Anda di halaman 1dari 26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar 3.1

sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Postpartum Yoga Kadar Hormon Kortisol

Senam Nifas Involusi Uteri

Variabel Pengganggu

Usia Ibu

Pendidikan

Paritas

Kecemasan

Frekuensi Menyusui

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

B. Hipotesis Akhir

1. Hipotesis Mayor

Postpartum yoga lebih efektif terhadap kadar hormon kortisol dan

involusi uteri dibandingkan senam nifas.

1
2. .Hipotesis Minor

a. Ada perbedaan kadar hormone kortisol sebelum dan sesudah

diberikan intervensi postpartum yoga.

b. Ada perbedaan kadar hormone kortisol sebelum dan sesudah

diberikan intervensi senam nifas.

c. Ada perbedaan involusi uteri sebelum dan sesudah diberikan

intervensi postpartum yoga.

d. Ada perbedaan involusi uteri sebelum dan sesudah diberikan

intervensi senam nifas.

e. Ada perbedaan gain score kadar hormone kortisol antara kelompok

postpartum yoga dibandingkan dengan kelompok senam nifas.

f. Ada perbedaan gain score involusi uteri antara kelompok postpartum

yoga dibandingkan dengan kelompok senam nifas.

g. Ada perbedaan gain score kadar hormon kortisol dan involusi uteri

pada kelompok postpartum yoga dan kelompok senam nifas.

h. Ada perbedaan gain score kadar hormon kortisol dan involusi uteri

pada kelompok postpartum yoga dan kelompok senam nifas dengan

mengendalikan variabel paritas.

i. Ada perbedaan gain score kadar hormon kortisol dan involusi uteri

pada kelompok postpartum yoga dan kelompok senam nifas dengan

mengendalikan variabel kecemasan.

2
j. Ada perbedaan gain score kadar hormon kortisol dan involusi uteri

pada kelompok postpartum yoga dan kelompok senam nifas dengan

mengendalikan variabel frekuensi menyusui.

C. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment Research) dengan

pendekatan Pre and Post Test With Control Grup Design. Penelitian ini
68
melibatkan kelompok kontrol di samping kelompok perlakuan . Pada

penelitian ini, kelompok perlakuan akan mendapatkan intervensi Postpartum

yoga sedangkan pada kelompok kontrol akan mendapatkan Senam Nifas.

Dalam penelitian ini dilakukan pada 2 (dua) kelompok yang dapat

digambarkan sebagai berikut:

1. Kelompok 1 diberikan intervensi Postpartum Yoga sejak hari pertama (6

jam) sampai hari ke- 6 postpartum selama 30 menit setiap hari.

2. Kelompok 2 diberikan intervensi Senam Nifas sejak hari pertama (6 jam)

sampai hari ke- 6 postpartum selama 20-30 menit setiap hari.

3
Tabel 3.1 Rancangan penelitian postpartum yoga terhadap involusi
uteri dan kadar hormon kortisol
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
Kel-1 O1 X1 O2
Kel-2 O3 X2 O4
Time 1 Time 2 Time 3

Keterangan:
O1 : Pengukuran pre-test kadar hormon kortisol dan involusi uteri
(kelompok perlakuan)
O2 : Pengukuran pre-test kadar hormon kortisol dan involusi uteri
(kelompok kontrol)
X1 : Intervensi Postpartum yoga (kelompok perlakuan)
X2 : Intervensi Senam Nifas (kelompok kontrol)
O3 : Pengukuran post-test kadar hormon kortisol dan involusi uteri
(kelompok perlakuan)
O4 : Pengukuran post-test kadar hormon kortisol dan involusi uteri
(kelompok kontrol)

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1) Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu postpartum normal yang

terdata pada bulan Februari-Maret 2019 di seluruh wilayah kerja Dinas

Kesehatan Kota Semarang.

2) Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah ibu postpartum normal hari pertama

(>6 jam postpartum) yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

Kriteria Inklusi :

a) Ibu bersedia menjadi responden

b) Nifas normal >6 jam postpartum

c) Usia ibu reproduksi (20-35 tahun)

4
d) Ibu dengan primipara dan multipara (jumlah anak 1-3)

e) Ibu nifas dengan kehamilan aterm (>37 – 42 minggu)

f) Ibu nifas yang melakukan IMD

g) Ibu nifas dalam keadaan sehat dan tidak ada komplikasi dengan berat

badan bayi lahir >2500-4000 gram

h) Ibu nifas dengan status gizi baik (indeks masa tubuh normal)

Kriteria Ekslusi :

a) Ibu tidak bersedia menjadi responden

b) Ibu dengan grandemultipara (jumlah anak > 3)

c) Riwayat persalinan Section Caesarea

d) Riwayat pre eklampsia

e) Riwayat keguguran dan persalinan preterm

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah non probability sampling dengan consecutive sampling yaitu

metode pemilihan sampel yang dilakukan dengan memilih semua individu

yang ditemui dan memenuhi kriteria sampai dengan jumlah sampel yang

diinginkan terpenuhi 69.


