Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

G P1A0 POST PARTUM 2 JAM


DENGAN MEMBERI MAKANAN DAN MINUMAN SECARA ORAL
DI RUMAH UNGU TAHUN 2021

Laporan Bantuan Hidup Dasar


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Stase Keterlampilan Dasar Kebidanan

Disusun Oleh :
Nama : Lilik Dian Ekasari
NPM : 205491517036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Stase
Bayi Baru Lahir dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. G P1a0 Post Partum 2 Jam
Dengan Memberi Makanan Dan Minuman Secara Oral Di Rumah Ungu Tahun 2021”.
Dalam penyusunan tugas Stase Bayi Baru Lahir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar - besarnya kepada :
1. Dr. Retno Widowati, selaku Dekan FIKES Universitas Nasional.
2. Dr. Rukmaini, S.ST, M.Keb, selaku Wakil Dekan, Koordinator dan Dosen
Pembimbing Stase Persalinan FIKES Universitas Nasional.
3. Sri Dinengsih, S.SiT, M.Kes, selaku Ketua Prodi Profesi Kebidanan Universitas
Nasional dan Koordinator Stase Bayi Baru Lahir
4. Jenny Siauta, S.ST, M.Keb, selaku Sekretaris Prodi Profesi Kebidanan Universitas
Nasional
5. Dr. Vivi Silawati SST., SKM.,MKM selaku Dosen Pembimbing Stase Bantuan Hidup
Dasar.
6. Teman - teman seangkatan dan pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu
yang telah memberikan semangat dan masukkan dalam penyelesaian tugas Stase Bayi
Baru Lahir.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas Stase Bayi Baru Lahir ini masih jauh dari
sempurna. Pada kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan tugas Stase Bantuan Hidup Dasar ini. Akhir kata penulis
berharap semoga tugas Stase Bantuan Hidup Dasar dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi bagi pembaca umumnya, dan bagi penulis khususnya.

Jakarta, 25 Maret 2021


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3. Tujuan Penulisan....................................................................................................................5
1.4. Manfaat.................................................................................................................................5
1.5. Waktu dan Tempat................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................6
2.1. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pasien..................................................................................6
2.2. Proses Pencernaan Makanan.................................................................................................6
2.3. Elemen-Elemen Nutrisi Atau Zat Gizi (A. Aziz Alimul H, 2013)...............................................9
2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Nutrisi (Barbara Kozier, Dkk. 2010).........................................10
2.5. Menyiapkan Makanan dan Minuman Untuk Pasien............................................................14
2.6. Menghidangkan makanan dan minuman............................................................................14
2.7. Membantu Pasien Makan Dan Minum Secara Oral.............................................................15
2.8. Zat Gizi Ibu Menyusui Menurut Sulistyoningsih (2011: 154)................................................16
2.9. Bahan pangan yang baik untuk ibu Nifas.............................................................................18
BAB III TINJAUAN KASUS.....................................................................................................................21
PENGUMPULAN DATA..............................................................................................................21
BAB V PENUTUP.................................................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tubuh memerlukan energi untuk fungsi – fungsi oran tubuh,, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme
dapat berupa anabolisme dan katabolisme.
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolkisme tubuh serta
factor – factor yang mempengaruhinya. Secara umum factor yang mempengaruhi
kebutuhan nutrisi adalah factor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, factor
patologis seperti adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan atau
meningkatkan kebutuhan nutrisi, factor sosio- ekonomi seperti adanya kemampuan
individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
Nutrisi sangat penting bagi manusia karena nutrisi merupakan kebutuhan fital bagi
semua makluk hidup, mengkonsumsi nutrient (zat gizi) yang buruk bagi tubuh tiga kali
sehari selama puluhan tahun akan menjadi racun yang menyebabkan penyakit dikemudian
hari. Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi ada system yang berperan di dalamnya yaitu
system pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris, saluran
pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal. Sedangkan organ asesoris
terdiri dari hati, kantong empedu dan pancreas.
Nutrisi sangat bermanfaat bagi tubuh kita karena apabila tidak ada nutrisi maka tidak
ada gizi dalam tubuh kita.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien ?
2. Bagaimana cara menyiapkan makanan dan minuman pasien ?
3. Bagaimana cara menghidangkan makanan dan minuman pasien ?
4. Bagaimana cara membantu pasien makan dan minum secara oral ?
1.3. Tujuan Penulisan
 

1. Tujuan Umum
Mampu memahami dan menerapkan manajemen asuhan kebidanan dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi di Rumah Ungu Tahun 2021
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memahami arti penting dari pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien di
Rumah Ungu tahun 2021.
b. Mampu memahami dan melaksanakan cara-cara dalam menyiapkan makanan dan
minuman untuk pasien di Rumah Ungu tahun 2021.
c. Mampu memahami dan melaksanakan cara penghidangan makan dan minum pada
pasien di Rumah Ungu tahun 2021.
d. Mampu memahami dan melaksanakan cara membantu pasien makan dan minum
secara oral secara benar di Rumah Ungu tahun 2021.

1.4. Manfaat
1. Manfaat Bagi Klinik Rumah Ungu
Dapat menjadi sumber informasi bagi penentu kebijakan dan pengelola program kesehatan
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi di Rumah Ungu Tahun 2021

1.5. Waktu dan Tempat


Pada tanggal 23 Maret 2021 di Rumah Ungu
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pasien
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,
yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-pro ses
kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana
tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan
kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik
antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. Sedangkam menurut Supariasa
(2001), nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-
zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi
normal dari organ - organ, serta menghasilkan energi.
   Nutrisi adalah jumlah semua interaksi antara suatu organism dan makanan yang
dikonsmsinya. Dengan kata lain, nutrisi adallah sesuatu  yang dimakan seseorang dan
bagaimana tubuh menggunakannya (Barbara Kozier, dkk. 2010).

            Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau
bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan
sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan
kesimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto dan Wartonah,
2006).

2.2. Proses Pencernaan Makanan


           Pencernaan merupakan proses pemecahan makanan menjadi bagian lebih kecil, dari
kompleks menjadi sederhana agar dapat diabsorpsi. Proses pencernaan makanan dilakukan
secara mekanik dan secara kimiawi.
1. Pencernaan makanan mekanik
Pencernaan makanan secara mekanik lebih banyak terjadi didalam rongga mulut yaitu
melalui mekanisme pengunyahan (mastikasi). Makanan yang sudah berada dirongga
mulut bercampur dengan saliva, kemudian dengan peranan gigi dan lidah makanan
dikunyah menjadi bagian yang lebih kecil. Makanan dikunyah rata-rata 20 sampai
dengan 25 kali, tetapi tergantung dari jenis makanan. Makanan yang sudah dikunyah
selanjutnya masuk ke esophagus melalui proses menelan (deglutition). Menelan
merupakan proses volunteer, dimana makanan didorong ke belakang menuju faring.
Peristiwa ini mencetuskan serangkaian gelombang kontraksi involunter pada otot-otot
faring yang mendorong makanan ke esofagus.
Proses menelan merupakan suatu proses yang kompleks, yang memerlukan peran organ
yang harus bekerja secara terintegrasi dan berkesinambungan.
a. Tahap oral atau bukal.
Pada fase oral ini, makanan akan dikumpulkan oleg gigi-geligi, lidah, palatum mole,
otot-otot pipi, dan saliva untuk mengelilingi dan membentuk bolus dengan esistensi
dan ukuran yang siap untuk ditelan.  Lidah akan menekan palatum durum dan
mendorong bolus ke arah faring. Palatum mole akan terangkat untuk mencegah
makanan masuk ke hidung. Proses ini berlangsung secara disadari.
b. Tahap faringeal.
Fase ini dimulai ketika bolus makanan menyentuh arkus faring anterior (arkus
palatoglosus) dan refleks menelan secara timbul. Laring akan tertarik ke atas dan
epiglottis melipat untuk mencegah makanan masuk ke trakea. Otot faring
mendorong makanan ke esofagus.
c. Tahap esoofageal.
Pada tahap ini terjadi gerakan peristaltic yang membawa bolus ke lambung.
Bolus memasuki lambung melalui gerakan peristaltik esofagus.

2. Pencernaan secara kimiawi


Sejak berada dalam rongga mulut, makanan sudah di cerna secara kimiawi karena
sudah bercampur dengan saliva yang mengandung dua jenis enzim pencernaan yaitu
lipase dan amilase. Pencernaan makanan secara kimia di lambung dilakukan melalui
pencampuran makanan dengan asam lambung, mucus, dan pepsin, kemudian dihasilkan
komponen karbohidrat, protein, dan lemak. Karbohidrat dicerna pada bagian badan
lambung menjdi bagian yang lebih sederhana yaitu monosakarida seperti glukosa,
fruktosa, dan galaktosa. Protein dipecah menjadi asam amino dan lemak lalu selanjutnya
akan diubah menjadi trigliserida yang tersusun atas tiga asam lemak.
Proses pencernaan makanan tidak  terlepas dari peran organ-organ asesoris sistem
pencernaan, di antaranya hati, kandung empedu, dan pancreas.
a. Hati
Hati memproduksi cairan empedu yang kemudia keluar melalui dua saluran
yaitu ductus hepaticus kanan  dan kiri, dan selanjutnya bergabung  menjadi common
ductus hepaticus. Kemudian melalui common ductus bile sebelum akhirnya masuk
ampula duodenum.
Disamping fungsi sebagai regulasi hematologic dan fungsi-fungsi lain yang
jumlahnya lebih dari 200 fungsi, salah satu fungsi dari hati adalah regulasi
metabolic.  Regulasi metabolic dari fungsi hati terjadi karena seluruh sirkulasi darah
dari saluran pencernaan  yang mengabsorpsi nutrisi akan masuk ke hati melalui
sistem vena porta hepatica. Sel hati akan mengekstrak nutrisi dan toksin dari darah
sebelum beredar ke sirkulasi sistemik. Hati akan memindahkan atau menyimpan
kelebihan nutrisi dan akan memecahkan simpanan makanan jika terjadi kekurangan
nutrisi. Beberapa fungsi hati di antaranya dalam pengaturan metabolisme
karbohidrat, lemak, asam amino, penyimpanan amino, penyimpanan mineral, dan
vitamin.
b. Kandung Empedu.
Fungsi utama dari kandung empedu adalah menyimpan cairan/garam empedu  yang
dihasilkan oleh hati sekitar 1 liter setiap hari. Empedu bersifat alkalin dan
mengandung garam empedu, kolesterol, billirubin, elektrolit, dan air. Produksi
empedu dipengaruhi oleh adanya hormone cholecystokinin (CCK) yang dihasilkan
oleh usus halus. Adanya rangsangan saraf simpatis mengakibatkan terjadi kontraksi
kandung empedu yang kemudian isinya akan mengalir masuk ke duodenum. Garam
empedu berfungsi untuk mempercepat kerja enzim seperti amilase dan tripsin.
c. Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar yang mempunyai dua fungsi yaitu fungsi endokrin dan
fungsi eksokrin. Sel-sel endokrin adalah pulau-pulau langerhans menghasilkan
hormone insulin dan glucagon yang berperan dalam pengaturan kadar gula darah.
Sedangkan sel eksokrin pancreas adalah sel acinar dan epitel yang menghasilkan
cairan pancreas seperti enzim-enzim pencernaan, air, dan ion-ion. Enzim-enzim
pencernaan dari pancreas berkerja di usus halus untuk memecahkan makanan
menjadi bagian yang lebih sederhana sehingga dapat diabsorpsi usus. Pankreas
menghasilkan cairan sekitar 1 liter. Sekresi cairan dipengaruhi oleh hormon-hormon
dari duodenum seperti sekretin dan cholecystokinin. Pada saat kimus (makanan
dalam bentuk setegah cair) berada di duodenum, hormon sekretin dan
cholecystokinin dilepaskan, kemudian memengaruhi sekresi enzim-enzim pancreas.
Sekresi enzimm-enzim pancreas juga distimulasi oleh nervus vagus. Enzim-enzim
pancreas di antaranya sebagai berikut :
1) Pankreatik  alfa amilase.
Enzi mini sama dengan enzim amilase saliva, berfungsi memecahkan pati
menjadi maltose yang selanjutnya akan diubah menjadi glukosa.
2) Lipase.
Enzi mini akan diaktifkan oleh adanya empedu yang masuk ke duodenum,
berfungsi dalam pencernaan trigliserida menjadi digliserida, monogliserida,
asam lemak bebas, dan gliserol.
3) Enzim Proteolitik.
Merupakan enzim yang terbanyak dihasilkan oleh pancreas sekitar 70%. Enzi
mini dalam bentuk tidak aktif, sampai setelah masuk ke usus halus misalnya
tripsinogen, chimotripsinogen, karboksipeptosode. Enzim-enzim tersebut akan
berubah menjadi tripsin, kimotripsin, dan karboksipeptidose. Fungsi dari enzim
tersebut mengubah protein menjadi dipeptida, tripeptida, da asam amino
(Tarwoto dan Wartonah, 20
2.3. Elemen-Elemen Nutrisi Atau Zat Gizi (A. Aziz Alimul H, 2013)
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat gizi yang terdpat dalam makanan, pada umumnya dalam
bentuk amilum. Pembentukan amilum terjadi dalam mulut melalui enzim ptyalin yang
ada dalam air ludah. Amilum diubah menjadi maltose, kemudian diteruskan ke dalam
lambung. Dari lambung hidrat  arang dikirim terus ke usus dua belas jari. Getah
pancreas yang dialirkan ke usus dua belas jari mengandung amilase pancreas diubah
seluruhnya menjadi maltosa. Maltosa ini kemudian diteruskan ke dalam usus halus.
Usus halus mengeluarka \n getah pancreas hidrat arang, yaitu maltose yang bertugas
mengubah maltose menjadi dua molekul glukosa sakarosa, fruktosa dan glukosa.
Laktose bertugas mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Setelah berada
dalam usus halus, seluruhnya diubah menjadi monosakarida oleh enzim-enzim tadi.
Penyerapan karbohidrat yang dikonsumsi/dimakan masih dapat ditemukan dalam
tiga bentuk, yaitu polisakarida, disakarida, dan monosakarida. Disakarida diserap
melewati dinding usus/mukosa usus mengikuti hokum difusi osmose dan tidak
memerlukan tenaga serta langsung memasuki pembuluh darah. Proses penerapan yang
tidak membutuhkan tenaga dan mengikuti hukum difusi osmose dikenal sebagai
penyerapan pasif.
2. Lemak.
Pencernaan lemak dimulai dalam lambung (walaupun hanya sedikit), karena dalam
mulut tidak ada enzim pemecah lemak. Lambung mengeluarkan enzim lipase untuk
mengubah sebagian kecil lemak menjadi asam lemak dan gliserin, kemudian diangkut
melalui getah bening dan selanjutnya masuk ke dalam peredaran darah untuk kemudian
tiba di hati. Sintesis kembali terjadi dalam saluran getah bening, mengubah lemak
gliserin menjadi lemak seperti aslinya.
Penyerapan lemak dilakukan secara pasif setelah lemak diubah menjadi gliserol
asam lemak. Asam lemak mempunyai sifat empedu, asam lemak teremulsi ini mampu
diserap melewati dinding usus halus. Penyerapan membutuhkan tenaga, lagipula tidak
semua lemak dapat diserap, maka penyerapan lemak dikatakan dengan cara aktif selektif.
3. Protein.
Kelenjar ludah dalam mulut tidak membuat enzim protease. Enzim protease baru
terdapat dalam lambung, yaitu pepsin, yang mengubah protein menjadi albuminosa dan
pepton.Kemudian, tripsin dalam usus dua belas jari yang berasal dari pancreas mengubah
sisa protein yang belum sempurna manjadi albuminosa dan pepton. Dalam usus halus,
albuminosa dan pepton seluruhnya diubah oleh enzim pepsin menjadi asam-asam amino
yang siap untuk diserap.  Protein yang di ubah ke dalam bentuk asam amino mempunayi
sifat larut dalam air. Seperti halnya hidrat arang, asam amino yang mudah larut dalam air
ini juga dapat diserap secara pasif dan langsung memasuki pembuluh darah.
4. Mineral.
Mineral tidak membutuhkan pencernaan. Mineral hadir dalam bentuk tertentu sehingga
tubuh mudah untuk memprosesnya. Umumnya, mineral diserap dengan mudah melalui
dinding usus halus secara difusi pasif maupun transportasi aktif.
     Mekanisme transportasi aktif penting jika kebutuhan tubuh meningkat atau adanya
diet rendah kadar mineral. Hormon adalah zat yang memegang peranan penting dalam
mengukur mekanisme aktif ini. Penyerapan dapat lebih jauh dipengaruhi oleh isi sistem
pencernaan.
     Beberapa senyawa organic tertentu, seperti asam oxalit, akan menghambat
penyerapan kalsium. Mineral dipakai dalam berbagai hal. Beberapa dari mineral adalah
komponen esensial dari jaringan tubuh, sedang yang lainnya esensial pada proses kimia
tertentu.
5)    Vitamin.
Pencernaan vitamin melibatkan penguraiannya menjadi molekul-molekul yang lebih
kecil sehingga dapat diserap lebih efektif. Beberapa penyerapan vitamin dilakukan
dengan difusi sederhana, tetapi sistem transportasi aktif sangat penting untuk
memastikan pemasukan yang cukup.
     Vitamin yang larut dalam lemak diserap oleh sistem transportasi aktif yang juga
membawa lemak ke seluruh tubuh, sedang vitamin yang larut dalam air mempunyai
beberapa variasi mekanisme transportasi aktif. Sebagai contoh, faktor dasar yang
dihasilkan oleh lambung memudahkan penyerapan vitamin B12 . Tanpa faktor tersebut,
tubuh tidak mampu menyerap dengan cukup, sehingga menyebabkan terjadinya
defisiensi vitamin tersebut.
6)    Air.
Air merupakan zat makananpaling mendasar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Tubuh manusia terdiri atas 50%-70% air. Asupan air sangat teratur sangat penting bagi
makhluk hidup untuk bertahan hidup dibandingkan dengan pemasukan nutrisi lain.
     Bayi memiliki proposal air lebih besar dibandingkan orang dewasa. Semakin tua
umur sesorang, maka proporsi air di dalam tubuhnya akan semakin berkurang. Pada
orang dewasa, asupan air berkisar antara 1200-1500 cc per hari, namun dianjurkan
sebanyak 1900 cc sebagai batas optimum. Selain itu, air yang masuk ke tubuh melalui
makanan lain berkisar antara 500-900 cc per hari. Air juga dapat diperoleh melalui hasil
akhir proses oksidasi.  Kebutuhan asupan air akan semakin bertingkat jika terjadi
peningkatan pengeluaran air, misalnya melalui keringat, muntah, diare, atau adanya
gejala-gejala dehidrasi.

2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Nutrisi (Barbara Kozier, Dkk. 2010)


1. Perkembangan
Individu yang sedang berada dalam asa pertumbuhan yang cepat (yaitu, masa bayi
dan remaja) memiliki kebutuhan zat gizi yang meningkat. Di sisi lain, lansia memerlukan
sedikit kalori dan perubahan diet mengingat  risiko penyakit jantung koroner,
osteoporosis, dan hipertensi.
2. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola
konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga
dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi (A. Aziz Alimul H, 2013).
3. Jenis Kelamin
Kebutuhan zat gizi berbeda bagi pria dan wanita karena komposisi tubuh dan fungsi
reproduksi. Massa otot yang lebih besar pada pria menjelaskan besarnya kebutuhan
kalori dan protein. Karena menstruasi, wanita memerlukan lebih banyak zat besi
dibandingkan pria sebelum monopause. Wanita hamil dan menyusul memiliki
peningkatan kebutuhan kalori dan cairan.
4. Etnis dan Budaya
Etnis sering kali menentukan pilihan makanan. Makanan tradisional (mis., nasi untuk
Asia, pasta untuk Italia, kari untuk India) telah dimakan dalam waktu lama setelah
budaya lain ditinggalkan.
Perawat tidak boleh menggunakan pendekatan “makanan baik, makanan buruk”,
tetapi harus menyadari bahwa variasi asupan dapat diterima dalam ruang lingkup yang
berbeda. Satu-satunya panduan yang dapat diterima “secara universal” adalah (a) makan
beragam jenis makanan untuk melengkapi kecukupan zat gizi dan (b) makan secara
moderat untuk mempertahankan berat tubuh yang tepat. Pilihan makanan sangat berbeda
di antara individu dari latar belakang budaya yang sama seperti halnya pada individu
yang berasal dari budaya yang secara umum berbeda. Misalnya, tidak semua orang Italia
menyukai pizza dan banyak dari mereka yang tanpa diragukan lagi menyukai makanan
Meksiko.
5. Keyakinan mengenai Makanan
Keyakinan mengenaik efek makanan pada kesehatan dan kesejahteraan dapat
mempengaruhi pilihan makanan. Banyak orang mendapatkan keyakinan mengenai
makanan dari televisi, majalah, dan media lain. Misalnya, beberapa orang mengurangi
asupan lemak hewani sebagai respons terhadap terhadap bukti yang dipublikasikan
bahwa konsumsi lemak hewani yang berlebihan adalah faktor risiko utama terjadinta
penyakit kardiovaskular.
Kegendrungan makanan melibatkan praktik makanan relative lazim. Kegandrungan
makanan adalah minat atau praktik yang menyebar tetapi berlangsung singkat diikuti
dengan semangat yang besar. Kegandrungan makanan mungkin didasarkan pada
keyakinan bahwa makanan tertentu memiliki kekuatan khusus atau pada pernyataan
bahwa makanan tertentu dapat membahayakan. Kegandrungan makanan menarik bagi
individu yang mencari keajaiban penyembuhan untuk penyakit, seseorang yang
berkeinginan memiliki kesehatan super, atau seseorang yang ingin menunda penuaan.
Beberapa diet dalam kegandrungan makanan tidak berbahaya, tetapi yang lain berpotensi
berbahaya. Menentukan kebutuhan diet yang sedang digandrungi oleh klien
memungkinkan perawat mendukung kebutuhan ini dan menyarankan diet yang lebih
bergizi.
6. Pilihan Pribadi
Manusia mengembangkan kesukaan dan ketidaksukaannya berdasarkan asosiasinya
dengan makanan tertentu. Seorang anak yang suka mengunjungi kakek-neneknya
mungkin menyukai asinan crabapple karena makanan tersebut disajikan di rumah kakek-
neneknya. Anak lain yang tidak menyukai bibinyayang terlalu disiplin menjadi tidak
menyukai koserol ayam yang sering disiapkan bibinya. Manusia sering kali membawa
pilihan makanan mereka hingga masa dewasa.
Kesukaan dan ketidakkesukaan individu dapat juga dikaitkan dengan
pengetahuannya. Anak-anak sering kali mengatakn bahwa mereka tidak menyukai
sebuah makanan sebelum mereka mencobanya. Beberapa orang dewasa sangat tertantang
dan sangat berkeinginan untuk mencoba makanan baru. Orang lain memilih untuk
memakan makanan yang sama secara berulang kali. Piliham rasa, aroma, cita rasa
(campuran rasa dan aroma), suhu, warna, bentuk, dan ukuran makanan memengaruhi
pilihan makanan seseorang. Misalnya, beberapa orang mungkin menyukai rasa yang
manis dan asam dari pada rasa yang pahit atau asin. Tekstur makanan amat berperan
dalam pilihan makanan. Beberapa orang memilih makanan yang renyah daripada
makanan yang lembek, keras dari pada lunak, lembut dari pada liat, halus dari pada
kasar, atau kering dari pada basah.
7.  Praktik Keagamaan
Praktik keagamaan juga memengaruhi diet. Beberapa orang Katolik Roma
menghindari daging pada hari-hari tertentu , dan beberapa kepercayaan Protestan
melarang daging, the, kopi, atau alcohol. Yahudi ortodoks dan Islam melarang babi.
Yahudi Ortodoks mematuhi budaya kosher, memakan makanan tertentu hanya jika
diinspeksi oleh rabbi dan dipersiapkan sesuai dengan hukum makanan. Perawat harus
peka terhadap praktik diet keagamaan seperti itu.
8. Gaya Hidup
Gaya hidup tertentu dikaitkan dengan perilaku terkait makanan. Orang yang selalu
terburu-buru membeli bahan makanan cepat saji atau memakan makanan restoran. Orang
yang meluangkan banyak waktu di rumah mungkin memerlukan waktu untuk
mempersiapkan makanan “lebih detail”. Perbedaan individual juga memengaruhi pola
gaya hidup (mis., keterampilan memasak, perhatian mengenai kesehatan). Bberapa orang
yang bekerja di waktu yang berbeda, seperti jam kerja sore atau malam hari. Mereka
mungkin perlu mengadaptasi kebiasaan makan dengan jam kerja mereka dan juga
mengubah jadwal medikasi mereka jika terkait dengan asupan makanan.
Aktivitas otot lebiih memengaruhi laju metabolic dibandingkan factor lain; makin
berat aktivitas, maka makin besar stimulasi metabolisme. Aktivitas mental, yang hanya
memerlukan 4 Kkal per jam, memberikan stimulasi metabolic yang sangat kecil.
Apa, berapa banyak, dan berapa sering seseorang makan sering kali dipengaruhi oleh
status sosioekonomi. Misalnya, seseorang yang pendapatannya terbatas, termasuk
beberapa lansia, mungkin tidak mampu membeli daging dan sayuran segar. Sebaliknya,
seseorang yang mempunyai pendapatan yang lebih tinggi mungkin membeli banyak
protein dan lemak serta membeli lebih sedikit karbohidrat kompleks.
9. Medikasi dan Terapi
Efek obat-obatan pada nutrisi sangat bervariasi. Obat mungkin mengganggu napsu
makan  mengganggu persepsi rasa, atau mengganggu absorpsi atau ekskresi zat gizi.
Perawat perlu mewasapadai efek nutrisi akibat obat-obatan tertentu saat mengevaluasi
klien yang mengalami masalah nutrisi. Wawancara riwayat keperawatan harus
memasukkan pertanyaan mengenai obat yang diminum klien. Sebaliknya,  zat gizi dapat
memengaruhi manfaat obat. Beberapa zat gizi dapat menurunkan absorpsi obat;
sementara zat gizi lain meningkatkan absorpsi. Misalnya kalsium dalam susu
menghambat absorpsi antibiotic tetrasiklin tetapi meningkatkan absorpsi antibiotic
eritromisin.
Terapi (mis., kemoterapi dan radiasi) yang diprogramkan untuk penyakit tertentu
dapat juga memengaruhi pola makan dan nutrisi. Sel normal pada sumsum tulang dan
mukosa gastrointestinal secara alami sangat aktif dan terutama rentan terhadap agens
antineoplastik. Tukak oral, pendarahan usus, atau diare yang terjadi akibat toksisitas
agens antineoplastik yang digunakan dalam kemoterapi dapat menurukan status nutrisi
seseorang secara serius.
Efek radioterapi bergantung pada area yang ditangani. Misalnya, radioterapi kepala
dan leher dapat menyebabkan penurunan salvias, distorsi rasa, dan kesulitan menelan;
radioterapi abdomen dan pelvis dapat menyebabkan malabsorpsi, mual, muntah dan
diare. Banyak klien merasa letih dan anoreksia yang hebat.
10. Kesehatan
Satatus kesehatan individu sangat memengaruhi kebiasaan makan dan status nutrisi.
Gigi tanggal, gigi goyang, atau sariawan mempersulit mengunyah makanan. Kesulitan
menelan (disfagia) akibat inflamasi tenggorokan yang menyakitkan atau karena striktur
esofagus dapat menghambat seseorang untuk mendapatkan nutrisi yang memadai. Proses
penyakit danpembedahan saliran gastrointestinal dapat memengaruhi pencernaan,
absorpsi, metabolisme, dan ekskresi zat gizi esensial. Batu empedu, yang dapat
menghambat aliran empedu, merupakan penyebab umum terjadinya gangguan
pencernaan lipid. Proses metabolic dapat terganggu oleh penyakit hati. Penyakit pancreas
dapat memengaruhi metabolisme glukosa atau pencernaam lemak.
11. Konsumsi Alkohol.
Kalori yang dikandung dalam minuman beralkohol berasal dari alcohol itu sendiri dan
dari jus atau minuman lain yang ditambahkan ke alcohol, Totalnya, alcohol, dapat
mengandung kalori dalam jumlah yang besar, misalnya, 150 kalori untuk setiap 12 ons
bir, 160 kalori untuk “screwdriver” (1,5 ins vodka ditambah empat ons jus jeruk).
Minuman lkohol dapat menyebabkan pertambahan berat badan melalui pertambahan
kalori ini ke diat regular di tambah efek alcohol pada metabolisme lemak.  Sejumlah
jenis alcohol dikonversi secara langsung menjadi lemak. Namun, efek yang lebih besar
adalah bahwa sebagian besar alcohol dikonversi menjadi asetat oleh hati. Asetat yang
dilepaskan ke aliran darah digunakan untuk energy sebagai pengganti lemak disimpan.
Dalam sebuah studi, kecepatan metabolisme lemak menurun 73% setelah meminum 2
cangkir alcohol (Siler, Neese, & Hellerstein, 1999)
Penggunaan alcohol yang berlebihan menyebabkan defisiensi nutrisi dalam jumlah
cara. Alkohol dapat menggantikan makanan dalam diet seseorang dan dapat menekan
napsu makan. Alkohol yang berlebihan dapat memberikan efek toksik pada mukosa usus,
sehingga menurunkan penyerapan zat gizi. Kebutuhan vitamin B meningkat, karena
digunakan dalam metabolisme alcohol. Alkohol dapat mengganggu penyimpanan zat gizi
dan meningkatkan katabolisme dan ekskresi zat gizi.
12. Iklan
Produsen makanan berupaya membujuk masyarakat untuk berpindah dari produk
yang mereka gunakan saat ini ke merek produsen tersebut. Aktor dan aktris terkenal
sering kali digunakan untuk memengaruhi pilihan pnonton televisi atau pendengar radio.
Iklan di duga memengaruhi pilihan dan pola makan masyarakat sampai pada titik
terntentu. Sebagai catatan, produk seperti minuman beralkohol, kue dan campuran
makanan penutup lain, sup, the, kopi, makan malam beku, minuman ringan sering kali
diiklankan lebih gencar dibandingkan susu, makanan kaleng berisi hidangan laut, roti,
keju, unggas, sayur mayur, dan buah-buahan.
Makin banyak iklan yang terutama menargetkan lansia dan mendoromg penggunaan
herbal dan suplemen. Beberapa prosuk yang memiliki nutrisi yang aman sementara
produk lain tidak dan dapat menyebabkan interaksi dengan medikasi yang mungkin
mereka konsumsi atau dapat menyebabkan efek samping yang tidak diharapkan. Biasay
suplemen ini juga biasanya tinggi dan dapat menghabiskan uang yang seharusnya dapat
digunakan oleh seseorang untuk membeli makanan yang lebih sehat.
13. Faktor Psikologis.
Walaupun beberapa orang mengkonsumsi banyak makanan secara berlebihan saat
sedang stress, depresi, atau kesepian, orang lain memakan sangat sedikit makanan dalam
kondisi yang sama. Anoreksia dan penurunan berat badan dapat mengidikasikan stress
atau depresi berat. Anoreksia nervosa dan bulimia merupakan kondisi psikofisiologi
yang berat yang paling sering dijumpai pada remaja putri.
Faktor yang secara langsung memengaruhi status gizi adalah asupan makan dan
penyakit infeksi. Berbagai factor yang melatarbelakangi kedua factor tersebut misalnya
factor ekonomi, keluarga, produktivitas dan pengetahuan tentang gizi anak tesebut
(Suhardjo, 2003). Usia remaja (10-19 tahun) biasanya sangat rentan terhadap masalah
gizi, karena pada usia remaja banyak mengalami perubahan secara hormonal dan
berpengaruh pada perubahan fisiknya (Sundari, 2004).

2.5.   Menyiapkan Makanan dan Minuman Untuk Pasien

Persiapan Alat :
Piring, gelas, alas dan tutup gelas, sendok, garpu, mangkuk sayur, mangkuk lauk dan baki.
Cara Kerja ;
1. Cuci tangan.

2. Siapkan baki, piring, gelas dengan alas dan tutupnya, sendok, garpu, mangkuk sayur,
mangkuk lauk dan sedotan
3. Ambil makanan dari kereta makanan dan panaskan.

4. Sajikan makanan di tempat yang sudah disiapkan sesuai dengan diet pasien.

Sikap bidan : Selalu bekerja dengan hati-hati dan rapi.


2.6. Menghidangkan makanan dan minuman

Persiapan alat :
Baki berisi makanan dan minuman
Cara kerja :
1. Cuci tangan

2. Bawa makanan dan minuman yang telah disiapkan kepada pasien.

3. Beritahu pasien bahwa makanan sudah siap.

4. Hidangkan makanan dan minuman.

Di meja pasien
a. Bentangkan serbet diatas meja
b. Susun alat makan dia atas serbet

Pasien berbaring
a. Anjurkan pasien tidur miring

b. Bentangkan serbet dibawah dagu pasien

c. Letakkan baki berisi makanan diatas tempat tidur pasien

d. Buka penutup makanan

e. Persilakan pasien makan

f. Perhatikan pasien pada waktu makan

Sikap perawat :
a. Tidak tergesa-gesa.

b. Ramah dan memaklumi keadaan pasien.


2.7. Membantu Pasien Makan Dan Minum Secara Oral

Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien
yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu
memberikan makanan nutrisi melalui oral. Adapun hal yang perlu diperhatikan sebelum
pemberian makan dan minum pasien adalah :
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman disekitar pasien.

b.Sebelum di hidangkan, makanan di periksa dahulu, apakah sudah sesuai dengan daftar

makanan/diet pasien.
c. Usahakan makanan dihidangkan dalam keadaan hangat kecuali kontra indikasi.

d.Sajikan makanan secukupnya, tidak terlalu banyak tetapi juga tidak terlalu sedikit.

e. Peralatan makanan dan minuman harus bersih

f. Untuk pasien anak – anak, usahakan menggunakan peralatan yang menarik perhatiannya.

g.Untuk pasien yang dapat makan sendiri, perhatikan apakah makanan di makan habis atau

tidak.
h.Perhatikan selera dan keluhan pasien pada waktu makan serta reaksinya setelah makan.

Indikasi :
Diberikan kepada pasien yang memiliki ganguan mobilitas tetapi masih sadar.
Kontra Indikasi :
Tidak dapat diberikan pada pasien koma , CA nasofaring, CA mandibularis
Alat dan Bahan :
1. Piring

2. Sendok

3. Garpu

4. Gelas

5. Serbet

6. Mangkok cuci tangan

7. Pengalas

8. Jenis diet

Prosedur :
1. Cuci tangan

2. Jelaskan prosedur yang dilakukan

3. Mengatur posisi pasien dengan posisi kepala lebih tinggi daripada badan

4. Membentangkan serbet dibawah dagu pasien

5. Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan

6. Pasien ditawari minum, jika perlu gunakan sedotan

7. Beritahu pasien jika makanan panas atau dingin, anjurkan untuk mencicipi makanan

terlebih dahulu.
8. Suapkan makanan sedikit demi sedikit untuk menghindari tersedak

9. Setelah selesai makan pasien diberi minum, bersihkan mulut pasien, dan dianjurkan

dengan pemberian obat.


10. Catat hasil atau respon pemenuhan terhadap makanan.

11. Bereskan alat dan cuci tangan.

2.8. Zat Gizi Ibu Menyusui Menurut Sulistyoningsih (2011: 154)


Berikut ini beberapa zat gizi yang perlu diperhatikan oleh ibu menyusui yaitu:
1) Energi Kebutuhan energi ibu terdiri dari 60-70% karbohidrat, 10-20% protein, dan
20-30% lemak. kebutuhan energi yang meningkat 500- 700 kkal, dengan demikian
bila ibu biasa makan 3 kali dengan porsi yang ditambah. Meningkatnya kebutuhan
energi ini karena diasumsikan tiap 100cc ASI mampu memasok 67-77 kall, sedangkan
ibu harus mengeluarkan 750 cc ASI pada bulan pertama dan 600 cc ASI pada bulan
berikutnya. Perhitungan ini menguatkan pendapat bahwa memberikan ASI akan
membuat berat badan ibu kembali normal dan menipis isu bahwa menyusui dapat
menyebabkan kegemukan .
2) Protein Setiap ASI mengandung 1,2 gram, sehingga selama menyusui ibu
membutuhkan tambahan protein sebanyak 20 gram per hari. meningkatnya kebutuhan
protein ini, selain untuk membentuk protein susu juga dibutuhkan untuk sintesis
hormon yang dibutuhkan dalam produksi ASI (prolaktin) dan hormon yang
mengeluarkan ASI (oksitosin). Pemenuhan kebutuhan protein yang meningkat dapat
dipenuhi dengan cara menambah satu potong lagi makanan sumber protein yang bisa
dikonsumsi. Sumber protein yang dapat diperoleh dari ikan, daging, ayam, daging
sapi, telur, susu, dan juga tahu, tempe, serta kacang-kacangan. Jika kebutuhan protein
tidak terpenuhi dari makanan maka protein diambil dari protein ibu yang berada di
otot. Hal ini mengakibatkan ibu menjadi kurus dan setelah menyusui akan meras
lapar.
3) Lemak Lemak jenuh ganda diperlukan dalam pembentukan ASI karena asam lemak
tak jenuh ganda diperlukan dalam perkembangan otak dan pembentukan retina. Asam
lemak tak jenuh ganda dapat diperoleh dari minyak jagung, minyak biji kapas serta
ikan salmon dan ikan haring.
4) Vitamin dan Mineral Vitamin dan mineral diperlukan dalam jumlah yang sedikit.
Kebutuhan vitamin dan mineral ibu menyusui seperti Vitamin A, 15 Thiamin,
Riboflavin, Niasin, Vitamin C, Zat besi, Kalsium, Asam folat. Vitamin yang perlu
mendapatkan diperhatikan khusus diantaranya Vitamin A, Vitamin D, Vitamin C dan
Vitamin B. i.
Kebutuhan Dasar Ibu Nifas Kebutuhan Dasar Ibu Nifas menurut Saleha (2009: 71) yaitu
sebagai berikut:
1) Mengonsumsi tambahan kalori tiap hari sebanyak 500 kkal
2) Makanan diet berimbang, cukup protein, mineral, dan vitamin.
3) Minum sedikitnya 3 liter / hari, terutama setelah menyusui.
4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari
pasca persalinan.
5) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar dapat memberikan vitamin A kepada
bayinya melalui ASI.
Bahan makanan yang harus dihindari ibu menyusui Menurut Istiany dan Rusilanti (2013: 77)
bahan makanan yang harus dihindari atau tidak boleh di konsumsi oleh ibu menyusui antara
lain:
1) Bahan makanan yang berbau merangsang seperti petai, bawang, jengkol.
2) bahan makanan yang merangsang seperti cabe, merica, jahe, karena dapat
menyebabkan bayi mengalami diare. 17
3) Bahan makanan yang manis dan berlemak, karena bisa menyebabkan ibu menjadi
gemuk
4) Bahan makanan atau minuman yang mengandung kafein dan alkohol.
Hal-hal yang harus dihindari selama masa nifas Menurut Dewi Kurnia, pujiastuti, dan Fajar
(2013: 35) hal-hal yang harus dihindari selama menyusui antara lain:
1) Mengonsumsi kafein yang berlebihan karena mengakibatkan sering buang air kecil,
padahal ibu hamil butuh banyak cairan.
2) Penggunaan obat-obatan karena beberapa zat yang terkandung didalam obat dapat
meresap kedalam air susu.
3) Nikotin pada rokok karena nikotin dalam rokok meresap dalam ASI. Ditubuh bayi, zat
ini akan mengendap di ginjal dan hati yang bisa menyebabkan bayi keracunan.
Jenis makanan yang dipantang ibu nifas Menurut blok Suparyanto (2010) jenis makanan yang
dipantang ibu nifas anatara lain:
1) Ibu melahirkan pantang makan telur karena akan mempersulit penyembuhan luka dan
pantang makan daging karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak. Jika ibu
alergi dengan telur maka makanan pengganti yang dianjurkan adalah tahu, tempe dsb
2) Buah-buahan seperti pepaya, mangga, semua jenis pisang, semua jenis buah-buahan
yang asam atau kecut seperti jeruk, cerme, jambu air, 18 karena dianggap akan
menyebabkan perut menjadi bengkak dan cepat hamil kembali
3) Semua jenis makanan yang licin antara lain daun talas, daun kangkung, daun genjer,
daun kacang, daun seraung, semua jenis makanan yang pedas tidak boleh dimakan
karena dianggap akan mengakibatkan kemaluan menjadi licin
4) Semua jenis buah-buahan yang bentuknya bulat, seperti nangka, durian, kluih, talas,
ubi, waluh, duku dan kentang karena dianggap akan menyebabkan perut menjadi
gendut seperti orang hamil
5) Jenis makanan yang dipantang adalah roti, kue apem, makanan yang mengandung
cuka, ketupat dan makanan yang ditusuk seperti sate dengan alasan bahwa semuanya
dianggap akan menyebabkan perut menjadi besar.
6) Hanya boleh makan lalapan pucuk daun tertentu, nasi, sambel oncom dan kunyit
bakar. Kunyit bakar sangat dianjurkan agar alat reproduksi cepat kembali pulih dan
sepet.
7) Hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan buah karena
makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan berserat hanya
baik untuk penderita susah buang air besar.
8) Ibu melahirkan tidak boleh makan ikan sepert ikan mujair, udang, ikan belanak, ikan
lele, ikan basah karena dianggap akan menyebabkan perut menjadi sakiti 19
9) Ibu nifas minum abu dari dapur dicampur air, disaring, dicampur garam dan asam
diminumkan supaya ASI banyak.
2.9. Bahan pangan yang baik untuk ibu Nifas
Menurut Istiany dan Rusilanti, (2013: 77) bahan pangan yang baik untuk ibu menyusui
meliputi:
1) Karbohidrat
a) Nasi Merah Kandungan nasi merah memberikan tubuh kalori yang memadai untuk
memproduksi ASI dengan kualitas yang terbaik, dan serat yang baik bagi
pencernaan ibu selama masa menyusui.
b) Roti gandum dan Pasta Kedua jenis pangan ini diperkaya dengan folat dan sangat
baik untuk ibu menyusui. Roti gandum juga memberikan dosis yang sehat dari serat
dan zat besi.
c) Ubi Ubi juga menjadi sumber energi untuk memproduksi ASI. Rasanya yang manis
memberikan cukup energi dalam memenuhi kebutuhan kalori selama masa
menyusui.
2) Protein
a) Protein nabati Protein nabati merupakan kacang-kacanga, terutama yang berwarna
gelap seperti kacang hitam dan kacang ginjal, kacang kedelai 20 dengan hasil olahan
berupa (tahu dan tempe), kacang hijau, kacang merah, kacang polong, dan lain-lain
b) Protein Hewani Protein hewani merupakansegala bentuk produk olahan dari hewani
meliputi:
(1) Daging sapi dianjurkan yang memiliki lemak sedikit atau tanpa lemak, bisa
didapatkan pada bagian daging khas dalam, karena selain menyediakan protein,
daging juga kaya akan zat bezi.
(2) Susu selain menyediakan protein, vitamin B, dan vitamin D, produk susu adalah
salah satu sumber kalsium yang terbaik. Kalsiuum dapat membantu
perkembangan tulang bayi.
(3) Ayam 100 gram daging ayam megandung 74% air, 22% protein, 13 miligram zat
kalsium, 190 miligramzat fosfor dan 1,5 miligram zat besi sehingga cukup baik
di konsumsi oleh ibu menyusui.
(4) Telur, kuning telur adalah salah satu dari beberapa sumber alami vitamin D.
selain itu, telur juga serbaguna untuk memenuhi kebutuhan protein sehari-hari.
(5)
(5) Ikan menjadi sumber protein hewani yang sangantt dianjurkan untuk setiap hari,
karena alas an sebagai berikut:
(a) Daging putih mengandung asam lemak tak jenuh omega 3 dan protein
yang berisi asam amino taurin dan sepuluh jenis asam amino esensial. 21
(b) Daging merah mengandung asam lemak tak jenuh omega 3, protein
vitamin A dan B.
(c) Kulit ikan mengandung vitamin A dan B2.
(d) Tulang ikan mengandung mineral, terutama kalsium dan fosfor.
(e) Isi perut mengandung vitamin dan mineral
(f) Kepala dan mata mengandung polisakarida yang berperan dalam
kelembutan kulit dan pembuluh darah.
3) Lemak Lemak adalah kompenen terbesar didalam ASI, agar terpenuhi aman, dan
menunjang untuk mengaja kualitas ASI.beberapa makanan tinggi kandungan asam lemak
tak jenuh yaitu kacang kedelai, kacang tanah, alpukat, minyak ikan, minyak kacang
kedelai, minyak kacang tanah, minyak kanola, dan minyak zaitun menjadi pilihan yang
baik dalam memenuhi kebutuhan akan lemak dalam ASI.
a) Vitamin larut lemak Vitamin larut lemak terdiri dari vitamin A, D, E dan K. untuk
memperkaya kandungan ASI, konsumsi vitamin A tersebut bisa di dapat dari susu,
mentega, telur, minyak ikan, wortel, sayuran hijau, kacang polong, buah warna
kuning, dan minyak sawit. Tidak ada perbedaan terhadap asupan vitamin D, E, dan
22 K pada masa sebelum menyusui, sayuran hijau kaya dengan vitamin A, ibu
menyusui perlu mendapatkan.
b) Vitamin larut air Vitamin larut air adalah vitamin B komplek dan C. kelebihan
vitamin larut air adalah tidak tidak disimpan dalam bentuk cadangan, melainkan
akan terbuang melalui air seni. Pada dasarnya vitamin larut air ini sudah terdapat
pada pangan yang mengandung karbohidrat, protein dan lemak, karena sifat
dasarnya sebagai mikro nutrient.
c) Mineral mineral dalam ASI berkontribusi banyak pada osmolalitas ASI. Kandungan
mineral dalam ASIa sesuai dengan laju pertumbuhan manusia, sehingga
konsentrasinya lebih rendah disbanding susu hewan. Rendahnya konsentrasi mineral
pada ASI ditujukan untuk mengurangi beban pada ginjal bayi. Kecuali mineral
penting seperti magnesium, kalsium, besi dan seng.bahan pangan penunjang
kebutuhan akan mineral bagi ibu menyusui biasanya didampingi denagn zat makro
nutrient lain.
d) Air Kompenen ASI pertama adalah air. ASI adalah cairan yang yang sifatnya
isotonikdengan plasma ibu. Ibu menyusui dianjurkan agar lebih banyak
mengonsumsi air, minimal sepuluh gelas sehari. 23 Pemenuhan akan kebutuhan air
bisa didapat dari air mineral, jus buah, air sayur, air kacang hijau, dan susu.
Mengonsumsi cairan yang mengandung sari makanan tertentu lebih dianjurkan,
karena memiliki fungsi ganda dalam memenuhi produksi ASI.
Faktor yang Mempengaruhi Pola Makan Menurut Sulistyaningsih, (2011: 52),
faktor yang mempengaruhi pola makan yaitu sebagai berikut :
1) Faktor Ekonomi Variabel ekonomi yang masih cukup dominan dalam mempengaruhi
konsumsi pangan adalah pendapatan keluarga dan harga. Meningkatnya pendapatan
akan meningkatkan peluang untuk membeli pangan dengan kualitas yang lebih baik,
sebaliknya penurunan pendapatan akan menyebabkan menurunnya daya beli secara
kualitas dan kuantitas.
2) Faktor Sosial Budaya Pantang makan dalam mengonsumsi jenis makanan tertentu
dapat dipengaruhi oleh faktor budaya atau kepercayaan. Pantangan yang didasari oleh
kepercayaan pada umumnya mengandung perlambang atau nasihat yang dianggap
baik maupun tidak baik yang lambat laun akan menjadi kebiasaan atau adat.
Kebudayaan suatu masyarakat mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk
mempengaruhi seseorang dalam memilih dan mengolah pangan yang akan
dikonsumsi. 24
3) Faktor Agama Pantangan yang didasari agama, khususnya Islam disebut haram dan
individu yang melanggar hukumnya dosa. Adanya pantangan makanan atau minuman
tertentu dari sisi agama dikarenakan makanan atau minuman tersebut membahayakan
jasmani dan rohani bagi yang mengonsumsinya. Konsep halal dan haram sangat
mempengaruhi pemilihan bahan makanan yang akan dikonsumsi.
4) Pendidikan Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan, akan
berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi.
Salah satu contoh, prinsip yang dimiliki seseorang dengan pendidikan rendah
biasanya yang penting mengenyangkan, sehingga porsi bahan makanan sumber
karbohidrat lebih banyak dibandingkan dengan kelompok bahan makanan lain.
Sebaliknya, kelompok orang dengan pendidikan tinggi memiliki kecenderungan
memilih bahan makanan sumber protein dan berusaha menyeimbangkan dengan
kebutuhan zat gizi lain.
5) Lingkungan Faktor lingkungan cukup besar pengaruhnya terhadap pembentukan
perilaku makan. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan keluarga,
sekolah, serta adanya promosi melalui media elektronik maupun cetak. Kebiasaan
makan dalam keluarga sangat berpengaruh besar terhadap pola makan seseorang,
kesukaan seseorang terhadap 25 makanan terbentuk dari kebiasaan makan yang
terdapat dalam keluarga.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. G P1A0 POST PARTUM 6 JAM


DENGAN LUKA JAHITAN PERINEUM PERAWATAN VULVA HYGIENE DI PMB
HJ EKAH S 2021

Nama Mahasiswa : Lilik Dian Ekasari


NPM : 205491517036
Tempat : Rumah Ungu
Pembimbing : Dr. Vivi Silawati SST., SKM.,MKM

Tanggal Masuk : 23 Maret 2021


No. Register : 0022-21

I. PENGUMPULAN DATA
1. Data Subjektif
a. Identitas

Nama : Ny. D Nama Suami : Tn. R


Umur : 23 tahun Umur : 24 Tahun
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Jl Kepuh Alamat : Jl Kepuh
Alamat Kantor :- Alamat Kantor : KIC

Anamnesa pada tanggal: 23 Maret 2021, Pukul: 08.30 WIB


Oleh: Lilik Dian Ekasari

b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan pasien mengatakan merasakan mual, mengatakan mempunyai Riwayat
magh.
c. Antenatal
Pemeriksaan di : Rumah Ungu
Kelainan / komplikasi : Tidak ada
Usia Kehamilan : 40 Minggu
Para :2
d. Persalinan
Persalinan lahir tanggal : 23 Maret 2021, Jam : 02.30 WIB
Jenis kelamin : Perempuan BB : 4000 Gram, TB:50 Cm
Perdarahan Kala III :± 20 cc
Perdarahan Kala IV : ±200 cc
Perdarahan Total : ±220cc
Perdarahan selama operasai : Tidak ada
Jenis persalinan : Spontan
Plasenta : Spontan
Perineum : Tidak ada ruptur
Anastesi : Tidak dilakukan
Jahitan : Tidak dilakukan
Infus cairan : Tidak dilakukan
Transfusi darah : Tidak dilakukan

e. Eliminasi
BAB :-
BAK :+

1. Data Objektif
a. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional: Stabil
Tanda vital
Tekanan darah : 104/72 mmHg
Nadi : 83 x/menit
Pernafasan : 21 x/menit
Suhu : 36.4 ⁰ C
b. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Muka oedema : Tidak ada
Muka Konjungtiva : Tidak anemis
Sklera : Tidak ikterik
Mulut / gigi Stomatitis: Tidak ada
Gusi : Tidak epulis
Caries : Tidak ada
2. Leher
Pembesaran Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran
Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembesaran
Kelenjar Vena Jugularis : Tidak ada pembesaran
3. Dada
Payudara Bentuk : Simetris
Puting susu : Menonjol
Areola : Hiperpigmentasi
Pengeluaran : Colostrum
Benjolan : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Axilla Pembesaran Kelenjar Getah Bening : Tidak ada
Nyeri : Tidak
4. Abdomen
Kontraksi : Baik
TFU : 2 Jari dibawah pusat
Kandung kemih : Kosong

5. Ekstremitas
Varices : Tidak ada
Reflek Patella : Positif / Positif
Oedema : Tidak ada
Tungkai : Nyeri: Tidak Merah: Tidak
c. Pemeriksaan Genitalia
Pemeriksaan Ano Genital
Lochea : Rubra
Perineum : Tidak terdapat luka jahitan
Vulva : Bersih
Penyembuhan Luka: Baik
Pengeluaran : Lochea
d. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : Tidak ada

II. INTERPRESTASI DATA

Identifikasi Diagnosa, Masalah Dan Kebutuhan :

a. Diagnosa : Ny.D P2A0 Post Partum 2 Jam dengan gastritis


b. Masalah : tidak ada
c. Kebutuhan : agar segera diberikan makanan dan minum.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Diagnosa : Ny.D P2A0 Post Partum 2 Jam dengan gastritis
Diagnose potensial : Dyspepsia

IV. PENATALAKSANAAN (RENCANA, TINDAKAN, EVALUASI)


1. Memberitahukan Hasil Pemeriksaan Ibu Bahwa Saat Ini Dalam Keadaan Baik. Ibu
Mengetahui
2. Menganjurkan ibu untuk meminum antasida terlebih dahulu sebelum makan dan
minum. Ibu sudah meminum obat antacida.
3. Menganjurkan ibu untuk menunggu terlebih dahulu sebelum memulai makan.
kurang lebih ½ jam. Ibu mengetahui
4. Menganjurkan Ibu Untuk Makan Dan Minum Yang Sudah Disediakan.
5. Menganjurkan ibu untuk segera memakan dan minum agar makanan
6. Menganjurkan ibu untuk meminum obat cefadroxil, etabion dan asam mefenamat
7. Menganjurkan Ibu Agar Rajin Untuk Menyusui Bayinya. Ibu Mengerti Dan
Bersedia Melakukannya.
8. Memberitahukan Ibu Dan Keluarga Tentang Tanda-Tanda Bahaya Pada Masa Nifas,
Ibu Mengerti.
9. Memberitahu Ibu Untuk Melalukan Kunjungan Ulang Ada Tanggal 28 Maret 2021,
Ibu Bersedia
10. Melakukan Pendokumentasian
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat
dicapai jika terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh
juga dalam fungsifungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu,
fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan
kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan terhindar dari ancaman - ancaman
penyakit.

Memberi makan dan minum pada pasien-pasien yang mengalami gangguan-gangguan


tertentu bisa dibantu oleh bidan keluarga atau berkolaborasi antara keduanya.
        Sebagai bidan yang membantu pasien dalam makannya, kita juga perlu
memperhatikan makanan yang diperuntukkan kepada pasien dengan tujuan
pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien dengan memberi makan pasien tersebut yaitu
semata-mata untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dengan
membangkitkan selera pasien pada pasien yang tidak mandiri serta untuk
mempercepat proses penyembuhan dan hospitalisasi yang di lakukan.
Adapun cara-caranya yaitu :
a. menyiapkan makanan dan minuman pasien.
b. menghidangkan makanan dan minuman pasien.
c. membantu pasien makan dan minum secara oral.

5.2. Saran
Kebutuhan nutrisi tiap individu berbeda - beda maka dari itu peran perawat sangat
penting dalam rangka pemenuhan nutrisi untuk pasien, dan dianjurkan perawat
memberikan asuhan keperawatan yang baik dan membantu pasien dalam pemenuhan
nutrisinya.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A Azis. 2005. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC


Almatsier. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta :Gramedia Pustaka Utama.
http://books.google.co.id/bookssistem
tubuh yang berperan dalam kebutuhan nutrisi.
http://riezkhyamalia.wordpress.com/2013/10/20/makalah-pemenuhan-
kebutuha-nutrisi/.
Ester, Monica. 2005. Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Hidayat, A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2008. Praktik Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta : Salemba Medika
Potter, Patricia A dan Anne G. Perry. Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7. Jakarta :
Salemba Medika
Alimul, A. Aziz. 2013. Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta:Salemba           Medika.
Barbara Kozier, dkk. 2010. Fundamental Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tarwoto dan Wartonah, 2011. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan, Jakarta:
Salemba Medika.
Oky Setyaning Rinanti, dkk. (2014) Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dan Pengetahuan
Gizi, Vol.3. http://www.tappdf.com/read/7052-hubungan-asupan-zat-gizi-makro-dan-
pengetahuan-gizi 
Rahayu Sumaningsih, dkk (2010) Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Nutrisi
Masa Hamil dengan Sikap dalam Pemenuhan Nutrisi,
Vol.1. http://dokumen.tips/documents/jurnal-nutrisi-55ab5175dbc94.html
Endang Rini Sukamti, (1994) Pengaruh Nutrisi Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Anak, Cakrawala Pendidikan Nomor 3, Tahun XIII, November
1994. https://www.google.co.id/?
gws_rd=cr,ssl&ei=2ygtWfrxLcT6vATdyauACA#q=jurnal+pengaruh+nutrisi+terhadap+pertu
mbuhan+dan+perkembangan+anak – Endang Rini Sukamti, 1994. Cakrawala Pendidikan
Nomor 3, Tahun XIII, November 1994.
Hurun Ain, dkk (2015) Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Balita yang di Rawat Inap di Rumah
Sakit, Vol.4. https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=KDAtWbb7Dcf1vgS-
8buQDA#q=jurnal+pemenuhan+kebutuhan+nutrisi+balita+yang+di+rawat+inap+di+rumah+
sakit
Rezki Amelia, dkk (2014) Hubungan Asupan Energi Zat Gizi dengan Status Gizi Santri Putri
Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Makassar Sulawesi Selatan 2013,  Vol.
2. https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=gkMxWaGMM4flvgS5rbyIBQ#q=jurnal+
+hubungan+asupan+energi+dan+zat+gizi+dengan+status+gizi+santri+putri+yayasan+pondo
k  

Anda mungkin juga menyukai