Anda di halaman 1dari 50

PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE EFFLEURAGE MENGGUNAKAN

MINYAK AROMATERAPI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS


NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI PUSKESMAS
CIKUPA TAHUN 2021

Studi kasus pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Cikupa

STUDY CASE LITERATURE REVIEW (SCLR)

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memproleh gelar Profesi Bidan di
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi

Oleh:
DETTY HERAWATI
19200200075

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


DEPARTEMEN KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

STUDY CASE LITERATURE REVIEW (SCLR) dengan judul :

PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE EFFLEURAGE MENGGUNAKAN


MINYAK AROMATERAPI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS
NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI PUSKESMAS
CIKUPA TAHUN 2021

Studi kasus pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Cikupa

Oleh:
DETTY HERAWATI
19200200075

Telah dilakukan pembimbingan STUDY CASE LITERATURE REVIEW (SCLR)


dan dinyatakan layak untuk mengikuti ujian SCLR
25 Januari 2022

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab Stase

2
(Milka ANggreni K, S.ST., M.Kes)
NIDN: 0303048905
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE EFFLEURAGE MENGGUNAKAN


MINYAK AROMATERAPI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS
NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI PUSKESMAS
CIKUPA TAHUN 2021

Studi kasus pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Cikupa

Oleh:
DETTY HERAWATI
19200200075

Telah diujikan pada tanggal 04 bulan Februari tahun 2022 di hadapan tim penguji
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Departemen Kebidanan
STIKIM dan dinyatakan lulus ujian SCLR
04 Februari 2022

Menyetujui,

KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi Dini

Agus Santi Br.G.,S.ST,M.Kes. Fanni Hanifa,S.ST,M.Keb


NIDN: 0317088406 NIDN : 0307039201

Mengesahkan,
Dosen Penanggung Jawab Stase

3
(Milka ANggreni K, S.ST., M.Kes)
NIDN: 0303048905

4
DEKLARASI ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Detty Herawati
NPM : 19200200075
e-mail : novienursanty@gmail.com
Alamat : Asrama Denarhanud Rudal 003 Cikupa Kab. Tangerang
Dengan ini menyatakan bahwa:
a. Karya tulis saya, laporan SCLR ini adalah asli dan belum pernah diajukan
untuk mendapatkan gelar akademik (Profesi Bidan), baik di STIKIM
maupun di Perguruan Tinggi lain.
b. Data yang diperoleh dalam kegiatan SCLR ini adalah asli dan
pengambilannya dilaksanakan sesuai prosedur yang diusulkan dengan
memperhatikan prinsip etik.
c. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis jelas dicantumkan sebagai
acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang, judul pustaka,
sumber pustaka dan tahun terbitnya dalam daftar pustaka.
d. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar
yang telah saya peroleh dan sanksi lain sesuai dengan norma yang berlaku
di STIKIM.

Tangerang, 9 Januari 2022


Yang membuat pernyataan,

DETTY HERAWATI
NPM. 19200200075

5
PERSETUJUAN LAPORAN STUDY CASE LITERATURE REVIEW (SCLR)
DIGUNAKAN UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
( ACADEMIC PROPERTY)

Sebagai civitas akademika Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju


(STIKIM), saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : DETTY HERAWATI
NPM : 19200200075
Program Studi : Pendidikan Profesi Bidan
Program : Profesi
Jenis Karya : Laporan Study Case Literature Review (SCLR)
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan Hak
Bebas Royalti Non-Eksklusif kepada STIKIM berupa: repository, buku, HAKI
dan patenatas karya ilmiah saya (lengkap dengan data setnya) yang berjudul:
PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE EFFLEURAGE MENGGUNAKAN
MINYAK AROMATERAPI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS
NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI PUSKESMAS
CIKUPA TAHUN 2021
Studi kasus pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Cikupa
Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini, STIKIM ynag dalam hal ini adalah
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi berhak menyimpan,
mengalih-media/ formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan karya tulis saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Dibuat di : Tangerang
Pada Tanggal : 9 Januari 2022
Yang membuat persetujuan

DETTY HERAWATI
NPM. 19200200075

6
HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya meyakini Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan


kemampuannya. Meskipun perjalanan ini terasa berat, selalu ada pertolongan yang
Allah berikan baik secara langsung atau melalui perantara makhluk-Nya.

Alhamdulillah, kini telah tunai kewajiban saya menyelesaikan studi di kampus


tercinta. Karya tulis ini saya persembahkan untuk keluarga yang senantiasa
memberikan dukungan dan do’a tanpa jeda.

Tak lupa juga saya persembahkan karya tulis ini untuk dosen pembimbing dan
rekan-rekan seperjuangan yang turut mewarnai perjuangan saya dan membuatnya
lebih bermakna.

Jazakumullah khairan katsiran, sungguh Allah sebaik-baik pemberi balasan.

Tangerang, 9 Januari 2022


DETTY HERAWATI

7
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA DIRI
Nama : Novie Nursanty, S.Tr. Keb.
TTL : Purworejo, 29 Juli 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Gol. Darah : B Rh+
BB/TB : 51 kg/160 cm
Agama : Islam
Suku : Jawa
Kewarganegaraan : Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
No. Hp : 081222929214
E-mail : novienursanty@gmail.com

II. PENDIDIKAN
1. TK Budhi Nurani (1999-2000)
2. SD Negeri 5 Cimindi (2000-2006)
3. SMP Negeri 9 Cimahi (2006-2009)
4. SMA Negeri 3 Cimahi (2009-2012)
5. STIKES Rajawali Bandung (2012-2015)
6. Universitas Nasional (2015-2016)

Tangerang, 09 Januari 2022

Novie Nursanty

8
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penyusunan study case literature riveiw
yang berjudul “Perbandingan Pemberian Aroma Terapi Lavender Dan Extract
Jahe Merah Terhadap Hiperemesis Gravidarum Trimester 1 : Studi kasus pada ibu
hamil Trimester I di Kesehatan Asrama Denarhanud Rudal 003 Cikupa Kabupaten
Tangerang”.
Penyusunan SCLR ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
program studi pendidikan profesi bidan program profesi Departemen Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta. Saya menyadari bahwa,
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan presentasi jurnal ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Drs. H. Jacub, Ketua Yayasan Indonesia Maju Jakarta
2. Dr. Dr. dr. H. M. Hafizurrachman, MPH, Sebagai Pembina Yayasan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta.
3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM, selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju Jakarta
4. Susaldi, S.ST., M. Biomed sebagai Wakil Ketua I Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju Jakarta
5. Dr. Rindu, SKM., M.Kes sebagai Wakil Ketua II Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju Jakarta
6. Hidayani, AM.Keb, SKM, MKM, selaku Kepala Departemen Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta
7. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Departemen Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Indonesia Maju Jakarta yang
telah memberikan ilmu pengetahuan, mengarahkan dan membimbing penulis
selama mengikuti proses pendidikan.
8. Seluruh teman-teman dalam kelompok Praktek Kebidanan Profesi pada
Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Departemen Kebidanan STIKIM

9
yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat sehingga seminar kasus
ini terselesaikan dengan baik.
9. Suami dan anak saya serta keluarga yang telah memberikan dukungan moral
dan material sehingga seminar kasus ini terselesaikan dengan baik.
Akhir kata saya berterimakasih kepada Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga seminar kasus ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.

Tangerang, 9 Januari 2022

Detty Herawati

10
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii


LEMBAR PENYATAAN .............................................................................. iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................  xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I      PENDAHULUAN
BAB II    TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................ 44
4.2 Pembahasan .............................................................................. 45
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan .................................................................................. 51
5.2 Saran ......................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 52
LAMPIRAN

11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum, kemudian terjadi pembelahan sel (zigot) di lanjutkan

dengan nidasi atau implantasi pada lapisan endometrium dinding cavum uteri.

Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu bila dihitung

dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi (Sukarni, 2019).

Kehamilan merupakan keadaan yang fisiologis yang mengakibatkan

perubahan baik secara fisik maupun psikologi. Salah satu perubahan itu ialah

terjadinya mual dan muntah pada kehamilan. Mual dan muntah merupakan

keluhan yang sering dialami oleh ibu hamil pada kehamilan trimester

pertama. Keluhan ini terjadi karena terjadinya berbagai perubahan di dalam

tubuh wanita. Salah satu penyebab terjadinya mual dan muntah karena

adanya peningkatan hormon hCG (human Gonodotropin Korionik) di dalam

tubuh ibu hamil. Bila keluhan ini tidak diatasi akan menyebabkan gangguan

nutrisi pada ibu hamil, dehidrasi, kekurangan energi, dan penurunan berat

badan pada ibu hamil. Jika kejadian ini terus berlanjut akan berdampak pada

kehamilan dan proses pertumbuhan dan perkembangan janin (Ayudia Fanny,

2020).

Pada awal kehamilan banyak ibu mengalami keluhan mual muntah

terutama pada pagi hari yang dikenal dengan morning sickness atau dalam

bahasa medis dikenal dengan emesis gravidarum. Keluhan mual muntah pada

12
emesis gravidarum merupakan hal yang fisiologis, akan tetapi apabila

keluhan ini tidak segera diatasi maka akan menjadi hal yang patologis

(Henukh, dkk 2019).

Penyebab mual dan muntah berkaitan dengan faktor hormonal, sistem

vestibular, pencernaan, psikologis, genetik dan faktor evolusi. Selain itu

penyebab mual muntah disebabkan oleh faktor psikologis, seperti kehamilan

yang tidak direncanakan, tidak nyaman atau tidak diinginkan, beban pekerjaan

akan menyebabkan penderitaan batin dan konflik. Perasaan bersalah, marah,

ketakutan, dan cemas dapat menambah tingkat keparahan mual dan muntah

(Sukarni, 2019).

Angka kejadian emesis gravidarum mencapai 14% dari semua wanita

hamil di dunia (WHO, 2018). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

(Heitmann et al., 2016) dengan metode cross sectional pada 9113 wanita

hamil di 5 negara bagian Eropa, Amerika dan Australia mengemukakan

bahwa 73,5% wanita hamil mengalami emesis selama kehamilan. Di

Indonesia sebanyak 50-75% ibu hamil mengalami mual dan muntah pada

trimester pertama atau awal-awal kehamilan (Kemenkes RI, 2017).

Mual dan muntah paling sering terjadi pada kehamilan berusia muda,

yaitu mulai dari minggu ke 6 setelah hari pertama haid terakhir dan

berlangsung. Sampai usia kehamilan 16 minggu. Tingkat keparahan paling

parah mual munta terjadi pada 7-9 minggu. Pada ibu hamil yang mengalami

mual muntah 50 % bisa mengatasi pada usia 14 minggu dan 90% bisa

mengatasi sampai usia 22 minggu (Putri Yesi, 2020).

13
Dari 360 wanita hamil, 2% diantaranya mengalami mual muntah di

pagi hari dan sekitar 80% mengalami mual muntah sepanjang hari. Kondisi ini

biasanya bertahan dan mencapai puncak pada usia kehamilan 9 minggu.

Namun demikian, sekitar 18% kasus mual muntah akan berlanjut sampai

kelahiran (Pratiwi Hasanah, 2020).

Penyebab mual dan muntah ini tidak diketahui secara pasti, tetapi

berkaitan dengan tingginya kadar hormon hCG. Hormon hCG yang

meningkat pada kehamilan diduga menjadi penyebab mual dan muntah yang

bekerja pada chemoreseptor trigger zone di pusat muntah di otak yaitu

medulla. Produksinya sudah dimulai pada awal kehamilan, kira-kira pada hari

implantasi. Setelah itu, kadar hCG dalam plasma dan urin ibu meningkat

sangat pesat. Kadarnya meningkat sejak hari implantasi hingga mencapai

puncaknya pada sekitar hari ke-60 sampai hari ke 70. Setelah itu,

konsentrasinya secara bertahap sampai titik terendah dicapai pada sekitar hari

ke-100 sampai hari ke-130, selain itu mual muntah juga dapat terjadi apabila

terjadi peningkatan hormone progesterone, kekurangan vitamin B6, dan

Stress. (Putri Yesi, 2020).

Masalah mual muntah dapat menimbulkan efek yang merugikan bagi

pasien. Efek mual dan muntah ini antara lain dehidrasi, ketidak seimbangan

elektrolit, hipertensi vena dan perdarahan, rupture esofageal, dan keadaan

lanjut dapat membuat pasien mengalami dehidrasi berat (Ayudia Fanny,

2020). Mual muntah pada kehamilan biasanya bersifat ringan dan merupakan

kondisi yang dapat dikontrol sesuai dengan kondisi masing-masing individu.

14
Bila keadaan ini semakin berat dan tidak dapat ditanggulangi maka disebut

hiperemesis gravidarum, dilaporkan terjadi sekitar 0,5%-2% dari semua

kehamilan (Pratiwi Hasanah, 2020).

Mengurangi mual muntah pada trimester 1 dengan cara memberikan

terapi yang sesuai dengan kebutuhan dan mengatur pola makan setiap harinya

dengan cara mempertahankan hidrasi yang memadai dan cairan elektrolit,

sebaiknya minum 2 liter air per hari, menghindari perut kosong setiap saat

dengan sering makan kecil setiap 1-2 jam yang terdiri dari makanan lunak

(Wandira, Ayu., 2016).

Sebagian ibu hamil merasakan bahwa mual dan muntah merupakan hal

yang biasa terjadi selama kehamilan. Sebagian lagi merasakan bahwa mual

dan muntah merupakan suatu hal yang tidak nyaman dan mengganggu

aktivitas sehari-hari bahkan banyak dari wanita hamil yang harus

mengkonsumsi obat -obatan atau tindakan alternatif lain untuk mengatasi

mual dan muntah. Obat -obatan yang sering diberikan pada wanita hamil yang

mengalami mual muntah adalah obat yang mengandung efek anti mual seperti

vitamin B6. Namun bahan-bahan ini dilaporkan memiliki efek samping

seperti sakit kepala, diare dan mengantuk. Mual dan muntah tanpa komplikasi

adalah istirahat dan menghindari makanan yang merangsang, seperti makanan

pedas, makanan berlemak, atau suplemen besi. Perubahan pola diet yang

sederhana, yaitu mengkonsumsi makanan dan minuman dalam porsi yang

kecil namun sering cukup efektif untuk mengatasi mual dan muntah derajat

ringan. Sedangkan penanganan secara farmakologis pada emesis gravidarum

15
yaitu obat-obat yang digunakan antara lain adalah vitamin B6 (piridoksin),

antihistamin dan agen -agen prokinetik. Sedangkan non farmakologi adalah

Teknik Akupuntur, acupressure, hipnoterapi, ekstrak jahe, aromaterapi

lemon. Terapi komplementer lebih murah dan tidak mempunyai efek

farmakologi (Wandira, Ayu., 2016).

Prevalensi penggunaan obat komplementer pada kehamilan sangat

tinggi di tingkat Internasional. Dari 23 negara di Dunia, negara Rusia

merupakan negara tertinggi dalam menggunaan terapi komplementer pada

kehamilan yaitu 69%, dilanjutkan Australia sebesar 43,8% dan Polandia

sebesar 49,8% (Ayudia Fanny, 2020).

