Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN REMAJA DAN PRANIKAH PADA NN “S”


USIA 16 TAHUN DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS SINTUVU ROSO
LABUAN KABUPATEN DONGGALA SULAWESI TENGAH

Oleh:
WILDAYANTI

NIM 238211285

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS KEPERAWATAN


DAN KEBIDANAN IIK STRADA INDONESIA KEDIRI
JAWA TIMUR TAHUN 2023

PERSETUJUAN

i
Laporan Praktik dengan judul “Asuhan Kebidanan Remaja Dan

Pranikah Pada Nn”S” Usia 16 Tahun Dengan Anemia” di Puskesmas Sintuvu

Roso Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah telah disetujui oleh

pembimbing penyusunan Asuhan pada :

Hari/ Tanggal : Labuan, 11 Januari 2024

Labuan, 11 Januari 2024

Mahasiswa

Wildayanti

Mengetahui
Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

Bd. Putri Eka Sejati.,SST.,M.Kes (Kartika Yulidia, S.Tr.Keb,.Bdn)


NIP 199111252017042002

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Mana Esa yang

ii
selalu menyertai dan mencurahkan kasih dan karuniaNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas Askeb Komprehensif yang berjudul “Asuhan Kebidanan

Remaja dan Pranikah Pada Nn S Usia 16 Tahun Dengan Anemia “di

Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah Tahun

2024.

Penulis menyadari bahwa Laporan Praktik Askeb Komprehensif ini masih

jauh dari sempurna dan masih banyak keterbatasan-keterbatasan. Pada

kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang

telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini antara lain, yaitu:

1. Dr. dr. Sentot Imam Suprapto, MM, selaku Rektor Institu Ilmu Kesehatan

STRADA Indonesia yang selalu mengispirasi dan sebagai motivator dalam

selama menyelesaiakn studi.

2. Dr. Byba Melda Suhita,.S.Kep,.Ners,.M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan yang sangat berjasa dan telah memberikan dedikasinya terhadap

program studi ini.

3. Miftakhur Rohmah, S.Keb.,Bd.,M.Keb, selaku Ketua Program Studi D-V dan

Profesi Kebidanan yang sangat berjasa dan telah memberikan dedikasinya

terhadap program studi ini.

4. Bd. Putri Eka Sejati.,SST.,M.Kes, selaku pembimbing Institusi dengan

keluasan ilmunya yang telah sabar membimbing dan memberikan berbagai

masukan dalam penyusunan Askeb Komprehensif ini.

5. Kartika Yulidia, S.Tr.Keb,.Bdn, selaku pembimbing Lahan dengan keluasan

ilmunya yang telah sabar membimbing dan memberikan berbagai masukan

dalam penyusunan Askeb Komprehensif ini.

iii
6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang sudah

membantu tersusun dan terselesaikannya laporan Askeb Komprehensif ini

Akhir kata peneliti menyadari bahwa laporan praktik Askeb ini masih

jauh dari kesempurnaan, akan tetapi semoga karya yang sederhana ini dapat

berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Labuan,11 Januari 2024

Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL..............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii

iv
DAFTAR ISI......................................................................................................v
DAFTAR BAGAN...........................................................................................vii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................ix
BAB I PENDAHULAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................3
1.2.1 Tujuan Umum.....................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus....................................................................3
1.3 Manfaat.........................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................5
2.1 Konsep Dasar Teori Remaja .........................................................5
2.1.1 Pengertian Remaja..............................................................5
2.1.2 Tahapan Remaja..................................................................5
2.1.3 Spikologi Remaja................................................................7
2.2 Peraturan Pemerintah RI Tentang Kesehatan Reproduksi............9
2.3 Konsep Teori Tentang Anemia....................................................10
2.3.1 Pengertian Anemia............................................................10
2.3.2 Etiologi..............................................................................11
2.3.3 Patofisiologi......................................................................13
2.3.4 Manifestasi Klinik.............................................................13
2.3.5 Komplikasi........................................................................14
2.3.6 Pemeriksaan Penunjang....................................................14
2.3.7 Penatalaksanaan Medis.....................................................16
2.4 Pathway.......................................................................................18
2.5 Kajian Jurnal...............................................................................19
2.6 Standar Asuhan Kebidanan.........................................................20
2.6.1 Langkah-langkah Asuhan Kebidanan...............................20
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................26
3.1 Data Dasar...................................................................................26
3.2 Analisa/Diagnosa........................................................................30
3.3 Rencana Tindakan.......................................................................31

v
3.4 Penatalaksanaan..........................................................................31
3.5 Evaluasi.......................................................................................32
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................34
BAB V PENUTUP........................................................................................39
5.1 Kesimpulan.................................................................................39
5.2 Saran...........................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR BAGAN

2.1 Pathway.......................................................................................................18

vi
DAFTAR SINGKATAN

WUS : Wanita Usia Subur

WHO : World Health Organization

IMS : Infeksi Menular Seksual

BB : Berat Badan

TB : Tinggi Badan

LILA : Lingkar Lengan.

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan


Lampiran 2 Lembar SAP
Lampiran 3 Leafleat

viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Menurut Green & Keruter (2014), pendidikan kesehatan

merupakan proses yang menghubungkan informasi kesehatan dengan

praktek kesehatan. Idealnya tes kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan

sebelum dilakukan pernikahan tetapi tes kesehatan pra nikah dapat

dilakukan kapanpun selama pernikahan belum berlangsung. Upaya

kesehatan terhadap pasangan pranikah yaitu upaya promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif.

Pemeriksaan kesehatan bagi pasangan pranikah sangat penting

untuk mengetahui tingat kesehatan dari pasangan, jika ditemukan masalah

kesehatan maka dapat langsung dilakukan intervensi untuk pengobatan.

Anemia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat secara

global. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah

penderita anemia di seluruh dunia sekitar dua miliar. Wanita Usia Subur

(WUS) yang tidak hamil merupakan kelompok usia dengan prevalensi

anemia yang cukup tinggi pada tahun 2011, yaitu sebesar 29% di dunia,

31,6% di Asia (peringkat kedua di dunia).

Di Indonesia, prevalensi anemia pada WUS juga mengalami

peningkatan, 19,7% pada tahun 2007 menjadi 22,4% pada tahun 2013

(World Health Organization, 2015). Kementerian Kesehatan, Kemenkes,

2013). WUS termasuk kelompok usia yang sangat beresiko mengalami

anemia karena mengalami kehilangan besi sebesar 1,3 mg/hari setiap

menstruasi, ditambah lagi jika asupan besi yang dikonsumsi tidak memadai.

1
Anemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya : defisiensi besi,

defisiensi mikronutrien lainnya (folat, riboflavin, vitamin A dan vitamin

B12), infeksi akut dan kronik (malaria, TBC, HIV dan kanker) dan kelainan

bawaan yang mengganggu sintesis hemoglobin serta produksi sel darah

merah (hemoglobinopati). Namun, penyebab terbesar dari semua anemia di

dunia adalah defisiensi besi (sebesar 50%). (WHO, 2011).

Dampak anemia selama kehamilan terhadap outcome maternal

adalah terjadinya perdarahan antepartum, perdarahan postpartum, infeksi

puerperium, dan meningkatkan angka kematian ibu. Anemia berkontribusi

atas 20% kematian ibu di dunia. Selain itu, anemia juga menimbulkan resiko

bagi bayi, diantaranya meningkatnya kejadian kelahiran prematur, bayi

dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), gangguan pertumbuhan dan

perkembangan intrauterin serta meningkatnya kematian perinatal. (Bansal et

al, 2016).

Peran bidan salah satunya untuk masalah gangguan reproduksi

terutama pada dismenorea primer dalam upaya pencegahan dan penanganan

gangguan reproduksi bidan merupakan fasilitator dalam mempromosikan

kesehatan misalnya adanya penyuluhan mengenai terjadinya anemia

diakalangan remaja putri. Bidan memberikan pelayanan yang

berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan,

penanganan dan promosi kesehatan dengan berlandasan kemitraan dan

pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya

untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkan pertolongan

kapanpun dan dimanapun dia berada.

