DISUSUN OLEH :
Levira Zani
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................................ 2
BAB II. TINJAUAN TEORI................................................................................... 3
BAB III. DOKUMENTASI SOAP DAN RENCANA TINDAK LANJUT......... 12
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................... 17
BAB V SIMPULAN................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ovum yang dilannjutkan dengan nidasi atau implantasi. bila dihitung dari saat
jadi kehamilan juga terbagi menjadi tiga trimester dimana trimester pertama
berlangsung dari konsepsi sampai tiga bulan (0-12 minggu), trimester kedua
dimulai dari bulan keempat sampai enam bulan (13-28 minggu), trimester
ketiga dari bulan tujuh sampai sembilan bulan (29-42 minggu) (Fatimah &
Nuryaningsih, 2017).
janin. dalam hal ini komplikasi dan penyulit dapat dicegah melalui
tanda tidak pasti kehamilan, tanda pasti kehamilan. tanda tidak pasti
sering buang air kecil, konstipasi, perubahan berat badan, perubahan warna
1
2
kontraksi uterus dan pemeriksaan tes biologis kehamilan. dan tanda pasti
kehamilan meliputi gerakan janin dalam rahim terlihat dan teraba, bagian-
bagian janin teraba, dan adanya denyut jantung janin (Dartiwen & Yati
Nurhayati, 2019).
satunya adalah faktor ibu yaitu umur ibu, paritas, usia kehamilan, tingkat
medis, status gizi ibu dan riwayat abortus (Jernita Megawati, Riko Dan Yeni,
2017 ).
kehamilan berlanjut janin yang dilahirkan oleh ibu akan berakibat buruk
dan Intrauterine Growth Restriction (IUGR) dapat terjadi. Hal ini juga
Apabila Abortus Imminens tidak diberi penanganan yang tepat dan sesuai
juga diberi penangan yang tepat maka bisa saja terjadi kematian pada ibu yang
dapat oleh ibu baik di praktek umum maupun di fasilitas kesehatan lainnya
mengenai alasan mengapa abortus terjadi serta akibatnya pada kehamilan yang
akan datang
meninggal untuk setiap 100.000 aborsi yang tidak aman dinegara maju.
100.000 aborsi yang tidak aman. Menurut data dan informasi profil kesehatan
hamil. dari keseluruhan diatas sebagian besar terjadi di provinsi jawa barat dan
jawa timur yaitu 16% dan 12 %. ibu yang mengalami abortus (kemenkes ri,
2020).
vagina sebelum usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang
dari 500 gram. abortus dapat dibagi menjadi dalam beberapa macam yaitu
(Prawirohardjo, s, 2016).
Komplikasi yang sering kali terjadi pada awal kehamilan yaitu abortus
imminens yang ditandai dengan adanya perdarahan dari uterus sebelum usia
keluarnya flek dari kemaluan yang disertai dengan mulas ringan seperti pada
kekurangan zat besi. karena kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat
mengatasi perdarahan. karena perdarahan yang tidak teratasi dengan cepat dan
B. Tujuan
sistematis.
BAB II
TINJAUAN TEORI
selanjutnya.
dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-
1. Faktor genetic
juga berupa gen yang abnormal, mungkin karena mutasi gen yang bisa
2. Faktor endometrium
Gizi ibu berkurang karena anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan.
6
7
3. Faktor lingkungan
b. Trauma fisik
c. Polyp
a. Perdarahan sedikit
(Uliyah, 2016).
1. Lakukan penilaian secara tepat mengenai keadaan umum pasien dan TTV.
- Ibu mengatakan baik dari keluarga ibu maupun suami tidak ada yang Akademik PKK
10
11
3. Pemeriksaan Khusus
a. Obstetrik
1) Abdoment
a) Inspeksi : taa
b) Palpasi :
L1 : (+)
LII : ballotement (+)
LIII : ballotement (+),
LIV : ballotement (+)
nyeri tekan atas sympisis (+)
c) Auskultasi :-
b. Gynekologi
1) Kongenital
(a) Inspeksi : fluksus (+), darah (+), Lendir (-), Warna coklat
13
kehitaman
(b) Inspekulo : vagina tak terkaji, porsio tidak ada pembukaan
(c) VT : tidak ada pembukaan, portio tegang, tidak ada penonjolan
fornix posterior
4. Pemeriksaan penunjang
Hb= 12,8 gr%
Protein urin (-)
Golongan darah : O
Anti HIV: non reaktif
5. Terapi saat ini :
- Infus RL 20 tpm
- Preabor 1 X1 tab
Analisa :
Ny.N G1P00000 Usia 18 tahun umur Kehamilan 12 Minggu Dgn Abortus
Imminens
Penatalaksanaan :
1. Memberi tahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu mengalami abortus
imminens atau ancaman keguguran. Namun ibu tidak perlu khawatir dan
14
PEMBAHASAN
kepada ibu bahwa ibu mengalami abortus imminens atau ancaman keguguran.