Terapi komplementer yang dapat digunakan untuk mencegah dan

mengurangi mual muntah adalah aromaterapi. Aromaterapi adalah minyak

tumbuhan yang harum dan mempunyai konsentrasi tinggi dan mudah

menenangkan suasana, aromanya dapat menimbulkan rasa percaya diri,

menenangkan saraf tanpa menghilangkan kesadaran (Putri Yesi, 2020).

Penelitian ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya terbukti mengurangi

mual dan muntah pada kehamilan (Ayudia Fanny, 2020).

Jahe merupakan tanaman herbal, berbatang semu dengan panjang 30-

75cm. Jahe hampir tersebar diseluruh tropika basah, termasuk Indonesia.

Kandungan di dalam jahe terdapat minyak atsiri Zingiberena (zingirona),

zingiberol, bisabilena, kurkumen, gingerol, flandrena, vit A dan resin pahit

yang dapat memblok serotinin yaitu suatu neurotransmitter yang di

sintesiskan pada neuron-neuron serotonergis dalam sistem saraf pusat dan sel-

16
sel enterokromafin dalam saluran pencernaan sehingga di percaya dapat

sebagai pemberi perasaan nyaman dalam perut sehingga di percaya sebagai

pemberi perasaan nyaman dalam perut sehingga dapat mengatasi mual muntah

(Afriyanti, 2017).

Penelitian yang dilakukan Putri, dkk (2017) menunjukkan setelah

diberi intervensi minuman jahe hangat rata-rata frekuensi mual muntah

menurun menjadi 3,18 kali dalam sehari. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan Wulandari, dkk (2019) bahwa frekuensi mual muntah pada

kelompok intervensi setelah tindakan mendapatkan rata-rata skor 7.56 yang

menunjukkan bahwa pemberian minuman jahe efektif terhadap frekuensi

emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di Puskesmas Nalumsari Jepara.

Selain itu berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Giti Ozgoli (2018) di

Iran tentang Effects of Complementary Medicine on Nausea and Vomiting in

Pregnancy menunjukkan hasil tinjauan sebagian besar metode yang digunakan

efektif mengurangi mual muntah tetapi jahe lebih direkomendasikan untuk

mengurangi mual muntah dan tidak memberikan efek negatif

Minyak aromaterapi lemon mudah didapatkan dan mempunyai

kandungan limonene 66-80%, geranilasetat, nerol, linalilasetat, á pinene 0,4-

15%, á pinene 1-4%, terpinene 6-14% dan myrcen. Limonene merupakan

komponen utama dalam senyawa kimia jeruk dapat menghambat kerja

prostaglandin sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. Selain itu limonene

mengontrol siklooksigenase I dan II, mencegah aktivitas prostaglandin dan

mengurangi rasa sakit termasuk mual muntah. Linalil asetat yang terdapat

17
dalam aromaterapi lemon merupakan senyawa ester yang terbentuk melalui

penggabungan asam organik dan alkohol. Ester sangat berguna untuk

menormalkan keadaan emosi serta keadaan tubuh yang tidak seimbang, dan

juga memiliki khasiat sebagai penenang serta tonikum, khususnya pada

sistem syaraf (Pratiwi Hasanah, 2020).

Ketika minyak essensial dihirup, molekul masuk ke rongga hidung dan

merangsang sistem limbik di otak. Sistem limbic adalah daerah yang

memengaruhi emosi dan memori serta secara langsung terkait dengan adrenal,

kelenjar hipofisis, hipotalamus, bagian-bagian tubuh yang mengatur denyut

jantung, tekanan darah, stress, memori, keseimbangan hormon, dan

pernafasan. Begitu banyak jenis minyak essensial yang ada. Jenis minyak

essensial yang biasa digunakan adalah peppermint, spearmint (tiga tetes),

lemon, dan jahe (dua tetes) (Putri Yesi, 2020).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 orang ibu

hamil yang berada di Wilayah kerja, 8 orang mengatakan mual muntah di

awal kehamilannya, 2 orang mengatakan tidak mengalami mual muntah di

awal kehamilannya.

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas hampir seluruhnya

wanita hamil mengalami mual muntah. Mual dan muntah pada ibu trimester

pertama di masyarakat masih terjadi dan cara penanggulangannya sebagian

besar masih menggunakan terapi farmakologis atau di diamkan saja. Mual

muntah bisa berdampak pada janin dan kegiatan aktifitas social ibu.

Penanganan mual muntah pada ibu perlu dilakukan untuk meningkatkan

18
status kesehatan ibu. Terapi non farmakologis efektif menurunkan mual

munta tanpa ada efek samping. Aroma terapi lemon sebagai salah alternatife

bagi ibu hamil yang sedang mengalami mual muntah dan menimbulkan efek

samping atau efek yang buruk terhadap kehamilan.

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Perbandingan pemberian Aromaterapi Lavender dan

Extract Jahe Merah terhadap Hiperemesis Gravidarum Trimester 1 ”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari 360 wanita hamil, 2% diantaranya mengalami mual muntah di

pagi hari dan sekitar 80% mengalami mual muntah sepanjang hari. Kondisi ini

biasanya bertahan dan mencapai puncak pada usia kehamilan 9 minggu.

Melihat masih banyaknya gangguan kehamilan pada ibu hamil trimester 1

terutama masalah mual muntah dan masih banyaknya para ibu hamil trimester

1 yang belum mengetahui cara mengatasinya, dan jika keluhan tersebut di

biarkan bisa menjadi masalah yang besar dan fatal. Berdasarkan data tersebut

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Perbandingan pemberian

Aromaterapi Lavender dan Extract Jahe Merah terhadap Hiperemesis

Gravidarum Trimester 1. Apakah Aromaterapi Lavender dan Extract Jahe

Merah dapat dijadikan terapi non farmakologi pada ibu hamil trimester 1 dan

melihat terapi mana yang paling berpengaruh?

1.3 Tujuan Studi Kasus

1.3.1 Tujuan Umum

19
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Perbandingan pemberian

Aromaterapi Lavender dan Extract Jahe Merah terhadap Hiperemesis Gravidarum

Trimester 1.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penulisan ini adalah agar dapat melakukan:

a. Mengetahui intensitas mual muntah pada ibu hamil trimester 1 yang diberikan

aromaterapi lavender di Kesehatan Asarama Denarhanud Rudal 003 Cikupa

Tangerang.

b. Mengetahui intensitas mual muntah pada ibu hamil trimester 1 yang diberikan

extract Jahe Merah di Kesehatan Asarama Denarhanud Rudal 003 Cikupa

Tangerang.

c. Mengetahui perbandingan intensitas mual muntah pada ibu hamil trimester 1

yang diberikan aromaterapi lavender dan Extract Jahe Merah di Kesehatan

Asarama Denarhanud Rudal 003 Cikupa Tangerang.

1.4 Manfaat Studi Kasus

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitain ini tidak mencipatakan teori baru karena penelitian ini hanya

untuk membandingkan kasus, teori dan jurnal ilmiah lain yang sesuai dengan

penelitian ini yaitu perbandingan pemberian aromaterapi lavender dan Extract

Jahe Merah terhadap Hiperemesis Gravidarum di Kesehatan Asarama

Denarhanud Rudal 003 Cikupa Tangerang.

1.4.2 Manfaat Praktis

20
Studi kasus ini diharapkan dapat dijadikan sebagain alternatif Asuhan

Kebidanan Profesi Bidan dalam penanganan mual muntah pada ibu hamil

trimester 1 dengan memberikan interfensi pemberian aromaterapi lavender dan

extract Jahe Merah untuk mengurangi intensitas mual muntah nya.

1.4.3 Manfaat Metodologis

Penelitian ini tidak menghasilkan konsep metodelogi yang baru karena

penelitian ini hanya di fokuskan pada perbandingan pemberian aromaterapi

lavender dan Extract Jahe Merah terhadap Hiperemesis Gravidarum di Kesehatan

Asarama Denarhanud Rudal 003 Cikupa Tangerang.

