Tanggal Praktik :
Oleh
Nim : P27824118067
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2020
i
LEMBAR PENGESAHAN
Tempat praktik :
Pembimbing Pendidikan
Mengetahui
Ka. Prodi DIII Kebidanan
Dosen Tabulasi
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Individu
Kesehatan Reproduksi dengan Dismenore Primer.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
BAB I................................................................................................................................6
1.1 Latar Belakang.................................................................................................6
1.2 Tujuan...............................................................................................................7
1.3 Manfaat.............................................................................................................7
1.4 Pelaksanaan......................................................................................................8
1.5 Sistematika Penulisan......................................................................................8
BAB II...............................................................................................................................9
2.1 Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi............................................................9
2.1.1 Pengertian.................................................................................................9
2.1.2 Remaja......................................................................................................8
2.1.3 Dismenore.................................................................................................9
2.1.4 Etiologi Dismenore...................................................................................9
2.1.5 Klasifikasi Dismenore.............................................................................10
2.1.6 Faktor Risiko Disminore Primer...........................................................13
2.1.7 Pencegahan.............................................................................................21
2.1.8 Penanganan Atau Cara Mengatasi........................................................21
2.1.9 Patofisiologi Dismenore..........................................................................24
2.1.10 Penatalaksanaan Desminore..................................................................24
BAB III...........................................................................................................................28
3.1 Konsep Asuhan Kebidanan...........................................................................28
3.1.1 Pengkajian Data.....................................................................................28
3.1.2 Diagnosa..................................................................................................33
3.1.3 Diagnosa Potensial..................................................................................34
3.1.4 Tindakan Segera.....................................................................................34
3.1.5 Rencana Tindakan dan Rasional...........................................................34
3.1.6 Pelaksanaan Rencana Tindakan..............................................................35
3.1.7 Evaluasi....................................................................................................36
BAB IV............................................................................................................................37
iv
4.1 Kesimpulan..................................................................................................37
4.2 Saran............................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................38
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.1.1. Tujuan Umum
1.3 Manfaat
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan pengalaman
dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada remaja perempuan
sehingga dapat digunakan sebagai berkas penulis didalam melaksanakan tugas
sebagai bidan dan memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk lebih
meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan selalu menjaga mutu
pelayanan.
7
1.4 Pelaksanaan
Asuhan kebidanan ini dilakukan ketika mahasiswa melaksanakan praktik klinik
di Puskesmas (-) pada,
Tanggal pengkajian :-
Tempat pengkajian :-
Waktu :-
8
BAB II
LANDASAN TEORI
a. Pengertian Kesehatan
9
7
7
3. Pengobatan infeksi saluran reproduksi (ISR) dan penyakit
menular seksual (PMS), termasuk pencegahan kemandulan.
4. Konseling dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja (KRR).
8
Masa remaja juga bisa disebut masa pubertas. Salah satu ciri yang
menandai masa pubertas perempuan adalah menstruasi (Kinanti, 2009).
2.1.3 Dismenore
Dismenore berasal dari bahasa Yunani yaitu “dys” yang berarti sulit atau
menyakitkan atau tidak normal.‘’meno’’ berarti bulan dan “rhea’’ yang
berarti aliran. Sehingga dismenore didefinisikan sebagai aliran menstruasi
yang sulit atau nyeri haid (Calls, 2011).
Dismenore adalah rasa nyeri yang dirasakan di perut, yang berasal dari
kram rahim dan terjadi selama menstruasi (El-manan, 2011).
9
1) Faktor Kejiwaan
Pada remaja puteri yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika
mereka tidak mendapatkan penerangan yang baik tentang proses
haid, mudah timbul dismenore (Wiknjosastro,2008)
2) Faktor konstitusi
3) Faktor endokrin
4) Faktor Alergi
a) Dismenore primer
10
(Holder,2011). Dismenore Primer tidak dijumpai keadaan
patologic pelvic (Mansjoer, dkk).
11
Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya
terbatas pada perut bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah
pinggang dan paha (Wiknjosastro,2008).
b) Dismenore sekunder
(1) Nyeri perut yang timbul tidak lama sebelumnya atau bersamaan
dengan awal haid, dapat berlangsung beberapa jam, 24 jam,
atau bahkan sampai beberapa hari.
