Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEBIDANAN

KB SUNTIK 3 BULAN
Tanggal Praktik :

Oleh

Nama : Anita Dwi Pratiwi

Nim : P27824118067

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI D3 KEBIDANAN KELAS REGULER B

TAHUN 2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan individu yang disusun oleh mahasiswa semester III Prodi D3


Kebidanan Jurusan Kebidanan Kampus Sutomo Surabaya tahun akademik
2019/2020 ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Tempat praktik :

Tangal praktik : April s/d April 2020

Pembimbing Pendidikan

Queen Khoirun Nisa Mairo, SST., M.Keb Dr. Sri Utami, S.Kp., M.Kes
NIP.198212132008012007 NIP. 196711141990032001

Mengetahui
Ka. Prodi DIII Kebidanan

Dwi Wahyu Wulan S, SST., M.Keb


NIP. 197910302005012001

Dosen Tabulasi

Astuti Setiyani, SST., M. Kes.


NIP. 198012052006042002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Individu
Kontrasepsi Keluarga Berencana Suntik.

Pada kesempatan ini juga penulis ingin mengucapkan terimakasih yang


sebesar-besarnya kepada:

1. Astuti Setiyani, SST., M.Keb selaku Kepala Jurusan Kebidanan Politeknik


Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya.
2. Dwi Wahyu Wulan S, SST., M.Keb selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan
Sutomo Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya.
3. Queen Khoirun Nisa Mairo, SST., M.Keb selaku pembimbing pendidikan
Prodi DIII Kebidanan Sutomo Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Surabaya.
4. Dr. Sri Utami, S.Kp., M.Kes selaku pembimbing pendidikan Prodi DIII
Kebidanan Sutomo Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Surabaya.
5. Dan semua pihak yang turut membantu menyelesaikan laporan individu
ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak


kesalahan dan kekurangan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan,
pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan dalam
pembuatan laporan selanjutnya. Semoga laporan praktik klinik ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Surabaya, 15 April 2020

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
BAB I................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................1
1.3 Manfaat.............................................................................................................2
1.4 Pelaksanaan......................................................................................................2
1.5 Sistematika Penulisan......................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
2.1 Konsep Dasar Kontrasepsi..............................................................................3
2.1.1 Kontrasepsi...............................................................................................3
2.1.2 Pengertian KB suntik...............................................................................3
2.1.3 Jenis Alat Kontrasepsi Suntik.................................................................3
2.1.4 Efektivitas KB Suntik...............................................................................4
2.1.5 Cara Kerja KB Suntik.............................................................................4
2.1.6 Kelebihan KB suntik................................................................................5
2.1.7 Kekurangan KB suntik............................................................................6
2.1.8 Penapisan KB Suntik...............................................................................6
2.1.9 Patofisiologi...............................................................................................8
BAB III...........................................................................................................................10
3.1 Konsep Asuhan Kebidanan...........................................................................10
3.1.1 Pengkajian Data.....................................................................................10
3.1.2 Diagnosa..................................................................................................20
3.1.3 Diagnosa Potensial..................................................................................20
3.1.4 Tindakan Segera.....................................................................................21
3.1.5 Rencana Tindakan dan Rasional...........................................................21
3.1.6 Pelaksanaan Rencana Tindakan..............................................................22
3.1.7 Evaluasi....................................................................................................22
BAB IV............................................................................................................................24
4.1 Kesimpulan..................................................................................................24

iv
4.2 Saran............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................26

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia sebagai negara berkembang memiliki salah satu masalah yang
sangat penting yaitu ledakan penduduk. Untuk mengatasi permasalahan
tersebutpemerintah Indonesia menerapkan program Keluarga Berencana
(Hartanto, 2004).
Salah satu metode yang digunakan dalam program Keluarga Berencana
(KB) adalah metode kontrasepsi suntik. Metode KB suntik telah menjadi
bagian dari gerakan keluarga berencana nasional serta peminatnya makin
bertambah. Tingginya minat pemakai KB suntik dikarenakan penggunaannya
aman, sederhana, efektif (Manuaba, 1998).
Kontrasepsi suntik yang pertama ditemukan pada awal tahun 1950-an
adalah kontrasepsi suntik progestin, yang pada mulanya digunakan untuk
pengobatan endometriosis dan kanker endometrium (carcinoma endometri).
Baru pada awal tahun 1960, uji klinis penggunaan suntikan progestin untuk
keperluan kontrasepsi dilakukan. Ada beberapa preparat progestin yang
pernah dicoba sebagai bahan kontrasepsi, tetapi pada saat ini hanya dua jenis
suntikan progestin yang banyak dipakai yakni depo medroksiprogesteron
asetat (DMPA) dan noretisteron enantat (NET-EN). DMPA telah beredar di
lebih dari 90 negara dan NET-EN pada saat ini telah digunakan di 40 negara
(Siswosudarmo dkk, 2001).

