Oleh:
1. MALIHAH 19210100053
2. SRI HAYATI 19210100060
3. ITA ROSIAWATI 19210200094
4. SUHERNI 19210200067
5. AMELIA GUSTIANINGSIH 19210200073
6. MIMI SUNJAYANTI 19210200051
7. MAISYAROH 19210200111
8. SRI WAHYUNI 19210200024
9. NUNUK RAYASARI 19210200089
dengan judul:
LAPORAN STASE 6
OLEH :
1. MALIHAH 19210100053
2. SRI HAYATI 19210100060
3. ITA ROSIAWATI 19210200094
4. SUHERNI 19210200067
5. AMELIA GUSTIANINGSIH 19210200073
6. MIMI SUNJAYANTI 19210200051
7. MAISYAROH 19210200111
8. SRI WAHYUNI 19210200024
9. NUNUK RAYASARI 19210200089
Mengetahui,
NIDN : 0317119401
LEMBAR PENGESAHAN
dengan judul:
LAPORAN STASE 6
OLEH :
1. MALIHAH 19210100053
2. SRI HAYATI 19210100060
3. ITA ROSIAWATI 19210200094
4. SUHERNI 19210200067
5. AMELIA GUSTIANINGSIH 19210200073
6. MIMI SUNJAYANTI 19210200051
7. MAISYAROH 19210200111
8. SRI WAHYUNI 19210200024
9. NUNUK RAYASARI 19210200089
Telah dipresentasikan pada tanggal 29 bulan Juni tahun 2022 di hadapan tim penguji
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju
Menyetujui,
KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi Dini
Agus Santi Br. G., S.ST, M.Kes. Fanni Hanifa, S.ST, M.Keb
NIDN.0317088406 NIDN. 0307039201
Mengesahkan,
Dosen Penanggung Jawab Stase
NIDN : 0317119401
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, penyusunan Laporan Kelompok Praktik Manajemen Pelayanan
Kebidanan Berbasis Fasilitas Pelayanan ini dapat diselesaikan. Laporan kegiatan ini
merupakan hasil analisis SWOT mengenai pelayanan kebidanan di Puskesmas
Bojong Kabupaten Pandeglang Banten
Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat dirumuskan solusi alternatif yang dapat
diimplementasikan demi perbaikan upaya kesehatan di Puskesmas tersebut.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu masalah kesehatan di Indonesia adalah tingginya angka
kematian ibu, hal ini perlu mendapat perhatian dengan melaksanakan program
perbaikan dan peningkatan kesehatan ibu melalui Program Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA). Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator
keberhasilan layanan suatu negara. Menurut data World Health Organization
(WHO) 99% kematian maternal terjadi di negara berkembang. Angka
kematian ibu tidak bisa dielakkan menunjukkan angka yang cukup tinggi,
terhitung pada tahun 2015 sekitar 305 wanita didunia meninggal karena
kehamilan dan persalinan, angka ini mengalami penurunan sebesar 43% dari
perkiraan 532.000 pada tahun 1990.1 Jumlah kematian ibu di Indonesia tahun
2019 mengalami penurunan dari 4.226 menjadi 4.221 kematian ibu. Penyebab
kematian ibu terbanyak adalah perdarahan 30,3% (1.280 kasus), hipertensi
dalam kehamilan 25,3% (1.066 kasus), infeksi 4,9 (207 kasus), gangguan
system peredaran darah 4,7% (200 kasus), gangguan metabolik 3,7% (157
kasus), partus lama 145 kasus (3,4%), letak sungsang 3,1% (129 kasus), lain-
lain 24,6% (1.037 kasus).1
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mampu melakukan Manajemen Pengelolaan Pelayanan Kebidanan
Berbasis Fasilitas Pelayanan di Puskesmas Bojong Kabupaten Pandeglang Banten
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan analisis SWOT Manajemen Pengelolaan
Kehamilan di Puskesmas Bojong Kabupaten Pandeglang Banten
b. Mampu melakukan analisis SWOT Manajemen Pengelolaan
Pertolongan Persalinan di Puskesmas Bojong Kabupaten Pandeglang
Banten
c. Mampu melakukan analisis SWOT Manajemen Pengelolaan Nifas di
Puskesmas Bojong Kabupaten Pandeglang Banten
d. Mampu melakukan analisis SWOT Manajemen Pengelolaan Bayi di
Puskesmas Bojong Kabupaten Pandeglang Banten
e. Mampu melakukan analisis SWOT Manajemen Pengelolaan KB di
Puskesmas Bojong Kabupaten Pandeglang Banten
C. MANFAAT
Dari hasil kegiatan Manajemen Pengelolaan Pelayanan Kebidanan
Berbasis Fasilitas Pelayanan kepada Puskesmas Bojong Kabupaten Pandeglang
Banten dapat di pertimbangkan untuk diterapkan di Puskesmas Bojong
Kabupaten Pandeglang Banten sehingga pelaksanaan pelayanan bisa lebih
optimal.
D. RUANG LINGKUP
Laporan praktik klinik kebidanan praktik manajemen pengelolaan
pelayanan kebidanan berbasis fasilitas pelayanan di Puskesmas Bojong
Kabupaten Pandeglang Banten. Ini menyajikan gambaran umum pelaksanaan
dan pengelolaan manajemen pelayanan kebidanan Praktik Manajemen
Pengelolaan Pelayanan Kebidanan Berbasis Fasilitas Pelayanan di Puskesmas
Bojong Kabupaten Pandeglang Banten. Pelaksanaan pengelolaan manajemen di
mulai dari pengumpulan data sekunder dan primer lewat wawancara lalu
analisis data dengan menggunakan analisis SWOT sampai dengan
memasukan ke matriks penilaian agar bisa memberikan asuhan kebidanan
kepada klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak,
kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider. Dalam rangka
meningkatan kesehatan ibu melalui Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Bidan sebagai seorang pemberi layanan Kesehatan Ibu dan Anak harus dapat
melaksanakan pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang
baik. Manajemen pengelolaan pelayanan kebidanan dilakukan dengan
menggunakan analisis SWOT untuk menerapkan keterampilan sebagai
seorang bidan dalam melakukan pengelolaan pelayanan kebidanan,
menganalisis sehingga dapat membuat keputusan secara tepat dalam
pengelolaan pelayanan kebidanan di Puskesmas Bojong Kabupaten Pandeglang
Banten bulan Juni 2022.
