Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI“P”UMUR 28 HARI DENGAN


IMUNISASI BCG DI PUSKESMAS TOILI II KABUPATEN
LUWUK BANGGAISULAWESI TENGAH

Oleh :
Wiwik Suryani S. Thaib(2182B1043)

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS KEPERAWATAN


DAN KEBIDANAN IIK STRADA INDONESIA KEDIRI
JAWA TIMUR TAHUN 2022

PERSETUJUAN

i
Laporan Praktik dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi “P” Umur28
HariDengan Imunisasi BCG” di Puskesmas Toili II Kabupaten Luwuk Banggai
Sulawesi Tengah, telah disetujui oleh pembimbing penyusunan Asuhan pada :

Hari/ Tanggal : 11 Mei 2022

Banggai, Mei 2022


Mahasiswa

Wiwik Suryani

Mengetahui

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

(Bd. Miftakhur Rohmah, SST,.S.Keb,.M.Keb) (Bd.Tri Utami, STr.Keb)


NIDN: 714098904

KATA PENGANTAR

ii
Puji dan Syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Mana Esa yang

selalu menyertai dan mencurahkan kasih dan karuniaNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas Askeb Komprehensif yang berjudul “Asuhan Kebidanan

Pada Bayi “P” Umur28 HariDengan Imunisasi BCG Di Puskesmas Toili II

Kabupaten Banggai Sulawesi tengahTahun 2022”.

Penulis menyadari bahwa Laporan Praktik Askeb Komprehensif ini masih

jauh dari sempurna dan masih banyak keterbatasan-keterbatasan. Pada

kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang

telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini antara lain, yaitu:

1. Dr. dr. Sentot Imam Suprapto, MM, selaku Rektor Institu Ilmu Kesehatan

STRADA Indonesia yang selalu mengispirasi dan sebagai motivator dalam

selama menyelesaiakn studi.

2. Dr. Byba Melda Suhita,.S.Kep,.Ners,.M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan yang sangat berjasa dan telah memberikan dedikasinya terhadap

program studi ini.

3. Bd. Miftakhur Rohmah, SST,.S.Keb,.M.Keb, selaku Ketua Program Studi D-V

Kebidanan dan selaku pembimbing Akademik yang sangat berjasa dan telah

memberikan dedikasinya terhadap program studi ini.

4. Bd.Tri Utami, STr.Keb, selaku pembimbing Lahan dengan keluasan ilmunya

yang telah sabar membimbing dan memberikan berbagai masukan dalam

penyusunan Askeb Komprehensif ini.

5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang sudah

membantu tersusun dan terselesaikannya laporan Askeb Komprehensif ini.

Akhir kata peneliti menyadari bahwa laporan praktik Askeb ini masih jauh dari

iii
kesempurnaan, akan tetapi semoga karya yang sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua.

Banggai, Mei 2022

Penulis

DAFTAR ISI

iv
COVER................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................vii
DAFTAR TABEL...........................................................................................viii
BAB I PENDAHULAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum.....................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus....................................................................2
1.3 Manfaat.........................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................5
2.1 Konsep Dasar Bayi........................................................................5
2.1.1 Pengertian Bayi...................................................................5
2.2 Konsep Dasar Tumbuh Kembang.................................................5
2.2.1 Pengertian Pertumbuhan.....................................................5
2.3 Konsep Dasar Perkembangan.......................................................9
2.3.1 Pengertian Perkembangan...................................................9
2.4Perkembangan Pada Usia Bayi....................................................17
2.5Kebutuhan Pada Bayi...................................................................19
2.6 Konsep Dasar Imunisasi..............................................................22
2.6.1 Pengertian Imunisasi.........................................................22
2.6.2 Tujuan Imunisasi...............................................................23
2.6.3 Macam –macam Imunisasi...............................................23
2.6.4 Penyakit yang dapat Dicegah dengan Imunisasi...............24
2.6.5 Macam-macam Vaksin......................................................24
2.6.6 Sasaran dan Jadwal Pemberian Imunisasi.........................25
2.6.7 Jenis-jenis Vaksin..............................................................26
2.6.8 Indikator VVM..................................................................31
2.7 Kajian Jurnal.............................................................................31

v
2.8 Protokol Covid-19....................................................................31
2.9 Konsep Dasar Mananjemen Kebidanan....................................32
2.9.1 Pengertian.........................................................................33
2.9.2 Tujuan Mananjemen Kebidanan.......................................33
2.9.3 Proses Manajemen Kebidanan..........................................33
2.10 Pathway...................................................................................36
BAB III TINJAUAN KASUS.....................................................................37
3.1 Data Dasar................................................................................37
3.2 Analisa/Diagnosa......................................................................42
3.3 Rencana Tindakan....................................................................42
3.4 Penatalaksanaan........................................................................43
3.5 Evaluasi....................................................................................44
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................46
BAB V PENUTUP.....................................................................................49
5.1 Kesimpulan...............................................................................49
5.2 Saran.........................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................52

vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pathway.........................................................................................36

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tumbuh Kembang Bayi......................................................................7


Tabel 2.2 Perkembangan Pada Usia Bayi..........................................................16

vii
Tabel 2.3 Tahapan Perkembangan Pertumbuhan Bayi......................................17
Tabel 2.4 Kemampuan Bicara dan Bahasa Pada Bayi......................................18
Tabel 2.5 Kemampuan Sosisalisasi dan Kemandirian Pada Bayi.....................18
Tabel 2.6 Jadwal Pemberian Imunisasi.............................................................25

viii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan pembangunan nasional di bidang kesahatan terutama ditujukan

unutk penurunan angka kematian bayi dan perinatal, penurunan angka

kematian bayi dan balita, penurunan angka kesakitan anak usia sekolah dan

remaja serta penurunan derajad kesehatan anak secara keseluruhan yang akan

menjamin proses tumbuh kembang anak secara optimal menuju generasi

muda yang sehat sebagai sumber daya pembangunan.

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2019 angka kematian ibu berada pada angka 307/100.000 kelahiran hidup dan

angka kematian bayi 35/1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi yang

cukup tinggi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu hipotermia,

asfiksia, BBLR dan infeksi. Selain itu, dalam perjalanan pertumbuhan dan

perkembangannya dapat disebabkan oleh kekurangan gizi dan terjangkitnya

penyakit (Saifuddin, 2014).

Untuk itu, pemerintah membuat Program Pengembangan Imunisasi

(PPI) untuk mendapat perlindungan terhadap 7 penyakit utama yaitu penyakit

TBC, Difteria, Tetanus, Pertusis, Poliomelitis, Camak dan Hepatitis B.

Dengan demikian sebagai petugas kesehatan dalam usaha menurunkan

angka kesakitan dan kematian diatas sangat perlu mengetahui dan terampil

dalam pemberian imunisasi dalam upaya mencegah suatu penyakit tertentu

sehingga tercapai suatu target yang tetapkan dalam MDGS 2020 untuk

menurunkan angka kematian bayi yaitu mencapai harapan 23/1000 kelahiran

1
hidup.

Selain itu, agar kehidupan anak berlangsung dalam keadaan sehat dan

mempunyai kekebalan aktif dalam tubuhnya maka perlu adanya pemantauan

tumbuh kembang secara berkala dan imunisasi dengan harapan adanya

kelainan dapat terdeteksi sejak dini sehingga bayi dan anak dapat tumbuh dan

berkembang secara normal sesuai dengan usianya.

Dengan adanya peningkatan kemampuan tenaga kesehatan khususnya

bidan yang berkualitas dan terampil yang merata di tanah air, maka hal-hal

tersebut diatas dapat tercapai dalam bidang kesehatan ibu dan anak sehingga

dalam hal ini bidan mempunyai peran dan tanggung jawab yang besar.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu Menerapkan dan mengembangkan pola pikir

dalam megambil keputusan guna menentukan asuhan Neonatus,

Bayibalita dan Apras secara komprehensif.

1.2.2 Tujuan Khusus

Dalam melakukan asuhan kebidanan pada Bayi “P” Umur 28 Hari,

diharapkan mahasiswa mampu mengetahui tentang:

1) Melakukan pengkajian data pada Bayi “P”Umur28 Hari Dengan

Imunisasi BCG di Puskesmas Luwuk Kabupaten Luwuk Banggai

Sulawesi Tengah.

2) Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan pada Bayi “P”

Umur 28 Hari Dengan Imunisasi BCG di Puskesmas Luwuk

Kabupaten Luwuk Banggai Sulawesi Tengah.

2
3) Mengantisipasi masalah potensial pada Bayi “P” Umur 28 Hari

Dengan Imunisasi BCG di Puskesmas Luwuk Kabupaten Luwuk

Banggai Sulawesi Tengah.

4) Mengidentifikasi kebutuhan segera pada Bayi “P” Umur 28 Hari

Dengan Imunisasi BCG di Puskesmas Luwuk Kabupaten Luwuk

Banggai Sulawesi Tengah.

5) Membuat rencana tindakan yang akan dilakukan pada Bayi “P”

Umur 28 Hari Dengan Imunisasi BCG di Puskesmas Luwuk

Kabupaten Luwuk Banggai Sulawesi Tengah.

6) Melaksanakan tindakan yang akan dilakukan pada Bayi “P” Umur

28 Hari Dengan Imunisasi BCG di Puskesmas Luwuk Kabupaten

Luwuk Banggai Sulawesi Tengah.

7) Mengevaluasi pelaksanaan kebidanan pada Bayi “P” Umur 28 Hari

Dengan Imunisasi BCG di Puskesmas Luwuk Kabupaten Luwuk

Banggai Sulawesi Tengah.

1.3 Manfaat

1. Bagi Penulis : Mendapat pengalaman serta dapat menerapkan teori

yang didapat dalam perkuliahan dengan kasus nyata dalam pelaksanaan

praktek klinik.

2. Bagi Klien : Agar mengetahui masalah yang mungkin terjadi

yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada Bayi “P”Umur28 Hari

Dengan Imunisasi BCG di Puskesmas Luwuk Kabupaten Luwuk Banggai

Sulawesi Tengah.

3
3. Bagi Institusi : Sebagai bahan kepustakaan bagi yang

membutuhkan asuhan kebidanan dan perbandingan pada penanganan

kasus tumbuh kembang bayi.

4. Bagi lahan : Sebagai bahan kepustakaan dalam memberikan

asuhan kebidanan pada Bayi “P”Umur28 Hari Dengan Imunisasi BCG di

Puskesmas Luwuk Kabupaten Luwuk Banggai Sulawesi Tengah.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Bayi

2.1.1 Pengertian Bayi

Bayimerupakanmahlukyangsangatpekadanhalus(Choirunisa,2013

).Masa bayi adalahsaatbayiberumursatubulansampaiduabelasbulan

(Anwar,2014). Masabayidimulaidari usia0–12bulanditandai

denganpertumbuhandan perkembanganfisikyangcepatdisertai

denganperubahandalam kebutuhangizi (Notoatmodjo,2015).

Tahapanpertumbuhanpadamasabayidibagimenjadimasa neonates

denganusia0-28haridanmasapascaneonatus dengan usia 29 hari-12

bulan(Nursalam,2013).

