Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIK PROFESI BIDAN

READING JURNAL STASE KELUARGA BERENCANA


LAMA PENGGUNAAN KB SUNTIK 3BULAN
DENGAN KEJADIAN SPOTTING DAN AMENORRHEA
DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL

Pengampu : Luluk Rosida , S.ST., M.KM

Disusun Oleh :

Nurul Widyastuti

2210106105

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH

YOGYAKARTA

2023

i
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK PROFESI BIDAN


READING JURNAL STASE KELUARGA BERENCANA
LAMA PENGGUNAAN KB SUNTIK 3BULAN
DENGAN KEJADIAN SPOTTING DAN AMENORRHEA
DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL

READING JURNAL

Di Ajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Profesi Bidan pada
Program Studi Profesi Kebidanan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Telah Disetujui Persyaratan dan Disetujui
Tanggal.....................

Menyetujui,

Pembimbing Pendidikan

Luluk Rosida, S.ST., M.KM

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat
Menyelesaikan Laporan Reading Jurnal tentang “Laporan Praktek Profesi Bidan Reading
Jurnal Lama Penggunaan KB Suntik 3 Bulan Dengan Kejadian Spotting Dan Amenorrhea di
Puskesmas Jetis I”. Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Warsiti, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat, selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
2. Moh. Ali Imron, S.Sos., M.Fis, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta.
3. Nidatul Khofiyah, S.Keb., MPH, selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
4. Luluk Rosida S.ST., M.KM, selaku dosen pembimbing pendidikan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta.
5. Erna Purwaningsih, S.ST Pembimbing lahan Puskesmas Jetis I.
6. Semua dosen Profesi Bidan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
7. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan laporan praktik klinik kebidanan
yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Saya menyadari laporan ini jauh dari sempurna. Segala masukan dan saran yang
konstruktif sangat saya harapkan. Akhir kata, saya berharap semoga laporan ini dapat menjadi
acuan dalam praktik klinik kebidanan sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran dan
mendukung tercapainya kompetensi bidan dalam memberi Asuhan Kebidanan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Februari 2023

Imro Atus Soleha

iii
DAFTAR ISI

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Jurnal

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Masalah
Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar antara 21,5 % pertahunhingga 2,49 %
pertahun. Tingkat pertumbuhan penduduk seperti itu dipengaruhi oleh tiga faktor utama
yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan (migrasi). Indonesia
menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia dengan kelahiran
5.000.000 per tahun (Manuaba, 2013). Pemikiran untuk mengendalikan pertumbuhan
penduduk sudah timbul sejak lama, Plato (427-347) mengemukakan bahwa sebaiknya
pranata sosial dan pemerintahan direncanakan keseimbangan antara kebutuhan dan jumlah
penduduknya. Malthus (1766-1834) mengeluarkan sebuah buku yang berjudul An Eassy
on the Principle of Population (1798) yang prinsipnya menyatakan bahwa pertumbuhan
penduduk laksana deret ukur sedangkan kemampuan alam dalam memenuhi kebutuhan
manusia laksana deret hitung. Ini menunjukkan betapa terbatasnya sumber daya alam yang
pada saatnya tidak akan dapat memenuhi kebutuhan manusia yang pertumbuhannya sangat
cepat. (Handayani, 2017).
B. Skala
Berdasarkan Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016, jumlah PUS
di Indonesia pada tahun 2016, sebanyak 48.536.690 orang. Peserta KB baru pada tahun
2016 sebanyak 6.663.156 orang (13,73 %), dengan persentase sebagai berikut : peserta
Kondom sebanyak 318.625 orang (4,78 %), peserta Pil sebanyak 1.544.079 orang (23,17
%), peserta Suntik sebanyak 3.433.666 orang (51,53 %), peserta IUD sebanyak 481.564
orang (7,23 % ), peserta Implan sebanyak 757.926 orang (11,37 %), peserta MOW
sebanyak 115.531 orang (1,73 %) dan peserta MOP sebanyak 11.765 orang (0,18 %).
Berdasarkan Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016, peserta KB aktif
sebanyak 36.306.662 orang (74,80 %), dengan persentase sebagai berikut : peserta
Kondom sebanyak 1.171.509 orang (3,23 %), peserta Pil sebanyak 8.280.823 orang (22,81
%), peserta Suntik sebanyak 17.414.144 orang (47,96 %), peserta IUD sebanyak
3.852.561 orang (10,61 %), peserta Implan sebanyak 4.067.699 orang (11,20 %), peserta
MOWsebanyak 1.285.991 orang (3,54 %) dan peserta MOP sebanyak 233.935 orang (0,64
%). Angka kesuburan total telah mengalami penurunan secara global, namun di negara
berkembang penurunan terjadi sangat lambat karena masih rendahnya penggunaan
kontrasepsi modern yaitu hanya 31% (Sherpa, 2012). Persentase jumlah peserta KB yang