BAB II
Lantai 1 Lantai 2
Ruang Bersalin
Ruang KIA/KB
Ruang UGD
Ruang Nifas
Ruang Medrek Ruang Sterilisasi
Ruang Konseling
Ruang Vaksin (Kespro,HIV,Yankestrad,santasi)
KM Petugas Mushola
Ruang Perkantoran
Ruang Gudang
Ruang Aula
Ruang Pantry
UPT Puskesmas Bojong merupakan tempat pelayanan kesehatan milik pemerintah
daerah dan memiliki ijin operasional dari pemerintah Kabupaten Pandeglang dan dari
Pemerintah Pusat.
2. Letak Geografis
Puskesmas Bojong merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten
Pandeglang, yang berada di wilayah kecamatan Bojong dan memiliki jarak
sekitar 30 Km dari ibu kota Kabupaten Pandeglang, yang berbatasan langsung
dengan Kabupaten Lebak. Wilayah Puskesmas bojong secara geografis terletak
antara 643’16,5’’ - 6 45’23’’ lintang selatan dan 10530’03’’ - 10532’02’’ bujur
timur dengan luas daerah 50,72 km atau sebesar 14,7 % dari luas kabupaten
pandeglang. Wilayah binaan Puskesmas Bojong merupakan daerah pesawahan
dan perkebunan kelapa sawit dengan batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Saketi
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Lebak
3. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Picung
4. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Cipeucang
Sarana perhubungan yang ada sesuai dengan kondisi geografis
Kecamatan Bojong adalah perhubungan darat atau angkutan jalan yang
menghubungkan semua Desa.
Wilayah binaan Puskesmas Bojong secara administrasi terdiri dari 8
Desa, 63 Rukun warga (RW) dan 191 Rukun Tetangga (RT). Bentuk Topografi
Wilayah Puskesmas Bojong pada umumnya dataran dengan ketinggian rata-rata
di bawah 500 meter dari permukaan laut (dpl) denagan rincian sebagai berikut :
Desa Geredug ± 107 dpl, Mekarsari ± 110 dpl, Cijakan ± 112 dpl, Citumenggung
± 114, Cahaya Mekar ± 111 dpl, Bojong ± 114 dpl, Banyumas ± 115 dpl,
manggung Jaya ± 113 dpl. Sedangkan dari segi Geomorfologi, Wilayah
Puskesmas Bojong termasuk Ke dalam Zona Bogor yang merupakan Zona
Perbukitan.
a. Visi
Dalam menyikapi perubahan lingkungan strategis yang terjadi di
masyarakat umum khususnya di kecamatan Bojong, UPT Puskesmas Bojong
menyadari sepenuhnya akan peran di masa yang akan datang sebagai tumpuan
dan harapan masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan yang timbul
akibat perubahan pola hidup masyarakat. Masalah kesehatan yang masih
merupakan masalah utama antara lain kesehatan lingkungan, penanggulangan
penyakit menular, gizi, kesehatan Ibu dan Anak maupun prilaku masyarakat.
Berkaitan dengan hal tersebut maka telah dirumuskan Visi Puskesmas
Bojong yaitu “ Pelayanan Kesehatan Bermutu menuju Kecamatan
Bojong Sehat tahun 2022”. Adapun penjelasan dari Visi tersebut yaitu
mengacu pada Visi Kabupaten Pandeglang 2021– 2026 yaitu Terwujudnya
Pandeglang Berkah melalui transformasi harmoni agrobisnis maritim
bisnis dan wisata bisnis menuju rumah sehat dan keluarga sejahtera
2021, Visi Puskesmas Bojong ini masuk pada Misi Kabupaten poin pertama
dan poin ke enam yaitu Memenuhi Kebutuhan Dasar Masyarakat dan
Meningkatkan Tata Kelolaan Pemerintahan dan Memperkuat Sistem Inovasi
Daerah.
Puskesmas Bojong harus mampu menyelenggarakan pembangunan
kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat secara prima, pelayanan
kesehatan harus dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, terutama
untuk masyarakat miskin yang sangat rentan masalah kesehatannya.
Masyarakat sehat mandiri berarti pelayanan kesehatan bersifat dari,
untuk dan oleh masyarakat itu sendiri, yang diberikan oleh Puskesmas Bojong
haruslah merupakan pelayanan profesional dan berkualitas yang berarti harus
bermutu, efisien, cepat, transparan, mudah diakses, murah, ramah dan
berkepastianhukum. Pelayanan profesional dan berkualitas dilaksanakan
untuk semua jenis pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kesehatan
perorangan, pelayanan kesehatan masyarakat dan kegawatdaruratan.Dalam
menyelenggarakan pembangunan kesehatan harus berpihak kepada
masyarakat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi – tingginya bagi
setiap rakyat adalah salah satu hak azasi manusia tanpa perbedaan.
Masyarakat sehat peduli berarti memberi perhatian kepada hal kecil
yang mengakibatkan dampak besar (dan bukan memberikan perhatian kepada
hal besar tetapi memberikan dampak kecil).Menaruh peduli berarti menaruh
perhatian atau menghiaraukan sesuatu. Kepedulian merupakan suatu
sikap memperhatikan atau menghiraukan urusan orang lain, Kepedulan
sosial bukan berarti mencampuri urusan orang lain tetapi lebih pada
membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi orang lain dengan
tujuan kebaikan. Mengapa manusia perlu memiliki kepedulian
sosial?Dikarenakan manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa menjalin
hubungan kerjasama dengan orang lain. Kerjasama itu dapat terjalin harmonis
manakala masing-masing pihak memiliki kepedulian sosial maka pelayanan
kesehatan tidak bisa berjalan sendiri, perlu kepedulian dari setiap unsur
masyarakat.
b. Misi
Misi Puskesmas Bojong disusun berdasarkan mandat yang diemban UPT
Puskesmas Bojong dari Dinas Kesehatan KabupatenPandeglang sebagai
Instansi induk organisasi, Pernyataan misi tersebut adalah:
a. Membudayakan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat;
b. Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar;
c. Memantau Penyakit Yang Berpotensi Menjadi Masalah Kesehatan;
d. Mengembangkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan.
c. Motto Puskesmas Bojong
Cepat Akurat Komunikatif Aman dan Profesional /CAKAP
d. Budaya Kerja
Rapih Rajin dan Ramah /R3
e. Tata Nilai
Komitmen, Pelayanan sesuai standar, Amanah dan Komprehensif /KOMPAK.
