Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN CASE BASED DISCUSSION (CBD)

STASE BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH


ASUHAN KEBIDANAN BAYI PADA BY. NY. A USIA 6 HARI
FISIOLOGIS DI PUSKESMAS PARAKAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Dosen Pembimbing Pendidikan : ISTRI UTAMI SST,M Keb

Oleh :

( DARWATI – 2010106033)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM


PROFESI FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
HALAMAN PENGESAHAN

CASE BASED DISCUSSION (CBD)


STASE BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASUHAN KEBIDANAN BAYI PADA BY. NY. A USIA 6 HARI
FISIOLOGIS DI PUSKESMAS PARAKAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Temanggung, 15 Maret 2021

Pembimbing Pendidikan Preceptor Mahasiswa

Istri Utami,SST M Keb Isnaini S Darwati


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1

B. Tujuan ................................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori....................................................................................4

BAB III DOKUMENTASI SOAP

A. Dokumentasi SOAP dan Rencana Tindak Lanjut..............................8

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pembahasan......................................................................................11

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan.......................................................................................14

B. Saran.................................................................................................14

REFERENSI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2018 sebesar 8,37 per

1.000 kelahiran hidup. Kabupaten/kota dengan AKB terendah adalah Kota Surakarta

yaitu 2,8 per 1.000 kelahiran hidup dan tertinggi adalah Rembang (17 per 1.000

kelahiran hidup) (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2019). Masa bayi adalah

usia 0-11 bulan dan masa bayi dibagi 2 yaitu : Masa neonatal (usia 0-28 hari), masa

neonatal dini (usia 0-7 hari), masa neonatal lanjut (usia 8-28 hari), dan masa pasca

neonatal (28 hari–1 tahun). Pertumbuhan dan perkembangan pada masa–masa ini

adalah sangat menentukan untuk periode selanjutnya karena pada masa ini bayi dapat

menangkap dengan tajam pelajaran–pelajaran yang ia dapatkan untuk menstimulasi

saraf–saraf otaknya untuk berkembang secara pesat, sehingga sering dinamakan

periode keemasan, sehingga apabila rangsangan yang ia dapat optimal maka masa–

masa berikutnya pun akan dengan mudah di laluinya (Kemenkes RI, 2019).

Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai berumur 12 bulan. Menurut

psikologi, bayi adalah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga

18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa

(Marmi, 2015). Asuhan neonatus merupakan asuhan yang diberikan kepada neonatus

atau bayi baru lahir pada kondisi normal yang meliputi bagaimana bayi baru lahir

beradaptasi terhadap kehidupan di luar uterus, pencegahan infeksi, melakukan rawat

gabung, memberikan asuhan yang harus diberikan pada bayi ketika usua 2 – 6 hari,

asuhan bayi baru lahir 6 minggu pertama, bounding attachment serta asuhan bayi

sehari-hari dirumah. Pada kasus ini Bidan akan memberikan Asuhan Kebidanan

Bayi pada By. Ny. A usia 6 hari Fisiologis di Puskesmas Parakan


B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulis dapat mengaplikasikan teori dan praktik kedalam pengalaman nyata

yaitu melaksanakan asuhan kebidanan dengan memberikan asuhan kebidanan Bayi,

Balita dan Anak Pra Sekolah.

2. Tujuan Khusus

Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan persalinan dengan

menggunakan managemen kebidanan meliputi :

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada asuhan kebidanan Bayi, Balita

dan Anak Pra Sekolah.

b. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa pada asuhan kebidanan Bayi, Balita dan

Anak Pra Sekolah.

c. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan pada asuhan kebidanan Bayi, Balita

dan Anak Pra Sekolah.

d. Mahasiswa mampu melakukan pelaksanaan pada asuhan kebidanan Bayi, Balita

dan Anak Pra Sekolah.

e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada asuhan kebidanan Bayi, Balita dan

Anak Pra Sekolah.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Bayi

Masa bayi adalah usia 0-11 bulan dan masa bayi dibagi 2 yaitu : Masa neonatal

(usia 0-28 hari), masa neonatal dini (usia 0-7 hari), masa neonatal lanjut (usia 8-28 hari),

dan masa pasca neonatal (28 hari–1 tahun). Pertumbuhan dan perkembangan pada

masa–masa ini adalah sangat menentukan untuk periode selanjutnya karena pada masa

ini bayi dapat menangkap dengan tajam pelajaran–pelajaran yang ia dapatkan untuk

menstimulasi saraf–saraf otaknya untuk berkembang secara pesat, sehingga sering

dinamakan periode keemasan, sehingga apabila rangsangan yang ia dapat optimal maka

masa–masa berikutnya pun akan dengan mudah di laluinya (Kemenkes RI, 2019). Bayi

merupakan manusia yang baru lahir sampai berumur 12 bulan. Menurut psikologi, bayi

adalah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan.

Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa (Marmi, 2015).

Masa bayi (infancy) adalah usia 0 - 11 bulan, masa ini dibagi menjadi 2 periode yaitu :

1. Masa neonatal, umur 0 sampai 28 hari.

Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi

darah, serta mulainya berfungsi organ-organ. Masa neonatal dibagi menjadi 2

periode :

1) Masa neonatal dini (umur 0-7 hari)

2) Masa neonatal lanjut (umur 8-28 hari)

(Marmi , 2015).

2. Masa pasca neonatal (29 hari – 11 bulan)

Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung

secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf. Seorang bayi
sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit pertama yang

dikenalnya. Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi,

mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan

pendamping ASI sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat

pola asuh yang sesuai (Marmi, 2015).

B. Pertumbuhan dan Perkembangan

a. Pertumbuhan

1) Berat badan

Untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada

tubuh (tulang, otot, lemak, cairan tubuh) sehingga akan diketahui status gizi

anak atau tumbuh kembang anak. Kenaikan berat badan pada bayi cukup bulan

kembali pada hari ke 10, ( Marmi, 2015) kenaikan berat badan pada anak tahun

pertama kehidupan berkisar antara:

- TM I : 700-1000 gram/bulan

- TM II : 500-600 gram/bulan

- TM III : 350-450 gram/bulan

- TM IV : 250-350 gram/bulan ( Marmi, 2015)

Berat badan yang normal yakni :

- 1 Bulan : 3.0 - 4.3

- 2 Bulan : 3.6 - 5.2

- 3 Bulan : 4.2 - 6.0

- 4 Bulan : 5.7 - 6.7

- 5 Bulan : 5.3 - 7.3

- 6 Bulan : 5.8 - 7.8

- 7 Bulan : 6.2 - 8.3


- 8 Bulan : 6.6 - 8.8

- 9 Bulan : 7.0 - 9.2

- 10 Bulan : 7.3 - 9.5

- 11 Bulan : 7.6 - 9.9

(Kemenkes RI, 2019)

2) Tinggi badan

Pengukuran tinggi badan untuk menilai status perbaikan gizi disamping factor

genetic. Penilaian TB dapat dilakukan dengan sangat mudah dalam menilai

gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Penilaian TB dapat

berdasarkan umur menurut WHO dengan baku NCHS yaitu dengan cara

presentase dari median dengan penilaian ≥ 90 adalah normal, TB meningkat

sampai tinggi maksimal dicapai, meningkat pesat pada usia bayi dan adolescent

dan berhenti pada usia 18-20 tahun (Marmi, 2015). Pertambahan panjang

badan pada tahun pertama kehidupan berkisar antara:

- 1 Bulan : 49.8 – 54.6

- 2 Bulan` : 52.8 – 58.1

- 3 Bulan : 55.5 – 61.1

- 4 Bulan : 57.8 – 63.7

- 5 Bulan : 59.8 – 65.9

- 6 Bulan : 61.6 – 67.8

- 7 Bulan : 63.2 – 69.5

- 8 Bulan : 64.6 – 71.5

- 9 Bulan : 66.0 – 72.3

- 10 Bulan : 67.2 – 73.6


- 11 Bulan : 68.5 – 74.9

(Kemenkes RI, 2019)

3) Lingkar kepala

Dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan otak. Penilaian ini dapat dilihat

apabila pertumbuhan otak kecil (mikrosefal) maka menunjukkan adanya

retradasi mental, sebaliknya apabila otaknya besar (volume kepala meningkat)

akibat penyumbatan pada aliran cairan cerebrospinalis (Kemenkes RI, 2019)

