Oleh:
WIWIK WINARTI
P07124522057
i
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh:
WIWIK WINARTI
P07124522057
Menyetujui,
Pembimbing Klinik
Pembimbing Akademik
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesempatan dan
kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan manajemen kebidanan.
Tugas ini merupakan salah satu syarat guna memenuhi kelulusan dalam Praktik
Manajemen Pelayanan Kebidanan Program Studi Profesi Bidan Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Dalam penyusunan tugas ini penulis
banyak mendapatkan bimbingan, dukungan, dan kerjasama dari berbagai pihak,
oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Heni Puji Wahyuningsih, S.Si.T., M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
2. Munica Rita H., S.SiT, Bdn, M.Kes selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang telah memberikan
kesempatan untuk terselenggaranya Praktik Manajemen Pelayanan Kebidanan.
3. Dr. Sujiyatini, S.SiT, M.Keb selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan dan dukungan dalam pembuatan laporan ini.
4. Sri Rumiyati, S,ST., Bdn selaku pembimbing lahan di Puskesmas Berbah yang
sudah memberi masukan dalam pembuatan laporan ini.
5. Teman-teman kebidanan dan segenap pihak yang telah memberikan motivasi
dan dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekuran gan dalam penyusunan
tugas laporan ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Yogyakarta, Februari 2023
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................7
A. Latar Belakang.......................................................................................................7
B. Tujuan....................................................................................................................9
C. Manfaat................................................................................................................10
BAB II KAJIAN KASUS DAN TEORI........................................................................11
A. Pusat Kesehatan Masyakarat (Puskesmas)...........................................................11
B. Pelayanan Manajemen Kebidanan........................................................................22
BAB III PELAKSANAAN MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN...............28
A. Profil Puskesmas..................................................................................................28
B. Manajemen Puskesmas Berbah............................................................................42
C. Pelaksanaan Kegiatan di Puskesmas.....................................................................49
D. Analisis SWOT Manajemen Pelayanan Kebidanan..............................................51
E. Pelayanan KIA-KB...............................................................................................54
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................................56
A. Kunjungan Hamil.................................................................................................56
B. Kunjungan Nifas..................................................................................................58
C. Kunjungan Keluarga Berencana (KB)..................................................................60
D. Kunjungan Kesehatan Reproduksi (Kespro).........................................................61
E. Kunjungan Imunisasi............................................................................................62
F. Kunjungan Neonatus............................................................................................63
G. Kunjungan Calon Pengantin (Catin)....................................................................64
H. Persalinan.............................................................................................................65
BAB V PENUTUP..........................................................................................................66
A. Kesimpulan..........................................................................................................66
B. Saran....................................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................67
LAMPIRAN....................................................................................................................68
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam tahapan hidup
manusia. Dengan kondisi yang sehat, manusia dapat melakukan aktivitas
sehari-harinya dengan baik, tanpa terganggu oleh kesehatan tubuh yang
kurang optimal. Masyarakat di Indonesia masih terbilang terbelakang dalam
hal menjaga kesehatan, mereka masih kurang menyadari akan pentingnya
untuk menjaga kesehtan diri, keluarga dan lingkungannya, yaitu memahami
akan pentingnya promotif dan preventif. Dengan kurangnya kesadaran
tersebut mengakibatkan masyarakat di Indonesia terutama masyarakat awam
sangatlah mudah untuk terjangkit penyakit. Melihat semua masalah kesehatan
tersebut, perlu adanya perbaikan dibidang kesehatan. Untuk itu, sangatlah
perlu terselengaranya berbagai upaya kesehatan, baik upaya kesehatan
perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas
penyelenggaraan. Hal tersebut merupakan salah satu fungsi dari puskesmas,
sehingga untuk memperbaiki kesehatan masyarakat tersebut, perlu ditunjang
oleh manajemen puskesmas yang baik agar puskesmas benar-benar berfungsi
sesuai dengan tugasnya.1
Kementerian Kesehatan RI tahun 2014 dalam Permenkes No. 75 Tahun
2014 menyatakan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.2
Puskesmas sebagai tulang punggung penyelenggaraan upaya 2 pelayanan
kesehatan dasar bagi masyarakat di wilayah kerjanya berperan
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat
kesehatan yang optimal.
7
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Wilayah kerja secara nasional, standar wilayah kerja
puskesmas adalah satu kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat
lebih dari dari satu puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi
antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah
(desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara
operasional bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.3
Jumlah puskesmas di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya.
Kementerian Kesehatan melaporkan, terdapat sebanyak 10.204 puskesmas di
seluruh Indonesia. Puskesmas tersebut terdiri dari 4.119 puskesmas rawat
inap dan 6.086 puskesmas non-rawat inap.4 Di Yogyakarta, jumlah
puskesmas pada tahun 2019 sebanyak 121 puskesmas yang terdiri dari 72
puskesmas non-rawat inap dan 49 puskesmas rawat inap. 5
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan puskesmas,
perlu ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik. Manajemen
puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk
menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan
sistematis yang dilaksanakan oleh puskesmas membentuk fungsi-fungsi
manajemen. Terdapat tiga fungsi manajemen puskesmas yang dikenal yakni
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan
pertanggung jawaban. Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan
secara terkait dan berkesinambungan. Mengelola puskesmas sebagai satu unit
organisasi yang di dalamnya terdapat sumber daya manusia, peralatan,
anggaran dan program program kegiatan dan lingkungan internal dan
eksternal yang memerlukan ilmu manajemen.3
Upaya essensial kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang menjadi
penilaian kinerja puskesmas menjadi salah satu prioritas Kementerian
Kesehatan dan keberhasilan program KIA dalam Rencana Pembangunan
8
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 – 2025. Indiaktor ini merupakan
sasaran utama dalam pembangunan kesehatan dengan menurunkan angka
kematian ibu.6 Agar pelaksanaan program KIA dapat berjalan lancar,
peningkatan mutu Program KIA dinilai dari besarnya cakupan program di
masing-masing wilayah kerja. Untuk memantau cakupan pelayanan KIA
tersebut dikembangkan Sistem PWS KIA. Dengan diketahuinya lokasi rawan
kesehatan ibu dan anak, maka wilayah kerja tersebut dapat diperhatikan dan
dicarikan pemecahan masalahnya.
Manajemen kebidanan sangat berkaitan erat dengan pelaksanaan program
KIA. Bidan menerapkan pelaksanaanya dengan metode manajemen
kebidanan yang dilakukan secara bertahap dan sisitematis melalui suatu
proses yang dilaksanakan dalam upaya memecahkan masalah yang diderita
pasien atau kliennya. Pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam
manajemen kebidanan mulai dari pengumpulan data, perumusan diagnosa,
perencanaan asuhan, pelaksanaan asuhan, evaluasi asuhan dan
pendokumentasian asuhan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa diharapkan mampu menerapkan teori, konsep dan
mengimplementasikan manajemen pelayanan kebidanan di Puskesmas
Berbah.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat mengkaji kebutuhan organisasi pelayanan
kebidanan
b. Mahasiswa dapat menganalisa kebutuhan manajemen pelayanan
kebidanan
c. Mahasiswa dapat melakukan perencanaan dan penetapan standar
manajemen pelayanan kebidanan
d. Mahasiswa dapat melakukan pengorganisasian manajemen
pelayanan kebidanan
9
e. Mahasiswa dapat melakukan pengelolaan dan pelaksanaan
manajemen pelayanan kebidanan
f. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi manajemen pelayanan
kebidanan
g. Mahasiswa dapat melakukan pengendalian dan monitoring
pelayanan kebidanan
h. Mahasiswa dapat melakukan pengingkatan standar manajemen
pelayanan kebidanan
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan, pengalaman secara langsung, dan
menambah wawasan mengenai manajemen Puskesmas yang berfokus
pada Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa Pendidikan Profesi Bidan
Dapat mengkaji teori, menjabarkan ilmu, serta mengaplikasikan
manajemen pelayanan kebidanan di Puskesmas.
b. Bagi Bidan Pelaksana di Puskesmas Berbah
Dapat dijadikan dokumentasi di Puskesmas Berbah dapat juga
menjadi bahan update keilmuan.
10
BAB II
KAJIAN KASUS DAN TEORI
11
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat;
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan berekam medisutu
c. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
3. Fungsi dan wewenang puskesmas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Dalam
melaksanakan tugas puskesmas memiliki fungsi:7
a. Penyelenggaraan ukm tingkat pertama di wilayah kerjanya,
puskesmas berwenang untuk
1) Menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis
masalah kesehatan masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang
diperlukan
2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
3) Melaksanakan komunikasi, inforekam medisasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan
4) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerja sama dengan pimpinan
wilayah dan sektor lain terkait
5) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan
pelayanan puskesmas dan upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat
6) Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan
kompetensi sumber daya manusia puskesmas
7) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan
8) Memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan
12
mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, sosial, budaya,
dan spiritual
9) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
akses, mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan
10) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat
kepada dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan
sistem kewaspadaan dini, dan respon penanggulangan penyakit
11) Melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga
12) Melakukan kolaborasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama dan rumah sakit di wilayah kerjanya
b. Penyelenggaraan ukp tingkat pertama di wilayah kerjanya.
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara
komprehensif, berkesinambungan, berekam medisutu, dan
holistik yang mengintegrasikan faktor biologis, psikologi, sosial,
dan budaya dengan membina hubungan dokter - pasien yang
erat dan setara
2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
upaya promotif dan preventif
3) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berpusat pada
individu, berfokus pada keluarga, dan berorientasi pada
kelompok dan masyarakat
4) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
kesehatan, keamanan, keselamatan pasien, petugas, pengunjung,
dan lingkungan kerja
5) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi
6) Melaksanakan penyelenggaraan rekam medis
7) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
mutu dan akses pelayanan kesehatan
8) Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan
kompetensi sumber daya manusia puskesmas
13
9) Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis
dan sistem rujukan
10) Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan fasilitas pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4. Prinsip Puskesmas
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi:7
1) Paradigma sehat
Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan berpartisipasi
dalam upaya mencegah dan mengurangi risiko kesehatan yang
dihadapi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat melalui
gerakan masyarakat hidup sehat.
2) Pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
3) Kemandirian masyarakat
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
4) Ketersediaan akses pelayanan kesehatan
Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat
diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya
secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama,
budaya, dan kepercayaan.
5) Teknologi tepat guna
Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan
memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan,
mudah dimanfaatkan, dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
14
Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan
penyelenggaraan ukm dan ukp lintas program dan lintas sektor serta
melaksanakan sistem rujukan yang didukung dengan manajemen
puskesmas.
5. Persyaratan Puskesmas
Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. Dalam kondisi
tertentu, pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu)
Puskesmas. Kondisi tertentu tersebut ditetapkan berdasarkan
pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk, dan aksesibilitas.
Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
peralatan, ketenagaan, kefarekam medisasian, dan laboratorium klinik.
a. Persyaratan lokasi meliputi:
1) Geografis
2) Aksesibilitas untuk jalur transportasi
3) Kontur tanah
4) Fasilitas parkir
5) Fasilitas keamanan
6) Ketersediaan utilitas publik
7) Pengelolaan kesehatan lingkungan
8) Tidak didirikan di area sekitar saluran udara tegangan tinggi dan
saluran udara tegangan ekstra tinggi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Persyaratan bangunan
1) Persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan
kesehatan kerja serta persyaratan teknis bangunan
2) Bangunan bersifat perekam medisanen dan terpisah dengan
bangunan lain
3) Bangunan didirikan dengan memperhatikan fungsi, keamanan,
kenyamanan, perlindungan keselamatan dan kesehatan serta
kemudahan dalam memberi pelayanan bagi semua orang
15
terekam medisasuk yang berkebutuhan khusus/penyandang
disabilitas, anak-anak, dan lanjut usia
c. Persyaratan prasarana
1) Sistem penghawaan (ventilasi)
2) Sistem pencahayaan
3) Sistem air bersih, sanitasi, dan hygiene
4) Sistem kelistrikan
5) Sistem komunikasi
6) Sistem gas medik
7) Sistem proteksi petir
8) Sistem proteksi kebakaran
9) Sarana evakuasi
10) Sistem pengendalian kebisingan
11) Kendaraan puskesmas keliling
d. Persyaratan peralatan
1) Jumlah dan jenis peralatan sesuai kebutuhan pelayanan;
2) Kelengkapan izin edar sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
3) Standar mutu, keamanan, dan keselamatan; dan
4) Diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan
pengkalibrasi yang berwenang.
e. Persyaratan ketenagaan
1) Dokter
2) Dokter gigi
3) Perawat
4) Bidan
5) Tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku
6) Tenaga sanitasi lingkungan
7) Nutrisionis
8) Tenaga apoteker dan/atau tenaga teknis kefarekam medisasian
9) Ahli teknologi laboratorium medik
16
10) Tenaga kesehatan lainnya
11) Tenaga nonkesehatan.
f. Persyaratan kefarekam medisasian
Persyaratan kefarekam medisasian berupa adanya ruang farekam
medisasi. Ruang farekam medisasi merupakan unit pelayanan
puskesmas tempat penyelenggaraan pelayanan kefarekam
medisasian. Pelayanan kefarekam medisasian harus memenuhi
kriteria ketenagaan, bangunan, prasarana, perlengkapan dan
peralatan, serta dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
g. Persyaratan laboratorium klinik.
Persyaratan laboratorium klinik berupa ruang laboratorium klinik
untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit,
dan pemulihan kesehatan. Laboratorium klinik harus memenuhi
kriteria ketenagaan, bangunan, prasarana, perlengkapan dan
peralatan, serta dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
6. Manajemen Puskesmas
Untuk melaksanakan upaya kesehatan baik upaya kesehatan
masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama dibutuhkan manajemen Puskesmas yang dilakukan secara
terpadu dan berkesinambungan agar menghasilkan kinerja Puskesmas
yang efektif dan efisien. Ruang lingkup Pedoman Manajemen Puskesmas
meliputi:9
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan yang sistematis untuk
menyusun atau mempersiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh puskesmas pada tahun berikutnya untuk meningkatkan cakupan
dan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam upaya
mengatasi masalah-masalah kesehatan setempat. Dalam
pelaksanaannya sangat memerlukan kekhususan, daerah-daerah yang
17
tertinggal atau terisolasi berbeda dengan daerah-daerah atau desa-
desa yang maju, baik tahapan-tahapannya maupun target-target
pencapaiannya, tetapi harus punya sasaran dan indikator yang jelas,
sehingga dalam kurun waktu tertentu bisa mendapatkan hasil yang
sama dengan desa-desa yang lebih maju dan keberhasilannya
mungkin lebih singkat.
Perencanaan program kesehatan masyarakat di tingkat
Puskesmas sebaiknya berbeda antara satu desa dengan desa lainnya,
terutama yang di wilayahnya memiliki desa-desa terisolir atau
tertinggal jangan di generalisir dengan desa-desa lainnya. Adapun
langkah-langkah/ tahapan yang ditempuh dalam perencanaan
kesehatan adalah:
1) Analisa situasi
Analisa situasi adalah mempelajari atau mengkaji situasi yang
ada melalui data-data, observasi dan pengalaman yang
dirumuskan menjadi suatu kesimpulan tentang keadaan umum,
keadaan khusus dan masalah yang ada.
2) Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah
Setelah masalah yang ada diketahui, maka perlu pengkajian
lebih dalam lagi untuk menetapkan priotitas masalah. Penentuan
ini sangat penting karena menentukan masalah yang tepat sangat
penting untuk mencapai tujuan program. Cara menetapkan
prioritas masalah:
a) Pan American Health Organization (PAHO) yang
menggunakan parameter dari Prevalens (Magnitude),
Keparahan (Severity), Kesiapan, teknologi (Vulnerability),
Community atau Political concern
b) Desease burden adalah beban yang ditimbulkan akibat
masalah kesehatan dengan metode DALY (Disability
Adjusted Life Years)
18
c) Metode Delbeque dan metode Delphi, yang merupakan
Nominal Group Process
3) Merumuskan tujuan program dan target yang ak rzxfan dicapai
Dalam menentukan tujuan program diperlukan perhatian
terhadap beberapa faktor, yaitu Potensi organisasi, Target
program, dan Target waktu. Tujuan harus SMART, yang
berarti :
a) Spesific (Interpretasi sama) tujuan harus ditulis dengan
kalimat yang jika dibaca akan memiliki interpretasi yang
sama, atau ditambahkan penjelasan tentang maksud dari
kalimat tujuan tersebut.
b) Measurable (dapat diukur), tujuan harus bisa diukur secara
kuantitaif, kecuali beberapa hal yang bisa diukur secara
kualitatif, misal : warna, bau dan lain-lain..
c) Apropriate (sesuai dengan strategi nasional, tujuan program
atau institusi), tujuan yang dibuat tidak boleh bertentangan
dengan tujuan di atasnya yang terkait dengan program yang
dibuat, misal: tujuan program tahunan puskesmas tidak
boleh bertentangan dengan tujuan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
d) Realistic (dapat dilaksanakan), tujuan harus realistis, yaitu
masuk akal dan bisa dicapai.
e) Time bound (rencana sesuai target waktu) tujuan harus
mempunyai batasan waktu pencapaian dengan jelas.
4) Mengkaji faktor-faktor yang membantu dan menghambat tujuan
Kajian ini penting dilakukan untuk mengetahui sebesar apa
kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan. Hal-hal yang
menjadi faktor pendorong dan penghambat, antara lain:
a) Faktor pendorong Faktor pendorong terdiri dari kekuatan di
dalam organisasi dan adanya peluang di luar organisasi
19
b) Faktor penghambat Faktor penghambat dapat berasal dari
kelemahan dalam organisasi dan juga tantangan dari luar
organisasi.
20
1) Tujuan Umum
Meningkatkan fungsi Puskesmas melalui penggerakan
pelaksanaan Puskesmas, bekerjasama dalam tim dan membia
kerja sama lintas program serta lintas sektoral.
2) Tujuan Khusus
a) Tergalangnya kerjasama dalam tim antar tenaga Puskesmas
dan pelaksana
b) Terselenggaranya lokakarya bulanan antar tenaga
Puskesmas dalam rangka pemantauan hasil kerja tenaga
Puskesmas dengan cara membandingkan rencana kerja
bulan lalu dari setiap petugas dengan hasil kegiatannya dan
membandingkan cakupan kegiatan dari daerah binaan
dengan targetnya serta tersusunnya rencana kerja bulan
berikutnya.
c) Tergalangnya kerjasama lintas sektoral dalam rangka
pembinaan dan pengembangan peran serta masyarakat
secara terpadu.
d) Terselenggaranya lokakarya tribulanan lintas sektoral dalam
ranngka mengkaji kegiatan kerjasama lintas sektoral dan
tersusunnya rencana kerja tribulan berikutnya. Manfaatnya
adalah mengevaluasi kegiatan yang telah dilakuakan pada
bulan lalu dan untuk merencanakan kegiatan yang akan
dilakukan.
c. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian, berbentuk Penilaian
Kinerja Puskesmas (P3)
Pemantauan adalah memantau pelaksanaan kegiatan puskesmas,
melalui:
1) Melihat langsung
2) Melihat catatan hasil kegiatan
3) Melalui laporan
21
4) Pertemuan lokakarya mini
Manfaatnya adalah untuk mengetahui:
1) Pelaksanaan sesuai rencana atau tidak
2) Adanya kendala/ hambatan dalam pelaksanaan
3) Keterlibatan staf, lintas sektoral
4) Penggunaan sarana dan anggaran
Pengawasan dilakukan oleh Pimpinan Puskesmas melalui
1) Pengawasan secara berjenjang
2) Pembinaan pegawai
Manfaat pengawasan adalah untuk mengetahui:
1) Adanya penyimpangan pelaksanaan
2) Adanya kelemahan perencanaan
3) Adanya kelemahan personil
4) Adanya pemborosan atau tidak
B. Pelayanan Manajemen Kebidanan
1. Definisi Operasional
Manajemen adalah ilmu atau seni bagaimana sumber daya secara
efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya. Bidan adalah seorang wanita yang telah
mengikuti dan lulus pendidikan bidan, mendapat izin dan terdaftar secara
legal untuk melakukan praktek kebidanan.
Pelayanan Kebidanan merupakan bagian dari integral dari pelayanan
kesehatan yang berfokus pada pelayanan kesehatan perempuan, bayi baru
lahir dan anak balita. Manajemen pelayanan kesehatan adalah:
a. Suatu metode pengaturan, pengorganisasian pikiran dan tindakan
dalam suatu urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi pasien
maupun petugas kesehatan.
b. Proses pemecahan masalah yang di gunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah
penemuan-penemuan, keterampilan, dalam rangkaian atau tahapan
22
yang logis untuk pengambilan suatu keputusan dan berfokus pada
klien.
2. Tujuan
a. Jangka pendek : jumlah kunjungan meningkat
b. Jangka panjang : menurunkan AKI dan AKB
23
tugas-tugas dan wewenang seseorang dan pendelegasian wewenang
dalam rangka pencapaian tujuan layanan kebidanan. Inti dari
pengorganisasian adalah merupakan alat untuk memadukan atau
sinkronisasi semua kegiatan yang berasfek personil, finansial, material
dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan pelayanan kebidanan .
Contoh:
1) Puskesmas
2) Puskesmas Pembantu
3) Polindes dan Pembantu
4) Balai Desa
c. P3 (Penggerakan dan Pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian)
Penggerakan dan Pelaksanaan adalah suatu usaha untuk
menciptakan iklim kerja sama di antara pelaksanaan program
pelayanan kebidanan sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan
efisien. Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana
seseorang manajer pelayanan kebidanan mengarahkan dan
menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
pelayanan kebidanan yang telah di sepakati.
Contoh:
1) Pencatatan dan pelaporan (SIM KIA,SIMUNDU)
2) Supervisi
3) Stratifikasi Puskesmas
4) Survey
5. Perencanaan Dalam Manajemen Pelayanan Kebidanan
Seorang Bidan haruslah berfikir logikatik, anallitis, sistematik, teruji
secara empiris, memenuhi sifat pengetahuan umum yaitu objektif, umum
dan memiliki metode ilmiah. Penerapan di dalam Manajemen Pelayanan
Kebidanan. Unsur-unsur dalam perencanaan Pelayanan Kebidanan
meliputi:
a. Input
Merujuk pada sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan
24
aktifitas yang meliputi :
1) Man : Tenaga yang di manfaatkan.
2) Money : Anggaran yang di butuhkan atau dana untuk program
3) Material : Bahan atau materi (sarana dan prasarana) yang
dibutuhkan
4) Method : Cara yang di pergunakan dalam bekerja atau
prosedur kerja
5) Minute/Time : Jangka waktu pelaksanaan kegiatan program
6) Market : Pasar dan pemasaran atau sarana program
b. Proses
Memonitor tugas atau kegiatan yang dilaksanakan. Meliputi
Manajemen Operasional dan Manajemen asuhan.
1) Perencanaan (P1)
2) Pengorganisasian (P2)
3) Penggerakan dan pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian
(P3)
c. Output
Cakupan Kegiatan Program:
1) Jumlah kelompok masyarakat yang sudah menerima layanan
kebidanan (numerator), di bandingkan dengan jumlah kelompok
masyarakat yang menjadi sasaran program kebidanan
(denominator).
2) Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan (Mulai dari KIE, Asuhan Kebidanan, dan
sebagainya).
Contoh: Untuk PMB Out – Putnya adalah
a) Kesejahteraan ibu dan janin
b) Kepuasan Pelanggan
c) Kepuasan bidan sebagai provider
d. Effect
Perubahan pengetahuan, sikap, dan prilaku masyarakat yang
25
diukur dengan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan
pelayanan kebidanan yang ada di sekitarnya (Posyandu, PMB,
Puskesmas dan sebagainya) yang tersedia.
e. Outcome
Outcome dipergunakan untuk menilai perubahan atau dampak
(impact) suatu program, perkembangan jangka panjang terekam
medisasuk perubahan status kesehatan masyarakat.
6. Manajemen Pelayanan KIA selama Pandemi9
a. Kunjungan Hamil
1) Pemeriksaan kehamilan pertama kali dilakukan dengan janji temu
dengan dokter di Puskesmas.
2) Pemeriksaan kehamilan rutin pada trimester kedua ditunda kecuali
terdapat keluhan/risiko/tanda bahaya (tercantum dalam buku KIA)
atau tetap dapat dilakukan melalui telekonsultasi.
3) Pemeriksaan kehamilan pada trimester ketiga dilakukan dengan
janji temu di Puskesmas, dilaksanakan 1 (satu) bulan sebelum
taksiran partus.
4) Pengisian stiker Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) dipandu bidan/perawat/dokter melalui media
komunikasi.
5) Kelas Ibu Hamil ditunda pelaksanaannya atau dapat dilakukan
secara daring.
6) Ibu hamil harus memeriksa kondisi dirinya dan gerakan janin,
mengonsumsi makanan bergizi seimbang, menjaga kebersihan diri,
mempraktikkan aktivitas fisik seperti senam ibu
hamil/yoga/aerobik/pilates/peregangan, dan minum tablet tambah
darah sesuai dosis yang diberikan tenaga kesehatan.
7) Pemeriksaan pada ibu hamil dengan kasus COVID-19 baik ODP,
PDP, OTG maupun kasus terkonfirekam medisasi mengikuti
pedoman yang berlaku
b. Kunjungan Nifas dan Neonatus
26
1) Pelaksanaan kunjungan nifas dan neonates pertama dilakukan di
Puskesmas. Kunjungan nifas kedua, ketiga dan keempat dapat
dilakukan dengan metode kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan
atau pemantauan menggunakan media daring (disesuaikan dengan
kondisi daerah terdampak COVID 19), dengan melakukan upaya-
upaya pencegahan penularan COVID-19 baik dari petugas, ibu dan
keluarga.
2) Ibu nifas dan keluarga harus memahami tanda bahaya di masa nifas
(ada di buku KIA), jika ada tanda bahaya segera periksakan diri ke
tenaga kesehatan.
3) Ibu diberikan KIE terhadap perawatan bayi baru lahir terekam
medisasuk ASI eksklusif dan tanda-tanda bahaya pada bayi baru
lahir, jika terdapat tanda bahaya segera dibawa ke fasyankes.
4) Pelayanan bayi baru lahir dari ibu ODP, PDP, OTG dan kasus
konfirekam medisasi COVID-19 sesuai dengan pedoman yang
berlaku.
c. Kunjungan KB dan Kespro
Pelayanan KB tetap dilaksanakan sesuai jadwal dengan janji temu,
diutamakan menggunakan MKJP.
d. Calon Pengantin (Catin)
1) KIE pada calon pengantin (Catin) dilakukan melalui telekonsultasi
atau media komunikasi atau bila perlu dengan janji temu untuk
kunjungan ke Puskesmas. Petugas kesehatan dapat menghimbau
agar pasangan Catin dapat menunda kehamilan sampai kondisi
pandemi berakhir.
2) Pemeriksaan kesehatan pada calon pengantin ditunda
pelaksanaannya sampai pandemi COVID-19 mereda.
27
BAB III
PELAKSANAAN MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN
A. Profil Puskesmas
1. Visi dan Misi
a. Visi
Visi puskesmas adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi
masa depan yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.
Visi puskesmas disusun berdasarkan visi Dinas Kesehatan
Kabupaten Sleman, yang mana pada dokumen rencana strategis
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Tahun 2021 – 2026, visi sesuai
dengan Visi Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2021 – 2026
yaitu: “Terwujudnya Sleman sebagai Rumah Bersama yang Cerdas,
Sejahtera, Berdaya Saing, Menghargai Perbedaan dan Memiliki Jiwa
Gotong Royong”. Jika terjadi perubahan visi Pemerintah Kabupaten
Sleman, maka visi Puskesmas juga akan dilakukan revisi sesuai
dengan perubahan tersebut. Visi Puskesmas Kabupaten Sleman
Tahun 2021 – 2026 adalah “Terwujudnya Pelayanan Puskesmas
yang Berkualitas, Terjangkau, dan Berdaya Saing, menuju
Masyarakat Sleman yang berbudaya Hidup Bersih dan Sehat”. Arah
dari Visi Puskesmas Berbah dapat kami gambarkan sebagai berikut:
1) Pelayanan Puskesmas yang berkualitas
Mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas
menujuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam
memenuhi kebutuhan dan tuntutan setiap pasien, makin
sempurna kebutuhan dan tuntutan pasien, makin baik pula mutu
pelayanan kesehatan. Dengan Indikator Kinerja:
a) NIlai IKM, Akreditasi Puskemas.
b) Indikator mutu puskesmas.
c) Nakes sesuai standar.
d) Persentase sediaan obat, alkes sesuai dengan standart.
28
2) Terjangkau
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat
diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah
kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, agama,
budaya, dan kepercayaan.
Indikator kinerja: Tersedianya Puskesmas atau Puskesmas
Pembantu pada Kelurahan, UHC: Jaminan Kesehatan/Kepertaan
JKN
3) Berdaya Saing
Puskesmas yang memiliki keunggulan kompetitif dengan
pendekatan mutu melalui inovasi dan pemanfataan teknologi
untuk menghadapi persaingan di masa dating.
4) Masyarakat Sleman yang berbudaya Hidup Sehat
Sistem nilai dalam organisasi yang menghasilkan lingkungan
organisasi yang kondusif untuk diterapkan suatu tindakan yang
sitematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama
oleh seluruh komponen msyarakat dengan kesadaran kemauan
dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas
hidup. Indikator Kinerja: PHBS Tatanan Rumah Tangga.
b. Misi:
Misi Puskesmas adalah langkah – langkah yang akan diambil untuk
mewujudkan Visi Puskesmas. Selain untuk mewujudkan Visi
Puskesmas, Misi Puskesmas juga mendukung Misi Kabupaten
Sleman khususnya Misi yang pertama dan kedua, yaitu
Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dengan dukungan
teknologi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada
masyarakat (MISI 1) dan Meningkatkan kualitas sumber daya
manusia melalui pelayanan pendidikan dan kesehatan yang
berkualitas dan terjangkau (MISI 2). Adapun Misi Puskesmas
Berbah untuk mencapai Visi Puskesmas tahun 2021 – 2026 adalah :
29
1) Meningkatkan tatakelola Puskesmas yang baik dengan
dukungan teknologi untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kepada masyarakat.
2) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
profesional melalui penerapan system manajemen mutu secara
konsisten dan berkesinambungan .
3) Meningkatkan kemandirian di bidang kesehatan melalui
optimalisasi kerjasama lintas program dan lintas sector.
Adapun keselarasan misi untuk mencapai visi Puskesmas
“Terwujudnya Pelayanan Puskesmas yang Berkualitas, Terjangkau
dan Berdaya Saing menuju Masyarakat Sleman yang berbudaya
Hidup Bersih dan Sehat” sebagaimana tertuang dalam tabel berikut:
Tabel 1. Keselarasan Visi dan Misi Puskesmas Kabupaten Sleman
Keselarasan Visi dan Misi
Visi Misi Puskesmas
Puskesmas
“Terwujudnya 1. Meningkatkan tatakelola Untuk mewujudkan visi
Pelayanan Puskesmas yang baik Puskesmas dimana untuk
Puskesmas yang dengan dukungan mewujudkan pelayanan
Berkualitas, teknologi untuk Puskesmas yang berkualitas,
Terjangkau dan meningkatkan kualitas terjangkau dan berdaya saing
Berdaya Saing pelayanan kepada menuju masyarakat Sleman
menuju masyarakat yang berbudaya hidup sehat:
Masyarakat 2. Meningkatkan pelayanan 1. Diperlukan tata kelola
Sleman yang kesehatan yang bermutu Puskesmas yang baik yang
Berbudaya dan profesional melalui didukung oleh teknologi
Hidup Sehat”. penerapan system 2. Meningkatkan pelayanan
manajemen mutu secara kesehatan yang bermutu
konsisten dan dan profesional melalui
berkesinambungan penerapan system
3. Meningkatkan manajemen mutu secara
kemandirian masyarakat konsisten &
dibidang kesehatan berkesinambungan.
melalui optimalisasi 3. Membudayakan
kerjasama lintas program masyarakat untuk hidup
dan lintas sektor sehat dengan
mengoptimalkan
kerjasama lintas program
dan lintas sektor
30
2. Tujuan Puskesmas
Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019,
penyelenggaraan puskesmas bertujuan untuk mewujudkan wilayah kerja
puskesmas yang sehat, dengan masyarakat yang:
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat;
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;
c. Hidup dalam lingkungan sehat;
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut, tujuan terselenggaranya Puskesmas Berbah
meliputi :
a. Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang bermutu.
b. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja.
3. Sasaran Strategis Puskesmas
a. Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan organisasi dan
menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan-
tindakan yang akan dilakukan secara operasional.
b. Sasaran strategis Puskesmas Berbah berdasarkan tujuan sebagai
berikut:
Tabel 2. Sasaran Strategis Puskesmas Berbah
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Meningkatkan Meningkatnya 1. Hasil Penilaian Kinerja
kualitas pelayanan akuntabilitas kinerja Puskesmas.
publik yang puskesmas.
bermutu.
Meningkatnya Meningkatnya 1. Akreditasi Puskesmas
derajat kesehatan layanan kesehatan dengan status paripurna
masyarakat. masyarakat yang 2. Peningkatan kompetensi
bermutu. Sumber Daya Manusia
(SDM).
Meningkatnya 1. Persentase rumah tangga
keberdayaan yang menerapkan Pola
masyarakat di Hidup Bersih dan Sehat
bidang kesehatan (PHBS).
31
4. Letak Demografi
Puskesmas Berbah terletak Pedukuhan Sribit, Sendangtirto, Berbah,
Sleman. Memiliki wilayah kerja 4 desa yaitu Sendangtirto, Tegaltirto,
Kalitirto dan Jogotirto yang terdiri atas 58 dusun,144 RW dan 355 RT,
dengan luas wilayah Kecamatan Berbah 22,99 km².
a. Batas wilayah kerja :
1) Utara : Kapanewon Kalasan Sleman
2) Selatan : Kapanewon Piyungan, Banguntapan
Bantul
3) Barat : Kapanewon Banguntapan Bantul
4) Timur : Kapanewon Prambanan
b. Wilayah kerja terdiri atas 4 desa, 58 pedukuhan yaitu :
1) Kalurahan Sendangtirto dengan 18 Pedukuhan
2) Kalurahan Kalitirto dengan 16 Pedukuhan
3) Kalurahan Tegaltirto dengan 14 Pedukuhan
4) Kalurahan Jogotirto dengan 10 Pedukuhan
c. Jarak antara Puskesmas Berbah dengan Pusat Pemerintahan
1) Kecamatan kurang lebih : 4 km
2) Kabupaten kurang lebih : 22 km
3) Propinsi kurang lebih : 13 km
d. Luas Wilayah
Luas wilayah Kapanewon Berbah secara keseluruhan sekitar 22,99
km² (Sumber Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Sleman).
Gambar 1. Grafik luas Wilayah Puskesmas Berbah
32
sempit adalah Kalurahan Sendangtirto yaitu 23%
e. Peta Wilayah Kerja Puskesmas
Gambar 2. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Berbah
5. Data Demografi
Puskesmas Berbah Sleman terdiri dari 1 (satu) kecamatan meliputi 4
(empat) Kalurahan dan 58 Pedukuhan. Dengan jumlah penduduk 55.781
terdiri 27.645 jiwa laki-laki, dan 28.136 jiwa perempuan, sedangkan
jumlah penduduk yang paling banyak di Kalurahan Sendangtirto
sejumlah 17.907 jiwa, dan jumlah penduduk yang sedikit di desa
Jogotirto sejumlah 11.187 jiwa adapun penyebaran jumlah penduduk
terlihat pada grafik sebagai berikut
33
6. Distribusi Penduduk
Struktur penduduk di wilayah kerja Puskesmas Berbah tahun 2021
tergolong produktif, artinya proporsi penduduk usia 15-64 tahun
mempunyai proporsi terbesar 39,168 %. Jumlah penduduk menurut
golongan umur sebagai berikut :
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur
7. Sarana Pendidikan
Tabel 4. Sarana Pendidikan
No Tempat Pendidikan Sendang Tegal Kali Jogo
1 PAUD 8 3 2 5
2 TK 8 4 7 3
3 SD 5 5 8 5
5 SLTA 2 2 2 0
6 Perguruan Tinggi - - - -
7 Pondok Pesantren - - - -
No Tempat Pendidikan Sendang Tegal Kali Jogo
34
8 SLB 1 1 0 0
8. Sarana Tempat Ibadah
Tabel 5. Sarana Tempat Ibadah
No Tempat Ibadah Sendang Tegal Kali Jogo
1 Masjid 36 26 23 24
Mushola 19 3 15 26
2 Gereja 1 0 4 1
Vihara - 1 - -
9. Sarana Perekonomian
Tabel 6. Sarana Perekonomian
Tempat
No Sendang Tegal Kali Jogo
Perekonomian
1 Pasar 1 1 2 -
2 TPM 13 31 17 12
3 TP2 2 2 4 2
4 Bank 1 4 - -
5 Apotek 1 3 3 -
35
12 Sanitarian 2 1 3
13 Psikolog 1 1 2
14 Pranata Laborat 3 1 4
15 Penyuluh Kesehatan Masyarakat 1 1 2
16 Perekam Medis 2 1 3
17 Fisio Terapi 1 - 1
18 Pengadministrasi 7 1 8
19 Akutansi - 1 1
20 Teknologi Informasi( TI) - 1 1
21 Satpam & Pengemudi - 3 3
22 Petugas Kebersihan - 3 3
23 Petugas Masak Ranap - 2 2
Jumlah 54 25 79
36
(Gedung Rawat Jalan
12 Camera + Attachment 4 Unit B
13 Compact Disc. Player 0 Unit B
14 CPU 26 Unit B
15 Dispenser 5 Unit B
16 Exhause Fan 8 Unit B
17 Filling Besi/Metal 13 Unit B
18 Filling Kayu 0 Unit B
19 Floor sign 10 Unit B
20 Food Model dan piramida 1 Unit B
21 Gorden 1 Unit B
22 Handy Talky 6 Unit B
23 Kipas Angin 27 Unit B
24 Kompor Gas 2 Unit B
25 Kursi Besi/Metal 188 Unit B
26 Kursi Kayu/Rotan/Bambu 5 Unit B
27 Kursi Lipat 0 Unit B
28 Kursi Plastik 100 Unit B
29 Kursi Putar 67 Unit B
30 Kursi Rapat 29 Unit B
31 Lampu baca RO; - 0 Unit B
32 Lap Top 13 Unit B
33 Lemari Besi 21 Unit B
34 Lemari Es 5 Unit B
35 Lemari Kaca 6 Unit B
36 Lemari Kayu 7 Unit B
37 Mattras/kasur; - 21 Unit B
38 Meja Bayi 1 Unit B
Keadaan
Jml
No. Sarana/Prasarana Satuan (B/KB/
Barang
RB)
40 Meja Kayu/Rotan 34 Unit B
41 Set Minor surgery; - 8 Unit B
42 Set Minor surgery; - 1 Unit B
43 Set Partus; - 4 Unit B
44 Set Scaler GG manual; - 1 Unit B
45 Sofa 2 Unit B
46 Sound System 3 Unit B
47 Steamer; - 1 Unit B
48 Tabung Gas 3 Unit B
49 Tangga Alumunium 2 Unit B
50 Televisi 7 Unit B
51 Tempat Tidur Besi/Metal (Lengkap) 26 Unit B
52 Tempat Tidur Kayu (lengkap) 13 Unit B
53 Tiang Infus 21 Unit B
37
54 Transferppet/Micropippet; 7 Unit B
55 Tromol Kasa 12 Unit B
56 Unit Power Supply 13 Unit B
57 UPS 13 Unit B
58 Viewer 3 Unit B
59 Voltage Stabilizer 2 Unit B
60 White Board 4 Unit B
61 Wireless 6 Unit B
62 Zice 5 Unit B
Keterangan :
B : baik
KB : Kurang Baik
RB : Rusak Berat
38
23 Instrument Table 16 Unit B
24 IUD Kit 2 Unit B
25 Kereta Makan 3 Unit B
26 Lampu Examinating 2 Unit B
27 Lampu Kepala 1 Unit B
28 Light Curring 1 Unit B
29 Matrass Bumil 9 Unit B
30 Micro Wave Diathermy 1 Unit B
31 Microscope Binokular 3 Unit B
32 Nebulizer 3 Unit B
33 Operating Lamp 1 Unit B
34 Optalmuscope 1 Unit B
35 Photometer 2 Unit B
36 Scaler 1 Unit B
37 Screening Kit 1 Unit B
38 Spirometer 1 Unit B
39 Sterilisator 3 Unit B
40 Tabung Oksigen Kecil 3 Unit B
41 Tabung Oksigen Sedang 3 Unit B
42 Tabung Oksigen Besar 1 Unit B
43 Tensi Meter 8 Unit B
44 Thermometer 3 Unit B
45 Thermometer Bayi 2 Unit B
46 Thermometer Bayi 1 Unit B
47 THT Set 1 Unit B
48 Timbangan Badan 12 Unit B
49 Timbangan Bayi 4 Unit B
50 Ultra Sound Therapy 1 Unit B
51 Ultrasonic Scaler 1 Unit B
52 USG 1 Unit B
53 UV Sterizer 1 Unit B
54 Whell Chair 3 Unit B
39
diterapkan di Puskesmas Berbah sudah menggunakan sistem Multi
User, dengan adanya perangkat lunak disamping memudahkan
pelaksanaan kerja juga dapat sebagai acuan dalam bertindak dan
penentu arah strategi dan kebijakan
12. Jenis Pelayanan
a. Pelayanan UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) terdiri dari:
1) Pelayanan Pemeriksaan Umum.
2) Pelayanan Keperawatan
3) Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
4) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
5) Pelayanan Gawat darurat
6) Pelayanan Rawat Inap
7) Pelayanan Bersalin
8) Pelayanan Laboratorium
9) Pelayanan Konsultasi Psikologi
10) Pelayanan Fisioterapi
11) Pelayanan Konsultasi Gizi.
12) Pelayanan Konsultasi Kesehatan Lingkungan.
b. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
1) Pelayanan UKM Esensial
a) Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
b) Pelayanan kesehatan lingkungan
c) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
d) Pelayanan gizi yang bersifat UKM
e) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat & PIS-PK
2) Pelayanan UKM Pengembangan
a) Pelayanan kesehatan jiwa
b) Pelayanan program upaya sekolah/upaya kesehatan gigi
masyarakat.
c) Pelayanan kesehatan kerja
40
d) Pelayanan kesehatan lansia
e) Pelayanan kesehatan olah raga
c. Peran Serta Masyarakat
Tabel 10. Peranserta Masyarakat
NO JENIS PERAN SERTA JUMLAH
41
dijabarkan dalam kurun
dalam kurun waktu lima
waktu tahun
limatahun .
2 Ada Tidak Ya, ada Ya, sebagian Ya, mencakup 3 10
Dokumen Ada beberap besar kegiatan semua kegiatan
Perencanaan Dokume a program /upaya program /upaya
Tingkat n kegiata puskesmas yang puskesmas yang
Puskesmas n dilakukan dilakukan
(Termasuk progra Puskesmas baik Puskesmas baik
PK) m wajib atau
/upaya
puskes
mas
yang
dilakuk
an
Puskes
mas
baik
wajib
atau
Jenis Skala 0 Skala 1 Skala 2 Skala 3 Penca Nilai
No
variabel Nilai = 0 Nilai = 4 Nilai = 7 Nilai = 10 paian hasil
pengem pengembangan wajib atau
bangan sebagai rencana pengembangan
sebagai tahunan yang sebagai rencana
rencana berisikan RUK tahunan yang
tahunan (h+1) dan RPK berisikan RUK
yang pada tahun yang (h+1) dan RPK
berisika bersangkutan. pada tahun yang
n RUK bersangkutan.
(h+1)
dan
RPK
pada
tahun
yang
bersang
kutan.
3 Menyusun Tidak Ya, satu Ya, 2-3 Ya, ada empat 3 10
Dokumen Punya Dokum Dokumen RBA Dokumen RBA
RBA en RBA lengkap lengkap
Definitif, lengkap
RBA
Perubahan
dan RBA
Perubahan
Definitif
4 Ada Tidak Ya, Ya, sebagian Ya, seluruhnya 3 10
Dokumen Punya beberap besar ada ada Dokumen
Identifikasi a ada Dokumen data data status
kebutuhan Dokum status kesehatan, kesehatan, data
dan Harapan en dari data kematian, kematian, data
Masyarakat data data kesakitan, kesakitan, data
42
status data survailans survailans
kesehat epidemiologi, epidemiologi,
an, data capaian kinerja, capaian kinerja,
kematia hasil-hasil hasil-hasil
n, data survey : SMD, survey : SMD,
kesakita survey survey
n, data kepuasan, kepuasan,
survaila survey survey
ns kebutuhan
epidemi masyarakat,
ologi,
capaian
kinerja,
hasil-
hasil
survey :
SMD,
survey
kepuasa
n,
Jenis Skala 0 Skala 1 Skala 2 Skala 3 Penca Nilai
No
variabel Nilai = 0 Nilai = 4 Nilai = 7 Nilai = 10 paian hasil
survey hasil MMD, kebutuhan
kebutuh FGD dan masyarakat,
an pertemuan hasil MMD,
masyar dengan tokoh FGD dan
akat, masyarakat pertemuan
hasil belum dengan tokoh
MMD, teranalisis. masyarakat
FGD lengkap dengan
dan analisis
pertemu kebutuhan
an harapan
dengan masyarakat.
tokoh
masyar
akat.
5 Melaksanaka Tidak <5 5 - 8 kali / tahun 9 - 12 kali / 3 10
n Mini Melaksa kali / tahun
Lokakarya nakan tahun
6 Menyusun Tidak Buat Buat dan Buat dan 3 10
Penilaian Membuat tapi mengirimkan mengirimkan
Kinerja tidak tapi tidak dapat dan dapat
Puskesmas mengiri feedback feedback
(PKP) mkan
Dari tabel di atas dapat diuraikan sebagai berikut :
43
Skala 0 Skala 1 Skala 2 Skala 3 Nilai
No Jenis variabel Pencapaian
Nilai = 0 Nilai = 4 Nilai = 7 Nilai = 10 hasil
MANAJEMEN SUMBERDAYA 9
Kesesuaian antara Ya
Ya, Ya,
BMD (aset dan Tidak Sebagian
1 berapa Seluruhn 3 10
persediaan) dengan Sesuai besar
Sesuai ya Sesuai
aplikasi Sesuai
Skala 0 Skala 1 Skala 2 Skala 3 Nilai
No Jenis variabel Pencapaian
Nilai = 0 Nilai = 4 Nilai = 7 Nilai = 10 hasil
Pada Berita Acara
Rekonsiliasi
Bulanan dan
Semester
Ada Daftar Ya Ya,
Tidak Ya,
2 Inventarisasi Sebagian Seluruhn 3 10
Dilakukan berapa
Puskesmas besar ya
Setiap Alat
Kesehatan Wajib
Ada, Ada, Ada,
Kalibrasi, dilakukan Tidak
3 beberap sebagian Seluruh 3 10
pemeriksaan sesuai Dilakukan
a alat besar alat alat
standar
Capaian Pemenuhan
4 Sarana Puskesmas 0% < 95% 95-99% 100% 3 10
pada ASPAK
Capaian Pemenuhan
Prasarana
5 Puskesmas pada 0% < 50% 51-74% 75-100% 2 7
ASPAK
Capaian Pemenuhan
Alat-alat Kesehatan
6 0% < 40% 41-91% 92-100% 2 7
Puskesmas pada
ASPAK
Dari tabel di atas dapat diuraikan sebagai berikut :
Manajemen sumberdaya terdiri dari 6 (enam) Indikator tercapai nilai 9.
Dari enam indikator tersebutyang belum mencapai target adalah Capaian
Pemenuhan Prasarana Puskesmas pada ASPAK dan Capaian Pemenuhan
Alat-alat Kesehatan Puskesmas pada ASPAK, hal ini terjadi dikarenakan
ada beberapa barang milik Daerah yang secara administrasinya ada akan
tetati barang tersebut tidak mampu telusur disebabkan bencana alam.
3. Manajemen Ketenagaan
Tabel 13. Capaian Manajemen Ketenagaan
No Jenis variabel Skala 0 Skala 1 Skala 2 Skala 3 Penca Nilai
44
Nilai = 0 Nilai = 4 Nilai = 7 Nilai = 10 paian hasil
III MANAJEMEN KETENAGAAN 8
1 Pengumpulan Tidak Ada, Ada, sebagian Ada, 2 7
DUPAK Setiap Ada beberapa besar petugas Seluruh
Semester tepat petugas Petugas
waktu
2 Ada daftar Tidak Ada, Ada, sebagian Ada, 3 10
Penjagaan Ada beberapa besar petugas Seluruh
Kenaikan petugas Petugas
Pangkat Reguler
3 Tenaga medis Tidak Ada, Ada, sebagian Ada, 2 7
(dokter umum Ada beberapa besar petugas Seluruh
& dokter gigi) petugas Petugas
dan Tenaga
Kesehatan
Puskesmas
memiki SIP
yang Masih
Berlaku di
Tempat Kerja
Dari tabel di atas dapat diuraikan sebagai berikut :
Manajemen Ketenagaan terdiri dari 3 (tiga) Indikator mencapai nilai 8.
Dari tiga indikator tersebut ada dua (dua) yang belum memenuhi target
adalah Pengumpulan DUPAK Setiap Semester tepat waktu tercapai nilai 7
(tujuh), dan Tenaga medis (dokter umum & dokter gigi) dan Tenaga
Kesehatan Puskesmas memiki SIP yang Masih Berlaku di Tempat Kerja
tercapai nilai 7 (tujuh), hal ini terjadi dikarenakan masih ada 3 (tiga)
Pejabat Fungsional yang tidak menyelesaikan Dupaknya, kemudian masih
ada 1 (satu) Pejabat Fungsional yang STRnya mati.
45
an
1 Mencatat Tidak Ya, Ya, Ya,
penerimaan dan Ada beberapa sebagian seluruhny
pengeluaran obat, unit besar Unit a Unit
Reagen dan Pelayanan Pelayanan Pelayanan
BMHP di di
setiap unit
3 10
pelayanan
46
Tabel 16. Capaian Manajemen Data dan Informasi
Skala 0 Skala 1 Skala 2 Skala 3 Penca Nilai
No Jenis variabel
Nilai = 0 Nilai = 4 Nilai = 7 Nilai = 10 paian hasil
VI MANAJEMEN DATA DAN INFORMASI 10
1 Laporan Tidak Ada Ada tetapi Laporan Laporan ≤
Bulanan tidak melebihi tanggal 10
Puskesmas Lengkap tanggal 10 bulan 3 10
Tepat bulan berikutnya
Waktu berikutnya
2 Laporan Tidak Ada Ada tetapi Laporan Laporan ≤
Triwulanan tidak melebihi tanggal 10
Tepat Lengkap tanggal 10 bulan 3 10
Waktu bulan berikutnya
berikutnya
3 Laporan Tidak Ada Ada tetapi Laporan Laporan ≤
Semester tidak melebihi tanggal 10
Tepat Lengkap tanggal 10 bulan 3 10
Waktu bulan berikutnya
berikutnya
4 Laporan Tidak Ada Ada tetapi Laporan Laporan ≤
Tahunan tidak melebihi tanggal 10
Tepat Lengkap tanggal 10 bulan 3 10
Waktu bulan berikutnya
berikutnya
Dari tabel di atas dapat diuraikan sebagai berikut :
Manajemen Sumberdaya terdiri dari 4 (empat) Indikator tercapai nilai 10.
Dari keempat indikator tersebut telah memenuhi target nilai 10 (sepuluh).
7. Manajemen Mutu
Tabel 17. Capaian Manajemen Mutu
Skala 0 Skala 1 Skala 2 Skala 3
Penca Nilai
No Jenis variabel Nilai = Nilai =
Nilai = 4 Nilai = 7 paian hasil
0 10
VII MANAJEMEN MUTU
4,00
1 Rasio peserta
prolanis diabetes
≥ 2% ≥ 3% ≥ 4% ≥ 5% 1 4
mellitus (DM)
terkendali
Dari tabel di atas dapat diuraikan sebagai berikut :
Manajemen Sumberdaya terdiri dari 1 (satu) Indikator tercapai nilai 4.
Dari indikator tersebut belum memenuhi target, dikarenakan kendala
Protokol Kesehatan (Pandemi Covid-19).
C. Pelaksanaan Kegiatan di Puskesmas
47
1. Tata tertib pelayanan kesehatan
Bagi pasien yang berobat harus memasuki sistem pelayanan yang
diberikan dengan kelancaran pelayanan yang diberikan yaitu dengan
mematuhi semua tata tertib yang diberikan dengan rincian sebagai
berikut:
a. Mengambil nomor urut antri
1) Untuk pasien lama siapkan kartu kunjungan.
2) Untuk pasien baru mengisi formulir rekam medis pendaftaran,
letakkan di loket pendaftaran dan tunggu panggilan.
b. Tunggu panggilan pelayanan sesuai dengan yang dikehendaki.
c. Menunggu obat bagi yang memperoleh resep di loket obat dan
pendaftaran dan pelayanan kesehatan yaitu :
1) Senin s/d Kamis jam 08.00 WIB – 12.00 WIB
2) Jumat jam 08.00 WIB – 11.00 WIB
3) Sabtu jam 08.00 WIB – 11.00 WIB
4) UGD, Ranap, Persalinan 24 jam
d. Lain-lain tidak melayani rujukan / usulan bagi peserta askes yang
sudah dirawat di Rumah Sakit.
2. Prosedur Sistem Penanganan
Sebelum pelayanan diberikan, petugas akan melakukan penapisan
awal yang mengindikasi gelaja covid. Penapisan yang dilakukan meliputi
pemeriksaan suhu tubuh, melakukan anamnesa keadaan saat ini yang
meliputi batuk dan radang tenggorakan, riwayat perjalanan pasien,
keadaan di lingkungan sekitar tempat tinggal pasien seperti apakah ada
yang sedang menjalani isolasi mandiri. Apabila pasien tidak tidak
mengalami gejala tersebut, maka pasien dapat melakukan pelayanan
sesuai tujuan kedatangan. Namun, apabila pasien mengalami gejala maka
pasien akan diarahkan ke poli batuk untuk mendapatkan penangan
lanjutan.
Tahap selanjutnya pasien akan melakukan pendaftaran data pasien
pasien di bagian pendaftaran, dalam pendafataran ini pasien akan
48
mendapatkan nomor rekam medis berupa kartu periksa yang dapat
digunakan setiap kali melakukan pemeriksaan ke Puskesmas Berbah.
Kartu periksa tersebut akan mempermudah petugas dalam mencari buku
rekam medis pasien yang sebelumnya sudah pernah di puskesmas. Hal
ini bertujuan untuk menjadikan riwayat pemeriksaan pasien dalam satu
tempat dan memperekam medisudah petugas dalam menelusuri riwayat
penyakit pasien.
Setelah pasien mendapatkan nomor rekam medis, pasien akan
diarahkan untuk menungga di depan ruang pelayanan sesuai yang
kehendaki. Pasien akan dipanggil untuk masuk ke ruang pelayanan sesuai
nomor antrian yang telah di dapatkan. Petugas medis akan melakukan
anamnesa dan pemeriksaan mengenai gejala dan keluhan yang dialami
pasien. Setelah diketahui masalahnya, pasien akan diberikan tindakan
seperti dilakukan pemeriksaan lanjutan atau pemberian terapi obat.
Pasien yang sudah mendapat pelayanan akan diarahkan untuk melakukan
administrasi ke kasir dan terakhir ke farekam medisasi untuk mengambil
terapi tang diberikan.
3. Prosedur pelayanan kesehatan JPS-BK (Jaminan Pelayanan Sosial)
a. Menunjukkan kartu sehat pada saat mendaftar di loket
pendaftaran.
b. Pelayanan rujukan / rawat inap di Rumah Sakit type C yang ada di
daerah Sleman dan Rumah Sakit type B yang di Yogyakarta
dengan:
1) Menunjukan kartu sehat dan rujukan asli dari Puskesmas.
2) Melampirkan fotocopy.
a) Kartu sehat sebanyak 3 lembar.
b) Rujukan dari Puskesmas sebanyak 3 lembar.
3) Mendaftarkan diri di loket pendaftaran dan mengisi bukti
blangko penerimaan pelayanan rawat jalan.
49
4) Untuk kasus rawat darurat, pasien bisa langsung ke unit gawat
darurat tanpa membawa rujukan dari puskesmas, cukup
menunjukan kartu sehat yang masih berlaku.
5) Untuk rawat inap pengurutan persyaratan kelengkapan
administrasi yang selambat-lambatnya 1 x 24 jam harus sudah
selesai.
D. Analisis SWOT Manajemen Pelayanan Kebidanan
1. Strenght (kekuatan) internal
a. Sumber daya manusia memadai dalam aspek kompetensi,
profesionalisme dan profesi.
b. Lokasi demografi yang berada tepi jalan utama sehingga masyarakat
mudah menjangkau.
c. Mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang sudah terlatih dan
memahami tupoksi masing-masing.
d. Memiliki peralatan operasional untuk menunjang kinerja
e. Memiliki akar jejaring advokasi yang kuat baik itu dengan SKPD,
Stakeholder dan Lintas sektoral.
2. Weakness (kelemahan) internal
a. Terbatasnya fasilitas penunjang seperti USG
b. Terbatasnya petugas yang dapat mengoperasikan sarana pendukung
3. Opportunity (peluang) eksternal
a. Adanya regulasi pemakaian JKN secara Bottom Up sehingga kasus-
kasus non darurat harus melalui pelayanan kesehatan Puskesmas
dahulu.
b. Program JKN yang mewajibkan masyarakat melalui layanan
Puskesmas sebelum melanjutkan pemeriksaan ke fasilitas layanan
kesehatan lanjutan
c. Adanya kepercayaan dari Pemerintah Daerah dan Masyarakat
kepada Puskesmas dalam hal layanan kesehatan pratama.
4. Threat (ancaman) eksternal
a. Adanya pelayanan kesehatan swasta yang bersaing dengan
50
pelayanan kesehatan Puskesmas.
Total 64
51
3 Adanya kepercayaan dari Pemerintah Daerah 8 9 72
dan Masyarakat kepada Puskesmas dalam hal
layanan kesehatan pratama.
Total 162
Total 63
X = 299
Y = 99
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat dibuat kurva analisis SWOT sebagai
berikut:
Gambar 4. Kurva Analisi SWOT
52
pun telah didukung oleh fasilitas yang memadai dan disertai dengan
kolaborasi antara tenaga kesehatan yang lain. Berikut jadwal pelayanan KIA
Puskesmas Berbah:
a. Senin, Kamis, Sabtu : Pemeriksaan kehamilan
b. Selasa : Imunisasi
c. Rabu, Jumat : Keluarga berencana, kesehatan reproduksi
d. Setiap hari : Nifas, neonatus, pelayanan catin
e. 24 jam : Persalinan
Setiap bertugas ada bidan berada di meja depan untuk melakukan
pengkajian berupa anamnesa dan pemeriksaan seperti pengukuran berat
badan, pengukuran tekanan darah, suhu dan Lila, kemudian bidan yang lain
berada di ruang pemeriksaan untuk melakukan pemeriksaan fisik dan tin
dakan sesuai pelayanan.
Setelah melakukan pelayanan, bidan akan bertugas melaksanan
pencatatan pada buku register dan sistem pelayanan puskesmas. Pencacatan
ini dilakukan sebagai bukti dokumentasi bahwa pasien telah mendapatkan
pelayanan sesuai kebutuhan. Pendokumentasian ini juga berguna sebagai alat
dalam menentukan ketercapaian indikator pelayanan kebidanan.
53
3 Cakupan 100 % x
Pelayanan Jumlah
Kesehatan Bayi 635 semua 635 700 110,24
bayi baru bayi baru
lahir (KN) lahir
4 Cakupan 100% x
Pelayanan Jumlah
Balita 3468 3468 2905 83,77
Kesehatan semua
Balita Balita
Dari tabel di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
Upaya Kesehatan Ibu Dan Anak tercapai 99,81 %, dari 4 (empat)
Indikator yang melebihi target ada 3 (tiga) indikator adalah sebagai berikut:
1) Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu hamil tercapai 100,29 % hal ini
terjadi dikarenakan karena adanya migrasi ibu hamil dari luar daerah
yang ber KTP Berbah dan melakukan pemeriksaan di faskes Berbah.
2) Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu bersalin tercapai 104,95 % hal ini
terjadi dikarenakan adanya migrasi ibu hamil dari luar daerah yang ber
KTP Berbah dan melakukan persalinan di faskes Berbah
3) Cakupan Pelayanan Kesehatan bayi baru lahir (KN) tercapai 110,24 %
terjadi dikarenakan adanya penambahan bayi dari migrasi ibu hamil dan
bersalin dari luar daerah yang ber KTP Berbah di faskes Berbah
Sedangkan yang belum memenuhi target yakni 1 (satu) indikator
mengenai Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita sebesar 83,77 %. Kegiatan
tersebut belum mencapai seratus persen (100 %) dikarenakan pelaporan data
hasil penimbangan pada balita yang tidak datang ke posyandu tidak tercatat
sehingga data hasil penimbangan tidak sampai ke petugas. Selain itu, ada
beberapa balita yang tinggal tidak menetap, sehingga dapat berpengaruh
terhadap capaian SPM. Sasaran dinas
b. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Tabel 2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Penca
Target Variabel
Jml paian
Indikator Satuan
Sasaran Sub
Rumus Absolut Variabel
Variabel
UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 129,40
1 Cakupan Remaja 56 % x 134
952 952 140,86
Pelayanan Putri Jumlah 1
54
Sasaran
Kesehatan Remaja
Remaja Putri Putri
mendapatkan yang
tablet tambah berusia
darah 12-18
tahun
2 Cakupan
Pelayanan
100% x
Bumil KEK
Jumlah
(Kurang
Bumil Semua
Energi 92 92 92 100,00
KEK Ibu
Kronis)
Hamil
Mendapat
KEK
Makanan
Tambahan
3 60% x
Cakupan
Jumlah
Pelayanan
Sasaraan
Bayi Usia 5
Bayi
Bulan 29
Bayi 284,4 yang 284,4 419 147,33
Hari
mencapai
Mendapat
umur 5
ASI
bulan 29
Eksklusif
hari
55
c. Upaya Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit
Tabel 3. Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit
Target Variabel
Jml Penca
Indikator Satuan Absolu Sub
Sasaran Rumus paian Variabel
t Variabel
UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
104,57
PENYAKIT
1 100 % x
Cakupan
Jumlah
Pelayanan
penduduk
Kesehatan Orang 26.254 26.254 25.561 97,36
usia 15
pada Usia
tahun-59
Produktif
tahun
2 Cakupan 100 % X
Pelayanan Jumlah
Orang 2.802 2.802 2.723 97,18
Penderita prevalensi
Hipertensi penderita HT
3 Cakupan
Pelayanan 100% X
Kesehatan Jumlah
Orang 837 837 807,00 96,42
Penderita prevalensi
Diabetes penderita DM
Melitus
4 Cakupan
Pelayanan
100 % X
Orang dengan
Orang 168 Jumlah ODGJ 168 234,00 139,29
Gangguan
Berat
Jiwa (ODGJ)
Berat
5 Cakupan 100 % x
Pelayanan Jumlah
Kesehatan Orang 5.168 Penduduk 5.168 4.690,00 90,75
pada Usia usia > 60
Lanjut tahun
56
6 Cakupan
Pelayanan
Kesehatan 100% X
Orang dengan Orang 251 Jumlah Orang 251 271,00 107,97
Terduga terduga TB
Tuberkulosis
(TB)
7 Cakupan
Pelayanan
100% x Jml
Kesehatan
orang berisiko
orang dengan Orang 760 760 783,00 103,03
terinfeksi
Risiko
HIV
Terinfeksi
HIV.
57
belum maksimalnya sistem pencatatan dan pelaporan dari jejaring di
Wilayah Puskesmas Berbah.
4) Cakupan Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut belum tercapai sebesar
90,75% dikarenakan lansia masih banyak yang sedang bekerja saat
dilakukan skrining kesehatan, terutama lansia laki-laki. Selain itu ada juga
lansia yang mengalami kesulitan mobilisasi yang belum bisa dijangkau
petugas secara keseluruhan. Program pemberdayaan kader belum berjalan
dengan optimal dikarenakan belum cukupnya support sarana dan prasarana
dalam melakukan skrining kesehatan lansia oleh kader.
Sedangkan yang melebihi target ada 3 (tiga) indikator sebagai berikut:
1) Cakupan Pelayanan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat tercapai
sebesar 139,29%, dikarenakan kesadaran masyarakat tentang ODGJ dan
kesadaran minum obat sebagai salah satu faktor pemulihan dan menjadi
lebih berdaya, kondisi sudah stabil tidak perlu minum obat, dukungan dari
keluarga terhadap pasien ODGJ, hasil dari pelatihan kader sebaya yang
sangat membantu petugas puskesmas dalam pemantauan ODGJ serta Tim
TPKJM yang berperan aktif dalam pemantauan.
2) Cakupan Pelayanan Kesehatan Orang dengan Terduga Tuberkulosis (TB)
tercapai sebesar 107,97%, dikarenakan kegiatan penemuan suspek TB pada
tahun 2022 dilakukan secara pasif dan aktif. Kegiatan pasif dengan melalui
pelayanan pasien suspek TB di poli bapil sedangkan kegiatan aktif yaitu
investigasi kontak, kunjungan rumah pasien TB dan skrining pada
kelompok berisiko. Kegiatan program penanggulangan TB di Puskesmas
tahun 2022 juga didukung dengan adanya kegiatan ACF (Active Case
Finding) bersama zero TB yang memberikan konstribusinya dalam
penemuan suspek. Selain itu, peningkatan jumlah data SPM yang signifikan
juga diperoleh dari data jumah suspek TB dari jejaring yaitu fasyankes RS
wilayah DIY yang berdomisili di Berbah dengan bantuan aplikasi SITB
melalui wasor Dinkes Sleman.
3) Cakupan Pelayanan Kesehatan orang dengan Risiko Terinfeksi HIV.,
tercapai sebesar 103,03%, dikarenakan pada tahun 2022 banyak ditemukan
58
kasus IMS baru serta dilaksanakannya VCT Mobile di beberapa tempat
dengan peserta diluar sasaran
59
kurang memenuhi syarat sedangkan tempat usaha berstatus sewa sehingga
tidak dapat memperbaiki fasilitas tersebut, di samping itu beberapa penjual
tidak berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Berbah.
3) Cakupan Pengelolaan Tempat-Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat
kesehatan tercapai 102,04% dari target 98% dikarenakan semua tempat
fasilitas umum dilakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) sebanyak
100%, sementara targetnya sebanyak 98% TTU di IKL.
e. Upaya Promosi Kesehatan
Tabel 5. Upaya Promosi Kesehatan
Target Variabel
Jml Penca
Indikator Satuan Sub
Sasaran Rumus Absolut paian Variabel
Variabel
UPAYA PROMOSI KESEHATAN
99,69
1 100% X
Cakupan
Jumlah
Pelayanan
Anak Usia
Kesehatan
Orang Pendidikan 5.535 5.285 95,48
Pada Usia 5.535
Dasar (7
Pendidikan
tahun - 15
Dasar
tahun)
2 49% X
Cakupan Jumlah
Rumah Rumah 3.353,5 Sasaran
3.353,56 4.043 120,56
Tangga ber Tangga 6 Rumah
PHBS Tangga
berPHBS
3 Cakupan 65% X
Posyandu Jumlah
Unit 40.95 40,95 34 83,03
Balita Posyandu
Mandiri Balita
60
ada 2 (dua) indikator adalah sebagai berikut:
1) Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar tercapai
95,48%. Dikarenakan pada pelaksanaan skrining kesehatan di sekolah,
siswa tidak berangkat sekolah kemudian diarahkan skrining melalui
aplikasi mobscreen, akan tetapi tidak semua siswa dapat mengakses
aplikasi tersebut.
2) Cakupan Posyandu Balita Mandiri tercapai sebesar 83,03%, dikarenakan
frekuensi penimbangan kurang dari 8 kali setahun, cakupan D/S kurang
dari 50% dan rerata tugas kader kurang dari 5 orang.
Sedangkan, Cakupan Rumah Tangga berPHBS tercapai 120,56 %
cakupannya melebihi target dikarenakan target Dinas Kesehatan Kabupaten
Sleman tentang pedoman penyelenggaraan promosi kesehatan di Puskesmas target
PHBS tahun 2022 yaitu 49%.
f. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
Tabel 6. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
Jml Target Variabel
Penca
Indikator Satuan Sasara Sub
Rumus Absolut paian Variabel
n Variabel
UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP) 100
1 Cakupan
Pengobatan
Hipertensi (HT) 100 % x
di Puskesmas Jumlah
Orang 5390 5.900,00 5.900,00 100
dan Jaringannya kunjungan
Sesuai Standart Pasien HT
KMK 514
tahun 2015
61
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kunjungan Hamil
Sumber daya manusia kesehatan merupakan elemen utama yang
menjalankan dan menentukan keberhasilan program kesehatan yang
direncanakan oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Bidan salah satu tenaga kesehatan yang memegang peranan
penting dalam hal meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu
program dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat adalah antenatal
care, pada fasilitas kesehatan tingkat pertama yaitu puskesmas yang
menjalankan program antenatal care adalah bidan. ANC adalah layanan
perawatan kesehatan oleh petugas kesehatan selama kehamilan dalam bentuk
observasi, pendidikan dan perawatan medis untuk wanita hamil dengan
standar yang telah ditentukan. Tujuan ANC adalah untuk mencapai
kehamilan dan persalinan yang aman dan nyaman.10 Menurut UU No.97
Tahun 2014, ANC setidaknya dilakukan 4 kali sebagai berikut: minimal satu
kali pada trimester pertama (0-12 minggu), minimal satu kali pada trimester
ke-2 ( >12-24 minggu), dan minimal 2 kali pada trimester ke-3 (> 24 minggu
sampai dengan kelahiran). Kunjungan antenatal bisa lebih dari 4 kali sesuai
kebutuhan dan jika ada keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan.11
Pelayanan ANC di Puskesmas Berbah dilakukan setiap hari Senin, Kamis
dan Sabtu sesuai pelayanan rawat jalan. Pendaftaran pasien dilakukan melalui
online atau dengan aplikasi whatsapp terlebih dahulu satu minggu
sebelumnya. Namun, jika terdapat kegawatan pasien dapat datang langsung
ke puskesmas. Pasien yang akan melakukan pemeriksaan ANC akan
diarahkan menuju loket pendaftaran untuk dicarikan rekam medis yang
nantinya akan diberikan ke ruang KIA. Kemudian pasien akan diarahkan
untuk menunggu panggilan di depan ruang KIA. Setelah rekam medis
diberikan, bidan selanjutnya akan memanggil nama pasien di meja depan
ruang KIA untuk dilakukan anamnesa untuk menanyakan keluhan pada
pasien, yang diikuti dengan melakukan timbang berat badan, pengukuran
62
tekanan darah, dan suhu. Setelah memastikan umur kehamilan dan
pemeriksaan dasar, petugas melakukan pencatatan di rekam medis dan buku
KIA pasien. Selanjutkan pasien akan dilakukan pemeriksaan di ruang
pemeriksa yang meliputi mengukuran TFU, letak janin dan mendeteksi suara
detak jantung janin. Apabila pasien datang untuk kunjungan pertama kali,
maka pasien akan dilakukan pemeriksaan lingkar lengan dan tinggi badan.
Hal ini sesuai dengan teori mengenai pelayanan pada ibu hamil meliputi 10 T.
10 T terdiri dari pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan,
pengukuran tekanan darah, pengukuran Lila, pengukuran TFU, pengukuran
presentasi janin dan DJJ, melakukan skrining imunisasi TT (Tetanus
Toksoid), pemberian tablet Fe, pemeriksaan laboratorium, tatlaksana atau
penanganan khusus dan temu wicara atau konseling.12
Pada pemeriksaan hamil trimester 1 akan dilakukan pemeriksaan ANC
secara lengkap atau ANC terpadu. ANC terpadu adalah pelayanan antenatal
yang berkualitas yang dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu
mencakup promotif, preventif, sekaligus kuratif dan rehabilitatif. Tujuan
ANC terpadu ini adalah agar ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang
berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin
dengan selamat dan melahirkan bayi yang sehat. Selain itu, ANC terpadu juga
menyediakan pelayanan missed opportunity, mendeteksi kelainan/ gangguan
secara dini, melakukan intervensi terhadap kelainan yang ditemui serta
melakukan rujukan. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan laboratorium,
psikolog, dokter gigi, gizi, dan dokter umum. Bidan akan mengarahkan
pasien untuk melakukan pemeriksaan dan menjelaskan pada pasien mengenai
alur pemeriksaan pasien di poli lainnya.
Sebagai bentuk pencegahan dengan adanya virus Covid-19 ini, dalam
pelaksanaan pelayanan, bidan dan seluruh petugas kesehatan menggunakan
APD level 2 untuk mengurangi transmisi virus Covid-19. Setelah semua
pasien selesai maka bidan akan bersama-sama menyelesaikan dokumentasi
dan merapikan alat kembali. Pembagian tugas pada pelayanan ini sudah baik
dan sesuai dengan teori, karena setiap bidan sudah mendapatkan tugas
63
masing-masing dan dalam jumlah yang seimbang. Ketika sudah selesai
semua, selanjutnya rekam medis pasien dikembalikan ke bagian pendaftaran.
Manajemen pelayanan yang diterapkan oleh bidan puskesmas sudah baik.
Pembagian tugas dalam menjalankan pelayanan sangat efektif. Setiap bidan
mendapatkan tugas tersendiri, seperti satu bidan bertugas menerima pasien
dan menulis di lembar rekam medis dan buku KIA, ada yang bertugas
melakukan tindakan dan ada yang bertugas meregister secara online maupun
offline. Hal ini membuat semua pelayanan yang diberikan menjadi cepat dan
efisien. Manajemen pelayanan kebidanan dalam melayani pasien
menggunakan pola pikir varney, yaitu melakukan pengkajian terdiri dari
pengkajian data subyektif dan obyektif berupa anamnesa dan pemeriksaan
fisik, intrepetasi data sesuai hasil pengkajian, menegakkan diagnosa dan
masalah potensial jika ada, kemudian merencanakan kebutuhan segera,
rencana asuhan kebidanan, pelaksanaan asuhan, dan evaluasi. Ketujuh pola
pikir ini selalu digunakan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan dan
digambarkan dalam bentuk alur pelayanan pasien. Dokumentasi yang
digunakan adalah dengan forekam medisat SOAP yang ada/ sesuai di rekam
medis.
B. Kunjungan Nifas
Pelayanan ibu nifas di Puskesmas Berbah diberikan setiap hari sesuai
pelayanan rawat jalan. Pasien yang akan melakukan pemeriksaan nifas akan
diarahkan menuju loket pendaftaran untuk dicarikan rekam medis yang
nantinya akan diberikan ke ruang KIA. Kemudian pasien akan diarahkan
untuk menunggu panggilan di depan ruang KIA. Setelah rekam medis
diberikan, bidan selanjutnya akan memanggil nama pasien di meja depan
ruang KIA untuk dilakukan anamnesa untuk menanyakan keluhan pada
pasien, yang diikuti dengan melakukan timbang berat badan, pengukuran
tekanan darah, dan suhu yang selanjutnya dicatat di rekam medis dan buku
KIA pasien. Selanjutnya pasien akan dilakukan pemeriksaan di ruang
pemeriksa yang meliputi pemeriksaan payudara, kontraksi rahim, mengukur
TFU, memeriksa lokhea dan perdarahan, memeriksa kondisi jalan lahir, dan
64
pemberian konseling sesuai kebutuhan.
Tujuan asuhan kebidanan nifas adalah untuk meningkatkan derajat
kesehatan ibu dan bayi. Adapun tujuan umum dan khusus dari asuhan pada
masa nifas adalah membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal
mengasuh anak, menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun
psikologis, mencegah dan mendeteksi dini komplikasi pada ibu nifas,
merujuk ke tenaga ahli bila diperlukan, mendukung dan memperkuat
keyakinan diri ibu dan memungkinkan melaksanakan peran sebagai orang
tua, dan memberikan pelayanan KB. Asuhan yang diperlukan ibu dan bayinya
selama masa nifas sebaiknya didasarkan pada 3 prinsip utama meningkatkan
kesehatan fisik ibu dan bayi, memberikan penyuluhan mengenai pemberian
ASI dan meningkatkan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan
anak. Serta mendukung dan memperkuat kepercayaan diri ibu dan
memperbolehkannya mengisi peran sebagai ibu khususnya dalam keluarga
sendiri dalam situasi kebudayaannya.13
Pelayanan yang diberikan pada ibu nifas oleh bidan di Puskemas Berbah
sudah baik karena dapat memberikan pelayanan sesuai dengan standar asuhan
kebidanan pada masa nifas. Adapun peran dan tanggungjawab dalam masa
nifas antara lain memberikan dukungan secara berkesinambungan selama
masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik
dan psikologis selama masa nifas, sebagai promotor hubungan antara ibu dan
bayi serta keluarga, mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan
meningkatkan rasa nyaman, membuat kebijakan, perencana program
kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan
administrasi, mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan, memberikan
konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan,
mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan
kebersihan yang aman. Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara
mengumpulkan data, menetapkan diagnosa, masalah, membuat rencana
tindakan dan melaksanakan serta evaluasi. Hal ini merupakan tindakan
profesional bidan dan membuat dokumentasi.13
65
C. Kunjungan Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KB dilakukan setiap hari Rabu dan Jumat sesuai pelayanan
rawat jalan. Pasien yang akan melakukan kunjungan KB akan diarahkan
menuju loket pendaftaran untuk dicarikan rekam medis yang nantinya akan
diberikan ke ruang KIA. Kemudian pasien akan diarahkan untuk menunggu
panggilan di depan ruang KIA. Setelah rekam medis diberikan, bidan
selanjutnya akan memanggil nama pasien di meja depan ruang KIA untuk
dilakukan anamnesa untuk menanyakan keluhan pada pasien dan haid
terakhir untuk memastikan pasien tidak sedang hamil, yang diikuti dengan
melakukan timbang berat badan, pengukuran tekanan darah, dan suhu yang
selanjutnya dicatat di rekam medis dan kartu KB, serta memberikan informed
consent sebelum diberikan tindakan. Bagi akseptor KB baru, akan dilakukan
mengenai identitas lengkap pasien, ingin menggunakan KB apa, riwayat
obstetri, riwayat KB ibu dan riwayat penyakit yang diderita, hari pertama haid
terakhir, terakhir berhubungan seksual kapan, dan memastikan pasien tidak
sedang dalam keadaan hamil, memberikan KIE jenis alat kontrasepsi, cara
kerja, keuntungan, efek samping dan memberikan inforekam medised consent
sebelum diberikan tindakan.
Kemudian pasien akan dilakukan pemeriksaan di ruang periksa yang
meliputi pemeriksaan fisik yaitu melakukan palpasi abdomen untuk
menentukan apakah teraba massa atau tidak. Sebelum pasien menggunakan
KB, harus benar-benar perlu dikaji apakah pasien sedang hamil atau tidak,
karena dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko perdarahan, keguguran, dan
kelainan pada janin seperti cacat bawaan. Mempersiapkan peralatan terekam
medisasuk obat KB yang akan diberikan, memberikan tindakan kepada pasien
dengan tepat. Kemudian memberikan KIE, menganjurkan ibu untuk
melakukan kunjungan ulang pada jadwal yang sudah ditentukan. Data hasil
asuhan ditulis di rekam medis, kartu KB ibu, dimasukkan dalam komputer
dan dilakukan pencatatan di register KB.
66
D. Kunjungan Kesehatan Reproduksi (Kespro)
Pelayanan kespro dilakukan setiap hari Rabu dan Jumat sesuai
pelayanan rawat jalan. Pasien yang akan melakukan kunjungan kespro akan
diarahkan menuju loket pendaftaran untuk dicarikan rekam medis yang
nantinya akan diberikan ke ruang KIA. Kemudian pasien akan diarahkan
untuk menunggu panggilan di depan ruang KIA. Setelah rekam medis
diberikan, bidan selanjutnya akan memanggil nama pasien di meja depan
ruang KIA untuk dilakukan anamnesa untuk menanyakan keluhan pada
pasien yang diikuti dengan melakukan timbang berat badan, pengukuran
tekanan darah, dan suhu yang selanjutnya dicatat di rekam medis.
Kasus kespro yang sering terjadi yaitu keputihan, terutama pada pasien
yang sedang menggunakan KB IUD. Pada kasus keputihan ini, pasien akan
dilakukan anamnesa secara lengkap mengenai riwayat menikah, riwayat
menstruasi, riwayat obstetri, riwayat KB dan riwayat penyakit yang pernah
dan sedang diderita. Setelah dilakukan anamnesa pasien akan dilakukan
pemeriksaan lanjutan berupa pengukuran tekanan darah, berat badan, dan
pemeriksaan inspekulo. Pemeriksaan inspekulo ini dilakukan untuk melihat
apakah keputihan yang dialami masih dalam keadaan yang norekam medisal
atau tidak. Keputihan yaitu adanya pengeluaran cairan dari vagina
(keputihan) yang dapat timbul dari berbagai keadaan, yaitu secara fisiologis
dan secara patologis. Secara fisiologis, keputihan berwarna jernih, tidak
berbau dan tidak menimbulkan gatal. Secara patologis, gejalanya yaitu
meningkatnya jumlah cairan vagina dari biasanya hingga terus menerus
muncul dan mengganggu, berbau amis, apek, busuk, berwarna kehijauan/
merah bercampur darah/ kuning. Penyebab dari keputihan ini karena reaksi
endometrium dengan adanya IUD di dalam rahim sebagai benda asing.14
Selanjutnya bidan akan melakukan kolaborasi dengan dokter umum untuk
pemberian obat dan melakukan KIE mengenai personal hygiene dan teratur
untuk mengonsumsi obat yang diberikan.
67
E. Kunjungan Imunisasi
Pelayanan imunisasi dilakukan setiap hari Selasa sesuai pelayanan
rawat jalan. Pelayanan imunisasi di Puskesmas Berbah terdiri dari beberapa
macam imunisasi seperti Hb-0, BCG, PCV, Penta, IPV dan MR. Ibu yang
membawa bayinya yang akan diimunisasi akan diarahkan menuju loket tiga
atau pendaftaran untuk dicarikan rekam medis yang nantinya akan diberikan
ke ruang KIA. Kemudian ibu akan diarahkan untuk menunggu panggilan di
depan ruang KIA. Setelah rekam medis diberikan, bidan selanjutnya akan
memanggil nama pasien di meja depan ruang KIA untuk dilakukan anamnesa
untuk menanyakan keluhan dan efek samping imunisasi sebelumnya pada ibu
yang diikuti dengan melakukan timbang berat badan, pengukuran panjang
badan, lingkar kepala, dan suhu yang selanjutnya dicatat di rekam medis.
Pada pasien baru, akan didata identitas lengkap terlebih dahulu, seperti nama
bayi, nama orang tua, alamat, tanggal lahir, waktu lahir, tempat lahir, riwayat
persalinan, dan riwayat komplikasi.
Kemudian pasien akan dilakukan pemeriksaan di ruang periksa yang
meliputi pemeriksaan fisik untuk memastikan bayi dalam kondisi sehat dan
dapat diimunisasi. Jika sudah dipastikan bahwa bayi dapat diimunisasi,
kemudian segera mempersiapkan vaksin yang akan diberikan kepada bayi dan
melakuan injeksi vaksin tersebut. Selanjutnya dilakukan KIE mengenai KIPI
dari imuniasi yang diberikan, memberikan resep obat, dan menganjurkan ibu
untuk melakukan kunjungan ulang pada jadwal imunisasi bayi berikutnya.
Data hasil asuhan ditulis di rekam medis pasien, di buku KIA, memasukkan
data ke dalam komputer dan menulis di register bayi.
Bidan sudah melakukan pelayanan sesuai SOP imunisasi yang
digunakan. langkah-langkah kerja yang sudah diberikan sesuai, seperti ketika
bidan menerima rekam medis pasien dari petugas pendaftaran, bidan
memanggil pasien sesuai urutan rekam medis, menanyakan identitas pasien
untuk mencocokan dengan rekam medis, menanyakan keadaan kesehatan
pasien saat ini dan memeriksa pasien, apabila bayi dalam keadaan sakit maka
68
bidan memberitahu pasien agar menunda pelaksanaan imunisasi, apabila
pasien dalam keadaan sehat maka bidan akan menyiapkan imunisasi yang
akan diberikan, memberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan dan efek
samping imunisasi, mencatat di buku register, melakukan tindakan pemberian
imunisasi kepada bayi sesuai catatan pemberian imunisasi, mencatat
pelayanan imunisasi dalam buku KIA, dan memberitahu jadwal kunjungan
imunisasi berikutnya.
F. Kunjungan Neonatus
Pelayanan kunjungan neonatus dilakukan setiap hari sesuai pelayanan
rawat jalan. Ibu yang membawa bayinya akan diarahkan menuju loket
pendaftaran untuk dicarikan rekam medis yang nantinya akan diberikan ke
ruang KIA. Kemudian ibu akan diarahkan untuk menunggu panggilan di
depan ruang KIA. Setelah rekam medis diberikan, bidan selanjutnya akan
memanggil nama pasien di meja depan ruang KIA untuk dilakukan anamnesa
untuk menanyakan keluhan pada ibu yang diikuti dengan melakukan timbang
berat badan, pengukuran panjang badan, lingkar kepala, dan suhu yang
selanjutnya dicatat di rekam medis. Pada pasien baru, akan didata identitas
lengkap terlebih dahulu, seperti nama bayi, nama orang tua, alamat, tanggal
lahir, waktu lahir, tempat lahir, riwayat persalinan, dan riwayat komplikasi.
Kemudian pasien akan dilakukan pemeriksaan di ruang periksa yang
meliputi pemeriksaan fisik untuk memastikan bayi dalam kondisi sehat.
Pemeriksaan bayi dilakukan untuk menilai kondisi bayi secara menyeluruh,
melihat apakah bayi mengalami kuning atau tidak, kemudian mengecek tali
pusat apakah ada tanda mengarah ke infeksi atau tidak. Pelayanan yang
diberikan bidan sudah sesuai SOP yang diberikan. Jika terdapat masalah pada
hasil pemeriksaan, maka bidan akan melakukan kolaborasi dengan dokter
umum untuk memastikan keadaan bayi dan untuk mendapat terapi obat jika
dibutuhkan. Bidan menganjurkan kepada ibu untuk terus menyusui bayinya
sampai usia 6 bulan tanpa diberikan jenis makanan yang lain. Menganjurkan
ibu untuk melakukan kunjungan ulang ketika ada keluhan atau ketika bayi
sudah berusia 1 bulan untuk dilakukan imunisasi BCG. Kemudian mencatat
69
hasil pemeriksaan di buku KIA dan rekam medis.
G. Kunjungan Calon Pengantin (Catin)
Pelayanan catin dilakukan setiap hari sesuai pelayanan rawat jalan.
Pasien yang akan melakukan kunjungan akan diarahkan menuju loket
pendaftaran untuk dicarikan rekam medis yang nantinya akan diberikan ke
ruang KIA. Kemudian pasien akan diarahkan untuk menunggu panggilan di
depan ruang KIA. Setelah rekam medis diberikan, bidan selanjutnya akan
memanggil nama pasien di meja depan ruang KIA untuk dilakukan anamnesa
untuk menanyakan mengenai identitas calon istri dan suami, rencana
menikah, haid pertama haid terakhir, riwayat suntik TT yang sudah diberikan
kepada pasien, golongan darah, rencana tempat tinggal dengan suami setelah
menikah, yang diikuti dengan melakukan timbang berat badan, tinggi badan,
pengukuran tekanan darah, suhu, Lila yang selanjutnya dicatat di rekam
medis.
Setelah dilakukan anamnesa pasien akan dilakukan pemeriksaan
lanjutan berupa pemeriksaan laboratorium meliputi tes kehamilan dan Hb,
kemudian melakukan pemeriksaan di poli gigi, psikolog, gizi, dokter umum,
dan kembali ke KIA untuk melakukan pemeriksaan fisik dan memberikan
suntikan vaksinasi TT. Mencatat seluruh hasil dari kegiatan tersebut di rekam
medis dan kartu TT calon pengantin. Bidan di Puskesmas Berbah sudah dapat
memberikan pelayanan pada calon pengantin dengan baik dan sesuai SOP,
bidan menerima rekam medis pasien, memanggil nama pasien yang tertulis di
rekam medis pasien, mencocokan identitas pasien dengan identitas pada
rekam medis jika sudah cocok bidan akan melakukan anamnesa dan jika
terjadi kesalahan bidan melakukan penelusuran ke unit rekam medis atau
pendaftaran, kemudian melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, melakukan
skrining status TT, memberikan konseling tentang kesehatan reproduksi,
memberikan pengantar perekam medisintaan Hb dan tes kehamilan ke
laboratorium, melakukan kolaborasi dengan poli gigi, psikolog, gizi, dokter
umum,memberikan imunisasi TT kepada calon pengantin wanita, mencatat
hasil pemeriksaan pada register pelayanan calon pengantin, memberikan surat
70
rekomendasi ke KUA bahwa calon pengantin telah mendapatkan konsultasi
yang diperlukan dan imunisasi TT.
H. Persalinan
Pelayanan persalinan di Puskesmas Berbah diberikan setiap hari selama
24 jam. Pasien yang akan bersalin akan diarahkan menuju ruang bersalin
kemudian dicarikan rekam medis untuk mengetahui riwayat pemeriksaan
sebelumnya dan menulis riwayat pemeriksaan sekarang. Kemudian pasien
dilakukan anamnesa untuk menanyakan keluhan pada pasien, yang diikuti
dengan melakukan pemeriksaan pengukuran tekanan darah, nadi, pernapasan,
suhu, pemeriksaan kehamilan, dan periksa dalam yang selanjutnya dicatat di
rekam medis dan buku KIA pasien.
Tujuan asuhan kebidanan ibu bersalin adalah untuk meningkatkan
derajat kesehatan ibu dan bayi. Adapun tujuan umum dan khusus dari asuhan
pada ibu bersalin adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai
derajad kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya
yang terintegrasi dan lengkap sertaintervensi minimal dengan asuhan
kebidanan persalinan yang adekuatsesuai dengan tahapan persalinan sehingga
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang
optimal, memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya
mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan
memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.15
Pelayanan yang diberikan pada ibu bersalin oleh bidan di Puskemas
Berbah sudah baik karena dapat memberikan pelayanan sesuai dengan standar
asuhan kebidanan pada ibu bersalin. Adapun peran dan tanggungjawab dalam
persalinan antara lain memberi informasi, dorongan, dan dukungan
emosional. Memantau kemajuan dan memberi saran strategi untuk persalinan.
Memantau detak jantung bayi dan tanda-tanda lainnya. Merujuk ke Rumah
Sakit jika terjadi komplikasi. Memberikan bantuan medis lainnya jika
diperlukan.15 Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara
mengumpulkan data, menetapkan diagnosa, masalah, membuat rencana
tindakan dan melaksanakan serta evaluasi. Hal ini merupakan tindakan
71
profesional bidan dan membuat dokumentasi.13
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan manajemen pelayanan Puskesmas Berbah secara umum sudah
baik dan sesuai dengan peraturan serta kaidah-kaidah manajemen yang berlaku.
Manajemen pelayanan kebidanan di poli KIA telah terlaksana dengan baik.
Terlaksananya manajemen pelayanan kebidanan yang baik berdampak pada
kualitas pemberian pelayanan pada pasien. Pelayanan yang diberikan pada
pasien dapat berjalan dengan optimal tepat sasaran sehingga dapat
meningkatkan drajat kesehatan ibu dan anak.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa Profesi Bidan
Meningkatkan pengetahuan dan teori tentang manajemen pelayanan KIA
di Puskesmas.
2. Bagi Puskesmas Berbah
Diharapkan menjadi sumber informasi, saran dan masukan bagi pihak
pelaksana fungsi manajemen di Puskesmas Berbah dalam meningkatkan
pengelolaan pelayanan kesehatan terkhusus pada program Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA).
72
DAFTAR PUSTAKA
73
LAMPIRAN
74
Gambar 7. Informasi Pelayanan Rawat Jalan
75