1.5 Ruang Lingkup

Studi kasus ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan pemberian

aromaterapi lavender dan Extract Jahe Merah terhadap Hiperemesis Gravidarum

di Kesehatan Asarama Denarhanud Rudal 003 Cikupa Tangerang. Penelitian ini

dilakukan pada 9-16 Januari 2022. Sampel pada penelitian ini adalah ibu Hamil

Trimester 1. Penelitian ini dilakukan karena mual muntah dapat menimbulkan

efek yang merugikan bagi ibu hamil, efek mual dan muntah ini antara lain

dehidrasi, ketidak seimbangan elektrolit, hipertensi vena dan perdarahan, rupture

esofageal, dan keadaan lanjut dapat membuat pasien mengalami dehidrasi berat.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian case study atau studi dengan metode

accidental sampling. Data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh

dengan cara mengobservasi intensitas mual muntah ibu hamil trimester 1 sebelum

dan sesudah diberikan aromaterapi lavender dan extract Jahe Merah. Responden

21
yang bersedia mengikuti penelitian ini merupakan ibu hamil yang sesuai dengan

kriteria inklusi dan bersedia mengikuti penelitian ditandai dengan persetujuan

pada informed consent.

22
BAB II

LITERATUR REVIEW

2.1 Kehamilan

Kehamilan dimulai dari proses pembuahan (konsepsi) sampai sebelum

janin lahir. Kehamilan adalah petumbuhan dan perkembangan janin intrauterine

mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan. Kehamilan terdiri dari ovum

(sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi=fertilisasi), nidasi, dan

plasenta. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

kehamilan yang normal adalah 280 hari atau 40 minggu, dihitung dari hari

pertama haid yang terakhir (Wandira, Ayu. 2016).

2.2 Perubahan Fisik Selama Kehamilan

2.2.1 Kehamilan Trimester Pertama

Pada kehamilan trimester pertama, umumnya nafsu makan berkurang, sering

timbul rasa mual dan ingin muntah.Pada kondisi ini ibu harus tetap berusaha

untuk makan agar janin dapat tumbuh dengan baik. Gejala awal kehamilan pada

beberapa wanita adalah mual dengan atau tanpa muntah.Ini disebut morning

sickness baik terjadi pada pagi hari maupun siang hari.Morning sickness atau

mual dan muntah bisanya dimulai sekitar 6 atau8 minggu dan mungkin berakhir

sampai 12 atau 13 minggu (Sawinanti, 2019).

23
2.2.2 Kehamilan Trimester Kedua

Uterus akan terus tumbuh. Pada usia kehamilan 16 minggu, uterus

biasanya berada pada pertengahan antara simfisis pubis dan pusat. Penambahan

berat badan sekitar 0,4- 0,5 kg/mg. Ibu mungkin akan merasa banyak energi. Pada

usia kehamilan 20 minggu, fundus berada dekat dengan pusat. Payudara mulai

mengeluarkan kolostrum.Ibu dapat merasa gerakan bayinya dan juga mengalami

perubahan yang normal pada kulitnya, meliputi adanya chloasma, linea nigra, dan

striae gravidarum (Sawinanti, 2019).

2.2.3 Kehamilan Trimester Ketiga

Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus berada pada pertengahan antara

pusat dan sifoideus. Pada usia kehamilan 32-36 minggu, fundus mencapai

prosesus sifoideus. Payudara penuh dan nyeri tekan.Sering BAK kembali terjadi.

Sekitar usia 38 minggu bayi masuk/turun ke dalam panggul. Sakit punggung dan

sering BAK meningkat.Ibu mungkin terjadi sulit tidur.Kontraksi Braxton Hicks

meningkat (Sawinanti, 2019).

2.3 Perubahan Psikologi pada Kehamilan

2.3.1 Trimester Pertama

Segera setelah konsepsi, kadar hormone progesterone dan estrogen dalam

kehamilan akan meningkat. Hal ini akan menyebabkan timbulnya mual dan

muntah pada pagi hari, lemah, lelah, dan membesarnya payudara.Ibu merasa tidak

24
sehat dan sering kali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan

kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan kesedihan. Sering kali pada awal

kehamilannya ibu berharap untuk tidak hamil (Pratiwi Hasanah, 2020).

Pada trimester pertama, seorang ibu akan selalu mencari tnda-tanda untuk

tidak meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi

pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Oleh karena perutnya

masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin

diberitahukannya kepada orang lain atau dirahasiakannya (Pratiwi Hasanah,

2020).

2.3.2 Trimester Kedua

Trimester kedua biasaya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa

dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah

berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban.

Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan

pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan

gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seorang di

luar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan,

rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan pada trimester pertama dan merasakan

meningkatnya libido (Pratiwi Hasanah, 2020).

2.3.3 Trimester Ketiga

Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan waspada sebab

25
pada saat ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan

membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya.

Terkadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu.

Keadaan ini mnyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya

tanda dan gejala terjadinya persalinan. Sering kali ibu merasa khawatir atau takut

apabila bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan

bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja

yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa

takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan

(Pratiwi Hasanah, 2020).

Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga

dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Di samping itu, ibu mulai

merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus

yang diterima selama hamil.Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan

dukungan dari suami, keluarga, perawat dan bidan (Pratiwi Hasanah, 2020).

Berat badan ibu meningkat, adanya tekanan pada organ dalam, adanya

perasaan tidak nyaman karena janinnya semakin besar, adanya perubahan

gambaran diri (konsep diri, tidak mantap, merasa terasing, tidak dicintai, merasa

tidak pasti, dan takut (Pratiwi Hasanah, 2020).

2.4 Konsep Mual dan Muntah Pada Kehamilan

2.4.1 Pengertian Mual Muntah

Mual merupakan suatu rasa atau sensasi yang tidak menyenangkan yang

26
terjadi dibelakang tenggorokan dan epigastrium yang dapat atau tidak

menyebabkan muntah.Sedangkan muntah diartikan sebagai perasaan subjektif dan

adanya keinginan untuk muntah. Muntah juga dapat dipengaruhi oleh serabut

aferen sistem gastrointestinal. Muntah merupakan respon dari batang otak yang

akan memepngaruhi pusat muntah. Jika pusat muntah terstimulasi maka jalan

nafas akan tertutup dan respirasi menjadi lebih rendah. Akibatnya esophagus

bagian atas relaksasi da meningkatkan tekanan intra abdomen yang menyebabkan

pengeluaran isi lambung (Tamar Miskiyah, 2020).

Hipersaliva sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan muntah yang

terjadi. Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin

berkaitan dengan perspsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa

mengurangi rasa mual dan muntah. Banyak wanita yang mengalami mual

biasanya tidak mendapatkan perhatian medis.Akan tetapi, tidak ada pengobatan

yang benar-benar berhasil untuk mual dan muntah yang normal pada kehamilan.

(Wandira, Ayu. 2016)

Mual merupakan suatu rasa yang tidak menyenangkan yang biasanya

menyebar ke bagian belakang tenggorokan, epigastrium atau keduanya dan

memuncak pada muntah. Rasa mual sering disertai dengan gejala vasomotor

perangsangan otonom seperti saliva yang meningkat, berkeringat, pingsan,

vertigo, takikardia (Sawinanti, 2019).

Muntah diartikan sebagai pengeluaran secara paksa isi lambung dan usus

melalui mulut. Sebelum muntah terjadi takipnea, salivasi yang banyak, dilatasi

pupil, berkeringat, pucat dan denyut jantung yang cepat sebagai tanda

27
perangsangan otonom yang menyebar luas (Sawinanti, 2019).

