Disusun Oleh :
MIFTAHUL JANNAH
NIM. 62021137
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa.
Karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
kasus ini. Penulisan Laporan kasus ini dalam rangka memenuhi salah satu
syarat menyelesaikan praktik Stase 1 Fisiologi Holistik Program Pendidikan
Profesi Bidan STIKes Estu Utomo. Dan pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................
C. Tujuan..............................................................................................................
D. Manfaat...........................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................
A. BAYI BARU LAHIR/ NEONATUS..............................................................
B. Manajemen Asuhan Bayi Baru Lahir............................................................
BAB III ASUHAN KEBIDANAN........................................................................
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA JURNAL.........................................
A. PEMBAHASAN...........................................................................................
B. ANALISA JURNAL.....................................................................................
BAB V PENUTUP................................................................................................
A. KESIMPULAN.............................................................................................
B. SARAN.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan lebih
dari atau sama dengan 37 minggu dengan berat lahir 2500-4000 gram
(Armini.dkk, 2017). Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi
dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1.000 kelahiran hidup. Tingginya
Angka Kematian Bayi ini dapat menjadi petunjuk bahwa pelayanan maternal dan
neonatal kurang baik, untuk itu dibutuhkan upaya untuk menurunkan angka
kematian bayi tersebut.
Pada tahun 2020, dari 28.158 kematian balita, 72,0% (20.266 kematian)
diantaranya terjadi pada masa neonatus). Dari seluruh kematian neonatus yang
dilaporkan, 72,0% (20.266 kematian) terjadi pada usia 0-28 hari. Sementara,
19,1% (5.386 kematian) terjadi pada usia 29 hari – 11 bulan dan 9,9% (2.506
kematian) terjadi pada usia 12 – 59 bulan. Penyebab kematian neonatal terbanyak
adalah kondisi berat badan lahir rendah (BBLR). Mayoritas kematian bayi terjadi
pada neonatus dengan penyebab terbanyak adalah asfiksia 27%, prematuritas dan
BBLR 29%, masalah nutrisi 10%, tetanus 10%, kelainan hematologi 6%, infeksi
5%, dan lainnya 13%. Pada masa neonatal (0-28 hari) terjadi perubahan yang
sangat besar dari kehidupan di dalam rahim dan terjadi pematangan organ hampir
pada semua sistem. Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan
umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi dan berbagai
masalah kesehatan bisa muncul, sehingga tanpa penanganan yang tepat, bisa
berakibat fatal (Kemenkes, 2020).
Sedangkan kematian Bayi di Kabupaten Boyolali tahun 2020 sejumlah
109 Kelahiran Hidup (Angka Kematian Bayi 7.9 per 1000 Kelahiran Hidup) dari
target 8,4 per 1000 Kelahiran Hidup. Penyumbang terbesarnya yaitu dari
Kematian Neonatal sejumlah 77 Kelahiran Hidup (Angka Kematian Neonatal 5,6
per 1.000 Kelahiran Hidup). Penyebab Kematian Bayi di Kabupaten Boyolali
tahun 2020 diantaranya adalah BBLR 18,2 %, asfiksia 32,5 %, sepsis 1,3 % dan
lain – lain 31,2 % (Dinkes, 2020).
Kematian bayi lebih dari 50% terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam
bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi barulahir akan
menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup,
bahkan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat
terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hipoksemia dan hipoglikemia
dan menyebabkan kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak, syok,
beberapa bagian tubuh mengeras, dan keterlambatan tumbuh kembang
(Prawirojardjo, 2010).
Salah satu tujuan upaya kesehatan anak adalah menjamin kelangsungan hidup
anak melalui upaya menurunkan angka kematian bayi baru lahir, bayi dan balita.
Tren angka kematian anak dari tahun ke tahun sudah menunjukkan penurunan.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan
Anak menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi sehingga
perlu dilakukan upaya kesehatan anak secara terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan. Upaya kesehatan anak dilakukan sejak janin dalam kandungan
hingga anak berusia 18 (delapan belas) tahun. Gangguan pertumbuhan dan
perkembangan kognitif, serta menderita penyakit kronik pada saat dewasa.