2
Dari uraian diatas penulis tertarik mengambil kasus pada Remaja dan

Pranikah dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Nn. S Usia 16 Tahun dengan

Anemia di Puskesmas Uekuli Kabupaten Tojo Una-una Sulawesi Tengah.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari studi kasus ini adalah untuk memahami

dan memperoleh gambaran dalam melakukan asuhan kebidanan

remaja dengan Anemia secara komprehensif pada Nn. S usia 16

Tahun.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Dapat melakukan pengkajian data pada Nn. S Usia 16 tahun

dengan Anemia di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten

Donggala Sulawesi Tengah.

2. Dapat melakukan interpretasi data pada Nn. S Usia 16 tahun

dengan Anemia di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten

Donggala Sulawesi Tengah.

3. Dapat merumuskan diagnosa potensial dan antisipasi pada Nn. S

Usia 16 tahun dengan Anemia di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan

Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah..

4. Dapat melaksanakan tindakan segera pada Nn. S Usia 16 tahun

dengan Anemia di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten

Donggala Sulawesi Tengah.

5. Dapat membuat rencana tindakan pada Nn. S Usia 16 tahun dengan

Anemia di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala

3
Sulawesi Tengah.

6. Dapat membuat implementasi data pada Nn. S Usia 16 tahun

dengan Anemia di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten

Donggala Sulawesi Tengah.

7. Dapat membuat evaluasi pada Nn. S Usia 16 tahun dengan Anemia

di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi

Tengah.

1.3 Manfaat

1. Bagi penulis

Diharapkan bagi penulis agar dapat meningkatkan pengetahuan dan

pengalaman dalam memberikan Asuhan Kebidanan Remaja dengan

Anemia.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Agar lebih meningkatkan mutu pendidikan dalam proses pembelajaran

baik teori maupun praktek.

3. Bagi pasien dan keluarga pasien

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi para remaja tentang

Anemia. cara pencegahan dan pengobatan serta mengetahui riwayat

kesehatan mereka.

4. Bagi Profesi

Diharapkan bidan lebih mampu melakukan tindakan segera dan

merencanakan Asuhan Kebidanan pada Remaja dengan Anemia.

5. Bagi Puskesmas

Agar lebih meningkatkan pelayanan penyuluhan tentang kesehatan

4
reproduksi khususnya tentang Anemia pada remaja Putri.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Teori Remaja

2.1.1 Pengertian Remaja

Remaja atau “adolescence” (Inggris), berasal dari bahasa

latin“adolescere”yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan

yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga

kematangan sosialdan psikologis (Yani Widyastuti, 2014).

2.1.2 Tahapan Remaja

a. Masa Yang Penting

Pada masa ini adanya akibat yang langsung terhadap sikap dan

tingkah laku serta akibat-akibat jangka panjangnya menjadikan

periode remaja lebih penting daripada periode lainnya. Baik akibat

langsung maupun akibat jangka panjang serta pentingnya bagi

remaja karena adanya akibat fisik dan akibat psikologis.

b. Masa Transisi

Merupakan tahap peralihan dari satu tahap perkembangan ke

tahap berikutnya, maksudnya, apa yang telah terjadi sebelumnya

akan membekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan

datang.

c. Masa Perubahan

Selama masa remaja perubahan sikap dan perilaku sejajar

dengan tingkat perubahan fisik. Perubahan yang terjadi pada masa

remaja memang beragam, tetapi ada perubahan yang terjadi pada

6
semua remaja.

d. Emosi yang Tinggi

Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh

kelompok social menimbulkan masalah baru. Perubahan nilai-nilai

sebagai konsekuensi perubahan minat dan pola tingkah laku.

Bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Remaja

menghendaki dan menuntut kebebasan, tetapi sering takut

bertanggung jawab akan resikonya dan meragukan kemampuannya

untuk mengatasinya.

e. Masa Bermasalah

Setiap periode memiliki masalah sendiri, masalah masa remaja

termasuk masalah yang sulit diatasi, baik oleh anak laki-laki maupun

untuk anak perempuan karena pada masa remaja dia ingin mengatasi

masalahnya sendiri, dia sudah mandiri.

f. Masa Pencari Indentitas

Menyesuaikan diri dengan standar kelompok dianggap jauh

lebih penting bagi remaja dari pada individual. Bagi remaja

penyesuaian diri dengan kelompok pada tahun-tahun awal masa

remaja adalah penting. Secara bertahap, mereka mulai

mengharapkan identitas diri dan tidak lagi merasa puas dengan

adanya kesamaan dalam segala hal dengan teman-teman sebayanya.

g. Masa Munculnya Ketakutan

Persepsi negative terhadap remaja seperti tidak dapat

dipercaya, cenderung merusak dan perilaku merusak,

7
mengindikasikan pentingnya bimbingan dan pengawasan orang

dewasa. Demikian pula terhadap kehidupan remaja muda yang

cenderung tidak simpatik dan takut bertanggung jawab.

h. Masa Yang Tidak Realistik

Mereka memandang diri sendiri dan orang lain berdasarkan

keinginan, dan bukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya.

Apabila dalam hal cita-cita yang tidak realistic ini berakibat pada

tingginya emosi yang merupakan ciri awal masa remaja.

i. Masa Menuju Masa Dewasa

Saat usia kematangan kian dekat, para remaja merasa gelisah

untuk meninggalkan stereotip usia belasan tahun yang indah disatu

sisi, dan harus bersiap-siap menuju usia dewasa disisi lainnya

(Gunawan, 2014).

2.1.3 Spikologi Remaja

1. Perubahan emosi

Perubahan tersebut berupa kondisi:

a) Sensitive atau misalnya mudah menangis, cemas, frustasi, dan

sebaliknya biasa tertawa tanpa alasan yang jelas. Utamanya sering

terjadi pada remaja putri, lebih-lebih sebelum menstruasi.

b) Mudah beraksi dan agresif terhadap gangguan atau rangsangan luar

yang mempengaruhinya. Itulah sebabnya mudah terjadi berkelahian,

suka mencari perhatian dan bertindak tanpa berfikir terlebih dahulu.

c) Ada kecenderungan tidak patuh terhadap orang tua, dan lebih senang

pergi bersama dengan temannya dari pada tinggal dirumah.

8
2. Perkembangan intelegensi

Perkembangan intelegensi inimenyebabkan remaja :

a) Cenderung mengembangkan cara berfikir abstrak, suka

memberikan kritik.

b) Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul

perilaku ingin mencoba-coba. Tetapi dari semua itu, proses

perubahan jiwanya tersebut berlangsung lebih lambat dibandingkan

perubahan fisiknya (Yani Widyastuti, 2014).

3. Kesehatan remaja dan Kesehatan Reproduksi kaitannya dengan

lingkungan

a. Masalah Pendidikan

Buta huruf dan pendidikan rendah.Hal ini menyebabkan

remaja tidak mempunyai pandangan, wawasan, kepandaian, persepsi

matang dan sebagaimana mengenai informasi yang dibutuhkan

kaitannya dengan masalah Kesehatan Reproduksi. Sebagai akibat,

banyak terjadi perilaku seks menyimpang pada mereka yang

berpendidikan sangat rendah, apalagi disertai kemiskinan.

b. Masalah lingkungan dan pekerjaan

Lingkungan dan suasana kerja yang kurang memperhatikan

kesehatan remaja yang bekerja akan mengganggu kesehatan remaja.

Lingkungan sosial yang kurang sehat dapat menghambat bahkan

merusak kesehatan fisik, mentaldan emosional remaja.

c. Masalah seks dan seksualitas

9
Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat tentang

masalah seksualitas, misalnya mitos yang tidak benar. Kurangnya

bimbingan untuk bersikap positif dalam hal berkaitan dengan

seksualitas. Menyalahgunakan dan ketergantungan napza, yang

mengarah kepada penularan HIV/AIDS malalui jarum suntik dan

melalui hubungan seks bebas. Masalah ini semakin

mengkhawatirkan dewasa ini. Menyalahgunakan seksual. Kehamilan

remaja. Kehamilan Pra nikah/di luar ikatan pernikahan (Yani

Widyastuti, 2014).