1.2 Tujuan
1.1.1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan secara


komprehensif pada ibu dengan KB suntik menggunakan manajemen
kebidanan
1.1.2. Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu:

1
1. melakukan pengkajian subjektif dan objektif
2. menganalisa data untuk menentukan diagnosa aktual, potensial
yang mungkin timbul
3. menganalisa kebutuhan ibu dengan KB suntik
4. mengidentifikasi kebutuhan tindakan ibu dengan KB suntik
5. merencanakan dan melaksanakan asuhan kebidanan berdasarkan
kebutuhan ibu dengan KB suntik
6. melakukan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan
7. melakukan pendokumentasian hasil asuhan kebidanan
1.3 Manfaat
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada ibu
sehingga dapat digunakan sebagai berkas penulis didalam melaksanakan
tugas sebagai bidan dan memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan
untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan selalu
menjaga mutu pelayanan.

1.4 Pelaksanaan
Asuhan kebidanan ini dilakukan ketika mahasiswa melaksanakan praktik
klinik di Puskesmas (-) pada,
Tanggal pengkajian :-
Tempat pengkajian :-
Waktu :-

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika uraian makalah ini terdiri dari tiga bagian yaitu pendahuluan
yang meliputi latar belakang masalah, tujuan, sistematika uraian. Kedua isi
atau kajian teori. Ketiga tinjauan kasus teori yang meliputi konsep setiap data
pasien. Keempat penutup yang berisi kesimpulan dan saran dilengkapi
dengan daftar pustaka.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Kontrasepsi


2.1.1 Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah pencegaha terbuahinya sel telur oleh sel sperma
(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi
ke dinding rahim (Taufan Nugroho dkk, 2014)
Keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak,
jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui
promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi
untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (BKKBN, 2015).
Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana
pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala
hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik. Ini
dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau
cerai. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan
memanfaatkan reprduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan
metode keluarga berencana sehingga jumlah dan interval kehamilan
dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan
kualitas generasi yang akan datang (Manuaba.2015)
2.1.2 Pengertian KB suntik
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang disuntikan ke
dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam
pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna
untuk mencegah timbulnya kehamilan. (Hanafi, 2012)
Keluarga berencana suntik merupakan metode kontrasepsi yang
diberikan melalui suntikan. Metode suntikan telah menjadi bagian
gerakan keluarga berencana nasional serta peminatnya makin
bertambah. Tingginya peminat suntikan oleh karena aman, sederhana,

3
efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pasca
persalinan (Manuaba, 2002:444).

2.1.3 Jenis Alat Kontrasepsi Suntik

Jenis alat kontrasepsi menurut (Baziad, 2002) adalah :

1) KB Suntik 3 Bulan
KB suntik 3 bulan menggunakan Depo Medroksi Progesteron
Asetat (DMPA) yang mengandung 150 mg DMPA yang
diberikan tiap 3 bulan dengan cara disuntik Intro Muskuler
2) KB suntik 1 bulan
Suntikan kombinasi mengandung hormon
esterogen dan progesteron, yang diberikan satu
bulan sekali. (Baziad, 2002)
2.1.4 Efektivitas KB Suntik
Efektivitas KB suntik menurut (Saefuin, 2010) adalah :
1. KB suntik 1 bulan
Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja
seperti pil. Untuk suntikan yang diberikan 3 bulan sekali,
memiliki keuntungan mengurangi resiko lupa minum pil dan
dapat bekerja efektif selama 3 bulan. Efektif bagi wanita yang
tidak mempunyai masalah penyakit metabolik seperti diabetes,
hipertensi, trombosis atau gangguan pembekuan darah serta
riwayat stroke. Tidak cocok buat wanita perokok. Karena rokok
dapat menyebabkan peyumbatan pembuluh darah.
Kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi,
dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun. Asal
penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah
ditentukan. (Saefudin, 2010)
2. KB Suntik 3 bulan
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara,
macammacam suntikan tersebut telah dibuktikan sangat baik,