Namun ibu tidak perlu khawatir dan cemas karena janin masih bisa dipertahankan.
Menjelaskan pada ibu bahwa ibu perlu rawat inap di Puskesmas Maesanagar
keadaaan ibu bisa terpantau dengan baik oleh dokter Menjelaskan kepada ibu
pentingnya bedrest total atau tirah baring di tempat tidur serta mengurangi
aktivitas baik itu duduk, pergi kekamar mandi maupun aktivitas lainya,
menganjurkan ibu agar tetap berbaring di tempat tidur Kolaborasi dengan dokter
dengan cara menjelaskan keadaan pasien saat kunjungan dokter dan meminta
terapi obat yang sesuai. Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan
tindakan di RM. Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda resiko abortus dan ibu harus
segera pergi ke petugas untuk periksa ( nyeri perut yang hebat, keluar darah dari
kemaluan) Mengobservasi keadaan umum dan tanda vital ibu dengan melakukan
pemeriksaaan TTV.
Ibu merupakan wanita hami usia muda yakni 18 tahun. Hal ini sesuai
15
16
muda, dimana kehamilan yang terjadi diusia muda tanpa adanya persiapan akan
mengakibatkan stress pada ibu, dalam hal ini juga akan menyebabkan kondisi
tidaka stabil dan tidak terpelihara dengan baik yang menjadi peluang abortus
meningkat setiap tahunnya. Dari ibu hamil dengan usia 35 tahun, 42,9%
tahun. Hal tersebut dikarenakan pada usia 35 tahun rawan akan hamil terjadi pada
ibu, dalam hal ini juga ibu akan kehilangan kasih sayangnya karena sebelumnya
Penelitian sejalan dilakukan juga dengan Mariani 2017, dengan judul factor-
Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh. Dari hasil penelitian
yang dilakukan, ia mendaptkan hubungan antara usia ibu yang hamil dengan
Abortus, dengan nilai P-value – 0.032. Pada tahun 2010 di RSUD Bekasi seorang
peneliti juga yang bernama Royani Chairiyah dengan judul Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Ibu Hamil dengan Abortus juga menyatakan hal sama, yaitu antara
usia ibu dengan abortus memiliki hubungana yang bermakna. Sejalan dengan
penelitian Kusniati di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kabupaten Banyumas Pada
Tahun 2007. Dengan nilai P-value – 0.000. Wanita dengan usia dibawah 20 tahun
belum memiliki kematangan secara fisik dan mental, juga organ-organ reproduksi
mereka belum cukup matang untuk melalui proses melahirkan, hal tersebut sangat
mempengaruhi proses pertumbuhan janin oleh sebab itu wanita dibawah 20 tahun
tidak disarankan untuk hamil. Hal demikian juga untuk wanita diatas 35 tahun,
17
alat reproduksi mereka tidak sanggup lagi yang sangat memungkinkan abortus
terjadi
BAB V
SIMPULAN
imminens, bidan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
abortus imminens yaitu sesuai evidance base yaitu dengan Memberi tahu hasil
pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu mengalami abortus imminens atau ancaman
keguguran. Namun ibu tidak perlu khawatir dan cemas karena janin masih bisa
dipertahankan. Menjelaskan pada ibu bahwa ibu perlu rawat inap di Puskesmas
Maesanagar keadaaan ibu bisa terpantau dengan baik oleh dokter Menjelaskan
kepada ibu pentingnya bedrest total atau tirah baring di tempat tidur serta
mengurangi aktivitas baik itu duduk, pergi kekamar mandi maupun aktivitas
lainya, menganjurkan ibu agar tetap berbaring di tempat tidur Kolaborasi dengan
dokter dengan cara menjelaskan keadaan pasien saat kunjungan dokter dan
meminta terapi obat yang sesuai. Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan
abortus dan ibu harus segera pergi ke petugas untuk periksa ( nyeri perut yang
hebat, keluar darah dari kemaluan) Mengobservasi keadaan umum dan tanda vital
18
DAFTAR PUSTAKA
Dartiwen, Y. N. (2019). Asuhan Kebidanan pad kehamilan (A. A.C (ed.); kesatu).
ANDI.
Prawirohardjo, S. (2016). Ilmu kebidanan (S. (K) Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin,
MPH (ed.); empat). PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Rangkuti, L. F., Sanusi, S. R., & Lutan, D. (2019). Penyakit Ibu Terhadap
Kejadian Abortus Imminens Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Padangsidimpuan. Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan, 3(1), 29. https://doi.org/10.24912/jmstkik.v3i1.1793
Wahyu. (2019). Deteksi Risiko Tinggi Kehamilan Pada Pelayanan ANC Terpadu
di Puskesmas Bendo Kabupaten Kediri. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(2),
240. https://doi.org/10.25077/jka.v7i2.808