Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

“M” UMUR 25
TAHUN DENGAN FLOUR ALBUS DI PUSKESMAS
JATIKALEN NGANJUK

Di susun oleh :

Sri wahyuni
NIM. 2021080074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG

TAHUN 2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

Preseptor klinik Preseptor Akademik

(Kusuma Prihartatik,S.ST ) ( Bd. Elis Fatmawati, SST., M.Tr.Keb )


NIP.197505292007012017 NPP. 011105093

Ketua STIKES Husada Jombang Ketua Program Studi Pendidikan


Profesi Bidan

( Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes, MM ) ( Zeny Fatmawati, SST., M.PH )


NPP. 010291001 NPP. 010305020

ii
KATAPENGANTAR

Puji syukur penyusun haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segalarahmat dan anugerah-Nya sehingga Laporan Asuhan Kebidanan Kespro di
PuskesmasJatikalendapat diselesaikan tepat padawaktunya.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak selama
menyelesaikan Laporan ini, tidak akan mungkin dapat penulis selesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan Laporan ini, penyusun banyak mendapat bimbingan dan dukungan
serta arahan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penyusun ingin
menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dr.Rio Kasino selsku Kepala Puskesmas Jatikalen yang telah memberikan
kesempatan, fasilitas dan bimbingan dalam memberikan asuhan kebidanan Kespro
pada Ny.M dengan Flour Albus
2. Kusuma Prihartatik, S.ST selaku Bidan Koordinator sekaligus Pembimbing Lahan
Praktekyang telah banyak membantu memberi arahan dan bimbingan selama
pelaksanaan dan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini
3. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes. MM.selaku Ketua STIKES Husada Jombang,
yangtelah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami sehingga laporan ini
dapatterselesaikandengan baik.
4. Bd.Zeny Fatmawati, SST., M.PH.selaku Ketua Program Studi Pendidikan
ProfesiBidandan perseptorakademik STIKESHusadaJombang.
5. Ibu Wahyu Anjas Sari, S.ST, M.Kes selaku pembimbing praktek yang telah
memberikan bimbingan, masukan dan saran sehingga tulisan ini dapat diseleseikan
dengan baik .
6. Seluruh Staf dosen dan civitas Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Husada
Jombang yang telah memberikan pengetahuan kepada penulis selama mengikuti
pendidikan di STIKes Husada Jombang.
Semoga Alloh SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberikan
kesempatan , dukungan dan bantuan dalam penyelesaian laporan sta sesemester II ini.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu Kebidanan dan pelayanan
gynekologi.
Jombang ,April 2022
Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.................................................................................................i
Lembar Persetujuan.............................................................................................ii
Kata Pengantar....................................................................................................iii
Daftar Isi..............................................................................................................iv
Daftar Lampiran..................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum.........................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus........................................................................2
1.3 Manfaat............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kehamilan.........................................................................4
2.2 Tanda dan Gejala............................................................................4
2.3 Etiologi............................................................................................6
2.4 Pathway...........................................................................................7
2.5 Dampak............................................................................................7
2.6 Penatalaksanaan...............................................................................7
2.7 Askeb Teori.....................................................................................8
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Asuhan Kebidanan pada Ny.“M”..................................................26
Data Subyektif...............................................................................26
Data Obyektif.................................................................................30
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Kehamilan Fisiologis.....................................................................33
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................35
B. Saran.............................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTARTABEL

Tabel 2.1 Riwayat Obstetri yang lalu...................................................................13


Tabel 2.2 Abdomen...............................................................................................20
Tabel 2.3 Pengeluaran pervaginam......................................................................21
Tabel 3.1 Riwayat kehamilan..............................................................................27

v
DAFTARLAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi ....................................................................


Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan ASKEB ..................................................

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah
kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit
atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi,
fungsi serta prosesnya (Nugroho, 2015). Pada era globalisasi dan moderenisasi ini
telah terjadi perubahan dan kemajuan di segala aspek dalam menghadapi
perkembangan lingkungan, kesehatan dan kebersihan, dimana masyarakat dituntut
untuk selalu menjaga kebersihan fisik dan organ atau alat tubuh lainnya. Apabila
alat reproduksi tidak dijaga kebersihannya maka akan menyebabkan infeksi yang
pada akhirnya menimbulkan penyakit. Bebarapa penyakit-penyakit infeksi pada
organ reproduk siwanita adalah dapat berupa trikomiasis, vaginosis bacterial,
vulvavaginitis,, gonore, klamida, dan sifilis, salah satu gejala dan tanda-tanda
penyakit organ 2 reproduksi wanita adalah flour albus.Flour albus merupakan
masalah yang sejak lama menjadi persoalan bagi kaum wanita.