A ALAT TRANSPORTASI
Ambulans 1 Unit
Sepeda Motor 4 Unit Baik
B SARANA PENERANGAN
Daya Listrik 3000 Watt Baik
C MEUBELAIR
Kursi Sofa / Kursi Tamu 3 Unit Baik
D PERALATAN RUMAH
TANGGA
Kompor Gas 1 Unit Baik
F PENCEGAHAN KEBAKARAN
APAR 6 Unit Baik
6. Peralatan Tiap Ruangan
Refrigerator 1 Baik
B KIT UKS
Reflex Hammer 1 Baik
Microtoise 1 Baik
Tensimeter 1 Baik
Tornikuet 1 Baik
C KIT POSYANDU
Timbangan bayi 1 Baik
D KIT UKGS
Tang Molar 1 Baik
Skeler 1 Baik
Double Ended Applier 1 Baik
F KIT SANITARIAN
Fogging Machine 1 Baik
G RUANG PERSALINAN
Tabung Oksigen 1 kubik 1 Baik
Doppler 1 Baik
Skalpel No 4 1 Baik
Tensimeter 1 Baik
Tenakulum 2 Baik
Pelvimeter 1 Baik
Termometer 1 Baik
Tensimeter 1 Baik
H RUANGAN MTBS
Termometer Digital 1 Baik
I RUANGAN TERPADU
Timbangan Dewasa 1 Baik
RUANGAN PEMERIKSAAN
J UMUM
Lampu kepala 1 Baik
Tonometer 1 Baik
Meja Periksa 1 Baik
Stetoskop 1 Baik
Tromol 1 Baik
K RUANGAN TUNGGU
Mechanical Chair 6 Baik
RUANG TINDAKAN GAWAT
L DARURAT
Gunting Medik 1 Baik
Tonometer 1 Baik
Torniket 1 Baik
Aspirator 1 Baik
Gunting Benang 1 Baik
Brankar 1 Baik
Tensimeter 4 Baik
Defribilator 1 Baik
EKG 1 Baik
Tromol 1 Baik
Sudip 1 Baik
Korentang 1 Baik
Bengkok 3 Baik
Spalk 2 Baik
Stetoskop 1 Baik
Nebulizer 1 Baik
EKG 1 Baik
Otoscope 1 Baik
M RUANGAN KIA
Stetoscope bayi 1 Baik
Dopler 1 Baik
Sterilisator 1 Baik
Nebulizer 1 Baik
Tensimeter 1 Baik
Klem 1 Baik
P RUANGAN ASI
Breast Pump 1 Baik
Tercantum dalam Baik
Q RUANGAN FARMASI
Profil Laboratorium
Tercantum dalam Baik
R RUANGAN FARMASI
Profil Kefarmasian
NON
N JUMLAH PNS
JABATAN JUMLAH
O PNS
SK SK SK SK KA
GUBERNUR BUPATI KADINKES PUSKESMAS
1 Kepala Puskesmas 1 - - - - 1
2 Kasubbag TU 1 - - - - 1
3 Dokter Umum 1 - - - 1 2
4 Dokter Gigi - - - - - 0
5 Perawat Kesehatan 9 - 2 2 - 13
6 Perawat Gigi 1 - - - - 1
7 Bidan 10 - - 8 4 22
8 Nutrisionis - 1 - - - 1
9 Sanitarian - 1 - - - 1
10 Apoteker 2 - - - - 2
Tenaga
- - - - 1 1
11 Teknis
Kefarmasian
12 Pranata Laboratorium - 1 - - - 1
13 Tenaga Kesmas - - - - 2 2
14 Tenaga Administrasi - - - - 1 1
15 Pekarya - - - 2 1 3
JUMLAH 25 3 2 12 10 52
TINGKAT PENDIDIKAN
NO JABATAN S1+ JUMLAH
SLTP SLTA D III D IV S1
PROFESI
1 Kepala Puskesmas - - - - 1 - 1
2 Kasubbag TU - - - 1 - - 1
3 Dokter Umum - - - - - 2 2
4 Dokter Gigi - - - - - - 0
5 Perawat Kesehatan - 1 7 - 3 2 13
6 Perawat Gigi - - 1 - - - 1
7 Bidan - - 17 5 - - 22
8 Nutrisionis - - 1 - - - 1
9 Sanitarian - - 1 - - - 1
10 Apoteker - - - - - 2 2
Tenaga Teknis
11 - - - - 1 - 1
Kefarmasian
12 Pranata Laboratorium - - 1 - - - 1
13 Tenaga Kesmas - - - - 2 - 2
14 Tenaga Administrasi - 1 - - - - 1
15 Pekarya 2 1 - - - - 3
JUMLAH 2 3 28 6 7 6 52
Analisis SWOT perlu dilakukan karena analisis SWOT mencocokkan “fit” antar sumber daya
internal dan situasi eksternal. Pencocokkan yang baik akan memaksimalkan kekuatan dan peluang
dan meminimumkan kelemahan dan ancamannya. Asumsi sederhana ini mempunyai implikasi
yang kuat untuk merancang strategi untuk mengoptimalkan pengelolaan Manajemen Pelayanan
Kebidanan Di UPT Puskesmas Bojong.
Setelah melakukan identifikasi faktor internal dan eksternal, maka tahap selanjutnya adalah
membuat analisis faktor internal/IFE (internal factor evaluation) dengan menggunakan matrix
untuk menyimpulkan dan mengevaluasi peluang dan ancaman dengan cara:
a. Identifikasi faktor eksternal peluang dan ancaman serta identifikasi faktor internal kekuatan
dan kelemahan.
b. Buat pembobotan untuk setiap faktor antara 0,0 bila tak penting dan 1,0 bila paling penting.
c. Membuat rating antara 1-4 dengan arti sebagai berikut;
1) Satu (1) amat sedikit berperan sebagai peluang/ ancaman dan kekuatan/ kelemahan
2) Dua (2) kurang berperan sebagai peluang/ ancaman dan kekuatan/ kelemahan.
3) Tiga (3) merupakan peluang/ancaman dan kekuatan/kelemahan.
4) Empat (4) sangat berperan sebagai peluang/ancaman dan kekuatan/kelemahan.