Beberapa upaya lain yang dilakukan untuk mengendalikan risiko pada kelompok
ini di antaranya dengan mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan kesehatan
sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir. Kunjungan neonatal idealnya
dilakukan 3 kali yaitu pada umur 6-48 jam, umur 3-7 hari, dan umur 8-28 hari.
Indikator yang menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi
risiko kematian pada periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir adalah cakupan
Kunjungan Neonatal Pertama atau KN1. Pelayanan dalam kunjungan ini (Manajemen
Terpadu Balita Muda) antara lain meliputi termasuk konseling perawatan bayi baru
lahir, ASI eksklusif, pemberian vitamin K1 injeksi dan Hepatitis B0 injeksi (bila
belum diberikan) (Kemenkes, 2020).
Salah satu indikator lainnya yang dapat digunakan sebagai tolok ukur kesehatan
bayi adalah dengan mengetahui berat bayi yang baru lahir. Berat badan bayi
dikatakan normal bila berada di kisaran 2.500-4.000 gram pada bayi yang lahir
cukup umur (usia kehamilan 37-40 minggu). Pada umumnya, bayi yang dilahirkan
prematur atau kurang dari 37 minggu usia kandungan memiliki berat lahir yang
lebih rendah dari bayi normal (BBLR). Bayi baru lahir dengan berat kurang dari 2,5
kg memiliki risiko kematian 20 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan bayi
normal (Kemenkes, 2020). Selain itu, pemeriksaan fisik juga sangat penting
dilakukan guna menilai keadaan bayi. Pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah
pemeriksaan awal yang dilakukan pada bayi setelah berada di dunia luar dengan
tujuan untuk mengetahui apakah bayi dalam keadaan normal dan adanya
penyimpangan/kelainan pada fisik, serta ada atau tidaknya refleks primitif.
Pemeriksaan fisik dilakukan setelah kondisi stabil, biasanya 6 jam setelah lahir.
Berdasarkan dengan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk membahas
secara spesifik mengenai masalah ini, dengan menggunakan metode pendekatan
manajemen asuhan kebidanan “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi D
umur 11 Hari dalam keadaan normal di Puskesmas Cepogo”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah yang dapat penulis rumuskan yaitu :
”Bagaimanakah Penerapan Menejemen Kebidanan dan Asuhan Kebidanan Pada Bayi
Baru Lahir/ Neonatus By. D Umur 11 Hari Dalam Keadaan Normal Di Puskesmas
Cepogo?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir/ Neonatus By. D Umur
11 Hari Dalam Keadaan Normal Di Puskesmas Cepogo.
2. Tujuan khusus
a. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir / neonatus
b. Menganalisa kesesuaian teori dengan praktik yang berkaitan dengan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir / neonates
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir / neonatus by. D
umur 11 hari dalam keadaan normal di Puskesmas Cepogo dengan tepat.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi penulis
Meningkatkan pemahaman, wawasan, pengetahuan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir / neonatus serta mampu
menganalisa kesesuaian antara teori dengan praktik yang berkaitan dengan
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir / neonates.
b. Bagi Institusi STIKes Estu Utomo Boyolali
Dijadikan sebagai acuan dan evaluasi tingkat pengetahuan, wawasan dan
pemahaman mahasiswi dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir / neonatus serta kemamampuan mahasiswa dalam menganalisa
kesesuaian antara teori dengan praktik yang berkaitan dengan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir / neonatus
c. Bagi Lahan Praktik
Dijadikan sebagai bahan tambahan informasi serta pengetahuan apabila
ada pembaruan dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
/ neonatus
BAB II
TINJAUAN TEORI
b. Kejang
c. Lemah
d. Sesak Nafas
e. Merintih
f. Pusar Kemerahan
g. Demam atau Tubuh Merasa Dingin
h. Mata Bernanah Banyak
i. Kulit Terlihat Kuning
5. Asuhan pada Bayi Baru Lahir
Trirestuti (2018) menyatakan bahwa bayi baru lahir perlu dilakuan
evaluasi nilai APGAR. APGAR dihitung pada 1 menit pertama dan 5 menit
kemudian setelah bayi lahir.