69
Jumlah sampel minimum dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

( Zα + Zβ )2 S 2
n 1=n2= 2
( X 1−X 2 )

Keterangan :
n : Ukuran sampel (kelompok intervensi dan kontrol)
Zα : nilai Z pada derajat kesalahan 5% , sehingga Z = 1,96
Zβ : nilai Z pada derajat kekuatan 80 %, sehingga Z = 0,84.

5
S : simpangan baku berdasarkan penelitian sebelumnya
X1-X2 : selisih rerata minimal dianggap bermakna

Penentuan besar sampel dalam penelitian ini mengguakan nilai

standar deviasi dari penelitian terdahulu dengan standar deviasi=0,47 dan

selisih rerata = 0,32 21. Sehingga perhitungan besar sampel adalah sebagai

berikut:

( 1,96+ 0,84 )2 . 0,472


n 1=n2= 2
( 0,32 )

7,84 x 0,2209
n 1=n2=
0,1024

1,732
n 1=n2=
0,1024

n 1=n2=16,91

n 1=n2=17

Hasil perhitungan besar sampel didapatkan sebanyak 16,91 yang

dibulatkan menjadi 17 tiap kelompok. Untuk mengantisipasi kemungkinan

drop out maka jumlah sampel ditambah 10%, sehingga jumlah sampel

adalah :

n 14 17
n= = = =18,89
( 1−f ) ( 1−0,1 ) 0,9

Hasil perhitungan jumlah sampel dengan kemungkinan drop out 10% adalah

18,89 yang dibulatkan menjadi 19. Sehingga besar sampel minimal dalam

penelitian ini menjadi 19 orang untuk tiap kelompok atau 38 orang untuk

dua kelompok.

6
E. Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan untuk menciptakan variabel yang jelas dan terukur

dan memudahkan pembaca untuk mengartikan variabel dalam penelitian.

Tabel 3.2 Definisi Operasional, Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran

Variabel Definisi Operasonal Cara dan Hasil Ukur Skala


Alat Ukur
Variabel Independen
Postpartum Merupakan latihan olah tubuh Lembar X1 = mengikuti Nominal
yoga komprehensif pada ibu monitoring postpartum yoga
postpartum yang terdiri dari Panduan Latihan
pernafasan, pemanasan ringan,
posture lembut, relaksasi dan
afirmasi positif yang bertujuan
untuk menyatukan pikiran,
tubuh, dan jiwa ibu
postpartum yang dimulai sejak
6 jam postpartum sampai hari
ke -6 , 1 kali perhari, dengan
durasi latihan 30 menit secara
bertahap dan ringan.
Senam Nifas Merupakan gerakan ringan X2 = mengikuti
yang dilakukan ibu postpartum senam nifas
yang setiap gerakan dilakukan
dalam 5-10 kali hitungan
setiap harinya dan akan
meningkat secara bertahap
dimulai sejak 6 jam
postpartum sampai hari ke-6, 1
kali perhari, dengan durasi 20-
30 menit per hari.

Variabel Dependen
Kadar Besar peningkatan kadar Alat pemeriksaan Kadar normal Rasio
Hormon hormon kortisol yang menggunakan kortisol saliva
Kortisol diperiksa melalui air liur microplat reader adalah 1.2 – 14.7
dengan metode
(saliva sub lingual) yang ng/ml
pemeriksaan
berhubungan dengan intensitas Enzyme-linked
stimulasi stress, yaitu Imunoserbent
peningkatan yang lebih besar Assay (ELISA)
terjadi sebagai respon terhadap
stress berat daripada stress
ringan. Pengambilan secret

7
saat pre dan post test pada
pagi hari jam 08.00 - 10.00
atau sore hari 16.00-18.00
sebelum makan dan
menggosok gigi yang
dievalusi pada hari I (6 jam
PP) dan hari ke 7 postpartum.