2.2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014

Tentang kesehatan Reproduksi.

Pada peraturan pemerintah pun di jelaskan bahwa pada Pasal 13 telah

diatur tentang kesehatan reproduksi khususnya untk pra nikah.

1) Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil bertujuan untuk

mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan

yang sehat dan selamat, serta memperoleh bayi yang sehat.

2) Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) paling sedikit:

a. Pemeriksaan fisik;

b. Imunisasi; dan

c. konsultasi kesehatan.

3) Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil berupa pemeriksaan fisik dan

imunisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b harus

dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan kompetensi dan

10
kewenangan.

4) Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil berupa konsultasi kesehatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c dapat dilakukan oleh tenaga

kesehatan sesuai kompetensi dan kewenangannya dan/atau tenaga non

kesehatan terlatih.

Melihat dari program atau peraturan pemerintah tentang

kesehatan reproduksi khususnya pra nikah, kita sebagai bidan atau tenaga

kesehatan yang terlatih mempunyai andil dalam melaksanakan program

ini. Ada bebrapa program atau kegiatan yang dapat dilakukan oleh tenaga

kesehatan terlatih khususnya bidan.

2.3 Konsep Teori Tentang Anemia

2.3.1 Pengertian Anemia

Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah dan ukuran sel

darah merah, atau konsentrasi hemoglobin, turun di bawah nilai cut-

off (batas) yang telah ditetapkan, akibatnya mengganggu kapasitas

darah untuk mengangkut oksigen di sekitar tubuh. WHO

mendefinisikan anemia sebagai Hb <12 g / dL pada wanita tidak hamil

yang berusia usia 15 tahun ke atas. (WHO, 2014).

Remaja putri lebih rentan terkena anemia disebabkan oleh

beberapa hal, seperti remaja pada masa pertumbuhan membutuhkan

zat gizi yang lebih tinggi termasuk zat besi, adanya siklus menstruasi

yang menyebabkan remaja putri banyak kehilangan darah, banyaknya

remaja putri yang melakukan diet ketat, lebih banyak mengonsumsi

11
makanan nabati yang kandungannya zat besi sedikit, dibandingkan

dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan zat besi tidak terpenuhi

dan asupan gizinya tidak seimbang. Setiap hari manusia kehilangan

zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khususnya melalui feses (tinja).

Remaja putri mengalami haid tiap bulan, dimana kehilangan zat besi

1,25 mg perhari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak daripada

pria. Penyebab paling umum dari anemia secara global adalah anemia

defisiensi besi. (Tim Poltekkes Depkes Jakarta, 2012).

Status besi WUS pranikah adalah faktor yang sangat penting

untuk menentukan outcome maternal dan neonatal. Jika seorang

wanita sudah mengalami anemia saat prakonsepsi, maka ia lebih

beresiko mengalami anemia saat kehamilan. Oleh karena itu,

pendeteksian anemia harus dilakukan sedini mungkin dan anemia

harus diputus mulai dari masa prakonsepsi sehingga tidak berlanjut ke

tahap siklus kehidupan berikutnya. (Sumarni et al, 2016).

2.3.2 Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi

yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12

dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi

seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat,

dan sebagainya. Penyebab umum dari anemia:

1. Perdarahan hebat

2. Akut (mendadak)

3. Kecelakaan

4. Pembedahan

12
5. Persalinan

6. Pecah pembuluh darah

7. Penyakit Kronik (menahun)

8. Perdarahan hidung

9. Wasir (hemoroid)

10.Ulkus peptikum

11.Kanker atau polip di saluran pencernaan

12.Tumor ginjal atau kandung kemih

13.Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

14.Berkurangnya pembentukan sel darah merah

15.Kekurangan zat besi

16.Kekurangan vitamin B12

17.Kekurangan asam folat

18.Kekurangan vitamin C

19.Penyakit kronik

20.Meningkatnya penghancuran sel darah merah

21.Pembesaran limpa

22.Kerusakan mekanik pada sel darah merah

23.Reaksi autoimun terhadap sel darah merah

24.Hemoglobinuria nokturnal paroksismal

25.Sferositosis herediter

26.Elliptositosis herediter

27.Kekurangan G6PD

28.Penyakit sel sabit

13
29.Penyakit hemoglobin C

30.Penyakit hemoglobin S-C

31.Penyakit hemoglobin E

32.Thalasemia

2.3.3 Patofisiologi

Mekanisme terjadinya anemia defisiensi besi terjadi melalui 3

tahapan. Tahapan pertama yaitu penipisan simpanan besi yang

ditandai dengan penurunan kadar ferritin serum. Pada tahapan ini,

sekresi hepsidin akan ditekan sehingga terjadi peningkatan

transportasi besi oleh ferroportin ke dalam plasma sehingga cadangan

besi akan berkurang. Tahap kedua disebut sebagai defisiensi besi pada

fase eritropoiesis yang ditandai dengan penurunan indeks saturasi

transferrin (<16%), peningkatan reseptor transferrin serum,

peningkatan Red Cell Distribution Width (RDW) dan pengurangan

Mean Corpuscular Volume (MCV).

Tahapan ketiga yaitu anemia defisiensi besi yang ditandai

dengan pengurangan pengiriman besi ke sumsum tulang, pengurangan

sintesis hemoglobin dan isi sel prekursor eritrosit sehingga terjadi

penurunan kadar hemoglobin. (Cairo et al, 2014; ed.Gibney, 2011;

Kwapisz et al, 2011; Ganz and Nemeth, 2012;) Klasifikasi anemia

berdasarkan penyebabnya yaitu : (Sharma,J.B, 2012).

2.3.4 Manifestasi Klinis

Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi

dari berbagai sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik,

14
gangguan neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan dalam perubahan

perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta

perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi

abnormalitas pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya

keasaman lambung. Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni

lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa

dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya

sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).

Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang

tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa

menyebabkan stroke atau serangan jantung (Sjaifoellah, 2011).

2.3.5 Komplikasi

Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang.

Akibatnya, penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang

batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena infeksi saluran napas,

jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah

lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani

dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi

janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa juga

mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak

(Sjaifoellah, 2012).

2.3.6 Pemeriksaan penunjang


1. Jumlah darah lengkap (JDL): hemoglobin dan hemalokrit menurun

2. Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk

(dapat mengindikasikan tipe khusus anemia).

15
3. LED: Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal:

peningkatan kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.

4. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan

diagnosa anemia, misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah

mempunyai waktu hidup lebih pendek.

Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).

5. SDP: jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial)

mungkin meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik). Jumlah

trombosit: menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi

(hemolitik).

6. Hemoglobin elektroforesis: mengidentifikasi tipe struktur

hemoglobin.

7. Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).

8. Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia

sehubungan dengan defisiensi masukan/absorpsi.

9. Besi serum: tak ada (DB); tinggi (hemolitik).

10. TBC serum: meningkat (DB).

11. Feritin serum: meningkat (DB)

12. Masa perdarahan: memanjang (aplastik)

13. LDH serum: menurun (DB)

14. Tes schilling: penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)

15. Guaiak: mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi

gaster, menunjukkan perdarahan akut / kronis (DB).

16. Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan

16
tak adanya asam hidroklorik bebas (AP).

17. Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin

tampak berubah dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk,

membedakan tipe anemia, misal: peningkatan megaloblas (AP),

lemak sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik).

18. Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi

perdarahan : perdarahan GI (Doenges, 2011).

2.3.7. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab

dan mengganti darah yang hilang.

1. Transpalasi sel darah merah.

2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.

3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah

merah.

4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang

membutuhkan oksigen.

5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.

6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya):

1. Anemia defisiensi besi.

Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan

makanan yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur.