1. ANALISIS SWOT MANAJEMEN PENGELOLAAN KEHAMILAN,
PERTOLONGAN PERSALINAN, NIFAS, KB, MTBS, IMUNISASI DI TEMPAT
PRAKTIK
1. Manajemen Kehamilan di UPT Puskesmas Bojong Pandeglang Banten
Tabel 3.1
Identifikasi Faktor Internal Evaluasi dan rekomendasi Pengelolaan Manajemen Pelayanan
Kehamilan Di UPT Puskesmas Bojong Tahun 2022
1. Sarana
level 2)
c) Memiliki ruang pemeriksaan
kehamilan tersendiri
2 Prasarana:
- sudah melaksanakan ANC Terpadu a) belum ada kegiatan inovasi senam hamil
dan kelas bumil di puskesmas
4. Sumber Daya Manusia: a) belum mengikuti pelatihan cara penggunaan
buku KIA & ANC terpadu
a) Tenaga kesehatan rata-rata memiliki SIPB
b) banyak tenaga kesehatan bidan TKS yang
dan STR aktif
baru lulus Pendidikan
c) beberapa bidan akan habis masa berlaku
STR nya
5. Pencatatan dan Pelaporan:
a) Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara
a) Memiliki kelengkapan administrasi manual dan aplikasi yang sering mengalami
seperti lembar informed consent, RM, gangguan sehingga makan waktu untuk
registrasi, buku KIA, buku kohort dan evaluasi
rujukan
Sumber: Hasil Analisa Faktor Internal
Tabel 3.2
Identifikasi Faktor Eksternal Evaluasi dan rekomendasi Pengelolaan Manajemen Pelayanan
Kehamilan di UPT Puskesmas Bojong Tahun 2022
No Opportunity (Peluang) Thereats (Ancaman)
1 Prasarana: Prasarana:
a) sudah MOU dengan BPJS a) sudah ada klinik yang MOU dengan BPJS
b) Tidak ada kematian, konseling dan melayani ANC/USG
jelas dan mudah dipahamai serta
mempunyai SOP unuk setiap
tindakan
4. Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dan Pelaporan:
a) Pencatatan dan Pelaporan sudah berbasis a) aplikasi E-kohort sering mengalami gangguan
NIK sehingga dapat meminimalisir
double data
Sumber : Hasil Analisa Faktor Eksternal
Tabel 3.3
Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Kehamilan
TINGKAT
No SIGNIFIKAN
BOBOT RATING SKOR
Tenaga
kesehatan rata-
1 SDM rata memiliki 3,0 0,27 5 1,36
SIPB dan STR
aktif
Sarana dan
Prasarana
Sarana dan
2 pemeriksaan 3,0 0,27 4 1,09
Prasarana
Strength (Kekuatan)
kehamilan
Lengkap
Pelayanan sudah
3 melaksanakan 2,5 0,23 5 1,14
Kehamilan
ANC Terpadu
Memiliki
kelengkapan
administrasi
seperti lembar
Pencatatan
informed
4 dan 2,5 0,23 4 0,91
consent, RM,
pelaporan
registrasi, buku
KIA, buku
kohort dan
rujukan
TOTAL 11,0 1,00 4,50
belum mengikuti
Weakness (Kelemahan)
pelatihan cara
penggunaan 3,0 0,17 2,5 0,42
buku KIA &
5 SDM ANC terpadu
banyak tenaga
kesehatan bidan
3,0 0,17 2,5 0,42
TKS yang baru
lulus pendidikan
beberapa bidan
akan habis masa 2,5 0,14 4 0,56
berlaku STR nya
lembar balik
kelas ibu hamil 2,0 0,11 2 0,22
masih kurang
Sarana dan belum ada
6
Prasarana ruangan khusus
untuk kegiatan 2,5 0,14 3 0,42
kelas ibu hamil
dan senam hamil
belum ada
kegiatan inovasi
Pelayanan
7 senam hamil dan 2,0 0,11 2 0,22
Kehamilan
kelas bumil di
puskesmas
Pencatatan dan
pelaporan
dilakukan secara
manual dan
Pencatatan aplikasi yang
8 dan sering 3,0 0,17 1 0,17
pelaporan mengalami
gangguan
sehingga makan
waktu untuk
evaluasi
TOTAL 18,0 1,00 2,42
SELISIH ANTARA KEKUATAN DAN KELEMAHAN 2,08
Sumber : Hasil Analisa Faktor Internal secara interview
Tabel 3.4
Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Kehamilan
FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL
TINGKAT
Opportunity ( Peluang) BOBOT RATING SKOR
SIGNIFIKAN
Letak Klinik
strategis
dilingkungan yang
padat penduduk
Sarana dan
1 dan dan bisa 3,0 0,23 4 0,92
Prasarana
menggunakan
moda transportasi
online atau
konvensional.
Pencatatan dan
Pelaporan sudah
Pencatatan
berbasis NIK
4 dan 2,0 0,15 4 0,62
sehingga dapat
pelaporan
meminimalisir
double data
TOTAL 13,0 1,00 4,08
tempat berdekatan
dengan pasar
rakyat
Sarana dan kemungkinan
5 2,0 0,18 2 0,36
Prasarana berpengaruh pada
kebersihan
lingkunan &
Thereats (Ancaman)
kenyamanan pasien
izin karena
2,0 0,18 2 0,36
keperluan keluarga
6 SDM
Kelelahan saat 3,0 0,27 2 0,55
bekerja
sudah ada klinik
yang MOU dengan
Pelayanan
7 BPJS dan 2,0 0,18 3 0,55
Kehamilan
melayani
ANC/USG
Pencatatan aplikasi E-kohort
8 dan sering mengalami 2,0 0,18 2 0,36
pelaporan gangguan
TOTAL 11,0 1,00 2,18
SELISIH ANTARA PELUANG DAN ANCAMAN 1,90
Sumber : Hasil Analisa Faktor Eksternal dari interview
2. Manajemen Persalinan di UPT Puskesmas Bojong Pandeglang Banten
Tabel 3.5
Identifikasi Faktor Internal Evaluasi dan Rekomendasi Pengelolaan Manajemen Pelayanan
Persalinan
No Strength (Kekuatan) Weanesses (Kelemahan)
1. Sarana
d)
2 Prasarana:
1 Prasarana: Prasarana:
Bidan melaksanakan dengan baik tugas- a) Belum semua tenaga kesehatan yang
tugasnya memberikan pelayanan
Terjalin koordinasi yang baik dengan Lintas mendapatkan pelatihan APN
Sektor dan Linprog
3,0 5
tanggungjawab terkait 0,08 0,41
program KIAR
Ada ketentuan kompetensi
1 SDM
petugas pj dan pelaksana 2,5 5
0,07 0,34
KIAR
Semua tenaga kesehatan
pelaksana pelayanan KIAR 3,0 3
0,08 0,24
memiliki STR dan SIPB I
Jumlah petugas pelaksana
pelayanan KIAR memadai
2,5 3,5
untuk pelaksanaan 0,07 0,24
pelayanan dalam gedung
Tempat penyimpanan alkes
sudah tersedia dan sesuai 3,5 5
0,09 0,47
standar
APD lengkap sesuai dengan
kebutuhan dimasa pandemi 3,5 4
0,09 0,38
(APD level 2)
ADS, safety box dan BHP
Sarana dan
2 sudah mencukupi
Prasarana 3,0 4
kebutuhan pelaksanaan 0,08 0,32
pelayanan KIAR
Tersedia tempat sampah
yang dibedakan
berdasarkan jenis 3,5 4
0,09 0,38
sampahnya, yakni sampah
infeksius dan non infeksius
Pelayanan persalinan 24
3,0 4
jam 0,08 0,28
Rujukan dengan SISRUTE
3 Pelayanan ( Sistem Rujukaan Terpadu 4,0 4
0,11 0,38
)
Sudah bekerjasama dengan
2,5 3
BPJS 0,07 0,20
Tabel 3.8
Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Persalinan
FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL
TINGKAT BOBO RATIN SKO
Opportunity ( Peluang) SIGNIFIKA
N T G R
Letak PKM Bojong strategis
yaitu di Lingkungan Padat 3,0 0,10 5 0,49
Sarana dan Penduduk
1
Prasarana Pengambilan Alkes setiap
3,0 0,10 5 0,49
bulan sesuai Kebutuhan
2,0 0,07 5 0,33
Bidan melaksanakan dengan
3,0 0,10 4 0,39
baik tugas-tugasnya
Terjalin koordinasi yang
2 SDM baik dengan Lintas Sektor 1,5 0,05 4 0,20
dan Linprog
Opportunity ( Peluang)
1. Sarana
Tabel 3.10
1 Prasarana: Prasarana:
a) Bidan melaksanakan dengan baik dan b) Belum semua tenaga kesehatan yang
sesuai SOP memberikan pelayanan
b) Terjalin koordinasi yang baik dengan mendapatkan pelatihan APN
bidan desa dan puskesmas
c) SDM sudah sesuai dengan standar
pelayanan
Prasarana
Thereats
2 Prasarana: Prasarana
1. Fasilitas di pemeriksaan lengkap seperti -
tempat tidur periksa, kursi kerja, meja
tulis.