4
dengan angka kegagalan kurang dari 0,1 % per 100 wanita
selama tahun pertama penggunaan.
2.1.5 Cara Kerja KB Suntik
Secara umum kerja dari KB suntik progesti menurut
(Hanafi, 2012) adalah sebagai berikut:

1. Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga


menghambat lonjakan luteinizing hormone (LH)
secara efektif sehingga tidak

2. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami


penebalan mukus serviks yang mengganggu penetrasi
sperma. Perubahan - perubahan siklus yang normal
pada lendir serviks. Secret dari serviks tetap dalam
keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga
menyulitkan penetrasi spermatozoa.
3. Membuat endometrium menjadi kurang layak atau
baik untuk implantasi dari ovum yang telah di buahi,
yaitu mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang
stadium sekresi, yang diperlukan sebagai persiapan
endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum
yang telah di buahi.
4. Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin
mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam
tuba fallopi atau memberikan perubahan terhadap
kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba
(Hanafi, 2012)
2.1.6 Kelebihan KB suntik
1. Sangat efektif
2. Pencegahan kehamilan jangka panjang
3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
4. Tidak mengandung estrogren
5. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

5
6. Sedikit efek samping
7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
8. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
perimenopouse
9. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik
10. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
11. Menurunkan krisis anemia bulan sabit.

2.1.7 Kekurangan KB suntik


1. Sering ditemukan gangguan haid seperti:

a. siklus haid yang memendek atau memanjang


b. perdarahan yang banyak atau sedikit
c. perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
d. tidak haid sama sekali

2. Klien sangat bergantung pada tempat pelayanan kesehatan (harus


kembali untuk suntikan.
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu – waktu sebelum suntikan
berikutnya
4. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
5. Tidak menjamin terhadap perlindungan penularan IMS, Hep B/
HIV
6. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
7. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan
pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi ( jarang ), sakit
kepala, jerawat

6
2.1.8 Penapisan KB Suntik
Dalam memberikan pelayanan kontrasepsi, bidan perlu melakukan
penapisan pada calon akseptor KB, untuk memastikan apakah klien
cocok atau tidak dengan metode kontrasepsi yang ada. Beberapa
penapisan yang perlu dilakukan oleh bidan diantaranya adalah
memastikan apakah klien dalam kondisi hamil/ tidak, menentukan
apakah klien membutuhkan perhatian khusus serta menentukan
apakah klien dengan masalah yang membutuhkan observasi dan
penatalaksanaan lebih lanjutt Anamnesa terarah sebagian besar dapat
dilakukan kepada klien sehingga dapat mengenali kemungkinan hamil
pada klien. Sebagian besar cara kontrasepsi tidak memerlukan
pemeriksaan fisik atau pemeriksaan panggul kecuali AKDR dan
kontrasepsi mantap. Pemeriksaan laboratorium jarang dilakukan pada
klien baru kecuali ada indikasi yang mengarah adanya masalah
kesehatan reproduksi yang memerlukan perhatian khusus misalnya
kanker genetalia, kanker payudara, fibroma uterus). Setelah dilakukan
penapisan maka klien yang bersangkutan dapat memakai alat
kontrasepsi yang diinginkan jika semua jawaban klien “tidak”.
Dibawah ini akan dijabarkan daftar tilik penapisan klien yaitu:
Tabel 1 Daftar Tilik Penapisan Klien Non Operatif
Metode hormonal (pil kombinasi, pil Ya Tidak
progestin, suntikan dan susuk)
Apakah HPHT 7 hari yang lalu atau lebih    
Apakah ibu menyusui dan postpartum < 6    
minggu
Apakah mengalami spotting/ perdarahan    
antara haid setelah coitus
Apakah pernah mengalami ikterus pada mata    
atau kulit
Apakah pernah mengalami gangguan    
penglihatan dan nyeri kepala yang tak
tertahankan
Apakah pernah merasakan nyeri yang hebat    
pada betis, paha atau dada atau edema pada

