Oleh :
( DARWATI – 2010106033)
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Tujuan ................................................................................................3
A. Tinjauan Teori....................................................................................4
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan......................................................................................11
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan.......................................................................................14
B. Saran.................................................................................................14
REFERENSI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2018 sebesar 8,37 per
1.000 kelahiran hidup. Kabupaten/kota dengan AKB terendah adalah Kota Surakarta
yaitu 2,8 per 1.000 kelahiran hidup dan tertinggi adalah Rembang (17 per 1.000
kelahiran hidup) (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2019). Masa bayi adalah
usia 0-11 bulan dan masa bayi dibagi 2 yaitu : Masa neonatal (usia 0-28 hari), masa
neonatal dini (usia 0-7 hari), masa neonatal lanjut (usia 8-28 hari), dan masa pasca
neonatal (28 hari–1 tahun). Pertumbuhan dan perkembangan pada masa–masa ini
adalah sangat menentukan untuk periode selanjutnya karena pada masa ini bayi dapat
periode keemasan, sehingga apabila rangsangan yang ia dapat optimal maka masa–
masa berikutnya pun akan dengan mudah di laluinya (Kemenkes RI, 2019).
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai berumur 12 bulan. Menurut
psikologi, bayi adalah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga
18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa
(Marmi, 2015). Asuhan neonatus merupakan asuhan yang diberikan kepada neonatus
atau bayi baru lahir pada kondisi normal yang meliputi bagaimana bayi baru lahir
gabung, memberikan asuhan yang harus diberikan pada bayi ketika usua 2 – 6 hari,
asuhan bayi baru lahir 6 minggu pertama, bounding attachment serta asuhan bayi
sehari-hari dirumah. Pada kasus ini Bidan akan memberikan Asuhan Kebidanan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
b. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa pada asuhan kebidanan Bayi, Balita dan
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada asuhan kebidanan Bayi, Balita dan
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Bayi
Masa bayi adalah usia 0-11 bulan dan masa bayi dibagi 2 yaitu : Masa neonatal
(usia 0-28 hari), masa neonatal dini (usia 0-7 hari), masa neonatal lanjut (usia 8-28 hari),
dan masa pasca neonatal (28 hari–1 tahun). Pertumbuhan dan perkembangan pada
masa–masa ini adalah sangat menentukan untuk periode selanjutnya karena pada masa
ini bayi dapat menangkap dengan tajam pelajaran–pelajaran yang ia dapatkan untuk
dinamakan periode keemasan, sehingga apabila rangsangan yang ia dapat optimal maka
masa–masa berikutnya pun akan dengan mudah di laluinya (Kemenkes RI, 2019). Bayi
merupakan manusia yang baru lahir sampai berumur 12 bulan. Menurut psikologi, bayi
adalah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan.
Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa (Marmi, 2015).
Masa bayi (infancy) adalah usia 0 - 11 bulan, masa ini dibagi menjadi 2 periode yaitu :
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi
periode :
(Marmi , 2015).
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung
secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf. Seorang bayi
sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit pertama yang
a. Pertumbuhan
1) Berat badan
Untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada
tubuh (tulang, otot, lemak, cairan tubuh) sehingga akan diketahui status gizi
anak atau tumbuh kembang anak. Kenaikan berat badan pada bayi cukup bulan
kembali pada hari ke 10, ( Marmi, 2015) kenaikan berat badan pada anak tahun
- TM I : 700-1000 gram/bulan
- TM II : 500-600 gram/bulan
2) Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan untuk menilai status perbaikan gizi disamping factor
berdasarkan umur menurut WHO dengan baku NCHS yaitu dengan cara
sampai tinggi maksimal dicapai, meningkat pesat pada usia bayi dan adolescent
dan berhenti pada usia 18-20 tahun (Marmi, 2015). Pertambahan panjang
3) Lingkar kepala
Dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan otak. Penilaian ini dapat dilihat
- 1 Bulan : 33 – 39
- 2 Bulan` : 35 – 41
- 3 Bulan : 37 – 43
- 4 Bulan : 38 – 44
- 5 Bulan : 39 – 45
- 6 Bulan : 40 – 46
- 9 Bulan : 42 – 48
- 11 Bulan : 43 – 49
b. Perkembangan
d. Menggenggam pensil
j. Tersenyum ketika melihat mainan atau gambar yang akan menarik saat
bermain sendiri
bersamaan
Bayi mengedipkan mata jika mendadak muncul sinar terang atau benda bergerak
b. Popular
Ketika mata digerakkan perlahan kekanan atau kekiri, mata akan tertinggal dan
a. Bersin
Respon spontan saluran nafas terhadap iritasi atau obstruksi, menetap seumur
hidup
b. Glabelar
Tepukan cepat pada glabela (jembatan hidung) menyebabkan mata tertutup kuat
a. Menghisap
Bayi mulai melakukan gerakan menghisap kuat di daerah sirkum oral sebagai
b. GAG (muntah)
Sentuhan atau goresan pada pipi sepanjang sisi mulut menyebabkan bayi
menolehkan kepala kearah sisi tersebut dan mulai menghisap, harus sudah
menghilang setelah 3-4 bulan. Namun bisa menetap sampai usia 12 bulan.
