Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

“M” UMUR 25 TAHUN


DENGAN FLOUR ALBUS DI PUSKESMAS
SANGKULIRANG KUTAI TIMUR

Oleh :

Lusy Kurniawati

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
HUSADA JOMBANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.”M” UMUR 25 TAHUN DENGAN FLOUR


ALBUS DI PUSKESMAS SANGKULIRANG KUTAI TIMUR

Hari :
Tanggal :

Jombang, 05 November 2022


Mahasiswa,

Lusy Kurniawati

Preseptor Klinik Preseptor Akademik

Nurhaya, S.Tr.Keb Bd. Dwi Retnowati, S.ST. M.Tr.Keb

Ketua Stikess Husada Jombang Ketua Program Studi


Pendidikan Profesi Bidan

( Dra Hj soelija Hadi, M.Ke,MM )


( Bdn. Zeny atmawati, S.ST, M.PH )
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
rahmat dan anugerah-Nya sehingga Laporan Asuhan Kebidanan Kespro di Puskesmas
Sangkulirang dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak selama
menyelesaikan Laporan ini, tidak akan mungkin dapat penulis selesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan Laporan ini, penyusun banyak mendapat bimbingan dan dukungan
serta arahan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penyusun ingin
menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Nurhaya, S.Tr.Keb, selaku Bidan Koordinator sekaligus Pembimbing Lahan
Praktekyang telah banyak membantu memberi arahan dan bimbingan selama
pelaksanaan dan penyusunan Laporan stase ini
2. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes. MM.selaku Ketua STIKES Husada Jombang, yang
telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami sehingga laporan ini dapat
terselesaikan dengan baik.
3. Bdn .Zeny Fatmawati, SST., M.PH.selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan dan perseptor akademik STIKES Husada Jombang.
4. Bd. Dwi Retnowati,S.ST,M.Tr.Keb selaku pembimbing praktek yang telah
memberikan bimbingan, masukan dan saran sehingga tulisan ini dapat diseleseikan
dengan baik .
5. Seluruh Staf dosen dan civitas Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Husada
Jombang yang telah memberikan pengetahuan kepada penulis selama mengikuti
pendidikan di STIKes Husada Jombang.

Semoga Alloh SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberikan
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam penyelesaian laporan stase semester II ini.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu Kebidanan dan pelayanan
gynekologi.
Jombang, 05 November 2022
Penyusun
Lusy Kurniawati

DAFTAR ISI

Halaman Sampul.................................................................................................i
Lembar Persetujuan.............................................................................................ii
Kata Pengantar....................................................................................................iii
Daftar Isi..............................................................................................................iv
Daftar Lampiran..................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum.........................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus........................................................................2
1.3 Manfaat............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Keputihan..........................................................................4
2.2 Tanda dan Gejala............................................................................4
2.3 Etiologi............................................................................................6
2.4 Pathway...........................................................................................7
2.5 Dampak............................................................................................7
2.6 Penatalaksanaan...............................................................................7
2.7 Askeb Teori.....................................................................................8
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Asuhan Kebidanan pada Ny. “M”................................................26
Data Subyektif..............................................................................26
Data Obyektif.................................................................................30
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Kehamilan Fisiologis.....................................................................33
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................35
B. Saran.............................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Riwayat Obstetri yang lalu.................................................................13


Tabel 2.2 Abdomen............................................................................................20
Tabel 2.3 Pengeluaran pervaginam......................................................................21
Tabel 3.1 Riwayat kehamilan..............................................................................27
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi ....................................................................


Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan ASKEB................................. .................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah
kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi serta prosesnya (Nugroho, 2015). Pada era globalisasi dan
moderenisasi ini telah terjadi perubahan dan kemajuan di segala aspek dalam
menghadapi perkembangan lingkungan, kesehatan dan kebersihan, dimana
masyarakat dituntut untuk selalu menjaga kebersihan fisik dan organ atau alat
tubuh lainnya. Apabila alat reproduksi tidak dijaga kebersihannya maka akan
menyebabkan infeksi yang pada akhirnya menimbulkan penyakit. Bebarapa
penyakit-penyakit infeksi pada organ reproduksi wanita adalah dapat berupa
trikomiasis, vaginosis bacterial, vulvavaginitis,, gonore, klamida, dan sifilis,
salah satu gejala dan tanda-tanda penyakit organ 2 reproduksi wanita adalah
flour albus. Flour albus merupakan masalah yang sejak lama menjadi persoalan
bagi kaum wanita.