Pemberian preparat fe, Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis

makan, Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.

17
2. Anemia pernisiosa: pemberian vitamin B12

3. Anemia asam folat: asam folat 5 mg/hari/oral

4. Anemia karena perdarahan: mengatasi perdarahan dan syok dengan

pemberian cairan dan transfusi darah.

Zat besi dalam hemoglobin dapat keluar dari tubuh melalui

pendarahan, menstruasi, dan keringat/urin. Sisanya dibawa ke bagian

tubuh lain yang membutuhkan dan disimpan sebagai protein ferritin

dan hemosiderin di dalam hati (30%), sumsum tulang belakang (30%),

dan selebihnya di dalam limfa dan otot (Nawal S, 2014).

Suplementasi tablet Fe akan meningkatkan oksigenasi dalam

sel menjadi lebih baik, metabolisme meningkat dan fungsi sel akan

optimal sehingga daya serap makanan menjadi lebih baik. Oleh karena

itu, asupan tablet Fe yang rendah merupakan salah satu penyebab

defisiensi besi. Pada saat persediaan berkurang maka lebih banyak

besi yang di absorpsi. Besi yang dicerna diubah menjadi besi ferro di

dalam lambung dan duodenum oleh transferin plasma ke sumsum

tulang untuk sintesis hemoglobin atau ke tempat penyimpanan

jaringan (Monica, 2014).

18
2.4 Pathway Anemia

- Radiasi
- Obat-obatan
- Infeksi
- Bahan kimia

Gangguan Hemapoetik
- Ekimosis
- Epistakis
- Perdarahan
Eritropetik saluran cerna
Leukopenia Trombositopenia
- Perdarahan sal
kemih
Anemia - Perdarahan
Hb turun
Depresi sistem imun cerebral

Aliran darah perifer Oksihemoglobin turun


Pertahan sekunder terganggu menurun

Resiko infeksi Perfusi jaringan tidak efektif


Penurunan transport O₂
ke jaringan Gangguan
Hipoksia, pucat Kompensasi jantung pertukaran gas

Metabolism aerob
Intoleransi aktivitas turun, anaerob naik Respirasi meningkat Pola nafas tidak
nadi meningkat efektif

Resiko jatuh Kelemahan


Devisit perawatan diri Keletihan Cardiomegali Gagal ginjal
Resiko cidera

2.5 Kajian Dari Jurnah Ilmiah

19
Jurnal 1

Judul

- Peningkatan Kadar Hemoglobin Melalui Pemeriksaan dan Pemberian

Tablet Fe Terhadap Remaja Yang Mengalami Anemia.

Penulis

- Dian Ningsih, Amelia Putri

Isi

- Anemia pada remaja putri dapat berdampak pada penurunan produktivitas

kerja dan kemampuan akademik di sekolah serta dalam waktu jangka

panjang dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan dan persalinan

Tujuan

- Untuk mengetahui asupan zat besi dan pengaruh pemberian tablet Fe

terhadap peningkatan kadar hemoglobin remaja yang mengalami anemia.

Desain Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain penelitian

intervensional dengan rancangan one group pre-test post-test design.

Hasil

- Hasil penelitian menunjukkan setelah diberikannya tablet Fe yang

menderita anemia ringan mengalami penurunan dari 42% menjadi 22,6%,

yang menderita anemia sedang mengalami penurunan dari 58% menjadi

42%. Sedangkan remaja putri yang tidak anemia mengalami peningkatan

menjadi 35,4% Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat

pengaruh pemberian tablet Fe terhadap peningkatan kadar hemoglobin

remaja yang mengalami anemia yaitu 1,01 gr/dl.

Jurnal 2

20
Judul

- Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Pada Remaja Putri

Penulis

- Nuniek Nizmah Fajriah, M.Laelatul Huda Fitriyanto

Tujuan

- Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang anemia pada remaja

putri di SMA N 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan.

Isi

- Didapatkan bahwa Sebagian besar yaitu 27 remaja putri (63,4%) tidak

mengetahui tentang anemia. Perlu adanya upaya untuk melakukan

kegiatan yang berkaitan dengan Pendidikan Kesehatan tentang bahaya

anemia dan bagaimana pencegahannya agar kejadian anemia pada remaja

putri dapat ditanggulangi.

2.6 Standar Asuhan Kebidanan

2.6.1 Langkah-langkah Asuhan Kebidanan Menurut Varney

a. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap

Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan secara lengkap

dan akurat dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien

secara keseluruhan. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara:

1) Data subjektif/anamnesa

- Nama : untuk membedakan pasien satu dengan

yang lain

- Umur : untuk memastikan usia dan sebagai

identitas

21
Suku/bangsa : untuk mengetahui adat istiadat sehingga

mempermudah dalam melaksanakan tindakan kebidanan

- Agama : untuk memperoleh informasi tentang agama yang

dianut.

- Pendidikan : untuk memudahkan bidan memperoleh

keterangan atau dalam memberikan informasi mengenai suatu

hal dengan menggunakan cara yang sesuai dengan pendidikan.

- Pekerjaan : untuk mengetahui apakah remaja terlalu lelah

dalam pekerjaan yang berhubungan dengan keseimbangan

tubuh.

2) Data Objektif

- Keadaan umum : bagaimana keadaan pasien

- Tanda-tanda Vital

- Tekanan darah : untuk mengetahui tekanan darah pasien

- Nadi : untuk mengetahui nadi pasien

- Respirasi : untuk mengetahui respirasi Pasien

- Suhu : untuk mengetahui suhu pasien

3) Pemeriksaan fisik

- Kepala : untuk mengetahui warna dan kebersihan kepala

- Muka : untuk mengetahui adanya pembengkakan pada

wajah

- Mata : untuk mengetahui sclera dan konjungtiva

- Hidung : untuk mengetahui adanya pengeluaran sekrey dan

kelainan di hidung

22
- Telinga : untuk mengetahui adanya pengeluaran serumen

- Mulut : untuk mengetahui gigi, dan bibir dalam keadaan

normal

- Leher : untuk mengetahui adanya pembengkakan kelenjar

tiroid , limfa, dan vena junggularis.

- Payudara : untuk mengetahui bentuk, ukuran keadaan putting

- Abdomen : untuk mengetahui pembesaran abdomen abnormal

- Genetalia : untuk mengetahui adanya varices, tanda-tanda

infeksi dan pengeluaran pada vagina.

- Anus : untuk mengetahui adanya hemoroid

- Ekstremitas : untuk mengetahui reflek patella dan adanya

varices.

4) Pemeriksaan penunjang lab

Pemeriksaan ini dilakukan jika perlu atau jika ada

terdapat kelainan pada saat pemeriksaan

b. Interprestasi data dasar

Pada langkah ini dilakukan tindakan identifikasi yang benar

terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien, berdasarkan

interprestasi yang benar atas data-data yang dikumpulkan. Data

dasar yang telah dikumpulkan diidentifikasi sehingga ditemukan

masalah atau masalah yang spesifik. Interprestasi data terdiri dari

diagnose kebidanan, diagnose masalah dan diagnosa kebutuhan.

Interprestasi data pada adalah

1) Diagnosa kebidanan

23
Merupakan diagnose yang ditegakkan bidan dalam lingkup

praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenlaktur diagnosa

kebidanan. Dasar diagnosa tersebut adalah data subjektif berupa

pernyataan pasien tentang sering lelah, lesu, lemas, lunglai.

Hasil data objektif meliputi pemeriksaan umum, fisik dan

ginekologi serta hasil pemeriksaan penunjang. Diagnosa

kebidanan ditulis dengan lengkap berdasarkan anamnesa,

pemeriksaan fisik, dan data penunjang.

2) Masalah

Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman

klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai

diagnosis.