Flourablus adalah cairan berlebih yang keluar dari vagina. Penyakit ini
menyerang sekitar 50% populasi dan mengenai hampir semua umur. ). Flour albus
berisiko pada remaja karena pada masa ini remaja mengalami pubertas yang
ditandai dengan datangnya menstruasi. Pada sebagian orang saat menjelang
menstruasi akan mengalami flour albus terasa gatal dan dalam jumlah yang tidak
berlebihan. Bila cairan berubah menjadi berwarna kuning, berbau dan disertai rasa
gatal maka telah terjadi keputihan patologis (Sabardi,2019). Lebih dari 70% remaja
menganggap flouralbus adalah hal yang biasa yang lumrah terjadi seiring
bertambahnya usia dan siklus menstruasi, sehingga dalam menjaga kebersihan organ
genital pada remaja putri sangat kurang. Hal tersebut dapat dilihat dari masih
banyaknya remaja putri yang memakai celana ketat dan mereka cenderung memilih
celana dalam yang berbahan ketat dari serat sintetik atau nilon (Ratna, 2015). Salah
satu penyebab flour albus adalah kurangnya menjaga kebersihan. Diharapkan
seluruh wanita dapat mendeteksi secara dini adanya fluoralbus atau gejala infeksi
radang organ reproduksi sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi yang
ditimbulkan dari fluor albus tersebut dengan lebih memperhatikan cara hidup sehat,
seperti memperhatikan personal hygiene, memeriksakan lebih dini dengan pap
smear/ivatest.

1
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Selama Praktek Kerja Lapangan diharapkan mahasiswa dapat mengambil
pengalaman yang berharga dari kegiatan tersebut. Dengan melakukan Asuhan
Kebidanan kepada klien sesuai dengan teori yang ada dan kenyataan sehingga
dalam pembuatan makalah Asuhan Kebidanan dapat berlangsung dengan baik.

b. Tujuan Khusus
1) Melakukan pengkajian data yang di dapat dari data sunjektif dan obyektif
2) Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan.
3) Melakukan Implementasi dan evaluasi.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai bahan kepustakaan dan perbandingan pada penanganan kasus tentang
Flour Albus.

1.3.2 Bagi Mahasiswa


Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah serta mendapat pengalaman
dalam melaksanakan asuhan kebidanan tentang Flour Albus.

1.3.3 Bagi Klien


Agar klien mengetahui dan memahami tentang asuhan kebidanan tentang
Flour Albus.
1.3.4 Bagi Lahan Praktek
Menambah masukan terhadap tatalaksana asuhan kebidanan tentang Flour
Albus.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar


Menurut (WHO) kesehatan reproduksi adalah kesejahteraaan fisik, mental, dan
sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala
aspek yang berhubungan dengan system reproduksi, fungsi, serta prosesnya
(Romauli, 2011).
A. Keputihan (Leukore/fluor albus/vaginal discharge leukore) merupakan cairan yang
keluar dari vagina. Dalam keadaan biasa, cairan ini tidak sampai keluar namun
belum tentu bersifat patologis (berbahaya). Pengertian lain adalah setiap cairan
yang keluar dari vagina selain darah dapat berupa sekret, transudasi atau eksudat
dari organ atau lesi dari saluran genital. Cairan normal vagina yang berlebih. Jadi
hanya meliputi sekresi dan transudasi yang berlebih, tidak termasuk eksudat
(Mansjoer etal, 2015).
Leukorea (keputihan) yaitu cairan putih yang keluar dari liang senggama secara
berlebihan (Manuaba, 2019). Keputihan merupakan data yang sering ditemukan
pada peradangan saluran genetalia wanita. Normalnya, pada 17 18 waktu ovulasi
cairan yang keluar jumlahnya sedikit, encer dan berwarna putih (Long,1996).

Beberapa pengertian leukorea atau keputihan adalah sebagai berikut:

1. Leukorea (fluor albus) atau keputihan adalah pengeluaran cairan dari jalan lahir
yang bukan darah.
2. Leukorea atau keputihan adalah nama gejala yang diberikan pada cairan yang
keluar dari saluran genetalia wanita, yang tidak berubah.
3. Leukorea atau keputihan adalah sekret putih yang kental keluar
dari vagina maupun rongga uterus (Kamus Kedokteran).
4. Leukorea atau keputihan yang terjadi pada wanita tidak menyebabkan kematian
tetapi kesakitan , karena cairan yang keluar selalu membasahi bagian dalam dan
terkadang menimbulkan iritasi, rasa gatal sehingga membuat ketidaknyamanan.
Leukorea merupakan gejala awal dari infeksi, keganasan atau tumor jinak
reproduksi.