Flour ablus adalah cairan berlebih yang keluar dari vagina. Penyakit ini
menyerang sekitar 50% populasi dan mengenai hampir semua umur. ). Flour
albus berisiko pada remaja karena pada masa ini remaja mengalami pubertas
yang ditandai dengan datangnya menstruasi. Pada sebagian orang saat
menjelang menstruasi akan mengalami flour albus terasa gatal dan dalam jumlah
yang tidak berlebihan. Bila cairan berubah menjadi berwarna kuning, berbau
dan disertai rasa gatal maka telah terjadi keputihan patologis (Sabardi, 2019).
Lebih dari 70% remaja menganggap flour albus adalah hal yang biasa yang
lumrah terjadi seiring bertambahnya usia dan siklus menstruasi, sehingga dalam
menjaga kebersihan organ genital pada remaja putri sangat kurang. Hal tersebut
dapat dilihat dari masih banyaknya remaja putri yang memakai celana ketat dan
mereka cenderung memilih celana dalam yang berbahan ketat dari serat sintetik
atau nilon (Ratna, 2015). Salah satu penyebab flour albus adalah kurangnya
menjaga kebersihan. Diharapkan seluruh wanita dapat mendeteksi secara dini
adanya fluor albus atau gejala infeksi radang organ reproduksi sehingga
dapat mencegah terjadinya komplikasi yang ditimbulkan dari fluor albus
tersebut dengan lebih memperhatikan cara hidup sehat, seperti memperhatikan
personal hygiene, memeriksakan lebih dini dengan pap smear/iva test.

1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Selama Praktek Klinik Kebidanan diharapkan mahasiswa dapat mengambil
pengalaman yang berharga dari kegiatan tersebut. Dengan melakukan
Asuhan Kebidanan kepada klien sesuai dengan teori yang ada dan kenyataan
sehingga dalam pembuatan makalah Asuhan Kebidanan dapat berlangsung
dengan baik.

b. Tujuan Khusus
1) Melakukan pengkajian data yang di dapat dari data sunjektif dan obyektif
2) Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan.
3) Melakukan Implementasi dan evaluasi.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai bahan kepustakaan dan perbandingan pada penanganan kasus
tentang Flour Albus.

1.3.2 Bagi Mahasiswa


Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah serta mendapat
pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan tentang Flour Albus.

1.3.3 Bagi Klien


Agar klien mengetahui dan memahami tentang asuhan kebidanan tentang
Flour Albus.
1.3.4 Bagi Lahan Praktek
Menambah masukan terhadap tatalaksana asuhan kebidanan tentang Flour
Albus.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar


Menurut (WHO) kesehatan reproduksi adalah kesejahteraaan fisik,
mental, dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan
dalam segala aspek yang berhubungan dengan system reproduksi, fungsi, serta
prosesnya (Romauli, 2011).

A. Keputihan (Leukore/fluor albus/vaginal discharge leukore)


Merupakan cairan yang keluar dari vagina. Dalam keadaan biasa,
cairan ini tidak sampai keluar namun belum tentu bersifat patologis
(berbahaya). Pengertian lain adalah setiap cairan yang keluar dari vagina
selain darah dapat berupa sekret, transudasi atau eksudat dari organ atau lesi
dari saluran genital. Cairan normal vagina yang berlebih. Jadi hanya meliputi
sekresi dan transudasi yang berlebih, tidak termasuk eksudat (Mansjoer et al,
2015).
Leukorea (keputihan) yaitu cairan putih yang keluar dari liang senggama
secara berlebihan (Manuaba, 2019). Keputihan merupakan data yang sering
ditemukan pada peradangan saluran genetalia wanita. Normalnya, pada 17 18
waktu ovulasi cairan yang keluar jumlahnya sedikit, encer dan berwarna putih
(Long, 1996).