Tabel 2.1 Penilaian APGAR Score
Angka penilaian
Tanda
0 1 2
Warna Tubuh merah muda, Seluruhnya merah
Biru pucat
(Appearance) ekstremitas biru muda
Denyut
jantung Tidak ada Lambat <100 >100
(Pulse)
Reflek
menangis Tidak ada Merintih Menangis kuat
(Grimace)
Tonus otot Fleksi pada
Lemah Gerakan aktif
(Activity) ekstremitas
Usaha nafas Menangis dengan
Tidak ada Lambat, tidak teratur
(Respiration) keras
Sumber : Triresturi (2018)
Klasifikasi klinik nilai APGAR yaitu :
a. Asfiksia ringan: 7-10
b. Asfiksia sedang: 4-6
c. Asfiksia berat: 0-3 (perlu resusitasi)
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014
Tentang Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial pasal 4 ayat 2 tentang pelayanan
neonatal esensial 0 (nol) sampai 6 (enam) jam meliputi:
9
Lihat dan raba alat kelamin Bayi perempuan kadang terlihat cairan vagina
luar berwarna putih atau kemerahan. Bayi laki-laki
Tanyakan pada ibu apakah terdapat lubang uretra pada ujung penis.
bayi sudah buang air Kecil Pastikan bayi sudah buang air kecil dalam 24
jam setelah lahir.
Timbang bayi Berat lahir normal pada kisaran 2,5 – 4 kg.
Timbang bayi dengan Dalam minggu pertama, berat bayi mungkin
11
6. Kunjungan Neonatus
Tabel 2.3 Kunjungan Neonatus
Kunjungan Waktu Asuhan
I. 6-48 jam PP 1. Mempertahankan suhu tubuh bayi
2. Pemeriksaan fisik bayi
3. Memberikan imunisasi HB-0
4. Pemberian ASI awal
5. Perawatan tali pusat
6. Pencegahan Infeksi
II. 3-7 hari 1. Perawatan tali pusat
2. Menjaga kebersihan bayi
3. Deteksi dini tanda bahaya
4. Pencegahan hipotermi
5. Pemberian ASI
6. Perawatan BBL di rumah
III. 8-28 hari 1. Menjaga kebersihan bayi
2. Pemberian ASI
3. Konseling imunisasi BCG
Sumber : Kemenkes RI (2015)
karena itu dalam asuhan bayi baru lahir semua peralatan dan pakaian dalam
keadaan bersih.
2. Penilaian segera setelah lahir
Penilaian meliputi apakah bayi cukup bulan, apakah air ketuban jernih dan tidak
bercampur meconium, apakah bayi menangis atau bernafas. Apakah tonus otot
baik.
3. Pencegahan kehilangan panas
Segera setelah bayi lahir upayakan untuk mencegah hilangnya panas dari tubuh
bayi, hal ini dapat dilakukan dengan cara mengeringkan tubuh bayi, selimuti bayi
terutama pada bagian kelapa dengan yang kering, menunda memandikan bayi
sebelum suhu tubuh stabil yaitu 6 jam setelah bayi lahir, dan menjaga lingkungan
agar tetap hangat.
Vitamin K1 diberikan secara IM setelah kontak kulit dan selesai menyusu untuk
mencegah perdarahan pada bagian otak akibat defisiensi vitamin K yang dialami
sebagian bayi baru lahir
9. Pemberian imunisasi
Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi penyakit hepatitis
terhadap bayi, terurama jalur penularan melalui ibu kepada bayi. Imunisasi ini
diberikan 1 jam setelah pemberian vitamin K, pada saat bayi berumur 2 jam
10. Pemeriksaan bayi baru lahir
Pemeriksaan bayi baru lahir dapat dilakukan 1 jam setelah kontak ke kulit.
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan antopometri, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan reflek, dan pemeriksaan penunjang (laboratorium) apabila ada
indikasi penyakit tertentu. Penambahan BB pada bayi normalnya meningkat 150-
200 gram/ minggu, TB 2,5 cm/bulan dan lingkar kepala 1,5 cm/ bulan sampai usia
6 bulan (Maryunani, 2016).