Faktor psikis dapat memicu dan memperburuk muntah. Berat badan

penderita menurun dan terjadi dehidrasi. Dehidrasi dapat menyebabkan perubahan

kadar elektrolit di dalam darah sehingga darah menjadi terlalu asam. Muntah yang

terus terjadi akan menyebabkan kerusakan hati. Komplikasi lainnya adalah

perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika

penderita muntah (Pratiwi Hasanah, 2020).

Satu dari dua puluh wanita mengalami penurunan berat badan, dehidrasi

dan gangguan elektrolit. Mual muntah yang berlebihan dapat menyebabkan

dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, gangguan metabolik dan defisiensi gizi

yang dikenal dengan hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum

merupakan muntah persisten dan parah. Tanpa pengobatan hiperemesis akan

menyebabkan banyak komplikasi, diantaranya kegagalan hati dan kegagalan

ginjal (Tamar Miskiyah, 2020).

2.4.2 Tanda dan Gejala Mual dan Muntah pada Kehamilan

Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:

a. Tingkatan I (ringan)

1) Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum

penderita

2) Ibu merasa lemah

3) Nafsu makan tidak ada

4) Berat badan menurun

28
5) Merasa nyeri pada epigastrium

6) Nadi meningkat sekitar 100 per menit

7) Tekanan darah menurun

8) Turgor kulit berkurang

9) Lidah mongering

10) Mata cekung

b. Tingkatan II (sedang)

1) Penderita tampak lebih lemah dan apatis

2) Turgor kulit mulai jelek

3) Lidah mengering dan tampak kotor

4) Nadi kecil dan cepat

5) Suhu badan naik (dehidrasi)

6) Mata mulai ikterik

7) Berat badan turun dan mata cekung

8) Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi

9) Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria

c. Tingkatan III (berat)

1) Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai

koma)

2) Dehidrasi hebat

3) Nadi kecil, cepat dan halus

4) Suhu badan meningkat dan tensi turun

5) Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan

29
enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan

mental

6) Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati (Sawinanti,

2019).

2.4.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi mual dan muntah

Etiologi mual dan muntah pada kehamilan belum

diketahui dengan pasti. Dulu penyakit ini dikelompokkan ke

dalam penyakit toksemia gravidarum karena diduga adanya

semacam “racun” yang berasal dari janin atau kehamilan.

Penyakit ini juga digolongkan ke dalam gestosis bersama pre-

eklamsi dan eklamsi (Fazar Kumaladewi, Ciptiasrini Uci. 2020).

Terdapat beberapa teori mengenai penyebab mual dan

muntah pada kehamilan. HCG serum memuncak pada trimester

ketiga, tetapi hubungan antara mual muntah dan sekresi hCG

belum dapat dipastikan. Selain itu efek progesteron pada tonus

otot polos lambung, terutama efek pada motilitas saluran

gastrointestinal bagian atas, kepatenan sfingter esofagus bagian

bawah.

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kejadian

mual dan muntah pada ibu hamil, meliputi faktor predisposisi

terdiri dari primigravida, molahidatidosa dan kehamilan ganda,

faktor organik seperti alergi masuknya vilikohirialis sirkulasi,

perubahan metabolik akibat kehamilan dan resistensi ibu yang

30
menurun dan faktor psikologis meliputi pengetahuan, sikap,

umur, paritas, pekerjaan, stres, peningkatan hormon progesteron,

estrogen dan HCG, alergi, dan diabetes melitus (Fazar

Kumaladewi, Ciptiasrini Uci. 2020).

Masalah psikologis dapat mempredisposisi beberapa wanita untuk

mengalami mual dan muntah dalam kehamilan, atau memperburuk gejala yang

sudah ada ataupun mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala yang normal.

Kehamilan yang tidak direncanakan, tidak nyaman atau tidak diinginkan, beban

pekerjaan akan menyebabkan penderitaan batin dan konflik (Pratiwi Hasanah,

2020).

2.4.4 Patofisiologi Mual Muntah selama Kehamilan

Mual dan muntah dalam kehamilan merupakan gejala fisiologis karena

terjadinya berbagai perubahan di dalam tubuh wanita yang hamil.Banyak teori

mengenai penyebab mual dan muntah pada kehamilan (Sawinanti, 2019)

Mual dan muntah merupakan hasil stimulus yang terjadi di otak. Penyebab

mual dan muntah ini tidak diketahui secara pasti, tetapi tampaknya berkaitan

dengan tingginya kadar hormone hCG. Hormon hCG yang meningkat pada

kehamilan diduga menjadi penyebab mual dan muntah yang bekerja pada pusat

muntah di otak yaitu medulla. Produksinya sudah dimulai pada awal kehamilan,

31
kira-kira pada hari implantasi. Setelah itu, kadar hCG dalam plasma dan urin ibu

meningkat sangat pesat. Kadarnya meningkat sejak hari implantasi hingga

mencapai puncaknya pada sekitar hari ke-60 sampai hari ke 70.Setelah itu,

konsentrasinya menurun secara bertahap sampai titik terendah dicapai pada sekitar

hari ke-100 sampai 130 (Sawinanti, 2019).

Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem gastrointestinal ibu hamil.

Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh,

meningkatkan kolesterol darah. Selain itu sekresi saliva menjadi lebih asam, lebih

banyak dan asam lambung menurun. Muntah secara umum disebabkan oleh

motilitas lambung yang abnormal, muntah tidak ditimbulkan oleh peristaltic

terbalik tetapi karena adanya gaya yang mendorong keluar isi lambung. Muntah

juga dapat dipengaruhi oleh serabut aferen sistem gastrointestinal (Pratiwi

Hasanah, 2020).

Mual muntah selama kehamilan disebabkan oleh hal-hal berikut :

1. Peningkatan hormon Progesterone. Dengan meningkatnya tingkat hormon

progesterone ini, terjadi pergerakan dari usus kecil para ibu hamil,

kerongkongan dan perut yang mana hal ini akan bisa menyebabkan rasa

mual.

2. Peningkatan hCG yang terjadi pada manusia salah satunya bisa dan dapat

mengakibatkan rasa mual dan muntah dalam tahap awal kehamilan yang

dirasakan oleh para ibu hamil.

3. Kekurangan vitamin B6 dapat mengakibatkan morning sickness dan yang

lebih berat lagi.

32
4. Meningkatnya sensitivitas Pada Bau. Para dokter berpendapat bahwa

peningkatan hormon esterogen bisa memicu sensitivitas pada hidung ibu

hamil. Meski begitu masih belum diketahui benar apakah hormone

estrogen benar-benar berpengaruh terhadap hal ini.

5. Stres. Beberapa ahli juga menilai bahwa respon rasa mual dan muntah-

muntah yang dialami ibu hamil tersebut merupakan respon negatif akibat

rasa stress yang dialami. Sekali lagi, belum ada bukti konkrit terkait hal

ini. Meski begitu, rasa mual dan muntah yang dialami juga menyebabkan

ibu hamil semakin merasakan stress (Wandira, Ayu. 2016).

2.4.5 Pengukuran Mual dan Muntah

Banyak instrument yang tersedia dan telah digunakan untuk mengukur

berbagai aspek dari mual, tetapi semuanya itu belum cukup valid dan memiliki

standar, frekuensi, intensitas dan durasi mual adalah karakteristik yang paling

penting yang biasa diukur dalam percobaan klinis. Pengukuran frekuensi bisa

dilakukan dengan cara berdasarkan jawaban ya atau tidak untuk pretanyaan

spesifik dari responden yang berkaitan dengan munculnya mual dan muntah.

Pengukurn mual dan muntah bisa juga dilakukan dengan menggunaan score.