Beberapa pengertian leukorea atau keputihan adalah sebagai berikut:

1. Leukorea (fluor albus) atau keputihan adalah pengeluaran cairan dari jalan
lahir yang bukan darah.
2. Leukorea atau keputihan adalah nama gejala yang diberikan pada cairan
yang keluar dari saluran genetalia wanita, yang tidak berubah.
3. Leukorea atau keputihan adalah sekret putih yang kental
keluar dari vagina maupun rongga uterus (Kamus Kedokteran).
4. Leukorea atau keputihan yang terjadi pada wanita tidak menyebabkan
kematian tetapi kesakitan , karena cairan yang keluar selalu membasahi
bagian dalam dan terkadang menimbulkan iritasi, rasa gatal sehingga
membuat ketidaknyamanan. Leukorea merupakan gejala awal dari infeksi,
keganasan atau tumor jinak reproduksi.

B. Epidemiologi
Fluor albus patologis sering disebabkan
3 oleh infeksi, salah satunya
bakteri vaginosis (BV) adalah penyebab tersering (40-50% kasus terinfeksi
vagina), vulvovaginal candidiasis (VC) disebabkan oleh jamur candida
species, 80-90% oleh candida albicans, trichomoniasis (TM) disebabkan oleh
trichomoniasis vaginalis, angka kejadiannya sekitar 5-20% dari kasus infeksi
vagina (Haryadi, 2012).

C. Etiologi fluor albus


Fluor albus dapat dijumpai pada wanita dengan diagnosa vulvitis,
vaginitis, servisitis, endometritis, dan adneksitis. Mikroorganisme patologis
dapat memasuki traktus genitalia wanita dengan berbagai cara, misalnya
seperti senggama, trauma atau perlukaan pada 19 vagina dan serviks, benda
asing, alat-alat pemeriksaan yang tidak steril, pada saat persalinan dan abortus
(Candran, 2012).
Keputihan disebabkan oleh beberapa hal yaitu infeksi, benda asing,
penyakit organ kandungan, kelelahan, gangguan hormon, pola hidup tidak
sehat dan stres akibat kerja. Keputihan disebabkan oleh adanya perubahan
flora normal yang berdampak terhadap derajat keasaman (pH) organ
reproduksi wanita (Indarti, 2014). Burke (2016), menyatakan bahwa ada
beberapa penyebab keputihan.
Keputihan fisiologis terjadi ketika pada masa ovulasi. Selain itu
keputihan juga disebabkan oleh adanya infeksi vagina, infeksi dalam servik,
adanya tampon atau benda asing dan adanya keganasan servik. Vaginitis yang
disebabkan oleh infeksi jamur atau protozoa dapat menyebabkan perubahan
keputihan, berbau, terasa gatal, iritasi vulvovaginal, disuria atau dispareunia
tergantung pada jenis infeksi. Vaginosis bakteri terutama ditandai dengan
keluarnya cairan yang berbau busuk, hal tersebut umum terjadi pada wanita
dengan banyak pasangan seks dan disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari
beberapa jenis bakteri anaerob yang fakultatif. Vulvovaginal candididasis
ditandai dengan rasa gatal, dan keluarnya keputihan seperti keju. Keputihan
yang disebabkan oleh trikomonas ditandai dengan keluarnya cairan yang
berwarna kekuningan atau kehijauan yang berlebihan dan kadang-kadang
berbusa) (Puri et al, 2013).

Ada 4 penyebab utama yang dapat menyebabkan perubahan flora


normal dan memicu keputihan (Ichwan, 2019): 20 :
a) Faktor Fisiologis Keputihan yang bersifat normal (fisiologis) pada
perempuan normalnya hanya ditemukan pada daerah porsio vagina. Sekret
patologik biasanya terdapat pada dinding lateral dan anterior vagina.
Keputihan fisiologis terdiri atas cairan yang kadang-kadang berupa mukus
yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang. Sedangkan
pada keputihan yang patologik terdapat banyak leukosit.
Keputihan yang fisiologis dapat ditemukan pada:
1) Waktu disekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen;
keputihan ini dapat menghilang sendiri akan tetapi dapat menimbulkan
kecemasan pada orang tua.
2) Wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus,
disebabkan oleh pengeluaran transudat dari dinding vagina.
3) Waktu disekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelanjar serviks
uteri menjadi lebih encer.
4) Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri juga bertambah
pada wanita dengan penyakit menahun, dengan neurosis, dan pada
wanita dengan ektropion porsionis uteri (Wiknjosastro, 2015).
b) Faktor konstitusi misalnya karena kelelahan, stres emosional, karena ada
masalah dalam keluarga atau pekerjaan, bisa juga karena penyakit yang
melelahkan seperti gizi yang rendah ataupun diabetes. Bisa juga
disebabkan oleh status imunologis yang menurun maupun obatobatan. Diet
yang tidak seimbang juga dapat menyebabkan keputihan terutama diet
dengan jumlah gula yang berlebihan, karena merupakan faktor yang sangat
memperburuk terjadinya keputihan (Ichwan, 2019).
c) Faktor penyebab keputihan meliputi, penggunaan sabun untuk mencuci
organ intim, iritasi terhadap pelicin, pembilas atau pengharum vagina,
ataupun bisa teriritasi oleh celana (Ichwan, 2019).
Menurut Clayton (2005), penyebab dari keputihan, antara lain:
a. Penggunaan celana dalam yang tidak menyerap keringat Jamur tumbuh
subur pada keadaan yang hangat dan lembab.