2. Memiliki sumber air bersih, sistem
kelistrikan dan pencahayaan yang cukup
terang seta ventilasi yang baik
Tabel 3.14
Identifikasi Faktor Eksternal Evaluasi dan rekomendasi Pengelolaan
Manajemen Pelayanan Keluarga Berencana
No Opportunity (Peluang) Threats (Ancaman)
1 Prasarana: Prasarana
e) Penyediaan Stok Obat KB dan 1. Bekerja sama dengan BPJS
Alat KB siap tersedia 2. PKM berdekatan dengan PMB dan Klinik
f) Pelayanan KB safari bekerjasama 3. Adanya tuntutan kebutuhan masyarakat yang
dengan DPKBP3A semakin tinggi terhadap dan KB peningkatan
g) Letak geografis Klinik strategis
pelayanan KB
berada dilingkungan yang padat
penduduk dan menggunakan
moda transportasi online atau
konvensional.
2 Sumber Daya Manusia : Sumber Daya Manusia :
a) Bidan melaksanakan tugas dan 1.Bidan belum mendapat pelatihan mengenai
KB /CTU
tupoksi dengan baik sesuai standar
2. Kelelahan saat bekerja
UUD kebidanan
b) Terjalin koordinasi dan komunikasi
yang baik dengan Bidan Praktek
dan PLKB
c) SDM sudah sesuai dengan standar
pelayanan/permenkes
3 Manajemen Pelayanan: Manajemen Pelayanan:
a) Bidan melakukan komunikasi
terapeutik dan memberikan
konseling yang jelas dan mudah
dipahami dan menggunakan media
ABPK
b) Masyarakat semakin mudah
mendapatkan informasi mengenai
berbagai macam cara KB dan
pentingnya ber KB dari media
c) Adanya kebijakan pemerintah
terkait dengan pelayanan KB
kepada setiap wanita usia subur
d) Mempunyai SOP/ Protap untuk
setiap Tindakan
Tabel 3.15
Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan KB
Tabel 3.16
Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan KB
konvensional.
Bidan melaksanakan
tugas dan tupoksi
2,0 0,08 4 0,31
dengan baik sesuai
standar UUD kebidanan
Terjalin koordinasi dan
2 SDM komunikasi yang baik
1,5 0,06 4 0,24
dengan bidan desa dan
puskesmas
SDM sudah sesuai
dengan standar 0,08 4 0,31
pelayanan/permenkes 2,0
Bidan melakukan
komunikasi terapeutik
dan memberikan
3 Pelayanan KB konseling yang jelas dan 0,06 4 0,24
mudah dipahami dan
menggunakan media
ABPK 1,5
Masyarakat semakin
mudah mendapatkan
informasi mengenai
1,5 0,06 3 0,18
berbagai macam cara KB
dan pentingnya ber KB
dari media
Adanya kebijakan
pemerintah terkait
dengan pelayanan KB 1,5 0,06 5 0,29
kepada setiap wanita usia
subur
Mempunyai SOP/ Protap
3,0 0,12 5 0,59
untuk setiap Tindakan
Pencatatan dan pelaporan
harian, mingguan,
bulanan dan tahunan
2,0 0,08 4 0,31
akan mempermudah
Pencatatan dan
4 kerja bidan untuk
pelaporan
melakukan evaluasi
Jadwal Kunjungan ulang
KB tertulis di Kohort KB 1,5 0,06 4 0,24
/ kartu KB
TOTAL 25,5 1,00 4,47
Tempat praktek
Sarana dan berdekatan dengan
5 2,0 0,24 3 0,71
Prasarana tempat praktek bidan
lainnya.