- 1 Bulan : 33 – 39

- 2 Bulan` : 35 – 41

- 3 Bulan : 37 – 43

- 4 Bulan : 38 – 44

- 5 Bulan : 39 – 45

- 6 Bulan : 40 – 46

- 7 Bulan : 40.5 – 46.5

- 8 Bulan : 41.5 – 47.5

- 9 Bulan : 42 – 48

- 10 Bulan : 42.5 – 48.5

- 11 Bulan : 43 – 49

(Kemenkes RI, 2019)

b. Perkembangan

1. Umur 0-3 bulan

a. Mengangkat kepala setinggi 45◦

b. Menggerakkan kepala dari kiri atau kanan ke tengah

c. Melihat dan menatap wajah anda

d. Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh


e. Suka tertawa keras

f. Bereaksi terkejut terhadap suara keras

g. Membalas tersenyum ketika diajak berbicara atau tersenyum

h. Mengenal ibu dengan penglihatan

2. Umur 3-6 bulan

a. Berbalik dari telungkup ke telentang

b. Mengangkat kepala setinggi 90°

c. Mempertahankan posisi kepala tetap tegak danstabil

d. Menggenggam pensil

e. Meraih benda yang ada dalam jangkauannya

f. Memegang tangannya sendiri

g. Berusaha memperluas pandangan

h. Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil

i. Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik

j. Tersenyum ketika melihat mainan atau gambar yang akan menarik saat

bermain sendiri

3. Umur 6-9 bulan

a. Duduk (sikap tripoid-sendiri)

b. Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan

c. Merangkak meraih mainan atau mendekati sesorang

d. Memindahan benda dari satu tangan ke tangan lainnya

e. Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat yang

bersamaan

f. Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup

g. Bersuara tanpa arti ma-ma, ba-ba-ba, da-da-da, ta-ta-ta


h. Mencari mainan atau benda yang dijatuhkan

i. Bermain tepuk tangan atau cilukba

j. Bergembira dengan melempar benda

k. Makan kue sendiri

4. Umur 9-12 bulan

a. Mengangkat badannya ke posisi berdiri

b. Belajar berdiri selama 30 detikatau berpegangan di kursi

c. Dapat berjalan dengan dituntun

d. Mengulurkan lengan atau badan untuk meraih mainan yang diinginkan

e. Menggenggam erat pensil

f. Memasukkan benda ke mulut

g. Mengulang menirukan bunyi yang didengar

h. Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti

i. Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja

j. Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan

k. Sengang diajak bermain “CILUK BA”

l. Mengenal anggota keluarga , takut pada orang yang belum dikenal

. (Kemenkes RI, 2019)

C. Reflek-reflek Bayi Baru Lahir

1. Reflek pada Mata:

a. Berkedip atau reflek kornea

Bayi mengedipkan mata jika mendadak muncul sinar terang atau benda bergerak

mendekati kornea, menetap seumur hidup

b. Popular

Pupil berkontraksi jika disinari cahaya terang. Menetap seumur hidup


c. Mata boneka

Ketika mata digerakkan perlahan kekanan atau kekiri, mata akan tertinggal dan

tidak segera menyesuaikan ke posisi kepala yang baru, menghilang setelah

berkembang fiksasi, jika menetap menunjukkan adanya defisit neurologis

(Arfiana dan Arum, 2016)

2. Reflek pada Hidung:

a. Bersin

Respon spontan saluran nafas terhadap iritasi atau obstruksi, menetap seumur

hidup

b. Glabelar

Tepukan cepat pada glabela (jembatan hidung) menyebabkan mata tertutup kuat

(Arfiana dan Arum, 2016)

3. Reflek pada Mulut dan Tenggorokan

a. Menghisap

Bayi mulai melakukan gerakan menghisap kuat di daerah sirkum oral sebagai

respon terhadap rangsang, menetap selama masa bayi, meskipun tanpa

dirangsang, seperti saat tidur

b. GAG (muntah)

Rangsangan pada faring posterior oleh makanan, pengisapan, atau pemasukan

selang dapat menyebabkan GAG, menetap sepanjang hidup

c. Rooting reflek (+)

Sentuhan atau goresan pada pipi sepanjang sisi mulut menyebabkan bayi

menolehkan kepala kearah sisi tersebut dan mulai menghisap, harus sudah

menghilang setelah 3-4 bulan. Namun bisa menetap sampai usia 12 bulan.

d. Ekstrusi
Apabila lidah disentuh atau ditekan, bayi berespon dengan mendorongnya

keluar. Menghilang pada usia 4 bulan

e. Menguap

Respon spontan terhadap berkurangnya oksigen terhadap berkurangnya oksigen

dengan meningkatnya jumlah udara inspirasi, menetap seumur hidup

f. Batuk

Iritasi membran mukosa laring atau cabang trakheobronchial menyebabkan

batuk, menetap seumur hidup, biasanya ada setelah hari pertama kelahiran

(Kemenkes RI, 2019).

