METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar 3.1
sebagai berikut:
Variabel Pengganggu
Usia Ibu
Pendidikan
Paritas
Kecemasan
Frekuensi Menyusui
B. Hipotesis Akhir
1. Hipotesis Mayor
1
2. .Hipotesis Minor
g. Ada perbedaan gain score kadar hormon kortisol dan involusi uteri
h. Ada perbedaan gain score kadar hormon kortisol dan involusi uteri
i. Ada perbedaan gain score kadar hormon kortisol dan involusi uteri
2
j. Ada perbedaan gain score kadar hormon kortisol dan involusi uteri
pendekatan Pre and Post Test With Control Grup Design. Penelitian ini
68
melibatkan kelompok kontrol di samping kelompok perlakuan . Pada
3
Tabel 3.1 Rancangan penelitian postpartum yoga terhadap involusi
uteri dan kadar hormon kortisol
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
Kel-1 O1 X1 O2
Kel-2 O3 X2 O4
Time 1 Time 2 Time 3
Keterangan:
O1 : Pengukuran pre-test kadar hormon kortisol dan involusi uteri
(kelompok perlakuan)
O2 : Pengukuran pre-test kadar hormon kortisol dan involusi uteri
(kelompok kontrol)
X1 : Intervensi Postpartum yoga (kelompok perlakuan)
X2 : Intervensi Senam Nifas (kelompok kontrol)
O3 : Pengukuran post-test kadar hormon kortisol dan involusi uteri
(kelompok perlakuan)
O4 : Pengukuran post-test kadar hormon kortisol dan involusi uteri
(kelompok kontrol)
1) Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu postpartum normal yang
2) Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah ibu postpartum normal hari pertama
Kriteria Inklusi :
4
d) Ibu dengan primipara dan multipara (jumlah anak 1-3)
g) Ibu nifas dalam keadaan sehat dan tidak ada komplikasi dengan berat
h) Ibu nifas dengan status gizi baik (indeks masa tubuh normal)
Kriteria Ekslusi :
yang ditemui dan memenuhi kriteria sampai dengan jumlah sampel yang
sebagai berikut :
( Zα + Zβ )2 S 2
n 1=n2= 2
( X 1−X 2 )
Keterangan :
n : Ukuran sampel (kelompok intervensi dan kontrol)
Zα : nilai Z pada derajat kesalahan 5% , sehingga Z = 1,96
Zβ : nilai Z pada derajat kekuatan 80 %, sehingga Z = 0,84.
5
S : simpangan baku berdasarkan penelitian sebelumnya
X1-X2 : selisih rerata minimal dianggap bermakna
selisih rerata = 0,32 21. Sehingga perhitungan besar sampel adalah sebagai
berikut:
7,84 x 0,2209
n 1=n2=
0,1024
1,732
n 1=n2=
0,1024
n 1=n2=16,91
n 1=n2=17
drop out maka jumlah sampel ditambah 10%, sehingga jumlah sampel
adalah :
n 14 17
n= = = =18,89
( 1−f ) ( 1−0,1 ) 0,9
Hasil perhitungan jumlah sampel dengan kemungkinan drop out 10% adalah
18,89 yang dibulatkan menjadi 19. Sehingga besar sampel minimal dalam
penelitian ini menjadi 19 orang untuk tiap kelompok atau 38 orang untuk
dua kelompok.
6
E. Definisi Operasional
Definisi operasional bertujuan untuk menciptakan variabel yang jelas dan terukur
Variabel Dependen
Kadar Besar peningkatan kadar Alat pemeriksaan Kadar normal Rasio
Hormon hormon kortisol yang menggunakan kortisol saliva
Kortisol diperiksa melalui air liur microplat reader adalah 1.2 – 14.7
dengan metode
(saliva sub lingual) yang ng/ml
pemeriksaan
berhubungan dengan intensitas Enzyme-linked
stimulasi stress, yaitu Imunoserbent
peningkatan yang lebih besar Assay (ELISA)
terjadi sebagai respon terhadap
stress berat daripada stress
ringan. Pengambilan secret
7
saat pre dan post test pada
pagi hari jam 08.00 - 10.00
atau sore hari 16.00-18.00
sebelum makan dan
menggosok gigi yang
dievalusi pada hari I (6 jam
PP) dan hari ke 7 postpartum.
Variabel Pengganggu
Usia Ibu Usia responden dalam tahun Lembar kuisioner Dalam tahun Rasio
sesuai KTP
Variabel ini tidak dianalisis
karena sudah dikendalikan di
kriteria inklusi.