1
2

dilaporkan tidak mengalami perubahan yaitu 60% pada tahun 2006 menjadi 61%
pada tahun 2014 (BKKBN, 2013).
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada bulan Maret
2015 menyatakan bahwa jumlah peserta KB aktif sebanyak 1.577.593 peserta. Menurut
metode penggunaannya pengguna KB terdiri dari pengguna KB suntik (52,03%), peserta
pil (24,33%), peserta IUD (7,05%), peserta kondom (5,28%), peserta implant (9,66%),
peserta MOW (1,53%), dan peserta MOP (0,12%). Data ini menunjukkan bahwa akseptor
KB paling banyak memilih kontrasepsi suntik. (BKKBN, 2015).
C. Kronologi
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan
melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia
semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis,
harganya relative murah dan aman. Kontrasepsi ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kekurangan dari kontrasepsi suntik adalah sering ditemukannya gangguan haid seperti
siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan
tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting) maupun tidak haid sama sekali,
terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian, peningkatan berat
badan, tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,
hepatitis B virus atau infeksi virus HIV. (Yetty, 2012).
Kontrasepsi suntik progestin menyebabkan ketidakseimbangan hormon, Dengan
penggunaan suntik progestin membuat dinding endometrium yang semakin menipis.
Karena hormon estrogen ditekan oleh hormon progestin sehingga kondisi tersebut seperti
layaknya orang hamil sehingga tidak mendapat haid. Efek pada pola haid tergantung pada
lama pemakaian. jumlah kasus yang mengalami amenorrhea makin banyak dengan makin
lamanya pemakaian (Hidayatun, 2017).
D. Solusi
Menurut WHO (World Health Organisation), Keluarga Berencana adalah tindakan
yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang
tidak diinginkan/direncanakan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan,
mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kehamilan dalam hubungan
dengan umur suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. Keluarga
Berencana (KB) atau Family Planning/Planned Parenthood adalah suatu usaha untuk
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai alat
kontrasepsi sehingga dapat mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. (Maritalia,
3

2014). Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif
dan reversible untuk mencegah terjadinya konsepsi. Metode kontrasepsi hormonal dibagi
menjadi 3 yaitu : metode kontrasepsi pil, metode kontrasepsi suntik, dan metode
kontrasepsi implant. (Handayani, 2017). Dalam penggunaan metode kontrasepsi hormonal
memiliki efek samping, diantaranya: perubahan pola menstruasi, kenaikan berat badan,
mual, hipertensi, sakit kepala, peyudara terasa penuh dan keputihan. (Hapsari,dkk, 2012).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan kebidanan (Loogbook dan data fokus)

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R UMUR 25 TAHUN DENGAN KEJADIAN SPOTTING DAN AMENORRHEA
DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL

Identitas Pasien Responsi Pembimbing


Deskripsi Kegiatan TTD
CI

Tanggal : 10 Maret Subjektif Mahasiswa


Ibu mengatakan ingin kunjungan KB suntik 3 bulan. Saat ini
2023 ibu mengatakan sering mengalami flek dan sudah 2 bulan
No. RM : 103210 tidak mengalami menstruasi
Identitas Pasien :
Objektif
Nama : Ny. R Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, Tekanan
Umur : 25 thn Nurul Widyastuti
Darah 152/80 mmHg, Nadi 91x/m, Respirasi 23 x/m, Suhu
Agama : Islam
Suku : Jawa 36,8 °C,
Pendidikan : SMP Keadaan Umum : Compos Mentis
Pekerjaan : IRT BB : 58 kg
Alamat : Blawong TB :155 cm
I, Trimulya, Jetis, Tanda-tanda vital :TD : 110/70 Mmhg
Bantul : Nadi : 80 x/menit
No. Tlpn :
085848922548xx HPHT : -

4
5

Analisa : Preceptor
Ny. R umur 25 tahun akseptor lama KB suntik 3 bulan
dengan spotting dan amenorrhea
Penatalaksanaan :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan, ibu dalam keadaan baik dan ibu mengerti dan
lega
2. Memberitahu ibu efeksamping dari kontrasepsi Erna Purwaningsih, S.ST
hormonal, diantaranya menstruasi tidak teratur, keluar
bercak darah di luar siklus menstruasi, peningkatan berat
badan, pusing, flek hitam pada wajah dan ibu mengerti
apa saja efek samping dari kontrasepsi KB suntik 3 bulan
3. Menjelaskan prosedur penyuntikan KB suntik 3 bulan
dan ibu mengerti dengan prosedur penyuntikan
4. Menyiapkan alat dan obat yang digunakan yaitu
triclofem 1 ml dan telah dilakukan
5. Memberitahu ibu bahwa ibu akan mulai disuntik dan ibu
bersedia
6. Menyuntikkan obat pada bagian bokong 1/3 sias dan
melakukan aspirasi disuntikkan pada bagian bokong 1/3
sias dan telah dilakukan.
6

7. Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang pada tanggal


02-06-2023.Ibu mengerti dan bersedia kunjungan ulang
8. Melakukan pendokumentasian dan telah dilakukan
7

B. Telaah Jurnal
Lama Waktu

Identitas Jurnal Judul Penelitian Populasi Intervensi Comparison Outcome Dalam


Penelitian

Catur Setyorini, Anita Dewi Lama Penggunaan Populasi dalam Intervensi dalam Tidak ada Hasil uji statistic Juli-Agustus
Lieskusumastuti/Jurnal Kb Suntik 3 Bulan penelitian ini penelitian ini adalah perbandingan lama penggunaan 2019.
Kebidanan Dengan Kejadian adalah semua Metode dalam jurnal KB suntik 3 bulan
Indonesia/Volume Spotting Dan akseptor KB pengumpulan data ini. dengan kejadian

11/2020/Januari/Indonesia Amenorrhea Di suntik 3 bulan di yang peneliti spotting melalui uji

PMB Darmiati PMB Darmiati gunakan adalah data chi square diketahui
X2 hitung 9,374
Ngemplak Boyolali Ngemplak primer dan sekunder,
dengan p-value 0,002
Boyolali data primer
dan hasil uji statistic
diperoleh dari hasil
lama penggunaan KB
wawancara kepada
suntik 3 bulan dengan
akseptor KB suntik 3 kejadian amenorrhea
bulan yang datang di melalui uji chi square
Praktik Mandiri diketahui X2 hitung
Bidan Darmiati 4,730 dengan p-
Ngemplak Boyolali, value 0,03. Dimana
sedangkan data nilai p<0,05 yang
sekunder adalah data berarti semakin
8

akseptor kontrasepsi lama akseptor


suntik 3 bulan yang menggunakan KB
diperoleh dari buku suntik 3 bulan maka
register KB bidan. kejadian spotting
berkurang dan
semakin lama
akseptor
menggunakan KB
suntik 3 bulan akan
meningkatkan
kejadian
amenorrhea