Masabayimerupakan bulan

pertamakehidupankritiskarenabayiakan mengalamiadaptasi

terhadaplingkungan,perubahansirkulasidarah,sertamulai

berfungsinyaorgan-organ tubuh,danpadapasca neonates bayi

akanmengalami pertumbuhanyangsangatcepat(Perry&Potter, 2013).

2.2 Konsep Dasar Tumbuh Kembang

2.2.1 Pengertian Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh

5
tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur.Pertumbuhan merupakan

perubahan yg terbatas pada pola fisik yang dialami oleh individu.

Pertumbuhan berkaitan dg perubahan ukuran, besar, jumlah atau

dimensi pada tingkat sel, organ maupun individu.

Pertumbuhan bersifat kuantitatif dan dapat diukur dg satuan BB

(gr, Kg), satuan panjang (cm, m), umur tulang dan keseimbangan

metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh). Pertumbuhan

(growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu

bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ maupun

individu. Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan

juga ukuran dan struktur organ-organ tubuh otak (Soetjiningsih, 2013).

a. Berat Badan

- 2 kali BB lahir: 4-5 bulan

- 3 kali BB lahir: 3 bulan

- 4 kali BB lahir: 2 tahun

Rata-rata berat badan bayi saat lahir adala 3,5 kg. Kenaikan berat

badanper bulan pada tahun pertama, berkisar antara: ·

- 700-1000 gr/bulan pada triwulan I

- 500-600 gram/bulan pada triwulan II

- 350-450 gram/bulan pada triwulan III

Kenaikan berat badan per hari

- 20-30gram pada 3-4 bulan pertama

- 15-20gram pada sisa tahun pertama

b. Panjang Badan

6
Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm. Pada

umur 1 tahun: 1,5x panjang badan lahir (75 cm).

c. Kepala

Pertumbuhan tulang kepala mengikuti pertumbuhan otak. Waktu

lahir berat otak bayi sudah ¼ berat otak dewasa, jumlah selnya

mencapai 2/3 jumlah sel otak orang dewasa. Lingkar kepala waktu

lahir rata-rata adalah 34-35 cm dan lingkar kepala ini lebih besar dari

pada lingkar dada. Pada anak umur 6 bulan, lingkar kepala rata-rata

adalah 44 cm, umur 1 tahun 47 cm dan 2 tahun 49 cm.

Tabel 2.1 Tumbuh Kembang Bayi

Berat Badan (kg) Panjang Badan (cm) Lingkar kepala (cm)


Umur Laki Perempuan Laki Perempuan Laki Perempuan
1 bulan 3,3-5,7 3,2-5,5 50,8-56,8 49,8-57,6 35-39,5 34 ,1-38, 7
2 bulan 4,2-6,9 4,0-6,7 54,4-62,6 53-61,1 37-41 35 ,6-40, 4
3 bulan 5,0-8,0 4,6-7,5 57,3-65,6 53,6-64 38,43 36 ,7-41, 7
4 bulan 5,6-8,7 5-8,3 59,7-68 57,8-66,4 39,3-44 38 ,1-43, 3
5 bulan 6-9,3 5,4-8,9 61,7-70,4 59,6-68,5 40-45 39-44
6 bulan 6,3-9,8 5,8-9,3 63,2-71,9 61,2-70,3 41-45,7 39 ,6-44, 8
7 bulan 6,7-10,3 6-9,8 64,8-73,6 62,7-71,9 41,5-46,5 40 ,3-45, 5
8 bulan 6,9-10,7 6,2-10,2 66,2-75 64-73,5 42-47 40,8-46
9 bulan 7,2-11,1 6,5-10,6 67,5-76,3 65,3-75 42,5-47,5 41 ,2-46, 5
10 bulan 7,4-11,4 6,8-10,9 68,7-77,9 66,5-76,4 43-48 41,5-47
11 bulan 7,1-11,7 6,9-11,2 69,9-79,2 67,7-77,8 43,3-48,3 41 ,8-47, 3
12 bulan 7,8-12 7,1-11,5 71-81,5 68-79,2 43,5-48,6 42 ,2-47, 6
15 bulan 8,3-12,9 7,5-12,3 74,1-84,2 72-83 44,3-49,5 42 ,9-48, 4
1,5 tahun 8,8-13,7 8,1-13,2 76,9-87,7 74,9-86,5 44,8-50 43,5-49
2 tahun 9,7-15,3 9-14,8 81,7-93,9 80-92,9 45,5-51 44,4-50
2,5 tahun 10,5-16,8 10-16,5 86,2-98,2 83,6-97,7 46,3-51,7 45 ,1-50, 8
3 tahun 11,3-18,3 10,8-18,1 88,7-103,5 87,5-102,6 46,7-52,3 45 ,7-51, 3
Berat Badan (kg) Panjang Badan (cm) Lingkar kepala (cm)
Umur Laki Perempuan Laki Perempuan Laki Perempuan
3,5 tahun 12-19,7 11,7-19,7 91,9-107,8 91-107,2 47-52,7 46 ,1-51, 8

7
4 tahun 12,7-21,2 12,4-21,5 94,9-111,7 94-111,3 47,3-53,2 46 ,5-52, 1
4,5 tahun 13,4-22,6 13-23,2 97,6-115,5 97-115,2 47,5-53,5 46 ,8-52, 5
5 tahun 14,1-24,2 13,8-24,9 107-119,2 100-119 47,8-53,7 47 ,1-52, 8

Kenaikan Berat Otak

Umur Kenaikan Berat Otak: gram/24 jam


6-9 bulan kehamilan 3
Lahir -6 bulan 2
6 bulan - 3 tahun 0 , 35
3-6 tahun 0 , 15

d. Gigi

Gigi pertama tumbuh padaumur 5-9 bulan. Pada umur 1 tahun,

sebagian besar anak mempunyai 6-8 gigi susu. Selama tahun kedua

gigi tumbuh 8 buah lagi, sehingga jumlah seluruhnya adalah 14-16

gigi.

e. Jaringan Lemak

Selain otot, jaringan lemak juga menentukan ukuran dan bentuk

tubuh seseorang. Pertambahan jumlah sel lemak meningkat pada

trimester III kehamilan sampai pertengahan masa bayi. Banyak dan

besarnya sel lemak menentukan gemuk atau kurusnya seseorang.

Pertumbuhan jaringan lemak melambat sampai anak berumur 6

tahun (Soetjiningsih, 2013).

f. Pertumbuhan usia 1 - 6 Bulan

 Berat badan rata-rata naik 140-200 gram/mingg

8
 Panjang badan rata-rata bertambah 2.5 cm/bulan

 Lingkar kepala rata-rata bertambah 1.5 cm/bulan

g. Pertumbuhan usia 6 - 12 Bulan

- Pada usia 12 bulan berat badan mencapai 3 kali berat badan

lahir dan rata-rata pertambahan adalah 90 - 150 gram/minggu.

- Pada usia 12 bulan panjang badan rata-rata bertambah 25 - 30

cm. Pada usia bayi ini sebagian besar peningkatan panjang

badan terjadi pada batang tubuh/badan dari pada kaki.

- Lingkar kepala rata-rata bertambah 0.5 cm/bulan. Pada usia 12

bulan lingkar kepala akan mencapai 46 - 47 cm.

- Fontanel anterior (ubun-ubun depan) menjadi agak lebar pada

usia 6 bulan dan akan menutup pada usia 12 - 18 bulan.

Fontanel posterior (ubun-ubun belakang) menutup pada usia 6 -

8 minggu).

- Pertumbuhan gigi susu pertama kali terjadi pada usia 6 - 8 bulan

dengan diawali keluarnya gigi seri tengah bawah. Umumnya

ketika berisia 12 bulan anak memiliki 6 - 8 gigi.

2.3 Konsep Perkembangan

2.3.1 Pengertian Perkembangan

Perkembangan (development) adalah perubahan yang bersifat

kuantitatif dan kualitatif. Dan bertambahnya kemampuan (skill) struktur

dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur dan

dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan/

maturitas.Termasuk perkembangan kognitif, bahasa, motorik, emosi dan

9
perkembangan perilaku sebagai hasil dari ineraksi dengan

lingkungannya. Perkembangan merupakan perubahan yang bersifat

progresif, terarah dan terpadu/koheren.

Progesif mengandung arti bahwa perubahan yang terjadi

mempunyai arah tertentu dan cenderung maju ke depan, tidak mundur

ke belakang. Terarah dan terpadu menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang pasti antara perubahan yang terjadi pada saat ini,

sebelumnya dan berikutnya (Soetjiningsih, 2013). Faktor – factor yang

Mempengaruhi Tumbuh Kembang:

a. Genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil

akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui intruksi genetik yang

terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan

kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan

kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap

rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.

Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan

yang normal dan patologik, jenis kelamin, dan suku.

b. Faktor prenatal

1. Gizi ibu pada waktu hamil

Gizi ibu hamil yang jelek sebelum terjadinya kehamilan

maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menyebabkan

bayi BBLR (berat badan lahir rendah) atau lahir mati dan jarang

menyebabkan cacat bawaan. Disamping itu dapat pula

10
menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada

bayi baru lahir, mudah terkena infeksi, abortus, dan sebagainya.

2. Faktor mekanis

Trauma dan cairan air ketuban yang kurang dapat

menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan.

Demikian pula pada posisi janin pada uterus dapat mengakibatkan

talipes, dislokasi panggul, tortikolis congenital, palsi fasialis, atau

kranio tabes.

3. Toksin atau zat kimia

Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap

zat-zat teratogen. Misalnya obat-obatan seperti thalidomide,

phenitoin, methadion, obat-obat anti kanker. Demikian pula

dengan ibu hamil yang perokok berat atau peminum alcohol

kronis dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang

dilahirkannya.

4. Endokrin

Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan

janin adalah somamotropin, hormon plasenta, hormon tiroid,

insulin dan peptide-peptida lain dengan aktivitas mirip insulin.

Cacat bawaan sering terjadi pada ibu diabetes yang tidak

mendapat pengobatan, umur ibu kurang dari 18 tahun/lebih dari

35 tahun, defesiensi yodium pada waktu hamil.

5. Radiasi

Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat

11
menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau

cacat bawaan lainnya. Sedangkan efek radiasi pada orang laki-laki

dapat mengakibatkan cacat bawaan pada anaknya.

6. Infeksi

Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan

adalah TORCH (Toxoplasmosis. Rubella, Cytomegalovirus,

Herpes Simplex). Sedangkan infeksi lainnya yang juga dapat

menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, lues,

HIV, polio, campak, dan virus hepatitis.

7. Stress

Stress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat

mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan,

kelainan kejiwaan dan lain-lain.

8. Imunitas

Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan

abortus, hidrops fetalis, kern ikterus, atau lahir mati.

9. Anoksia Embrio

Menurunnya oksigenjanin melalui gangguan pada plasenta

atau tali pusat, menyebabkan berat badan lahir rendah.

c. Faktor Postnatal

1. Lingkungan biologis

- Ras: Pertumbuhan somatic juga dipengaaruhi oleh ras/suku

bangsa.

- Jenis kelamin: Dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit

12
dibandingkan anak perempuan tetapi belum diketahui secara

pasti penyebabnya.