7
tungkai
Apakah pernah tekanan darah di atas 160    
mmHg (sistolik) atau 90 mmHg (diastolik)
Apakah ada massa atau benjolan pada    
payudara
Apakah ibu sedang mengkonsumsi obat anti    
kejang
AKDR (semua jenis baik tembaga ataupun    
progestin)
Apakah HPHT 7 hari yang lalu    
Apakah klien/ pasangan memiliki pasangan    
seks lain
Apakah klien pernah menderita IMS    
Apakah pernah mengalami kehamilan ektopik    
atau penyakit radang panggul
Apakah pernah mengalami menstruasi dalam    
jumlah banyak (> 1-2 pembalut tiap 4 jam)
Apakah pernah mengalami menstruasi lama    
(> 8 hari)
Apakah pernah mengalami dismenore berat    
yang membutuhkan analgesik/ istirahat baring
Apakah pernah mengalami perdarahan bercak    
antara menstruasi atau setelah coitus
Apakah pernah mengalami gejala penyakit    
jantung vascular atau kongenital
2.1.9 Patofisiologi
Efek samping yang terjadi pada penggunaan kontrasepsi suntik
progestin menurut Hartanto, antara lain :

1. Gangguan haid pada akseptor dapat berupa:


a. Amenore
b. Perdarahan berat, ireguler, bercak.
c. Perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah.
d. Insiden yang tinggi dari amenorea diduga karena atrofi
endometrium.
Penanggulangan :

8
a. Melakukan konseling sebelum dan selama pemakaian
kontrasepsi suntik.
b. Bila perdarahan hebat atau lama disebabkan oleh
kontrasepsi suntikan, maka tindakan yang harus diambil:
1 Pemberian tablet ekstradiol 25 mg 3x1 sehari untuk
3 hari atau 1 pil oral kombinasi per hari untuk 14
hari.
2 Bila perdarahan tetap saja berlangsung terus,
pertimbangkan untuk melakukan dilatasi atau
kuretasi.
2. Berat badan bertambah.
a. Pemberian konseling medik sebelum dan selama
pemakaian kontrasepsi suntikan.
b. Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar
antara 1-5 kg dalam tahun pertama.
c. Depo provera merangsang pusat pengendalian nafsu
makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor
makan lebih banyak daripada biasanya.
3. Sakit kepala
a. Melakukan konseling sebelum dan selama pemakaian
kontrasepsi suntikan.
b. Terjadi pada 1-17% akseptor.
c. Pada sistem kardiovaskuler efeknya sangat sedikit,
mungkin ada sedikit peninggian dari kadar insulin dan
penurunan HDL kolesterol.
d. Hampir tidk ada efek tekanan darah atau sistem
pembekuan darah maupun sistem fiorinolitik.
e. Perubahan dalam metabolisme lemak, terutama
penurunan HDL, kolesterol dicurigai dapat menambah
besar resiko timbulnya penyakit kardiovaskuler, HDL
kolesterol yang rendah dapat menyebabkan timbulnya
arterosklerosis sedangkan terhadap trigliserida dan

9
kolesterol total tidak ditemukan efek apapun dari
kontrasepsi suntikan.

10
BAB III
TINJAUAN KASUS TEORI

Tanggal pengkajian : Tanggal dilakukannya pengkajian


Oleh : Orang yang mengkaji
Tempat : Tempat dilakukan pengkajian

3.1 Konsep Asuhan Kebidanan


3.1.1 Pengkajian Data
a. Data Subjektif
1. Data subyektif adalah data yang diperoleh hanya melalui klien,
semua data yang dirasakan dan disampaikan klien kepada
bidan (Depkes, RI, 1993 : 126)
Identitas klien dan suami menurut (Nursalam, 2002)
a. Nama
Dikaji untuk mengenal dan mengetahui pasien,
agar tidak keliru dalam memberikan
penanganan.
b. Umur
Untuk mengetahui metode kontrasepsi paling cocok
untuk usia ibu.
c. Agama
Dikaji untuk memberi motivasi pasien sesuai dengan
agamanya.
d. Suku / Bangsa
Dikaji untuk mengetahui faktor bawaan atau ras pasien.
e. Pendidikan
Data status pendidikan diperlukan mengetahui tingkat
intelektualitas kilen, pendidikan merupakan salah bagian
dalam aspek sosial yang harus dikaji.Pendidikan juga

11
merupakan hal yang dapat mempengaruhi prilaku klien.
(Kemenkes no 369). Menggambarkan kemampuan
seorang ibu dalam menyerap konseling yang di berikan
oleh bidan.
f. Pekerjaan
Dikaji untuk mengetahui kemungkinan
pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan
kesehatan, serta dapat menunjukkan tingkat
keadaan ekonomi keluarga.
g. Alamat
Dikaji untuk mengetahui tempat tinggal pasien,
serta mempermudah pemantauan.
2. Alasan kunjungan,
Digunakan untuk mengetahui tujuan kunjungan klien untuk
memakai kontrasepsi (datang pertama kalinya, rutin, atau karena
ada keluhan)
3. Riwayat obstetri yang lalu
Berapa kali ibu hamil, apakah abortus, jumlah anak, cara
persalinan lalu, siapa penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu
(Ambarwati, 2010).

Kehamilan :Untuk mengetahui pasien tidak mengalami


gangguan seperti pendarahan yang hebat pada
kehamilan lalu
Persalinan :untuk mengetahui persalinan yang lalu berjalan
spontan, atau sectio, aterm atau prematur, siapa
yang menolong persalinan. Tidak ada penyulit
kehamilan dan persalinan
Nifas : tidak adanya panas atau pendarahan pada
masa nifas sebelumnya serta kondisi saat
laktasi

12
Anak :anamnessis kehamilan dan persalinan anak
yang sebelumnya pernah dilakukan. Jenis
kelamin anak, hidup atau tidak, umur, sebab
meninggal (jika ada yang meninggal), serta
berat bayi waktu lahir.
4. Riwayat kontrasepsi
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan
kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama
menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini
dan beralih ke kontrasepsi apa (Ambarwati, 2009)
5. Riwayat kesehatan
Riwayat penyakit yang diderita klien yang nantinya akan
berpengaruh pada proses KB dijalani seperti jantung, hipertensi,
hepatitis, DM, asma, TBC dan HIV AIDS.

Karena dalam penapisan penggunaan KB suntik (hormonal) untuk


ibu dengan diabetes dan hipertensi sebaiknya tidak menggunakan
KB hormonal karena dapat mempengaruhi sistem metabolisme
akan mempengaruhi tekanan darah dan pembekuan di
kardiovaskuler bisa menyebabkan stroke pada pasien.

6. Riwayat menstruasi untuk mengetahui riwayat menstruasi antara


lain adalah menarche, siklus menstruasi, lamanya menstruasi,
banyaknya darah, teratur atau tidak teratur, sifat darah, keluhan
utama yang dirasakan saat haid, dan menstruasi terakhir yang
dapat digunakan sebagai dasar untuk perhitungan tanggal
kehamilan dan perkiraan kelahiran (Wiknjosastro, 2006).
7. Riwayat perkawinan Dikaji untuk mengetahui sudah berapa lama
ibu menikah, dengan suami sekarang merupakan istri yang ke
berapa, dan mengetahui berapa jumlah anaknya (Varney, 2004).
8. Pola kebiasaan sehari-hari, meliputi:

13
a. Pola nutrisi: pola makan sehar-hari meliputi sumber
karbohidrat, lauk pauk, sayuran, berapa gelas minuman
sehari.
b. Pola eliminasi: BAK dan BAB sehari-hari dengan
frekuensi, warna dan konsistensi tekstur.
c. Personal hygiene: meliputi mandi, gosok gigi, mengganti
celana dalam sehari-hari
d. Pola aktivitas: aktivitas ibu selama sehari-hari baik dalam
rumah atau bekerja di luar
e. Pola istirahat/tidur: lama jam tidur baik pada saat siang
ataupun malam hari
b. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, lemah
atau buruk (Alimul, 2006).
2. Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah
komposmentis, apatis, somnolen dan sopor (Alimul, 2006).
1. Composmentis yaitu apabila pasien mengalami kesadaran
penuh dengan memberikan respon.
2. Apatis yaitu pasien mengalami acuh tak acuh terhadap
keadaan sekitarnya.
3. Samnolen yaitu pasien memeiliki kesadaran yang lebih
rendah dengan ditandai tidak responsif terhadap ransangan
ringan dan masih memberikan respon terhadap rangsangan
yang kuat.
4. Sopor yaitu masih memberikan respon sedikit terhadap
rangsangan yang kuat dengan adanya reflek pupil terhadap
cahaya yang masih positif.
3. Tekanan darah

14
Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi
dengan nilai satuannya mmHg. Keadaan ini sebaiknya antara
90/60 – 130/90 mmHg atau peningkatan sistolik tidak lebih
dari 30 mmHg dan peningkatan diastolik tidak lebih dari 15
mmHg dari keadaan normal pasien. (Manuaba, 2007).
Tekanan darah berfungsi dalam penapisan klien dengan KB
suntik.

4. Suhu
Untuk mengetahui suhu badan klien kemungkinan
demam atau febris yang merupakan gejala adanya
infeksi.
5. Nadi
Untuk mengetahui denyut nadi pasien yang di hitung
dalam 1 menit, denyut nadi normal adalah 60x/menit
- 100x/menit (Saifuddin, 2002).
6. Respirasi
Untuk mengetahui frekuensi pernapasan yang di
hitung dalam 1 menit, respirasi normal adalah
12x/menit sampai 20x/menit. (Saifuddin, 2002).
2. Pemeriksaan fisik
1. Rambut: Untuk mengetahui rambut rontok atau tidak, menilai
warnanya, kelebatan, dan karakteristik rambut (Alimul,
2006).
2. Muka: Untuk mengetahui apakah simetris atau tidak (Alimul,
2006). Muka pucat atau tidak, ada oedem dan cloasma
gravidarum atau tidak. (Wiknjosastro, 2005).
3. Mata: adakah pucat pada kelopak bawah mata, adakah ikterus
pada sklera. Untuk menilai visus atau ketajaman penglihatan,
untuk ibu anemia konjungtivanya pucat (Alimul,2008)
4. Hidung: normalnya tidak ada polip/kelainan bentuk,
kebersihan cukup (Romauli, 2011).

15
5. Telinga: Untuk mengetahui keadaan telinga simetris atau
tidak, ada serumen atau tidak (Alimul, 2006).
6. Mulut: Untuk mengetahui keadaan mulut adakah caries,
bersih atau tidak, keadaan bibir kering atau tidak, lidah kotor
dan berbau aseton atau tidak. (Alimul, 2006).
7. Gigi: normalnya tidak ada caries atau keropos jika ada
menandakan ibu kurang kalsium
8. Leher: Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar
gondok atau pembesaran kelenjar limfe (Alimul, 2006).
9. Payudara: Untuk mengetahui keadaan payudara membesar
atau tidak, putting susu menonjol atau tidak, areola
hiperpigmentasi atau tidak, keadaan axilla ada benjolan dan
nyeri atau tidak (Farrer, 2002).
10. Abdomen: untuk mengetahui apakah ada oedem,
pembengkakan dan bekas sc.
11. Genetalia: Untuk mengetahui adanya varices atau tidak,
mengetahui apakah ada pembengkakan kelenjar bartolini,
mengetahui pengeluaran yaitu perdarahan dan flour albus
(Wiknjosastro, 2005)
12. Anus: Adanya haemoroid atau tidak adanya varices atau tidak
(Wiknjosastro, 2005)
13. Ekstremitas: Untuk mengetahui adanya oedema atau tidak,
adanya varices, reflek patella positif atau negatif
(Wiknjosastro, 2005).
3. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan PPtest untuk mengetahui ibu hamil atau tidak jika

terjadi amenorea (Nursalam, 2009).

3.1.2 Diagnosa
Pada langkah ini identifiksi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan interpretasi yang akurat atas data-data yang telah
dikumpulkan sehingga ditemukan diagnosis atau masalah. Diagnosis

16
yang dirumuskan adalah diagnosis dalam lingkup praktik kebidanan
yang tergolong pada nomenklatur standar diagnosis, sedangkan
perihal yang berkaitan dengan pengalaman klien ditemukan hasil
pengkajian (Mangkuji, betty dkk, 2014)
3.1.3 Diagnosa Potensial
Pada langkah ini, bidan mengidentifikasi masalah dan diagnosis
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang
sudah diidentifikasi sebelumnya. Langkah ini membutuhkan upaya
antisipasi, atau bila memungkinkan upaya pencegahan, sambil
mengamati kondisi klien. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila
diagnosis/masalah potensial ini benar-benar terjadi. (Frisca
Tresnawati, 2012)
3.1.4 Tindakan Segera
Pada tahap ini, bodan mengidentifikasik perlu/tidaknya tindakan
segera oleh bidan maupun oleh dokter, dan/ atau kondisi yang perlu
dikonsultasikan atau ditangani bersama anggota tim kesehatan yang
lain sesuai dengan kondisi klien, Langkah keempat mencerminkan
kesinambungan proses manajemen kebidanan. Dengan kata lain,
manajemen bukan hanya dilakukan selama pemberian asuhan primer
berkala atau kunjungan pranatal saja. (Saminem, 2010).
3.1.5 Rencana Tindakan dan Rasional
Pada tahap ini, bodan mengidentifikasik perlu/tidaknya tindakan
segera oleh bidan maupun oleh dokter, dan/ atau kondisi yang perlu
dikonsultasikan atau ditangani bersama anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien, Langkah keempat mencerminkan
kesinambungan proses manajemen kebidanan. Dengan kata lain,
manajemen bukan hanya dilakukan selama pemberian asuhan primer
berkala atau kunjungan pranatal saja. (Saminem, 2010).
Pada KB suntik:
a. Beritahu hasil pemeriksaan kesehatan pada ibu
R / Dapat mengurangi kecemasan ibu terhadap kondisi
kesehatannya

17
b. Berikaan obat suntikan 3 bulan (Medroxiprogesterone Acetate
150 mg/3ml).
Langkah-langkahnya :
1) Jagalah privasi klien.
2) Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air
mengalir. Keringkan dengan handuk atau diangin-
anginkan.
3) Lakukan pengocokan pada vial KB suntik 3
bulan secara lembut sehingga obat dapat tercampur
rata.
4) Buka dan buang tutup kaleng pada pada vial yang
menutupi karet. Hapus karet yang ada dibagian atas
vial dengan kapas alkohol, biarkan kering.
5) Bila menggunakan jarum dan semprit suntik sekali
pakai, segera buka plastiknya . bila menggunakan
jarum dan semprit suntik yang telah disterilkan
dengan DTT, pakai korentang/forsep yang telah
diDTT untuk mengambilnya.
6) Pasang jarum pada semprit suntik dengan
memasukan jarum pada mulut semprit
penghubung.
7) Balikan vial dengan mulut vial ke bawah, masukan
cairan suntik dalam semprit. Gunakan jarum yang
sama untuk menghisap kontrasepsi sunti dan dan
menyuntikan pada klien.
8) Tentukan daerah penyuntikan yaitu pada 1/3 SIAS
9) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas
alkohol, dan biarkan kering sebelum disuntik.
10) Suntikan obat (Medroxiprogesterone Acetate 150
mg/3ml) melalui intramuscular dengan sudut 90
derajat.
11) Cabut jarum dan jangan memijat daerah suntikan

18
12) Buang sampah sesuai pada tempat yang sudah
disediakan.
c. Isikan tanggal kembali, hasil dari berat badan dan tekanan darah
pada kartu akseptor ibu dan buku register.
R/ Dapat menerapkan fungsi dependen dan dokumentasi.
d. Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang untuk
mendapatkan suntikan KB suntik 3 bulan berikutnya
R / Efektifitas konterasepsi KB suntik 3 bulan akan hilang
dalam jangka waktu 3 bulan dan ibu memiliki resiko untuk
terjadi kehamilan

3.1.6 Rencakan Tindakan dan Rasional


Pada tahap ini, bidan merencanakan asuhan menyeluruh yang
ditentukan menurut langkah-langkah sebelumnya. Tahap ini merupakan
kelanjutan langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari
kondisi klien atau dari setiap masalah terkait, tetapi juga dari kerangka
pedoman antisipasi terhadap klien tersebut, seperti yang apa
diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan,
konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah yang
berkaitan dengan kondisi sosial-ekonomi, budaya, atau psikologis.
(Saminem, 2010).
Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan merencanakan tindakan
secara komprehensif yang didasari atas rasional tindakan yang relevan
dan diakui kebenaranya, sesuai kondisi dan situasi berdasarkan analisa
yang seharusnya dikerjakan atau tidak oleh bidan, meliputi
3.1.6 Pelaksanaan Rencana Tindakan
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian
dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota
kesehatan lainnya.Jika bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap
memikul tanggung jawab untuk mengarahan pelaksanaannya. Dalam
upaya kolaborasi bersama dokter untuk menangani klien yang

19
mengalami komplikasi, bidan bertanggung jawab terhadapa
pelkasanaan rencana asuhan bersama tersebut. Manajemen yang
efisien akan menghemat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu
asuhan klien. (Saminem, 2010).
3.1.7 Evaluasi
Bidan mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan. Ini
mencakup evaluasi tentang pemenuhan kebutuhan, apakah benar-
benar telah terpenuhi sesuai dengan masalah dan diagnosis yang telah
teridentifikasi. Rencana tersebut dapat dianggap efektif apabila
memang telah dilaksanakan secara efektif. Bisa saja sebagian dari
terncana tersebut telah efektif sedangkan sebagaian lagi belum.
Mengingat manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu kontinum,
bidan perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak
efektif melalui prosses manajemen untuk mengidentifikasikan
mengapa proses menajemen tersebut tidak efektif serta melakukan
penyesuaian pada rencana asuhan. Langkah-langkah dalam proses
manajemen umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas
proses pemikiran yang memengaruhi tindakan serta berorientasi pada
proses klinis. Proses manajemen tersebut berlangsung di dalam
tatanan klinis, dan dua langkah terkahir bergantung pada klien dan
situasi klinik. Oleh sebab itu, tidak mungkin proses manajemen ini
dievaluasi hanya dalam bentuk tulisan saja. (Saminem, 2010).

a.

20
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kontrasepsi adalah pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma
(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke
dinding rahim (Taufan Nugroho dkk, 2014)
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh
dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah
diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah
timbulnya kehamilan. (Hanafi, 2012)
Keluarga berencana suntik merupakan metode kontrasepsi yang diberikan
melalui suntikan. Metode suntikan telah menjadi bagian gerakan keluarga
berencana nasional serta peminatnya makin bertambah. Tingginya peminat
suntikan oleh karena aman, sederhana, efektif, tidak menimbulkan gangguan
dan dapat dipakai pasca persalinan (Manuaba, 2002:444).
Efek samping yang terjadi pada penggunaan kontrasepsi suntik progestin
menurut Hartanto, antara lain :
1. Gangguan haid pada akseptor dapat berupa:
2. Berat badan bertambah.
3. Sakit kepala

Kelebihan KB suntik

12. Sangat efektif


13. Pencegahan kehamilan jangka panjang
14. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
15. Tidak mengandung estrogren
16. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
17. Sedikit efek samping
18. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
19. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
perimenopouse

21
20. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik
21. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
22. Menurunkan krisis anemia bulan sabit

4.2 Saran
1. Bagi petugas yang memberikan asuhan kebidanan diharapkan mengingat
langkah-langkah yang sudah ditetapkan dan tetap mempertahankan jalinan
komunikasi dalam upaya menjalin kerja sama antara petugas dan klien
untuk keberhasilan asuhan yang diberikan
2. Bagi klien/ibu harus bisa mengingat jadwal kembali untuk melakukan
suntikan ulang agar tidak terjadi kehamilan yang tidak terencanakan
1.

22
DAFTAR PUSTAKA

 Varney, Helen. 2007. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC


 Saminem. 2010. Dokumentasi Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
 Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan
 Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4 Cetakan ke-2. Jakarta: Yayaan Bina
 Nursalam. 2009. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dan Praktik Keperawatan.
Profesional, Edisi Kedua Jakarta. Salemba Medika
 Baziad, ali. 2002. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

23

Anda mungkin juga menyukai