d. Ekstrusi
Apabila lidah disentuh atau ditekan, bayi berespon dengan mendorongnya
e. Menguap
f. Batuk
batuk, menetap seumur hidup, biasanya ada setelah hari pertama kelahiran
a. Menggenggam
Sentuhan pada telapak tangan atau kaki dekat dasar jari, menyebabkan fleksi
tangan dan jari kaki, genggaman tangan berkurang setelah usia 3 bulan, diganti
b. Babinsky reflek
Goresan sisi luar telapak kaki ke atas dari tumit sepanjang telapak kaki
setelah 1 tahun
Dorsofleksi cepat kaki dengan menyangga lutut pada posisi fleksi parsial,
tidak teraba
a. Moro reflek
Goyangan tiba-tiba atau perubahan keseimbangan akan menyebabkan ekstensi
dan abduksi mendadak ekskremitas dan jari megar dengan ibu jari dan telunjuk
b. Terkejut
Suara keras yang tiba-tiba akan menyebabkan abduksi lengan disertai fleksi siku,
c. Perez
Ketika bayi tengkurap di atas permukaan keras, ibu jari ditekankan sepanjang
tulang belakang dari sacrum ke leher, bayi akan berespon dengan menangis,
fleksi ekskremitas dan mengangkat pelvis serta kepala, lordosis tulang belakang,
dapat pula terjadi defekasi dan urinasi. Hilang pada usia 4-6 bulan
Apabila bayi ditengokan ke satu sisi, lengan dan tungkaiakan diekstensikan pada
sisi tersebut, sedangkan lengan dan tungkai sisi yang berlawanan difleksikan,
hilang pada usia 3-4 bulan, diganti dengan pemosisian yang simetris pada kedua
sisi tubuh
f. Menari/menghentak
Apabila bayi ditahan sehingga telapak kaki menyentuh permukaan keras akan
menghilang setelah usia 3-4 minggu, diganti dengan gerakan tak berarturan
g. Merangkak
h. Plasing
Apabila bayi dipegang tegak di bawah lengan dan sisi dorsal kaki diletakkan
mendadak di benda keras, seperti meja, tungkai akan diangkat seperti ketika kaki
1. Memberikan informasi hasil pemeriksaan bayi pada ibu dan keluarga bahwa kondisi
2. Memberikan konseling kepada ibu mengenai pemberian ASI yang baik dan benar,
ibu diharapkan mencuci tangan sebelum dan sesudah memberikan ASI kepada
bayinya, diupayakan posisi perut bayi sejajar dengan perut ibu atau saling
bersentuhan seluruh bagian hitam payudara atau areola dan putting susu harus
masuk kedalam perut bayi. Bila berhasil bayi terlihat nyaman dan tenang dalam
menyusu. Memberikan ASI dini dan eksklusif, salah satunya dengan menyusui
bayinya setiap 2-3 jam atau sesuka bayi bergantian antara payudara kanan dan kiri.