Bidan belum mendapat
6 SDM pelatihan mengenai KB 2,0 0,24 3 0,71
/CTU
Thereats (Ancaman)
Adanya tuntutan
kebutuhan masyarakat
yang semakin tinggi
7 Pelayanan KB 1,5 0,18 2 0,35
terhadap dan KB
peningkatan pelayanan
KB
Tempat pelayanan
kesehatan lain yang
sudah menggunakan 1,0 0,12 1,5 0,18
Pencatatan dan pencatatan dan pelaporan
8
pelaporan dengan teknologi
Resiko kehilangan,
robek, basah pada buku 2,0 0,24 2,5 0,59
pendokumentasian
TOTAL 8,5 1,00 2,53
SELISIH ANTARA PELUANG DAN ANCAMAN 1,94
Sumber : Hasil Analisa Faktor Eksternal dari interview
5. Manajemen MTBS di UPT Puskesmas Bojong Pandeglang Banten
Tabel 3.17
Identifikasi Faktor Internal Evaluasi dan Rekomendasi Pengelolaan Manajemen Pelayanan
MTBS di UPT Puskesmas Bojong
No Strength (Kekuatan) Weanesses (Kelemahan)
1. Sarana
2 Prasarana:
a) Pelayanan setiap hari a) belum ada pelayanan IDL bagi bayi sehat
b) Pelayanan sudah terintegrsi dengan sesuai jadwal di ruang MTBS
lintas program seperti gizi dan b) belum semua pasien anak dilayani dengan
imunisasi sistem MTBS
c) sudah menerapkan KIE dan c) Waktu tunggu pasien memanjang
melibatkan keluarga pada saat d) belum ada pelayanan dalam gedung untuk
pelayanan MTBS IDL
d) ada kunjungan rumah bagi pasien
dengan penyakit berat yang tidak
melakukan kontrol sesuai jadwal
e) pasien mendapatkan informasi yang
jelas terkait klasifikasi penyakit
anak dan jadwal kunjungan ulang
4. Sumber Daya Manusia:
dokter puskesmas
e) Seluruh bidan sudah tersosialisasikan
MTBS
5. Pencatatan dan Pelaporan:
a) dari satu format anamnesa bisa a) biaya cetak mahal karena 1 anak butuh 3
didapatkan macam-macam masalah
lembar format
kesehatan, penanganan menjadi
komperhensif
b) pengelola program dapat dengan
mudah melakukan rekapan
kunjungan
c) hasil pelayanan dapat dijadikan dasar
kunjungan rumah
Sumber : Hasil Analisa Faktor Eksternal
Tabel 3.19
Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan MTBS
FAKTOR STRATEGI INTERNAL
TINGKAT
NO SWOT UNSUR Opportunity ( Peluang) BOBOT RATING SKOR
SIGNIFIKAN
Ada pembagian tugas,
wewenang, peran dan
3,0 5
tanggungjawab terkait 0,06 0,31
program Imunisasi
Ada ketentuan
kompetensi petugas pj 2,5 5
0,05 0,26
dan pelaksana Imunisasi
1 SDM Semua tenaga kesehatan
pelaksana Imunisasi 3,0 3
0,06 0,19
memiliki STR dan SIPB I
pelayanan MTBS sudah
melibatkan dokter 2,5 4
0,05 0,21
puskesmas
Strength (Kekuatan)
Tabel 3.20
Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan MTBS
1. Sarana
a) tidak ada SPKDS di wilayah kerja a) ancaman KLB karena masih ada
yang melayani imunisasi desayang belum UCI
b) Semakin mudahnya masyarakat
mendapatkan informasi mengenai
pentingnya imunisasi dari media
c) Adanya kebijakan pemerintah terkait
dengan pemberian imunisasi lengkap
kepada setiap bayi dan anak
(walaupun belum secara tertulis)
d) Mempunyai SOP/ Protap yang jelas
untuk setiap Tindakan
4. Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dan Pelaporan:
a) Pencatatan
dan pelaporan harian, a) server aplikasi pencatatan dan
mingguan, bulanan dan tahunan akan
pelaporan sering gangguan
mempermudah bidan untuk
melakukan evaluasi b) data rekapan belum bisa
b) adanya evaluasi bulanan program
didownload lengkap untuk
imunisasi dalam lokmin bulanan
puskesmas kebutuhan evaluasi program
c) Jadwal imunisasi ulang tertulis di
buku KIA/ kartu imunisasi
Sumber : Hasil Analisa Faktor Eksternal
Tabel 3.23
Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Imunisasi
0,09 0,26
memiliki STR dan SIPB I
jumlah petugas pelaksana
imunisasi memadai untuk
2,5 3,5
pelaksanaan pelayanan 0,07 0,25
dalam dan luar Gedung
Tempat penyimpanan
vaksin sudah tersedia dan 3,0 5
0,09 0,43
sesuai standar
APD lengkap sesuai dengan
Sarana
kebutuhan dimasa pandemi 3,0 4
2 dan 0,09 0,35
(APD level 2)
Prasarana
ADS, safety box dan BHP
sudah mencukupi
3,0 4
kebutuhan pelaksanaan 0,09 0,35
imunisasi
Tersedia tempat sampah
yang dibedakan
berdasarkan jenis 3,0 4
0,09 0,35
sampahnya, yakni sampah
infeksius dan non infeksius
semua posyandu sudah
memberikan pelayanan 3,0 4
0,09 0,30
imunisasi sesuai sasaran
Pelayanan bayi balita yang tidak
3 datang ke posyandu 3,0 4
Imunisasi 0,09 0,30
dilakukan kunjungan rumah
sasaran digerakkan H-1
2,5 3
Posyandu 0,07 0,22
pelayanan/permenkes 2,0
tidak ada SPKDS di wilayah
kerja yang melayani 0,07 4 0,28
imunisasi 2,0
Semakin mudahnya
masyarakat mendapatkan
informasi mengenai 1,5 0,05 3 0,16
pentingnya imunisasi dari
media
Pelayanan
3 Adanya kebijakan
Imunisasi
pemerintah terkait dengan
pemberian imunisasi
1,5 0,05 5 0,26
lengkap kepada setiap bayi
dan anak (walaupun belum
secara tertulis)
Mempunyai SOP/ Protap
yang jelas untuk setiap 3,0 0,11 5 0,53
Tindakan
Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan harian, mingguan, bulanan
4 dan dan tahunan akan 2,0 0,07 4 0,28
pelaporan mempermudah kerja bidan
untuk melakukan evaluasi
adanya evaluasi bulanan
program imunisasi dalam 3,0 0,11 3 0,32
lokmin bulanan puskesmas
Jadwal imunisasi ulang
tertulis di buku KIA/ kartu 1,5 0,05 4 0,21
imunisasi
TOTAL 28,5 1,00 4,30
belum semua posyandu
Sarana dan mempunyai bangunan
5 3,0 0,22 2,5 0,56
Prasarana sebagai tempat untuk
pemberian imunisasi
belum semua tenaga
Thereats (Ancaman)
Berdasarkan hasil perhitungan pada matriks IFAS dan EFAS, di peroleh titik koordinat
diagram SWOT (2.14 ; 1,99) sehingga posisi pelayanan Kebidanan Kehamilan di UPT
Puskesmas Bojong Tahun 2022, berada pada kuadran I sebagaimana terlihat pada
gambar 1. Hal tersebut berarti strategi yang perlu dilakukan adalah strategi bertumbuh.
EKSTERNAL
POSISI KUADRAN I
4 (PERTUMBUHAN / (POSISI SAAT
AGRESIF) INI 2.14 , 1.99)
3
2
1
-3 -2 -1 -1 1 2 3 4
-2
-3
INTERNAL
-4
Posisi Pelayanan Kebidanan Kehamilan
di UPT Puskesmas Bojong Berdasarkan Analisa SWOT
Letak Puskesmas Bojong strategis dilingkungan yang padat penduduk dan dan
bisa menggunakan moda transportasi online atau konvensional.