- Umur: Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh

karena itu masa itu anak mudah sakit dan mudah terkena

kurang gizi. Disamping itu masa balita merupakan dasar

pembentukan kepribadian anak.

- Gizi: Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh

kembang anak berebeda dengan orang dewasa karena makanan

bagi anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan dimana

pengaruhi oleh ketahanan makanan keluarga.

- Perawatan kesehatan: Perawatan kesehatan yang teratur dan

menimbang anak secara rutin setiap bulan akan menunjang

tumbuh kembang anak.

- Kepekaan terhadap penyakit: Dengan memberikan imunisasi

maka diharapkan anak terhindar dari penyakit-penyakit yang

sering menyebabkan cacat atau kematian.

- Penyakit kronis: Anak yang mengalami penyakit menahun

akan terganggu perkembangan, dan pendidikannya, disamping

itu anak menjadi mudah stress akan penyakitnya.

- Fungsi metabolisme: Karena danya perbedaan yang mendasar

pada proses metabolisme pada berbagai umur maka kebutuhan

akan berbagai nutrien harus didasarkan perhitungan yang tepat.

- Hormon: Hormone yang berpengaruh pada tumbuh kembang

natara lain adalah somamotropin, tiroid, hormone seks, insulin

13
dan hormone yang dihasilkan kelenjar adrenal.

2. Faktor fisik

- Cuaca: Musim kemarau yang panjang dapat berdampak pada

tumbuh kembang anak akibat gagalnya panen banyak anak

menderita kurang gizi.

- Sanitasi: Sanitasi lingkungan memiliki peran cukup dominan

dalam penyediaan lingkungan yang mendukung kesehatan

anak dan tumbuh kembangnya. Kebersihan diri dan lingkungan

yang kurang akan menyebabkan anak mudah sakit

- Keadaan rumah: Struktur bangunan, ventilasi, cahaya, dan

kepadatan hunian.

- Radiasi: Tumbuh kembang anak dapat terganggu karena danya

radiasi tinggi.

3. Faktor Psikososial

- Stimulasi: Merupakan hal yang penting dalam tumbuh

kembang anak. Anak yang mendapat stimulus teratur lebih

cepat berkembang dari pada yang kurang/tidak mendapat

stimulus.

- Motivasi belajar: Motivasi belajar dapat ditumbulkan secaraa

dini, dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk

belajar misalnya lingkungan sekolah yang tidak terlalu jauh,

suasana yang menyenangkan.

- Ganjaran atau hukuman yang wajar: Ganjaran akan

menimbulkan motivasi yang besar dan kuat bagi anak untuk

14
mengulangi tingkah lakunya jadi jika anak berbuat benar

berilah ganjaran sepeerti pujian, ciuman, atau tepuk tangan.

- Kelompok sebaya: Untuk proses sosialisasi dengan

lingkungannya anak memerlukan teman sebaya. Tetapi

perhatian orang tua tetap dibutuhkan untuk memantau dengan

siapa anak bergaul.

- Stress: Stress juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak

misalnya akan menari diri, rendah diri, terlambat bicara, dan

nafsu makan menurun

- Sekolah: Dengan adanya program pemerintah yang

memikirkan perkembangan anak sejak dini dengan mulai

digalakkannya pendidikan anak usia dini maka, diharapkan

generasi penerus akan lebih baik lagi.

- Cinta dan kasih saying: Salah satu hak anak adalah untuk

dicintai dan dilindungi. Anak memerlukan kasih sayang dan

perlakuan adil dari orang tuanya.

- Kualitas interaksi anak-orang tua: Interaksi timbal balik antara

orang tua dan anak akan menimbulkan keakraban dalam

keluarga. Anak akan terbuka dengan kedua orang tuanya

sehingga komunikasi dua arah bisa berlangsung optimal.

4. Faktor Keluarga Dan Adat Istiadat

- Pekerjaan atau pendapatan keluarga yang memadai akan

menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat

menyediakan semua kebutuhhan anak baik primer ataau

15
sekunder.

- Pendidikan orang tua: Dengan pendidikan orang tua yang baik

maka orang tua dapaat menerima segela informasi dari luar

terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana

menjaga kesehatan, dan pendidikannya.

- Jumlah saudara: Jumlah anak yang banyak pada keluaraga

dengan social ekonomi cukup akan mengkibatkan

berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak.

- Jenis kelamin dalam keluarga: Pada masyarakat tradisional

wanita mempunyai status yang lebih rendah disbanding laki-

laki sehingga angka kematian bayi, dan malnutrisi masih tinggi

pada wanita.

- Stabilitas rumah tangga: Stabilitas dan keharmonisan rumah

tangga mempengruhi tumbuh kembang anak. Tumbuh

kembang anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis

dibandingkan dengan mereka yang kurang harmonis.

- Kepribadian orang tua: Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka

tentu akan mempengaruhi pola tumbuh kembang anak

- Adat-istiadat: Adat istiadat yang berlaku ditiap daerah akan

berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Demikian pula

dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat

- Agama: Pengajaran agama harus suadah ditanamkan pada anak

sedini mungkin, karena dengan pengetahuan agama yang baik

akan menuntun anak untuk berbuat kebaikan dan kebajikan.

16
2.4 Perkembangan Pada Usia Bayi

Berikut ini perkembangan bayi pada motorik kasar dan halus berdasarkan

umur:

Tabel 2.2Perkembangan Pada Usia Bayi

Umur Perkembangan
Dari lahir – 3 bulan • Belajar mengangkat kepala
• Belajar mengikuti objek dengan matanya
• Melihat kemuka orang dengan tersenyum
• Bereaksi terhadap suara/bunyi
• Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan
kotak
• Menahan barang yang dipegangnya
• Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
Dari 3-6 bulan • Mengangkat kepala 90° dan mengangkat dada dengan bertopang tangan
• Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau
diluar jangkauannya
• Menaruh benda-benda dimulutnya
• Berusaha memperluas lapangan pandangan
• Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
• Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
Umur Perkembangan
Dari 6-9 bulan • Dapat duduk tanpa dibantu
• Dapat tengkurap dan berbalik sendiri
• Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
• Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
• Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
• Bergembira dengan melempar benda-benda
• Mengeluarkan kata-kata tanpa arti
• Mengenal muka anggota keluarga dan takut kepada orang lain/asing
Mulai berpartisipasi dalam permainan bertepuk tangan dan
sembunyisembunyian
Dari 9-12 bulan • Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu
• Dapat berjalan dengan dituntun
• Menirukan suara
• Mengulang bunyi yang didengarnya
• Belajar menyatakan satu atau dua kata
• Mengerti perintah sederhana atau larangan
• Memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya,
ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya
Berpartisipasi dalam permaina
Dari 12-18 bulan • Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekelilingnya
• Menyusun 2 atau 3 kotak
• Dapat mengatakan 5 sampai 10 kata
• Memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing
Dari 18 – 24 bulan • Naik turun tangga
• Menyusun 6 kotak
• Menunjuk mata dan hidungnya
• Menyusun 2 kata
• Belajar makan sendiri
• Menggambar garis di kertas atau pasir
• Mulai belajar mengontrol BAB dan BAK

17
• Menaruh minta pada apa yang dikerjakan oleh orang yang lebih besar
• Memperlihatkan minta kapada anak lain dan bermain-main dengan
mereka

Tahapan Perkembangan Dan Pertumbuhan Bayi

Tabel 2.3 Tahapan Perkembangan Dan Pertumbuhan Bayi

Usia Motorik kasar Motorik halus


0-3 bulan Mengangkat kepala, • Melihat, meraih dan menendang mainan
guling-guling, gantung,
menahan kepala tetap • Memperhatikan benda bergerak,
tegak, • Melihat benda-benda kecil,
• Memegang benda,
• Meraba dan merasakan bentuk
permukaan,
Usia Motorik kasar Motorik halus
3-6 bulan Menyangga berat, • Memegang benda dengan kuat,
mengembangkan kontrol • Memegang benda dengan kedua tangan,
kepala. • makan sendiri,
Duduk. • Mengambil benda-benda kecil.
6-9 bulan Merangkak menarik ke • Memasukkan benda kedalam wadah,
posisi berdiri berjalan • Bermain ‘genderang’
berpegangan berjalan • Memegang alat tulis dan mencoret-coret
dengan bantuan. • Bermain mainan yang mengapung di air
• Membuat bunyi-bunyian.
• Menyembunyikan dan mencari mainan
9-12 bulan bermain bola membungkuk • Menyusun balok/kotak
berjalan sendiri naik • Menggambar
tangga. • Bermain di dapur.

Tabel 2.4 Kemampuan Bicara Dan Berbahasa Pada Masa Bayi


Usia Kemampuan Bicara dan Bahasa
0-3 bulan Prabicara, meniru suara-suara, mengenali berbagai suara.
3-6 bulan Mencari sumber suara, menirukan kata-kata.
6-9 bulan Menyebutkan nama gambar di buku majalah, menunjuk dan menyebutkan nama
gambar-gambar.
9-12 bulan Menirukan kata-kata berbicara dengan boneka bersenandung dan bernyanyi.

Tabel 2.5 Kemampuan sosialisasi dan kemandirian pada masa bayi


Usia Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian
0-3 bulan • Memberi rasa aman dan kasih saying
• Mengajak bayi tersenyum
• Mengajak bayi mengamati benda-benda dan keadaan di sekitarnya.
• Meniru ocehan dan mimik muka bayi.
• Mengayun bayi.
• Menina bobokan.
Usia Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian
3-6 bulan • Bermain “ciluk ba’,
• Melihat dirinya di kaca,
• Berusaha meraih mainan.

18
6-9 bulan • Mulai bermain atau ‘bersosialisasi’ dengan orang lain.
• Mulai melambaikan tangan jika ditinggal pergi.
• Mulai membalas lambaian tangan orang lain.
9-12 bulan • Minum sendiri dari sebuah cangkir,
• Makan bersama-sama
• \Menarik mainan yang letaknya agak jauh.

2.5 Konsep Dasar Kebutuhan Pada Bayi

Kebutuhan dasar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

1) Asuh

Soetjiningsih (2013) menyatakan bahwa asuh menunjukkan

kebutuhan bayi dalam mendukung pertumbuhan otak dan jaringan tubuh,

sehingga bayi membutuhkan nutrisi yang penuh dengan makanan bergizi.

Kebutuhan asuh merupakan kebutuhan fisik dan biologisyang meliputi

kebutuhan nutrisi, imunisasi, kebersihan badan dan lingkungan tempat

tinggal, pengobatan, bergerak dan bermain. Kebutuhan fisik dan biologis

ini berpengaruh pada pertumbuhan fisik yaitu otak, alat penginderaan,

dan alat gerak yang digunakan oleh anak untuk mengeksplorasi

lingkungan, sehingga berpengaruh pada kecerdasan anak, apabila

kebutuhan ini tidak terpenuhi maka kecerdasan anak juga ikut terganggu

(Soedjatmiko, 2013).

2) Asah

Soetjiningsih (2013) menyebutkan bahwa kebutuhan asah

merupakan kebutuhan rangsangan atau stimulasi yang dapat

19
meningkatkan perkembangan kecerdasan anak secara optimal.

Kebutuhan asah berhubungan dengan perkembangan psikomotor anak.

Pemberian ASI eksklusif pada anak akan melatih anak untuk

berhubungan dengan manusia lainnya khususnya dengan ibunya,

sehingga perkembangan psikososial anak dapat mulai berkembang

dengan baik. Kebutuhan asah (kebutuhan stimulasi mental secara dini)

merupakan awal dari proses pembelajaran, mendidik, dan merangsang

perkembangan anak yang dilatih sedini mungkin, utamanya pada anak

berusia 4-5 tahun yang merupakan golden year anak. Latihan dan

perangsangan perkembangan anak sedini mungkin akan membentuk anak

memiliki etika, kepribadian yang baik, arif, dan memiliki kecerdasan,

kemandirian, keterampilan, produktivitas yang baik (Rahmawati, 2015).

Stimulasi menjadi suatu kebutuhan penting bagi anak, namun

pemberian stimulasi juga harus memperhatikan waktu yang tepat yaitu

saat anak siap menerima stimulasi dari luar. Saat anak siap menerima

stimulasi dari luar maka fase ini disebut periode kritis. Saat anak dalam

periode kritis, maka stimulasi akan berdampak positif, namun apabila

periode kritis terlewatkan maka stimulasi tidak berpengaruh bagi anak

(Gunarsa, 2014).

Stimulasi untuk tumbuh kembang anak dapat dilakukan dengan

memberikan permainan atau bermain dengan anak. Bermain adalah

kegiatan anak untuk mempraktikkan keterampilan, berekspresi atas

pemikirannya, anak menjadi kreatif, dan persiapan untuk anak menjadi

berperilaku dewasa. Bermain memberikan stimulasi pada kemampuan

20
kognitif dan afektif yang merupakan sebuah kebutuhan bagi anak

sebagaimana kebutuhan fisik lainnya. Bermain dapat membuat anak

tumbuh dengan kematangn fisik, emosional, mental, dan anak

berkembang menjadi anak yang kreatif, cerdas, dan penuh inovasi

(Hidayat, 2013).

Orang tua harus mengetahui maksud dan tujuan permainan sebelum

permainan itu diberikan kepada anak. Fungsi dari bermain diantaranya

adalah membantu perkembangan motorik dan sensorik anak, membantu

perkembangan kognitif anak, meningkatkan kemampuan sosisalisasi

anak, dan meningkatkan kreativitas (Hidayat, 2013).

Tindakan stimulasi tidak hanya bersumber dari permainan

melainkan berbagai aktivitas, seperti latihan gerak, berbicara, berpikir,

kemandirian, dan sosialisasi. Stimulasi sesuai dengan umur dan prinsip

stimulasi. Aktivitas stimulasi dilakukan dengan prinsip bahwa stimulasi

merupakan sebuah ungkapan kasih sayang pada anak, bermain dengan

anak. Stimulasi dilakukan bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan

tahap perkembangan anak (Suherman, 2013).

3) Asih

Kebutuhan yang dipenuhi dari rasa kasih sayang dan luapan emosi.

Orang tua terkadang melupakan pentingnya binaan tali kasih sayang

(asih) antara anak dan orang tua dibentuk sejak anak masih di dalam

kandungan hal ini akan dapat dirasakan juga oleh anak (Soetjiningsih,

2013).

Kebutuhan asih merupakan kebutuhan bayi guna mendukung

21
perkembangan emosi, kasih sayang, dan spiritual anak (Soetjiningsih,

dkk,2013).

Kebutuhan asih juga dapat memberikan rasa aman jika dapat

terpenuhi dengan cara kontak fisik dan psikis sedini mungkin dengan ibu.

Pemenuhan kebutuhan asih dipenuhi dengan tidak mengutamakan

hukuman pada anak dengan kemarahan, namun orang tua dapat lebih

banyak memberikan contoh bagi anak dengan penuh kasih sayang

(Rahmawati, 2014).

2.6 Konsep Dasar Imunisasi

2.6.1 Pengertian Imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan atau

meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu

penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak

akan sakit atau sakit ringan (Depkes RI, 2013).

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu

penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan

terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi

seseorang.Imunisasiberasal dari kata imun yang berarti kebal atau

resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan

kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk

terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya (Umar, 2013).

Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan kepada bayi dan

22
anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat

zat anti bodi untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat,

2014).

Istilah kekebalan biasanya dihubungkan dengan perlindungan

terhadap suatu penyakit tertentu. Imunitas atau kekebalan terdiri atas

imunisasi pasif, yaitu tubuh tidak membentuk imunitas, tetapi

menerima imunitas, sedangkan pada imunitas aktif tubuh membentuk

kekebalan sendiri.

Vaksin adalah kuman atau racun kuman yang dimasukkan

kedalam tubuh bayi atau anak yang disebut antigen. Dalam tubuh

antigen akan bereaksi dengan antibody sehingga akan terjadi kekebalan.

Juga ada vaksin yang dapat langsung menjadi racun terhadap kuman

yang disebut antitoksin.

2.6.2 Tujuan Imunisasi

Tujuan imunisasi yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi

tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit pada sekelompok

masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu

dari dunia seperti pada imunisasi cacar. Dilihat dari cara timbulnya

maka terdapat 2 jenis kekebalan yaitu :

1. Kekebalan Pasif

Kekebalan pasif adalah tubuh anak tidak membuat zat antibodi

sendiri, tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah

memperoleh zat penolak, sehingga proses cepat tetapi tidak bertahan

lama.

23
2. Kekebalan Aktif

Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh

untuk menolak terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya

berlangsung lambat tetapi dapat bertahan lama. (Ranuh, 2013).

2.6.3 Macam-macam Respon Imunisasi

1. Respon imun primer

Respon yang terjadi pada pajanan pertama kalinya dengan

antigen. Antigen yang terbentuk pada respon imun primer

kebanyakan adalah Igm dengan titer lebih rendah dengan respon

imun sekunder demikian juga dengan daya afinitasnya.

2. Respon imun sekunder

Pada respon imun sekunder, antibodi yang dibentuk terutama

adalah dengan IgG dengan titer dan afinitasnya lebih tinggi serta fase

yang lebih pendek dibandingkan dengan respon imun primer. Hal ini

disebabkan oleh karena sel memori yang terbentuk pada respon imun

primer akan dapat mengalami transformasi blasit dan defisiensi

menjadi sel plasma yang menjadi antibodi.

2.6.4 Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi

Pada bayi baru lahir dan beberapa bulan setelah kelahiran tubuhnya

akan dilindungi oleh antibodi yang dibawanya sejak lahir dari ibunya

melalui plasenta misalnya antibodi terhadap penyakit campak. Di dalam

ASI yang diberikan juga terdapat antibodi terutama dalam kolostrum

(air susu jolong) yang keluar beberapa hari setelah kelahiran. Kekebalan

24
terhadap beberapa penyakit bukan terjadi karena infeksi bibit penyakit

tetapi dapat dengan cara memberikan imunisasi yaitu:

 Campak

 Difteri

 Pertusis

 Tetanus

 Tuberkolosis (TBC)

 Hepatitis B

 Polio (Depkes, RI. 2013).

2.6.5 Macam-macam Vaksin

Berdasarkan bahan membuat vaksi maka dapat dibedakan menjadi:

1. Ada yang terbuat dari bibit penyakit yang sudah dimatikan

Contoh : Bakteri pertusis dan vaksin DPT

2. Ada yang dibuat dari bibit penyakit yang dilemahkan

Contoh : - Virus campak dalam vaksin Campak

3. Virus polio dalam vaksin polio

2.6.6 Sasaran dan Jadwal Pemberian Imunisasi

1. Syarat Pemberian Vaksin

 Bayi umur 0-11 bulan

 Murid SD kelas I

 Murid wanita kelas 6 SD

 Calon pengantin wanita

 Wanita hamil

2. Jadwal pemberian imunisai

25
Tabel 2.6 Jadwal Pemberian Imunisasi

No Vaksin Pemberian Interval Usia


1. BCG 1 kali - 0-2 bulan
2. DPT 3 kali 4 minggu 2-11 bulan
3. Campak 1 kali - 9 -11 bulan
4. Polio 4 kali 4 minggu 0-11 bulan
5. TT ibu hamil 2 kali - Selama hamil
6. DT 2 kali 4 minggu SD kelas 1
7. TT 2 kali 4 miggu Wanita SD kelas 6
8. TT CPW 2 kali 4 miggu Pranikah
9. Hepatitis B 3 kali 1 bulan setelah 0-11 bulan
lahir
(Depes, RI. 2005)

2.6.7 Jenis-jenis Vaksin

a. BCG

Imunisasi BCG diberikan pada umur sebelum 2 bulan. Dosis

untuk bayi adalah 0,05 ml diberikan intrakutan di daerah insersio M.

deltoideus kanan.

BCG ulangan tidak dianjurkan oleh karena manfaatnya

diragukan mengingat:

 Efektivitas perlindungan hanya 40%,

 70% kasus TBC berat (meningitis) ternyata mempunyai parut

BCG, dan

 Kasus dewasa dengan BTA (bakteri tahan asam) positif di

Indonesia cukup tinggi (25-36%) walaupun mereka telah

mendapat BCG pada masa kanak-kanak.

26
BCG tidak diberikan pada pasien imunokompromais (leukemia,

dalam pengobatan steroid jangka panjang, infeksi HIV, dan lain lain).

Apabila BCG diberikan pada umur >3bulan, sebaiknya dilakukan uji

tuberkulin terlebih dahulu.

b. Hepatitis B

Imunisasi hepatitis B diberikan sedini mungkin setelah lahir,

mengingat paling tidak 3,9% ibuhamil merupakan pengidap hepatitis

dengan risiko transmisi maternal kurang lebih sebesar 45%.

Pemberian imunisasi hepatitis B harus berdasarkan status HBsAg ibu

pada saat melahirkan. Jadwal pemberian berdasarkan status HBsAg

ibu adalah sebagai berikut:

1. Bayi lahir dari ibu dengan status HbsAg yang tidak diketahui.

Diberikan vaksin rekombinan (HB Vax-II 5 mg atau

Engerix B 10 mg) atau vaksin plasma derived 10 mg, secara

intramuskular, dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dosis kedua

diberikan umur 1-2 bulan dan dosis ketiga umur 6 bulan. Apabila

pada pemeriksaan selanjutnya diketahui ibu HbsAg-nya positif,

segera berikan 0,5 ml HBIG (sebelum 1 minggu).

2. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif.

Dalam waktu 12 jam setelah lahir, secara bersamaan,

diberikan 0,5ml HBIG dan vaksin rekombinan (HB Vax-II 5 mg

atau Engerix B 10 mg), Intra muscular di sisi tubuh yang

berlainan. Dosis kedua diberikan 1-2 bulan sesudahnya dan dosis

ketiga diberikan pada usia 6 bulan.

27
3. Bayi lahir dari ibu dengan HBsAg negatif.

Diberikan vaksin rekombinan (HB Vax-II dengan dosis

minimal 2,5 mg (0,25 ml) atau Engerix B 10 mg (0,5ml), vaksin

plasma derived dengan dosis 10 mg (0,5 ml) secara intra

muskular, pada saat lahir sampai usia 2 bulan. Dosis kedua

diberikan 1-2 bulan kemudian dan dosis ketiga diberikan 6 bulan

setelah imunisasi pertama.

4. Ulangan imunisasi hepatitis B (HepB4) dapat

dipertimbangkanpada umur 10-12 tahun.

5. Idealnya dilakukan pemeriksaan anti BHs (paling cepat) 1 bulan

pasca imunisasi hepatitis B ketiga.

c. DPT

Imunisasi DPT dasar diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan dengan

interval 4-6 minggu, DPT 1 diberikan pada umur 2-4 bulan, DPT 2

pada umur 3-5 bulan dan DPT 3 pada umur 4-6 bulan. Ulangan

selanjutnya (DPT 4) diberikan satu tahun setelah DPT 3 yaitu pada

umur 18-24 bulan dan DPT 5 pada saat masuk sekolah umur 5-7

tahun.

Sejak tahun 1998, DT 5 dapat diberikan pada kegiatan imunisasi

di sekolah dasar (BIAS). Ulangan DT 6 diberikan pada 12 tahun,

mengingat masih dijumpai kasus difteria pada umur >10 tahun.

Sebaiknya ulangan DT 6 pada umur 12 tahun diberikan DT

(adult dose), tetapi di Indonesia dT belum ada di pasaran. Dosis

DPT/DT adalah 0,5 ml, intramuskular, baik untuk imunisasi dasar

28
maupun ulangan.

d. Polio

Untuk imunisasi dasar (polio 2, 3, 4), vaksin diberikan 2 tetes

per-oral, dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Mengingat

Indonesia merupakan daerah endemik polio, sesuai pedoman PPI

untuk men-dapatkan cakupan imunisasi yang lebih tinggi, diperlukan

tambahan imunisasi polio yang diberikan segera setelah lahir (pada

kunjungan I).

Perlu mendapat perhatian pada pemberian polio 1 saat bayi

masih berada di rumah bersalin/rumah sakit, dianjurkan vaksin polio

diberikan pada saat bayi akan dipulangkan agar tidak mencemari

bayi lain mengingat virus polio hidup dapat diekskresi melalui tinja.

Imunisasi polio ulangan diberikan satu tahun sejak imunisasi

polio 4, selanjutnya saat masuk sekolah (5-6 tahun).

e. Campak

Vaksin campak dianjurkan diberikan dalam satu dosis 0,5 ml

secara sub-kutan dalam, pada umur 9 bulan.

f. MMR

Vaksin MMR diberikan pada umur 15-18 bulan dengan dosis

satu kali 0,5ml, secara subkutan. Vaksin MMR yang beredar di

pasaran ialah MMRII [MSD] dan Trimovax [Pasteur Merieux] MMR

diberikan minimal 1 bulan sebelum atau setelah penyuntikan

imunisasi lain.

Apabila seorang anak telah mendapat imunisasi MMR pada

29
umur 12-18 bulan, imunisasi campak 2 pada umur 5-6 tahun tidak

perlu diberikan. Ulangan diberikan pada umur 10-12 tahun atau 12-

18 tahun.

g. HiB (H. Infuenzae tipe B)

Vaksin conjungate H.influenzaetipe b ialah Act HIB (Pasteur

Merieux) diberikan pada umur 2, 4, dan 6 bulan. Bila dipergunakan

vaksin PRP-outer membrane protein complex (PRP-OMPC) yaitu

Pedvax Hib, (MSD) diberikan pada umur 2 dan 4 bulan, dosis ketiga

(6 bulan) tidak diperlukan.

Ulangan vaksin Hib diberikan pada umur 18 bulan. Apabila

anak datang pada umur 1-5 tahun, Hib hanya diberikan 1 kali. Satu

dosis vaksin Hib berisi 0,5ml, diberikan secara intramuskular.

h. Demam tifoid

Di Indonesia tersedia 2 jenis vaksin yaitu vaksin suntikan

(polisakarida) dan oral. Vaksin capsular Vipolysaccharide yaitu

Typhim Vi (Pasteur Merieux) diberikan pada umur > 2 tahun,

ulangan dilakukan setiap 3 tahun.

Tifoid oral Ty21a yaitu Vivotif (Berna) diberikan pada umur > 6

tahun, dikemas dalam 3 dosis dengan interval selang sehari (hari 1,3

dan 5). Imunisasi ulangan dilakukan setiap 3-5 tahun.

i. Hepatitis A

Vaksin hepatitis A diberikan pada daerah yang kurang terpajan

(under exposure), pada umur>2 tahun. Imunisasi dasar Hepatitis A

yang telah beredar ialah Havrix [Smith Kline Beecham] ® dosis

30
pemberian sebagai berikut, Dosis 360 U diberikan 3 x dengan

interval 4 minggu antara suntikan I dan II. Untuk mendapatkan

perlindungan jangka panjang (10 tahun) dengan nilai ambang

pencegahan >20 mlU/ml, dosis ketiga diberikan 6 bulan setelah

suntikan pertama. Apabila dipergunakan dosis 720 U, imunisasi

cukup diberikan dua kali dengan interval 6 bulan.Suntikan diberikan

secara intramuskular di daerah deltoid.

2.6.8 Indikator VVM (vial vaksin monitor)

2.7 Kajian Jurnal

31
Jurnal I

 Judul

- Corelation Of Mother Sknowledge And Attitude About BCG To

Immunization In Primary Health Care Of Pauh Padang

 Penulis

- Farida Ariyani

 Isi

- Penyakit Tuberkolosis adalah penyakit menular yang menyerang paru-

paru. Penyakit ini disebabkan oleh basil batang Mycobacterium

Taberculosis. Penyakit ini dapat dicegah dengan memberikan

Imunisasi BCG. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan

tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang Imunisasi BCG dengan

pemberian imunisasi BCG Pada bayi 0-2 bulan. Jenis penelitian ini

analitik dengan desain Cross Sectional. Teknik sampling dengan

menggunakan accidental sampling dengan jumlah responden 93

orang. Dapat disimpulkan bahwa imunisasi cenderung diberikan oleh

ibu yang memiliki sikap positif terhadap imunisasi BCG. Diharapkan

kepada tenaga Kesehatan meningkat konseling imunisasi bagi ibu agar

pemberian imunisasi BCG tercapai maksimal.

Jurnal II

 Judul

- Hubungan Pendidikan, Pekerjaan, Sikap dan Pengetahuan Ibu dengan

Ketepan Waktu Pemberian Imunisasi BCG Pada Bayi

 Penulis

32
- Leli Oktalina, Murdiningsih, Sri Handayani

 Isi

- Salah satu target keberhasilan program imunisasi adalah tercapainya

Univrsal Child Immunization (UCI) yang merupakan cakupan

imunisasi dasar lengkap bayi secara merata pada bayi di 100%

dasa/kelurahan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan

Pendidikan, pekerjaan, sikap dan pengetahuan ibu dengan ketepatan

waktu pemberian imunisasi BCG pada bayi diwilayah kerja

Puskesmas Taman Bacaan Kota Palembang. Metode penelitian

menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional.

Pada penelitian ini sampel diambil menggunakan total sampling.

Diharapkan tenaga medis dapat lebih meningkatkan penyuluhan

tentang jadwal pemberian imunisasi dasar lengkap secara tepat waktu

dan memberikan konseling secara langsung kepada masyarakat.

2.8 Protokol Kesehatan Yang Diterapkan Faskes Menurut IBI 2019

1. Petugas Kesehatan Wajib menggunakan APD sesuai dengan standar

pencegahan penyebaran virus Covid-19.

2. Pasien yang berkunjung ke Faskes harus menggunakan Masker

3. Mencuci tangan dengan benar

4. Menjaga jarak 1 meter

2.9 Konsep Dasar Manajemen Kebidanan Pada Bayi

2.9.1 Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisakan pikiran dan tindakan

33
berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian atau

tahapan yang logis utnuk mengambil suatu keputusan yang terfokus

pada klien.

2.9.2 Tujuan

Memberikan asuhan yang adekuat dan standar pada bayi baru

lahir dengan memerlihatkan riwayat bayi selama kehamilan dalam

persalinan dan keadaan bayi segera setelah dilahirkan.

2.9.3 Proses Manajemen Kebidanan

Proses manajemen kebidanan menurut Varney (2013), terdiri

daritujuh (7) langkah yaitu sebagai berikut:

a. Langkah 1: Pengkajian

Pada pertama langkah ini melakukan pengkajian

denganmengumpulkan data dasar, data subjektif dan objektif semua

informasi(Varney, 2013).

b. Langkah II: Interpretasi Data

Interpretasi data adalah data yang telah dikumpulkan

padalangkah pengkajian.

c. Langkah III: Diagnosa Potensial

Langkah ini berdasarkan rangkaian masalah atau diagnosa

yangdibutuhkan antisipasi, Pemecahan bila memungkinkan,

mengamati dansiap-siap bila terjadi hal-hal yang diantisipasi.

Pada kasus bayi sakit dengan diare dehidrasi sedang dapat

terjadidiagnosa potensial antara lain, dengan diare dehidrasi berat.

d. Langkah IV: Antisipasi

34
Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari

prosesmanajemen kebidanan. Merupakan kesinambungan dari

langkahdiagnose.

e. Langkah V: Perencanaan

Langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa,

yangtelah diidentifikasi atau diantisipasi dan juga,

merupakanpengembangan perencanaan asuhan menyeluruh yang

ditentukan olehlangkah-langkah sebelumnya. Setiap rencana asuhan

haruslah mencerminkan rasional yang benar-benar valid

berdasarkanpengetahuan.

f. Langkah VI: Pelaksanaan

Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana

asuhanmenyeluruh seperti yang telah di uraikan pada langkah kelima

secaraefisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya

oleh bidanatau sebagian oleh bidan atau anggota tim kesehatan

lainnya.

Jikabidan tidak melakukan sendiri, bidan tetap memikul

tanggung jawabuntuk mengarahkan pelaksaanaanya (memastikan

langkah-langkahtersebut benar-benar terlaksana) Varney.

g. Langkah VII: Evaluasi

Langkah ini merupakan evaluasi apakah rencana asuhan

tersebutyang meliputi pemenuhan kebutuhan benar-benar terpenuhi

sesuaidengan kebutuhan dalam masalah dan diagnose.

35
2.10 Pathway Tumbuh Kembang

36
BAB III

37
TINJAUA KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI “P” UMUR28 HARI DENGAN
IMUNISASI BCG DI PUSKESMAS TOILI II KABUPATEN
LUWUK BANGGAI SULAWESI TENGAH

1. PENGKAJIAN DATA
1.1 DATA SUBJEKTIF
1.1.1 Identitas
Nama : By Pratama Putra
Nama panggilan : Tama
Umur : 28 Hari
Tanggal/jam lahir : 10 Desember 2021, pukul 03.45 WIT
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : -
Dx Medis : -
Tanggal MRS : -
Tanggal Pengkajian : 6 Januari 2022
No register :

Nama Ayah : Ny M Nama Ibu : Ny A


Umur : 25 Tahun Umur : 22 Tahun
Suku/ : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
bangsa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta Pekerjaan : IRT
Penghasilan : Rp. 3.500.000 Penghasilan : -
Alamat : Jl. P Kalimantan No Alamat : Jl. P Kalimantan
2 No 2

38
1.1.2 Alasan Kujunhan/keluhan utama
- Ibu mengatakan ingin mengimunisasi bayinya dan saat ini
bayinya dalam keadaan sehat.
1.1.3 Riwayat Kehamilan dan kelahiran
a. Prenatal
- Keluhan saat hamil: T1 Mual muntah, nafsu makan menurun.
- TM II: Tidak ada keluhan
- TM III: Ibu mnegatakan nyeri Punggung dan sering BAK.
- Ibu melakukan pemeriksaan hamil sebanyak 4 kali di
Puskesmas Luwuk, ibu sudah mendapatkan suntik TT
sebelum menikah dan TT2 7 bulan kehamilan.
- Selama hamil ibu tidak mempunyai kebiasaan buruk seperti
merokok, minum alkohol/jamu.
b. Natal
- Bayi lahir spt Bayi Laki-laki, lahir tanggal 10 Desember
2021, BB: 3200Gram, PB: 50cm, bayi ditolong oleh bidan.
c. Postnatal
- Bayi lahir sehat, minum ASI (Air Susu Ibu) tanpa diberikan
MPASI (Makanan Tambahan).
1.1.4 Riwayat Masa Lampau
a. Penyakit-penyakit waktu kecil
- Tidak ada
b. Pernah dirawat di rumah sakit
- Tidak pernah
c. Penggunaan obat-obatan
- Tidak ada
d. Tindakan (Misalnya operasi atau tindakan lain)
- Tidak ada
e. Alergi
- Tidak ada
f.Kecelakaan
- Tidak ada

39
g. Imunisasi
- Hb0 6 jam setelah lahir
1.1.5 Riwayat Kesehatan Keluarga
- Ibu mengatakan keluarganya baik dari pihak ibu maupun pihak
suami tidak mempunyai riwayat penyakit menular seperti TBC,
hepatitis ataupun riwayat penyakit menurun seperti jantung,
hipertensi, DM, Asma.
1.1.6 Riwayat Sosial
a. Yang Mengasuh anak
- Ibu mengatakan dirinya mengasuh bayinya dengan dibantu
suami dan mertuanya.
b. Hubungan dengan anggota keluarga
- Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga yang lain terbina
dengan baik.
c. Hubngan dengan teman sebaya
- Ibu mengatakan bayinya masih belum melakukan aktivitas
(bermain) dengan teman.
d. Pembawaan secara umum
- Ibu mengatakan bayinya tidak rewel jika diajak/gendong
orang lain.
1.1.7 Kebutuhan Dasar
a. Makanan yang disukai/tidak disukai
- Ibu Klien mengatakan bayinya minum ASI tanpa makanan
tambahan dan diberi sesuai dengan kebutuhan bayinya.
Selera Makan
- Ibu mengatakan bayinya setiap 2 jam bangun untuk minum
ASI
Alat makan yang digunakan
- Tidak ada
Jam makan
- Setiap 2 Jam.

40
b. Pola Tidur
- Ibu klien mengatakan bayinya tidur malam 10 Jam pada
malam Hari dan tidur siang 5 jam.
Kebiasaan-kebiasaan sebelum tidur (apakah perlu mainan,
perlu dibacakan cerita yang dibawa tidur).
- Ibu mengatakan bayinya tertidur jika didengarkan lagu rohani.
c. Mandi
- Ibu mengatakan bayinya mandi 2 kali sehari.
d. Aktivitas/bermain
- Ibu mengatakan bayinya mulai menggenggam suatu benda
dan mulai menendangkan kakinya kemainan yang digantung.
e. Eliminasi
- Ibu mengatakan bayinya BAK 6-8 kali sehari, dan BAB 2
kali sehari (berwarna kunig, dan lembek).
1.1.8 Keadaan Kesehatan saat ini
a. Diagnosa medis : Tidak ada
b. Tindakan operasi : Tidak ada
c. Status nutrisi : Baik
d. Status hidrasi : Baik
e. Obat-obatan : Tidak ada
f. Aktifitas : Ibu Klien mengatakan bayinya aktif, tidak
lemah, jika dipanggil memberi respon, menangis seperti biasa,
reflek normal dan pergerakannya banyak.
g. Hasil pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan
pemeriksaan
h. X-Ray : Tidak dilakukan pemeriksaan.

41
1.2 DATA OBJEKTIF
1.2.1 Keadaan Umum : Baik
1.2.2 Tanda-tanda Vital
- Nadi : 130x/m
- Pernafasan : 32x/m
- Suhu : 36,8⁰c
- Tinggi Badan : 52 cm
- Berat Badan : 3800gram
1.2.3 Pemeriksaan Fisik
- Kepala dan leher : Rambut bersih, tipis, tidak ada kelainan,
mata simetris kanan dan kiri, tidak ikterus, bagian mulut tidak ada
labio skisis dan labio palatoskisis, ada reflek hisap, bibir berwarna
merah muda, telinga simetris kanan dan kiri., hidung simetris
kanan dan kiri, tidak ada polip, tidak ada pernapasan cuping
hidung, bentuk leher normal, tidak ada pembesaran kelenjar
throid dan vena jugularis.
- Pemeriksaan Thorax/Dada : Tidak ada retraksi dinding dada,
putting susu (aerola) jelas, tidak ada pengeluaran cairan.
- Pemeriksaan Abdomen : Bentuk abdomen bulat, tali pusat
sudah lepas, tidak ada tanda infeksi.
- Pemeriksaan Genetali dan anus : Testis sudah turun ke
scrotum, terdapat lubang anus
- Punggung : Normal
- Pemeriksaan Muskuloskeletal (Ekstremitas) : Simetris,
gerak aktif, tidak ada kelainan, warna kulit kemerahan.
- Pemeriksaan Integumen : Tidak dilakukan
- Pemeriksaan neurologi : Iya meliputi Motorik kasar dan
halus, serta rangsangan reflek pada bayi.
1.2.4 Pemeriksaan tingkat perkembangan
- Adaptasi sosial : Baik
- Bahasa : Ibu mengatakan bayinya mulai mengoceh

42
disaat diajak bicara.
- Motorik halus : melihat, meraih dan menedang mainan gantung
- Motorik kasar : Mengangkat kepala.
Kesimpulan dari pemeriksaan tumbuh kembang
- Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
tingkat perkembangan bayi sesuai dengan umur.

Informasi lain : Tidak ada

2. Analisa Data/Diagnosa
- Bayi ”P” Umur28 Hari Dengan Imunisasi BCG

3. Rencana Asuhan
Tanggal : 6 Januari 2022
1) Jalin hubungan komunikasi teuperatik dengan pasien
Rasional/ agar terjalin keterbukaan antara klien dan bidan sehingga
mendapatkan informasi yang sebenarnya yang akan berpengaruh pada
penatalaksanaan
2) Gunakan APD standar Pencegahan Virus Covid -19.
Rasional/Memutusnya penyebaran Virus Covid -19.
3) Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
Rasional/Tangan yang kotor dapat menjadi tempat berkembang biaknya
migroorganisme, dimana apabila menyentuh pasien dapat terkontaminasi
4) Siapkan Imunisasi BCG
Rasional/Agar proses imunisasi berjalan lancar.
5) Lakukan imunisasi BCG dengan teknik yang benar
Rasional/agar tidak terjadi kesalahan penyuntikan.
6) Berikan He tentang:
a. Perawatan Luka bekas suntikan
b. Fisiologis Imunisasi BCG
c. Komplikasi
Rasional/agar ibu mengetahui tentang keberhasilan dari imunisasi BCG.
7) Jelaskan untuk kembali mendapatkan imunisasi selanjutnya.
Rasional/Agar ibu mengetahui bayinya masih memerlukan imunisasi yang

43
lain.
8) Ingatkan ibu klien untuk segera mengikuti KB
Rasional/Untuk menjaga jarak kelahiran bayi sehingga memberi perhatian
dan mengasuh secara optimal
9) Catat hasil tindakan dan pemeriksaan tumbuh kembang di buku KIA
Rasional/Agar bisa memantau tumbuh kembang bayi secara optimal.

4. Implementasi
Tanggal : 6 Januari 2022 Pukul : 10.30 Wit
1) Menjalin hubungan komunikasi teuperatik dengan pasien
Hasil: Hubungan komunikasi teuperatik anatara medis dan klien sudah
terjalin.
2) Menggunakan APD standar Pencegahan Virus Covid -19.
Hasil: Sudah digunakan
3) Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
Hasil: Sudah dilakukan
4) Menyiapkan Imunisasi BCG
Hasil:vaksin BCG, Spuit 1 cc, kapas air DTT sudah siap
5) Melakukan imunisasi BCG dengan teknik yang benar
a. Mencuci tangan
b. Menggendong bayi dengan lengan kanan atas dibuka
c. Melakukan disinfeksi pada 1/3 lengan kanan atas dengan kapas air DTT
d. Melakukan penyuntikan secara IC (Intra Cutan)
e. Memasukan vaksin dengan dosis 0,05 ml
Hasil : sudah dilakukan
6) Memberikan He tentang:
a. Luka bekas imunisasi jangan ditekan
b. 1 minggu timbul seperti jerawat dibiarkan saja
c. Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang
lebih dalam.
Hasil : Ibu mengerti
7) Menjelaskan untuk kembali mendapatkan imunisasi selanjutnya.
Hasil : ibu mengerti dan setuju untuk melakukan imunisasi saat anaknya

44
berusia 2 bulan.
8) Mengingatkan ibu klien untuk segera mengikuti KB
Hasil:ibu mengerti dan akan suntik KB 3 bulan.
9) Mencatat hasil tindakan dan pemeriksaan tumbuh kembang di buku KIA
Hasil: Sudah dilakukan

5. Evaluasi
Tanggal : 6 Januari 2022 Pukul : 11.00 WIT
Subyektif - Ibu mengatakan ingin mengimunisasi bayinya dan saat
ini bayinya dalam keadaan sehat
Obyektif - Keadaan Umum : Baik
- Tanda-tanda Vital
 Nadi : 130x/m
 Pernafasan : 32x/m
 Suhu : 36,8⁰c
 Tinggi Badan : 52 cm
 Berat Badan : 3800gram
Assesment - Bayi ”P” Umur28 Hari Dengan Imunisasi BCG
Planning 1) Menjalin hubungan komunikasi teuperatik dengan pasien
Hasil: Hubungan komunikasi teuperatik anatara medis
dan klien sudah terjalin.
2) Menggunakan APD standar Pencegahan Virus Covid -19.
Hasil: Sudah digunakan
3) Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
Hasil: Sudah dilakukan
4) Menyiapkan Imunisasi BCG
Hasil:vaksin BCG, Spuit 1 cc, kapas air DTT sudah siap
5) Melakukan imunisasi BCG dengan teknik yang benar
a. Mencuci tangan
b. Menggendong bayi dengan lengan kanan atas dibuka
c. Melakukan disinfeksi pada 1/3 lengan kanan atas
dengan kapas air DTT
d. Melakukan penyuntikan secara IC (Intra Cutan)

45
e. Memasukan vaksin dengan dosis 0,05 ml
Hasil: sudah dilakukan
6) Memberikan He tentang:
a. Luka bekas imunisasi jangan ditekan
b. 1 minggu timbul seperti jerawat dibiarkan saja
c. Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat
atau abses yang lebih dalam.
Hasil: Ibu mengerti
7) Menjelaskan untuk kembali mendapatkan imunisasi
selanjutnya.
Hasil: ibu mengerti dan setuju untuk melakukan
imunisasi saat anaknya berusia 2 bulan.
8) Mengingatkan ibu klien untuk segera mengikuti KB
Hasil:ibu mengerti dan akan suntik KB 3 bulan.
9) Mencatat hasil tindakan dan pemeriksaan tumbuh
kembang di buku KIA
Hasil: Sudah dilakukan

46
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi

Ny “P” Usia 28 Hari dengan Imunisasi BCG di Puskesmas Luwuk menggunakan

manajemen asuhan kebidanan menurut Varney yang terdiri dari 5 langkah yaitu,

pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa atau masalah aktual, identifikasi

diagnosa atau masalah potensial, perlunya tindakan segera atau kolaborasi,

merencanakan asuhan yang menyeluruh, melaksanakan perencanaan, dan

evaluasi. Adapun penatalaksanaannya adalah sebagai berikut:

Langkah 1 : Identifikasi Data Dasar

Pada langkah awal ini penulis melakukan pengkajian data dasar yang

meliputi identitas klien, Riwayat kehamilan dan persalinan, Riwayat masa

lampau, Riwayat Kesehatan keluarga, Riwayat social, kebutuhan dasar, dan

keadaan saat ini. Informasi yang diperoleh mengenai data–data tersebut penulis

dapatkan dengan mengadakan wawancara langsung dari klien dan keluarganya

serta sebagian bersumber dari pemeriksaan fisik yang dimulai dari kepala sampai

47
ke kaki yang meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, dan pemeriksaan

penunjang / laboratorium

Dalam tinjauan pustaka dikatakan bahwa Pemantauan tumbuh kembang

pada bayi sangatlah penting, khususnya pada 1.000 hari pertama kehidupan. Hal

ini mengingat pesatnya pertumbuhan dan perkembangan pada usia ini. Pada kasus

Bayi “P” Usia 28 Hari data yang dikumpulkan dan hasil pengkajian yaitu Ibu

mengatakan ingin mengimunisasi bayinya dan saat ini bayinya dalam keadaan

sehat.Berdasarkan uraian diatas ada persamaan antara teori dan kasus sehingga

penulis tidak ada hambatan yang berarti karena pada saat pengumpulan data baik

keluarga, klien, memberikan informasi atau data yang ada hubungannya dengan

penyakit dan perawatan ibu sehingga memudahkan dalam pengumpulan data.

Dengan demikian apa yang dijelaskan pada konsep dasar dan yang ditemukan

pada studi kasus secara garis besar tidak ada kesenjangan.

Langkah 2 : Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual

Berdasarkan dalam konsep dasar bahwa dalam menegakkan suatu

diagnosa/ masalah kebidanan harus berdasarkan pada pendekatan asuhan

kebidanan yang didukung dan ditunjang oleh beberapa data baik data subjektif

maupun data objektif. Adapun diagnosa masalah aktual yang diidentifikasi pada

bayi “P”adalah bayi berusia 4 minggu dengan imunisasi BCG, Keadaan bayi baik

dan sehat.

Berdasarkan data diatas tidak ditemukan masalah actual. sehingga apa

yang telah diperoleh dari pengkajian data tidak ada kesenjangan masalah aktual

antara teori dengan yang ditemukan pada studi kasus Bayi “P”.

Langkah 3 : Rencana Asuhan

48
Perencanaan adalah proses penyusunan suatu rencana tindakan

berdasarkan identifikasi masalah lain yang mungkin terjadi. Perencanaan tindakan

berdasarkan tujuan yang akan dicapai disertai kriteria keberhasilannya. Adapun

rencana tindakan pada kasus By “P” adalah:

1) Jalin hubungan komunikasi teuperatik dengan pasien

2) Gunakan APD standar Pencegahan Virus Covid -19.

3) Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi

4) Siapkan Imunisasi BCG

5) Lakukan imunisasi BCG dengan teknik yang benar

6) Berikan He tentang:

a. Perawatan Luka bekas suntikan

b. Fisiologis Imunisasi BCG

c. Komplikasi

7) Jelaskan untuk kembali mendapatkan imunisasi selanjutnya.

8) Ingatkan ibu klien untuk segera mengikuti KB

9) Catat hasil tindakan dan pemeriksaan tumbuh kembang di buku KIA

Langkah 4 : Implementasi

Tindakan Asuhan Kebidanan Tidakan yang telah direncanakan dapat

dilaksanakan sesuai rencana dan tahap pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan

ini. Penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena adanya kerjasama dan

penerimaan yang baik dari klien dan keluarga yang kooperatif dan adanya sarana

dan fasilitas yang mendukung dalam pelaksanaan tindakan.

Langkah 5 : Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses manajemen asuhan

49
kebidanan dimana pada tahap ini dinilai adanya kemajuan dan keberhasilan dalam

mengatasi masalah yang dihadapi oleh klien. Dalam evaluasi pemeriksaan

Tanggal 6 Januari 2022pada Bayi “P” yaitu bayi dengan keadaan sehat, dan

tumbuh kembang sesuai dengan umur, dan akan dilakukan imunisasi BCG serta

ibu mengerti semua tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga medis.

Dari hasil yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan asuhan

kebidanan yang diterapkan tidak tecapai semua sehingga pada hasil evaluasi ini

terjadi kesenjangan dimana hasil evaluasi dari asuhan yang diberikan tidak

semuanya berhasil berdasarkan tujuan yang diberikan.

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan

Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada bayi “P” Umur28 hari, maka

50
dapat disimpulkan:

1. Telah dilaksanakan pengmpulan data dasar pada bayi “P” Umur28 Hari

dengan imunisasi BCG Di Puskesmas Toili II Kabupaten Luwuk Banggai

Sulawesi Tengah.

2. Telah dilaksanankan perumusan diagnos/masalah actual padabayi P

Umur28 Hari dengan imunisasi BCG Di Puskesmas Toili II dengan

pengumpulan data secara akurat dan teliti, sehingga didapatkan diagnose

kebidanan pada bayi “P” Usia 28 Hari dengan imunisasi BCG.

3. Telah dilaksanankan perumusan diagnose/masalah potensial pada bayi

“P” Umur28 Hari dengan imunisasi BCG Di Puskesmas Toili II, dengan

hasil potensial tidak terjadi.

4. Telah mengidentifikasi perlunya tindakan segera pada bayi “P” Umur28

Hari dengan imunisasi BCG Di Puskesmas Toili II dengan hasil tidak

dilakukan tidakan segera.

5. Telah menetapkan rencana tindakan Asuhan Kebidanan pada bayi “P”

Umur28 Hari dengan imunisasi BCG Di Puskesmas Toili II dengan hasil

akan melakukan penyuntikan Vaksin BCG Kelengan kanan bagian atas

secara IC.

6. Telah melaksanakan tindakan Asuhan yang telah dilaksanakan pada bayi

“P” Usia 28 Hari dengan imunisasi BCG Di Puskesmas Toili II dengan

hasil yaitu semua tindakan yang telah di rencanakan dapat dilaksanakan

seluruhnya dengan baik tanpa adanya hambatan.

7. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada bayi “P”

Umur28 Hari dengan imunisasi BCG Di Puskesmas Toili II Kabupaten

51
Luwuk Banggai Sulawesi Tengahdengan hasil yaitu asuhan yang telah

diberikan berhasil dengan Timbul benjol seperti jerawat dilengan kanan

atas.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Penulis

Diharapkan penulis dapat menambah referensi-referensi terkait

dengan dengan tumbuh kembang pada neonates, bayi, balita dan anak

Pra Sekolah.

5.2.2 Bagi Institusi

Institusi diharapkan dapat meningkatkan teori-teori terbaru dan

update tentang tumbuh kembang pada neonatus, bayi, balita dan Anak

Pra Sekolah untuk meningkatkan kemampuan siswa Profesi Kebidanan.

5.2.3 Bagi Lahan Praktek

1) Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan

standart.

2) Diharapkan petugas kesehatan perlu meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap

pasien.

3) Diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang secara

menyeluruh pada neonatus, bayi, dan balita.

5.2.4 Bagi Pasien

1) Diharapkan klien dan petugas dapat terjalin kerja sama yang baik

sehingga terjalin rasa saling percaya dan yakin akan asuhan yang

52
diberikan.

2) Diharapkan mampu memenuhi anjuran dari petugas kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

53
Citra, I, et al. (2017). Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap dan Faktor yang
Mempengaruhi’. Sari Pediatri, 19 (2), pp. 86-90.

Dewi, Vivian Nanny Lia. (2013).Asuhan Neonatus bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika

Gunardi, H. 2014. Jadwal Imunisasi Rekomendasi IDAI 2014.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2014). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak


untukPendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba medika

Notoatmodjo, S.2014.Pendidikan dan Perilaku kesehatan.Cetakan 2


Jakarta:PT.RinekaCipta.

Nursalam. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika.

Prawirohardjo, Sarwono. (2013). Ilmu KebidananJakarta: Bina Pustaka

Saifuddin, Abdul Bari. (2015). Buku Acuan Nasional Pelayanan


KesehatanMaternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

Setiyani Astuti, dkk, (2016) Modul Bahan Ajar Kebidanan Asuhan Kebidanan
Neonates, Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah, Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.

Sotjiningsih. 2013. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

54
DOKUMENTASI

55
Lampiran 1
INFORMED CONSENT

PERNYATAAN TERTULIS KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Wiwik Suryani
Umur : Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Institusi : IIK Strada Indonesia Kediri Jawa Timur

Telah mendapat persetujuan secara terinci dan jelas mengenai :


1. Penyusunan Laporan Praktik Asuhan KebidananPada Neonatus, Bayi, Balita
Dan Apras di Puskesmas Toili II Kabupaten Luwuk Banggai Sulawesi
Tengah”.
2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subjek ; Melakukan Asuhan Kebidanan
3. Bahaya yang akan timbul ; Tidak ada bahaya potensial bagi responden.
4. Hak undur diri ; Responden memiliki hak untuk bersedia atau tidak bersedia
menjadi responden tanpa ada paksaan apapun.
5. Adanya insentif seperti pemberian makanan atau souvenir kepada responden.

Dan setelah mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala


sesuatu yang berhubungan dengan Penyusunan Laporan Praktik Asuhan
Kebidanan tersebut. Oleh karena itu, saya dengan penuh kesadaran bersedia
menjadi responden penelitian dan tanpa keterpaksaan menyatakan bersedia ikut
dalam penelitian. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa
tekanan dari pihak manapun.

Banggai, Mei 2022 Responden


Peneliti

(...........................................) (......................................)
NIM. Saksi,

56
Lampiran 2: Format SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Identitas kegiatan

1. Tema /JuduL penyuluhan : Tumbuh Kembang dan Imunisasi

2. Sasaran Kegiatan : Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah

3. Tempat kegiatan : di Puskesmas Toili II

4. Hari/tanggal/jam :-

B. Proses Kegiatan

1. Tujuan penyuluhan

1) Mengetahui Tentang Tumbuh Kembang dan pertumbuhan Neonatus,

Bayi, Balita dan Anak Prasekolah

2. Pokok-pokok Materi

1) Pengertian tentang Tumbuh Kembang

2) Pengertian Tentang Perkembangan

3) Pengertian Tentang Imunisasi

3. Metode Penyuluhan : Metode Ceramah dan Tanya Jawab

4. Media Penyuluhan : 1. Leafleat.

5. Tahap kegiatan:

Tahapan Estimasi

No waktu

1 Pembukaan: 5 menit

1. Memberi Salam
2. Memfokuskan materi dengan bercerita.
3. Memjelaskan Tujuan Pembelajaran

57
2 Inti 15 menit

1. Menjelaskan Tentang Tumbuh Kembang


2. Menjelaskan Tentang Perkembangan
3. Menjelaskan Tentang Imunisasi
3 Penutup 5 menit

1. Memberi waktu klien untuk bertanya terkait


dengan Tumbuh Kembang dan Imunisasi.
2. Menjawab Pertanyaan dari Klien
3. Memberi salam penutup

6. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

 Kesiapan Materi

 Kesiapan SAP

 Kesiapan Media: Leafleat

 Ada pasien.

2. Evaluasi Proses

 Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan

 Pasien antusias terhadap materi penyuluhan

 Pasien mengajukan pertanyaan dan menjawab secara benar

 Suasana penyuluhan.

 Ada pasien.

3. Evaluasi Hasil

Peserta penyuluhan dapat

 Mengerti Tentang Tumbuh Kembang


 Mengerti Tentang Perkembangan
 Mengerti Tentang Imunisasi

58
MATERI

A. Pengertian Tumbuh Kembang


Pertumbuhan adalah bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh
tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur.Pertumbuhanmerupakan perubahan
yg terbatas pada pola fisik yang dialami oleh individu. Pertumbuhan berkaitan
dg perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ
maupun individu. Pertumbuhan bersifat kuantitatif dan dapat diukur dg satuan
BB (gr, Kg), satuan panjang (cm, m), umur tulang dan keseimbangan
metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh).
a. Berat Badan
- 2 kali BB lahir: 4-5 bulan
- 3 kali BB lahir: 3 bulan
- 4 kali BB lahir: 2 tahun
Rata-rata berat badan bayi saat lahir adala 3,5 kg. Kenaikan berat badan
per bulan pada tahun pertama, berkisar antara: ·
- 700-1000 gr/bulan pada triwulan I
- 500-600 gram/bulan pada triwulan II
- 350-450 gram/bulan pada triwulan III
Kenaikan berat badan per hari
- 20-30gram pada 3-4 bulan pertama
- 15-20gram pada sisa tahun pertama
b. Panjang Badan
Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm. Pada umur 1
tahun: 1,5x panjang badan lahir (75 cm).
c. Kepala
Pertumbuhan tulang kepala mengikuti pertumbuhan otak. Waktu lahir
berat otak bayi sudah ¼ berat otak dewasa, jumlah selnya mencapai 2/3

59
jumlah sel otak orang dewasa. Lingkar kepala waktu lahir rata-rata adalah
34-35 cm dan lingkar kepala ini lebih besar dari pada lingkar dada. Pada
anak umur 6 bulan, lingkar kepala rata-rata adalah 44 cm, umur 1 tahun 47
cm dan 2 tahun 49 cm.

d. Gigi
Gigi pertama tumbuh padaumur 5-9 bulan. Pada umur 1 tahun,
sebagian besar anak mempunyai 6-8 gigi susu. Selama tahun kedua gigi
tumbuh 8 buah lagi, sehingga jumlah seluruhnya adalah 14-16 gigi.
e. Jaringan Lemak
Selain otot, jaringan lemak juga menentukan ukuran dan bentuk tubuh
seseorang.
f. Pertumbuhan usia 1 - 6 Bulan
- Berat badan rata-rata naik 140-200 gram/minggu
- Panjang badan rata-rata bertambah 2.5 cm/bulan
- Lingkar kepala rata-rata bertambah 1.5 cm/bulan
g. Pertumbuhan usia 6 - 12 Bulan
- Pada usia 12 bulan berat badan mencapai 3 kali berat badan lahir dan
rata-rata pertambahan adalah 90 - 150 gram/minggu.
- Pada usia 12 bulan panjang badan rata-rata bertambah 25 - 30 cm. Pada
usia bayi ini sebagian besar peningkatan panjang badan terjadi pada
batang tubuh/badan dari pada kaki.
- Lingkar kepala rata-rata bertambah 0.5 cm/bulan. Pada usia 12 bulan
lingkar kepala akan mencapai 46 - 47 cm.
- Fontanel anterior (ubun-ubun depan) menjadi agak lebar pada usia 6
bulan dan akan menutup pada usia 12 - 18 bulan. Fontanel posterior
(ubun-ubun belakang) menutup pada usia 6 - 8 minggu).
- Pertumbuhan gigi susu pertamakali terjadi pada usia 6 - 8 bulan dengan
diawali keluarnya gigi seri tengah bawah. Umumnya ketika berisia 12
bulan anak memiliki 6 - 8 gigi.
B. Pengertian Perkembangan
Perkembangan (development) adalah perubahan yang bersifat

60
kuantitatif dan kualitatif. Dan bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan/ maturitas.Termasuk
perkembangan kognitif, bahasa, motorik, emosi dan perkembangan perilaku
sebagai hasil dari ineraksi dengan lingkungannya. Perkembangan merupakan
perubahan yang bersifat progresif, terarah dan terpadu/koheren.
C. Kebutuhan Pada Bayi
1) Asuh
Soetjiningsih dan Roesli (dalam Sulistiyani, 2010) menyatakan
bahwa asuh menunjukkan kebutuhan bayi dalam mendukung
pertumbuhan otak dan jaringan tubuh, sehingga bayi membutuhkan
nutrisi yang penuh dengan makanan bergizi.
2) Asah
Soetjiningsih dan Roesli dalam Sulistiyani (2010) menyebutkan
bahwa kebutuhan asah merupakan kebutuhan rangsangan atau stimulasi
yang dapat meningkatkan perkembangan kecerdasan anak secara
optimal. Kebutuhan asah berhubungan dengan perkembangan psikomotor
anak.
3) Asih
Kebutuhan yang dipenuhi dari rasa kasih sayang dan luapan
emosi. Orang tua terkadang melupakan pentingnya binaan tali kasih
sayang (asih) antara anak dan orang tua dibentuk sejak anak masih di
dalam kandungan hal ini akan dapat dirasakan juga oleh anak
(Soetjiningsih, 2013).
D. Konsep Dasar Imunisasi
1. Pengertian
Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan atau
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,
sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit
atau sakit ringan (Depkes RI, 2010).
2. Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisasi yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit

61
infeksi tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit pada
sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit
tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar. Dilihat dari cara
timbulnya maka terdapat 2 jenis kekebalan yaitu :
1) Kekebalan Pasif
2) Kekebalan Aktif
3. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Pada bayi baru lahir dan beberapa bulan setelah kelahiran
tubuhnya akan dilindungi oleh antibodi yang dibawanya sejak lahir dari
ibunya melalui plasenta misalnya antibodi terhadap penyakit campak. Di
dalam ASI yang diberikan juga terdapat antibodi terutama dalam
kolostrum (air susu jolong) yang keluar beberapa hari setelah kelahiran.
Kekebalan terhadap beberapa penyakit bukan terjadi karena infeksi bibit
penyakit tetapi dapat dengan cara memberikan imunisasi yaitu:
1. Campak
2. Difteri
3. Pertusis
4. Tetanus
5. Tuberkolosis (TBC)
6. Hepatitis B
7. Polio (Depkes, RI. 2005)
4. Jadwal Imunisasi
No Vaksin Pemberian Interval Usia
1. BCG 1 kali - 0-2 bulan
2. DPT 3 kali 4 minggu 2-11 bulan
3. Campak 1 kali - 9 -11 bulan
4. Polio 4 kali 4 minggu 0-11 bulan
5. TT ibu hamil 2 kali - Selama hamil
6. DT 2 kali 4 minggu SD kelas 1
7. TT 2 kali 4 miggu Wanita SD kelas 6
8. TT CPW 2 kali 4 miggu Pranikah
9. Hepatitis B 3 kali 1 bulan setelah 0-11 bulan

62
lahir

63
LEAFLEAT

1
2
SOAP

Nama Pasien : By P

Hari/Tanggal Pengkajian : Kamis, 6Januari 2022

Stase : Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah

Diagnosa : By “P” Umur 28 Hari Dengan Imunisasi BCG

Subyektif Obyektif Assessment Planning


- Ibu mengatakan ingin - Keadaan Umum : Baik - Bayi ”P” Umur28 Hari 1. Menjalin hubungan komunikasi teuperatik dengan pasien
mengimunisasi bayinya dan - Tanda-tanda Vital Dengan Imunisasi BCG Hasil: Hubungan komunikasi teuperatik anatara medis dan
saat ini bayinya dalam  Nadi : 130x/m klien sudah terjalin.
keadaan sehat  Pernafasan: 32x/m 2. Menggunakan APD standar Pencegahan Virus Covid -19.
 Suhu : 36,8⁰c Hasil: Sudah digunakan
 Tinggi Badan: 52 cm 3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
 Berat Badan: 3800gram Hasil: Sudah dilakukan
4. Menyiapkan Imunisasi BCG
Hasil: vaksin BCG, Spuit 1 cc, kapas air DTT sudah siap
5. Melakukan imunisasi BCG dengan teknik yang benar
a. Mencuci tangan
b. Menggendong bayi dengan lengan kanan atas dibuka
c. Melakukan disinfeksi pada 1/3 lengan kanan atas dengan
kapas air DTT
d. Melakukan penyuntikan secara IC (Intra Cutan)
e. Memasukan vaksin dengan dosis 0,05 ml
Hasil : sudah dilakukan

3
6. Memberikan He tentang:
a. Luka bekas imunisasi jangan ditekan
b. 1 minggu timbul seperti jerawat dibiarkan saja
c. Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau
abses yang lebih dalam.
Hasil : Ibu mengerti
7. Menjelaskan untuk kembali mendapatkan imunisasi
selanjutnya.
Hasil : ibu mengerti dan setuju untuk melakukan imunisasi
saat anaknya berusia 2 bulan.
8. Mengingatkan ibu klien untuk segera mengikuti KB
Hasil: ibu mengerti dan akan suntik KB 3 bulan.
9. Mencatat hasil tindakan dan pemeriksaan tumbuh kembang
di buku KIA
Hasil: Sudah dilakukan

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Bd. Miftakhur Rohmah, SST,.S.Keb,.M.Keb Bd. Tri Utami, STr.Keb

Anda mungkin juga menyukai