Hindari penggantian ASI (PASI) kecuali ada indikasi medis sampai bayi berusia 6
1) Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum, ini tandanya bayi
Kejang pada bayi baru lahir kadang sulit dibedakan dengan gerakan normal. Jika
melihat gejala/gerakan yang tidak biasa dan terjadi secara berulang-ulang (menguap,
putar, kaki seperti mengayuh sepeda) yang tidak berhenti jika bayi disentuh atau
3) Bayi lemah, bergerak hanya dipegang, ini tandanya bayi sakit berat
6) Pusar kemerahan sampai dinding perut, kondisi ini menandakan bahwa bayi
7) Demam (suhu tubuh lebih dari 37,5oC) atau tubuh teraba dingin (suhu tubuh bayi
8) Mata bayi bernanah banyak, ini dapat menyebabkan bayi menjadi buta
9) Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika kulit perut dicubit akan kembali lambat.
Ini menandakan bayi kekurangan cairan yang berat, bisa menyebabkan kematian
kuning pada bayi berbahaya jika muncul pada Hari pertama (kurang dari 24 jam)
setelah lahir. Ditemukan pada umur lebih dari 14 hari. Kuning sampai telapak tangan
atau kaki.
Usahakan bayi tetap hangat selama dalam perjalanan ke tempat pemeriksaan dengan
cara membungkus atau menyelimuti bayi dengan kain kering, hangat dan tebal.
Jangan meletakkan bayi di tepi jendela atau pintu kendaraan. Kalau memungkinkan
dapat pula dilakukan perawatan bayi melekat (Perawatan Metode Kangguru). Bayi
Asuhan Kebidanan Bayi pada By. Ny. A usia 6 hari Fisiologis di Puskesmas Parakan
Pembimbing CI
Tanggal : Subjektif : ibu mengatakan melahirkan anak keduanya pada tanggal 21 Desember 2020 jenis TTD Mahasiswa:
kelamin laki-laki dengan berat badan 3900 gr dan panjang 50 cm. Ny. A mengatakan
27-12-2020
keadaan bayinya baik, menyusu dalam sehari 12 kali, BAK 7-8 kali, BAB 4-5 kali, ibu
Pukul 09.00 WIB Darwati
ingin mengetahui tanda-tanda bahaya pada bayi.
No RM : Objektif : TTDCI:
Hasil : pemeriksaan baik tidak ditemukan permasalahan dan Ny.A merasa senang
Pendidikan : -
2. Memberi pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya pada bayi
Pekerjaan : -
Hasil : ibu memahami apa yang dijelaskan oleh Bidan.
Alamat : 3. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan bayinya dengan memandikan secara
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Pengkajian data subjektif pada bayi baru lahir 6 hari dikaji pola nutrisinya
bayi menyusu sesuai dengan kebutuhannya yaitu minimal setiap 2 jam atau sekitar
5-10 kali dalam sehari. Pada saat bayi berumur 4-5 hari warna feses berubah
menjadi kuning. Feses berwarna kuning adalah normal, karena menandakan bayi
mendapatkan ASI ekslusif dari foremilk sampai hindmilk, dan warna kuning yang
dihasilkan adalah karena proses pencernaan lemak yang dibantu oleh cairan
empedu (Marmi, 2015). Sedangkan untuk BAK warna urine yang pucat
menunjukkan bahwa asupan cairan bayi cukup. Dan dalam 2 minggu pertama
sampai usia 3 bulan bayi tidur selama 16-20 jam sehari yang dibagi menjadi 4-5
periode (Marmi, 2015). Pada kasus pola nutrisi By. Ny. A bayi minum ASI saja
setiap 2 jam sekali, pola eliminasi By. Ny. A pada buang air besar 4-5x/hari
berwarna kuning, lembek, untuk buang air kecil 7-8x/hari warna pucat, Nutrisi By.
Ny. A tercukupi terlihat pada terkajinya pola nutrisi dan pola elilminasi yang
normal, sesuai dengan teori dan By. Ny. A juga tidak ada masalah dengan
badan bayi umur 1 minggu berat badannya dapat turun sampai 10% dari berat
dengan teori karena berat badan By. Ny. A tetap yaitu 3900 gram dalam waktu 1
minggu. Hal ini menandakan nutrisi bayi terpenuhi. Pada kasus By. Ny. A juga
adanya tanda-tanda infeksi. Pada kasus, tali pusat By. Ny. A sudah puput Tali
pusat mulai kering dan mengkerut/mengecil dan akhirnya lepas setelah 6-10 hari
Penatalaksanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan usia bayi 6 hari yaitu
Bidan memberi pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya pada bayi kepada
Ny. A. Dimana tanda bahaya pada Bayi yaitu tidak mau menyusu atau
memuntahkan semua yang diminum, ini tandanya bayi terkena infeksi berat.
Kejang pada bayi baru lahir kadang sulit dibedakan dengan gerakan normal. Jika
mata berputar-putar, kaki seperti mengayuh sepeda) yang tidak berhenti jika bayi
disentuh atau dielus-elus, kemungkinan bayi kejang. Bayi lemah, bergerak hanya
dipegang, ini tandanya bayi sakit berat. Sesak nafas (frekuensi pernafasan 60
kali/menit atau lebih). Bayi merintih yang menandakan ia sedang mengalami sakit
berat. Pusar kemerahan sampai dinding perut, kondisi ini menandakan bahwa bayi
mengalami infeksi berat. Demam (suhu tubuh lebih dari 37,5oC) atau tubuh teraba
dingin (suhu tubuh bayi kurang dari 36,5 oC). Mata bayi bernanah banyak, ini
dapat menyebabkan bayi menjadi buta. Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika
kulit perut dicubit akan kembali lambat. Ini menandakan bayi kekurangan cairan
yang berat, bisa menyebabkan kematian. Kuning pada bayi berbahaya jika muncul
pada Hari pertama (kurang dari 24 jam) setelah lahir. Ditemukan pada umur lebih
dari 14 hari. Kuning sampai telapak tangan atau kaki. Bila menemukan tanda
bahaya pada bayi barulahir maka dianjurkan ibu untuk membawa bayinya ke
2 x sehari atau saat kotor. Dimana hal ini sesuai dengan teori bahwa memandikan
bayi 2 kali sehari untuk menjaga kebersihan serta mengantikan pakaian secara
rutin serta melakukan perawatan tali pusat agar tidak terjadi infeksi (Kemenkes
RI, 2018). Memastikan bayi mendapatkan cukup ASI dan memberikan ASI
secara Eksklusif. Dimana memberikan ASI dini dan eksklusif, salah satunya
dengan menyusui bayinya setiap 2-3 jam atau sesuka bayi bergantian antara
payudara kanan dan kiri. Hindari penggantian ASI (PASI) kecuali ada indikasi
medis sampai bayi berusia 6 bulan (Marmi, 2015). Melakukan dokumentasi pada
buku register. Dimana hal ini sesuai dengan teori kebidanan dokumentasi
kebidanan sangat penting bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan. Hal
pencatatan dan pelaporan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menuntut
tanggung jawab dan tanggung gugat dari berbagai permasalahan yang mungkin
dialami oleh klien berkaitan dengan pelayanan yang diberikan (Varney, 2019).
BAB V
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa dari kasus Bayi umur 6 hari Fisiologis yang telah
dilakukan didapatkan pemeriksaan menunjukan bahwa By. Ny. A sehat dan baik.
Hasil dari asuhan kebidanan yang dilakukan terhadap By. Ny. A umur 6 hari
Fisiologis sudah dilakukan sesuai dengan kebutuhan ibu hamil dan SOP yang berlaku
di Puskesmas.
B. SARAN
1. Bagi Ibu
2. Bagi Bidan
Arfiana, Arum Lusiana (2016). Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Rohima Press : Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik (2020). Angka Kematian Bayi (AKB atau IMR). Available at
:https://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/indikator/1160
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2019). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Avalable at :
https://jateng.bps.go.id/publication/2020/06/04/7cc72f7ad0473a35c595f0de/profil
-kesehatan-provinsi-jawa-tengah-2019.html
Dr. Setya Wandita (2020). Ikatan Dokter Anak Indonesia : Hipotermia pada Bayi Baru
Lahir. Available at : https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-
anak/hipotermia-pada-bayi-baru-lahir-kapan-harus-membawa-bayi-ke-dokter
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2019). Asuhan Kebidanan Bayi, Balita dan
Anak Pra Sekolah. Available at :
https://www.kemkes.go.id/resources/download/asuhan-kebidanan-bayi-balita-
anak-pra-sekolah
Marmi, Rahardjo K. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Varney, Helen (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Jiid 1. ECG : Jakarta