Frekuensi mual merupakan keluhan subjektif berupa perasaan tidak

nyaman pada saluran pencernaan yang bisa dihitung dengan menggunakan

kuesioner PUQE- 24. Responden diberi pertanyaan sebanyak 1 item berupa

pertanyaan berapa kali responden mengalami mual dalam waktu 24 jam. Tingkat

ringan yaitu apabila responden mengalami mual sebanyak 1-5 kali, tingkat sedang

33
apabila responden mengalami mual sebanyak 6-10 kali, mual tingkat berat apabila

responden mengalami mual sebanyak 11-15 kali. Sedangkan frekuensi muntah

berupa pengeluaran isi lambung muntah melalui mulut yang bisa diamati dengan

menggunakan kuesioner PUQE-24. Responden diberi pertanyaan berapa kali

responden mengalami muntah dalam waktu 24 jam. Muntah

tingkat ringan ayaitu apabila responden mengalami muntah sebanyak 1-3 kali,

muntah tingan sedang apabila responden mengalami muntah sebanyak 4-6 kali,

sedangkan muntah tingkat berat apabila responden mengalami muntah sebanyak

lebih dari 7 kali (Wandira, Ayu. 2016).

Kuesioner PUQE-24 (Pregnancy Unique Quantification of Emesis) adalah

kuesioner yang bisa digunakan untuk mengukur frekuensi mual dan muntah pada

ibu hamil trimester pertama Ebrahimi, et al, 2009). Berikut merupakan kuesioner

PUQE-24 kuesioner:

Tabel 2.1 Skor Pregnancy-Unique Quantification of Emesis (PUQE)


No Pertanyaan Nilai
1. Dalam 24 jam Tidak 1 jam 2-3 jam 4-6 Lebih
terakhir, berapa lama sama Atau jam dari
anda merasakan mual sekali kurang 6
atau sakit pada jam
perut?
Skor 1 2 3 4 5
2. Dalam 24 jam terakhir, 7 kali 5-6 kali 3-4 kali 1-2 Tidak
berapa kali anda atau kali pernah
muntah- muntah? lebih sama
sekali
Skor 5 4 3 2 1

34
3. Dalam 24 jam terakhir, Tidak 1-2 kali 3-4 kali 5-6 7
sudah berapa kali Anda pernah kali kali
muntah kering atau atau
tidak mengeluarkan lebih
apapun?
Skor 1 2 3 4 5
Sumber : Shehmar (2016)

Keterangan :

Skor yang didapatkan dari penilaian tersebut dikategorikan kedalam :

1. Mual dan muntah ringan bila nilai indeks PUQE ≤ 6

2. Mual dan muntah sedang bila nilai indeks PUQE 7 – 12

3. Mual dan muntah berat bila nilai indeks PUQE ≥13.

2.5 Penatalaksanaan Mual dan Muntah pada Kehamilan

Mual dan muntah bisa dicegah dengan cara farmakologi dan non

farmakologi. Berikut beberapa terapi farmakologi dan non farmakologi yang biasa

diberikan.

a. Terapi farmakologi

Terapi farmakologi bisa dengan pemberian vitamin B6 dan obat

antiemetik, obat antihistamin misalnya prometazin atau fenotiazin untuk

meringankan mual dan muntah ringan atau mual dan muntah berat.Namun,

penggunaan obat-obatan dapat menyebabkan efek samping baik pada ibu,

kehamilan, maupun bayi.Untuk itu pengobatan nonfarmakologi salah satu

pengobatan alternatif untuk mengurangi mual dan muntah pada kehamilan

(Kia, et al, 2014).

b. Terapi Non Farmakologi

35
Terapi non-farmakologi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

mual dan muntah pada kehamilan adalah dengan perubahan diet,

pengobatan herbal, akupresur, akupuntur, refleksologi, osteopati,

homeopati, dan hipnoterapi, dan aromaterapi (Pratiwi Hasanah, 2020).

2.6 Aromaterapi Lavender

2.6.1 Aromaterapi

Aromaterapi merupakan terapi dengan menggunakan minyak essensial

atau minyak atsiri yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan salah

satunya mual dan muntah.Istilah aromaterapi, yang kemudian digunakan hingga

sekarang ini, berasal dari Gattefosse yang diartikan sebagai terapi dengan

menggunakan minyak atsiri.Aromaterapi meliputi penggunaan minyak atsiri atau

minyak essensialyang berasal dari tanaman (Fazar Kumaladewi, Ciptiasrini Uci.

2020).

Aromaterapi berasal dari dua kata, yaitu aroma dan terapi.Aroma berarti

bau harum atau bau-bauan dan terapi berarti pengobatan, jadi aromaterapi adalah

salah satu carapengobatan dengan menggunakan bau-bauan yang umumnya

berasal dari tumbuh- tumbuhan serta berbau harum, gurih, dan enak yang disebut

dengan minyak atsiri.Komponen utama dalam aromaterapi adalah minyak

atsiri.Istilah aromaterapi baru popular pada tahun 1928. Namun, cara pengobatan

ini sebenarnya telah diterapkan sejak dimulainya peradaban di bumi (Pratiwi

36
Hasanah, 2020).

Minyak atsiri dapat dimanfaatkan sebagai anti-inflamasi, antiseptik,

merangsang nafsu makan, karminatif, koleretik, merangsang sirkulasi, doedoran,

ekspektoran, stimulasi granulasi, insektisida, insekrepelan, dan sedatif. Efek

samping penggunaan minyak atsiri dalam aromaterapi jarang ditemukan.

Aromaterapi bersifat sebagai antivirus, antibakteri, antijamur, antiseptik karena

memiliki kekuatan untuk mengikat dan membawa oksigen serta nutrisi ke dalam

sel di seluruh tubuh (Fazar Kumaladewi, Ciptiasrini Uci. 2020).

Tanaman yang bisa dijadikan aromaterapi untuk mengatasi mual dan

muntah yaitu peppermint, petitgrain, orange, lavender, ginger, lemon yang

digunakan secara inhalasi.

2.6.2 Sifat-Sifat Terapeutik Aromaterapi

Aromaterapi memiliki kemampuan antiinflamasi, antiseptic, perangsang

selera makan, karminatif, koleretik, perangsang sirkulasi, deodorant, ekspektoran,

perangsang granulasi, hiperemik, insektisida, pengusir serangga dan sedatif.

Selain itu aromaterapi memiliki kekuatan untuk mengikat dan membawa oksigen

serta nutrisi ke dalam sel di seluruh tubuh (Pratiwi Hasanah, 2020).

2.6.3 Cara Penggunaan Aromaterapi

Dalam aromaterapi, minyak atsiri masuk ke dalam badan melalui tiga jalan

utama, yaitu ingesti, olfaksi atau inhalasi, dan absorbs melalui kulit.

a. Ingesti

37
Ingesti merupakan cara aplikasi utama aromaterapi masuk ke dalam tubuh.

Ada berbagai metode ingesti, di antaranya adalah per oral, yaitu

memasukkan aromaterapi, tepatnya larutan minyak atsiri ke badan melalui

mulut.

b. Olfaksi atau Inhalasi

Aromaterapi melalui hidung merupakan rute yang paling efektif dibanding

cara lain. Karenahidung mempunyai kontak langsung dengan bagian-

bagian otak yang bertugas merangsang terbentuknya efek yang

ditimbulkan oleh aromaterapi saraf otak yaitu cranial pertama yang

bertanggung jawab terhadap indera pembau dan menyampaikan pada sel-

sel rerespetor ketika aromaterapi dihirup molekul yang mudah menguap

(volatile) dari minyak tersebut dibawa oleh arus udara ke atap hidung

dimana sislia-silia yang lembut muncul dari reseptor. Ketika molekul-

molekul itu menempel pada rambut-rambut tersebut, satu pesan

elektrokomia akan ditransmisikan melalui bola dan saluran olfactory ke

dalam sistem limbik. Hal ini akan merangsang memori. Selanjutnya

hipotalams berperan sebagai relay dan regulator, memunculkan pesan-

pesan yang harus disampaikan ke bagian badan yang lain. Pesanyang

diterima itu kemudian diubah menjadi tindakan yang berupa pelepasan

senyawa elektrokimia (Fazar Kumaladewi, Ciptiasrini Uci. 2020).

Inhalasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:

1) Dengan bantuan botol semprot

Botol semprot (spray bottle)biasa digunakan untuk menghilangkan

38
udara yang berbau kurang enak pada kamar pasien.Dengan dosis 10-12

tetes dalam 250 ml air, setelah dikocok kuat-kuat terlebih dahulu,

kemudian disemprotkan ke kamar pasien.

2) Dihirup melalui tissue

Inhalasi dari kertas tissueyang mengandung minyak atsiri 5-6 tetes (3

tetes pada anak kecil, orang tua, atau wanita hamil) sangat efektif bila

dibutuhkan hasil yang cepat (immediate result), dengan 2-3 kali tarikan

nafas dalam-dalam. Untuk mendapatkan efek yang panjang, tissue

dapat diletakkan di dada sehingga minyak atsiri yang menguap akibat

panas badan tetap terhirup oleh nafas pasien.

3) Dihisap melalui telapak tangan

Inhalasi dengan menggunakan telapak tangan merupakan metode yang

baik, tetapi sebaiknya hanya dilakukan oleh orang dewasa saja. Satu

tetes minyak atsiri diteteskan pada telapak tangan yang kemudian

ditelangkupkan, digosokkan satu sama lain dan kemudian ditutupkan

ke hidung.Mata pasien sebaiknya terpejam saat melakukan hal ini.

Pasien dianjurkan untuk menarik nafas dalam-dalam. Cara ini sering

dilakukan untuk mengatasi kesukaran dalam pernafasan atau kondisi

stress.

39
4) Penguapan

Cara ini digunakan untuk mngatasi problem respirasi dan masunk

angin.Untuk kebutuhan ini digunakan suatu wadah dengan air panas

yang ke dalamnya diteteskan minyak atsiri sebanyak 4 tetes, atau dua

tetes untuk anak- anak dan wanita hamil. Kepala pasien menelungkup

di atas wadah dan disungkup dengan handuk sehingga tidak ada uap

yang keluar dan pasien dapat menghirupnya secara maksimal.Selama

penanganan, pasien diminta untuk menutup matanya (Sawinanti,

2019).

A. Jahe

1. Pengertian Jahe

Jahe (Zingiber officinale) adalah tanaman rimpang yang sangat populer

sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang

menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa

keton bernama zingeron.

Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe

diberikan oleh William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari Bahasa

Sanskerta, singaberi ( Putra, Winkanda, 2016).

2. Jenis Jahe

Menurut Putra, Winkanda (2016), secara umum terdapat tiga jenis

tanaman jahe yang dapat dibedakan dari aroma, warna, bentuk, dan besar

rimpang. Ketiga jenis tanaman jahe tersebut adalah jahe putih besar, jahe putih

kecil, dan jahe merah.

40
a. Jahe Gajah

Gambar 2.1 Jahe Gajah

Jahe gajah dikenal dengan nama Latin Zingiber officinale var.

Officinale. Ukuran rimpangnya lebih besar dan gemuk jika dibandingkan

jenis jahe lainnya dan jika diiris rimpang berwarna putih kekuningan. Ruas

rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jahe gajah bisa

dikonsumsi saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar

maupun jahe olahan. Jahe gajah panen tua berumur delapan bulan, sedangkan

panen muda berumur empat sampai dengan lima bulan. Jahe gajah memiliki

kandungan

minyak atsiri sekitar 0,18 - 1,66% dari berat kering. Jahe gajah merupakan

varietas unggul yang memiliki potensi produksi tinggi mencapai 25.000 kg/ha.

b. Jahe Putih

Gambar 2.2 Jahe Putih

Jahe putih dikenal dengan nama Latin Zingiber officinale var amarum,

bisa disebut dengan jahe emprit. Warnanya putih, bentuknya agak pipih,

berserat lembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan dengan jahe

41
merah. Jahe putih memiliki ruas rimpang berukuran lebih kecil. Rimpangnya

lebih kecil dari pada jahe gajah, tetapi lebih besar dari pada jahe merah. Jenis

jahe putih biasa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan jamu segar maupun

kering, bahan pembuat minuman, penyedap makanan, rempah-rempah, dan

cocok untuk ramuan obat- obatan. Jahe putih panen tua berumur delapan

bulan, sedangkan panen muda berumur empat sampai lima bulan. Jahe putih

dapat diekstrak oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 - 3,50% dari berat

kering). Kandungan minyak atsirinya lebih besar dibandingkan dengan jahe

gajah. Kadar minyak atsiri jahe putih sebesar 1,70 - 3,80% dan kadar

oleresin 2,39 - 8,87%.

c. Jahe Merah

Gambar 2.3 Jahe Merah

Jahe merah dikenal dengan nama Latin Zingiber officinale var.

rubrum. Jahe merah biasa disebut dengan jahe sunti. Jahe merah memiliki rasa

yang sangat pedas dengan aroma yang sangat tajam, sehingga sering

dimanfaatkan untuk pembuatan minyak jahe dan bahan obat-obatan. Jahe

merah memiliki rimpang yang berwarna kemerahan dan lebih kecil

dibandingkan dengan jahe putih. Jahe merah memiliki kandungan minyak

atsiri sekitar 2,58 - 3,90% dari berat kering. Jahe merah memiliki kandungan

air sebasar 81%. Sementara itu, jika dilihat dari kandungan minyak atsirinya,

42
jahe merah sekitar 2,58% - 2,72%. Khusus untuk jahe merah, pemanenannya

dilakukan lebih dari delapan bulan.

3. Kandungan Kimia Jahe

Kandungan minyak atsiri dalam jahe kering sekitar 1–3 persen.

Komponen utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah

zingiberen dan zingiberol. Oleoresin jahe banyak mengandung komponen

pembentuk rasa pedas yang tidak menguap. Komponen dalam oleoresin jahe

terdiri atas gingerol dan zingiberen, shagaol, minyak atsiri dan resin.

Pemberi rasa pedas dalam jahe yang utama adalah zingerol. Menurut

Farmakope Belanda, Zingiber Rhizoma (Rhizoma Zingiberis-akar jahe) yang

berupa akar jahe mengandung 6% bahan obat-obatan yang sering dipakai

sebagai rumusan obat-obatan atau sebagai obat resmi di 23 Negara (Putra,

Winkanda, 2016).

4. Mekanisme Kerja Jahe

Mekanisme jahe memiliki efek langsung dalam saluran pencernaan

dengan meningkatkan pergerakan lambung, serta absorbs racun dan asam.

Kandungan jahe terdapat pada minyak Atsiri Zingiberena (zingirona),

zingiberol, bisa bilena, kurkumen, gingerol, flandrena, vit A dan resin pahit

yang dapat memblok serotinin yaitu suatu neurotransmitter yang di

sintesiskan pada neuron-neuron serotonergis dalam sistem syaraf pusat dan

sel-sel enterokromafin dalam saluran pencernaan, sehingga sebagai pemberi

perasaan nyaman dalam perut (Afriyanti, 2017).