3
B. Epidemiologi
Fluoralbus patologis sering disebabkan oleh infeksi, salah satunya bakteri
vaginosis (BV) adalah penyebab tersering (40-50% kasus terinfeksi vagina), vulvo
vaginal candidiasis (VC) disebabkan oleh jamur candida species, 80-90% oleh
candida albicans, trichomoniasis (TM) disebabkan oleh trichomoniasis vaginalis,
angka kejadiannya sekitar 5-20% dari kasus infeksi vagina (Haryadi, 2012).

C. Etiologifluoralbus
Fluoralbus dapat dijumpai pada wanita dengan diagnose vulvitis, vaginitis,
servisitis, endometritis, dan adneksitis. Mikroorganisme patologis dapat memasuki
traktus genitalia wanita dengan berbagai cara, misalnya seperti senggama, trauma
atau perlukaan pada 19 vagina dan serviks, benda asing, alat-alat pemeriksaan
yang tidak steril, padasaat persalinan dan abortus (Candran, 2012).
Keputihan disebabkan oleh beberapa hal yaitu infeksi, benda asing, penyakit organ
kandungan, kelelahan, gangguan hormon, pola hidup tidak sehat dan stres akibat
kerja. Keputihan disebabkan oleh adanya perubahan flora normal yang berdampak
terhadap derajat keasaman (pH) organ reproduksi wanita (Indarti, 2014). Burke
(2016), menyatakan bahwa ada beberapa penyebab keputihan.
Keputihan fisiologis terjadi ketika pada masa ovulasi. Selain itu keputihan juga
disebabkan oleh adanya infeksi vagina, infeksi dalam servik, adanya tampon atau
benda asing dan adanya keganasan servik. Vaginitis yang disebabkan oleh infeksi
jamur atau protozoa dapat menyebabkan perubahan keputihan, berbau, terasa
gatal, iritasi vulvovaginal, dysuria atau dyspareunia tergantung pada jenis infeksi.
Vaginosis bakteri terutama ditandai dengan keluarnya cairan yang berbau busuk,
hal tersebut umum terjadi pada wanita dengan banyak pasangan seks dan
disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari beberapa jenis bakteri anaerob yang
fakultatif. Vulvovaginal candididasis ditandai dengan rasa gatal, dan keluarnya
keputihan seperti keju. Keputihan yang disebabkan oleh trikomonas ditandai
dengan keluarnya cairan yang berwarna kekuningan atau kehijauan yang
berlebihan dan kadang-kadang berbusa) (Puri et al, 2013).

4
Ada 4 penyebab utama yang dapat menyebabkan perubahan flora normal
dan memicu keputihan (Ichwan,2019):20 :
a) Faktor Fisiologis Keputihan yang bersifat normal (fisiologis) pada perempuan
normalnya hanya ditemukan pada daerah porsiovagina. Sekret patologik
biasanya terdapat pada dinding lateral dan anteri orvagina.
Keputihan fisiologis terdiri atas cairan yang kadang-kadang berupa mucus
yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang. Sedangkan pada
keputihan yang patologik terdapat banyak leukosit.
Keputihan yang fisiologis dapat ditemukan pada :
1) Waktu disekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen ;
keputihan ini dapat menghilang sendiri akan tetapi dapat menimbulkan
kecemasan pada orang tua.
2) Wanitadewasaapabilaiadirangsangsebelumdanpadawaktukoitus,disebabkan
oleh pengeluaran transudat daridinding vagina.
3) Waktu disekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelanjar serviks
uterimenjadilebih encer.
4) Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri juga bertambah pada
wanita dengan penyakit menahun, dengan neurosis, dan pada wanita
dengan ektropion porsionis uteri (Wiknjosastro, 2015).
b) Faktor konstitusi misalnya karena kelelahan, stress emosional, karena ada
masalah dalam keluarga atau pekerjaan, bisa juga karena penyakit yang
melelahkan seperti gizi yang rendah ataupun diabetes. Bisa juga disebabkan
oleh status imunologis yang menurun maupun obat obatan. Diet yang tidak
seimbang juga dapat menyebabkan keputihan terutama diet dengan jumlah
gula yang berlebihan, karena merupakan factor yang sangat memperburuk
terjadinya keputihan (Ichwan, 2019).
c) Faktor penyebab keputihan meliputi, penggunaan sabun untuk mencuci organ
intim, iritasi terhadap pelicin, pembilas atau pengharum vagina, ataupun bisa
teriritasi oleh celana (Ichwan, 2019).
Menurut Clayton (2005), penyebab dari keputihan, antara lain :
a. Penggunaan celana dalam yang tidak menyerap keringat Jamur tumbuh
subur pada keadaan yang hangat dan lembab.

5
b. Penggunaan celana panjang yang ketat.
c. Penggunaan deodorant vagina Deodorant vagina sebenarnya tidak perlu
karena dapat mengiritasi membrane mukosa dan mungkin menimbulkan
keputihan.
d) Tanda-tanda keputihan patologis Menurut Manuaba (1998) :
 cairan yang keluar sangat kental dan berubah warna, bau yang menyengat,
jumlahnya yang berlebih dan menyebabkan rasa gatal, nyeri serta rasa
sakit dan panas saat berkemih.
 Keputihan patologis akibat infeksi diakibatkan oleh infeksi alat reproduksi
bagian bawah atau pada daerah yang lebih proksimal, yang bisa
disebabkan oleh infeksi gonokokus, trikomonas, klamidia, treponema,
candida, human papilloma virus, dan herpes genitalis (Koneman, 1992).

D. Gejala keputihan
Dapat dilihat dari jumlah cairan, warna, bau dan konsistensi. Pada keputihan
normal, jumlah cairannya sedikit, warnanya putih jernih, bau yang ditimbulkan
tidak menyengat dan khas dan dengan konsistensi agak lengket. Sedangkan
keputihan yang abnormal jumlahnya lebih banyak, warnanya dapat kuning, coklat,
kehijauan, bahkan bahkan kemerahan, baunya dapat berbau asam, amis, bahkan
busuk. Konsistensinya bisa cair atau putih kental seperti kepala susu
(Indarti,2014). Keluarnya cairan berwarna putih, kekuningan atau putih kelabu
dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, dan kadang-kadang
berbusa. Mungkin gejala ini merupakan proses normal sebelum atau sesudah haid
pada wanita tertentu. Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa
gatal.

E. Klasifikasi Keputihan
 Keputihan fisiologis ditemukan pada:
a. Bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari; di sini sebabnya ialah
pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
b. Waktu disekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen;
leukoredi sini hilang sendiri, akan tetapi dapat menimbulkan keresahan
pada orangtuanya.

6
c. Wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus,
disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dinding vagina.
d. Waktu disekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar servik uteri
menjadi lebih encer.
e. Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelanjar servik uteri juga bertambah pada
wanita dengan penyakit menahun, dengan neurosis, dan pada wanita dengan
ektropionporsionis uteri.
F. Jenis Leukorea
1. Kandidiasis vulvovaginalis(KVV).
2. Trikomoniasis.
3. Vaginosis bacterial.
4. Infeksi genital non spesifik.

Kandidiasis Vulvovaginalis (KVV)

Kandidiasis Vulvovaginalis (KVV) disebabkan oleh candida albicans atau kadang


oleh candida sp atau ragi lainnya. Gejala klinisnya antara lain: gatal pada
vulva dan vagina; vulvalecet; duh tubuh vagina dan dapat sampai dispareuni.
Sedangkan gejala lain yang mungkin timbul antara lain: eritema; dapat timbul
fisura;edema;duhtubuh vagina putih seperti susu mungkin bergumpal, tidak berbau
dan terdapat lesi satelit. Pemeriksaan penunjang dengan sediaan apus dari duh
tubuh vafina dengan pewarnaan garam ditemukan blastospora dan pseudohifa;
sediaan basah dengan larutan KOH 10% ditemukan pseudohifa dan atau
blastospora.

Penatalaksanaan Kandidiasis Vulvo vaginalis (KVV) akut dengan pemberian


Ketokonazole 200 mgr tablet 2 tab x 5 hari; Flukonazol 150 mgr tablet dosis
tunggal; Intrakonazolel 100 mgr tablet 2 tabx 3 hari.

Trikomoniasis

Trikomoniasis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasite


berFlagela Trikomonas vaginalis. Gejala klinis antara lain: 10-50% asimtomatik;
duh tubuh vagina berbau, dapat disertai gatal pada vagina; kadang-kadang terdapat
rasa tidak enak diperut bagian bawah. Sedangkan gejala lain antara lain: duh tubuh
vagina dengan konsistensi bermacam-macam dari sedikit banyak dan ecer bentuk
kuning kehijauan berbusa dapat terjadi pada 10–30 % wanita; vuivitis dan
vaginitis; gambaran serviks strobery dapat ditemukan pada 2% pasien; pada 5–15
% tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan. Adapun pemeriksaan penunjang
7
dengan cara duh tubuh vagina dari forniks posterior dan dilakukan pemeriksaan
sediaan basah dengan larutan NaClfisiologis. Terdapat Tricomonas Vaginalis
dengan pergerakan flagella yang khas. Penatalaksanaan denganpemberian
Metonidazole 2 gram oral dosis tunggal atau Metronidazole 2x0,5 mg oral selama
7 hari.

Vaginosis bacterial

Vaginosis bacterial adalah sindrom klinis yang disebabkan oleh pergantian


lactobacillus sp penghasil H2O2 yang normal di dalam vagina dengan sekelompok
bakteri aerob. Gejala klinis antara lain: duh tubuh vagina putih homogen, melekat
pada dinding vagina dan vestibulum; pH cairan vagina > 4,5; terciumnya bau amis
seperti ikan pada duh tubuh vagina yang diolesi dengan larutan KOH 10%.
Pemeriksaan penunjang dengan sediaan apus dengan pewarnaan gram ditemuka
mclue cell. Penatalaksanaan Non medika mentosa dengan cara: pasien dianjurkan
untuk menghindari vaginal douching atau bahan antiseptic; konseling. Sedangkan
penatalaksanaan Medikamentosa dengan pemberian obat pilihan yaitu
Metronidazole 2 x 500 mg / hari selama 5–7 hari; Metronidazole 2 gram peroral
dosis tunggal; pemberian obat alternative yaitu Klindamicin 2x300 mg/hari peroral
selama7 hari.

Infeksi genital non spesifik

Infeksi genital non spesifik adalah infeksi saluran genital yang disebabkan oleh
penyebab non spesifik. Istilah ini meliputi berbagai keadaan yaitu uretritis non
spesifik, urethritis non gonoreproktitis non spesifik dan infeksi spesifik pada
wanita. Keluhan pada wanita berupa duh tubuh vagina; perdarahan antar
menstruasi; perdarahan pascakoitus; dysuria bila mengenai uretra; asimptomatik.
Gejalanya duh tubuh endoserviks mukopurulent; ektopia serviks disertai edema
serviks rapuh, mudah berdarah. Pemeriksaan penunjang dari duh tubuh genetalia.

Penatalaksanaan dengan pemberian Doksisiklin 2 x 100 mg / hr selama 7 hari;


Terasiklin 4x500 mg/hr selama 7 hari; Eratromicin 4x500 mg/hr selama 7 hari.

G. Diagnosis Lekhorea

Diagnosa sebab keputihan dapat dicari dengan cara sebagai berikut:

1. Anamnase.
2. Kedaaan umum.
3. Pemeriksaan dalam.

8
4. Pemeriksaan mikrobiologis dan bakteriologis, meliputi: cairan seperti susu
biasanya berasal dari vagina; cairan yang liat muko purulen berasal dari servik;
cairan yang purulent biasanya disebabkan gonococcus; cairan yang membuih
oleh trichomonas; zat seperti keju oleh monilia biasanya gatal; cairan yang
jernih terdapat pada asthenia; flour bercampur darah terdapat pada
endometritissenilis.

H. Penatalaksaan Lekhorea

Penatalaksanaan leukorea atau keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti


jamur, bakteri atau parasit. Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi
keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat-
obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal dari
golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi candida dan
golongan metronidazole untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit.

Leukorea dapat dicegah dengan cara sebagai berikut:

1. Menjaga alat kelamin tetap bersih dan kering.


2. Menghindari pakaianketat.
3. Sering mengganti pembalut saat datang haid.
4. Menghindari douche (mencuci/membilas) vagina dengan larutan antiseptik.
5. Mencuci alat kelamin bagian luar dengan air bersih.

2.1 Askeb Teory


Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
Pengkajian

a. Data Subyektif
 Identitas
- Nama : Untuk mengenal, identifikasi px.
- TTL/Umur : Menentukan umur px dan tanggal lahir.
- Riwayat Menstruasi : Untuk mengetahui siklus menstruasi.
- Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu : Untuk
Mengetahui riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas.
- Riwayat KB : Untuk mengetahui jenis kontrasepsi yang
dipakai
- Riwayat kesehatan : Untuk mengetahui kondisi kesehatan px

9
sebelumnya
b. Data Obyektif
 Pemeriksaan Umum
Mengetahui kondisi pasien apakah terjadi gangguan.

c. Analisis/Intrepertasi Data
Berdasarkan data subyektif dan obyektif dapat ditetapkan diagnose pada px.
d. Penatalaksanaan
Melakukan semua asuhan yang sudah ditetapkan.

10
BAB III TINJAUAN

KASUS

3.1 PENGKAJIAN

No.RM : 0079xx

Tanggal Pengkajian :14-04-22

Pukul :09.00WIB

Pengkaji : Bidan

1. DataSubyektif
a.Identitas Ibu Suami
NamaUmur : M A
Umur : 25Tahun 28Tahun
Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Swasta Swasta
Alamat : Jatikalen Jatikalen

b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan keluar cairan dari kemaluan berwarna kuning, bau khas amis dan
terasa gatal
c. Riwayat Menstruasi : Menstruasi normal selama 7 hari
1) Menarche : 12 tahun
2) SiklusMenstruasi : 28 hari
3) Lama : 7 hari
4) Warna : merah kehitaman
5) Keluhan : nyeri saat menstruasi
d. Riwayat Perkawinan
1) Umur saat menikah : 23 tahun
2) Lama : 3 tahun
3) Perkawinan ke : satu
4) Jumlah anak : 1 orang
e. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Ibu : Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit
HT, DM, jantung, Asma.
2) Riwayat Kesehatan Keluarga : Ibu mengatakan keluarga tidak
mempunyai penyakit HT, DM, jantung, Asma.
11
3) Tidak pernah menderita penyakit keturunan
f. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Kehamilan Kompli Jenis Kompi Penolong BB L/P Kompli Keadaa Umur
Ke kasi Persalin kasi Lahir Kasi n Anak
an Masa
Nifas

1 - spontan - bidan 3000 P - sehat 2,5


grm th

g. Riwayat KB
NO. Jenis Alkon Lama Keluhan Tahun Alasan
Pakai Lepas
1 Suntik 3 bulan 4 bulan Mens tdk - -
teratur

h. Pola Pemeriksaan Kebutuhan Sehari hari


1) Nutrisi
Makan : 3x/hari
Minum : 8-10gelas/hari
2) Eliminasi
BAK : 4-5x/hari pagi
BAB : 1 x/har ipagi
3) Istirahat : 7-8 jam/hari
4) Aktifitas : mengurus rumah tangga, anak, dan bekerja
5) Hygiene : mandi 2x/hari
6) Pola Seksual : keluhan : tidak ada
i. Data Psikologi dan
Spiritual Riwayat Sosial
Budaya
1) Peran Ibu : Ibu melakukan perannya sebagai ibu rumah tangga dengan baik
2) Dukungan : suami dan keluarga mendukung apa yang dikerjakan
3) Budaya : tidak ada pantangan dalam lingkungan sekitar
j. Pola kesehatan sehari-hari : baik tidak ada masalah
k. Pola lingkungan: lingkungan bersih dan sehat, jauh dari limbah padat, cair, dan
udara
l. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi : belum mengerti seutuhnya
tentang kesehatan reproduksi

12
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Compos mentis
3) TB : 158 cm
4) BB : 59 kg
5) LILA : 23,5 cm
6) Vital
Tekanan darah : 110/60 mm
Hg Nadi : 84 x/mnt
Suhu : 36,6 C
Respirasi : 24 x/mnt
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : bersih, tidak ada benjolan.
2) Telinga : bersih,tidak ada serumen, tidak ada benjolan.
3) Muka : bersih, tidak ada benjolan, tidak
ada cloasma, tidak ada flek hitam.
4) Mata : tidak icterus, tidak merah.
5) Hidung : bersih, tidak ada mucus, tidak ada benjolan
6) Mulut : bersih,tidak ada stomatitis, tidak ada benjolan.
7) Gigi : bersih, tidak ada caries, tidak ada karang gigi
8) Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak
ada Pembesaran kelenjar thyroid.
9) Dada : bersih, tidak ada ronchi, whezing
10) Payudara : bersih, simetris, bentuk puting normal, tidak
ada nyeri tidak ada benjolan
11) Abdoment : bersih, tidak ada benjolan
12) Ekstremitas atas bawah : bersih, simetris tidak ada benjolan, tidak ada
Varises gerak aktif.
13) Genital : tidak ada condiloma, keputihan berwarna
kuning,
Tidak ada varices.
14) Kulit :bersih, tidak ada ruam

3.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH


Dx : Ibu dengan flour albus

Ds : Ibu mengatakan keluar cairan dari kemaluan berwarna kuning, bau khas amis
dan terasagatal
Do :
13
- KU : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Postur Tubuh : Tegak
- Cara berjalan : normal
- Tinggi badan : 158 cm
- BB saat ini : 59 kg
- Lila : 23.5 cm
- Tanda-tanda vital
Tensi : 110/60 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,60C
Pernafasan : 24 x/menit
- Inspeksi : dari kemaluan keluar cairan berwarna kuning
Masalah I
Gangguan rasa nyaman gatal sehubungan dengan adanya flour albus
Ds : Ibu mengatakan keluar cairan dari kemaluan berwarna kuning, bau khas amis dan terasagatal
Do : dari kemaluan keluar cairan berwarna kuning
3.3. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
-

3.4. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


-
3.5. INTERVENSI
Masalah: Gangguan rasa nyaman gatal sehubungan dengan adanya flour albus
Tujuan : keputihan berkurang sampai hilang sehingga rasa nyaman terpenuhi
Kriteria Hasil :
- Ibu tidak mengeluh gatal.
- Keputihan berkurang atau sembuh
- Tidak ada tanda-tanda infeksi (panas, merah, bengkak, nyeri)
- Suhu : 36,80C
- Daerah genetalia tetap kering
Intervensi
1. Jelaskan kepada ibufaktor penyebab keputihan.
R/ Informasi yang diperoleh dapat menambah pengetahuan tentang faktor penyebab
keputihan
2. Diskusikan dengan ibu tentang pemantauan keluhan keputihan tentang rasa gatal
warna kemerahan pada daerah labia.
R/ Deteksi adanya tanda-tanda infeksi.
3. Diskusikan dengan ibu tentang personel hygiene terutama di bagian genetalia
R/ hygiene pada genetalia yang baik menghindari infeksi, bakteri jamur atau
14
makroorganisme pada daerah genetalia
4. Anjurkan pada ibu untuk tidak menggaruk dengan tangan pada daerah genetalian
yang gatal
R/ Tangan yang berkontaminasi dapat menyebarkan kuman ke organ tubuh
lainnya
5. Anjurkan pada ibu untuk menghindari pakaian dan celana dalam yang ketat
R/ Pakaian dan celana dalam yang ketat menimbulkan suasana yang lembab
sering merangsang pertumbuhan mikroorganisme
6. Motivasi klien untuk melakukan pemeriksaan pap smear
R/ pemeriksaan pap smer dapat mengetahui adanya bakteri dan jamur serta
sebagai pedoman pengobatan selanjutnya.
7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
R/ membantu mempercepat penyembuhan

3.6 IMPLEMENTASI
Tanggal : 14 April
2022Waktu :09.00 WIB
1) Menjelaskan kepada ibufaktor penyebab keputihan.
Hasil:ibu mengerti tentang faktor penyebab keputihan.
2) Mendiskusikan dengan ibu tentang pemantauan keluhan keputihan tentang rasa
gatal warna kemerahan pada daerah labia.
Hasil:ibumengertidan akan melaksanakan hasil diskusi
3) Mendiskusikandengan ibu tentang personal hygiene terutama di bagiangenetalia
Hasil:ibumengertimanfaat personal hygiene terutama di bagian genetalia
4) Menganjurkanpada ibu untuk tidak menggaruk dengan tangan pada daerah
genetalian yang gatal
Hasil:ibumengertitentang penjelasandaribidan.
5) Menganjurkan pada ibu untuk menghindari pakaian dan celana dalam yang
ketat
Hasil: ibu mengerti tentang penjelasan dari bidan dan mau melaksanakan
apayangdi anjurkan.
6) Memotivasi klien untuk melakukan pemeriksaan pap smear
Hasil:ibumengertitentang penjelasandaribidan dan akan melakukan
pemeriksaan pap smear
7) Melakukan kolaborasi dengan dokter pemberian Metronidazol 3 X 750 mg,
CTM 3 X 1
Hasil:ibuakan minum obat sesuai aturan

15
3.7 EVALUASI

Tanggal : 14 April 2022


Jam : 12.00 WIB
Tempat : Puskesmas Jatikalen
Dx : Ibu dengan flour albus.
S : Ibu mengatakan mau melaksanakan anjuran bidan
O : Ekspresi muka ibu mengangguk
A : Ibu dengan flour albus
P : Anjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu lagi

16
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil dari tinjauan teori dan tinjauan kasus yang telah
dituliskan pada Bab II dan Bab III, maka penyusun melakukan asuhan kebidanan
kespro pada Ny. “M”Umur 25 Tahun dengan Flour Albus.
Pada tinjauan kasus didapatkan bahwa keluhan yang terjadi pada ibu
adalah keluar cairan berwarna kuning, bau khas dan terasa gatal merupakan hal
yang patologis.

Pada hasil pemeriksaan diperoleh data sesuai dengan yang telah


dijelaskan pada tinjauan teori tentang Flour albus patologis dan fisiologis. Hasil
pemeriksaan TTV berada dalam batas normal. Pemeriksaan fisik yang meliputi
genitalia terdapat cairan berwarna kuning dan berbau khas.
Analisa yang ditegakkan adalah flour albus telah sesuai dengan data
subyektif dan obyektif. Pada kasus diatas penatalaksanaan yang diberikan telah
sesuai dengan teori yaitu meliputi konseling dan memberikan terapi.

17
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Keputihan (Leukore/fluoralbus/vaginaldischargeleukore) merupakan cairan


yang keluar dari vagina. Dalam keadaan biasa, cairan ini tidak sampai keluar namun
belum tentu bersifat patologis (berbahaya). Pengertian lain adalah setiap cairan yang
keluar dari vaginase lain darah dapat berupa sekret, transudasi atau eksudat dari organ
atau lesi dari saluran genital. Cairan normal vagina yang berlebih. Jadi hanya meliputi
sekresi dan transudasi yang berlebih, tidak termasuk eksudat (Mansjoer et al, 2019).
Gejala keputihan dapat dilihat dari jumlah cairan, warna, bau dan konsistensi.
Pada keputihan normal, jumlah cairannya sedikit, warnanya putih jernih, bau yang
ditimbulkan tidak menyengat dan khas dan dengan konsistensi agak lengket.
Sedangkan keputihan yang abnormal jumlahnya lebih banyak, warnanya dapat
kuning, coklat, kehijauan, bahkan bahkan kemerahan, baunya dapat berbau asam,
amis, bahkan busuk. Konsistensinya bisacairatau putih kental seperti kepala susu
(Indarti,2019).
Keluarnya cairan berwarna putih, kekuningan atau putih kelabu dari saluran
vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, dan kadang-kadang berbusa. Mungkin
gejala ini merupakan proses normal sebelum atau sesudah haid pada wanita tertentu.
Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Institusi

Diharapkan dapat menambah kepustakaan yang telah dimiliki dan diharapkan juga
dapat menambah kajian baru serta dapat dijadikan bahan rujukan untuk penyusunan
laporan yang akan datang.

18
5.2.2 Bagi Tempat Praktek

Dapat menjadikan laporanini sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas


pelayanan dan selalu berperan aktif terhadap proses pendidikan dan penelitian.

5.2.3 Bagi Mahasiswa

Dapat menjadikan laporan ini sebagai pertimbangan dasar atau bahan data untuk
penyusunan laporan selanjutnya.

19
DAFTAR
PUSTAKA

Abrori, Hernawan, A. D., & Ermulyadi. (2017). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Keputihan Patologis Siswi Sman 1 Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara. Unnes Journalof
Public Health, 6, 1.

Arini.(2019). Mengapa Seorang Ibu Harus Menyusui. Yogyakarta : Flashbook.

Azinar, M., & Fibriana, A. (2019). Health Reproduction E-Booklet Multimedia Health to
Improve Motivationand Knowled geat Studentsin Localization Areas. Advancesin Social
Science, Education and Humanities Research, 362.

Aziz, M. K. (2019). Pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis android untuk


meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pai. Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga.

Baso,Y.S.(2019). Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa Arab Online Berbasis Learning


Management System (LMS) Pada Program Studi Sastra Arab Universitas Hasanuddin.

Brayboy,L.,McCoy,K., Thamotharan,S.,Zhu,E., Gil,G.,&Houck,C.(2018,October). Theuse of


technology in the sexual health education especially among minority adolescent girls
intheUnited States. HHS PublicAcces, 30(5), 305-309.

Dagasou, S. E., Pondang, L., & Lolong, J. (2019). Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Keputihan Di Poliklinik Obstetri/Ginekologi RSU. Pancaran Kasih GMIM Manado
Tahun2014.1–6.https://doi.org/10.1038/132817a0

Darma, M., Yusran, S., & Fachlevy, A. F. (2018). Hubungan Pengetahuan, Vulva
Hygiene,Stres, Dan Pola Makan Dengan Kejadian Infeksi Flour Albus (Keputihan) Pada
Remaja Siswi Sma Negeri 6 Kendari 2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Unsyiah ,2(6),19.

Ernawati, Iis. 2019. “Uji Kelayakan Media Pembelajaran Interaktif Pada Mata Pelajaran
Administrasi Server.”Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education) 2 (2):204–
10.

20
DOKUMENTASI

21
LEMBARKONSULTASI

JUDUL ASKEB : Asuhan Kebidanan Pada Ny.“M” Umur 25 Tahun

Dengan Flour Albus Di Puskesmas Jatikalen Nganjuk


PEMBIMBING LAHAN:

Hari/tanggal Konsultasi TTD pembimbing

22
LEMBAR KONSULTASI

JUDUL ASKEB : Asuhan Kebidanan Pada Ny.“M” Umur 25 Tahun

Dengan Flour Albus Di Puskesmas Jatikalen Nganjuk


PEMBIMBING AKADEMIK:

Hari/tanggal Konsultasi TTD pembimbing

23

Anda mungkin juga menyukai