterin, 2) Melakukan protokol kesehatan untuk
- Ibu mengatakan hari : 155 cm Tunggal, Hidup, Keadaan ibu dan pencegahan covid 19 (mencuci tangan
pertama haid terakhir  Tensi: 120/70 mmHg, janin baik, Inpartu Kala 1 fase sebelum dan sesudah melakukan
tanggal 20-03-2023.  Nadi : 84x/menit aktif. tindakan, menggunakan masker,
 Suhu : 36,6 oC memakai APD lengkap).
- Ibu mengatakan tidak
 RR : 22x/menit Hasil: Sudah dilakukan
pernah merasakan nyeri
 Lila : 25 cm 3) Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
perut yang hebat selama
dan keluarga.
hamil. PALPASI Hasil: ibu dan keluarga sudah
- Leopold I : 1/2 Pusat PX, 28 mengetahui hasil pemeriksaan yag
cm, teraba bokong difundus dilakukan oleh bidan.
- Leopold II : Pada bagian kiri ibu 4) Mengobservasi Tanda-tanda vital.
teraba bagian-bagian kecil janin dan Hasil : TD: 110/70 mmhg, N: 80x/m
bagian kanan ibu teraba bagian panjang, P : 20x/m S : 36,6°c
keras seperti papan (pungung janin). 5) Mengobservasi DJJ, Nadi dan His setiap
- Leopold III : Bagian terbawah

3
janin teraba keras, bundar melenting yang 30 menit.
berarti kepala janin dan tidak bisa Hasil:
digoyangkan (sudah masuk P.A.P)
- Leopold IV : Divergen, Kepala
teraba 3/5 bagian diatas sympisis.
- DJJ: 145x/m
- His: 3x 10’ lama 35 detik
-
Pemeriksaan penunjang 6) Mengajarkan ibu teknik relaksasi dan
- HB : 11,9 gr% pengaturan nafas pada saat kontraksi, ibu
- HIV/AIDS : Negatif menarik nafas melalui hidung dan
- HbsAg : Negatif dikeluarkan melalui mulut selama timbul
- Repid covid-19 : Non reaktif kontraksi.
Kala 1 (Pembukaan) Hasil: Sudah dilakukan dan ibu
Tanggal : 19 November 2023 mulai mempraktekannya
Jam : 09.00 Wit 7) Menganjurkan ibu untuk mengosongkan
Hasil VT kandung kemihnya secara rutin selama
- Luka parut vulva/vagina: Tidak ada persalinan.
Hasil: Ibu sudah buang air kecil
kelainan.
dikamar mandi
- Portio : Lunak dan tipis
8) Memberikan intake minuman dan
- Pembukaan : 8 cm makanan pada ibu
- Ketuban : (+) / utuh Hasil: Ibu sedang makan roti dan minum
- Bagian terendah (Denominator) : kepala teh
bagian belakang / ubun-ubun kecil. 9) Mempersiapkan perlengkapan, bahan-
- Penurunan hodge : III bahan dan obat-obatan yang diperlukan
untuk menolong persalinan serta tempat
- Molase : Tidak Ada
penerangan dan lingkungan BBL.
- Bagian menumbung : Tidak Ada Hasil: alat partus sudah siap.

4
- Pelepasan : Lendir dan 10) Mendokumentasikan hasil pemantauan
darah Kala I dalam partograf.
Hasil: patograf sudah diisi.
11) Mengobservasi tanda dan gejala
kala II
Hasil: Sedang dilakukan
pemantauan

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Bd. Anggrawati Wulandari,SST,.S.Keb,.M.Kes Bdn. Kartika Yulidia, S.Tr.Keb

Anda mungkin juga menyukai