4. Reflek pada Ekskremitas

a. Menggenggam

Sentuhan pada telapak tangan atau kaki dekat dasar jari, menyebabkan fleksi

tangan dan jari kaki, genggaman tangan berkurang setelah usia 3 bulan, diganti

dengan gerakan volunteer, genggaman kaki berkurang pada usia 8 bulan

b. Babinsky reflek

Goresan sisi luar telapak kaki ke atas dari tumit sepanjang telapak kaki

menyebabkan jari-jari kaki hiperekstensi dan haluks dorsofleksi, menghilang

setelah 1 tahun

c. Klonnus pergelangan kaki

Dorsofleksi cepat kaki dengan menyangga lutut pada posisi fleksi parsial,

menghasilkan satu atau dua gerakan bergelombang (denyut) akhirnya denyut

tidak teraba

(Arfiana dan Arum, 2016)

5. Reflek pada Seluruh Tubuh

a. Moro reflek
Goyangan tiba-tiba atau perubahan keseimbangan akan menyebabkan ekstensi

dan abduksi mendadak ekskremitas dan jari megar dengan ibu jari dan telunjuk

membentuk huruf C, diikuti fleksi, bayi mungkin menangis. Menghilang setelah

3-4 bulan, biasanya paling kuat selama 2 bulan pertama

b. Terkejut

Suara keras yang tiba-tiba akan menyebabkan abduksi lengan disertai fleksi siku,

tangan tetap menggenggam, hilang pada usia 4 bulan

c. Perez

Ketika bayi tengkurap di atas permukaan keras, ibu jari ditekankan sepanjang

tulang belakang dari sacrum ke leher, bayi akan berespon dengan menangis,

fleksi ekskremitas dan mengangkat pelvis serta kepala, lordosis tulang belakang,

dapat pula terjadi defekasi dan urinasi. Hilang pada usia 4-6 bulan

d. Tonus leher asimetris

Apabila bayi ditengokan ke satu sisi, lengan dan tungkaiakan diekstensikan pada

sisi tersebut, sedangkan lengan dan tungkai sisi yang berlawanan difleksikan,

hilang pada usia 3-4 bulan, diganti dengan pemosisian yang simetris pada kedua

sisi tubuh

e. Inkurvasi batang tubuh (gallant)

Membelai punggung bayi sepanjang tulang belakang akan menyebkan panggul

bergerak ke sisi yang dirangsang, hilang pada usia 4 minggu

f. Menari/menghentak

Apabila bayi ditahan sehingga telapak kaki menyentuh permukaan keras akan

terjadi fleksi dan ekstensi berganti-ganti dari tungkai seolah-olah berjalan,

menghilang setelah usia 3-4 minggu, diganti dengan gerakan tak berarturan
g. Merangkak

Bila ditengkurapkan bayi akan melakukan gerakan merangkak dengan lengan

dan tungkai, menghilang sekitar usia 6 minggu

h. Plasing

Apabila bayi dipegang tegak di bawah lengan dan sisi dorsal kaki diletakkan

mendadak di benda keras, seperti meja, tungkai akan diangkat seperti ketika kaki

akan melangkah di meja, usia menghilangnya sangat bervariasi

(Arfiana dan Arum, 2016)

D. Penatalaksanaan Bayi 6 Hari

1. Memberikan informasi hasil pemeriksaan bayi pada ibu dan keluarga bahwa kondisi

bayinya dalam keadaan sehat.

2. Memberikan konseling kepada ibu mengenai pemberian ASI yang baik dan benar,

ibu diharapkan mencuci tangan sebelum dan sesudah memberikan ASI kepada

bayinya, diupayakan posisi perut bayi sejajar dengan perut ibu atau saling

bersentuhan seluruh bagian hitam payudara atau areola dan putting susu harus

masuk kedalam perut bayi. Bila berhasil bayi terlihat nyaman dan tenang dalam

menyusu. Memberikan ASI dini dan eksklusif, salah satunya dengan menyusui

bayinya setiap 2-3 jam atau sesuka bayi bergantian antara payudara kanan dan kiri.

