Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIK STASE PERSALINAN

READING JURNAL TENTANG


“PERDEDAAN TERAPI MASSAGE DAN TERAPI RELAKSASI
DALAM MENGURANGI NYERI PERSALINAN”

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Dosen Pembimbing Pendidikan : Andri Nur Sholihah, S.ST. M.Kes

Disusun Oleh :

DYAH AYU SUMARTIWI


NIM : 2010106019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK STASE PERSALINAN
READING JURNAL TENTANG
“PERDEDAAN TERAPI MASSAGE DAN TERAPI RELAKSASI
DALAM MENGURANGI NYERI PERSALINAN”

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Kebumen, Februari 2020

Pembimbing Pendidikan Preceptor Mahasiswa

ANDRI NUR HUDAYAHTRI S, DYAH AYU


SHOLIHAH, S.ST, Amd.Keb SUMARTIWI
M.Kes

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillahirobbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, atas berkat, rahmat, nikmat dan karunianya penulis dapat menyusun jurnal
reading ini sebagai salah satu target Praktik Klinik Pendidikan Profesi Bidan Program
Profesi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisiyah Yogyakarta.
Jurnal Reading ini penulis susun sebagai bagian dari proses pembelajaran
dengan harapan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa profesi
bidan sesuai dengan standar kompetensi bidan serta berdasarkan Evidence Base
Midwifery (EBM), untuk diaplikasikan di pelayanan kesehatan terutama pelayanan
kebidanan berdasarkan Evidence terbaru.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Warsiti, S.Kp. M. Kep, Sp. Mat, selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta.
2. M. Ali Imron, S.Sos. M. Fis selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3. Herlin Fitriyani K, S.SiT, M. Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Program Profesi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta.
4. Andri Nur Sholihah, S.ST, M.Kes selaku Dosen pembimbing Akademik
Profesi Kebidanan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
5. Hudayah Tri S, Amd. Keb. selaku pembimbing lahan di Klinik PKU
Muhammadiyah Pakem
6. Teman-teman seangkatan, seperjuangan dalam menempuh Pendisikan Profesi
Bidan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Jurnal Reading ini bermanfaat terutama untuk kami Mahasiswa
Program Profesi Bidan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sleman, Februari 2020

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Masalah .................................................................................................. 1
B. Skala ....................................................................................................... 1
C. Kronologi ............................................................................................... 2
D. Solusi ...................................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan Kebidanan .................................................................................. 6


..................................................................................................................
B. Telaah Jurnal .......................................................................................... 8
C. Deskripsikan kasus ................................................................................. 9
D. Teori Pokok Bahasan ............................................................................. 10

BAB III KESIMPULAN SARAN ........................................................................... 11

A. Kesimpulan ............................................................................................ 11
B. Saran ....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 12

LAMPIRAN ............................................................................................................. 14

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jurnal Penelitian ............................................................................ 14

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Masalah
Persalinan adalah proses alamiah yang dialami perempuan, merupakan
pengeluaran hasil konsepsi yang telah mampu hidup di luar kandungan melalui
beberapa proses seperti adanya penipisan dan pembukaan serviks, serta adanya
kontraksi yang berangsung dalam waktu tertentu tanpa adanya penyulit (Rohani,
Saswita Reni, 2011).
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan
serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I dibagi 2 fase,
yaitu fase laten dan fase aktif. Fase laten persalinan dimulai sejak awal kontraksi yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap, pembukaan serviks
kurang dari 4 cm, biasanya berlangsung hingga dibawah 8 jam.
Fase aktif persalinan yaitu frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya
meningkat (kontraksi dianggap adekuat/ memadai jika terjadi tiga kali atau lebih
dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih), serviks membuka
dari 4 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga
pembukaan lengkap (10 cm), terjadi penurunan bagian terbawah janin(Asri Dwi,
2012).
Ibu yang mengalami persalinan pasti mengalami nyeri.Nyeri persalinan adalah
pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan
jaringan yang nyata dan yang potensial. Nyeri merupakan mekanisme pertahanan
tubuh yang timbul, bila ada jaringan rusak dan hal ini akan menyebabkan individu
bereaksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri (Andarmoyo Sulistyo, 2013).
Ibu yang mengalami nyeri saat bersalin memiliki berbagai hambatan fisik dan
psikologis padaibu saat persalinan akan menambah rasa nyeri yang terjadi. Kondisi
nyeri yang hebat pada proses persalinan memungkinkan para ibu cenderung memilih
cara yang paling gampang dan cepat untuk menghilangkan rasa nyeri, maka berbagai
upaya dilakukan untuk menurunkan nyeri pada persalinan baik secara farmakologi
maupun non farmakologi (Umboh, 2015).