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR BY. D
UMUR 11 HARI DALAM KEADAAN NORMAL
DI PUSKESMAS CEPOGO
2. Riwayat Kelahiran
13
b. Pola eliminasi
Pola eliminasi BAB BAK
Warna Kuning kecoklatan Kuning jernih
Bau Khas BAB Khas BAK
Konsistensi Lembek Cair
Jumlah 3-4 kali 9-10 kali
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
4. Riwayat Imunisasi
Umur 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 12 18 2+
(Bulan)
Vaksin
HB 0 (0- 09/
12 jam) 08/
202
2
BCG
Polio
DPT-HB-
Hib 1
Polio 2
DPT-HB-
Hib 2
Polio 3
DPT-HB-
Hib 3
Polio 4
IPV
Campak
DPT-HB-
Hib
16
Lanjutan
Campak-
Rubela
Analisa (A) :
By. D umur 11 Hari dalam keadaan normal.
Penatalaksanaan (P) :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan normal, Suhu
36,6oC, Nadi 126 x/menit, Respirasi 53 x/menit, BB 3,000 gram TB 47 cm,
Lila 11,5 cm, LK 34 cm, LD 32 cm
Evaluasi : Ibu mengerti dan tampak senang dengan hasil pemeriksaan.
2. Menganjur ibu untuk menjaga kehangatan bayi agar tidak hipotermi
Evaluasi : Ibu mengerti dan berusaha agar bayi tetap hangat
3. Menganjurkan ibu menyusui anaknya sesering mungkin minimal satu kali dalam
2 jam dan menyendawakannya setelah diberi ASI
Evaluasi : Ibu bersedia menyusui bayinya sesering mungkin dan akan
menyendawakan bayinya setelah diberi ASI
4. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya dipagi hari sekitar pukul 08.00-
10.00 selama ±15 menit, dengan membuka seluruh pakaian bayi, mata di tutup
agar tidak terkena sinar matahari langsung
Evaluasi : Ibu bersedia menjemur bayinya di pagi hari
5. Menganjurkan kunjungan ke puskesmas saat bayi berusia 1 bulan untuk
imunisasi BCG, jadwal imunisasi di Puskesmas setiap hari Rabu pada tanggan
06 September 2022.
Evaluasi : ibu mengerti tentang KIE yang disampaikan
18
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISA JURNAL
A. PEMBAHASAN
By. D lahir dalam keadaan normal, jenis kelamin laki-laki, dengan berat badan
lahir 3000 gram, panjang badan 48 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 32 cm,
serta lila 11,5 cm. Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa pada masa
neonatus terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah
serta oragan-organ tubuh mulai berfungsi. Saat lahir berat badan normal dari ibu yang
sehat berkisar 2500 gr - 4000 gr, tinggi badan sekitar 50 cm, berat otak sekitar 350
gram (Setyani, 2016). Manajemen asuhan bayi baru lahir menurut Legawati (2018)
diantaranya adalah pemberian vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah
perdarahan pada bagian otak akibat defisiensi vitamin K yang dialami sebagian bayi
baru lahir, serta pemberian imunisasi hepatitis B yang bermanfaat untuk mencegah
infeksi penyakit hepatitis terhadap bayi, terurama jalur penularan melalui ibu kepada
bayi. Imunisasi ini diberikan 1 jam setelah pemberian vitamin K, pada saat bayi
berumur 2 jam. Pada bayi D sudah dilakukan penyuntikan vitamin K dan Hepatitis B..
Hal ini juga sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
53 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial pasal 4 ayat 2
tentang pelayanan neonatal esensial 0 (nol) sampai 6 (enam) jam meliputi menjaga
bayi tetap hangat, inisiasi menyusu dini, pemotongan dan perawatan tali pusat,
pemberian suntikan vitamin k1, pemberian salep mata antibiotic, pemberian imunisasi
hepatitis B0, pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemantauan tanda bahaya,
penanganan asfiksia bayi baru lahir, pemberian tanda identitas diri, merujuk kasus
yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil, tepat waktu ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih mampu (Karimah & Wicaksono, 2018).