Paritas Jumlah berapa kali ibu hamil Lembar kuesioner 1 = jumlah anak 1 Interval
dan melahirkan 2 = jumlah anak 2
Variabel ini dianalisis untuk 3 = jumlah anak 3
mengetahui apakah
mempengaruhi involusi uteri
Pendidikan Jenjang pendidikan formal Lembar Kuisioner 1 = Dasar ( tidak Ordinal
yang telah diselesaikan sekolah-SD)
Variabel ini tidak dianalisis. 2 = Menengah
(SMP - SMA)
3 = Tinggi
(Perguruan
Tinggi)
Kecemasan Kondisi psikologis ibu nifas Scala HRS-A Total skor Rasio
yang mengalami kecemasan Alat ukur berupa kecemasan
sehingga dapat mempengaruhi 14 kelompok
gejala yang
proses involusi uteri
masing-masing
Semakin tinggi skor, resiko dirinci lebih
8
mengalami depresi post spesifik
partum semakin meningkat.
Variable ini akan dianalisis Jumlah skor akhir
yang diperoleh 0-
apakah mempengaruhi
126
involusi uteri.
Frekuensi Banyaknya frekuensi Lembar observasi Total menyusui Rasio
Menyusui menyusui dalam 1 hari (24 x/hari
jam). Variabel ini akan
dianalisis apakah
mempengaruh involusi uteri.
berikut:
1. Lembar observasi pengukuran involusi uteri (tinggi fundus uteri dan jenis
9
4. Elisa kit pemeriksaan kadar kortisol saliva
G. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
postpartum.
10
i. Melakukan studi kepustakaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
masalah penelitian
ke Dinas Kesehatan.
2. Tahap Pelaksanaan
(Informed Consent)
(TFU dan jenis lochia), kadar hormon kortisol saliva, dan pengisian
hari.
11
g. Peneliti melakukan observasi dan evaluasi pada hari ke-1 ( 6 jam
12
Berikut skema alur penelitian ;
Perizinan dan
rekomendasi
Enrollment
penelitin
Sampel sesuai
kriteria inklusi Kriteria eksklusi: tidak
memenuhi kriteria
kelayakan dan menolak
Consecuetive sampling ibu menjadi partisipan
postpartum 6 jam n=38
Allocation
Pretest pengukuran
Kadar hormon kortisol saliva
Involusi uteri (TFU dan jenis
lochia)
Tingkat Kecemasan
Frekuensi menyusui
Follow-up
Hasil
Analisis Data
13
H. Tehnik pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
ini, data yang sudah dikumpulkan diolah sehingga jelas sifat-sifat yang
a. Editing
b. Coding
c. Entry Data
Proses entry data yang telah dikumpulkan ke dalam satu folder data
14
d. Cleaning Data
Proses pengecekan kembali data pada semua lembar kerja yang sudah
I. Analisis Penelitian
postpartum yoga terhadap involusi uteri dan kadar hormon kortisol maka data
1. Analisis Univariat
15
2. Analisis Bivariat
3. Analisis Multivariat
Uji statistik multivariat dengan jumlah lebih dari dua variabel dengan
(MANOVA)
16
dengan mengendalikan variabel confounding menggunakan Analisis
J. Etika Penelitian
Semarang. Peneliti juga akan mengurus surat ijin penelitian pada lembaga
17
beresiko bagi subyek, 2) desain penelitian telah dirancang sedemikian
antara peneliti dan responden dapat terbina dengan baik dan peneitian
responden.
akan disimpan oleh peneliti baik berbentuk softcopy dan hardcopy secara
berkode dan inisial responden secara rapi dan tertutup oleh peneliti
secara ilmiah.
18
5) Justice
dengan kriteria inklusi, dan semua subyek diperlakukan sama serta adil
data.
K. Jadwal Penelitian
19
20
DAFTAR PUSTAKA
2. Pickering K, Gallos ID, Williams H, et al. Uterotonic Drugs for the Prevention of
Postpartum Haemorrhage: A Cost-Effectiveness Analysis. PharmacoEconomics-open.
2018:1-14.
3. Chua SC, Treadwell EL, Gidaszewski B, Gibbs E, Kirby A, Khajehei M. Validation Of The
Accuracy Of Postpartum Haemorrhage Data In The Obstetrix Database: A Retrospective
Cohort Study. Int J Med Inform. 2018;120:42-49.
5. Sarwono P. Ilmu Kandungan Edisi Tiga. Jakarta PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2011.
6. Harianja WY, Setiani O, Umaroh, Widyawati MN, Imam Djamaludin Mashoedi SEP. The
Impact Of Pineapple ( Ananas Comosus ( L .) Merr .) Juice On Fundal Height In
Primigravida Mothers. Belitung Nurs J. 2017;3(2):134-141.
http://belitungraya.org/BRP/index.php/bnj/.\
8. WHO, UNICEF, UNFPA WBG and the UNPD. Trends in Maternal Mortality: 1990 to
2015. Exec Summ WHO Libr Cat. 2015.
10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia SJ. Profil Kesehatan Indonesia 2017. In: Health
Statistic. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI; 2018. internal-pdf://0240282812/profil-
kesehatan-Indonesia-2015.pdf.
11. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun
2016. Vol 3511351.; 2016.
21
12. Radoff KA, Instructor WC, Nurse-Midwife C, et al. Practices Related To Postpartum
Uterine Involution In The Western Highlands Of Guatemala. Midwifery. 2013;29(3):225-
232. doi:10.1016/j.midw.2011.12.009
13. Marshall JE, Raynor MD. Myles’ Textbook for Midwives E-Book. Elsevier Health Sciences;
2014.
14. Meintri Lanasari N, Rahayu S, et al. Pengaruh Pijat Endorphin Teradap Percepatan Involusi
Uteri Pada Ibu Nifas Post Sectio Caesarea. Jurnal Ilmiah Bidan. 2018; Vol III(1):15-20
15. Azizah N, Rosydah R, Mahfudloh H. The Comparison of The Effectiveness Back Massage
with Clary Sage Essential Oil and Postpartum Exercise for Post Partum Uterus Involution. J
Phys Conf Ser 1114 012009. 2018. doi:10.1088/1742-6596/1114/1/012009
17. Ineke SH, Ani M, Sumarni S. Pengaruh Senam Nifas Terhadap Tinggi Fundus Uteri dan
Jenis Lochea Pada Primipara. J Ilm Bidan. 2016;1(3):45-54
18. Anggarini IA, Hakimi M, Hidayat A. Pengaruh Senam Nifas Terhadap Perubahan Maternal
Depressive Symptoms Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sakina Idaman Kabupaten
Sleman. Masker Med. 2018;6(1):67-76.
19. Rullynil, N. dkk.Pengaruh Senam Nifas Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri Pada Ibu
Postpartum di RSUP DR M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2014.Vol 3 No. 3.
20. Arrizqiyani T. Perbedaan Pijat Oksitosin Dan Senam Nifas Terhadap Involusi Uterus Pada
Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya 2017 The Difference
Between Of Oxytocin Mass ... J Kesehat Bakti Tunas Husada. 2017;17(2):304-313.
21. Bershadsky S, Trumpfheller L, Kimble HB, Pipaloff D, Yim IS. The effect of prenatal Hatha
yoga on affect, cortisol and depressive symptoms. Complementery Therapy Clinical
Practice 2014;20(2):106-113. doi:10.1016/j.ctcp.2014.01.002
22. Sindhu P. Yoga Untuk Kehamilan: Sehat, Bahagia& Penuh Makna. Qanita; 2009.
23. Astuti S, Jusdistiani TD, Rahmiati L, Susanti AI. Asuhan Kebidanan Nifas & Menyusui.
(Rina Astikawati, ed.). Jakarta : Penerbit Erlangga; 2015.
24. Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Winkjosastro GH. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo
22
Ed. 4 Cet. 3. Jakarta PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010.
25. Morris JL, Khatun S. Clinical guidelines—the challenges and opportunities: What We Have
Learned From The Case Of Misoprostol For Postpartum Hemorrhage. International
Journal Gynecology Obstetetry. 2019;144(1):122-127.
26. Keirse MJNC. Discovering The Holy Grail In Postpartum Uterine Involution. Birth.
2011;38(1):80-83.
27. Oktarina M. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Deepublish;
2016.
28. Wahyuningsih HP. Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan PPSDMK;
2018.
29. Varney H, Kriebs JM, Gegor CL. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC. 2007:245-
249.
30. Runjati, Umar S EM. Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia. Kebidanan: Teori dan Asuhan.
EGC, ed. Jakarta EGC. 2017:441-66; 589-689 p.
31. 3Sulistyawati A. Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu nifas. Yogyakarta Andi Offset.
2009:1-6.
32. Perry SE. Postpartum physiology. Matern Women’s Heal Care. 2012.
33. Pillitteri A. Maternal & Child Health Nursing: Care of the Childbearing & Childrearing
Family. Lippincott Williams & Wilkins; 2010.
34. Pitriani R, Andriyani R. Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal.
Yogyakarta Deep. 2014.
35. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Obstetrícia de Williams. McGraw Hill Brasil;
2016.
38. Fraser DM, Margaret A. Myles Textbook for Midwives. Ed 14. 2009.
23
39. Shitami C, Takenaka K. Early Puerperium Involution Of The Uterus After Caesarian
Section: Basic Data For Use In An Assessment Index. Journal Japan Academy Midwifery.
2016;30(2).
40. Situngkir R. Pengaruh Senam Nifas Terhadap Involusi Uteri Pada Ibu Nifas Di rumah Sakit
Khusus Daerah Ibu Dan Anak Siti Fatimah Makassar. Jurnal Keperawatan Stik Stella Maris
Makassar. 2017;2(2):15-24.