Involusi Proses pengembalian bentuk Lembar Observasi


uteri rahim yang menyebabkan pada hari ketujuh
ukuran rahim lebih mengecil
yang ditandai dengan :

a. Penurunan ukuran fundus Pengukuran TFU Dalam satuan cm Rasio


uteri yang dievaluasi pada dengan metlin
hari ke-7 postpartum

b. Perubahan pada warna Observasi warna 1 = jika warna Nominal


lokhia yang dievaluasi pada lochia normal
lokhia
hari ke-7 postpartum 2 = jika warna
dimana normalnya tampak lochia tidak
warna lochia hari 1-4 normal
kemerahan (rubra), hari ke-
4 – 7 lokhia merah
kecoklatan (sanguinolenta),
hari ke-7-14 lokhia kuning
kecoklatan (serosa).

Variabel Pengganggu
Usia Ibu Usia responden dalam tahun Lembar kuisioner Dalam tahun Rasio
sesuai KTP
Variabel ini tidak dianalisis
karena sudah dikendalikan di
kriteria inklusi.
Paritas Jumlah berapa kali ibu hamil Lembar kuesioner 1 = jumlah anak 1 Interval
dan melahirkan 2 = jumlah anak 2
Variabel ini dianalisis untuk 3 = jumlah anak 3
mengetahui apakah
mempengaruhi involusi uteri
Pendidikan Jenjang pendidikan formal Lembar Kuisioner 1 = Dasar ( tidak Ordinal
yang telah diselesaikan sekolah-SD)
Variabel ini tidak dianalisis. 2 = Menengah
(SMP - SMA)
3 = Tinggi
(Perguruan
Tinggi)
Kecemasan Kondisi psikologis ibu nifas Scala HRS-A Total skor Rasio
yang mengalami kecemasan Alat ukur berupa kecemasan
sehingga dapat mempengaruhi 14 kelompok
gejala yang
proses involusi uteri
masing-masing
Semakin tinggi skor, resiko dirinci lebih

8
mengalami depresi post spesifik
partum semakin meningkat.
Variable ini akan dianalisis Jumlah skor akhir
yang diperoleh 0-
apakah mempengaruhi
126
involusi uteri.
Frekuensi Banyaknya frekuensi Lembar observasi Total menyusui Rasio
Menyusui menyusui dalam 1 hari (24 x/hari
jam). Variabel ini akan
dianalisis apakah
mempengaruh involusi uteri.

F. Instrumen, Alat dan Bahan Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dlam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Lembar observasi yang berisi tentang data responden penelitian, tanggal

penelitian, nomor responden, umur, pendidikan terakhir, dan lembar

observasi dan lembar kuesioner mengukur tingkat kecemasan dan

frekuensi menyusui. Pengukuran kadar hormon kortisol saliva dengan

menggunakan teknik ELISA serta cara pemeriksaan sesuai dengan

Standar Operasional Prosedur (SOP).

2. Lembar observasi prosedur pelaksanaan Postpartum yoga

3. Lembar observasi prosedur pelaksanaan Senam Nifas

4. Kuesioner Hamilton Rating Scale- Anxiety (HRS-A) sebagai alat ukur

kecemasan ibu postpartum.

Alat dan bahan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Lembar observasi pengukuran involusi uteri (tinggi fundus uteri dan jenis

lokhia) dan kadar hormon kortisol (pre-test dan post-test)

2. Lembar observasi frekuensi menyusui

3. Kuesioner kecemasan ibu postpartum

9
4. Elisa kit pemeriksaan kadar kortisol saliva

5. Standar Operasional Prosedur PostpartumYoga

6. Standar Operasional Prosedur Senam Nifas

7. Sertifikat Pelatihan Prenatal/Postpartum yoga

8. Sertifikat Pelatihan Hipnoterapi

G. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Sebelum dimulai penelitian, dilakukan tahapan persiapan yang meliputi:

a. Mencari fenomena dan permasalahan yang terjadi untuk menjadi

latar belakang dilakukan penelitian

b. Mempersiapkan materi dan konsep yang mendukung penelitian

c. Menentukan lahan penelitian sebagai subjek dan objek penelitian

d. Menyusun proposal dan jadwal penelitian yang terlebih dahulu

dikonsultasikan kepada pembimbing I dan II

e. Mengurus surat izin studi pendahuluan dan sekaligus melaporkan

rencana kegiatan yang akan dilakukan ke Dinas Kesehatan

f. Meninjau lokasi penelitian

g. Setelah mendapat izin, peneliti mengidentifikasi jumlah kantong

persalinan pada bulan Januari – Maret 2019.

h. Menyiapkan alat penelitian berupa lembar data demografi responden,

lembar observasi, dan lembar penilaian tingkat kecemasan ibu

postpartum.

10
i. Melakukan studi kepustakaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

masalah penelitian

j. Melaksanakan seminar proposal penelitian

k. Mengurus surat keterangan kelayakan etik penelitian pada Komisi

Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) dan mengurus surat izin penelitian

ke Dinas Kesehatan.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Peneliti mengidentifikasi ibu nifas yang akan menjadi responden

b. Responden diberikan informasi mengenai tujuan dan prosedur

penelitian yang akan dilakukan, kemudian diminta untuk menjadi

responden penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan

(Informed Consent)

c. Peneliti memilih responden sesuai kriteria inklusi untuk dijadikan

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

d. Peneliti melakukan pengukuran awal dengan mengukur involusi uteri

(TFU dan jenis lochia), kadar hormon kortisol saliva, dan pengisian

kuesioner tingkat kecemasan.

e. Peneliti memberikan intervensi postpartum yoga sejak 6 jam

postpartum dengan durasi bertahap 30 menit setiap hari selama 6

hari.

f. Pada kelompok kontrol diberikan intervensi senam nifas sesuai

dengan protap standar pelayanan masa nifas.

11
g. Peneliti melakukan observasi dan evaluasi pada hari ke-1 ( 6 jam

postpartum) dan hari ke-7 post partum.

12
Berikut skema alur penelitian ;

Perizinan dan
rekomendasi
Enrollment

penelitin

Sampel sesuai
kriteria inklusi Kriteria eksklusi: tidak
memenuhi kriteria
kelayakan dan menolak
Consecuetive sampling ibu menjadi partisipan
postpartum 6 jam n=38
Allocation

Kelompok 1 (Perlakuan) Kelompok 2 (Kontrol)


19 responden 19 responden

Pretest pengukuran
Kadar hormon kortisol saliva
Involusi uteri (TFU dan jenis
lochia)
Tingkat Kecemasan
Frekuensi menyusui
Follow-up

Postpartum yoga 1x sehari Senam Nifas 1x sehari


sampai dengan 6 hari sampai dengan 6 hari

Posttest evaluasi pada hari ke- Posttest evaluasi pada hari ke


7 -7
Kadar hormon kortisol saliva Kadar hormon kortisol saliva
Involusi uteri (TFU dan jenis Involusi uteri (TFU dan jenis
lochia) lochia)
Tingkat Kecemasan Tingkat Kecemasan
Frekuensi menyusui Frekuensi menyusui
Analisys

Hasil

Analisis Data

Gambar 3.2 Alur Penelitian

13
H. Tehnik pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data harus dilakukan dengan baik dan benar karena

merupakan proses yang sangat penting dalam penelitian. Pada penelitian

ini, data yang sudah dikumpulkan diolah sehingga jelas sifat-sifat yang

dimiliki tiap data melalui suatu proses diantaranya 68:

a. Editing

Proses mengecek kembali kebenaran data yang didapat atau

dikumpulkan. Penyuntingan data dimulai di lokasi penelitian dan

diperiksa kelengkapannya setelah data terkumpul. Peneliti melakukan

pengecekan kembali kelengkapan tentang data identitas responden,

mengecek kelengkapan lembar observasi 68.

b. Coding

Proses pemberian kode dalam bentuk angka (numerik) yang terdiri

atas beberapa kategori yaitu involusi uteri, kadar hormon kortisol,

paritas, tingkat kecemasan, dan frekuensi menyusui, kemudian

dipindahkan ke format aplikasi program komputer 68.

c. Entry Data

Proses entry data yang telah dikumpulkan ke dalam satu folder data

atau database komputer. Urutan input data berdasarkan nomor

responden dalam lembar data checklist. Peneliti kemudian membuat

table distribusi frekuensi sederhana 68

14
d. Cleaning Data

Proses pengecekan kembali data pada semua lembar kerja yang sudah

di entry untuk memastikan ada tidaknya kesalahan data. Proses ini

dilakukan melalui analisis distribusi frekuensi pada semua variabel.

Adapun data missing dibersihkan dengan menginput data yang benar


68
.

I. Analisis Penelitian

Analisa data pada penelitian ini berdasarkan pengamatan efektifitas

postpartum yoga terhadap involusi uteri dan kadar hormon kortisol maka data

yang diperoleh dianalisis dan diintepretasikan. Pengujian hipotesis

menggunakan program komputer SPSS 69 dengan tahapan sebagai berikut :

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dianalisis dengan menghitung frekuensi dari hasil data

penelitian berdasarkan tiap variabel yang menghasilkan distribusi dan


70
persentase secara deskriptif . Tujuan dari analisis data ini yaitu

menggambarkan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti dan

data yang ditampilkan dalam analisis adalah distribusi frekuensi data

pada masing-masing kelompok. Kemudian dilakukan analisis

homogenitas karakteristik sebelum intervensi untuk menilai apakah ada

perbedaan varians dari masing-masing kelompok.

15
2. Analisis Bivariat

a. Sebelum melakukan analisis bivariat, terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas data sebagai pemantau parameter bivariat menggunakan

uji Shapiro Wilk 71.

b. Pada kelompok berpasangan, jika data berdistribusi tidak normal

menggunakan uji wilcoxon dan jika data berdistribusi normal

menggunakan uji paired sample t-test.

c. Pada kelompok tidak berpasangan, jika data berdistribusi tidak

normal menggunakan uji mann whitney dan jika data berdistribusi

normal menggunakan uji independent t-test.

3. Analisis Multivariat

Uji statistik multivariat dengan jumlah lebih dari dua variabel dengan

tujuan untuk mengetahui dampak dari beberapa variabel bebas yang

berskala nominal dari kelompok perlakuan terhadap variabel terikat yang

datanya berskala kategorik 69.

a. Untuk menganalisis perbedaan rata-rata nilai varians antara

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol secara bersamaan

menggunakan uji Multivariate One Way Analisys of Varians

(MANOVA)

b. Untuk menghasilkan kesimpulan hasil penelitian yang lebih akurat,

dengan mengetahui faktor yang lebih mempengaruhi gain score

variabel dependen pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

16
dengan mengendalikan variabel confounding menggunakan Analisis

Multivariate analisys of Covariance (MANCOVA) 69.

J. Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengurus surat ijin penelitian

dari institusi pendidikan serta mengurus uji kelayakan (Ethical Clearence)

dari Komite Etik Penelitian Kesehatan Universitas Islam Sultan Agung

Semarang. Peneliti juga akan mengurus surat ijin penelitian pada lembaga

terkait sebagai tembusan untuk peneliti melakukan penelitian lapangan.

Komponen kelayakan etik dalam penelitian ini antara lain :

1) Respect for human / Autonnomy

Penelitian ini menghormati harkat dan martabat manusia sebagai pribadi

yang memiliki kebebasan berkehendak atau memilih dan

bertanggungjawab secara pribadi terhadap keputusan sendiri. Perhatian

responden sangat diperhatikan selama proses pengumpulan data. Jika

calon responden bersedia mengikuti penelitian maka dapat

menandatangani informed consent dan sifatnya tidak memaksa.

2) Beneficienci and maleficienci

Peneliti melakukan prosedural penelitian dan semaksimal mungkin

untuk mendapatkan manfaat penelitian yang diharapkan dan

meminimalisir kerugian yang mungkin terjadi. Peneliti juga

memperhatikan beberapa hal yaitu: 1) meminimalkan resiko penelitian

agar sebanding dengan manfaat yang diterima dan selama proses

pengumpulan data yang dilakukan tidak menimbulkan kondisi yang

17
beresiko bagi subyek, 2) desain penelitian telah dirancang sedemikian

rupa dengan memenuhi persyaratan ilmiah dan berdasarkan referensi

terkait, 3) peneliti memberikan kesempatan pada subyek untuk

memutuskan melanjutkan atau menunda dalam proses pengambilan data.

3) Veracity and fedality

Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk

mengatakan kebenaran. Peneliti akan memberikan informasi yang akurat

dan benar tentang intervensi yang akan diberikan sehingga hubungan

antara peneliti dan responden dapat terbina dengan baik dan peneitian

dapat berjalan baik sesuai tujuan peneliti. Peneliti juga menjunjung

komitmen yang telah disepakati bersama dengan subyek terkait dengan

waktu pelaksanaan, ruangan yang digunakan dan cendera mata untuk

responden.

4) Anoniminty and confidentiality

Peneliti bertanggungjawab atas semua informasi dan data responden dan

akan dijaga kerahasiaannya. Penyimpanan data dan informasi responden

akan disimpan oleh peneliti baik berbentuk softcopy dan hardcopy secara

berkode. Data penelitian akan disimpan dalam bentuk rekapitulasi

berkode dan inisial responden secara rapi dan tertutup oleh peneliti

dalam jangka waktu 1 tahun untuk proses pengembangan penelitian

secara ilmiah.

18
5) Justice

Keterlibatan subyek dalam penelitian ini berdasarkan pemilihan sesuai

dengan kriteria inklusi, dan semua subyek diperlakukan sama serta adil

pada setiap tahapan penelitian. Peneliti juga bersikap adil dalam

melakukan tiap tahapan penelitian terhadap responden saat pengumpulan

data.

K. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian terlampir.

19
20
DAFTAR PUSTAKA

1. Andrikopoulou M, Alton MED. Postpartum Hemorrhage Is The Leading Cause Of


Maternal US CR. Seminar Perinatology. 2018. doi:10.1053/j.semperi.2018.11.003

2. Pickering K, Gallos ID, Williams H, et al. Uterotonic Drugs for the Prevention of
Postpartum Haemorrhage: A Cost-Effectiveness Analysis. PharmacoEconomics-open.
2018:1-14.

3. Chua SC, Treadwell EL, Gidaszewski B, Gibbs E, Kirby A, Khajehei M. Validation Of The
Accuracy Of Postpartum Haemorrhage Data In The Obstetrix Database: A Retrospective
Cohort Study. Int J Med Inform. 2018;120:42-49.

4. Rofi’ah S, Yuniyanti B, Isworo A. Faktor–Faktor Yang Berhubungan Dengan Penurunan


Tinggi Fundus Uteri Pada Ibu Nifas 6 Jam Post Partum. J Ris Kesehat. 2015;4(2):734-742.

5. Sarwono P. Ilmu Kandungan Edisi Tiga. Jakarta PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2011.

6. Harianja WY, Setiani O, Umaroh, Widyawati MN, Imam Djamaludin Mashoedi SEP. The
Impact Of Pineapple ( Ananas Comosus ( L .) Merr .) Juice On Fundal Height In
Primigravida Mothers. Belitung Nurs J. 2017;3(2):134-141.
http://belitungraya.org/BRP/index.php/bnj/.\

7. Anggraini Y, Rajiani I. The Effect of Oxytocin Massage on Changing of Symphysis-Fundal


Height (SFH) in Post Normal and Post Caesarean Birth Delivery. Indian Journal Public
Health Res Dev. 2018;9(10).

8. WHO, UNICEF, UNFPA WBG and the UNPD. Trends in Maternal Mortality: 1990 to
2015. Exec Summ WHO Libr Cat. 2015.

9. RI PD dan IKK. Situasi Kesehatan Ibu. InfoDATIN. 2014. internal-


pdf://143.231.170.181/infodatin-ibu.pdf.

10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia SJ. Profil Kesehatan Indonesia 2017. In: Health
Statistic. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI; 2018. internal-pdf://0240282812/profil-
kesehatan-Indonesia-2015.pdf.
11. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun
2016. Vol 3511351.; 2016.

21
12. Radoff KA, Instructor WC, Nurse-Midwife C, et al. Practices Related To Postpartum
Uterine Involution In The Western Highlands Of Guatemala. Midwifery. 2013;29(3):225-
232. doi:10.1016/j.midw.2011.12.009

13. Marshall JE, Raynor MD. Myles’ Textbook for Midwives E-Book. Elsevier Health Sciences;
2014.

14. Meintri Lanasari N, Rahayu S, et al. Pengaruh Pijat Endorphin Teradap Percepatan Involusi
Uteri Pada Ibu Nifas Post Sectio Caesarea. Jurnal Ilmiah Bidan. 2018; Vol III(1):15-20

15. Azizah N, Rosydah R, Mahfudloh H. The Comparison of The Effectiveness Back Massage
with Clary Sage Essential Oil and Postpartum Exercise for Post Partum Uterus Involution. J
Phys Conf Ser 1114 012009. 2018. doi:10.1088/1742-6596/1114/1/012009

16. Nurmala Sari, Soejoenoes A, Wahyuni1 S, Setiani O, Anwar C. The Effectiveness Of


Combination Of Oxytocin And Endorphin Massage On Uterine Involution In Primiparous
Mothers. Belitung Nursing Journal. 2017;3(5):569-576.

17. Ineke SH, Ani M, Sumarni S. Pengaruh Senam Nifas Terhadap Tinggi Fundus Uteri dan
Jenis Lochea Pada Primipara. J Ilm Bidan. 2016;1(3):45-54

18. Anggarini IA, Hakimi M, Hidayat A. Pengaruh Senam Nifas Terhadap Perubahan Maternal
Depressive Symptoms Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sakina Idaman Kabupaten
Sleman. Masker Med. 2018;6(1):67-76.

19. Rullynil, N. dkk.Pengaruh Senam Nifas Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri Pada Ibu
Postpartum di RSUP DR M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2014.Vol 3 No. 3.

20. Arrizqiyani T. Perbedaan Pijat Oksitosin Dan Senam Nifas Terhadap Involusi Uterus Pada
Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya 2017 The Difference
Between Of Oxytocin Mass ... J Kesehat Bakti Tunas Husada. 2017;17(2):304-313.

21. Bershadsky S, Trumpfheller L, Kimble HB, Pipaloff D, Yim IS. The effect of prenatal Hatha
yoga on affect, cortisol and depressive symptoms. Complementery Therapy Clinical
Practice 2014;20(2):106-113. doi:10.1016/j.ctcp.2014.01.002

22. Sindhu P. Yoga Untuk Kehamilan: Sehat, Bahagia& Penuh Makna. Qanita; 2009.

23. Astuti S, Jusdistiani TD, Rahmiati L, Susanti AI. Asuhan Kebidanan Nifas & Menyusui.
(Rina Astikawati, ed.). Jakarta : Penerbit Erlangga; 2015.

24. Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Winkjosastro GH. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo

22
Ed. 4 Cet. 3. Jakarta PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010.

25. Morris JL, Khatun S. Clinical guidelines—the challenges and opportunities: What We Have
Learned From The Case Of Misoprostol For Postpartum Hemorrhage. International
Journal Gynecology Obstetetry. 2019;144(1):122-127.

26. Keirse MJNC. Discovering The Holy Grail In Postpartum Uterine Involution. Birth.
2011;38(1):80-83.

27. Oktarina M. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Deepublish;
2016.

28. Wahyuningsih HP. Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan PPSDMK;
2018.

29. Varney H, Kriebs JM, Gegor CL. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC. 2007:245-
249.

30. Runjati, Umar S EM. Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia. Kebidanan: Teori dan Asuhan.
EGC, ed. Jakarta EGC. 2017:441-66; 589-689 p.

31. 3Sulistyawati A. Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu nifas. Yogyakarta Andi Offset.
2009:1-6.

32. Perry SE. Postpartum physiology. Matern Women’s Heal Care. 2012.

33. Pillitteri A. Maternal & Child Health Nursing: Care of the Childbearing & Childrearing
Family. Lippincott Williams & Wilkins; 2010.
34. Pitriani R, Andriyani R. Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal.
Yogyakarta Deep. 2014.

35. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Obstetrícia de Williams. McGraw Hill Brasil;
2016.

36. Battersby S, Evans M, Marsh B, Walker A, Medforth J. Oxford Handbook of Midwifery.


Oxford University Press; 2006.

37. Danuatmaja B, Meiliasari M. Hari Pasca Persalinan. Jakarta EGC. 40AD.

38. Fraser DM, Margaret A. Myles Textbook for Midwives. Ed 14. 2009.

23
39. Shitami C, Takenaka K. Early Puerperium Involution Of The Uterus After Caesarian
Section: Basic Data For Use In An Assessment Index. Journal Japan Academy Midwifery.
2016;30(2).

40. Situngkir R. Pengaruh Senam Nifas Terhadap Involusi Uteri Pada Ibu Nifas Di rumah Sakit
Khusus Daerah Ibu Dan Anak Siti Fatimah Makassar. Jurnal Keperawatan Stik Stella Maris
Makassar. 2017;2(2):15-24.

41. Martini. Hubungan Inisiasi Menyusui Dini Dengan Tinggi Fundus Uteri Ibu Postpartum
Hari Ke-Tujuh Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi II Lampung Utara. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Universitas Indonesia.2012.

42. Ambarwati ER, Wulandari D. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta Nuha Medika.
2010;154.

43. Paliulyte V, Drasutiene GS, Ramasauskaite D, Bartkeviciene D, Zakareviciene J,


Kurmanavicius J. Physiological Uterine Involution in Primiparous and Multiparous Women
: Ultrasound Study. Obstet Gynecology International. 2017 ; 2017.
doi:https://doi.org/10.1155/2017/6739345

44. Wakasa T, Wakasa K, Nakayama M, et al. Change In Morphology And Oxytocin Receptor
Expression In The Uterine Blood Vessels During The Involution Process. Gynecol Obstet
Invest. 2009;67(2):137-144.

45. Munayarokh M, Winarsih S, Handayani E. Proses Involusio Uterus pada Ibu yang
Melaksanakan dan Tidak Melaksanakan Senam Nifas di Bidan Praktek Mandiri. J Ris
Kesehat. 2015;4(2):722-727.
46. Rahayu S, Widyawati MN, Dewi RK. Pengaruh Masase Endorphin Terhadap Tingkat
Kecemasan Dan Involusio Uteri Ibu Nifas. Jurnal Kebidanan. 2018;8(1):29-36.

47. Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2010.

48. Nuryadi N, Negara JDK, Roring LA. Respon Hormon Kortisol terhadap Kecemasan dan
Konsentrasi: Studi Kasus pada Siswa SMA yang Tidak Berolahraga, Olahraga Beregu, dan
Olahraga Individu. SIPATAHOENAN. 2015;1(1).

49. Adisty NI, Hutomo M, Indramaya DM. Kadar Kortisol Saliva Menggambarkan Kadar
Kortisol Serum Pasien Dermatitis Atopik ( Salivary Cortisol Levels Representing Serum
Cortisol Levels in Atopic Dermatitis Patients ). BIKKK - Berkala Ilmu Kesehat Kulit dan
Kelamin - Period Dermatology Venereol. 2015;27(3):5-10.

24
50. Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. In: Al. E by BUP et, ed. Edisi 8. Jakarta:
EGC; 2016.

51. Aini N, Aridiana LM. Asuhan Keperawatan Pada Sistem Endokrin dengan Pendekatan
NANDA NIC NOC. Jakarta Salemba Medika. 2016.

52. Adisty NI, Hutomo M, Indramaya DM. Salivary Cortisol Levels Representing Serum
Cortisol Levels in Atopic Dermatitis Patients. Berk Ilmu Kesehat Kulit dan Kelamin.
2017;27(3):170-175.

53. Direja AHS. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta Nuha Med. 2011:78-85.\

54. Videbeck SL. Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta EGC. 2008:78-98.

55. Saleha S. Asuhan kebidanan pada masa nifas. 2009.

56. Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 12. 2016.

57. Stuart GW. Principles and Practice of Psychiatric Nursing-E-Book. Elsevier Health
Sciences; 2014.

58. Wiadnyana MS. The Power of Yoga for Pregnancy and Post-Pregnancy. PT Gramedia
Pustaka Utama; 2011.
59. L. M. Conceptualizing Women Centered Care in Miwifery. Printemps. 2015;Volume I4,
(Numéro 1).

60. Dewi RS, Novita A. Studi Komparatif Prenatal Yoga dan Senam Hamil terhadap Kesiapan
Fisik. Jurnal Ilmu Kesehat Masyarakat. 2018;07 No. 03(57):155-166.

61. Timlin D, Simpson EEA. A Preliminary Randomised Control Trial Of The Effects Of Dru
Yoga On Psychological Well-Being In Northern Irish First Time Mothers. Midwifery.
2017;46:29-36.

62. iang Q, Wu Z, Zhou L, Dunlop J, Chen P. Effects of Yoga Intervention during Pregnancy: A
Review for Current Status. Am Journal Perinatology. 2015;32(6):503-514. doi:10.1055/s-
0034-1396701

63. Suananda, Yhossie. Prenatal Postnatal Yoga. Jakarta : Rafikatama. 2017

64. Straub H, Simon C, Plunkett BA, et al. Evidence For A Complex Relationship Among
Weight Retention, Cortisol And Breastfeeding In Postpartum Women. Maternal Children
Health Journal. 2016;20(7):1375-1383.

25
65. A Aswitami NGAP. Pengaruh Yoga Antenatal Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu
Hamil Tw Iii Dalam Menghadapi Proses Persalinan Di Klinik Yayasan Bumi Sehat. Jurnal
Kesehatan Terpadu. 2017;1(1).

66. DeBoer LBH. Hatha Yoga To Reduce Cortisol Reactivity To Stress And Stress-Induced
Eating. 2014.

67. Brayshaw E. Senam Hamil & Nifas Pedoman Praktis Bidan. Jakarta EGC. 2008.

68. Nursalam. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Jakarta : Salemba
Medika; 2016.

69. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. In : Jakarta: Sagung


Seto. Vol 372. Edisi ke-5. ; 2014.

70. Sugiyono DR. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta. 2006.

71. Suharsimi A. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 2006.

26

Anda mungkin juga menyukai