Tabel 3.25
HASIL MATRIKS ANALISIS SWOT PELAYANAN MANAJEMEN
ANTENATAL PUSKESMAS BOJONG TAHUN 2022
FAKTOR STRATEGI
Sarana : Sarana & prasarana :
INTERNAL
1. memiliki alat yang lengkap untuk 1. lembar balik kelas ibu hamil
(IFAS)
pelayanan pertolongan persalinan masih kurang
2. belum ada ruangan khusus
Sarana : untuk kegiatan kelas ibu hamil
dan senam hamil
1. memiliki tempat pemeriksaan kehamilan
yang memadai
2, APD lengkap sesuai dengan kebutuhan Manajemen Pelayanan
di masa pandemi (Level 3) Kebidanan:
1.belum ada kegiatan inovasi
3. Memiliki ruang pertolongan persalinan senam hamil dan kelas bumil di
puskesmas
Prasarana:
1. Fasilitas di ruang pertolongan persalinan
Sumber Daya Manusia:
lengkap.
1. belum mengikuti pelatihan
2. Mempunyai kendaraan Ambulance untuk
cara penggunaan buku KIA &
merujuk pasien
ANC terpadu
3. Memiliki sumber air bersih, sistem 2. banyak tenaga kesehatan
kelistrikan dan pencahayaan yang cukup terang bidan TKS yang baru lulus
seta ventilasi yang baik Pendidikan
3. beberapa bidan akan habis
masa berlaku STR nya
Manajemen Pelayanan Kebidanan:
1. sudah melaksanakan ANC Terpadu Pencatatan dan pelaporan:
1. Pencatatan dan pelaporan
dilakukan secara manual dan
Sumber Daya Manusia: aplikasi yang sering mengalami
gangguan sehingga makan waktu
untuk evaluasi
1. Tenaga kesehatan rata-rata memiliki SIPB
dan STR aktif
FAKTOR Pencatatan Dan Pelaporan:
1. Memiliki kelengkapan administrasi seperti
STRATEGI EKSTERNAL lembar informed consent, RM, registrasi, buku
KIA, buku kohort dan rujukan
(EFAS)
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
Strategi meminimalkan
Strategi memanfaatkan kekuatan untuk
SDM : kelemahan untuk menangkap
mengisi peluang.
peluang
1. meningkatkan kompetensi
SDM sudah sesuai peraturan atau
SDM bidan TKS dengan pelatihan
perundang-undangan yang berlaku
ANC terpadu
1. memberikan keleluasaan PMB untuk
mengurus SIPB II dan melayani pemeriksaan
kehamilan di tempat praktek diluar jam kerja
Manajemen Pelayanan
Kebidanan:
mempromosikan setiap ibu hamil anggota
membuat kegiatan inovasi
sudah MOU dengan BPJS BPJS mendapatkan pelayanan 10 T secara
pemeriksaan kehamilan
gratis
Tidak ada kematian, konseling jelas
dan mudah dipahamai serta meningkatkan konseling kehamilan
mempunyai SOP unuk setiap terjadwal dalam gedung dan luar gedung
Tindakan
Berdasarkan hasil perhitungan pada matriks IFAS dan EFAS, di peroleh titik
koordinat diagram SWOT (1,52; 0,28) sehingga posisi pelayanan Kebidanan Persalinan
di UPT Puskesmas Bojong Tahun 2022, berada pada kuadran I sebagaimana terlihat pada
gambar 1. Hal tersebut berarti strategi yang perlu dilakukan adalah strategi bertumbuh.
EKSTERNAL
4 (POSISI SAAT
INI 1.00 , 0.22)
3 POSISI KUADRAN I
2 (PERTUMBUHAN / AGRESIF)
1
-3 -2 -1 -1 1 2 3 4
-2
-3
INTERNAL
-4
Tempat penyimpanan alkes di UPT Puskesmas Bojong sudah tersedia dan sesuai
standar, fasilitas yang tersedia ada ruang tunggu dan di ruang pemeriksaan cukup
lengkap seperti tempat tidur periksa, kursi kerja, meja tulis. APD level 2 lengkap
sesuai dengan kebutuhan dimasa pandemic, ADS, safety box dan BHP sudah
mencukupi kebutuhan pelaksanaan pelayanan KIAR, Tersedia tempat sampah yang
dibedakan berdasarkan jenis sampahnya, yakni sampah infeksius dan non infeksius.
Hanya saja ada kelemahan yang seakligus menjadia ancaman yaitu Belum semua
pustu melayani persalinan.
Di UPT Puskesmas Bojong sudah dda pembagian tugas, wewenang, peran dan
tanggungjawab terkait program KIAR, ada ketentuan kompetensi petugas pj dan
pelaksana KIAR, Semua tenaga kesehatan pelaksana pelayanan KIAR memiliki STR
dan SIPB I, Jumlah petugas pelaksana pelayanan KIAR memadai untuk pelaksanaan
pelayanan dalam Gedung. Hal yang menjadi kelemahan sekaligus ancaman adalah
Supir ambulance belum stanby dalam sistem rujukan,belum semua bidan mempunyai
sertifikat APN. Strategi pertumbuhan yang dapat diimplementasikan berkaitan yaitu
semua bidan harus mengikuti APN,dan smencari petugas ambulance yang stanby.
Tabel 3.26
FAKTOR STRATEGI
Sarana & prasarana Sarana & prasarana :
INTERNAL
Tempat penyimpanan alkes Belum semua pustu melayani
(IFAS)
sudah tersedia dan sesuai standar persalinan
APD lengkap sesuai dengan
kebutuhan dimasa pandemi
(APD level 2)
ADS, safety box dan BHP sudah
mencukupi kebutuhan
pelaksanaan pelayanan KIAR
Tersedia tempat sampah yang
dibedakan berdasarkan jenis
sampahnya, yakni sampah
infeksius dan non infeksius
Berdasarkan hasil perhitungan pada matriks IFAS dan EFAS, di peroleh titik
koordinat diagram SWOT (2.25; 1.19) sehingga posisi pelayanan Kebidanan Nifas di
UPT Puskesmas Bojong Tahun 2022, berada pada kuadran I sebagaimana terlihat pada
gambar 1. Hal tersebut berarti strategi yang perlu dilakukan adalah strategi bertumbuh
EKSTERNAL
4 (POSISI SAAT
INI 2.25 , 1.19)
3 POSISI KUADRAN I
2 (PERTUMBUHAN / AGRESIF)
1
-3 -2 -1 -1 1 2 3 4
-2
INTERNAL
-3
-4
Di UPT Puskesmas Bojong sudah ada pembagian tugas, wewenang, peran dan
tanggungjawab terkait pelayanan nifas, ada ketentuan kompetensi petugas pj dan
pelaksana KIAR, Semua tenaga kesehatan pelaksana pelayanan KIAR memiliki STR
dan SIPB I, Jumlah petugas pelaksana pelayanan KIAR memadai untuk pelaksanaan
pelayanan dalam Gedung. Hal yang menjadi kelemahan sekaligus ancaman
adalah,belum semua bidan mempunyai sertifikat APN. Strategi pertumbuhan yang
dapat diimplementasikan berkaitan yaitu semua bidan harus mengikuti APN,dan
smencari petugas ambulance yang stanby.