3) Kebutuhan

Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan

belum teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang

didapatkan dengan melakukan analisis data.

c. Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Diagnosa potensial ditegakan berdasarkan diagnose atau

masalah yang telah diidentifikasi. Bidan dituntut untuk tidak hanya

merumuskan masalah tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi

agar masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi.

d. Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera

Menentukan kebutuhan klien terhadap tindakan yang segera

dilakukan oleh bidan atau untuk konsultasi, kolaborasi serta

24
melakukan rujukan terhadap penyimpangan abnormal.

e. Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh

Merupakan pengembangan rencana asuhan yang menyeluruh

dan ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini

merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa

yang telah diidentifikasi atau diantidipasi . rencana harus mencakup

setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek kesahatan dan

disetujui oleh kedua belah pihak.

f. Pelaksanaan Langsung Asuhan Dengan Efisien dan Aman

Langkah ini merupakan pelaksaan dari rencana asuhan secara

efesien dan aman. Langkah ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan

atau anggota tim kesehatan lainnya.

d. Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk mengkaji keefektifan dari asuhan

yang sudah diberikan.

Pendokumentasian (SOAP)

1. Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data

klien melalui anamnesis sebagai langkah pertama.

2. Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik

klien, hasil laboratorium dan uji lain yang diirumuskan dalam data

focus untuk mendukung asuhan sebagai langkah kedua.

3. Analisa

25
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan

interprestasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :

a. Diagnosis atau masalah

b. Antisipasi diagnosis/masalah potensial

c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter.

d. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan

antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif,

penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi dari rujukan.

BAB III
TINJAUAN KASUS

26
ASUHAN KEBIDANAN REMAJA DAN PRANIKAH PADA Nn S USIA
16 TAHUN DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS SINTUVU ROSO
LABUAN KABUPATEN DONGGALA SULAWESI TENGAH

1. PENGKAJIAN
1.1 DATA SUBYEKTIF
Anamnesa dilakukan Oleh : Wildayanti

Di : Puskesmas Labuan

Tanggal : 11 Januari 2024

Pukul : 09.00 Wita

1.1.1 Identitas Klien


Nama Klien : Nn S Nama wali/orang Tua : Tn. M
Umur : 16 Tahun Umur : 36 Tahun
Suku/bangsa : Jawa /Indo Suku/bangsa : Jawa/Indo
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan : SMA Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Penghasilan : Rp.2.500.000
Alamat : Jl, P. Kalimantan 2

1.1.2 Alasan kunjungan saat ini

- Pasien merasa pusing, dan cepat lelah.

1.1.3 Keluhan Utama

- Pasien mengatakan saat ini sedang pusing dan lemas.

1.1.4 Riwayat Menstruasi

a. Menarche : 12 tahun

b. Siklus mestruasi : 28 hari (teratur)

c. Lamanya : 3-7 hari

27
d. Banyaknya darah : ± ganti pembalut 3 X/hari

e. Dysmenorhoe : Ya, sebelum mestruasi.

f. Flour albus : Ya, Sebelum menstruasi

Bila ya : √ Warna putih/kuning/kehijauan/coklat



Warna bening

√ Berbau Gatal

g. HPHT : 15-12-2021

1.1.5 Riwayat Kesehatan Keluarga

a. Penyakit keturunan : Tidak ada

Jika ada, sebutkan :-

b. Penyakit lain dalam keluarga : Tidak ada

Jika ada, sebutkan :-

1.1.6 Riwayat Kesehatan yang lalu

a. Penyakit menahun : Ya Tidak



b. Penyakit Menurun : Ya Tidak

c. Penyakit menular : Ya Tidak

1.1.7 Latar Belakang Budaya dan Dukungan Keluarga

a. Kebiasaan/upacara adat istiadat : Ngunduh Mantu

b. Kebiasaan keluarga yang menghambat : Tidak ada

c. Kebiasaan keluarga yang menunjang : Tidak ada

d. Dukungan keluarga yang lain : Keluarga memberi

dukungan.

1.1.8 Pola Kebiasaan Sehari-hari

a. Pola nutrisi : 3 x/hari, Menu seimbang Ya √ Tidak

28
Keluhan yang dirasakan : Tidak ada

b. Pola eliminasi : 7 BAK x/hari,BAB Rutin √ Tidak

rutin Keluhan yang dirasakan : Tidak ada

c. Pola Istrahat tidur : Malam : 8 jam/hari

Siang : 1 jam/hari

Keluhan yang dirasakan : Tidak ada

d. Pola Aktivitas : √ Ringan Berat

Keluhan yang dirasakan : sering pusing dan mudah lelah.

e. Prilaku Seksualitas : Pernah √ Tidak pernah


Keluhan yang dirasakan : Tidak ada

f. Perilaku Kesehatan

Obat-obatan terlarang : Ya √ Tidak

Jamu : √ Ya Tidak

Rokok : Ya √ Tidak

Alcohol : Ya √ Tidak

g. Personal Hygiene

Mandi, keramas, gosok gigi : 3 kali/hari, keramas 3 kali

seminggu.

Ganti celana dalam dan pembalut : 3 kali/hari

Keluhan yang dirasakan : Tidak ada

1.1 DATA OBYEKTIF

1.2.1 Pemeriksaan Umum

29
 Kesadaran : Composmentis
 TD : 100/60 mmhg
 Suhu : 36,7°c
 Nadi : 84x/m
 RR : 20x/m
 BB : 48 kg
IMT : Kurus √ Normal Gemuk
Obesitas
 TB : 150 cm
 LILA : 23 cm
1.2.2 Pemeriksaan Khusus

a. Kepala

Rambut : √ Merata Tidak merata

Bentuk : √ Simetris Tidak Simetris

Kebersihan : √ Bersih Kotor

b. Muka

Conjungtiva : √ Anemis Normal

Sklera : Ikterus √ Normal

c.Mulut dan Gigi :Bibir : Kering Pucat

√ Normal.

Lidah : √ Bersih Kotor

Gigi : Karies √ Bersih

d. Hidung : Simetris : √ Ya Tidak

Sekret : √ Ada Tidak ada

Kebersihan : √ Ya Tidak

e.Leher

30
Pembesaran vena jugularis: Ya Tidak

Pembesaran Kelenjar Thyroid: Ya √ Tidak

Pembesaran kelenjar getah bening: Ya √ Tidak

f. Dada : Pembesaran/benjolan : Ya √ Tidak

Ronchi Wheezing.

g. Perut : Pembesaran Ya √ Tidak

Riwayat Bedah Ya √ Tidak

Mereorismus.

h. Ekstremitas atas dan bawah : Odema: Ya √ Tidak

Varises: Ya √ Tidak

1.2.3 Pemeriksaan Laboratorium

- Hb : 8 gr/dl

- Golongan darah : O

1.2.4 Pemeriksaan Penunjang

- Tidak dilakukan pemeriksaan

II ANALISA/DIAGNOSA

- Nn S usia 16 Tahun dengan Anemia.

Identifikasi Masalah Potensial

- Tidak ada

Identifiasi tindakan segera/kolaborasi

- Tidak ada

III INTERVENSI

31
Tanggal : 11 Januari 2024

1. Bina Hubungan saling percaya

Rasional: agar terjadi hubungan terapeutik antara bidan dengan klien,

sehingga klien lebih kooperatif.

2. Jelaskan hasil pemeriksaan

Rasional: agar klien mengetahui keadaannya saat ini.

3. Berikan KIE tentang Anemia

Rasional: Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah dan ukuran sel

darah merah, atau konsentrasi hemoglobin, turun di bawah nilai cut-off

(batas) yang telah ditetapkan, akibatnya mengganggu kapasitas darah

untuk mengangkut oksigen di sekitar tubuh

4. Anjurkan pasien untuk diet kaya zat besi seperti daging dan sayuran

hijau.

Rasional: untuk memenuhi kebutuhan zat besi dalam tubuh.

5. Berikan Tablet FE.

Rasional: untuk meningkatkan oksigenasi dalam sel menjadi lebih baik,


metabolism meningkat dan fungsi sel akan optimal sehingga daya setiap
makanan menjadi lebih baik.
6. Berikan Suplement Asam Folat 5 gr/hari/oral

Rasional: Untuk merangsang pembentukkan sel darah merah.