5. Manfaat Minuman Jahe

43
Manfaat jahe menurut Afriyanti (2017) secara singkat antara lain:

a. Sebagai anti-emesis: membantu meredam mual dan muntah pada ibu hamil

dan mabuk laut

b. Anti-spasmodic: mengurangi kejang otot


c. Carminative: mengatasi masalah gangguan pencernaan dan gas dalam

usus

d. Antiseptic : mengontrol atau mencegah infeksi bakteri

e. Circulatory stimulant: melancarkan peredaran darah

f. Diaphoretic : melancarkan keluarnya keringat

g. Expectorant : meredakan batuk

6. Cara Membuat Seduhan Jahe

a.Alat dan bahan pembuatan seduhan jahe: Bahan: jahe 250 mg, air panas 50

ml, gula, Alat: Parutan, pisau, panci, gelas, sendok.

b. Cara membuat seduhan jahe yang baik dan benar sesuai takaran

yang telah di tentukan : Kupas jahe 250 mg dan cuci hingga bersih. Parutlah

jahe yang sudah dikupas hingga halus. Siapkan air yang sudah masak

sebanyak 50 ml yang masih hangat. Masukkan parutan jahe tadi kedalam air

yang masih hangat tadi. Tunggu selama 15 menit hingga warnanya berubah

menjadi kuning kecoklatan, sambil diaduk sesekali. Kemudian tuang air

rebusan jahe tadi pada gelas, bila senang manis bisa di bubuhkan gula

secukupnya. Setelah selesai pembuatan seduhan jahe 2 kali sehari sebanyak

250 mg selama 4 hari dalam satu minggu.

44
B. Pengaruh Herbal Jahe Terhadap Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil

Trimester I

Minuman jahe yang diberikan pada ibu dengan emesis gravidarum

berasal dari rimpang jahe yang mengandung dua komponen utama yaitu

komponen volatile dan komponen non-volatile. Komponen volatile terdiri dari

oleoresin (4,0-7,5%), yang bertanggung jawab terhadap aroma jahe (minyak

atsiri) dengan komponen terbanyak adalah zingiberen dan zingiberol.

Komponen non-volatile pada jahe bertanggung jawab terhadap rasa pedas,

salah satu diantaranya adalah gingerol. Gingerol merupakan senyawa identitas

untuk tanaman jahe dan berfungsi sebagai senyawa yang berkhasiat obat.

Gingerol yang terkandung di dalam jahe memiliki efek sebagai antiinflamasi,

antipiretik, gastroprotective, cardiotonic dan antihepatoksik, antikanker,

antiartherosclerotic, antioksidan, antiangiogenesis, antiinflamasi. Kandungan-

kandungan ini yang mampu membantu mengurangi rasa mual pada ibu hamil.

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Haridawati

(2020) menunjukkan rata-rata frekuensi emesis gravidarum sebelum diberikan

air seduhan jahe hangat adalah 6,07 kali (SD=1,439 kali), nilai maksimal 8

kali dan nilai minimal 3 kali, setelah pemberian air seduhan jahe hangat setiap

pagi selama 4 hari kemudian turun menjadi 3,71 kali (SD=1,139 kali), nilai

maksimal 6 kali dan nilai minimal 2 kali, didapatkan nilai p value = 0,000 atau

p value < 0,05, artinya ada pengaruh pemberian air seduhan jahe hangat dalam

mengurangi frekuensi emesis gravidarum di Wilayah Kerja Puskesmas

45
Harapan Raya.

II.10 Kerangka Teori

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibuat kerangka kerja penelitian

“perbandingan pemberian aromaterapi lavender dan Extract Jahe Merah

terhadap Hiperemesis Gravidarum di Kesehatan Asarama Denarhanud Rudal

003 Cikupa Tangerang”.

46
BAB III

PROSEDUR ASUHAN KEBIDANAN

3.1 Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan pada ibu hamil trimester I yang ada di

47
Kesehatan Asrama Denarhanud Rudal 003 Cikupa Tangerang Tahun 2022.

Kriteria ibu hamil yang masuk ke dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester I

yang mengalami mual muntah.

3.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian ini dilakukan di Kesehatan Asrama Denarhanud Rudal 003

Cikupa Tangerang Tahun 2022 pada tanggal 9 Januari – 16 Januari 2022.

3.3 Definisi Istilah

Tabel 3.1 Definisi Istilah

No Variabel Definisi

1 Pemberian Aromatherapy Pemberian aromaterapi lavender yaitu pemberian


aromaterapi yang dihirup melalui tissue selama
Lavender tujuh hari setiap ibu merasakan mual muntah.
Indikator yang digunakan untuk mengukur
variabel aromaterapi lavender yaitu lama waktu
pemberian
2 Pemberian Extract Jahe Pemberian extract jahe merah yaitu pemberian
extract jahe merah yang sudah siap
dikonsumsi/diseduh selama tujuh hari setiap ibu
merasakan mual muntah. Indikator yang
digunakan untuk mengukur variabel extract jahe
merah yaitu lama waktu pemberian.
3 Intensitas Mual dan Frekuensi berupa keluhan subjektif berupa
perasaan tidak nyaman pada saluran pencernaan.
Muntah/ Hiperemesis Indikator yang digunakan untuk mengukur
intensitas mual muntah/ hiperemesis gravidarum
Gravidarum
yaitu frekuensi.

3.4 Instrument Kegiatan

48
Instrument pada studi kasus kali ini menggunakan lembar

kuesioner 24- PUQE Scale untuk menilai intensitas mual

muntah pada ibu hamil trimester I Responden diberi pertanyan

sebanyak 1 item berupa pertanyaan berapa kali responden

mengalami mual dalam waktu 24 jam. Tingkat ringan yaitu

apabila responden mengalami mual sebanyak 1-5 kali, tingkat

sedang apabila responden mengalami mual sebanyak 6-10 kali,

mual tingkat berat apabila responden mengalami mual sebanyak

11-15 kali. Sedangkan frekuensi muntah berupa pengeluaran isi

lambung muntah melalui mulut yang bisa diamati dengan

menggunakan kuesioner PUQE-24. Responden diberi pertanyaan

berapa kali responden mengalami muntah dalam waktu 24 jam.

Muntah tingkat ringan ayaitu apabila responden mengalami

muntah sebanyak 1-3 kali, muntah tingan sedang apabila

responden mengalami muntah sebanyak 4-6 kali, sedangkan

muntah tingkat berat apabila responden mengalami muntah

sebanyak lebih dari 7 kali.

Pengukuran variabel pemberian aromaterapi lavender

menggunakan lembar observasi untuk pemeberian aromaterapi

lavender. Dalam lembar observasi tersebut berisi beberapa item

yang terdiri dari berapa kali menghidup aromaterapi lavender,

dan untuk mengetahui apakah menghirup aromaterapi lavender

dilakukan secara rutin atau tidak. Sedangkan pada variabel

49
pemberian extract jahe menggunakan lembar observasi yang

berisi berapa kali dalam sehari mengkonsumsi extract jahe dan

berapa banyak jumlah extract jahe yang dikonsumsi.

3.5 Prosedur Pelaksanaan Kegiatan

1) Peneliti menetapkan responden. Responden merupakan ibu hamil trimester

I di Kesehatan Asrama Denarhanud Rudal 003 Cikupa Tangerang yang

mengalami keluhan mual muntah dalam kehamilannya dan belum

diberikan intervensi apapun.

2) Peneliti memberikan penjelasan kepada responden terkait dengan

deskripsi kegiatan yang akan dilakukan, kewajiban yang harus dilakukan

responden selama mengikuti penelitian dan tekhnis pengambilan data yang

terdapat di lembar deskripsi penelitian (lampiran). Kemudian, apabila

responden bersedia maka responden mengisi lembar persetujuan terlampir

sebagai persetujuan menjadi responden dalam penelitian ini.

3) Peneliti memberikan intervensi kepada responden berupa memberikan

aromatherapy lavender dan pemberian extract jahe dan melihat

perbandingan efektifitas intervensi yang diberikan kepada responden.

50

Anda mungkin juga menyukai