1
B. Skala
BPS Ernawati merupakan BPS yang terletak di Kecamatan Banyumas,
berdasarkan data rekam medik BPS Ernawati, jumlah ibu bersalin tahun 2014
sebanyak 396 persalinan, tahun 2015 sebanyak 389 persalinan dan tahun 2016 selama
periode bulan Januari-April sebanyak 129 persalinan (BPS Ernawati, 2016).

C. Kronologi
Berdasarkan dari hasil prasurvey yang dilakukan pada tanggal 12-17 Maret
2016, yang dilakukan di BPS Ernawati pada 5 orang pasien yang akan melahirkan,
didapati sebanyak 4 (80%) orang mengatakan nyeri yang tidak tertahan saat proses
persalinan namun nyeri berkurang setelah dilakukan massage sebanyak 2 orang dan
relaksasi sebanyak 2 orang

D. Solusi
Nyeri pada proses persalinan diakibatkan karena peregangan segmen bawah
rahim selama kontraksi servik. Kontraksi pada saat melahirkan akan menimbulkan
perasaan nyeri yang timbul akibat kontraksi servik serta dilatasi (pelebaran) mulut
rahim dan segmen bawah rahim. Intensitas nyeri sebanding dengan kekuatan kontraksi
dan tekanan yang terjadi, nyeri bertambah ketika mulut rahim dalam keadaan dilatasi
penuh akibat tekanan bayi terhadap stuktur panggul diikuti regangan dan perobekan
jalan lahir. Lebih dari itu, berbagai hambatan fisik dan psikologis pada ibu saat
persalinan akan menambah rasa nyeri yang terjadi (Mender, 2013))

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Asuhan kebidanan
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin pada Ny. H G1 P0 A0 hamil 38+5 mgg inparti normal di PMB Felisiana SA
Responsi
Deskripsi Kegiatan Pembimbing CI
TTD

Tanggal: 30/12/2020 Subjektif: TTD


Jam : 12.30 WIB Mahasiswa:
No RM: xxx a. Ibu G1P0A0, umur 29 tahun, datang sendiri hendak
melahirkan. Ibu merasa hamil 9 bulan, kenceng-
Identitas Pasien: kenceng sejak jam 23.00 wib. Gerakan janin (+), keluar Dyah Ayu Sumartiwi
lendir dan flek-flek jam 01. 30 wib
Nama : Ny. H
TTD CI:
b. Riwayat ANC rutin di Puskesmas Pakem dan PMB ibu
Umur : 29 th
Felis
Agama : Islam c. HPHT : 03/04/2020, HPL : 08/01/2021, umur Hudayah Tri S Amd. Keb
Suku : Jawa/Indonesia kehamilan 38+5 mg.
d. Ibu tidak/ sedang memderita penyakit lain, DM, TTD
Pendidikan : SMA Pembimbing PKK
jantung, Hipertensi, Asthma.
Pekerjaan : Ibu Rumah
Tangga e. Ibu menikah 1 x, lama pernikahan 4 tahun.

Alamat : Wringin, f. Ibu datang didampingi oleh suami dan ibu mertua. Andri Nur Sholihah, S.ST.
Purwobinangun, Pakem g. Keluhan utama : nyeri persalinan dan merasa tidak kuat M.Kes

No.Hp : - lagi untuk melanjutkan proses persalinannya kala 1

3
Objektif :
a. Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis.
b. Vital sign; tensi : 110/60 mmHg, Nadi: 82x/menit,
suhu 36,40C, RR : 21x/mnt, LL: 30 CM, Tb: 162 cm,
BB: 86,4kg, SPO2 : 98%
c. TFU 32cm, puka, preskep, kepala sudah masuk
panggul, palpasi 1/5.
d. His 1x/10 menit, lama 25‘, sedang, teratur.
e. Djj ; 136x/mnt, teratur,
f. PD: VT : vulva uretra tenang, dinding vagina licin,
portio masih tebal lunak, pembukaan 3-4 cm, KK (+),
AK (-), kepala turun di Hodge II, STLD(+)
Analisa : G1P0A0, umur 29 tahun, hamil 38+5 minggu,
inpartu kala I fase aktif. Masalah : Nyeri Persalinan

Penatalaksanaan :
a. Memberitahkan pada ibu dan suami tentang hasil
pemeriksaan baik,
Hasil : ibu paham dan mengerti
b. Memberikan dukungan pada ibu dan meminta suami untuk
terus mendampingi dan mendukung ibu, dan menyiapkan
pakaian ibu dan bayi.

4
Hasil : Ibu dan suami paham dan menyiapkannya.
c. Melakukan massage effleurage pada daerah perut untuk
membantu ibu mengurangi nyeri. Pada waktu timbul
kontraksi, letakkan kedua telapak ujung- ujung jari tangan
diatas simpisis pubis bersama inspirasi pelan, usapkan
kedua ujung ujung jari tangan dengan tekanan yang ringan,
tegas dan konstan ke samping abdomen, mengelilingi
samping abdomen menuju kearah fundus uteri, setelah
sampai fundus uteri seiring dengan ekspirasi pelan-pelan
usapkan kedua ujung-ujung jari tangan tersebut menuju
perut bagian bawah di atas simpisis pubis melalui
umbilicus. Lakukan gerakan ini berulang-ulang selama ada
kontraksi.
Hasil : ibu merasa lebih nyaman. ibu paham dan di bantu
suami untuk melakukannya
d. Meminta suami untuk melakukan hal massage sepaerti yang
dilakukan bidan
Hsil : suami paham dan bersedia melakukannya.
e. Memberikan informed consent tentang persalinan
pervaginam.
Hasil : Ibu dan suami setuju rencana persalinan pervaginam.
Form informed consent sudah ditandatangani.

5
f. Menyiapkan alat dan obat persiapan persalinan.
Hasil : Obat dan alat sudah disiapkan
g. Mengobservasi kemajuan persalinan dan keadaan umum
ibu, kesejahteraan janin

Catatan Perkembangan :
Tanggal 30 /12/ 2020 Jam : 18.00 WIB

Subjektif :
a. Ibu merasakan dorongan ingin mengejan
b. Kenceng – kenceng dirasakan bertambah kuat. Skala
nyeri 10.
c. Ibu mengatakan merasa lebih tenang didampingi dan
dimassage oleh suaminya

Obyektif :
K/U Baik Composmentis, TD 128/75 mmhg, N : 84x/m
S : 36,5°C, RR : 22x/m, TFU 31 cm, preskep, puki, DJJ
138 x/m, His 5x/10’ lama 45”
Tampak suami ibu terus memeberikan motivasi dan
membantu keperluan ibu.
Perineum menonjol, anus membuka, Tampak selaput

6
ketuban, dipecah warna jernih.
VT; vulva uretra tenang, dinding vagina licin, portio tak
teraba, pembukaan 10 cm, KK (-), air ketuban (+) jernih,
teraba UUK di H III (+)

Analisa : Ny. H G1P0A0 hamil 38+5 minggu, inpartu


kala II

Penatalaksanaan :
1. Memberitahukan tentang hasil pemeriksaan
Hasil : KU baik, TD 128/75 mmhg, TFU 31 cm, preskep,
puki, DJJ 138 x/m VT : Ø 10 cm kepala turun di H-4
2. Memberi edukasi pada suami untuk membantu pemijatan
dengan massage mengurangi rasa nyeri sebelum proses
persalinan.
Hasil : ibu paham dan suami melaksanakan anjurannya
3. Membantu ibu dalam persiapan proses persalinan dengan
cara bernafas selama mengejan dengan mengambil nafas
dari hidung dikeluarkan lewat mulut,
Hasil : ibu berlatih ambil nafas
4. Memberikan edukasi pada ibu dan suami tentang hasil
pemeriksaan bahwa pembukaan sudah lengkap dan saatnya

7
ibu untuk mengejan dengan cara bernafas yang benar
seperti yang diajarkan,
Hasil : ibu mencoba dengan sarannya
5. Meminta suami untuk membantu mengatur posisi ibu saat
mengejan dengan menyangga punggung dan kepala ibu.
Menyiapakan minum dan memberikan minum saat his
hilang atau tidak dalam mengejan,
Hasil : ibu diberikan minum oleh suami
6. Memimpin persalinan, ibu mengejan dengan baik dan lahir
spontan dan sehat
• Pukul 19.15 wib lahir bayi perempuan, langsung
menangis, kulit kemerahan, tonus baik. Apgar score 8-
9-10, BB : 3100gr, PB: 47 cm
• Memberitahu pada ibu setelah bersalin bayi dilakukan
IMD, ibu setuju dan dilakukan IMD selama 1 jam
• Memberitahu pada ibu bahwa bayi jumlahnya hanya 1
dan akan dilakukan pelepasan placentan, dilakukan
dengan manajemen aktif kala III, penegangan tali pusat
dengan cara dorsocranial, ibu paham dan selalu
mengikuti anjurannya. Pukul 19.20 wib plasenta lahir
spontan lengkap.

8
7. Melakukan pemeriksaan dengan palpasi, TFU, kontraksi
uterus, perdarahan dan ruptur jalan lahir. Kontraksi uterus
keras, TFU 1 jari bawah pusat, perineum ruptur drajat II
dilakukan penjahitan perinium dengan premedikasi
Lidokain 40%.
8. Memberitahu pada ibu bahwa persalinan sudah selesai dan
membersihkan serta merapikan kembali ibu.
Hasil : Ibu sudah bersih dan rapi
9. Memberitahu pada ibu akan dilakukan pemantauan kala IV
atau 2 jam setelah bayi lahir dengan dilakukan pemeriksaan
Vital sign setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30
menit pada 1 jam kedua.

2. Telaah jurnal

Jurnal Judul Populasi Intervensi Comparasion Outcame Time

Sunarsih, Perdedaan yumas. Massage dan Berdasarkan hasil analisis uji Tanggal 12 Maret
Ernawati, Terapi Populasi teknik bivariat pada 2016sampai dengan
tabel 3 di atas, diketahui 25 Juli tahun 2016
Program Studi Massage Dan dalam relaksasi distribusi rerata nyeri
Kebidanan, Terapi penelitian ini persalinan pada kelompok
Universitas Relaksasi adalah yang dilakukan
Malahayati Dalam seluruh ibu massage dengan penilaian
dari 6,90 turun sebesar
Bandar Mengurangi dalam proses 2,0 menjadi 4,90, hasil uji
Lampung Nyeri persalinan di statistik didapatkan ttest>t-

9
Email: Persalinan Di BPS tabelyaitu 9,747>1.725 p-
sunarsih.unmal Bidan Praktik Ernawati value=0,000 (<α
0,05) yang berarti ada
@yahoo.com Swasta (Bps) Kecamatan pengaruh massage dalam
Ernawati Banyumas, mengurangi keluhan nyeri
Kecamatan rata-rata persalinan. Pada
Banyumas setiap bulan kelompok relaksasi dari 6,90
turun sebesar 1,65
berjumlah menjadi 5,25, hasil uji
31 orang, statistik didapatkan t-
jumlah test>ttabel yaitu
sampel yang 12,568>1.725 p-value=0,000
(<α 0,05)
digunakan yang berarti ada pengaruh
sebanyak 40 massage dengan nyeri
orang yang persalinan. Sehingga dapat
didapat disimpulkan bahwa
massage lebih efektif jika
dengan dibandingkan relaksasi
teknik dalam pengurangan nyeri
sistematik persalinan
sampling

10
3. Deskripsi Reading Jurnal
Jurnal ini merupakan penelitian yang dilakukan oleh Sunarsih, Ernawati, Program
Studi Kebidanan, Universitas Malahayati Bandar Lampung yang melakukan penelitian
di BPS Ernawati Kecamatan Banyumas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
perbedaan terapi massage dengan terapi relaksasi dalam mengurangi nyeri persalinan
di BPS Ernawati Kecamatan Banyumas tahun 2016.
Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif yang merupapan metode yang berlandaskan
pada filsafat positifisme digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian dilaksanakan
pada tanggal 12 Maret 2016sampai dengan 25 Juli tahun 2016. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu dalam proses persalinan di BPS Ernawati Kecamatan
Banyumas, rata-rata setiap bulan berjumlah 31 orang, jumlah sampel yang digunakan
sebanyak 40 orang yang didapat dengan teknik sistematik sampling. Variabel yang
digunakan dalam penelitian meliputi variabel bebas: massagedan teknik relaksasi
sedangkan variabel terikat berupa nyeri persalinan. Analisa data univariat dan bivariat
dilakukan dengan program komputer. Analisa univariat dengan menggunakan tabel
distribusi frekuensi dan analisa bivariat dengan menggunakan uji t (t-test).
Dari 20 reponden diketahui bahwa mean intensitas nyeri sebelum dilakukan terapi
massage 6,90 dengan nilai skala nyeri minimum 6 dan nilai maksimum 8, dan standar
deviasi 0,641. Sedangkan serelah terapi massage didapatkan mean 4,90 dengan nilai
skala nyeri minimum 4 dan nilai maksimum 6 dan standar deviasi 0,788.
Dari 20 responden didapatkan mean intensitas nyeri sebelum dilakukan tarapi
relaksasi adalah 6,90 dengan nilai skala nyeri minimum 6 dan nilai maksimum 8 dan
standar deviasi 0,788. Sedangkan setelah dilakukan terapi relaksasi didapatkan mean
5,25 dengan nilai skala nyeri minimum 4 dan nilai maksimum 7 dan standar deviasi
0,724.
Berdasarkan hasil analisis uji bivariat pada tabel 3 di atas, diketahui distribusi
rerata nyeri persalinan pada kelompok yang dilakukan massage dengan penilaian dari
6,90 turun sebesar 2,0 menjadi 4,90, hasil uji statistik didapatkan ttest>t-tabelyaitu

11
9,747>1.725 p-value=0,000 (<α 0,05) yang berarti ada pengaruh massage dalam
mengurangi keluhan nyeri persalinan. Pada kelompok relaksasi dari 6,90 turun sebesar
1,65 menjadi 5,25, hasil uji statistik didapatkan t-test>ttabel yaitu 12,568>1.725 p-
value=0,000 (<α 0,05) yang berarti ada pengaruh massage dengan nyeri persalinan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa massage lebih efektif jika dibandingkan relaksasi
dalam pengurangan nyeri persalinan.