b. Penggunaan celana panjang yang ketat.


c. Penggunaan deodorant vagina Deodorant vagina sebenarnya tidak
perlu karena dapat mengiritasi membran mukosa dan mungkin
menimbulkan keputihan.
d) Tanda-tanda keputihan patologis Menurut Manuaba (1998) :
 cairan yang keluar sangat kental dan berubah warna, bau yang
menyengat, jumlahnya yang berlebih dan menyebabkan rasa gatal,
nyeri serta rasa sakit dan panas saat berkemih.
 Keputihan patologis akibat infeksi diakibatkan oleh infeksi alat
reproduksi bagian bawah atau pada daerah yang lebih proksimal, yang
bisa disebabkan oleh infeksi gonokokus, trikomonas, klamidia,
treponema, candida, human papiloma virus, dan herpes genitalis
(Koneman, 1992).

D. Gejala keputihan
Dapat dilihat dari jumlah cairan, warna, bau dan konsistensi. Pada
keputihan normal, jumlah cairannya sedikit, warnanya putih jernih, bau yang
ditimbulkan tidak menyengat dan khas dan dengan konsistensi agak lengket.
Sedangkan keputihan yang abnormal jumlahnya lebih banyak, warnanya dapat
kuning, coklat, kehijauan, bahkan bahkan kemerahan, baunya dapat berbau
asam, amis, bahkan busuk. Konsistensinya bisa cair atau putih kental seperti
kepala susu (Indarti, 2014). Keluarnya cairan berwarna putih, kekuningan atau
putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, dan
kadang-kadang berbusa. Mungkin gejala ini merupakan proses normal
sebelum atau sesudah haid pada wanita tertentu. Biasanya keputihan yang
normal tidak disertai dengan rasa gatal.

E. Klasifikasi Keputihan
 Keputihan fisiologis ditemukan pada:
a. Bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari; di sini sebabnya
ialah pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
b. Waktu disekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen;
leukore di sini hilang sendiri, akan tetapi dapat menimbulkan keresahan
pada orang tuanya.

c. Wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus,


disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dinding vagina.
d. Waktu disekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar servik
uteri menjadi lebih encer.
e. Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelanjar servik uteri juga bertambah
pada wanita dengan penyakit menahun, dengan neurosis, dan pada
wanita dengan ektropion porsionis uteri.
F. Jenis Leukorea
1. Kandidiasis vulvovaginalis (KVV).
2. Trikomoniasis.
3. Vaginosis bacterial.
4. Infeksi genital non spesifik.

Kandidiasis Vulvovaginalis (KVV)

Kandidiasis Vulvovaginalis (KVV) disebabkan oleh candida albicans


atau kadang oleh candida sp atau ragi lainnya. Gejala klinisnya antara
lain: gatal pada vulva dan vagina; vulva lecet; duh tubuh vagina dan dapat
sampai dispareuni. Sedangkan gejala lain yang mungkin timbul antara lain:
eritema; dapat timbul fisura; edema; duh tubuh vagina putih seperti susu
mungkin bergumpal, tidak berbau dan terdapat lesi satelit. Pemeriksaan
penunjang dengan sediaan apus dari duh tubuh vafina dengan pewarnaan
garam ditemukan blastospora dan pseudohifa; sediaan basah dengan larutan
KOH 10 % ditemukan pseudohifa dan atau blastospora.