Paramitha Amelia Efek Samping KB Populasi pada Intervensi dalam Tidak ada Berdasarkan Uji Oktober-
Kusumawardani, Hanik Suntik Kombinasi penelitian ini penelitian ini adalah perbandingan statistik Chi- Desember 2020
Machfudloh/Jurnal Ilmu (Spotting) Dengan adalah semua variabel independen dalam jurnal Kuadrat dengan
Kesehatan/Volume 5/ Kelangsungan akseptor KB efek samping KB ini taraf signifikan
2021/Agustus/Indonesia Akseptor KB suntik 3 bulan suntik 3 bulan 0,05 didapatkan 2X
9

Suntik Kombinasi yang mengalami (spotting) sedangkan = 2,981823


efek samping variabel sedangkan 2 X tabel
spotting di PBM dependentnya Chi-Kuadrat dan
Desa Suko kelangsungan d.b=1 yaitu sebesar
Sidoarjo sejumlah penggunaan KB 3,481. Sehingga
34 akseptor. suntik 3 bulan didapatkan hasil 2X
hitung lebih kecil
dari 2 Xtabel Chi-
Kuadrat (hipotesa
Ho diterima).
Kesimpulan dari
perhitungan yaitu
tidak terdapat
hubungan
signifikan efek
samping (spotting)
dengan
kelangsungan
penggunaan KB
suntik 3 bulan.
10

Lena Juliana Harahap, Lia Hubungan Lama Populasi pada Intervensi dalam Tidak ada Hasil analisa Maret - Mei
Amelia/Journal of Health Pemakaian Dengan penelitian ini penelitian ini adalah perbandingan bivariat melalui uji Tahun 2020
Development/Volume Efek Samping adalah seluruh dengan dalam jurnal statistik dengan
2/2020/Desember/Indonesia Kontrasepsi Suntik akseptor KB menggunakan ini menggunakan uji
3 Bulan Pada suntik 3 bulan pendekatan cross Chi_square
Akseptor KB yang ada di klinik sectional, untuk diperoleh nilai p
Tapianni dengan mengetahui value = 0,000 (α <
jumlah 92 orang hubungan lama 0,05) ), hal ini
pemakaian dengan menunjukkan
efek samping bahwa ada
kontrasepsi suntik 3 hubungan lama
bulan pada akseptor pemakaian KB
KB. Suntik 3 Bulan
dengan terjadinya
efek samping
11

C. Deskripsi
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka
kegagalan kurang dari 0,1% pertahun. Suntikan KB tidak mengganggu kelancaran air susu
ibu, kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi ibu dari anemia (kurang
darah), memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk pengobatan kanker
bagian dalam rahim. Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil dan
tidak berpengaruh pada hubungan suami istri. (Yetty, 2012).
Banyaknya responden yang telah memakai kontrasepsi suntik dalam jangka waktu yang
lama (≥12 bulan) menunjukkan bahwa kontrasepsi suntik telah lama diminati masyarakat
khususnya akseptor KB suntik 3 bulan di PMB Darmiati. Akseptor merasa cocok dengan
kontrasepsi suntik karena efektif menunda, menjarangkan, maupun menghentikan
kehamilan. Berdasarkan hasil penelitian dari 50 responden KB suntik 3 bulan, didapatkan
33 responden (66%) mengalami spotting dan 17 responden (34%) tidak mengalami
spotting, dan dari 50 responden didapatkan hasil 44 responden (88%) mengalami
amenorrhea dan 6 responden (12%) tidak mengalami amenorrhea. Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan Affandi (2015), penggunaan suntikan progestin sering
menimbulkan gangguan haid seperti siklus haid yang memendek atau memanjang,
perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan yang tidak teratur atau perdarahan bercak
(spotting), dan tidak haid sama sekali. Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan
sedikit sekali mengganggu kesehatan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Susanti (2015) bahwa ada hubungan yang
signifikan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian spotting.
Sejalan pula dengan hasil penelitian Putri dkk (2013) bahwa mayoritas akseptor
kontrasepsi 3 bulan mengalami amenorrhea yaitu sebanyak 35 orang (81,4%), sisanya
sebanyak 8 responden (18,6%) mengalami perdarahan bukan haid/perdarahan sela,
olighomenorrhea dan hipomenorrhea dengan bentuk gambaran darah berupa flek
(spotting). Gangguan menstruasi berupa amenorea pada akseptor KB suntik DMPA
menurut Glasier dalam Dewi (2018) dapat disebabkan karena progesteron dalam
komponen DMPA menekan LH sehingga endometrium menjadi lebih dangkal dan atrofis
dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Pada umumnya amenore tidak perlu diobati
secara rutin.
Hormon progesterone yang ada didalam kontrasepsi suntik 3 bulan terhadap
endometrium menyebabkan sekretorik, hal inilah yang menyebabkan terjadinya spotting
pada akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan. Semakin lama akseptor menggunakan
12

kontrasepsi suntik 3 bulan maka tidak akan mengalami spotting lagi tetapi akan cenderung
tidak akan mengalami menstruasi (Susanti, 2015). Meskipun hasil penelitian ini
menunjukkan adanya hubungan lama pemakaian KB suntik 3 bulan dengan kejadian
spotting dan amenorrhea, akan tetapi gangguan haid juga bisa dipengaruhi beberapa faktor
antara lain gizi, penyakit, umur, psikologi, dan penggunaan obat-obatan tertentu.
Di lahan praktek PMB Genit Indah akseptor KB paling banyak adalah KB suntik 3
bulan. Hasil penelitian di atas juga sejalan dengan kasus di lahan yaitu PMB Genit Indah
bahwa akseptor lama KB suntik 3 bulan yang telah menggunakan KB suntik lebih dari
satu tahun kebanyakan mengalami amenorrhea. Tetapi para akseptor KB suntik 3 bulan
tersebut tidak merasa khawatir akan hal yang mereka alami karena telah mendapatkan
konseling dan penjelasan mengenai KB suntik 3 bulan secara jelas dan rinci pada saat
sebelum mereka menentukan KB. Para akseptor sudah memahami jenis kontrasepsi,
manfaat, indikasi, kontra indikasi dan efek samping dari alat kontrasepsi yang akan
digunakan.
D. Teori
1. Pengertian Keluarga Berencana
Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committee keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang sangat diinginkan,
mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga.
(Suratun,dkk, 2013). Pengertian Program Keluarga Berencana menurut UU No 10
tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturankelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. (Handayani,
2017). Secara umum (KB) dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur
banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah
serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat
langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga
yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga
akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi.
(Suratun,dkk, 2013).
13

2. Pengertian Suntik 3 bulan


Merupakan metode kontrasepsi yang diberikan secara intra muscular setiap tiga
bulan. Keluarga berencana suntik merupakan metode kontrasepsi efektif yaitu metode
yang dalam penggunaannya mempunyai efektifitas atau tingkat kelangsungan
pemakaian relatif lebih tinggi serta angka kegagalan relatif lebih rendah bila
dibandingkan dengan alat kontrasepsi sederhana.
3. Jenis KB Suntik 3 Bulan
a. DMPA (Depo medroxy progesterone acetate) atau Depo Provera yang diberikan tiap
tiga bulan dengan dosis 150 mg yang disuntik secara IM.
b. Depo Noristerat diberikan setiap 2 bulan dengan dosis 200 mg Nore- tindron
Enantat.
4. Cara kerja KB Suntik 3 Bulan
a. Menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing
factor dan hipotalamus.
b. Leher serviks bertambah kental, sehingga menghambat penetrasi sperma melalui
serviks uteri.
c. Menghambat implantasi ovum dalam endometrium.
5. Efektifitas KB Suntik 3 Bulan
Efektifitas keluarga berencana suntuk 3 bulan sangat tinggi, angka kegagalan
kurang dari 1%. World Health Organization (WHO) telahmelakukan penelitian pada
DMPA (Depo medroxy progesterone acetate) dengan dosis standart dengan angka
kegagalan 0,7%, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang
ditentukan.
6. Keuntungan KB Suntik 3 Bulan
a. Efiktifitas tinggi

b. Sederhana pemakaiannya

c. Cukup menyenangkan bagi akseptor (injeksi hanya 4 kali dalam setahun)

d. Cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak

e. Tidak berdampak serius terhadap penyakit gangguan pembekuan darah dan jantung
karena tidak mengandung hormon estrogen

f. Dapat mencegah kanker endometrium, kehamilan ektopik, serta beberapa penyebab


penyakit akibat radang panggul.
14

7. Kekurangan KB Suntik 3 Bulan


a. Terdapat gangguan haid seperti amenore yaitu tidak datang haid pada setiap bulan
selama menjadi akseptor keluarga berencana suntik 3bulan berturut-turut. Spotting
yaitu bercak-bercak perdarahan di luar haid yang terjadi selama akseptor mengikuti
keluarga berencana suntik. Metroragia yaitu perdarahan yang berlebihan di luar
masa haid. Menoragia yaitu datangnya darah haid yang berlebihan jumlahnya.
b. Timbulnya jerawat di badan atau wajah dapat disertai infeksi atautidak bila
digunakan dalam jangka panjang.
c. Berat badan yang bertambah 2,3 kg pada tahun pertama dan meningkat 7,5 kg
selama enam tahun.
d. Pusing dan sakit kepala.
e. Bisa menyebabkan warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat
perdarahan bawah kulit.
f. Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari liang senggama dan terasa
mengganggu (keputihan).
8. Indikasi KB Suntik 3 Bulan
a. Ibu usia reproduksi (20-35 tahun)
b. Ibu pasca persalinan
c. Ibu pasca kegugurann
d. Ibu yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandungestrogen
e. Nulipara dan yang telah mempunyai anak banyak serta belum bersediauntuk KB
tubektomi
f. Ibu yang sering lupa menggunakan KB pil
g. Anemia defisiensi besi
h. Ibu yang tidak memiliki riwayat darah tinggi
i. Ibu yang sedang menyusui
9. Kontraindikasi KB Suntik 3 Bulan
a. Ibu hamil atau dicurigai hamil
b. Ibu yang menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
c. Diabetes mellitus yang disertai konplikasi
d. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
10. Waktu mulai menggunakan KB Suntik 3 Bulan
a. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
b. Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid danpasien tidak
15

hamil. Pasien tidak boleh melakukan hubungan seksual untuk 7 hari lamanya atau
penggunaan metode kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7 hari.
c. Jika pasien pasca persalinan > 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan
pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan ibu tidak hamil.
d. Bila pasca persalinan 3 minggu dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat
diberikan.
e. Ibu pasca keguguran, suntikan progestin dapat diberikan.
f. Ibu dengan menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin
mengganti dengan kontrasepsi hormonal progestin, selama ibu tersebut
menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan progestin dapat
segera diberikan tanpa menunggu haid. Bila ragu-ragu perlu dilakukan uji
kehamilan terlebih dahulu.
g. Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebt ingin
mengganti dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut dapat
diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya. Tidak diperlukan metode
kontrasepsi lain.
h. Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi non hormonal dan ingin
menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama dapat
diberikan asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil dan pemberiannya tanpa
menunggu datangnya haid. Bila diberikan pada hari 1-7 siklus haid metode
kontrasepsi lain tidak diperlukan. Bila sebelumnya IUD dan ingin menggantinya
dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus haid.
Cabut segera IUD. (Siti Mulyani, 2013).
BAB III
KESIMPULAN SARAN
A. Kesimpulan
KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu
dengan kondisi 4T yaitu Terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun), Terlalu sering
melahirkan, Terlalu dekat jarak melahirkan, dan Terlalu tua melahirkan (di atas usia 35
tahun). Selain itu, program KB juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga agar
dapat timbul rasa aman, tentram, dan harapan masa depan yang lebih baik dalam
mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang sangat
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. Suntik
3 bulan merupakan metode kontrasepsi yang diberikan secara intra muscular setiap tiga
bulan. Keluarga berencana suntik merupakan metode kontrasepsi efektif yaitu metode
yang dalam penggunaannya mempunyai efektifitas atau tingkat kelangsungan pemakaian
relatif lebih tinggi serta angka kegagalan relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan
alat kontrasepsi sederhana.
B. Saran
Bagi tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan konseling yang lengkap tentang
KB suntik 3 bulan terutama efek samping KB suntik 3 bulan, sehingga akseptor benar-
benar siap dengan efek samping yang mungkin terjadi dengan penggunaan KB suntik 3
bulan. Diharapkan bidan dapat lebih memberikan pemahaman terkait dengan pentingnya
program keluarga berencana sebagai upaya untuk kesejahteraan ibu dan anak sekaligus
sebagai upaya membantu meningkatkan keberhasilan pemerintah dalam menekan
lonjakan jumlah penduduk di Indonesia.

16
DAFTAR PUSTAKA

Affandi. 2015. Buku Panduan Pratis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Anggraini, Yetti. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Yohima Press.
BKKBN. 2013. Pengertian kontrasepsi. Jakarta: BKKBN.
BKKBN. 2015. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Cetakan ke5. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Catur Setyorini &, Anita Dewi Lieskusumastuti. 2020. Lama Penggunaan Kb Suntik 3 Bulan
Dengan Kejadian Spotting Dan Amenorrhea Di Pmb Darmiati Ngemplak Boyolali. Jurnal
Kebidanan Indonesia. Vol 11 No 1. Januari 2020 (124 – 133).
Glasier A, Gebbie A & Dewi. 2018. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi Jakarta:
EGC.
Handayani, Sri. 2017. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka
Rihama.
Hapsari R., Herniyatun., Indrayani E., 2012. Hubungan Jenis Keluarga Berencana (KB)
Suntik Dengan Gangguan Menstruasi Pada Akseptor KB Suntik Di Bidan Praktek Swasta
(BPS) Suhartini Karanganyar Kebumen. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. Vol 8.
No 1.
Hidayatun, N.2017. Hubungan Lama Penggunaan KB Suntik Progestin dengan
KejadianGangguan Siklus Menstruasi pada Akseptor KB Suntik Progestin di BPM
Widyawati Bantul.
Kemenkes RI (2017). Profil Kesehatan Indonesia 2016.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/lain-lain/Data dan Informasi
Kesehatan Profil Kesehatan Indonesia 2016 - smaller size - web.pdf – Diakses Agustus
2017.
Manuaba,IB. 2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Sulistyawati.
Maritalia, Dewi. 2014. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sherpa S. 2013. Knowledge, Practice and Preferences of Contraceptive Methods in Udupi
District, Karnataka. Journal of Family and Health Reproductive. 7(3): 115-120.
Siti Mulyani dan Mega Rinawati.2013. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Suratun. 2013. Pelayanan Keluarga Berancana Dan Pelayanan Kontrasepsi. Cetakan
3. Natawijaya, editor. jakarta: Salemba medika.
Susanti, et al. 2015. The Relationship Between Knowledge and Education of Mom With
Using Contraceptive Devices In Satelit Health Care, Bandar Lampung. Vol (4). P. 66-73.

Anda mungkin juga menyukai