4. Teori dari pokok bahasan


1. Nyeri persalinan
a. Definisi
Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan kompleks yang
merupakan fenomena yang sangat individual dengan komponen sensorik dan
emosional. Ibu hamil biasanya khawatir terhadap nyeri yang akan mereka hadapi
saat persalinan dan kelahiran serta bagaimana mereka akan bereaksi terhadap
nyeri dan untuk mengatasi rasa sakit tersebut. Ada berbagai metode non
farmakologis dan farmakologis dapat digunakan untuk membantu ibu mengatasi
nyeri persalinan. Metode yang dipilih tergantung pada situasi, ketersediaan dan
pilihan ibu dan penolong persalinannya. Rasa nyeri pada persalinan terjadi pada
awal persalinan sampai pembukaan lengkap akan berlangsung 12-18 jam,
dilanjutkan kala pengeluaran janin sampai pengeluaran plasenta. Rasa nyeri ini
dipengaruhi oleh kelelahan, keletihan, kecemasan dan rasa takut yang akan
menyebabkan peningkatan rasa nyeri (Sari, 2018).
Rasa nyeri selama proses persalinan mengakibatkan pengeluaran
adrenalin. Pengeluaran adrenalin ini akan mengakibatkan pembuluh darah
berkontraksi sehingga akan mengurangi aliran darah yang membawa oksigen ke
uterus dan mengakibatkan penurunan kontraksi uterus yang akan menyebabkan
memanjangnya waktu persalinan, sehingga menghilangkan rasa takut dan nyeri
selama proses persalinan menjadi hal yang cukup penting. Nyeri dirasakan ibu
pada kala I atau saat kontraksi berlangsung. Pada kondisi ini terjadi nyeri
visceral dan terasa seperti rasa mules yang berasal dariuterus dan serviks. Rasa

12
nyeri disebabkan oleh meregangnya uterus dan dilatasi serviks. Nyeri dapat
dirasakan pada dinding abdomen, daerah lumbosakralis, krista iliaka, bokong
dan paha. Pada kala I aktif sensasi nyeri dirasakan amat sangat kuat. Sensasinya
membuat ekspresi ibu terlihat tidak berdaya, kemampuan pendengaran, dan
konsentrasi ibu juga menurun (Judha, 2012). Nyeri yang dirasakan oleh Ny T
pada kala 1 fase aktif sama dengan teori yang dikemukanan oleh Juda jadi ada
kesenjangan atau sama antara teori dan kasus.
b. Skala Nyeri
Skala intensitas nyeri numeric. Cara untuk mengukur tingkat nyeri adalah
dengan menggunakan skala NRS (Numerical rating scale) berdasarkan penilaian
objektif yaitu semakin besar nilai,maka semakin berat intensitas nyerinya.
1) Skala 0 = Tidak nyeri
2) Skala 1-3 = nyeri ringa
Secara objektif klien dapat berkomunilasi dengan baik, tindakan manual di
rasakan sangat membantu
3) Skala 4-6 = nyeri sedang
Secara objektif klien mendesis, menyerengai, dapat menunjukan lokasi nyeri
dengan tepat dan dapat mendeskripsikan nyeri, klien dapat mengikuti
perintah dengan baik dan responsive terhadap tindakan manual.
4) Skala 7-9 =nyeri berat
Secara objekttif terkadang klien dapat mengikuti perintah tapi masih
responsive terhadap tindakan manual, dapat menunjukan lokasi nyeri tapi
tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi,
nafas panjang dan destruksi dll.
5) Skala 10 =nyeri sangat berat (panik tidak terkontrol)
Secara objektif klien tidak mau berkomunikasi dengan baik berteriak dan
histeris, klien tidak dapat mengikuti perintah lagi, selalu mengejan tanpa
dapat dikendalikan, menarik-narik apa saja yang tergapai, dan tidak dapat
menunjukan lokasi nyeri (Judha, 2012).

13
c. Faktor- Faktor yang Memengaruhi Nyeri Persalinan
1) Faktor Internal
a) Pengalaman dan pengetahuan tentang nyeri
Pengalaman sebelumnya seperti persalinan terdahulu akan membantu ibu
dalam mengatasi nyeri, karena ibu telah memiliki koping terhadap nyeri.
Ibu multipara dan primipara kemungkinan akan berespon terhadap nyeri
berbeda-beda walaupun menghadapi kondisi yang sama yaitu suatu
persalinan. Hal ini dikarenakan ibu multipara telah memiliki pengalaman
pada persalinan sebelumnya.
b) Usia
Usia muda cenderung dikaitkan dengan kondisi psikologis yang masih
labil, yang memicu terjadinya kecemasan sehingga nyeri yang dirasakan
menjadi lebih berat. Usia juga dipakai sebagai salah satu factor dalam
menentukan toleransi terhadap nyeri. Toleransi akan meningkat seiring
bertambahnya usia dan pehaman terhadap nyeri.
c) Aktifitas fisik
Aktifitas ringan bermanfaat mengalihkan perhatian dan mengurangi rasa
sakit menjelang persalinan, selama itu tidak melakukan latihan-latihan
yang tidak terlalu keras dan berat, serta menimbulkan keletihan pada
wanita karena hal ini justru akan memicu nyeri yang lebih berat.
d) Kondisi psikologi
Situasi dan kondisi psikologis yang labil memegang peranan penting
dalam memunculkan nyeri persalinan yang lebih berat. Salah satu
mekanisme pertahanan jiwa terhadap stress adalah konversi yaitu
memunculkan gangguan secara psikis menjadi gangguan fisik.
2) Faktor Eksternal
a) Agama
Semakin kuat kualitas keimanan seseorang maka mekanisme pertahanan
tumbuh terhadap nyeri semakin baik karena berkaitan dengan kondisi
psikologis yang relative stabil.

14
b) Lingkungan fisik
Lingkungan yang terlalu ekstrim seperti perubahan cuaca, panas, dingin,
ramai, bising memberikan stimulus terhadap tubuh yang memicu
terjadinya nyeri.
c) Budaya
Budaya tentu akan mempengaruhi respon seseorang terhadap nyeri, ada
budaya yang mengekspresikan nyeri secara bebas, tapi ada pula yang tidak
perlu di ekspresikan secara berlebihan.
d) Support system
Tersedianya sarana dan support system yang baik dari lingkungan dalam
mengatasi nyeri, dukungan keluarga dan orang terdekat sangat
membantu mengurangi rangsangan nyeri yang dialami oleh seseorang saat
menghadapi persalinan.
e) Social ekonomi
Tersedianya sarana dan lingkungan yang baik dapat membantu mengatasi
rangsang nyeri yang dialami. Seringkali status ekonomi mengikuti
keadaan nyeri persalinan. Keadaan ekonomi yang kurang, pendidikan
yang rendah, informasi yang minimal dan kurang sarana kesehatan yang
memadai akan menimbulkan ibu kurang mengetahui bagaimana mengatasi
nyeri yang dialami dan masalah ekonomi berkaitan dengan biaya dan
persiapan persalinan sering menimbulkan kecemasan tersendiri dalam
menghadapi persalinan.

d. Metode Penanggulangan Nyeri


Penanggulangan nyeri pada persalinan terdapat 2 cara yaitu farmakologi dan
non- farmakologi. Tindakan non-farmakologi selalu lebih sederhana dan aman,
kalaupun ada hanya memiliki sedikit efek samping utama, relatif murah dan
dapat digunakan diseluruh persalinan.

15
1) Cara Farmakologi
Menurut Sari (2018), penggunaan obat-obatan pada periode persalinan
dan kelahiran harus mempertimbangkan keselamatan 2 orang yaitu ibu dan
janin yang dikandung. Kadang-kadang ibu terlalu takut menghadapi
persalinan terutama karena nyeri yang akan dirasakan. Lalu mereka
meminta pemberian obat obatan tanpa mempertimbangkan pemberian
obatobatan tersebut dapat mempengaruhi kondisi janin. Akan tetapi yang
perlu diingat, masingmasing obat mempunyai efek samping yang perlu
diperhatikan dan harus diberikan sepengawasan dokter ahli dibidangnya.
2) Cara Non-Farmakologis
Tindakan non-farmakologis selalu lebih sederhana dan aman, kalaupun
ada hanya memiliki sedikit efek samping utama, relative murah dan dapat
digunakan diseluruh persalinan. Banyak metode non-farmakologis
untuk menghilangkan ketidaknyamanan yang diajarkan dalam berbagai jenis
kelas persiapan kehamilan. Seringkali metode non-farmakologis digunakan
dan dikombinasikan dengan metode farmakologis terutama karena
kemajuan persalinan.
a) Relaksasi
b) Imageri dan Visualisasi
c) Pijat atau massage
d) Sentuhan
e) Akupresur dan akupuntur
f) Hipnobirthing

2. Relaksasi Nafas Dalam


a. Pengertian
Teknik relaksasi napas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan,yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana
cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan respirasi secara
maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, selain dapat

16
menurunkan intensitas nyeri,teknik relaksasi napas dalam juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigen dalam darah (Smeltzer,
Suzanne C. dan Bare, 2002)
b. Tujuan Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Menurut (Suratun, 2012) ada beberapa tujuan pemberian relaksasi nafas dalam:

1) Meningkatkan ventilasi alveoli


2) Mempertahankan pertukaran gas
3) Mengatur frekuensi dan pola nafas
4) Memperbaiki fungsi diafragma
5) Mencegah atelectasis
6) Menurunkan kecemasan
7) Meningkatkan relaksasi otot
8) Mengurangi udara yang terperangkap
9) Meningkatkan inflasi alveolar
10) Meningkatkan mekanisme batuk agar efektif
11) Memperbaiki kekutan otot-otot pernafasan
12) Memperbaiki mobilitas dada dan vertebra thorakalis
c. Nyeri Melahirkan Pada Persalinan Normal
Persalinan diawali dengan penurunan hormon progesterone. Respon
tersebut memberikan umpan balik ke hipotalamus untuk mensekresi oksitosin
yag di keluarkan melalui hipofisis posterior. Pengaruh dari oksitosin membuat
terjadinya kontraksi otot myometrium yang berdampak terhadap munculnya
respon nyeri dari ibu. Nyeri melahirkan berbeda dengan karakteristik jenis nyeri
yang lain. Nyeri melahirkan adalah bagian dari proses normal, dapat diprediksi
munculnya nyeri yakni sekitar hamil aterm sehingga ada waktu untuk
mempersiapkan diri dalam menghadapi, nyeri yang muncul adalah bersifat akut
memiliki tanggang waktu yang singkat, munculnya nyeri secara intermitten dan
berhenti jika proses persalinan sudah berakhir.
Terdapat 2 fase pada kala 1 yaitu: fase laten pembukaan sampai mencapai
3 cm, berlangsungsekitar 8 jam sedangkan fase aktif yaitu pembukaan dari 3 cm

17
sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam fase aktif terbagi atas fase
akselerasi (sekitar 2 jam), fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam ), pembukaan 4
cm sampai 9 cm, fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai
lengkap (+10 cm). Hampir semua ibu mengalami nyeri melahirkan. Melahirkan
tanpa neri hanya dirasakan oleh sedikit ibu hamil. Nyeri sangat sangat
menganggu dan menyulitkan banyak orang.Nyeri bersifat subjektif artinya
antara satu individu dengan individu lainnya berbeda dalam menyikapi nyeri
tersebut. Perbandingan sakala nyeri dengan indeks nyeri (0-50) MPI (McGill
Pan Index) pada beberapa kondisi yang berbeda-beda yakni : persalinan
primipara skala indeks nyeri 38, persalinan multipara skala indeks nyeri 30.dari
78% primipara di temukan 37% nyeri berat, 35% nyeri sangat hebat
(intolerable) dan 28% nyeri sedang (Manurung, 2011)
3. Massage
a. Pengertian
Massage adalah stimulasi kutaneus tubuh secara umum, sering dipusatkan
pada punggung dan bahu. Massage tidak secara spesifik menstimulasi reseptor
tidak nyeri pada bagian yang sama seperti reseptor nyeri tetapi dapat
mempunyai dampak melalui sistem kontrol desenden. Massage dapat membuat
pasien lebih nyaman karena menyebabkan relaksasi otot (Smeltzer dan Bare,
2002).
Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan
merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri. Hampir semua orang
dengan nyeri kronis mendapatkan manfaat dari metode relaksasi. Periode
relaksasi yang teratur dapat membantu untuk melawan keletihan dan
ketegangan otot yang terjadi dengan nyeri kronis dan yang meningkatkan nyeri
(Smeltzer dan Bare, 2012).
Pijatan digunakan untuk membantu relaksasi dan menurunkan nyeri
melalui peningkatan aliran darah pada daerah–daerah yang terpengaruh,
merangsang reseptor– reseptor raba kulit sehingga merilekskan otot– otot,
mengubah suhu kulit dan secara umum memberikan perasaan yang nyaman

18
yang berhubungan dengan keeratan hubungan manusia (Asrinah, 2010).
Henstrom dan Newton (1986) dalam studi klasiknya mengenai penggunaan
sentuhan dalam persalinan, menemukan bahwa sentuhan merupakan metode
yang digunakan secara umum dalam persalinan untuk membantu mengurangi
rasa nyeri (Asrinah, 2010).
Sentuhan yang dimaksud adalah massage, merupakan metode non-
farmalogik yaitu tanpa menggunakan obat-obatan, lebih aman, sederhana dan
tidak menimbulkan efek merugikan serta mengacu kepada asuhan sayang ibu
(Judha, 2012) . Metode nonfarmakologi juga dapat meningkatkan kepuasan
selama persalinan, karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya,
sehingga membantu ibu lebih rileks dan nyaman selama persalinan (Arifin,
2007).
Teknik pemijatan ada dua yang dilakukan yaitu effluerage dan
counterpressure. Effluerage adalah teknik pemijatan berupa usapan lembut,
lambat, dan panjang atau tidak putus-putus. Teknik ini menimbulkan efek
relaksasi. Dalam persalinan, effluerage dilakukan dengan menggunakan ujung
jari yang ditekan lembut dan ringan. Lakukan usapan dengan ringan dan tanpa
tekanan kuat dengan cara menggosokan lembut dengan kedua telapak tangan
dan jari pada punggung ibu bersalin setinggi servikal 7 kearah luar menuju sisi
tulang rusuk selama 30 menit dengan frekuensi 40 kali gosokan permenit,
tetapi usahakan ujung jari tidak lepas dari permukaan kulit (Pastuty, 2010;
Aryani, 2015).
Masase pada punggung merangsang titik tertentu disepanjang meridian
medulla spinalis yang ditransmisikan melalui serabut saraf besar ke formatio
retikularis, thatalamus dan sistem limbic tubuh akan melepaskan endorfin.
Endorfin adalah neurotransmiter atau neuromodulator yang menghambat
pengiriman rangsang nyeri dengan menempel kebagian reseptor opiat pada
saraf dan sumsum tulang belakang sehingga dapat memblok pesan nyeri ke
pusat yang lebih tinggi dan dapat menurunkan sensasi nyeri (Cunningham,
2013; Budiarti; 2011; Mander, 2004; Aryani, 2015) Mekanisme pemijatan

19
menggunakan teori pengendalian gerbang informasi nyeri yang bergantung
pada keseimbangan aktifitas diserat saraf berdiameter besar dan kecil
disepanjang spinal columna yang dapat menghambat hantaran nyeri ke otak
(Price, 2006; Aryani, 2015)

Pada kasus yang dipadat, proses persalinan tolong oleh bidan dan di dampingi oleh
suami. Sebagai persalinan pertama yang di alami Ny. H, ia tidak tahan dengan rasa nyeri
pada kala 1 sampai merasa tidak kuat lagi untuk melanjutkan persalinan. Dengan
sentuhan berupa massage oleh suami maupun bidan, ibu lebi merasa nyaman dan dapat
bersalin dengan normal.

20
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Setiap proses persalinan akan menimbulkan rasa nyeri. Nyeri merupakan


pengalaman sensorik seseorang yang sanagt besar pengaruhnya terhadap psikologi.
2. Dalam asuhan sayang ibu, setiap ibu berhak mendapatkan assessment dan
manajemen nyeri yang sesuai. Salah satu penanganan nyeri pada ibu bersalin adalah
dengan cara nonfarmakologi.
3. Massage adalah stimulasi kutaneus tubuh secara umum, sering dipusatkan pada
punggung dan bahu. Massage tidak secara spesifik menstimulasi reseptor tidak
nyeri pada bagian yang sama seperti reseptor nyeri tetapi dapat mempunyai dampak
melalui sistem kontrol desenden. Massage dapat membuat pasien lebih nyaman
karena menyebabkan relaksasi otot.
4. Massage lebih efektif dalam menurunkan tingkat nyeri pada persalinan kala 1,
karena ibu lebih merasa nyaman dan merasa terlindingi.

B. Saran

1. Keluarga khususnya suami untuk terus mendampingi ibu selama proses persalinan
berlangsung untuk mengurangi kecemasan ibu dan dapat membantu mengurangi
nyeri yang dirasakan ibu.
2. Bidan hendaknya selalu menerapkan massage yang djadikan alternatif bagi ibu
bersalin sebagai terapi nonfarmakologis yang dapat meminimalkan efek
mengurangi nyeri persalinan yang efektif dan tidak hanya mensuport ibu untuk
melakukan relaksasi melalui tehnik pernafasan saja

21
DAFTAR PUSTAKA

Aryani, Yeni, Masrul, Lisma Evareny. (2015). Pengaruh Masase Pada Punggung
Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Laten Persalinan Normal Melalui
Peningkatan Kadar Endorfin. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(1), 70-7

Asrinah, dkk. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Bobak, dkk. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC
Budiarti KD. (2011). Hubungan Akupresur dengan Tingkat Nyeri dan Lama
Persalinan kala I pada Ibu Primipara di Garut. Jakarta: Universitas Indonesia

Ernawati. 2016. Data Persalinan Bidan Praktek Swasta Ernawati. Pringsewu.


Gadysa,G.2009.Persepsi Ibu tentang Metode Message.
http://luluvikar.wordpress.com/2009/08/26/persepsi-ibu-tentang-metode-
massage.

Berman, A., Snyder, S.J., Kozier, B., Erb, G. 2009. Buku Ajar Praktik keperawatan
Klinis Kozier Erb. Jakarta: EGC.

Judha, Mohammad. 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta :
Nuha Medika

Manuaba, IBG, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta: EGC.

Manuaba. 2013. Ilmu kebidanan dan kandungan. Jakarta: EGC.

Maryunani, Anik. 2010. Nyeri Persalinan. Jakarta: Salemba Medika.

Mender. 2013. Nyeri Persalinan. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurasiah, 2012. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. Bandung: Refika Aditama.

Smeltzer, S.C & Bare, B.G. 2012. Buku Ajar Medikal Bedah,Edisi 8 Volume 2. Alih
Bahasa Kuncara, H.Y, dkk. Jakarta: EGC.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

22
LAMPIRAN

23
24
25
26
27
28

Anda mungkin juga menyukai