Penatalaksanaan Kandidiasis Vulvovaginalis (KVV) akut dengan


pemberian Ketokonazole 200 mgr tablet 2 tab x 5 hari; Flukonazol 150 mgr
tablet dosis tunggal; Intrakonazolel 100 mgr tablet 2 tab x 3 hari.

Trikomoniasis

Trikomoniasis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh


parasit ber Flagela Trikomonas vaginalis. Gejala klinis antara lain: 10-50 %
asimtomatik; duhtubuh vagina berbau, dapat disertai gatal pada vagina;
kadang-kadang terdapat rasa tidak enak di perut bagian bawah. Sedangkan
gejala lain antara lain: duh tubuh vagina dengan konsistensi bermacam-
macam dari sedikit banyak dan ecer bentuk kuning kehijauan berbusa dapat
terjadi pada 10–30 % wanita; vuivitis dan vaginitis; gambaran serviks strobery
dapat ditemukan pada 2 % pasien; pada 5–15
% tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan. Adapun pemeriksaan
penunjang dengan cara duh tubuh vagina dari forniks posterior dan dilakukan
pemeriksaan sediaan basah dengan larutan NaCl fisiologis. Terdapat
Tricomonas Vaginalis dengan pergerakan flagella yang khas. Penatalaksanaan
dengan pemberian Metonidazole 2 gram oral dosis tunggal atau Metronidazole
2 x 0,5 mg oral selama 7 hari.

Vaginosis bacterial

Vaginosis bacterial adalah sindrom klinis yang disebabkan oleh


pergantian lactobacillus sp penghasil H2O2 yang normal di dalam vagina
dengan sekelompok bakteri aerob. Gejala klinis antara lain: duh tubuh vagina
putih homogen, melekat pada dinding vagina dan vestibulum; pH cairan
vagina > 4,5; terciumnya bau amis seperti ikan pada duh tubuh vagina yang
diolesi dengan larutan KOH 10 %. Pemeriksaan penunjang dengan sediaan
apus dengan pewarnaan gram ditemukam clue cell. Penatalaksanaan Non
medikamentosa dengan cara: pasien dianjurkan untuk menghindari vaginal
douching atau bahan antiseptic; konseling. Sedangkan penatalaksanaan
Medikamentosa dengan pemberian obat pilihan yaitu Metronidazole 2 x 500
mg / hari selama 5–7 hari; Metronidazole 2 gram peroral dosis tunggal;
pemberian obat alternatif yaitu Klindamicin 2x 300 mg / hari peroral selama 7
hari.

Infeksi genital non spesifik

Infeksi genital non spesifik adalah infeksi saluran genital yang


disebabkan oleh penyebab nonspesifik. Istilah ini meliputi berbagai keadaan
yaitu uretritis non spesifik, uretritis non gonore proktitis non spesifik dan
infeksi spesifik pada wanita. Keluhan pada wanita berupa duh tubuh vagina;
perdarahan antar menstruasi; perdarahan pasca koitus; disuria bila mengenai
uretra; asimptomatik. Gejalanya duh
tubuh endoserviks mukopurulent; ektopia serviks disertai edema serviks
rapuh, mudah berdarah. Pemeriksaan penunjang dari duh tubuh genetalia.

Penatalaksanaan dengan pemberian Doksisiklin 2 x 100 mg / hr selama 7 hari;


Terasiklin 4 x 500 mg / hr selama 7 hari; Eratromicin 4 x 500 mg / hr selama 7
hari.

G. Diagnosis Lekhorea

Diagnosa sebab keputihan dapat dicari dengan cara sebagai berikut:

1. Anamnase.
2. Kedaaan umum.
3. Pemeriksaan dalam.
4. Pemeriksaan mikrobiologis dan bakteriologis, meliputi: cairan seperti susu
biasanya berasal dari vagina; cairan yang liat muko purulen berasal dari
servik; cairan yang purulen biasanya disebabkan gonococcus; cairan yang
membuih oleh trichomonas; zat seperti keju oleh monilia biasanya gatal;
cairan yang jernih terdapat pada asthenia; flour bercampur darah terdapat
pada endometritis senilis.

H. Penatalaksaan Lekhorea

Penatalaksanaan leukorea atau keputihan tergantung dari penyebab


infeksi seperti jamur, bakteri atau parasit. Umumnya diberikan obat-obatan
untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan
penyebabnya. Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan
biasanya berasal dari golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi
candida dan golongan metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan
parasit.

Leukorea dapat dicegah dengan cara sebagai berikut:

1. Menjaga alat kelamin tetap bersih dan kering.


2. Menghindari pakaian ketat.
3. Sering mengganti pembalut saat datang haid.
4. Menghindari douche (mencuci/membilas) vagina dengan larutan antiseptik.
5. Mencuci alat kelamin bagian luar dengan air bersih.

2.1 Askeb Teory


Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
Pengkajian

a. Data Subyektif
 Identitas
- Nama : Untuk mengenal, identifikasi px.
- TTL/Umur : Menentukan umur px dan tanggal lahir.
- Riwayat Menstruasi : Untuk mengetahui siklus menstruasi.
- Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu : Untuk
mengetahui riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas.
- Riwayat KB : Untuk mengetahui jenis kontrasepsi yang
di pakai
- Riwayat kesehatan : Untuk mengetahui kondisi kesehatan px
sebelumnya
b. Data Obyektif
 Pemeriksaan Umum
Mengetahui kondisi pasien apakah terjadi gangguan.

c. Analisis/Intrepertasi Data
Berdasarkan data subyektif dan obyektif dapat ditetapkan diagnosa pada px.
d. Penatalaksanaan
Melakukan semua asuhan yang sudah ditetapkan.
PATHWAY
BAB III
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN

No.RM : 0079xx

Tanggal Pengkajian : 14-11-22

Pukul : 09.00 WIT

Pengkaji : Bidan

1. Data Subyektif
a. Identitas Ibu Suami
Nama Umur : M A
Umur : 25 Tahun 28 Tahun
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia Jawa / Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Swasta Swasta
Alamat : Sangkulirang Sangkulirang

b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan keluar cairan dari kemaluan berwarna kuning, bau khas amis
dan terasa gatal
c. Riwayat Menstruasi : Menstruasi normal selama 7 hari
1) Menarche : 12 tahun
2) Siklus Menstruasi : 28 hari
3) Lama : 7 hari
4) Warna : merah kehitaman
5) Keluhan : nyeri saat menstruasi
d. Riwayat Perkawinan
1) Umur saat menikah : 23 tahun
2) Lama : 3 tahun
3) Perkawinan ke : satu
4) Jumlah anak : 1 orang
e. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Ibu : Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit
HT, DM, jantung, Asma.
2) Riwayat Kesehatan Keluarga : Ibu mengatakan keluarga tidak
mempunyai penyakit HT, DM, jantung, Asma.
3) Tidak pernah menderita penyakit keturunan
f. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Kehamilan Kompli Jenis Kompi Penolo BB L/P Komp li Keada Um ur
Ke kasi Persalin kasi ng Lahir Kasi an
an Masa Anak
Nifas

1 - spontan - bidan 3000 P - sehat 2,5


grm th

g. Riwayat KB
NO. Jenis Alkon Lama Keluhan Tahun Alasan
Pakai Lepas
1 Suntik 3 bulan 4 bulan Mens tdk - -
teratur

h. Pola Pemeriksaan Kebutuhan Sehari hari


1) Nutrisi
Makan : 3x/hari
Minum : 8-10
gelas/hari
2) Eliminasi
BAK : 4-5x/hari pagi
BAB : 1x/hari pagi
3) Istirahat :7-8
jam/hari
4) Aktifitas : mengurus rumah tangga, anak, dan bekerja
5) Hygiene : mandi 2x/hari
6) Pola Seksual: keluhan : tidak ada
i. Data Psikologi dan
Spiritual Riwayat
Sosial Budaya
1) Peran Ibu : Ibu melakukan perannya sebagai ibu rumah tangga dengan baik
2) Dukungan : suami dan keluarga mendukung apa yang di kerjakan
3) Budaya : tidak ada pantangan dalam lingkungan sekitar
j. Pola kesehatan sehari-hari : baik tidak ada masalah
k. Pola lingkungan : lingkungan bersih dan sehat, jauh dari limbah padat, cair,
dan udara
l. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi : belum mengerti seutuhnya
tentang kesehatan reproduksi

2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Compos mentis
3) TB : 158 cm
4) BB : 59 kg
5) LILA : 23,5 cm
6) Vital
Tekanan darah : 110/60
mmHg Nadi : 84 x/mnt
Suhu : 36,6 C
Respirasi : 24 x/mnt
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : bersih, tidak ada benjolan.
2) Telinga : bersih, tidak ada serumen, tidak ada benjolan.
3) Muka : bersih, tidak ada benjolan,tidak ada cloasma,tidak ada
flek hitam.
4) Mata : tidak icterus, tidak merah.
5) Hidung : bersih, tidak ada mucus, tidak ada benjolan
6) Mulut : bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada benjolan.
7) Gigi : bersih, tidak ada caries, tidak ada karang gigi
8) Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak
ada
Pembesaran kelenjar thyroid.
9) Dada : bersih, tidak ada ronchi,whezing
10) Payudara : bersih, simetris, bentuk puting normal, tidak
ada
nyeri tidak ada benjolan
11) Abdoment : bersih, tidak ada benjolan
12) Ekstremitas atas bawah : bersih, simetris tidak ada benjolan, tidak ada
varises, gerak aktif.
13) Genital : tidak ada condiloma, keputihan berwarna
kuning,
tidak ada varices.
14) Kulit : bersih, tidak ada ruam

3. ASSASMEN
Ny. M umur 25 tahun dengan flour albus
Data Subyektif:
Pasien datang sendiri pada tanggal 14 11 2022, jam 09 00 WIT dan mengatakan keluar cairan
dari kemaluan berwarna kuning, bau khas amis dan terasa gatal

4. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 14 November 2022
Waktu : 09.00
WIT
1) Menjelaskan kepada ibu faktor penyebab keputihan.
Hasil: ibu mengerti tentang faktor penyebab keputihan.
2) Mendiskusikan dengan ibu tentang pemantauan keluhan keputihan tentang
rasa gatal warna kemerahan pada daerah labia.
Hasil: ibu mengerti dan akan melaksanakan hasil diskusi
3) Mendiskusikan dengan ibu tentang personal hygiene terutama di bagian genetalia
Hasil: ibu mengerti manfaat personal hygiene terutama di bagian genetalia
4) Menganjurkan pada ibu untuk tidak menggaruk dengan tangan pada daerah
genetalian yang gatal
Hasil: ibu mengerti tentang penjelasan dari bidan.
5) Menganjurkan pada ibu untuk menghindari pakaian dan celana dalam
yang ketat
Hasil: ibu mengerti tentang penjelasan dari bidan dan mau melaksanakan
apa yang di anjurkan.
6) Memotivasi klien untuk melakukan pemeriksaan pap smear
Hasil: ibu mengerti tentang penjelasan dari bidan dan akan melakukan
pemeriksaan pap smear
7) Melakukan kolaborasi dengan dokter pemberian Metronidazol 3 X 750
mg, CTM 3 X 1
Hasil: ibu akan minum obat sesuai aturan

Catatan Perkembangan

Tanggal : 14 November 2022


Jam : 12.00 WIT
Tempat : Puskesmas Sangkulirang
Dx : Ibu dengan flour albus.
S : Ibu mengatakan mau melaksanakan anjuran bidan
O : Ekspresi muka ibu mengangguk
A : Ibu dengan flour albus
P : Anjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu lagi

BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil dari tinjauan teori dan tinjauan kasus yang telah
dituliskan pada Bab II dan Bab III, maka penyusun melakukan asuhan
kebidanan kespro pada Ny. “M” Umur 25 Tahun dengan Flour Albus.
Pada tinjauan kasus didapatkan bahwa keluhan yang terjadi pada ibu
adalah keluar cairan berwarna kuning, bau khas dan terasa gatal merupakan hal
yang patologis.

Pada hasil pemeriksaan diperoleh data sesuai dengan yang telah


dijelaskan pada tinjauan teori tentang Flour albus patologis dan fisiologis. Hasil
pemeriksaan TTV berada dalam batas normal. Pemeriksaan fisik yang meliputi
genitalia terdapat cairan berwarna kuning dan berbau khas.
Analisa yang ditegakkan adalah flour albus telah sesuai dengan data
subyektif dan obyektif .Pada kasus diatas penatalaksanaan yang diberikan telah
sesuai dengan teori yaitu meliputi konseling dan memberikan terapi.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Keputihan (Leukore/fluor albus/vaginal discharge leukore) merupakan cairan


yang keluar dari vagina. Dalam keadaan biasa, cairan ini tidak sampai keluar namun
belum tentu bersifat patologis (berbahaya). Pengertian lain adalah setiap cairan yang
keluar dari vagina selain darah dapat berupa sekret, transudasi atau eksudat dari organ
atau lesi dari saluran genital. Cairan normal vagina yang berlebih. Jadi hanya meliputi
sekresi dan transudasi yang berlebih, tidak termasuk eksudat (Mansjoer et al, 2019).
Gejala keputihan dapat dilihat dari jumlah cairan, warna, bau dan konsistensi.
Pada keputihan normal, jumlah cairannya sedikit, warnanya putih jernih, bau yang
ditimbulkan tidak menyengat dan khas dan dengan konsistensi agak lengket.
Sedangkan keputihan yang abnormal jumlahnya lebih banyak, warnanya dapat
kuning, coklat, kehijauan, bahkan bahkan kemerahan, baunya dapat berbau asam,
amis, bahkan busuk. Konsistensinya bisa cair atau putih kental seperti kepala susu
(Indarti, 2019).
Keluarnya cairan berwarna putih, kekuningan atau putih kelabu dari saluran
vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, dan kadang-kadang berbusa. Mungkin
gejala ini merupakan proses normal sebelum atau sesudah haid pada wanita tertentu.
Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal.

5.2 Saran
Bagi Institusi

Diharapkan dapat menambah kepustakaan yang telah dimiliki dan diharapkan juga
dapat menambah kajian baru serta dapat dijadikan bahan rujukan untuk penyusunan
laporan yang akan datang.

Bagi Tempat Praktek


Dapat menjadikan laporan ini sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas
pelayanan dan selalu berperan aktif terhadap proses pendidikan dan penelitian.

Bagi Mahasiswa
Dapat menjadikan laporan ini sebagai pertimbangan dasar atau bahan data untuk
penyusunan laporan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abrori, Hernawan, A. D., & Ermulyadi. (2017). Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Keputihan Patologis Siswi Sman 1 Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara.
Unnes Journal of Public Health, 6, 1.

Arini. (2019). Mengapa Seorang Ibu Harus Menyusui. Yogyakarta: Flashbook.

Azinar, M., & Fibriana, A. (2019). Health Reproduction E-Booklet Multimedia Health
to Improve Motivation and Knowledge at Students in Localization Areas. Advances in
Social Science, Education and Humanities Research, 362.

Aziz, M. K. (2019). Pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis android


untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pai.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Baso, Y. S. (2019). Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa Arab Online Berbasis


Learning Management System (LMS) Pada Program Studi Sastra Arab Universitas
Hasanuddin.

Brayboy, L., McCoy, K., Thamotharan, S., Zhu, E., Gil, G., & Houck, C. (2018, October).
The use of technology in the sexual health education especially among minority adolescent
girls in the United States. HHS Public Acces, 30(5), 305-309.

Dagasou, S. E., Pondang, L., & Lolong, J. (2019). Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Keputihan Di Poliklinik Obstetri/Ginekologi RSU. Pancaran Kasih GMIM Manado
Tahun 2014. 1–6. https://doi.org/10.1038/132817a0

Darma, M., Yusran, S., & Fachlevy, A. F. (2018). Hubungan Pengetahuan, Vulva Hygiene,
Stres, Dan Pola Makan Dengan Kejadian Infeksi Flour Albus (Keputihan) Pada Remaja
Siswi Sma Negeri 6 Kendari 2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Unsyiah, 2(6), 19.

Ernawati, Iis. 2019. “Uji Kelayakan Media Pembelajaran Interaktif Pada Mata Pelajaran
Administrasi Server.” Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education) 2(2): 204–
10.
DOKUMENTASI
LEMBAR KONSULTASI

JUDUL ASKEB : Asuhan Kebidanan Pada Ny. “M” Umur 25 Tahun

Dengan Flour Albus Di Puskesmas Sangkulirang Kutai


timur
PEMBIMBING LAHAN :

Hari/tanggal Konsultasi TTD pembimbing


LEMBAR KONSULTASI

JUDUL ASKEB : Asuhan Kebidanan Pada Ny. “M” Umur 25 Tahun

Dengan Flour Albus Di Puskesmas Sangkulirang Kutai


timur
PEMBIMBING AKADEMIK :

Hari/tanggal Konsultasi TTD pembimbing

Anda mungkin juga menyukai