7. Lakukan Pendokumentasian

Rasional: Sebagai arsip medis

IV PENATALAKSANAAN

32
Tanggal : 11 Januari 2024 Jam : 09.10 Wita

1. Bina Hubungan saling percaya

Hasil: Hubungan teuperatik sudah terjalin dan pasien skooperatif

2. Jelaskan hasil pemeriksaan

Hasil: Kesadaran : Composmentis


TD : 100/60 mmhg
Suhu : 36,7°c
Nadi : 84x/m
RR : 20x/m
Hb : 8 gr/dl

3. Berikan KIE tentang Anemia

Hasil: Pasien mengerti yang dijelaskan oleh bidan.

4. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan kaya zat besi seperti

daging dan sayuran hijau.

Hasil: Pasien mengerti serta mengangguk

5. Berikan Tablet FE.

Hasil: sudah diberikan (Ramabion tablet, dosis 1x1 malam hari).

6. Berikan Suplement Asam Folat

Hasil: sudah diberikan (5gr/hari/oral)

7. Lakukan Pendokumentasian

Hasil: Sudah dilakukan oleh medis

V EVALUASI

33
Tanggal : 11 Januari 2024 Jam : 09.30 Wita

Subyektif -Pasien mengatakan pusing dan sering merasa lelah.


Objektif -Kesadaran : Composmentis
- TD : 100/60 mmhg
-Suhu : 36,7°c
-Nadi : 84x/m
- RR : 20x/m
- Hb : 8 gr/dl
Asasement Nn S Usia 16 Tahun dengan Anemia
Planning 1. Bina Hubungan saling percaya

Hasil: Hubungan teuperatik sudah terjalin dan pasien skooperatif

2. Jelaskan hasil pemeriksaan

Hasil: Kesadaran: Composmentis


TD : 100/60 mmhg
Suhu : 36,7°c
Nadi : 84x/m
RR : 20x/m
Hb : 8 gr/dl

3. Berikan KIE tentang Anemia

Hasil: Pasien mengerti yang dijelaskan oleh bidan.

4. Anjurkan pasien untuk diet kaya zat besi seperti daging dan sayuran hijau.

Hasil: Pasien mengerti serta mengangguk

5. Berikan Tablet FE.

Hasil: sudah diberikan (Ramabion tablet, dosis 1x1 malam hari).

6. Berikan Suplement Asam Folat

Hasil: sudah diberikan (5gr/hari/oral)

7. Lakukan Pendokumentasian

34
Hasil: Sudah dilakukan oleh medis

BAB IV
PEMBAHASAN

35
Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan kebidanan Remaja

dan Pranikah pada bayi Nn S Usia 16 Tahun di Puskesmas Labuan menggunakan

manajemen asuhan kebidanan menurut Varney yang terdiri dari 7 langkah yaitu,

pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa atau masalah aktual, identifikasi

diagnosa atau masalah potensial, perlunya tindakan segera atau kolaborasi,

merencanakan asuhan yang menyeluruh, melaksanakan perencanaan, dan

evaluasi. Adapun penatalaksanaannya adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data dasar

Pada langkah ini kita menghimpun informasi tentang klien atau

orang yang meminta asuhan dan memilih informasi yang tepat diperlukan

analisa. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara:

1) Anamnesa, meliputi:

Melakukan tanggung jawab untuk memperoleh data meliputi,

biodata pasien, keluhan utama waktu masuk, riwayat penyakit, riwayat

menarche, Pola kebiasaan sehari-hari.

2) Pemeriksaan Fisik, meliputi:

Keadaan umum pasien, tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik yang

dilakukan secara inspeksi, palpasi dan dilakukan pemeriksaan penunjang

bila perlu.

Pada tahap pengkajian dengan teori Anemia adalah suatu kondisi

dimana jumlah dan ukuran sel darah merah, atau konsentrasi hemoglobin, turun di

bawah nilai cut-off (batas) yang telah ditetapkan, akibatnya mengganggu

kapasitas darah untuk mengangkut oksigen di sekitar tubuh. WHO mendefinisikan

anemia sebagai Hb <12 g / dL pada wanita tidak hamil yang berusia usia 15 tahun

36
ke atas. (WHO, 2014). Kasus Anemia ini yaitu Nn. S Usia 16 Tahun Dengan

Anemia. Adapun upaya kesehatan bagi pranikah yaitu upaya preventif penyuluhan

gizi, personal hygine. Sehingga pada tahap ini tidak terjadi kesenjangan antara

teori dan kasus nyata.

2. Identifikasi diagnosa atau masalah aktual

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap

diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang

benar atas data-data yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan

diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.

Dari hasil pengkajian dan pemeriksaan yang dilakukan pada kasus

pranikah Nn S Usia 16 Tahun Dengan Anemis. Sehingga pada tahap ini tidak

terjadi kesenjangan antara teori dan kasus nyata.

3. Identifikasi diagnosa atau masalah potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa yang

sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan

diharapkan dapat bersiap-siap bila masalah potensial terjadi.

Pada kasus remaja Dengan Anemia pada Nn S Usia 16 Tahun telah

dilakukan pemeriksaan fisik dan melakukan pemeriksaan laboratorium

sehingga masalah potensial tidak muncul. Hal ini dikarenakan penanganan

yang tepat dan baik Sehingga pada tahap ini tidak terjadi kesenjangan antara

teori dan kasus nyata.

4. Langkah IV (Perlunya tindakan segera atau kolaborasi)

Beberapa data tidak menunjukkan situasi yang memerlukan

37
tindakan segera sementara menunggu instruksi dokter. Bidan mengevaluasi

situasi setiap pasien untuk menentukan asuhan yang paling tepat. Pada kasus

remaja dengan anemia tidak diperlukan adanya tindakan segera.

Pada kasus Anemia dengan Anemia pada Nn S Usia 16 tahun

mengatakan sering lelang dan pusiang tidak dilakukan kolaborasi dengan

dokter dan tim laboratorium, karena pemeriksaan dan education gizi

memerlukan tindakkan segera. Sehingga pada tahap ini tidak terjadi

kesenjangan antara teori dan kasus nyata dilapangan.

5. Langkah V (Merencanakan asuhan yang menyeluruh)

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh,

ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan

kelanjutan manjemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah

diidentifikasi atau diantisipasi dan pada langkah ini reformasi data yang tidak

lengkap bisa dilengkapi. Perencanaan ini disusun berdasarkan diagnosa,

masalah dan kebutuhan. Pada kasus remaja dan pranikah asuhan yang

dilakukan adalah observasi KU, melakukan pemeriksaan Lab, education Gizi,

kebiasaan sehari-hari yang bertujuan untuk memantau Kesehatan Remaja

Putri.

Pada kasus Remaja dengan Anemia pada Nn S Usia 16 tahun

perencanaan yang dilakukan antara lain:, observasi KU dan tanda-tanda vital,

Education tentang Gizi, personal Hyegine, Memberika Therapy tablet Fe,

Memberikan informasi dan penjelasan tentang hasil pemeriksaan pada Renaja

Putri dan keluarga. Sehingga pada tahap ini tidak terjadi kesenjangan antara

teori dan kasus nyata.

38
6. Langkah VI (Melaksanakan perencanaan dan penatalaksanaan)

Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.

Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau

anggota kesehatan yang lain. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri

tetapi dia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya

sehingga dapat meningkatkan mutu dan asuhan pada bayi baru lahir. Pada

tahap ini penulis tidak menemukan hambatan-hambatan yang berarti karena

adanya kerjasama dan penerimaan yang baik dari keluarga pasien dan

dukungan dari petugas Kesehatan.

Pada kasus Remaja dengan Anemia pada Nn S Usia 16 tahun

dengan konseling pernikahan penatalaksanaan yang dilakukan pada tanggal

11 Januari 2024 adalah cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan,

mengobservasi KU dan TTV, memberikan education tentang Gizi, informasi

tentang personal Hyegien, melakukan cek laboratorium. Sehingga pada tahap

ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus nyata.

7. Langkah VII. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen asuhan

kebidanan yaitu penilaian terhadap tingkat keberhasilan asuhan yang

diberikan kepada klien dengan berpedoman pada tujuan dan kriteria yang

telah ditetapkan sebelumnya.

Hasil evaluasi setelah penanganan pada remaja dengan Anemia adalah

dengan melakukan pemriksaan keadaan umum remaja putri, melakukan

pemeriksaan Laboratorium tanggal 11 Januari 2024 Pukul 09.30 Wita, Hb :

39
8mg/dl, KU sedang, serta memberikan informasi tentang gizi, pemberian

terapi obat tablet Fe.

Dari hasil yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan

asuhan kebidanan yang diterapkan tidak tecapai semua sehingga pada hasil

evaluasi ini terjadi kesenjangan dimana hasil evaluasi dari asuhan yang

diberikan tidak semuanya berhasil berdasarkan tujuan yang diberikan.

BAB V
PENUTUP

40
5.1 Kesimpulan

Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan dengan menggunakan

management menurut varney pada remaja dengan Anemia dapat

disimpulkan:

1. Pengkajian pada kasus pada Nn S Usia 16 Tahun Dengan Anemia Data

Subjektif dan Objektif tidak terdapat kesenjangan antara teori dan di

Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.

2. Interprestasi data pada Nn S usia 16 Tahun dengan Anemia di Puskesmas

Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.

3. Menentukan masalah pontensial yang terjadi Pada Nn S usia 16 tahun

dengan Anemia di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten

Donggala Sulawesi Tengah..

4. Rencana tindakan yang dilakukan pada Nn S Usia 16 tahun dengan

Anemia yaitu jelaskan pada pasien mengenai kondisinya saat ini, libatkan

keluarga untuk memberikan dukungan psikologis pada pasien.

5. Merencanakan Asuhan yang tepat yang diberikan pada Nn S usia 16

tahun dengan anemia yaitu dengan melakukan kolaborasi dengan Dokter

dan tim laboratorium Di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten

Donggala Sulawesi Tengah.

6. Pelaksanaan dilakukan pada Nn S Usia 16 Tahun dengan Anemia sesuai

dengan rencana tindakan yang telah dibuat seperti di atas, yaitu

memberikan penyuluhan tentang diet kaya zat besi.

7. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada Nn S Usia 16

Tahun dengan Anemia di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten

41
Donggala Sulawesi Tengah.dengan hasil yaitu asuhan yang telah

diberikan berhasil.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas maka penulis akan menyampaikan

saran yang mungkin bermanfaat bagi:

1. Bagi penulis

Diharapkan bagi penulis agar dapat meningkatkan pengetahuan dan

pengalaman dalam memberikan Asuhan Kebidanan Remaja dengan

Anemia.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Agar lebih meningkatkan mutu pendidikan dalam proses

pembelajaran baik teori maupun praktek.

3. Bagi pasien dan keluarga pasien

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi Remaja dan dan

keluarga terhadap kebutuhan dan kesehatan reproduksi pada remaja

dengan Anemia.

4. Bagi Profesi

Diharapkan bidan lebih mampu melakukan tindakan segera dan

merencanakan Asuhan Kebidanan Remaja dengan Anemia.

5. Bagi Puskesmas

Agar lebih meningkatkan pelayanan terhadap remaja dan

penyuluhan mengenai anemia pada remaja putri

DAFTAR PUSTAKA

Ali M, 2013. Psikologi Remaja. Perkembangan Peserta Didik. Cetakan Ketujuh.

42
Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Boedihartono. 2012. Proses Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta.

Burton, J.L. 2013. Segi Praktis Ilmu Penyakit Dalam. Binarupa Aksara : Jakarta

Carpenito, L. J. 2013. Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi

keperawatan, Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2.

EGC: Jakarta.

Doenges, Marilynn E. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk

perencanaan dan pendokumentasian pasien. ed.3. EGC: Jakarta

Effendi Nasrul. 2014. Pengantar Proses Keperawatan. EGC: Jakarta.

Gunawan, 2014. Remaja dan Permasalahnya. Yogyakarta: Hanggar Kreator

Hassa. 2013. Ilmu Kesehatan Anak jilid 1. FKUI: Jakarta

http://id.wikipedia.org/wiki/Anemiahttp://www.kompas.com/ver1/Keseha

tan/0611/30/104458.

Noer, Sjaifoellah. 2015. Standar Perawatan Pasien. Monica Ester: Jakarta.

Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.1 12-20. Putri. 2019

Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. Nuraeni. 2019

DOKUMENTASI

43
Lampiran 1
INFORMED CONSENT

PERNYATAAN TERTULIS KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

44
Nama : wildayanti
Umur : 31 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Institusi : IIK Strada Indonesia
Kediri Jawa Timur

Telah mendapat persetujuan secara terinci dan jelas mengenai :


1. Penyusunan Laporan Praktik Asuhan Kebidanan Remaja dan Pranikah di
Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.
2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subjek ; Melakukan Asuhan Kebidanan
3. Bahaya yang akan timbul ; Tidak ada bahaya potensial bagi responden.
4. Hak undur diri ; Responden memiliki hak untuk bersedia atau tidak bersedia
menjadi responden tanpa ada paksaan apapun.
5. Adanya insentif seperti pemberian makanan atau souvenir kepada responden.

Dan setelah mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala


sesuatu yang berhubungan dengan Penyusunan Laporan Praktik Asuhan
Kebidanan tersebut. Oleh karena itu, saya dengan penuh kesadaran bersedia
menjadi responden penelitian dan tanpa keterpaksaan menyatakan bersedia ikut
dalam penelitian. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa
tekanan dari pihak manapun.

Responden

Labuan,11 Januari 2024


Peneliti
(......................................)
Saksi,

Wildayanti

Lampiran : Format SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Identitas kegiatan

45
1) Tema /JuduL penyuluhan : Education Anemia Pada Remaja Putri

2) Sasaran Kegiatan : Remaja Putri

3) Tempat kegiatan : Puskesmas Labuan

4) Hari/tanggal/jam :

2. Proses Kegiatan

Tujuan penyuluhan

1) Mengetahui Tentang Anemia Pada Remaja Putri

2) Mengetahui Etiologi Anemia.

3) Mengetahui Patofisiologi Anemia.

4) Mengetahui Manifestasi Klinis.

5) Komplikasi Anemia.

6) Pemeriksaan Penunjang.

7) Penatalaksanaan Medis

Pokok-pokok materi

1) Pengertian Anemia

2) Etiologi Anemia.

3) Mengetahui Patofisiologi Anemia.

4) Mengetahui Manifestasi Klinis.

5) Komplikasi Anemia.

6) Pemeriksaan Penunjang.

7) Penatalaksanaan Medis

3. Metode Penyuluhan : Metode Ceramah

Tanya Jawab

4. Media Penyuluhan : Leafleat.

46
5. Tahap kegiatan :

Tahapan Estimasi

No waktu

1 Pembukaan 15 menit

1. Memberi Salam
2. Memfokuskan materi dengan bercerita.
3. Memjelaskan Tujuan Pembelajaran
2 Inti 30 menit

1. Menjelaskan Tentang Anemia Pada Remaja Putri


2. Menjelaskan Etiologi Anemia.
3. Menjelaskan Patofisiologi Anemia.
4. Menjelaskan Manifestasi Klinis.
5. Menjelaskan Komplikasi Anemia.
6. Menjelaskan Pemeriksaan Penunjang.
7. Menjelaskan Penatalaksanaan Medis

3 Penutup: 15 menit

1. Memberi waktu klien untuk bertanya terkait dengan


Anemia
2. Menjawab Pertanyaan dari Klien
3. Memberi salam penutup

6. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

 Kesiapan Materi

 Kesiapan SAP

 Kesiapan Media : Leafleat

 Ada pasien.

2. Evaluasi Proses

47
 Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan

 Pasien antusias terhadap materi penyuluhan

 Pasien mengajukan pertanyaan dan menjawab secara benar

 Suasana penyuluhan.