(2) Rasa nyeri kejang berjangkit-jangkit yang dirasakan di area
perut bawah dan dapat menyebar ke pinggang dan paha.
(3) Selain adanya rasa nyeri juga dapat terjadi rasa mual, muntah,
sakit kepala, diare dan sebagainya (Wiknjosastro,2008).
12
2.1.6 Faktor Risiko Disminore Primer
13
depresi atau gejala kecemasan dapat berdampak pada siklus menstruasi.
Fungsi dan dismenorea (Alaettin, 2010).
6. Faktor Kejiwaan
15
7. Faktor Konstitusi
a) Anemia
b) Penyakit Menahun
c) Usia menarche
16
waktu sekitar 1-1,5 tahun. Mestruasi akan dirasakan sebagai
beban berat atau dirasakan sebagai tugas yang tidak
menyenangkan dan menimbulkan rasa enggan dan dirasa
17
sebagai aib bagi gadis tersebut mempengaruhi kondisi kejiwaan
dan akan mempengaruhi terjadinya dismenore (Misaroh, 2009).
d) Faktor Genetik
18
Onset dapat terjadi di waktu apapun setelah
menarche (umumnya setelah usia 25 tahun).
19
Menurut Aliah (2013), yang berjudul ‘’asuhan kebidanan pada
belajar.
4-6 : terasa kram pada perut bagian bawah, nyeri menyebar pada
pinggang,kurang nafsu makan, sebagian aktifitas terganggu,
sulit/susah beraktifitas belajar.
7-9 : terasa kram berat pada perut bagian bawah, nyeri menyebar ke
pinggang, paha, atau punggung, tidak ada nafsu makan, mual,
muntah, badan lemas, tidak kuat beraktifitas, tidak
konsentrasi belajar
20
tidak bisa berdiri atau bangun dari tempat tidur, tidak dapat
beraktivitas, terkadang sampai pingsan.
2.1.7 Pencegahan
1. Secara Farmakologis
21
Penanganan dismenore primer adalah (Calis, 2011):
c) Terapi hormonal
22
kemungkinan dapat turut menurungkan nyeri dengan
memprcepat penyembuhan.
c) Distraksi
23
d) Relaksasi
24
menyebabkan terjadinya endometris (pertumbuhan jaringan uterus di luar
uterus yang menyebabkan nyeri) keluhan dismenore harus selalu
dianggap serius dan harus dilakukan upaya untuk mengurangi
insidensnya.
Selain itu penatalaksanaan yang dapat dilakukan menurut
Prawirohardjo (2009), adalah sebagai berikut :
1. Penerangan dan nasihat
Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenore adalah gangguan
yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan
dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan, dan lingkungan
penderita. Kemungkinan salah informasi mengenai haid atau adanya tabu
atau tahayul mengenai haid perlu dibicarakan. Nasihat-nasihat mengenai
makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga mungkin berguna.
Kadang-kadang diperlukan psikoterapi.
2. Pemberian obat analgetik.
Dewasa ini banyak beredar obat-obat analgesic yang dapat diberikan
sebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyerinya berat, diperlukan istirahat
di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi
penderitaan. Obat analgesic yang sering di berikan adalah preparat
kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein. Obat-obat paten yang beredar di
pasaran ialah antara lain novalgin, ponstan, acet-aminophen.
Berdasarkan penelitian, pada saat dismenore, para wanita dapat
mengunakan obat analgetik untuk menghilangkan rasa nyeri tersebut
yang berasal dari gejala fisik, namun selain gejala fisik mungkin juga ada
hal lain yang berhubungan dengan gejala psikologis. Penyembuhan
secara psikologis sangat individual tergantung sikap dan mental dalam
menghadapinya. Dengan seimbangnya kondisi fisik dan psikologis
seseorang pada saat menstruasi, itu akan meningkatkan aktivitas dan
dengan meningkatnya aktivitas maka akan meningkat pula produktivitas
seseorang. Pada penelitian ini terdapat kelemahan yaitu pada variabel
perancu menoragia dan penggunaan obat analgetik, dimana variabel
tersebut tidak dikendalikan. (Kurniawati, 2011
3. Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal adalah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat
sementara dengan maksud membuktikan bahwa gangguan benar-benar
25
dismenore primer, atau untuk memungkinkan penderita melaksanakan
pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat
dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontasepsi.
4. Terapi alternative
Sebagai tambahan pemakaian obat penawar sakit tanpa resep, ada
banyak yang dapat anda lakukan sendiri untuk membantu mengurangi
kram menstruasi, dan dengan sedikit percobaan, anda pasti dapat
menemukan cara untuk membawa kelegaan. Suhu panas merupakan
ramuan tua yaitu dapat dilakukan dengan kompres handuk panas atau
botol air panas pada perut atau punggung bawah. Mandi air hangat juga
bisa membantu.
Beberapa wanita mencapai keringanan melalui olahraga, yang tidak
hanya mengurangi stress dan orgasme juga dapat membantu dengan
mengurangi tegangan pada otot-otot pelvis sehingga membawa
kekenduran dan rasa nyaman. Beberapa posisi yoga dipercaya dapat
menghilangkan kram menstruasi. Salah satunya adalah peregangan
kucing, yang meliputi berada pada posisi merangkak kemudian secara
perlahan menaikkan punggung anda keatas setinggi-tingginya.
Vitamin E sebagai Terapi Alternatif Dismenore
Dengan adanya mekanisme efek dari vitamin E dalam biosintesis
prostaglandin, dimana prostaglandin berperan dalam menimbulkan
sensasi rasa nyeri, maka vitamin E mempunyai peranan dalam
mengurangi rasa nyeri haid. Berdasarkan data meta analisis dikatakan
vitamin E dosis rendah < 400 IU dan vitamin dosis tinggi adalah ≥ 400
IU (Miller ER, 2005)
Menurut Ziaei (2001), dalam suatu penelitian dengan pemberian
vitamin E 500 IU selama 5 hari, dimulai dari hari kedua sebelum hari
haid pertama mempunyai perbedaan bermakna dibandingkan dengan
placebo dalam mengurangi nyeri haid yang diukur dengan visual analog
scale. Dilanjutkan dengan penelitian selanjutnya pemberian dengan dosis
yang lebih rendah dengan pemberian Vitamin E 200 IU selama dua
sampai empat siklus pada 2 hari sebelum haid sampai hari ketiga haid
juga ditemukan perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok dalam
intensitas nyeri haid yang dinilai dengan visual analog scale
26
Vitamin E terdapat dalam makanan seperti kacang-kacangan, gandum,
papaya, alpukat, tomat, brokoli, minyak zaitun, dan lain sebagainya
27
BAB III
TINJAUAN KASUS TEORI
28
mempermudah pemantauan.
2. Keluhan utama
Adalah mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan (Varney,
2008). Pada kasus dismenore primer keluhannya adalah nyeri perut
bagian bawah, mual dan muntah disertai diare (Wiknjosastro,2008).
3. Riwayat kesehatan
4. Kebiasaan sehari-hari
29
e) Pola nutrisi : Mengetahui seberapa banyak asupn nutrisi pada
pasien dengan mengamati adakah penurunan berat badan tidak ada
pad pasien (Wiknjosastro, 2008).
f) Pola Eliminsi : Untuk mengetahui perubahan siklus BAB dan BAK,
apakah teori dari 4 kali sehari, BAK sedikit atau jarang
(Wiknjosastro, 2008).
g) Pola Istirahat : Mungkin terganggu karena adanya rasa yang tidak
nyaman (Susilawati, 2008).
h) Pola Hygiene : Kebiasaan kebersihan diri setiap harinya, biasanya
sering ditemukan pasien yang memiliki pola hygiene yang jelek
(Wiknjosastro, 2008).
i) Aktifitas : Aktifitas akan terganggu karena kondisi tubuh
yang lemah atau adanya nyeri akibat penyakit yng dialaminya.
(Susilawati, 2008).
j) Riwayat Psikologis : Dengan menggunakan pendekatan psikologis
kesehatan maka akan diketahui gaya hidup orang tersebut dan
pengaruh psikologis kesehatan terhadap gangguan kesehatan
(Manuaba, 2010).
5. Riwayat menstruasi untuk mengetahui riwayat menstruasi antara lain
adalah menarche, siklus menstruasi, lamanya menstruasi, banyaknya
darah, teratur atau tidak teratur, sifat darah, keluhan utama yang
dirasakan saat haid, dan menstruasi terakhir yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk perhitungan tanggal kehamilan dan perkiraan
kelahiran (Wiknjosastro, 2006).
6. Status Perkawinan, pada status perkawinan yang ditanyakan adalah
kawin syah, berapa kali, usia menikah berapa tahun, dengan suami
usia berapa, lama perkawinan, dan sudah mempunyai anak belum. Hal
ini perlu diketahui seberapa perhatian suami kepada istrinya
(Wiknjosastro, 2008).
b. Data Objektif
30
1. Pemeriksaan Tanda Vital
31
2. Pengukuran Suhu : Suhu badan normal adalah 36C harus
dicurigai adanya infeksi (Wiknjosastro, 2010).
3. Nadi : Denyut nadi normal 70 x/menit sampai
88 x/menit (Wiknjosastro, 2010).
4. Pernafasan : Dinilai sifat pernafasan dan bunyi
nafas dalam satu menit pernafasan kurang dari 40 kali per
menit atau lebih dari 60 kali per menit (Saifuddin, 2009).
2. Pemeriksaan fisik
1. Rambut: Untuk mengetahui rambut rontok atau tidak, menilai
warnanya, kelebatan, dan karakteristik rambut (Alimul,
2006).
2. Muka: Untuk mengetahui apakah simetris atau tidak (Alimul,
2006). Muka pucat atau tidak, ada oedem dan cloasma
gravidarum atau tidak.
3. Mata: Untuk mengetahui ada oedema atau tidak, keadaan
conjungtiva pucat atau merah muda, warna sclera putih atau
kuning, mata cekung atau tidak. (Alimul, 2006).
4. Hidung: normalnya tidak ada polip/kelainan bentuk,
kebersihan cukup
5. Telinga: Untuk mengetahui keadaan telinga simetris atau
tidak, ada serumen atau tidak (Alimul, 2006).
6. Mulut: Untuk mengetahui keadaan mulut adakah caries,
bersih atau tidak, keadaan bibir kering atau tidak, lidah kotor
dan berbau aseton atau tidak. (Alimul, 2006).
7. Gigi: normalnya tidak ada caries atau keropos jika ada
menandakan ibu kurang kalsium
8. Leher: Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar
gondok atau pembesaran kelenjar limfe (Alimul, 2006).
9. Payudara: Untuk mengetahui kesimetrisan, ukuran, massa,
lesi jaringan perut pada struktur dan dinding dada. Hal ini
32
untuk mengetahui apakah ada tumor atau kanker/tidak
(Varney, 2008).
3.1.2 Diagnosa
Pada langkah ini identifiksi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan interpretasi yang akurat atas data-data yang telah
dikumpulkan sehingga ditemukan diagnosis atau masalah. Diagnosis
yang dirumuskan adalah diagnosis dalam lingkup praktik kebidanan
yang tergolong pada nomenklatur standar diagnosis, sedangkan
perihal yang berkaitan dengan pengalaman klien ditemukan hasil
pengkajian (Mangkuji, betty dkk, 2014)
1. Data subjektif :
33
(Manuaba, 2010).
3. Selain adanya rasa nyeri juga dapat terjadi rasa mual, muntah,
sakit kepala, diare dan sebagainya (Wiknjosastro, 2008).
2. Data Objektif
34
juga melibatkan usaha untuk memperoleh bagian tambahan dari data
apapun yang hilang (Varney, 2008).
35
3.1.7 Evaluasi
36
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dismenore berasal dari bahasa Yunani yaitu “dys” yang berarti sulit atau
menyakitkan atau tidak normal.‘’meno’’ berarti bulan dan “rhea’’ yang
berarti aliran. Sehingga dismenore didefinisikan sebagai aliran menstruasi
yang sulit atau nyeri haid (Calls, 2011).
4.2 Saran
1. Bagi Bidan
Dapat senantiasa membimbing mahasiswa praktik dalam mecari ilmu dan
mencari pengalaman. Untuk selalu memberikan pelayanan dengan
kualitas terbaik bagi kliennya
2. Bagi Mahasiswa
Dapat menjadikan laporan ini sebagai pertimbangan dasar untuk
menyusun laporan selanjutnya.
37
DAFTAR PUSTAKA
38