Hindari penggantian ASI (PASI) kecuali ada indikasi medis sampai bayi berusia 6

bulan (Marmi, 2015)

3. Memberitahu tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu:

1) Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum, ini tandanya bayi

terkena infeksi berat


2) Bayi kejang

Kejang pada bayi baru lahir kadang sulit dibedakan dengan gerakan normal. Jika

melihat gejala/gerakan yang tidak biasa dan terjadi secara berulang-ulang (menguap,

mengunyah, menghisap, mata berkedip-kedip, mata mendelik, bola mata berputar-

putar, kaki seperti mengayuh sepeda) yang tidak berhenti jika bayi disentuh atau

dielus-elus, kemungkinan bayi kejang

3) Bayi lemah, bergerak hanya dipegang, ini tandanya bayi sakit berat

4) Sesak nafas (frekuensi pernafasan 60 kali/menit atau lebih)

5) Bayi merintih yang menandakan ia sedang mengalami sakit berat

6) Pusar kemerahan sampai dinding perut, kondisi ini menandakan bahwa bayi

mengalami infeksi berat

7) Demam (suhu tubuh lebih dari 37,5oC) atau tubuh teraba dingin (suhu tubuh bayi

kurang dari 36,5oC)

8) Mata bayi bernanah banyak, ini dapat menyebabkan bayi menjadi buta

9) Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika kulit perut dicubit akan kembali lambat.

Ini menandakan bayi kekurangan cairan yang berat, bisa menyebabkan kematian

10) Kulit bayi terlihat kuning

kuning pada bayi berbahaya jika muncul pada Hari pertama (kurang dari 24 jam)

setelah lahir. Ditemukan pada umur lebih dari 14 hari. Kuning sampai telapak tangan

atau kaki.

Penting Diperhatikan Ketika Membawa Bayi Ke Fasilitas Kesehatan.

Usahakan bayi tetap hangat selama dalam perjalanan ke tempat pemeriksaan dengan

cara membungkus atau menyelimuti bayi dengan kain kering, hangat dan tebal.

Jangan meletakkan bayi di tepi jendela atau pintu kendaraan. Kalau memungkinkan
dapat pula dilakukan perawatan bayi melekat (Perawatan Metode Kangguru). Bayi

terus disusui selama dalam perjalanan (Kemenkes RI, 2020).

4. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindakan.


BAB III

DOKUMENTASI SOAP DAN RENCANA TINDAK LANJUT

Asuhan Kebidanan Bayi pada By. Ny. A usia 6 hari Fisiologis di Puskesmas Parakan

Deskripsi Kegiatan Responsi TTD

Pembimbing CI

Tanggal : Subjektif : ibu mengatakan melahirkan anak keduanya pada tanggal 21 Desember 2020 jenis TTD Mahasiswa:

kelamin laki-laki dengan berat badan 3900 gr dan panjang 50 cm. Ny. A mengatakan
27-12-2020
keadaan bayinya baik, menyusu dalam sehari 12 kali, BAK 7-8 kali, BAB 4-5 kali, ibu
Pukul 09.00 WIB Darwati
ingin mengetahui tanda-tanda bahaya pada bayi.

No RM : Objektif : TTDCI:

-KU : baik , Kesadaran : Composmentis , JK = Laki-laki


20.1209
BB = 3900 gram , PB = 50 cm , LK = 33 cm , LD = 32 cm , LILA = 11 cm , Nadi = 132
Identitas Pasien : x/m , Respirasi = 44 x/m , suhu = 36,5 C, tali pusat sudah kering (lepas)

Nama : By. Ny. A Analisa : TTD


By.Ny.A usia 6 hari Fisiologis
Umur : 6 hari Pembimbing PKK
Agama : Islam Penatalaksanaan :

Suku : Jawa 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada Ny. A

Hasil : pemeriksaan baik tidak ditemukan permasalahan dan Ny.A merasa senang
Pendidikan : -
2. Memberi pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya pada bayi
Pekerjaan : -
Hasil : ibu memahami apa yang dijelaskan oleh Bidan.

Alamat : 3. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan bayinya dengan memandikan secara

Wanutengah, rutin, mengganti pakaian minimal 2 x sehari atau saat kotor.