Telah dilakukan kunjungan neonatus pada By. D sebanyak 3 kali, hal ini
sesuai dengan teori bahwa kunjungan neonatus dilakukan 3 kali yaitu kunjungan
neonatus I 6-48 jam PP bertujuan untuk mempertahankan suhu tubuh bayi,
pemeriksaan fisik bayi, memberikan imunisasi HB-0, pemberian ASI awal, perawatan
tali pusat, pencegahan Infeksi. Kunjungan neonatus II 3-7 hari
19
19
bertujuan untuk perawatan tali pusat, menjaga kebersihan bayi, deteksi dini tanda
bahaya, pencegahan hipotermi, pemberian ASI, perawatan BBL di rumah. Kunjungan
neonatus III 8-28 hari bertujuan untuk menjaga kebersihan bayi, pemberian ASI,
konseling imunisasi BCG (Kemenkes RI, 2015).
Tali pusat bayi puput pada hari keempat setelah bayi lahir, tidak ada
kemerahan, tidak mengelurakan cairan baik darah maupun nanah serta tidak berbau,
pelepasan tali pusat pada By. D lebih cepat, karena berdasarkan teori mengatakan
bahwa lamanya pelepasan sisa tali pusat bervariasi yaitu 5 hari, 7 hari sampai 2
minggu. Tali pusat yang semakin cepat lepas akan mengurangi risiko terjadinya
infeksi (Riza, dkk.2012).
Penambahan BB pada bayi normalnya meningkat 150-200 gram/ minggu, TB
2,5 cm/bulan dan lingkar kepala 1,5 cm/ bulan sampai usia 6 bulan (Maryunani,
2016). Pada bayi D dengan BB lahir 3400 gram dan saat ini usia 11 hari BB 3800
gram dapat disimpulkan bahwa bayi D mengalami peningkatan BB sebanyak 400
gram dalam waktu 11 hari. Peningkatan BB ini termasuk dalam peningkatan yang
signifikan.
Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir diantaranya bayi tidak mau menyusu, kejang,
lemah, sesak nafas, merintih. pusar kemerahan, demam atau tubuh Merasa dingin,
mata bernanah banyak, kulit terlihat kuning. Pada bayi D tidak terdapat tanda bahaya
apapun.
B. ANALISA JURNAL
Judul Asuhan Kebidanan Pada Neonatus Ny“S” Di
Klinik Utama Nilam Sari Tembilahan
Outcome:
- Hasil penelitian dan temuan Mengimplementasikan asuhan sesuai dengan
penelitian perencanaan, Pelaksanaan asuhan dari KN1 -KN3
sudah dilakukan dan asuhan yang diberikan tidak
terdapat kesenjangan dalam pemberian Hepatits B
dan terdapat kesenjangan tidak dilakukan
pemeriksaan SHK padaKN2. Dari penatalaksanaan
dilakukan evaluasi pada KN1-KN3 asuhan sudah
sesuai dengan pelaksanaan. Serta terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik pada evaluasi
yaitu tidak dilakukan pemeriksaan SHK.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada bayi D usia 11 hari
didapatkan hasil bahwa bayi dalam keadaan normal, didasari dengan hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital bayi, dan peningkatan berat badan bayi yang sesuai.
Selain itu juga tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik dalam
pelaksanaan pemberian asuhan pada kunjungan neonates ke 3.
B. SARAN
1. Bagi penulis
Diharapkan mampu meningkatkan pemahaman, wawasan, pengetahuan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir/ neonates serta meningkatkan
kemampuan dalam menganalisa kesesuaian antara teori dengan praktik yang
berkaitan dengan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir/ neonates
2. Bagi Institusi STIKes Estu Utomo Boyolali
Diharapkan dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan, wawasan dan
pemahaman mahasiswi dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir/ neonates serta kemamampuan mahasiswa dalam menganalisa kesesuaian
antara teori dengan praktik yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir/ neonates
3. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan dapat dijadikan bahan tambahan informasi serta pengetahuan apabila
ada pembaruan dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir/
neonatus.
24
DAFTAR PUSTAKA
Armini, Ni Wayan dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan
Anak Prasekolah. Yogyakarta: Penerbit ANDI OFFSET
Cunningham FG, Gant NF, dkk. 2013. Obstetri Williams Volume 1 Edisi 23.
Jakarta: EGC