 Ada pasien.

3. Evaluasi Hasil

Peserta penyuluhan dapat

1. Dapat Mengerti Tentang Anemia Pada Remaja Putri

2. Dapat Mengerti Etiologi Anemia.

3. Dapat Mengerti Patofisiologi Anemia.

4. Dapat Mengerti Manifestasi Klinis.

5. Dapat Mengerti Komplikasi Anemia.

6. Dapat Mengerti di Lakukannya Pemeriksaan Penunjang.

7. Dapat Mengerti di Lakukannya Penatalaksanaan Medis

MATERI

A. Konsep Teori Tentang Anemia

1. Pengertian Anemia

48
Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah dan ukuran sel darah

merah, atau konsentrasi hemoglobin, turun di bawah nilai cut-off (batas)

yang telah ditetapkan, akibatnya mengganggu kapasitas darah untuk

mengangkut oksigen di sekitar tubuh. WHO mendefinisikan anemia

sebagai Hb <12 g / dL pada wanita tidak hamil yang berusia usia 15

tahun ke atas. (WHO, 2014).

Remaja putri lebih rentan terkena anemia disebabkan oleh

beberapa hal, seperti remaja pada masa pertumbuhan membutuhkan zat

gizi yang lebih tinggi termasuk zat besi, adanya siklus menstruasi yang

menyebabkan remaja putri banyak kehilangan darah, banyaknya remaja

putri yang melakukan diet ketat, lebih banyak mengonsumsi makanan

nabati yang kandungannya zat besi sedikit, dibandingkan dengan

makanan hewani, sehingga kebutuhan zat besi tidak terpenuhi dan asupan

gizinya tidak seimbang.

Status besi WUS pranikah adalah faktor yang sangat penting

untuk menentukan outcome maternal dan neonatal. Jika seorang wanita

sudah mengalami anemia saat prakonsepsi, maka ia lebih beresiko

mengalami anemia saat kehamilan. Oleh karena itu, pendeteksian anemia

harus dilakukan sedini mungkin dan anemia harus diputus mulai dari

masa prakonsepsi sehingga tidak berlanjut ke tahap siklus kehidupan

berikutnya. (Sumarni et al, 2016).

2. Etiologi

Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang

diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam

49
folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti

perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan

sebagainya. Penyebab umum dari anemia:

1. Perdarahan hebat

2. Akut (mendadak)

3. Kecelakaan

4. Pembedahan

5. Persalinan

6. Pecah pembuluh darah

7. Penyakit Kronik (menahun)

8. Perdarahan hidung

9. Wasir (hemoroid)

10. Ulkus peptikum

11. Kanker atau polip di saluran pencernaan

12. Tumor ginjal atau kandung kemih

13. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah

15. Kekurangan zat besi

16. Kekurangan vitamin B12

17. Kekurangan asam folat

18. Kekurangan vitamin C

19. Penyakit kronik

20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah

21. Pembesaran limpa

50
22. Kerusakan mekanik pada sel darah merah

23. Reaksi autoimun terhadap sel darah merah

24. Hemoglobinuria nokturnal paroksismal

25. Sferositosis herediter

26. Elliptositosis herediter

27. Kekurangan G6PD

28. Penyakit sel sabit

29. Penyakit hemoglobin C

30. Penyakit hemoglobin S-C

31. Penyakit hemoglobin E

32. Thalasemi

3. Patofisiologi

Mekanisme terjadinya anemia defisiensi besi terjadi melalui 3

tahapan. Tahapan pertama yaitu penipisan simpanan besi yang ditandai

dengan penurunan kadar ferritin serum. Pada tahapan ini, sekresi

hepsidin akan ditekan sehingga terjadi peningkatan transportasi besi oleh

ferroportin ke dalam plasma sehingga cadangan besi akan berkurang.

Tahap kedua disebut sebagai defisiensi besi pada fase eritropoiesis yang

ditandai dengan penurunan indeks saturasi transferrin (<16%),

peningkatan reseptor transferrin serum, peningkatan Red Cell

Distribution Width (RDW) dan pengurangan Mean Corpuscular Volume

(MCV).

4. Manifestasi Klinis

Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari

berbagai sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik,

51
gangguan neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan dalam perubahan

perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta perkembangan

kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas

pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman

lambung.

5. Komplikasi

Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang.

Akibatnya, penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang

batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena infeksi saluran napas,

jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih

kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan

berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin.

6. Pemeriksaan penunjang

a. Jumlah darah lengkap (JDL): hemoglobin dan hemalokrit menurun.

b. Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk

(dapat mengindikasikan tipe khusus anemia).

c. LED: Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal :

peningkatan kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.

d. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa

anemia, misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai

waktu hidup lebih pendek.

Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).

e. SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial)

mungkin meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik). Jumlah

trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi

52
(hemolitik).

f. Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur

hemoglobin.

g. Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).

h. Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia

sehubungan dengan defisiensi masukan/absorpsi.

i. Besi serum: tak ada (DB); tinggi (hemolitik).

j. TBC serum: meningkat (DB).

k. Feritin serum: meningkat (DB)

l. Masa perdarahan : memanjang (aplastik)

m. LDH serum: menurun (DB)

n. Tes schilling: penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)

o. Guaiak: mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster,

menunjukkan perdarahan akut / kronis (DB)

p. Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak

adanya asam hidroklorik bebas (AP).

q. Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak

berubah dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan

tipe anemia, misal: peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum

dengan penurunan sel darah (aplastik).

r. Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan :

perdarahan GI (Doenges, 2011).

7. Penatalaksanaan Medis

53
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan

mengganti darah yang hilang.

a. Transpalasi sel darah merah.

b. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.

c. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.

d. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang

membutuhkan oksigen.

e. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.

f. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

8. Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :

1) Anemia defisiensi besi.

Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan

makanan yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur.

Pemberian preparat fe, Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis

makan, Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.

2) Anemia pernisiosa: pemberian vitamin B12

3) Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral

4) Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan

pemberian cairan dan transfusi darah.

DOKUMENTASI

54
55
LEAFLEAT

OLEH
BIDAN WILDAYANTI
PUSKESMAS LABUAN

56
57
SOAP

Nama Pasien : Nn S

Hari/Tanggal Pengkajian : Kamis, 11 Januari 2024

Stase : Remaja dan Pranikah

Diagnosa : Nn S Usia 16 Tahun Dengan Anemia

Subyektif Obyektif Assessment Planning


- Klien mengatakan - Kesadaran: Composmentis Nn S Usia 16 Tahun 1. Membina hubungan saling percaya dengan
sering pusing dan - TD : 100/60 mmhg Dengan Anemia.
menjelaskan pada klien dengan lembut dan
mudah Lelah. - Suhu : 36,7°c
menggunakan kalimat sederhana.
- Nadi : 84x/m
- RR : 20x/m Hasil : Klien kooperatif
- Hb : 8 mg/dl
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan yaitu

Hasil: TD: 100/60 mmhg, N: 80x/m, S : 36,7°c.

R: 22x/m, tes Hb : 8 mg/dl.

- Pasien mengetahui dan mengerti hasil

pemeriksaannya

3. Berikan KIE tentang Anemia

Hasil: Pasien mengerti yang dijelaskan oleh bidan.

58
4. Anjurkan pasien untuk diet kaya zat besi seperti

daging dan sayuran hijau.

Hasil: Pasien mengerti serta mengangguk

5. Berikan Tablet FE.

Hasil: sudah diberikan (Ramabion tablet, dosis

1x1 malam hari).

6. Berikan Suplement Asam Folat

Hasil: sudah diberikan (5gr/hari/oral)

7. Lakukan Pendokumentasian

Hasil: Sudah dilakukan oleh medis

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

Bd. Putri Eka Sejati.,SST.,M.Kes (Kartika Yulidia, S.Tr.Keb,.Bdn)


NIP 199111252017042002

59
60

Anda mungkin juga menyukai