Tabel 3.27
FAKTOR STRATEGI
Sarana & prasarana Sarana & prasarana :
INTERNAL
Tempat penyimpanan alat
Tempat pelayanan nifas sudah medis, obat dan bahan habis
(IFAS)
memadai pakai pelayanan nifas masih
gabung dengan ruang bersalin
Tersedia ruang tunggu
Tersedia kamar kecil tersendiri,
terpisah pengunjung dan petugas
Tersedia tempat penyimpanan
alat medis, obat dan bahan habis
pakai tersimpan rapih dan
memudahkan petugas pemberi
pelayanan nifas
Tersedia tempat sampah yang
dibedakan berdasarkan jenis
sampahnya, yakni sampah
infeksius dan non infeksius
Berdasarkan hasil perhitungan pada matriks IFAS dan EFAS, diperoleh titik
koordinat diagram SWOT (2.37 ; 1.94) sehingga posisi Pelayanan Kebidanan KB di UPT
Puskesmas Bojong berada pada kuadran I sebagaimana terlihat pada gambar 1. Hal
tersebut berarti strategi yang perlu dilakukan adalah strategi bertumbuh.
EKSTERNAL
INTERNAL
-3 -2 -1 -1 1 2 3 4
-2
-3
-4
Tabel 3.28
Hasil Matriks SWOT Manajemen Pelayanan KB di UPT Puskesmas Bojong Tahun
2022
Berdasarkan hasil perhitungan pada matriks IFAS dan EFAS, diperoleh titik koordinat
diagram SWOT (1,65 ; 1,62) sehingga posisi Pelayanan Kebidanan MTBS di UPT
Puskesmas Bojong berada pada kuadran I sebagaimana terlihat pada gambar 1. Hal tersebut
berarti strategi yang perlu dilakukan adalah strategi bertumbuh.
EKSTERNAL
4 (POSISI SAAT
INI 1.65 , 1.62)
3 POSISI KUADRAN I
2 (PERTUMBUHAN / AGRESIF)
1
-3 -2 -1 -1 1 2 3 4
-2 INTERNAL
-3
-4
Berdasarkan hasil perhitungan pada matriks IFAS dan EFAS, diperoleh titik koordinat
diagram SWOT (1,68 ; 1, 61) sehingga posisi Pelayanan Kebidanan di UPT Puskesmas
Bojong, berada pada kuadran I sebagaimana terlihat pada gambar 1. Hal tersebut berarti
strategi yang perlu dilakukan adalah strategi bertumbuh
EKSTERNAL
4 (POSISI SAAT
INI 1.68 , 1.61)
3 POSISI KUADRAN
I
2 (PERTUMBUHAN
/ AGRESIF)
-3 -2 -1 -1 1 2 3 4
-2
-3 INTERNAL
-4
FAKTOR
STRATEGI EKSTERNAL
(EFAS)
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
Strategi memanfaatkan kekuatan Strategi meminimalkan kelemahan
SDM :
untuk mengisi peluang. untuk menangkap peluang
1. Bidan melaksanakan dengan SDM : membagi tugas/ pemerataan
SDM
baik tugas-tugasnya beban kerja
2. Terjalin koordinasi yang baik 1. membagi petugas untuk pelayanan
Sarana
dengan bidan desa dan puskesmas dalam dan luar Gedung
3. SDM sudah sesuai dengan mengajukan bangunan posyandu
standar pelayanan/permenkes melalui dana desa di musrenbangdes
Sarana dan Prasarana :
koordinasi dengan dinas kesehatan memaksimalkan gedung yang ada
1. Pengambilan vaksin rutin agar sarana dan prasarana pelayanan dan mendorong masyarakat untuk
setiap bulan imunisasi sesuai kebutuhan dan tepat meningkatkan strata posyandu
waktu menjadi posyandu mandiri
2. Vaksin dan BHP diberikan
secara gratis dari Puskesmas
3. sudah menggunakan ADS,
meminimalisir KIPI
Manajemen Pelayanan
Kebidanan:
mengajak kerjasama SPKDS
1. tidak ada SPKDS di wilayah untuk memberikan pelayanan
kerja yang melayani imunisasi imunisasi dan melaporkan hasil
pelayanan ke puskesmas
2. Semakin mudahnya
masyarakat mendapatkan memaksimalkan fungsi media
informasi mengenai pentingnya sosial puskesmas
imunisasi dari media
3. Adanya kebijakan pemerintah
membuat kebijakan IDL tertulis
terkait dengan pemberian
yang didukung lintas sektor,
imunisasi lengkap kepada setiap
menerapkan sistem reward dan
bayi dan anak (walaupun belum
punishment
secara tertulis)
4. Mempunyai SOP/ Protap yang
jelas untuk setiap Tindakan
Pencatatan dan Pelaporan:
1. Pencatatan dan pelaporan mengatur jadwal entry di aplikasi
harian, mingguan, bulanan dan bagi bidan desa melakukan pelatihan internal
tahunan akan mempermudah penggunaan aplikasi imunisasi bagi
kerja bidan untuk melakukan bidan desa
evaluasi
2. adanya evaluasi bulanan
program imunisasi dalam lokmin
bulanan puskesmas
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Di harapkan Puskesmas Mampu melakukan Manajemen Pengelolaan Kehamilan
terstandar, mampu melakukan pengelolaan pertolongan persalinan di Puskesmas, mampu
melakukan manajemen pengelolaan Nifas di Puskesmas, mampu melakukan manajemen
Pengelolaan Bayi di Puskesmas, mampu melakukan manajemen pengelolaan KB di
Puskesmas.
Bagi UPT Puskesmas Bojong diharapkan melakukan manajemen pengelolaan
pelayanan kebidanan berbasis fasilitas pelayanan menggunakan Analisa SWOT, sehingga
memudahkan dalam melakukan perencanaan perbaikan dalam upaya meningkatkan
kualitas mutu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Dalam Pelayanan di harapkan
dapat memodifikasi ruangan yang ada untuk pelaksanaan kelas ibu hamil dan senam
hamil, meningkatkan kompetensi bidan TKS dengan pelatihan ANC terpadu, membuat link
google untuk mempermudah pendaftaran online berbasis NIK, mengajukan bangunan posyandu
melalui dana desa di musrenbangdes, memaksimalkan gedung yang ada dan mendorong
masyarakat untuk meningkatkan strata posyandu menjadi posyandu mandiri, mengusulkan
ke Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang untuk dapat mendatangkan dr Obgyn di
Puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA