Oleh :
Siti Nurbaya
NIM. 2182B1030
i
PERSETUJUAN
pada :
Siti Nurbaya
Mengetahui
KATA PENGANTAR
ii
Puji dan Syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Mana Esa yang
selalu menyertai dan mencurahkan kasih dan karuniaNya sehingga penulis dapat
Pada Ny A Usia 26 Tahun 40 Minggu Inpartu Kala I Fase Aktif “di Puskesmas
telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini antara lain, yaitu:
1. Dr. dr. Sentot Imam Suprapto, MM, selaku Rektor Institu Ilmu Kesehatan
iii
6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang sudah
Akhir kata peneliti menyadari bahwa laporan praktik Askeb ini masih
jauh dari kesempurnaan, akan tetapi semoga karya yang sederhana ini dapat
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL..............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
iv
DAFTAR ISI......................................................................................................v
DAFTAR BAGAN...........................................................................................vii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................ix
BAB I PENDAHULAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................3
1.2.1 Tujuan Umum.....................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus....................................................................4
1.3 Manfaat.........................................................................................5
1.4 Teknik Pengu smpulan Data.........................................................5
1.4.1 Studi Kepustakaan..............................................................6
1.4.2 Wawancara..........................................................................6
1.4.3 Pemeriksaan Fisik...............................................................6
1.4.4 Dokumentasi.......................................................................6
1.4.5 Observasi............................................................................6
1.5 Sistematika Penulisan...................................................................6
BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................8
2.1 Konsep Dasar Persalinan .............................................................8
2.1.1 Pengertian Persalinan..........................................................8
2.1.2 Patofisiologi Persalinan......................................................9
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan.................10
2.1.4 Tahapan Persalinan...........................................................14
2.2 Teori Asuhan Manajemen Kebidanan.........................................60
2.2.1 Pengertian Manajemen Kebidanan...................................60
2.2.2 Proses Asuhan Kebidanan.................................................60
2.3 Manajemen Asuhan Kebidanan Selama Masa Pandemic Virus
Covid -19...................................................................................70
v
3.1 Data Dasar...................................................................................73
3.2 Analisa/Diagnosa........................................................................76
3.3 Rencana Tindakan.......................................................................76
3.4 Penatalaksanaan..........................................................................78
3.5 Evaluasi.......................................................................................82
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................101
BAB V PENUTUP......................................................................................105
5.1 Kesimpulan...............................................................................106
5.2 Saran.........................................................................................106
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR BAGAN
vi
DAFTAR SINGKATAN
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 SAP
Lampiran 3 Leafleat
viii
BAB I
PENDAHULUAN
wanita dan merupakan pengalaman unik yang bisa mereka dapatkan dan
pada persalinan normal ini seorang ibu dilatih untuk menghilangkan rasa
Organization (WHO) tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu
289.000 jiwa per 100.000 kelahiran hidup. Beberapa Negara memiliki AKI
cukup tinggi seperti Afrika Sub-Sahata 179.000 jiwa per 100.000 kelahiran
hidup, Asia Selatan 69.000 jiwa per 100.000 kelahiran hidup, dan Asia
1
Tenggara 16.000 jiwa per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di
tahun 2012, AKI (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas)
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi jika
tahun 2007, ketika AKI di Indonesia mencapai 228, AKI di Singapura hanya
Filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup, serta Malaysia dan Vietnam
signifikan, yakni dari 228 menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup. Hal ini berarti AKI di Indonesia jauh diatas target yang ditetapkan
WHO patau hampir dua kali lebih besar dari target WHO (Depkes
Indonesia dimana angka kematian ibu bersalin yang cukup tinggi. Keadaan
ini disertai dengan komplikasi yang mungkin saja timbul selama persalinan,
2
bidang kesehatan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
saat ini masih merupakan masalah dalam pelayanan kesehatan. Hal ini
Para peneliti yang terdiri dari berbagai institusi di China dan Eropa
ini meninjau 77 studi tentang Covid-19 pada ibu hamil yang diterbitkan
Covid-19. Gejala demam dan mialgia (nyeri otot) terkait Covid-19 jarang
terjadi pada ibu hamil, Ibu hamil dengan Covid-19 lebih berisiko
memerlukan perawatan intensif di rumah sakit. Ibu hamil dengan usia lebih
tua dan memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, ginjal, atau kondisi
kronis lainnya, sebut peneliti, juga memiliki risiko lebih tinggi terkena
Covid-19 dengan gejala parah. Selain soal gejala, peneliti juga menemukan
neonatal. Ibu hamil termasuk dalam daftar orang dengan risiko sedang. Oleh
memakai masker dengan benar, serta menjaga jarak dan berupaya untuk
3
dilakukan ibu hamil sesuai dengan kondisi, cukup istirahat, makan dengan
gizi seimbang, menerapkan etika batuk dan bersin yang benar hingga
melakukan vaksinasi.
1.2 Tujuan
4
tahun G2P1A0 40 minggu Inpartu Kala I Fase Aktif di Puskesmas
1.3 Manfaat
Tengah.
kasus persalinan.
5
1.4 Teknik Pengumpulan Data
1.4.2 Wawancara
1.4.4 Dokumentasi
Pengumpulan data dengan meninjau data yang ada pada catatan medis
pasien.
1.4.5 Observasi
6
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
kepala tanpa komplikasi baik ibu dan janin (Dwi, dkk, 2012).
2013).
normal adalah proses pengeluaran janin yang cukup bulan, lahir secara
8
dengan ekstraksi forceps, ekstraksi vakum dan section sesaria.
1) Lightening
kearah bawah.
palsu, sifat his palsu yaitu rasa nyeri ringan dibagian bawah,
2014).
9
b. Tanda-tanda persalinan
4) Pengeluaran cairan
10
yaitu faktor ibu (power, passage, psikologis), faktor janin, plasenta
dan air ketuban (passenger), dan faktor penolong persalinan. Hal ini
sangat penting, mengingat beberapa kasus kematian ibu dan bayi yang
disebabkan oleh tidak terdeteksinya secara dini adanya salah satu dari
factor-faktor tersebut.
a. Power (Tenaga/Kekuatan)
polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his yang
2) Tenaga mengedan
sewaktu buang air besar (BAB) tapi jauh lebih kuat, saat kepala
11
menutup glotisnya, mengkontraksikan otot-otot perut dan
sewaktu ada his dan tanpa tenaga mengedan bayi tidak akan
agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada
1) Janin
presentasi, letak, sikap dan posisi janin (Ai Nursiah, dkk, 2014).
2) Plasenta
(Widia, 2015).
3) Air ketuban
yang kuat dan ulet tetapi lentur. Amnion adalah jaringan yang
12
dengan demikian pembentukan komponen amnion yang
kehidupan ibu.
e. Pysician (Penolong)
terjadi pada ibu dan janin (Widia, 2015). Tidak hanya aspek
13
informasi yang jelas dibutuhkan oleh ibu bersalin utuk mengurangi
a. Kala I (Pembukaan)
1. Pengertian Kala I
mendatar dan terbuka (Ai Nursiah, dkk 2014). Kala I dibagi atas
2 fase yaitu:
14
pembukaan jadi 10 cm atau lengkap (Nurul, 2017).
15
lengkap, bibir portio tidak terba lagi.
asfiksia.
c) Perubahan metabolisme
16
d) Perubahan sistem respirasi
e) Kontraksi uterus
Rahim
keluar.
g) Perubahan hematologist
h) Perubahan renal
17
oleh kardiak out-put yang meningkat serta disebabkan oleh
i) Perubahan gastrointestinal
18
bagian depan anak, bagian depan yang maju tersebut kedasar
terhadap sekelilingnya.
terhadap pemerikasaan.
19
menggeliat kesakitan, panik, menjerit, tidak merespon saran
(“show”).
minggu).
berbau.
f. DJJ <100 atau >180 x/menit pada dua kali penilaian dengan
jarak 5 menit.
20
lengan atau tangan, bersamaan dengan presentasi belakang
kepala).
j. Tanda dan gejala syok: Nadi cepat, lemah (lebih dari 110
menit).
5. Partograf
21
keputusan klinik selama kala I persalinan.
a. Bagian Partograf
ibu.
1) Kemajuan Persalinan
kontraksi uterus.
22
partograf, yaitu pada catatan atau Kartu Menuju Sehat
asuhan persalinan.
23
temuan dalam kontak yang sesuai di bawah lajur DJJ dan
bercampur mekonium
bercampur darah
ketuban (kering)
janin (DJJ <100 atau >180 kali per menit) selama proses
persalinan.
24
0 = Tulang kepala janin terpisah, sutura dengan
Bersentuhan.
d) Kemajuan Persalinan
menit.
e) Pembukaan Serviks
25
f) Penurunan Bagian Terbawah Atau Presentasi Janin
dll).
26
h) Jam dan Waktu
i) Kontraksi Uterus
(1) Oksitosin
27
(2) Obat lain dan cairan intra vena
kolom waktunya.
berikut.
28
keputusan klinik di sisi luar kolom partograf, atau buat
a) Data Dasar
(1) Kala I
tersebut.
(2) Kala II
sesuai.
29
(3) Kala III
(4) Kala IV
(Nurul, 2017).
30
Gambar 2.1 Partograf (lembar depan).
(Sumber: Nurul jannah, 2017)
31
Gambar 2.2 Partograf (lembar belakang)
(Sumber: Nurul jannah, 2017)
32
b. Kala II (kala pengeluaran)
1. Pengertian kala II
2015).
b) His yang lebih sering dan kuat (± 2-3 menit 1 kali) dan timbul
rasa mengedan.
33
kantung ketuban pecah.
2015).
dan pintu keluar vulva membentuk satu jalan lahir yang continue.
utama meliputi:
a) Turunnya kepala
34
1) Masuknya kepala dalam Pintu Atas Panggul
(PAP)/Engagement.
35
2) Majunya kepala
3) Flexi
hukum Koppel.
36
4) Putaran paksi dalam
diameter anteroposterior.
37
5) Ekstensi
disebut hypomochilion.
38
Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi luar yang
bawah panggul.
7) Ekspulsi
39
tissue/handuk.
untuk PD.
DTT.
Bimbingan Meneran.
40
(Bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang
efektif.
kontraksi;
rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir stelah
meneran (multigravida).
41
perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan
bokong ibu.
Bayi
spontan.
Lahirnya Bahu
secara biparietal.
42
memegang lengan dan siku sebelah atas.
lainnya.
kesulitan?
43
(lakukan aspirasi sebelum menuntikkan oksitosin).
di sediakan.
32) Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi,
33) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi
dikepala bayi.
dari vulva.
44
35) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, ditepi
putting susu.
Mengeluarkan Plasenta
plasenta.
tali pusat:
45
(1) Beri dosis ulang oksitosin 10 unit IM
parah.
i. Menilai perdarahan.
40) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi
46
plasenta ke dalam kantung plastik dan tempat khusus.
perdarahan pervaginam.
k. Evaluasi
perdarahan pervaginam.
menilai kontraksi.
47
bernapas dengan baik (40-60 x/menit) serta suhu tubuh
sesuai.
m.Dokumentasi
2015).
48
5. Komplikasi dan Penyulit Persalinan Kala II
a. Distosia Bahu
49
plasenta atau uri. Partus kala III disebut juga kala uri. Kala III
dkk 2014).
seperti buah pir atau alpukat dan fundus berada diatas pusat
ahfeld).
50
melebihi kapasitas tampungnya, darah tersembur keluar dari
a. Metode Scultze
4. Pengeluaran Plasenta
51
Dari tempat ini plasenta di dorong keluar oleh tenaga
manual apabila: Perdarahan lebih dari 400 sampai 500 cc, terjadi
plasenta keluar dari uterus. Pada saat korpus di tekan, tali pusat
5. Pemeriksaan Plasenta
52
utuh atau tidak.
c. Tali pusat, meliputi: Jumlah arteri dan vena, adakah arteri atau
a) Atonia Uteri
53
kondisi tersebut sangat membahayakan ibu.
c) Retensio Plasenta
54
Retensio plasenta adalah keadaan plasenta yang
miometrium.
perdarahan.
inkarserata).
55
Perdarahan yang telah di jelaskan sebelumnya
56
1. Pemeriksaan Serviks, Vagina dan Perineum
a. Tanda Vital
57
dalam keadaan baik.
terjadinya infeksi.
b. Kontraksi Uterus
post partum.
c. Lokea
58
kuningan atau lokea alba. Lokea yang berbau
d. Kandung Kemih
detik.
e. Perineum
2017).
59
2.2 Teori Manajemen Kebidanan
yang akurat dan ekonomis, yang di sebut sebagi sumber data primer.
Sumber data alternatif atau sumber data skunder adalah data yang
60
pengumpulan data melalui indra penglihatan (perilaku, tanda fisik,
61
keadaan umum klien, tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik
sebenarnya.
pada anus dan tampak perineum menonjol, vulva, dan spingter ani
membuka.
fundus uteri. Serta pada persalinan kala IV atau kala obserfasi akan
62
dalam batas normal pada 2 jam post partum, dengan pemantauan 15
menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua post partum.
yang benar atas data - data yang di kumpulkan. Data dasar yang
adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam 10 menit, dan
63
per jam pada multigravida dan primigravida, atau lebih dari 1 sampai
sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi, pada kala
II his menjadi lebih kuat, lebih sering dan semakin lama. Proses ini
berlangsung selama ± 1,5 jam pada primigarvida dan ± 0,5 jam pada
64
Pada kala IV persalinan, dimulai dari lahirnya plasenta
perdarahan dan kandung kemih pada15 menit pada jam pertama dan
Potensial
tanda-tanda vital, DJJ kurang dari 100 atau lebih dari 180 kali/menit,
65
terjadinya perdarahan pervaginam selain dari lender dan darah,
meningkat, dan ibu tampak kelelahan. Pada manajemen aktif Kala III
atonia uteri karena kontraksi uterus yang tidak baik, dan terjadinya
lahir.
tidak baik.
66
perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan bayi, beberapa data
meningkat, dan ibu tampak kelelahan. Pada manajemen aktif Kala III
atonia uteri karena kontraksi uterus yang tidak baik, dan terjadinya
lahir.
67
Dan pada Kala IV persalinan masalah yang dapat terjadi yaitu
darah dan suhu tubuh meningkat, kontraksi uterus yang tidak baik.
Menyeluruh
pihak, yaitu oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan
terkini serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan
klien.
68
selama persalinan, menolong kelahiran dan memberikan asuhan
mengambil keputusan yang tepat guna dan tepat waktu (efektif dan
efisien).
Penatalaksanaan
atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian oleh klien atau
69
tersebut telah efektif sedangkan sebagian belum efektif (Mufdillah,
dkk 2012).
70
2.4 Kajian Jurnal
A. Jurnal 1
Judul
- Implementasi Pengurangan Resiko Kecemasan Ibu Bersalin Kala 1
Melalui Metode Hypnobirthing Di Klinik Bersalin Gegerkalong Kota
Bandung Tahun 2016.
Penulis
- Erni Hernawati, Belva Metta Ardella
Isi
- Kecemasan pada saat proses persalinan dapat memperpanjang waktu
persalinan atau akan menyebabkan partus lama. Kecemasan tersebut
dapat ditangani dengan cara nonfarmakologi, yaitu dengan metode
hypnobirthing. Upaya hypnobirthing ini di fokuskan untuk
menghilangkan sindrom ketakutan, ketegangan atau kecemasan karena
hypnosis yang digunakan lebih difokuskan pada pembentukan sugesti
positif pada saat otak berada dalam kondisi tenang atau rileks.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan metode
hypnobirthing terhadap kecemasan ibu bersalin kala I di klinik bersalin
Gegerkalong Kota Bandung tahun 2016.
B. Jurnal 2
Judul
- Manajemen Asuhan Kebidanan Intranatal Pada Ny “N” Dengan Usia
Kehamilan Preterm Di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tanggal 01 Juli 2018
Penulis
- Indah, Firdayati, Nadyah
Isi
- Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi dari dalam
uterus pada umur kehamilan 37–42 minggu dengan ditandai adanya
kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya penipisan dan dilatasi
serviks. Terjadinya persalinan normal bukan berarti tidak ada
komplikasi, tetapi melainkan banyak kemungkinan hal yang bisa
71
terjadi. Salah satu komplikasinya adalah persalinan preterm.
2.5 Pathway Asuhan Persalinan Normal
72
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
I.I DATA SUBJEKTIF
1.1.1 Identitas Pasien
ANAMNESA
2. Gravida : G2P1A0
5. Perkawinan : 1 Kali
73
- Umur pertama kali kawin: 20 Tahun
Kawin
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
ke
Jenis Pen
Ke UK Penyulit Penolong Tmp Penyulit JK BB PB Umur H/M ASI
Persalinan yulit
39
Tidak Tidak 2,9 50
1 1 mg Bidan Bpm Normal ♂ 5thn H Iya -
ada ada kg cm
g
1 H A M I L I N I
STATUS PRESENT
Kesadaran : Composmentis
BB sebelum hamil : 50 kg
Lila : 25 cm
BJA : 145x/m
74
PALPASI
- Leopold II : Pada bagian kiri ibu teraba bagian-bagian kecil janin dan
bagian kanan ibu teraba bagian panjang, keras seperti papan (pungung
janin).
yang berarti kepala janin dan tidak bisa digoyangkan (sudah masuk
P.A.P)
Pemeriksaan penunjang
- HB : 10,9 gr%
- HIV/AIDS : Negatif
- Albumin : Negatif
- HbsAg : Negatif
Kala 1 (Pembukaan)
Hasil VT
- Pembukaan : 8 cm
75
- Ketuban : (+) / utuh
- Penurunan hodge : II
Intrauterin, Tunggal hidup, Keadaan ibu baik, Keadaan janin baik, Inpartu
- Tidak ada
III INTERVENSI
penatalaksanaan.
76
3) Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa
Rasional : Agar ibu dan keluarga mengetahui keadaan ibu dan janinnya,
persalinan.
menit).
tindakan.
Rasional : Saat ada kontraksi, DJJ bisa berubah sesaat, sehingga apabila
ada perubahan dapat diketahui denan cepat dan dapat bertindak secara
6) Ajarkan ibu teknik relaksasi dan pengaturan nafas pada saat kontraksi, ibu
timbul kontraksi.
persalinan.
77
mencegah penekanan pada vena cava inferior oleh uterus yang membesar,
menolong persalinan.
persalinan
VI IMPLEMENTASI
78
kesehatan covid-19.
janinnya.
P : 20x/m, S : 36,6°c
b. Portio : Tipis
79
c. Pembukaan : 10 cm
f. Penurunan : Hodge IV
ketuban.
selama persalinan.
80
b) Partus Set: Handscoonsteril, 2 buah klem kocher, ½ kocher, 1 buah
c) On steril: 2 buah handuk kering dan bersih, pakaian bersih ibu dan bayi
d) Heacting set: 1 buah pinset sirurgik, 1 buah pinset antomi, nal puder, 2
cairan RL, Infus set 5.1, spoit 3 cc dan spoit 1 cc, meteregin 1 ampul
f) Peralatan lain: Larutan Clorin 0,5 o/o, air DTT, kantong plastic, tempat
sampah kering dan basah, safety box, bengkok, was lap, dan tempat
menggunakan APD.
kontraksi.
81
b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau
vaginanya
c) Perineum menonjol.
Hasil VT
- Pembukaan : 8 cm
kecil.
- Penurunan hodge : II
82
Assesment (A)
Intrauterin, Tunggal hidup, Keadaan ibu baik, Keadaan janin baik, Inpartu
Planning
APD lengkap)
kesehatan covid-19.
janinnya.
P : 20x/m S : 36,6°c
83
MMelakukan pemerikasaan dalam Tanggal 10 Desember 2021
b. Portio : Tipis
c. Pembukaan : 10 cm
f. Penurunan : Hodge IV
ketuban.
6. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dan pengaturan nafas pada saat kontraksi,
ibu menarik nafas melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut selama
timbul kontraksi.
selama persalinan.
84
Hasil : Ibu sudah buang air kecil di kamar mandi.
meliputi:
c) On steril: 2 buah handuk kering dan bersih, pakaian bersih ibu dan bayi
d) Heacting set: 1 buah pinset sirurgik, 1 buah pinset antomi, nal puder, 2
cairan RL, Infus set 5.1, spoit 3 cc dan spoit 1 cc, meteregin 1 ampul
f) Peralatan lain: Larutan Clorin 0,5 o/o, air DTT, kantong plastic, tempat
sampah kering dan basah, safety box, bengkok, was lap, dan tempat
85
dari tiupan angin.
menggunakan APD.
kontraksi.
vaginanya
c) Perineum menonjol.
86
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY” A “USIA 26 TAHUN
G2P1A0 UK 40 MINGGU DENGAN INPARTU KALA I FASE AKTIF
DI PUSKESMAS LUWUK KAB LUWUK BANGGAI
SULAWESI TENGAH
2. Ibu mengatakan ingin BAB dan ibu merasakan adanya tekanan pada anus
2. Kesadaran composmentis
87
5. Tanda-tanda vital TD: 110/70 mmHgS: 36,6°c, N: 78 x/menit, P: 20 x/menit
Assessment (A)
Planning (P) :
janinnya.
S : 36,6°c
88
Melakukan pemerikasaan dalam Tanggal 10 Desember 2021
b. Portio : Tipis
c. Pembukaan : 10 cm
f. Penurunan : Hodge IV
ketuban.
selama persalinan.
89
Hasil : Ibu sedang makan roti dan minum the
c) On steril: 2 buah handuk kering dan bersih, pakaian bersih ibu dan bayi
d) Heacting set: 1 buah pinset sirurgik, 1 buah pinset antomi, nal puder, 2
cairan RL, Infus set 5.1, spoit 3 cc dan spoit 1 cc, meteregin 1 ampul
f) Peralatan lain: Larutan Clorin 0,5 o/o, air DTT, kantong plastic, tempat
sampah kering dan basah, safety box, bengkok, was lap, dan tempat
90
menggunakan APD.
kontraksi.
vaginanya
c) Perineum menonjol.
91
ibu dan bayi baru lahir.
Untuk resusitasi → tempat
datar, rata, bersih, kering dan
hangat, 3 handuk/kain bersih
dan kering, alat penghisap
lendir, lampu sorot 60watt
dengan jarak 60 cm di atas
tubuh bayi.
3 3. Pakai celemek plastic - Sudah dipakai oleh bidan
4 4. Melepaskan dan menyimpan - Sudah dilakukan oleh bidan
semua perhiasan yang
dipakai, cuci tangan dengan
saber dan air bersih mengalir
kemudian keringkan tangan
dengan handuk DTT
5 5. Pakai sarung tangan DTT - Sudah dipakai oleh bidan
pada tangan yang akan
digunakan untuk
pemeriksaan dalam
92
8 10-12-2021 12.00 8. Lakukan periksa dalam - Pemeriksaan dalam tanggal
wita untuk memastikan 10 Desember 2021 pukul
pembukaan lengkap. Bila 12.00 wita oleh mahasiswa
selaput ketuban belum pecah
“S”
dan pembukaan sudah
lengkap lakukan amiotomi Pembukaan : 10 cm
Ketuban : Pecah, jernih
Presentase : Ubun-ubun
kecil dibawah simpisis
Penurunan : Hodge IV
Pelepasan : Lendir, darah
bercampur dengan air
ketuban
9 9. Dekontaminasi sarung - Sudah dilakukan.
tangan dengan cara
mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung
tangan ke dalam larutan
klorin 0,5% kemudian
lepaskan dan rendam dalam
keadaan terbalik dalam
larutan 0,5% selama 10
menit cuci tangan setelah
sarung tangan di lepas
10 10. Periksa denyut jantung janin - Sudah dilakukan hasil
(DJJ) setelah kontraksi/saat pemeriksaan DJJ: 140x/m.
relaksasi uterus untuk - Sudah dilakukan
memastikan bahwa DJJ pendokumentasian di
dalam batas normal (120 - patograf.
160x/menit)
Mengambil tindakan yang
sesuai jika DJJ tidak
normal
Mendokumentasikan
basil-basil pemeriksaan
dalam, DJJ dan semua
hasil-hasil • penilaian
serta asuhan lainnya pada
partograf
93
Tunguu hingga timbul rasa
ingin meneran, lanjutkan
pemantauan kondisi dan
kenyamanan ibu dan janin
(ikuti pedoman
penatalaksanaan fase aktif)
dan dukumentasikan semua
temuan yang ada. Jelaskan
pada anggota keluarga
tentang bagaimana peran
mereka untuk mendukung
dan memberi semangat pada
ibu untuk meneran secara
benar.
12 12. Minta keluarga membantu - Sudah dilakukan, suami
menyiapkan posisi meneran. pasien yang mendampingi.
(bila ada rasa ingin meneran
dan terjadi kontraksi yang
kuat, bantu ibu ke posisi lain
yang diinginkan dan pastikan
ibu merasa nyaman)
13 13. Laksanakan bimbingan - Telah dilakukan pimpinan
meneran pada saat ibu merasa meneran, ibu beristirahat dan
ada dorongan kuat untuk minum diantara kontraski,
meneran: serta ibu telah diberi
Bimbing ibu agar dapat semangat.
meneran secara benar dan
efektif
Dukung dan beri
semangat pada saat
meneran dan perbaiki
cara meneran apabila
caranya tidak sesuai
Bantu ibu mengambil
posisi yang nyaman
sesuai pilihannya (kecuali
posisi berbaring
terlentang dalam waktu
yang lama)
Anjurkan ibu untuk
beristirahat di antara
kontraksi
Anjurkan keluarga
memberi dukungan dan
semangat untuk ibu
Berikan cukup asupan
cairan peroral (minum)
Menilai DJJ setiap
94
kontraksi uterus selesai
Segera rujuk jika bayi
belum atau tidak akan
segera lahir setelah
120menit (2
jam )meneran
(primigravida )atau 60
menit (1 jam )meneran
(multigravida )
14 14. Anjurkan ibu untuk berjalan, - Ibu telah memilih posisi yang
berjongkok atau mengambil nyaman yaitu dengan posisi
posisi yang nyaman, jika ibu miring kiri
belum merasa ada dorongan
untuk meneran dalam 60
menit
15 15. Letakkan handuk bersih - handuk bersih telah di
(untuk mengeringkan bayi) di letakkan diatas perut ibu.
perut ibu, jika kepala bayi
telah membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm.
16 16. Letakkan kain bersih yang - Sudah dilakukan
dilipat 1/3 bagian di bawah
bokong ibu.
17 17. Buka tutup partus set dan - alat dan bahan telah lengkap
perhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan
18 18. Pakai sarung tangan DTT - Sarung tangan sudah
pada kedua tangan digunakan.
19 19. Setelah. tampak kepala bayi - Telah dilakukan penyokongan
dengan diameter 5-6 cm dan kepala bayi telah lahir.
membuka vulva maka
lindungi perineum dengan
satu tangan yang dilapisi
dengan kain bersih dan
kering. Tangan yang lain
menahan kepala bayi untuk
menahan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala.
Anjurkan ibu untuk meneran
perlahan atau bernafas cepat
dan dangkal
20 20. Periksa kemungkinan adanya - Tidak terjdi lilitan tali pusat.
lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yang sesuai jika hal
itu terjadi, dan segera
lanjutkan proses kelahiran
bayi
Jika tall pusat melilit
95
leher secara longgar,
lepaskan lewat bagian
atas kepala bayi
Jika tali usat melilit leher
secara kuat klem tali
pusat di dua tempat dan
potong diantara klem.
21 21. Tunggu kepala bayi - Kepala telah melakukan
melakukan putaran paksi luar putaran paksi luar secara
secara spontan spontan
22 22. Setelah kepala melakukan - telah dilakukaan bahu dan
putaran paksi luar, pegang lengan bayi telah lahir.
secara biparental. Anjurkan
ibu untuk meneran saat ada
kontraksi ,dengan lembut
gerakkan kepala ke arah
bawah dan distal hingga bahu
depan muncul dibawah arkus
pubis dan kemudian gerakkan
kearah atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang
23 23. Setelah kedua bahu lahir, - Telah dilakukan.
geser tangan bawah untuk
kepala dan bahu. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri
dan memegang lengan dan
siku sebelah atas
24 10-12-2021 12.15 24. Setelah tubuh dan lengan - Telah dilakukan, dan bayi
wita lahir, penelusuran tangan alas lahir spontan tanggal 10
berlanjut ke punggung, Desember pukul 12.15 Wita
bokong, tungkai dan kaki. dengan jenis kelamin
Pegang kedua mata kaki perempuan.
(masukkan telunjuk diantara
kaki dan pegang masing-
masing mata kaki dengan ibu
jari dan jari-jari lainnya)
25 25. Lakukan Penilaian - Bayi lahir segera menangis,
(selintas): bernafas tanpa kesulitan,
Apakah bayi cukup bergerak aktif dan kulit tubuh
bulan? kemerahan
Apakah air ketuban
jernih, tidak tercampur
mekonium?
Apakah bayi menangis
kuat dan/atau bernapas
tanpa kesulitan?
Apakah bayi bergerak
dengan aktif?
96
Bila salah satu jawaban
adalah TIDAK lanjutkan
ke langkah resusitasi
pada asfiksia bayi baru
lahir jika jawaban Ya
lanjutkan ke langkah 26
26 26. Keringkan Tubuh Bayi - Bayi telah dibersihkan dan di
Keringkan bayi mulai dari keringkan
muka, kepala dan bagian
tubuh lainnya kecuali bagian
tangan tanpa membersihkan
verniks. Ganti handuk basah
dengan handuk atau kain
kering biarkan bayi diatas
perut ibu.
27 27. Periksa kembali uterus untuk - Ibu hamil tunggal
memastikan tidak ada lagi
bayi dalam uterus (harnil
tunggal).
28 28. Beritahu ibu bahwa ibu akan - Ibu telah di beritahu dan ibu
disuntik oksitosin agar uterus bersedia disuntik.
berkontraksi baik.
29 29. Dalam waktu. I menu setelah - Oksitosin telah disuntikkan
bayi lahir, suntikkan
oksitosin 10unit IM
(intramuskuler) di 1/3 paha
atas bagian distal lateral
(lakukan aspirasi sebelum
menyunti oksitosin)
30 30. Setelah 2 menit pasca - Tali pusat sudah diklem.
persalinan, jepit tali pusat
dengan klem kira-kira 3 cm
dari pusat bayi. Mendorong
isi tali pusat ke arah distal
(ibu) dan jepit kembali tali
pusat 2cm dari klem
pertama.
31 31. Pemotongan dan - Tali pusat sudah digunting
Pengikatan Tali Pusat dan telah di ikat dengan
Dengan satu tangan, benang steril.
pegang tali pusat - Klem sudah dimasukkan ke
yang telah dijepit wadah air DTT.
(lindungi perut bayi),
dan lakukan
pengguntingan tall
pusat di antara 2 klem
tersebut.
97
Ikat tali pusat dengan
benang DTT atau
steril pada satu sisi
kemudian
melingkarkan
kembali benang
tersebut dan
mengikatnya dengan
simpul kunci pada sisi
lainnya
Lepaskan klem dan
masukkan dalam
wadah yang telah
disediakan
98
lahir setelah 30-40 detik,
hentikan penegangan tali
pusat dan tunggu hingga
timbul kontraksi berikutnya
dan ulangi prosedur di alas.
Jika uterus tidak segera
berkontraksi, mints ibu,
suami atau anggota keluarga
untuk melakukan stimulasi
putting susu.
37 37. Lakukan penegangan dan - Sudah dilakukan peregangan
dorongan dorso-kranial tali pusat.
hingga plasenta terlepas,
mints ibu meneran sambil
penolong menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai
dan kemudian ke arah alas,
mengikuti poros jalan lahir
(tetap lakukan tekanan
dorso-kranial)
Jika tali pusat bertambah
panjang, pindahkan klem
hingga berjarak sekitar
5-10 cm dari vulva dan
lahirkan placenta
Jika placenta- tidak lepas
setelah 15 menu
menegangkan tali pusat:
1. Beri dosis ulangan
oksitosin 10unit IM
2. Lakukan kateterisasi
(aseptik) jika kandung
kemih penuh
3. Minta keluarga untuk
menyiapkan rujukan
4. Ulangi penegangan tali
pusat 15 menit berikutnya
5.jika plasenta tidak lahir
setelah 30 menit bayi
lahir atau jika terjadi
perdarahan segera
lakukan plasenta manual.
38 10-12-2021 12.20 38. Saat placenta muncul di - Plasenta telah lahir 5 menit
wita introitus vagina, lahirkan
setelah bayi lahir pada tanggal
plasenta dengan kedua
tangan. Pegang dan putar 10 Desember 2021 pukul
placenta hingga selaput
12.20 Wita
ketuban terpilin kemudian
99
lahirkan dan tempatkan
plasenta pada wadah yang
telah disediakan.
Jika selaput ketuban robek,
pakai sarong tangan DTT
atau steril untuk melakukan
eksplorasi sisa selaput
kemudian gunakan jari-jari
tangan atau klem DTT atau
stern untuk mengeluarkan
bagian selaput yang
tertinggal
39 39. Segera setelah placenta dan - Sudah dilakukan masase
selaput ketuban lahir, uterus.
lakukan masase uterus, - Plasenta lahir lengkap
letakkan telapak tangan di kotiledon dan selaput
fundus dan lakukan masase ketubannya
dengan gerakan melingkar
dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba
keras)
Lakukan tindakan yang
diperlukan jika uterus tidak
berkontraksi setelah 15 detik
masase.
40 40. Periksa kedua sisi plasenta - Sudah dilakukan
baik bagian ibu maupun
bayi dan pastikan selaput
ketuban lengkap dan utuh.
Masukkan placenta ke
dalam kantung plastik atau
tempat khusus
41 41. Evaluasi kemungkinan - telah dilakukan, dan terjadi
laserasi pada vagina dan laserasi pada perineum
perineum. Lakukan derajat 1
penjahitan bila laserasi
menyebabkan perdarahan.
Bila ada robekan yang - sudah dilakukan
menimbulkan pendarhan
aktif segera melakukan
penjahitan
42 42. Pastikan uterus berkontraksi - Telah dilakukan, dan uterus
dengan baik dan tidak berkontraksi dengan baik
terjadi perdarahan per teraba bundar dan keras.
vaginam
43 43. Biarkan bayi tetap - Telah dilakukan, dengan
melakukan kontak kulit ke membiarkan bayi melakukan
100
kulit di dada ibu paling kontak kulit selam 1 jam.
sedikit 1 jam.
Sebagian besar bayi
akan berhasil melakukan
Inisiasi Menyusu Dini
dalam waktu 30-60
menit. Menyusu pertama
biasanya berlangsung
sekitar 10-15 menu.
Bayi cukup menyusu
dari satu payudara
Biarkan bayi berada di dada
ibu selama 1 jam walaupun
bayi sudah berhasil menyusu
44 44. Setelah satu jam, lakukan - Bayi telah di beri tetes
pemeriksaan fisik bayi baru mata/salep mata antibiotik
lahir, beri antibiotika salep profilaksis, dan telah di
mata pencegahan, dan
suntikkan vitamin K secara
vitamin K 1 mg
intramuscular di paha kiri intramuskuler di paha kiri
anterolateral. antero lateral.
45 45. Setelah satu jarh pemberian - Telah dilakukan
vitamin K1 berikan suntikan penyuntikkan hepatitis B di
imunisasi Hepatitis B di paha kanan antero lateral.
paha kanan anterolateral.
Letakkan bayi di dalam
jangkauan ibu agar sewaktu-
waktu bisa disusukan.
Letakkan kembali bayi pada
dada ibu bila bayi belum
berhasil menyusu di dalam
satu jam pertama dan
biarkan sampai bayi berhasil
menyusu.
46 46. Lanjutkan pemantauan - Telah dilakukan pemantauan
kontraksi dan mencegah dan tidak terjadi perdarahan
perdarahan per vaginam pervaginam, serta kontraksi
2-3 kali dalam 15 menit uterus baik teraba bundar dan
pertama pascapersalinan keras.
Setiap 15 menit pada 1
jam pertama
pascapersalinan
Setiap 20-30 menit pada
jam kedua
pascapersalinan
Jika uterus tidak
berkontraksi dengan baik,
melakukan asuhan yang
101
sesuai untuk menatalaksana
atonia uteri
47 47. Ajarkan ibu/keluarga cara - Sudah dilakukan, ibu dan
melakukan masase uterus keluarga mengerti yang
dan menilai kontraksi diajarkan oleh bidan.
48 48. Evaluasi dan estimasi - Jumlah perdarahan tanggal 12
jumlah kehamilan darah Desember 2021 pada pukul
13.40 Wita adalah 250 cc
49 49. Memeriksa Jam Waktu TD Nadi Suhu TFU Kontraksi Kandung Perdarahan
nadi ibu dan (mmhg) (X/m) uterus kemih
keadaan 12.20 100/80 80x/i 36,6°c 1Jrbpst Baik Kosong 50cc
kandung kemih 1 12.35 100/80 80x/i 36,6°c 1Jrbpst Baik Kosong 50cc
setiap 15 menit
12.50 100/80 80x/i 36,6°c 1Jrbpst Baik Kosong 50cc
selama 1 jam
pertama 13.10 100/80 80x/i 36,6°c 1Jrbpst Baik 100cc 40cc
pascapersalinan 2 13.25 100/70 78x/i 36,5°c 2Jrbpst Baik 50cc 30cc
dan setiap 30 13.40 100/70 78x/i 36,5°c 2Jrbpst Baik 50cc 30cc
menit selama
jam kedua
pascapersalinan
Memeriksa
temperatur
tubuh ibu
sekali setiap
jam selama 2
jam pertama
pascapersalin
an
. Melakukan
tindakan yang
sesuai untuk
temuan yang
tidak normal
50 50. Periksa kembali bayi dan - Telah dilakukan pemeriksaan
pantau setiap 15 menit untuk dan bayi bernafas normal
pastikan bahwa bayi dengan pernapasan 50 x/menit
bernafas dengan baik (40-60
dan suhu tubuh normal yaitu
x / menit) serta suhu tubuh
normal (36,5 – 37,5 0C) 36.8oc.
Jika bayi sulit bernafas,
merintih, atau retraksi di
resusitasi dan segera
merujuk ke rumah sakit
Jika bayi nafas terlalu
cepat, segera dirujuk
Jika kaki teraba dingin,
pastikan ruangan hangat,
kembalikan bayi kulit-ke-
kulit dengan ibunya dan
102
selimuti ibu dan bayi dengan
satu selimut.
51 51. Tempatkan peralatan bekas - Telah dilakukan, dan peralatan
pakai dalam larutan klorin telah direndam dilarutan klorin
0.5 % untuk dekontaminasi untuk didekontaminasi.
(10 menit). Cuci dan bilas
peraltan setelah
didekontaminasi
52 52. Buang bahan-bahan yang - Sudah dilakukan
terkontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai
53 53. Bersihkan ibu dengan - Ibu telah dibersihkan, dan ibu
menggunakan air DDT. telah memakai pakaian bersih
Bersihkan sisa cairan dan kering.
ketuban, lendir dan dash.
Bantu ibu memakai pakaian
yang bersih dan kering
54 54. Pastikan ibu merasa - Ibu telah merasa nyaman, ibu
nyaman, bantu ibu telah menyusui bayinya, dan
memberikan ASI. Anjukan ibu telah makan dan minum di
keluarga untuk memberi ibu
bantu oleh keluarga.
minuman dan makanan yang
di inginkan
55 55. Dekontaminasi tempat - Sudah dilakukan
bersalin dengan larutan
klorin 0.5 %
56 56. Celupkan sarong tangan - Sudah dilakukan
kotor ke dalam larutan
klorin 0,5%, balikkan
bagian dalam ke luar dan
rendam dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit
57 57. Cuci kedua tangan dengan - Telah dilakukan dan tengan
sabun dan air mengalir telah di cuci.
103
ASUHAN KEBIDANAN KEADAAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR
NORMAL SETELAH 2 JAM PP DI PUSKESMAS LUWUK KABUPATEN
LUWUK BANGGAI SULAWESI TENGAH
104
2. Ada pemgeluaran ASI saat putting di pencet
KEADAAN IBU
KU Baik
TENSI 110/80mmhg
UC/FU 2 Jrbpst
Perdaraha ± 250 cc
n
Keluhan Nyeri bagian perenium
Obat-obatan Ramabion 1x1, Asmef 3x1
KEADAAN BAYI
KU Baik
BB/TB 3.000gram/48cm
Suhu 36,8⁰c
BAB/BAK Sudah BAK, BAB Belum ada selama
pengkajian
Minum Iya, ASI Eksklusif
Lama Persalinan
Kala IV : ± 2 Jam
Asasement (A)
105
- Ny A P2AO setelah 2 jam PP
Diagnosa potensial:
106
2) Menganjurkan ibu untuk mencari posisi yang nyaman:
Hasil : ibu memilih posisi miring ke kanan.
3) Pemberian Analgetik, Antibiotik dan vitamin Novabion:
Hasil : ibu minum asam mefenamat 1 tablet dan amoxicillin 1 tablet pada
jam 14.30 WITA.
c. Ibu belum mengerti perawatan bayi.
1) Memberi penjelasan dan simulasi tentang perawatan bayi sehari -hari:
Hasil : ibu mengerti dan berusaha untuk merawat sendiri bayinya.
2) Meyakinkan dan memotivasi ibu bahwa ia mampu merawat sendiri
bayinya:
Hasil : ibu merasa masih perlu banyak belajar mengenai perawatan bayi.
3) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya tanpa dijadwalkan (on
demand):
Hasil : ibu menyusui bayinya sesering mungkin dan segera setiap
bayinya ingin.
4) Mengajarkan cara menyusui yang baik dan benar:
Hasil : ibu mengerti dan mau mempraktekkannya di rumah sakit dan
sesampainya di rumah.
107
Hasil : tidak ada tanda -tanda infeksi yang ditemukan. Suhu tubuh
normal; 36,5 °C, luka jahitan tidak merah dan pengeluaran lochia tidak
berbau.
f. Potensial terjadi infeksi tali pusat pada bayi
1) Memantau adanya tanda -tanda infeksi pada tali pusat bayi:
Hasil : tidak ada tanda -tanda infeksi. Suhu tubuh normal; 36,8 °C, tali
pusat tidak merah dan tidak berbau.
108
6. Ibu mengatakan akan pulang hari ini.
c. Suhu : 36, 4 °C
a. Suhu : 36,7 °C
b. Pernapasan : 44 kali/menit
c. DJA : 132kali/menit
9. Kulit kemerahan
10. Tali pusat masih basah dan terbungkus betadhine dan gaas steril, tidak ada
tanda-tanda infeksi
Assesment (A):
109
2. Nyeri perineum,
3. ASI cukup,
Planning (P):
3) Suhu : 36, 4 °C
Hasil : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik (teraba keras dan
b. Nyeri perineum
110
Hasil : ibu mengerti dan langsung melakukan teknik relaksasi yang telah
diajarkan.
Hasil : ibu minum asam mefenamat 1 tablet dan amoxicillin 1 tablet pada
Hasil : Suhu : 36,7 °C, Pernapasan :44 kali/menit, DJA: 132 kali/menit
Hasil :BB sekarang : 3.200 (tetap), kulit kemerahan, tali pusat masih
basah dan terbungkus betadhine dan gaas steril, BAK: 5 kali, BAB: 2 kali,
bayi kuat menetek, reflex mengisap dan menelan baik, bayi tidur nyenyak.
bayinya ingin.
sesampainya di rumah.
111
Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukannya sendiri.
Hasil : tidak ada tanda -tanda infeksi yang ditemukan. Suhu tubuh
normal; 36,4 °C, luka jahitan tidak merah dan pengeluaran lochia tidak
berbau.
Hasil : tidak ada tanda -tanda infeksi. Suhu tubuh normal; 36,7 °C, tali
112
LAMPIRAN PATOGRAF
113
114
115
BAB IV
PEMBAHASAN
komprehensif pada Ny “A” dengan persalinan dan bayi baru lahir Normal di
dilakukan selama satu hari yang dimulai saat pasien masuk di Puskesmas sampai
KALA I
Secara garis besar diklasifikasikan sebagai data subjektif dan objektif. Maka
pengumpulan data subjektif yang terdiri dari alasan utama ibu masuk,
116
Riwayat keluhan ibu, Riwayat menstruasi, Riwayat perkawinan, Riwayat
itu, dilakukan pula pengumpulan data secara objektif yang terdiri dari
dalam.
G2P1A0, datang ke Puskesmas pada Pukul 09.30 wita dengan keluhan nyeri
pada perut bagian bawah menjalar kepinggang, yang disertai dengan adanya
06.30 wita. Dan rasa nyeri yang dirasakan hilang timbul dan semakin lama
dan bergerak pada bagian sebelah kiri perut ibu, pasien mengatakan sering
sesak karena tekanan pada fundusnya, ibu mengatakan haid pertama haid
dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini disebabnya karena lepasnya
selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa
kapiler terputus (Dewi Setiawati, 2013: 54). His pembukaan (Kala I):
teraba keras atau padat karena kontraksi. Tekanan hidrostatis air ketuban dan
117
(affacement) dan terbuka (dilatasi) (Widia, 2015). Dilatasi serviks serviks 4-
Ekspresi wajah tampak cemas, tidak tenang dan meringis menahan sakit serta
didapatkan kesan yaitu tinggi fundus uteri (TFU) 3 jari dibawah Prosesus
Xipoideus, 31 cm, teraba lunak, bulat dan lembek (bokong) dan sesuai usia
terbawah janin 3/5, pada auskultasi terdengar denyut jantung janin dengan
10.00 wita yaitu, tidak ditemukan kelainan pada vulva dan vagina, keadaan
portio lunak dan tipis, terdapat pembukaan 8 cm, ketuban masih utuh,
penurunan hodge III, tidak ada molase dan penumbungan, serta kesan
wita di dapatkan hasil tidak ditemukan kelainan pada vulva dan vagina,
keadaan portio teraba tipis, terdapat pembukaan 10 cm, ketuban sudah pecah
dengan warna air ketuban jernih, presentase Kepala penurunan hodge IV,
118
neagle, mulai dari hari pertama haid terakhir tanggal sampai tanggal
janin dan terabanya bagian-bagian janin pada saat palpasi merupakan salah
dilakukan pada saat uterus tidak sedang berkontraksi, dengan posisi ibu
ujung pita dari tepi atas simfisis pubis dan puncak fundus uteri hal tersebut
dilakukan untuk menilai tinggi fundus uteri apakah tinggi fundus uteri sesuai
dengan usia kehamilan atau tidak, dan untuk menentukan presentasi janin
tersebut, jika dalam perabaan pada fundus uteri bulat, keras dan melenting
maka dapat dikatakan sebagai presentasi bokong karena kepala janin berada
pada bagian fundus atau jika pada bagian fundus uteri teraba lunak, kurang
diagnosis persalinan preterm. Jika pembesaran uterus lebih kecil dari dugaan
usia kehamilan normal, maka kemungkinan terjadi usia kehamilan lebih muda
dari taksiran. Pada kasus Ny”A” didapatkan TFU 3 jari atas pusat. Pada
tinggi fundus uteri. Pada persalinan preterm dengan berat janin kurang dari
119
Pada kasus Ny”A” TBJ didapatkan 2.945 gram. Pada kehamilan, janin
dikatakan tunggal jika pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan. Pada
saat palpasi teraba satu kepala satu punggung, satu bokong, terdengar satu
jantung janin pada satu titik serta pergerakan janin pada salah satu sisi perut
ibu.
Dirasakan pergerakan janin kuat ±10 kali dalam sehari dan pada saat
hidup. Janin dalam keadaan baik ditandai dengan DJJ terdengar jelas dan
teratur dengan frekuensinya antara 120-160 x/menit serta dapat dilihat dari
(Prawirohardjo, 2014).
Pada persalinana kala I yang di tandai dengan adanya his atau kontraksi
dimana mempunyai ciri seperti, pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan,
his yang bersifat teratur, interval semakin pendek dan kekuatannya semakin
sebagian besar baru pecah menjelang pembukaan lengkap dan tanda in partu,
yang banyak atau selaput ketuban yang pecah dengan sendirinya (Nurul
jannah, 2017).
120
Berdasarkan uraian di atas terdapat persamaan antara teori dengan
gejala yang timbul pada kala I. Hal ini membuktikan bahwa tidak ditemukan
data baik data subjektif maupun data objektif yang diperoleh dan hasil
teraba kepala pada 3 jr dibawah px (30 cm), pada fundus teraba lunak,
bagian kiri teraba bagian-bagian kecil janin dan bagian kanan ibu teraba
2021, ibu mengeluh nyeri tembus belakang sejak 09 Desember 2021 jam
23.00Wita, ibu merasakan janinnya bergerak kuat perut bagian atas yang
menekan tulang iga sehingga ibu merasa agak sesak, ibu tidak bisa tidur
karena nyeri yang dirasakan, Leopold III Presentasi kepala dan hasil Vt
121
presentasi kepala, divergen, tunggal, hidup, keadaan janin baik, inpartu kala I
Fase aktif dengan masalah nyeri teratasi karena kontraksi. Oleh karena itu
Berdasarkan data yang ada pada studi kasus Ny “A” di lahan praktek
dapat didentifikasi masalah potensial yaitu Kala 1 Fase Laten tidak terjadi,
tidak terjadinya perdarahan, dan infeksi jalan lahir. Dengan demikian tinjauan
dapat terjadi pada saat mengelolaan ibu hamil, ibu bersalin, nifas dan bayi
baru lahir.
terjadi apabila tidak segera dilakukan tindakan segera, selain diatas bisa juga
berupa observasi/pemeriksaan.
122
mengantisipasi diagnosis/masalah potensial pada langkah sebelumnya, bidan
untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Dalam rumusan ini, termasuk tindakan
segera yang mampu dilakukan secara mandiri atau bersifat rujukan (Rita
Yulifah, 2013).
Pada Studi kasus Ny “A” tidak ada tindakan segera yang perlu
diperoleh dan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan ibu. Penetapan tujuan
Pada kasus Ny “A” rencana yang dilakukan adalah asuhan sayang ibu,
kepala.
adanya kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus pada Ny “A”
di Puskesmas Luwuk.
yang akan dilakukan sehingga ibu dan keluarganya dapat membantu dan
123
berpartisipasi dalam pelaksanaan asuhan kebidanan.
diberikan kepada klien dengan berpedoman pada tujuan dan kriteria yang
persalinan berlangsung normal, dimana kala II tidak lebih dari kriteria yang
ditetapkan, ibu dapat melahirkan pervaginam, keadaan ibu baik, bayi lahir
tanggal 10 Desember 2021 Pukul 12.15 Wita, presentasi kepala, jenis kelamin
perempuan, BBL 3000 gram, PBL 48 cm, apgar score 8/10, menangis kuat,
bernapas tanpa bantuan serta bergerak aktif, bernafas tanpa kesulitan, badan
bayi kemerahan.
asuhan kebidanan yang diterapkan tidak tecapai semua sehingga pada hasil
evaluasi ini terjadi kesenjangan dimana hasil evaluasi dari asuhan yang
124
BAB V
PENUTUP
praktek melalui studi kasus tentang manajemen asuhan kebidanan pada Ny “A”
Sulawesi Tengah, maka bab ini penulis menarik kesimpulan dan saran.
5.1 Kesimpulan
dimulai dari pengkajian dan analisa data dasar, pada langkah ini
kondisi klien.
berdasarkan adanya keluhan yaitu nyeri pada perut bagian bawah yang
bercampur dengan darah, dan sifat nyeri yang dirasakan hilang timbul dan
semakin lama semakin sering dan kuat, serta pada pemeriksaan dalam di
pembukaan serviks dan pemeriksaan dalam yang terlalu sering, pada kala
125
II yaitu terjadinya kala II lama dimana garis pembukaan mendekati garis
plasenta, dan pada kala IV kemungkinan masalah yang dapat terjadi yaitu
5) Rencana tindakan yang telah disusun pada Ny “A” bertujuan agar ibu
dengan adanya kerjasama antara bidan dengan petugas lainnya agar dapat
teratasi.
5.2 Saran
1) Bagi Penulis
126
Diharapkan penulis agar menambah pengetahuan dan wawasan dalam
2) Bagi klien
demand.
seimbang.
genetalianya.
perkembangan IPTEK.
127
manajemen kebidanan perlu dikembangkan karena merupakan alat yang
kasus.
dan janin, oleh karena itu bidan diharapkan mampu mendeteksi secara
pelaksanaan tugas.
keterampilan bidan.
5) Bagi Puskesmas
akan bersalin serta memberkan Asuhan Kebidanan terhadap Ibu dan Bayi
128
DAFTAR PUSTAKA
Aat Agustini & Naura Rahma “Hubungan Kompetensi Bidan Dengan Kepatuhan
Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Lingung Kabupaten Majalengka Tahun 2012“. Jurnal Kampus
Stikes YPIB Majalengka.Vol. 2 no. 2 (Februari, 2014).
http://ejournal.stikesypib.ac.id/file.php?file=jurnal&id=532&cd.pdf
(Diakses tanggal 14 juni 2017).
Asri, Dwi dan Cristine Clervo P. Asuhan Persalinan Normal Plus Contoh Askeb
dan Patologi Persalinan, Yogyakarta : Nuha Medika, 2012.
Liliyana, dkk. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan, Jakarta : ECG, 2012
129
millennium-development-goals-mdgs.pdf?view=inline. (Diakses tanggal
18 juni 2017)
Mangkuji, Betty, dkk. Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP, Jakarta : ECG : 2014
Nursiah, Ai, dkk. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan,Bandung : PT. Refika
Aditama, 2014.
Purwandari Atik, dkk. “ Studi Kasus Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny.
D.N Dengan Persalinan Normal di Puskesmas Bahu Kecamatan
Malalayang Kota Manado Tahun 2014 “.Jurnal Ilmiah Bidan. Vol 2 no. 1
(Januari – Juni 2014).
http//ejurnal.poltekkesmanado.ac.id/index.php/jib/article/view/219.pdf
(Diakses tanggal 17 juni 2017).
Yeyeh, Ai, dkk. Asuhan Kebidanan II Persalinan Edisi Revisi,DKI Jakarta : CV.
Trans Info Media, 2014.
130
DOKUMENTASI
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
(...........................................)
NIM. (......................................)
Saksi,
SOP PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL DI PUSKESMAS
LUWUK KABUPATEN LUWUK BANGGAI
SULAWESI TENGAH.
TANGGAL:
JAM :
TEMPAT :
OLEH BIDAN : Siti Nurbaya
1. Pengertian
Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup
kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir.
2. Tujuan
Menjaga kelangsungan hidup dan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu
danbayinya, melalui upaya yang terintergrasi dan lengkap tetapi dengan
intervensiyang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas
pelayanan dapatterjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal)
3. Prosedur : Persiapan Pasien
1) Identifikasi klien
2) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
3) Inform consent
4. Persiapan alat
1) Partus Set
2) Heacting set
3) Kapas dan air DTT
4) Kasa steril
5) Depress
6) Penghisap lendir delle
7) Obat : oxytocin dan spout
8) Doek / alas bokong
9) Handuk dan kain pembungkus bayi
10) Larutan clorin 0,5% dalam Waskom
11) Air DTT dalam Waskom
12) Tempat sampah medis dan Non Medis
13) Tempat pakaian kotor
14) Pakaian Ibu dan Pembalut
15) Bengkok
16) Gelas Ukur dan tempat plasenta
17) Tensimeter dan stetoskop
18) Fetoskope
19) APD (Celemek, sepatu boot, masker, topi / nurse cap, kacamata google)
5. Pelaksanaan
I. MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala Dua
Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectumdan
vagina
Perineum tampak menonjol
vulva dan sfingter ani membuk
Nama Pasien : Ny A
Stase : Persalinan