41. Martini. Hubungan Inisiasi Menyusui Dini Dengan Tinggi Fundus Uteri Ibu Postpartum
Hari Ke-Tujuh Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi II Lampung Utara. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Universitas Indonesia.2012.
42. Ambarwati ER, Wulandari D. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta Nuha Medika.
2010;154.
44. Wakasa T, Wakasa K, Nakayama M, et al. Change In Morphology And Oxytocin Receptor
Expression In The Uterine Blood Vessels During The Involution Process. Gynecol Obstet
Invest. 2009;67(2):137-144.
45. Munayarokh M, Winarsih S, Handayani E. Proses Involusio Uterus pada Ibu yang
Melaksanakan dan Tidak Melaksanakan Senam Nifas di Bidan Praktek Mandiri. J Ris
Kesehat. 2015;4(2):722-727.
46. Rahayu S, Widyawati MN, Dewi RK. Pengaruh Masase Endorphin Terhadap Tingkat
Kecemasan Dan Involusio Uteri Ibu Nifas. Jurnal Kebidanan. 2018;8(1):29-36.
47. Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2010.
48. Nuryadi N, Negara JDK, Roring LA. Respon Hormon Kortisol terhadap Kecemasan dan
Konsentrasi: Studi Kasus pada Siswa SMA yang Tidak Berolahraga, Olahraga Beregu, dan
Olahraga Individu. SIPATAHOENAN. 2015;1(1).
49. Adisty NI, Hutomo M, Indramaya DM. Kadar Kortisol Saliva Menggambarkan Kadar
Kortisol Serum Pasien Dermatitis Atopik ( Salivary Cortisol Levels Representing Serum
Cortisol Levels in Atopic Dermatitis Patients ). BIKKK - Berkala Ilmu Kesehat Kulit dan
Kelamin - Period Dermatology Venereol. 2015;27(3):5-10.
24
50. Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. In: Al. E by BUP et, ed. Edisi 8. Jakarta:
EGC; 2016.
51. Aini N, Aridiana LM. Asuhan Keperawatan Pada Sistem Endokrin dengan Pendekatan
NANDA NIC NOC. Jakarta Salemba Medika. 2016.
52. Adisty NI, Hutomo M, Indramaya DM. Salivary Cortisol Levels Representing Serum
Cortisol Levels in Atopic Dermatitis Patients. Berk Ilmu Kesehat Kulit dan Kelamin.
2017;27(3):170-175.
53. Direja AHS. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta Nuha Med. 2011:78-85.\
54. Videbeck SL. Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta EGC. 2008:78-98.
56. Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 12. 2016.
57. Stuart GW. Principles and Practice of Psychiatric Nursing-E-Book. Elsevier Health
Sciences; 2014.
58. Wiadnyana MS. The Power of Yoga for Pregnancy and Post-Pregnancy. PT Gramedia
Pustaka Utama; 2011.
59. L. M. Conceptualizing Women Centered Care in Miwifery. Printemps. 2015;Volume I4,
(Numéro 1).
60. Dewi RS, Novita A. Studi Komparatif Prenatal Yoga dan Senam Hamil terhadap Kesiapan
Fisik. Jurnal Ilmu Kesehat Masyarakat. 2018;07 No. 03(57):155-166.
61. Timlin D, Simpson EEA. A Preliminary Randomised Control Trial Of The Effects Of Dru
Yoga On Psychological Well-Being In Northern Irish First Time Mothers. Midwifery.
2017;46:29-36.
62. iang Q, Wu Z, Zhou L, Dunlop J, Chen P. Effects of Yoga Intervention during Pregnancy: A
Review for Current Status. Am Journal Perinatology. 2015;32(6):503-514. doi:10.1055/s-
0034-1396701
64. Straub H, Simon C, Plunkett BA, et al. Evidence For A Complex Relationship Among
Weight Retention, Cortisol And Breastfeeding In Postpartum Women. Maternal Children
Health Journal. 2016;20(7):1375-1383.
25
65. A Aswitami NGAP. Pengaruh Yoga Antenatal Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu
Hamil Tw Iii Dalam Menghadapi Proses Persalinan Di Klinik Yayasan Bumi Sehat. Jurnal
Kesehatan Terpadu. 2017;1(1).
66. DeBoer LBH. Hatha Yoga To Reduce Cortisol Reactivity To Stress And Stress-Induced
Eating. 2014.
67. Brayshaw E. Senam Hamil & Nifas Pedoman Praktis Bidan. Jakarta EGC. 2008.
68. Nursalam. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Jakarta : Salemba
Medika; 2016.
71. Suharsimi A. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 2006.
26