Disusun Oleh:
Nurul Widyastuti
2210106105
Disusun Oleh:
Nurul Widyastuti
2210106105
i
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh:
Nurul Widyastuti
2210106105
………………………………………..
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Masalah
Masa nifas merupakan masa yang dimulai sejak 2 jam setelah
lahirnya plasenta sampai 6 minggu atau 42 hari setelah itu. Masa nifas
juga merupakan masa pemulihan organ-organ reproduksi yang
mengalami perubahan selama kehamilan dan persalinan, disertai proses
kembalinya kepada keadaan sebelum hamil,seperti halnya robekan
perineum yang terjadi hampir pada semua persalinan pertama dan tidak
jarang pada persalinan berikutnya, sehingga diperlukan perawatan yang
intensif untuk mempercepat proses penyembuhan dan mencegah
komplikasi infeksi yang dapat diakibatkan karena keterlambatan
penyembuhan luka perineum (Setyowati, 2014).
Angka robekan perineum di dunia diperkirakan mencapai 6,3 juta
pada tahun dan di Amerika dari 26 juta ibu bersalin, terdapat 40%
mengalami ruptur perineum. Di Asia masalah robekan perineum cukup
banyak dalam masyarakat, 50% dari kejadian robekan perineum di
dunia terjadi di Asia (Widmer et al., 2020). Di Indonesia laserasi
perineum dialami oleh 75% ibu melahirkan pervaginam. Pada tahun
2017 menemukan bahwa dari total 1951 kelahiran spontan pervaginam,
57% ibu mendapat jahitan perineum (28% karena episiotomi dan 29%
karena robekan spontan) (Kemenkes RI, 2017).
Luka perineum merupakan salah satu faktor predisposisi
terjadinya infeksi masa nifas. Bentuk infeksi ini bervariasi dan bersifat
lokal hingga mengakibatkan sepsis dan kematian masa nifas. Salah satu
faktor resiko penyebab terjadinya infeksi perineum yaitu penyembuhan
luka perineum yang lama. Penyembuhan luka jahitan perineum dalam
masa nifas yang cepat sangat diharapkan menghindari ibu nifas dari
bahaya infeksi serta keluhan fisiologis (Sebayang & Ritonga, 2021)
Proses untuk mempercepat penyembuhan luka perineum terdapat
beberapa cara, salah satunya adalah melalui perbaikan gizi dengan
mengkonsumsi makanan tinggi protein. Sumber umum protein yang
sering dikonsumsi masyarakat salah satunya adalah telur dan ikan.
3
B. Skala
Hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa ibu nifas dengan luka
perineum yang diberikan putih telur sebagian besar (62,5%) dalam
kriteria baik (luka sudah mengering, perineum tertutup dan tidak
menunjukkan tanda-tanda infeksi) yaitu sebanyak 10 orang, sedangkan
ibu nifas dengan luka perineum yang diberikan ikan gabus sebagian
besar (56,3) dalam kriteria sedang (luka masih basah, perineum tertutup,
serta tidak menunjukkan tanda infeksi) yaitu sebanyak 9 orang.
C. Kronologi
Kebutuhan paling utama yang harus dipenuhi oleh ibu post partum
dengan adanya luka perineum adalah nutrisi yang baik untuk sistem
imun dan penyembuhan luka. Nutrisi yang dibutuhkan untuk
penyembuhan luka yaitu mengkonsumsi makanan yang tinggi akan
protein. Protein bisa didapatkan dari makanan, daging, telur dan ikan
(Fauziah et al., 2020). Ikan gabus (Channa striata) merupakan salah satu
jenis ikan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh karena
mengandung protein dan albumin yang tinggi. Protein dan albumin
sangat berfungsi sebagai zat pembangun sel-sel yang telah rusak
sehingga penyembuhan luka akan berlangsung lebih cepat. Dengan
tingginya kandungan protein dan albumin, ikan gabus kemungkinan
dapat digunakan oleh masyarakat untuk proses penyembuhan luka
terutama luka pasca operasi, luka bakar dan setelah persalinan. Salah
satu jenis makanan yang mengandung banyak protein adalah putih telur.
Kandungan protein ini sangat bermanfaat sebagai zat pembangun dalam
tubuh. Kandungan yang terdapat dalam putih telur berupa protein.
Kandungan lainnya yang terdapat dalam putih telur seperti vitamin A,
D, E, K, B2, B5, B9 dan juga B12. Putih telur juga mengandung asam
4
amino yang sangat bermanfaat dalam pemulihan otot. Putih telur sangat
mudah didapat, diolah dan mudah dicerna sehingga lebih mudah diserap
oleh tubuh (Rindiani, 2015).
D. Solusi
Asuhan Kebidanan Post Partum pada Ny. S P1A0Ah1 Post Partum Spontan dengan Nifas Normal di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Penatalaksanaan
1. Melakukan anamnesa pemantauan keadaan umum pada ibu dan monitor vital tanda Sri Utami, S.ST
5
vital didapatkan hasil pengukuran tanda vital ibu pada saat melakukan anamnesa. Pembimbing Lahan
Suhu 36,6°C, Tekanan Darah 111/64 mmHg, Nadi 63 x /m, Respirasi 20 x /m, , SpO2
97%.
2. Melakukan pemantauan kontraksi dan perdarahan yang dialami oleh ibu, kontraksi
teraba bulat dan keras serta perdarahan lokea rubra dalam batas normal.
3. Memberikan edukasi kepada ibu terkait dengan cara menggendong bayi dan teknik
menyusui yang nyaman serta ASI Ekslusif, ibu mengerti dan bersedia. Sri Lestari, S.ST.,
4. Memberikan edukasi kepada ibu terkait dengan melakukan massase fundus uteri MMR
untuk memeriksa kontraksi uterus dan ibu memahami.
5. Memberikan edukasi kepada ibu terkait dengan personal hygiene tata cara
memberisihkan organ vital pasca buang air kecil dan mengganti pembalut setiap 3
jam sekali serta diperhatikan darah yang keluar. ibu mengerti,
6. Mengelola terapi dokter Asam mafenamat 3 x 500 mg
7. Memberikan ibu teknik relaksasi saat terasa nyeri kontraksi mules berlebih meminta
ibu untuk menarik nafas panjang dari hidung dan mengeluarkan dari mulut secara
perlahan, ibu mengerti.
8. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOg untuk pemeriksaan dan penanganan
lebih lanjut.
6
B. Telaah Jurnal
7
8
baik putih telur dan ikan gabus sama mempunyai pengaruh dalam
proses penyembuhan luka perineum karena kandungan protein pada
putih telur dan ikan gabus. Akan tetapi putih telur lebih memberikan
efek yang cepat bagi penyembuhan luka perineum. Hal ini disebabkan
karena putih telur mengandung lebih banyak protein albumin (95%)
dibandingkan kandungan albumin pada ikan gabus yang lebih sedikit
(21%), dimana kandungan albumin yang membantu proses pergantian
dan perbaikan fungsi jaringan yang rusak. Selain itu, nilai cerna protein
putih telur mencapai 100%, dimana kandungan protein putih telur
sebagai protein bernilai gizi tinggi diserap dan dimanfaatkan utuh oleh
tubuh sebagai sumber nitrogen untuk sintesis protein yang
dimanfaatkan untuk pembentukan jaringan baru, serta putih telur
mempunyai kandungan asam amino esensial yang lengkap
dibandingkan ikan gabus dengan nilai cerna 90% (Purnani, 2019).
Kecukupan gizi dan nutrisi terutama protein sangat
mempengaruhi proses penyembuhan luka perineum karena diperlukan
untuk pergantian jaringan yang rusak, karena pada kejadian perlukaan,
banyak nitrogen yang dilepas ke dalam urin d an banyaknya sesuai
dengan protein yang hilang dan meningkatkan kebutuhan energi.
Pemenuhan kebutuhan protein diperlukan karena hasil sintesis protein
bermanfaat untuk menggantikan dan memperbaiki jaringan yang rusak.
Protein yang paling berperan yaitu albumin. Albumin ialah protein
utama dengan konsentrasi paling tinggi dalam plasma darah yang terdiri
dari ratusan asam amino dan ikatan sulfide. Albumin berperan dalam
membentuk dan mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang rusak
(Wang et al., 2018).
.
13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Proses untuk mempercepat penyembuhan luka perineum terdapat
beberapa cara, salah satunya adalah melalui perbaikan gizi dengan
mengkonsumsi makanan tinggi protein. Terdapat perbedaan efektivitas
pemberian putih telur dan ikan gabus terhadap penyembuhan luka
perineum, putih telur lebih efektif daripada ikan gabus terhadap
penyembuhan luka perineum pada ibu nifas. Jadi baik putih telur dan
ikan gabus sama mempunyai pengaruh dalam proses penyembuhan luka
perineum karena kandungan protein pada putih telur dan ikan gabus,
tetapi putih telur lebih memberikan efek yang cepat bagi penyembuhan
luka perineum. Tetapi perlu diingat bahwa proses penyembuhan luka
bukan hanya dipengaruhi oleh faktor nutrisi tetapi juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor lainnya yaitu usia, berat badan, pendidikan, paritas dan
budaya.
B. Saran
Fauziah, F., Fitriana, F., & Noorbaya, S. (2020). Efektivitas Pemberian Ikan Gabus
Kukus Terhadap Penyembuhan Laserasi Perineum Pada Ibu Postpartum.
Indonesian Journal of Midwifery (IJM), 3(2), 92.
https://doi.org/10.35473/ijm.v3i2.622
Kemenkes RI. (2017). Data dan Informasi Kesehatan Profil Kesehatan Indonesia.
Rindiani. (2015). Khasiat Putih Telur Untuk Penyembuhan Luka. Nuha Medika.
Trianingsih, I., Yenie, H., & S.P, S. F. (2019). Pengaruh Telur Rebus Terhadap
Percepatan Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas 1-7 Hari. Jurnal
Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 14(2), 215.
https://doi.org/10.26630/jkep.v14i2.1310
Wang, P. H., Huang, B. S., Horng, H. C., Yeh, C. C., & Chen, Y. J. (2018). Wound
healing. Journal of the Chinese Medical Association, 81(2), 94–101.
https://doi.org/10.1016/j.jcma.2017.11.002
Widmer, M., Piaggio, G., Hofmeyr, G. J., Carroli, G., Coomarasamy, A., Gallos, I.,
Goudar, S., Gülmezoglu, A. M., Lin, S. L., Lumbiganon, P., Mugerwa, K.,
Owa, O., Qureshi, Z., & Althabe, F. (2020). Maternal characteristics and
causes associated with refractory postpartum haemorrhage after vaginal birth:
a secondary analysis of the WHO CHAMPION trial data. BJOG: An
International Journal of Obstetrics and Gynaecology, 127(5), 628–634.
https://doi.org/10.1111/1471-0528.16040