Hasil : Ibu bersedia mengikuti anjuran


Parakan
4. Memastikan bayi mendapatkan cukup ASI dan memberikan ASI secara Eksklusif
No.Hp: - Hasil : By. Ny. A Mendapatkan ASI yang cukup, By. Ny. A Menyusu 12 kali

sehari atau setiap 2 jam sekali

5. Melakukan dokumentasi pada buku register.

Hasil : telah dilakukan dokumentasi pada buku register.


BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Asuhan Kebidanan Bayi pada By. Ny. A Umur 6 hari Fisiologis

setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 27 Desember 2020 didapatkan :

Pengkajian data subjektif pada bayi baru lahir 6 hari dikaji pola nutrisinya

bayi menyusu sesuai dengan kebutuhannya yaitu minimal setiap 2 jam atau sekitar

5-10 kali dalam sehari. Pada saat bayi berumur 4-5 hari warna feses berubah

menjadi kuning. Feses berwarna kuning adalah normal, karena menandakan bayi

mendapatkan ASI ekslusif dari foremilk sampai hindmilk, dan warna kuning yang

dihasilkan adalah karena proses pencernaan lemak yang dibantu oleh cairan

empedu (Marmi, 2015). Sedangkan untuk BAK warna urine yang pucat

menunjukkan bahwa asupan cairan bayi cukup. Dan dalam 2 minggu pertama

sampai usia 3 bulan bayi tidur selama 16-20 jam sehari yang dibagi menjadi 4-5

periode (Marmi, 2015). Pada kasus pola nutrisi By. Ny. A bayi minum ASI saja

setiap 2 jam sekali, pola eliminasi By. Ny. A pada buang air besar 4-5x/hari

berwarna kuning, lembek, untuk buang air kecil 7-8x/hari warna pucat, Nutrisi By.

Ny. A tercukupi terlihat pada terkajinya pola nutrisi dan pola elilminasi yang

normal, sesuai dengan teori dan By. Ny. A juga tidak ada masalah dengan

istirahatnya, hal ini menunjukkan bahwa bayi nyaman.Pada pemeriksaan berat

badan bayi umur 1 minggu berat badannya dapat turun sampai 10% dari berat

badan awal (Kemenkes RI, 2019). Namun kenyataannya terdapat kesenjangan

dengan teori karena berat badan By. Ny. A tetap yaitu 3900 gram dalam waktu 1

minggu. Hal ini menandakan nutrisi bayi terpenuhi. Pada kasus By. Ny. A juga

hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan/minuman lain. Pada


pemeriksaan abdomen dilakukan pemeriksaan tali pusat untuk memastikan tidak

adanya tanda-tanda infeksi. Pada kasus, tali pusat By. Ny. A sudah puput Tali

pusat mulai kering dan mengkerut/mengecil dan akhirnya lepas setelah 6-10 hari

(Kemenkes RI, 2018).

Penatalaksanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan usia bayi 6 hari yaitu

Bidan memberi pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya pada bayi kepada

Ny. A. Dimana tanda bahaya pada Bayi yaitu tidak mau menyusu atau

memuntahkan semua yang diminum, ini tandanya bayi terkena infeksi berat.

Kejang pada bayi baru lahir kadang sulit dibedakan dengan gerakan normal. Jika

melihat gejala/gerakan yang tidak biasa dan terjadi secara berulang-ulang

(menguap, mengunyah, menghisap, mata berkedip-kedip, mata mendelik, bola

mata berputar-putar, kaki seperti mengayuh sepeda) yang tidak berhenti jika bayi

disentuh atau dielus-elus, kemungkinan bayi kejang. Bayi lemah, bergerak hanya

dipegang, ini tandanya bayi sakit berat. Sesak nafas (frekuensi pernafasan 60

kali/menit atau lebih). Bayi merintih yang menandakan ia sedang mengalami sakit

berat. Pusar kemerahan sampai dinding perut, kondisi ini menandakan bahwa bayi

mengalami infeksi berat. Demam (suhu tubuh lebih dari 37,5oC) atau tubuh teraba

dingin (suhu tubuh bayi kurang dari 36,5 oC). Mata bayi bernanah banyak, ini

dapat menyebabkan bayi menjadi buta. Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika

kulit perut dicubit akan kembali lambat. Ini menandakan bayi kekurangan cairan

yang berat, bisa menyebabkan kematian. Kuning pada bayi berbahaya jika muncul

pada Hari pertama (kurang dari 24 jam) setelah lahir. Ditemukan pada umur lebih

dari 14 hari. Kuning sampai telapak tangan atau kaki. Bila menemukan tanda

bahaya pada bayi barulahir maka dianjurkan ibu untuk membawa bayinya ke

fasilitas kesehatan (Kemenkes RI, 2020). Menganjurkan ibu untuk menjaga


kebersihan bayinya dengan memandikan secara rutin, mengganti pakaian minimal

2 x sehari atau saat kotor. Dimana hal ini sesuai dengan teori bahwa memandikan

bayi 2 kali sehari untuk menjaga kebersihan serta mengantikan pakaian secara

rutin serta melakukan perawatan tali pusat agar tidak terjadi infeksi (Kemenkes

RI, 2018). Memastikan bayi mendapatkan cukup ASI dan memberikan ASI

secara Eksklusif. Dimana memberikan ASI dini dan eksklusif, salah satunya

dengan menyusui bayinya setiap 2-3 jam atau sesuka bayi bergantian antara

payudara kanan dan kiri. Hindari penggantian ASI (PASI) kecuali ada indikasi

medis sampai bayi berusia 6 bulan (Marmi, 2015). Melakukan dokumentasi pada

buku register. Dimana hal ini sesuai dengan teori kebidanan dokumentasi

kebidanan sangat penting bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan. Hal

ini karena asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien membutuhkan

pencatatan dan pelaporan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menuntut

tanggung jawab dan tanggung gugat dari berbagai permasalahan yang mungkin

dialami oleh klien berkaitan dengan pelayanan yang diberikan (Varney, 2019).
BAB V

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisa dari kasus Bayi umur 6 hari Fisiologis yang telah

dilakukan didapatkan pemeriksaan menunjukan bahwa By. Ny. A sehat dan baik.

Hasil dari asuhan kebidanan yang dilakukan terhadap By. Ny. A umur 6 hari

Fisiologis sudah dilakukan sesuai dengan kebutuhan ibu hamil dan SOP yang berlaku

di Puskesmas.

B. SARAN

1. Bagi Ibu

Diharapkan untuk menjaga kebersihan serta mengantikan pakaian secara rutin

serta melakukan perawatan tali pusat agar tidak terjadi infeksi.

2. Bagi Bidan

Diharapkan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan evidence based

agar tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktik sehinggamampu

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan serta mampu meningkatkan derajat

kesehatan bagi ibu dan anak.


DAFTAR PUSTAKA

Arfiana, Arum Lusiana (2016). Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Rohima Press : Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik (2020). Angka Kematian Bayi (AKB atau IMR). Available at
:https://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/indikator/1160

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2019). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Avalable at :
https://jateng.bps.go.id/publication/2020/06/04/7cc72f7ad0473a35c595f0de/profil
-kesehatan-provinsi-jawa-tengah-2019.html

Dr. Setya Wandita (2020). Ikatan Dokter Anak Indonesia : Hipotermia pada Bayi Baru
Lahir. Available at : https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-
anak/hipotermia-pada-bayi-baru-lahir-kapan-harus-membawa-bayi-ke-dokter

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2019). Asuhan Kebidanan Dalam Neonatus.


Available at : https://artikel/asuhan-kebidanan-dalam-neonatus

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2019). Kematian Maternal dan Neonatal di


Indonesia. Available at : https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-
terkini/rakerkesnas-2019/SESI%20I/Kelompok%201/1-Kematian-Maternal-dan-
Neonatal-di-Indonesia.pdf

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2019). Asuhan Kebidanan Bayi, Balita dan
Anak Pra Sekolah. Available at :
https://www.kemkes.go.id/resources/download/asuhan-kebidanan-bayi-balita-
anak-pra-sekolah

Marmi, Rahardjo K. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar

Sawitry, Puput Kurnia Sari, Putri Kusumawardhani (2019). Pelaksanaan Inisiasi


Menyusi Dini (IMD) Untuk Meningkatkan Suhu Tubuh Bayi Baru Lahir.
Available at :
https://www.researchgate.net/publication/338552402_Pelaksanaan_Inisiasi_Meny
usu_Dini_IMD_Untuk_Meningkatkan_Suhu_Tubuh_Bayi_Baru_Lahir

Varney, Helen (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Jiid 1. ECG : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai