Anda di halaman 1dari 26

PENGOLAAN PERUBAHAN

Dosen Pengampu :

Winda Triana, S.Pd,M.Kes

Kelompok X

Oleh:

` Andriyani Muslim
Tati Ervina
Monica Sales

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDY
D-IV ALIH JENJANG
T.A 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb.
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena atas rahmat dan
karunia-Nya lah penyusun dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang
“Motivasi Berprestasi dan Kerjasama tim Kiat-Kiat Menuju Sukses Dalam
Berwirausaha”
Dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1)  Winda Triana, S.Pd,M.Kes selaku Dosen Pengampu mata kuliah 
2)  Teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyadari masih banyak


kekurangan, maka kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat
diharapkan demi menambah wawasan dan pengetahuan serta kemajuan dimasa
yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penyusun, umumnya bagi pembaca dan mudah-mudahan upaya penyusun
makalah ini senantiasa berada dalam ridho-Nya.

Jambi, April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan......................................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................................  1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan......................................................................................................3

BAB II Pembahasan .................................................................................................... 4


A. Pengertian Perubahan.............................................................................................  4
B. Teori Teori Perubahan..............................................................................................6
C. Penyebab Perubahan............................................................................................... 9
D. Bidan sebagai change agent...................................................................................15

BAB III Penutup.........................................................................................................21


A.    Simpulan ............................................................................................................21
B.    Saran....................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................23

  

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang banyak membawa perubahan terhadap pola hidup maupun tatanan sosial

termasuk dalam bidang kesehatan yang sering di hadapkan dalam suatu hal

hubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang

bermukim dalam suatu tempat tertentu yang akan menjadi konflik karena adanya

perubahan berubahan kurang berkenan.

Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami konflik dan

perubahan. Manusia sebagai makhluk social selalu berinteraksi dengan sesame

manusia. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti

kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas

maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan

tetapi ada juga yang berjalan dengan cepat.

Pendidikan kesehatan adalah suatu proses untuk menuju pada perubahan

perilaku masyarakat, baik masyarakat konsumen maupun penyedia (provider).

Untuk itu perlu dibahas teori-teori perubahan perilaku.

Perubahan perilaku yang dikehendaki oleh pendidikan kesehatan adalah

yang didasari oleh kesadaran, oleh karena itu diperlukan suatu proses yang disebut

proses belajar. Selain itu juga dikatakan bahwa prilaku kesehatan sangat

dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya, ekonomi dan sebagainya.

Peran bidan tidak hanya sebatas membantu persalinan ibu hamil.

Lebih dari itu bidan dapat berlaku sebagai peningkat kesejahteraan perempuan

dan bayi serta agen perubahan (agent of change) bagi pembangunan kesehatan

1
nasional. Fungsi bidan saat ini masih identik dengan membantu kelahiran bayi di

desa, memberikan nasihat kepada ibu hamil selama masa hamil, bersalin dan masa

pascapersalinan memimpin persalinan serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak

merupakan tugas utama para bidan, namun luas dari itu bidan harus mampu

menjalankan program pemberdayaan perempuan artinya setiap bidan harus cakap

dalam memberikan pengetahuan bagaimana memilih pelayanan kesehatan terbaik

dan hak hak reproduksi kepada pasien. Siapa orang yang di percaya oleh

masyarakat di desa setelah perangkat desa, boleh jadi orang itu adalah bidan

namun mendapat kepercayaan masyarakat kepercayaan masyarakat bukan hal

mudah terutama untuk bidan baru di desa.dukun biasanya lebih disukai

masyarakat, kebiasaan yang kurang menguntungkan bagi kesehatan ibu dan anak

usia balita juga kerap jadi penghalang kerja bidan.

Untuk menganalisa konflik dan perubahan dan bidan sebagai change agent

kita perlu mengetahui bagaimana pengelolaan konflik dan pengelolaan perubahan.

Hal tersebut sangat  perlu untuk menganalisa perubahan dan konflik yang terjadi.

Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik

serta tidak dapat dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula.

Tanpa berubah tidak ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan

berubah terjadi ketakutan, kebingungan dan kegagalan dan kegembiraan. Setiap

orang dapat memberikan perubahan pada orang lain. Merubah orang lain bisa

bersifat implisit dan eksplisit atau bersifat tertutup dan terbuka. Kenyataan ini

penting khususnya dalam kepemimpinan dan manajemen. Pemimpin secara

konstan mencoba menggerakan sistem dari satu titik ke titik lainnya untuk

2
memecahkan masalah. Maka secara konstan pemimpin mengembangkan strategi

untuk merubah orang lain dan memecahkan masalah.

Dalam promosi kesehatan perubahan perilaku merupakan hal yang penting

karena untuk mengetahui sejauh mana promosi kesehatan yang di berikan berjalan

efektif. Keberhasilan suatu promosi kesehatan dapat di nilai dari perubahan

perilaku dari penerima promosi kesehatan.Olehnya.

B.Rumusan Masalah

1. Apa pengertian perubahan ?

2. Apa saja teori – teori perubahan?

3. Apa saja penyebab perubahan ?

4. Bagaimana bidan sebagai change agent?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui serta memahami peretian dari perubahan

2. Untuk mengetahui teori– teori perubahan

3. Untuk Menegtahui Penyebab adanya perubahan

4. Untuk mengetahui bidan sebagai change agent

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERUBAHAN

Perubahan merupakan suatu yang sering terjadi dengan sendirinya tanpa

disadri.perubahan mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup suatu

lembaga/organisasi,tanpa adanya perubahan maka usia organisasi tidak akan

bertahan lama.

Perubahan dapat dibedakan atas dua macam yaitu perubahan tidak

berencana dan perubahan berencana.perubahan tidak berencana terdiri dari

perubahan karna perkembangan (Developmental Change) dan Perubahan secara

tiba-tiba (Accidental Change), Sedangkan perubahan berencana adalah perubahan

yang disengaja/ bahkan direkayasa oleh suatu pihak tertentu.

Banyak definisi pakar tentang berubah , dua diantaranya yaitu :

a. Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang

berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987)

b. Berubah merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku

individu

atau institusi (Brooten,1978)

Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadi peralihan atau

perpindahan dari status tetap (dinamis) menjadi status yang bersifat dinamis,

artinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.

Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang direncanakan yaitu

suatu usaha sistematik untuk mendesain ulang suatu organisasi dengan cara

4
melakukan adaptasi pada perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal maupun

internal untuk mencapai sasaran baru.

Perubahan ditujukan untuk menyelesaikan masalah, membuat prosedur

kerja lebih efisien dan untuk mengurangi kegiatan yang tidak penting

Proses berubah dapat juga diartikan sebagai proses beranjaknya seseorang

dari keadaan status quo menjadi keadaan keseimbangan semu, status quo adalah

keadaan dimana seseorang belum bergerak dari keadaan yang semula, sedangkan

keadaan keseimbangan semu adalah keadaan yang dirasakan belum memadai

dalam waktu tertentu.

Beberapa pengertian menurut ahli antara lain:

Perubahan yang baik dapat dijalani manusia bertahap dan memerlukan waktu

sesuai dengan kemampuan manusia itu sendiri. Sehingga perubahan yang terjadi

secara radikal biasanya akan menemui banyak hambatan.(Potter dan Perry, 2005).

Perubahan adalah suatu proses transformasi, mengubah, dan memodifikasi

sesuatu(Taylor,et all 1997).

Perubahan merupakan proses pergerakan dari suatu sistem ke sistem yang

lain(Gillies 1994).

Brooten, Himen dan Naylor Proses membimbing pada alterasi individu atau

pola institusi dari tingkah laku.

Max dan Miller Proses terjadinya dalam fungsi dan struktur masyarakat.

Definisi lain Suatu proses dan kolaborasi yang meliputi suatu agen perubahan

dan suatu sistem klien.

Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat terjadi melalui proses

belajar. Belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku yang didasari oleh

5
perilaku terdahulu. Dalam proses belajar ada tiga unsur pokok yang saling

berkaitan yaitu masukan (input), proses, dan keluaran (output) (Notoatmojo

1993). lndividu atau masyarakat dapat merubah perilakunya bila dipahami faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap berlangsungnya dan berubahnya perilaku

tersebut.

Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau

aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya

adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia

itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara,

bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity)

seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk

kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang

dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau

secara tidak langsung. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan

organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan

lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan

ini merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia.

B. TEORI PERUBAHAN

1. Teori Perubahan Lippit

Lippit ingin menunjukkan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk

mengadakan pembaharuan.

Langkah-langkahnya meliputi:

a. Menentukan diagnosa terlebih dahulu pada masalah yang ada

6
b. Mengadakan penilaian terhadap motivasi dan kemampuan dalam perubahan

c. Melakukan penilaian terhadap motivasi pasien/agen dan sumber daya.

d. Memilih tujuan perubahan yang progresif

e. Menetapkan peran dari pembaharuan sebagai agen perubahan (pendidik,

peneliti, pemimpin)

f. Mempertahankan hasil dari perubahan yang telah dicapainya

g. Melakukan penghentian bantuan supaya harapan peran dan tanggung jawab

dapat tercapai secara bertahap

2. Teori Perubahan Kurt Lewin

Teori perubahan Lewin menjelaskan bahwa seseorang yang akan

mengadakan suatu perubahan harus memiliki konsep tentang perubahan yang

tercantum agar proses perubahan tersebut terarah dan mencapai tujuan yang

ada. Ia berkesimpulan bahwa kekuatan tekanan (driving forces) akan

berhadapan dengan penolakan (resistences) untuk berubah. Perubahan dapat

terjadi dengan memperkuat driving forces dan melemahkan resistences to

change.

Tahapan perubahan menurut Lewin antara lain :

a. Unfreezing ( Tahap Pencairan )

Pada tahap awal ini, seseorang mencari sesuatu yang baru baik dari sisi

nilai,

sikap maupun kepercayaan. Seseorang dapat mengadakan proses

perubahan

jika memiliki motivasi yang kuat untuk berubah dari keadaan semula.

b. Changing ( Tahap Mengubah )

7
Pada tahap ini , Changing merupakan langkah tindakan, baik memperkuat

driving forces maupun memperlemah resistances. Bisa dikatakan juga

tahap menstabilkan norma-norma yang sudah ada.

c. Refreezing ( Tahap Pembekuan )

Pada tahap ini merupakan tahap pembekuan di mana seseorang yang

mengadakan perubahan telah mencapai tahapan yang baru dengan

keseimbangan yang baru.

d. Action Research ( Tahap Penelitian Tindakan )

Tahap penelitian tindakan menjelaskan bahwa hasil penelitian yang ada

langsung diaplikasikan ke kegiatan-kegiatan yang ada. Kemudian, lebih

fokus menaruh penelitian terhadap suatu tindakan yang berfokus pada

masalah yang nyata. Penelitian itu dikembangakan dari pengetahun atau

teori dan logat yang dapat di ambil.

3.Teori Perubahan Rogers E

Menurut Rogers E, perubahan sosial adalah proses di mana suatu inovasi

dikomunikasikan melalui saluran tertentu dari waktu ke waktu antara anggota

suatu sistem sosial.

Langkah-langkah untuk mengadakan perubahan menurut Rogers antara lain:

a. Tahap Awareness

Tahap awal yang menyatakan bahwa untuk mengadakan perubahan diperlukan

adanya kesadaran untuk berubah.

b. Tahap Interest

Tahap ini menyatakan untuk mengadakan perubahan harus timbul perasaan

suka /

8
minat terhadap perubahan. Timbulnya minat akan mendorong dan menguatkan

kesadaran untuk berubah.

c. Tahap Evaluasi

Pada tahap ini terjadi penilaian terhadap sesuatu yang baru agar tidak

ditemukan

hambatan selama mengadakan perubahan.

d. Tahap Trial

Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap hasil perubahan dengan harapan

sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesuai dengan situasi yang ada.

e. Tahap adoption

Tahapan terakhir yaitu proses perubahan terhadap sesuatu yang baru setelah ada

uji coba dan merasakan ada manfaatnya sehingga mampu mempertahankan

hasil

perubahan.

C. PENYEBAB PERUBAHAN

Untuk dapat memahami perubahan, adalah penting untuk memahami

pemicu atau apa yang menyebabkan sebuah perubahan.

Perubahan dalam organisasi merupakan isu penting dalam suatu perusahaan,

perubahan dapat memberikan kesempatan bagi organisasi untuk meningkatkan

kinerja dari yang sebelumnya. Banyak hal yang dapat menjadi penyebab sebuah

organisasi akan berubah, diantaranya adalah karena perusahaan perlu untuk

merespon terhadap lingkungan bisnis yang selalu berubah.

9
Dikutip dari Jurnal yang ditulis oleh Jeaw Mei Chen yang berjudul Organizational

Change and Development, penyebab perubahan pada organisasi dapat

dikarenakan oleh tiga teori yaitu :

 Teori teleological, yang menjelaskan bahwa perubahan pada

organisasi terjadi karena organisasi ingin menjadi yang lebih baik

dengan selalu mengevaluasi, eksekusi, merancang tujuan – tujuan baru,

dan sebagainya

 Teori Life Cycle, yang menjelaskan bahwa perubahan dalam sebuah

organisasi disebabkan tergantung pada lingkungan eksternal, siklus

melalui tahapan awal hingga akhir.

 Teori Dialectical, yang menjelaskan bahwa organisasi adalah

seperti multi cultural society. Ketika ada satu bagian yang menguasai

yang lainnya, maka nilai dan tujuan organisasi akan diperbaharui.

Adapun factor-faktor penyebab perubahan social

Banyak sekali perubahan yang terjadi dalam masyarakat, baik yang

positif maupun yang negatif. Perubahan bisa terjadi sebagai akibat adanaya

sesuatu yang oleh masyarakat di anggap sudah tidak memuaskan lagi. Selain

itu mungkin juga disebabkan adanya factor-faktor baru yang oleh masyarakt

dianggap memiliki manfaat yang lebih besar bagi kehidupannya.

Sementara itu Soerjono Suekanto menyebutkan adanya factor-faktor internal

dan ekternal yang menyebabkan terjadinya perubahan social dalam

masyarakat.

1.Faktor Intern

10
Faktor intern atau yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri yang

menyebabkan terjadinya perubahan social adalah perubahan penduduk,

penemuan baru, konflik, dan pembrontakan.

a. Perubahan Penduduk

Setiap anggota masyarakat pasti mengalami proses sosial, di antaranya

adalah interaksi sosial dan sosialisasi. Dengan begitu secara cepat maupun

lambat akan merubah pola pemikiran mereka dan tingkat pengetahuan yang

akan lebih mempercepat proses perubahan. Di samping itu, perubahan

penduduk yang ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk

pada suatu daerah mengakibatkan kadar keramahtamahan akan menurun,

kelompok sekunder akan bertambah banyak jumlahnya, struktur

kelembagaan menjadi lebih rumit, dan bentuk-bentuk perubahan yang

lainnya.

b. Penemuan-Penemuan Baru

Penemuan merupakan tambahan pengetahuan terhadap perbendaharaan

pengetahuan dunia yang telah diverifikasi. Penemuan menambahkan sesuatu

yang baru pada kebudayaan karena meskipun kenyataan tersebut sudah lama

ada, namun kenyataan itu baru menjadi bagian setelah kenyataan tersebut

ditemukan. Penemuan baru menjadi suatu faktor dalam perubahan sosial jika

hasil penemuan tersebut didayagunakan. Manakala suatu pengetahuan baru

dimanfaatkan untuk mengembangkan teknologi, biasanya akan disusul oleh

perubahan yang besar.

Penemuan baru yang menyebabkan perubahan pada masyarakat meliputi

berbagai proses berikut ini.

11
1) Discovery, yaitu suatu penemuan unsur kebudayaan baru oleh seorang

individu atau serangkaian individu dalam suatu masyarakat. Unsur baru

itu dapat berupa alat-alat baru ataupun ide-ide baru.

2) Invention, yaitu bentuk pengembangan dari suatu discovery, sehingga

penemuan baru itu mendapatkan bentuk yang dapat diterapkan atau

difungsikan. Proses dari discovery menjadi invention sering tidak hanya

melibatkan satu atau dua individu, tetapi serangkaian

individu. Discovery baru akan menjadi invention jika masyarakat sudah

mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru itu.

3) Inovasi atau proses pembaruan, yaitu suatu proses panjang yang

meliputi suatu penemuan unsur baru, jalannya unsur baru itu tersebar ke

bagian-bagian masyarakat, serta cara-cara unsure baru itu diterima,

dipelajari, dan akhirnya diterapkan oleh sebagian besar warga

masyarakat. Di dalam masyarakat dikatakan telah terjadi inovasi apabila

unsur atau alat baru yang ditemukan telah banyak dikenal dan dipakai

secara luas oleh warga masyarakat.

c. Konflik dalam Masyarakat

Adanya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat, seperti perbedaan ciri-ciri

fisik, kepentingan, pendapat, status sosial ekonomi, suku bangsa, ras, agama,

dan lain-lain seringkali memicu munculnya konflik.

Konflik dapat terjadi antarindividu, antarkelompok, antara individu dengan

kelompok, dan antargenerasi. Konflik antarkelompok, misalnya konflik

antarsuku bangsa yang terjadi di Timika, Papua. Konflik tersebut telah

menimbulkan kerusakan, jatuhnya korban jiwa, dan hancurnya harta benda

12
d. Pemberontakan (Revolusi) dalam Tubuh Masyarakat

Revolusi bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan telah mencapai

puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945 yang ditandai dengan

dikumandangkannya proklamasi kemerdekaan oleh Ir. Soekarno dengan

didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta. Dengan proklamasi bangsa

Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, bebas dari cengkeraman penjajah,

serta telah mengubah struktur pemerintahan kolonial menjadi pemerintahan

nasional dengan berbagai perubahan yang mengikutinya, mulai dari lembaga

keluarga, sistem sosial, sistem politik, sistem ekonomi, dan sebagainya.

2. Faktor Ekstern

Penyebab perubahan sosial selain bersumber dari dalam masyarakat itu

sendiri juga dapat bersumber dari luar masyarakat itu. Di antaranya adalah

faktor alam yang ada di sekitar masyarakat berubah, peperangan, dan

pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

a. Faktor Alam yang Ada di Sekitar Masyarakat Berubah

Alam mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia.

Alam adalah penyedia bahan-bahan makanan dan pakaian, penghasil

tanaman, serta sumber kesehatan dan keindahan. Pertambahan jumlah

penduduk dan kemajuan teknologi lambat laun dapat merusak alam. Semakin

tinggi jumlah penduduk, maka semakin tinggi pula tekanan terhadap alam.

Oleh karena itu akan terjadi perusakan alam. Misalnya untuk memenuhi

kebutuhan akan perumahan, manusia mengeringkan lahan pertanian untuk

membangun rumah. Akibatnya lahan pertanian menjadi sempit, serta banyak

13
petani yang kehilangan lahan untuk bertani dan terpaksa bekerja sebagai

buruh pabrik atau pekerjaan yang lainnya.

b. Peperangan

Terjadinya perang di suatu wilayah akan berpengaruh terhadap perubahan

kepribadian dari individu-individu sebagai anggota masyarakat yang tinggal

di wilayah tersebut. Betapa tidak, perang pasti akan melibatkan seluruh

komponen masyarakat dan akan membawa perubahan dalam masyarakat

tersebut, baik besar maupun kecil. Selain itu akan membawa akibat yang

berarti bagi masyarakat setempat. Hal ini terutama pada masyarakat yang

kalah perang, karena adanya pemaksaan berbagai kebudayaan oleh negara

yang menang perang.

c. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain

Di era globalisasi sekarang ini, pengaruh kebudayaan masyarakat lain

merupakan suatu hal yang tidak bisa dielakkan lagi. Adanya hubungan kerja

sama antarnegara serta sarana komunikasi dan informasi yang semakin

canggih, seperti televisi, radio, dan internet memudahkan pengaruh

kebudayaan masyarakat lain masuk dalam suatu negara. Akibatnya muncul

perubahan pada masyarakat yang menerima pengaruh kebudayaan itu.

Terjadinya pengaruh kebudayaan masyarakat lain yang menyebabkan

perubahan sosial adalah sebagai berikut.

1) Apabila terjadi hubungan primer, maka akan terjadi pengaruh timbal balik.

Dengan demikian, di samping dipengaruhi, suatu masyarakat juga akan

memengaruhi masyarakat lain. Akibatnya muncul kebudayaan baru yang

14
merupakan perpaduan antara dua kebudayaan yang saling berhubungan.

Misalnya wayang yang merupakan perpaduan antara kebudayaan Jawa dan

Hindu (India).

2) Apabila kontak kebudayaan terjadi melalui sarana komunikasi massa,

seperti radio, televisi, majalah atau surat kabar. Dalam hal ini yang terjadi

adalah pengaruh sepihak, di mana pengaruh hanya berasal dari masyarakat

yang menguasai sarana komunikasi massa tersebut.

3) Apabila dua masyarakat yang mengalami kontak kebudayaan mempunyai

taraf kebudayaan yang sama, terkadang yang terjadi justru cultural animosity,

yaitu keadaan di mana dua masyarakat yang meskipun berkebudayaan

berbeda dan saling hidup berdampingan, namun saling menolak pengaruh

kebudayaan satu terhadap yang lain. Biasanya terjadi antara dua masyarakat

yang pada masa lalunya mempunyai konflik fisik ataupun nonfisik.

4) Apabila dua kebudayaan bertemu salah satunya mempunyai taraf yang

lebih tinggi, maka yang terjadi adalah proses imitasi (peniruan) unsur-unsur

kebudayaan masyarakat yang telah maju oleh kebudayaan yang masih

rendah.

D. BIDAN SEBAGAI CHANGE AGENT.

1. Peran Bidan sebagai Agen Perubahan

Peran bidan tidak hanya sebatas membantu persalinan ibu hamil. Lebih

dari itu, dia dapat berlaku sebagai garda depan peningkatan kesejahteraan

perempuan dan bayi serta agen perubahan (agent of change) bagi pembangunan

kesehatan nasional. Fungsi bidan saat ini masih identik dengan membantu

15
kelahiran bayi di desa. Itu tidak salah. Memberikan nasihat kepada ibu hamil

selama masa hamil, persalinan dan masa pascapersalinan, memimpin persalinan

serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak memang menjadi tugas utama para

bidan.

Namun lebih luas dari itu, bidan juga harus mampu menjalankan program

pemberdayaan perempuan. Artinya, setiap bidan harus cakap memberikan

pengetahuan bagaimana memilih pelayanan kesehatan terbaik dan hak-hak

reproduksi kepada pasiennya. Hak – hak reproduksi di Indonesia berdasarkan

kepada :

a) UU No.7 tahun 1984 hasil replikasi CEDAW tahun 1979

b) UU No.10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan

pembangunan keluarga sejahtera

c) UU No.23 tahun 1992 BAB II pasal 3. BAB III pasal 4, BAB V pasal 18 :

1 dan pasal 12

Hak – hak reproduksi wanita meliputi :

a) Wanita berhak mempunyai otonomi dan pilihan sendiri tentang fungsi dan

proses reproduksi

b) Wanita berhak menentukan secara bertanggung jawab apakah ingin,

bagaimana, kapan, mempunyai anak, termasuk menentukan berapa

jumlahnya, wanita tidak boleh dipaksa melahirkan atau mencegah

kehamilan

c) Keputusan reproduksi yang diambil seorang wanita patut dihormati,

wanita perlu diberikan informasi dan otoritas untuk membuat keputusan

16
sendiri tentang reproduksi yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan

reproduksinya. (Hidayat Asri, 2009:112)

Salah satu tugas penting yang dilakukan bidan untuk menyukseskan

pembangunan kesehatan nasional adalah penurunan angka kematian ibu (AKI)

dan angka kematian bayi (AKB) di indonesia. Diketahui, tingginya aki dan akb

masih menjadi permasalahan penting di indonesia. Data survei demografi

kesehatan indonesia (sdki) 2005 menunjukkan, terdapat 228 kematian ibu dalam

100.000 kelahiran hidup dan terdapat 34 bayi meninggal dalam setiap 1.000

kelahiran hidup. Data ini menjadikan indonesia memiliki AKI dan AKB tertinggi

di antara negara-negara asia tenggara (asean). AKI dan AKB dapat dicegah bila

ditangani dengan tepat dan cepat oleh tenaga kesehatan yang terampil dan fasilitas

yang memadai.

Pemerintah indonesia sendiri, menargetkan perbaikan kondisi kesehatan

anak dan ibu secara konkret yang tertuang dalam butir tujuan pembangunan

milenium (millenium development goals/mdgs) poin 4 dan 5. Pada 2015,

pemerintah menargetkan penurunan aki hingga sebesar 102 per 100.000 kelahiran

hidup dan akb 23 per 1.000 kelahiran hidup. Untuk mencapai target tersebut

bukanlah hal yang mudah, karena indonesia merupakan negara yang memiliki

kondisi geografis, sosial, ekonomi, dan kultur sangat beragam dan menantang.

Namun demikian, dengan kerja keras, terutama peran bidan di daerah-daerah

terpencil target tersebut bisa tercapai.

Dengan kesabaran dan belajar dari pengalaman para bidan perlahan-lahan

mengajak masyarakat mengubah perilaku menuju gaya hidup lebih rasional.

17
Cara mereka bermacam-macam. Bimoarti mulai lebih dari dua tahun

terakhir mengubah pendekatan. Belajar dari dukun melahirkan, dia juga memberi

layanan lengkap hingga pascamelahirkan. Pendekatan juga dilakukan kepada

perangkat desa dan masyarakat untuk membentuk Forum Kesehatan Desa. Begitu

juga dilakukan Husniar dan Siti Aminah untuk menurunkan angka kematian ibu

(AKI).

Para bidan juga mencari cara untuk menarik minat ibu-ibu membawa anak

balita mereka ke posyandu. Salah satunya dengan memberi pelatihan pemenuhan

kebutuhan praktis, seperti cara memasak makanan untuk anak balita. Atau

menyediakan air bersih bagi rumah tangga di desa. Bidan berperan dalam upaya

pemeliharaan dan pencegahan penyakit, bukan hanya kuratif.

Dalam konteks pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs),

bidan desa sangat berperan dalam mencapai tujuan keempat MDGs, yaitu

menurunkan angka kematian bayi, dan tujuan kelima, yaitu memperbaiki

kesehatan ibu hamil. AKI di Indonesia masih 228 per 100.000 kelahiran hidup.

Angka kematian bayi (AKB) 34 per 1.000 kelahiran hidup. Angka itu tertinggi di

ASEAN. Untuk mencapai MDGs, Pemerintah Indonesia menargetkan AKI

sebesar 102 dan AKB sebesar 23 pada tahun 2015.

Di Jawa dan Bali perbandingan antara bidan dan jumlah penduduk lebih

rendah daripada di luar Jawa-Bali. Di Jawa dan Bali pula rasio bidan dan jumlah

penduduk untuk perdesaan menurun, sementara di perkotaan meningkat. Di luar

Jawa, Bali, dan Sumatera, rasionya malah menurun untuk bidan di perkotaan.

Data lain memperlihatkan, meskipun ada peningkatan signifikan pengetahuan

18
tenaga kesehatan, untuk perawatan prakelahiran pengetahuan yang dimiliki masih

separuh pengetahuan yang dibutuhkan. Padahal, layanan tersebut layanan dasar.

2.Contoh Bidan sebagai Agen Perubahan

a. Cara memasak makanan untuk anak balita

b. Menyediakan air bersih bagi rumah tangga di desa

c. Mengubah pendekatan dari dukun untuk melahirkan, memberi layanan lengkap

hingga pascamelahirkan. Pendekatan dilakukan kepada perangkat desa dan

masyarakat untuk membentuk forum kesehatan desa.

d. Untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI)

e. Bidan berperan dalam upaya pemeliharaan dan pencegahan penyakit.

3.Kualifikasi Bidan sebagai Agen Perubahan

Menurut Duncan dan Zaltman, agen-agen perubahan harus memiliki tiga

kualifikasi dasar, yaitu:

a) Kualifikasi teknis, yakni kompetensi teknis dalam tugas spesifik dari

proyek perubahan yang bersangkutan. Misalnya pengetahuan dan

wawasan tentang tumbuh kembang anak, kesehatan reproduksi, bagi

seorang penyuluh kesehatan terutama bidan.

b) Kemampuan administratif, yaitu persyaratan administratif yang paling

dasar dan elementer, yakni kemauan untuk mengalokasikan waktu untuk

persoalan- persoalan yang relatif detail. Maksudnya, para agen perubahan

19
merupakan orang- orang yang menyediakan waktu dan tenaga mereka

untuk secara sepenuh hati mengurus masyarakat yang dibinanya.

c) Hubungan antar-pribadi. Suatu sifat agen perubahan yang paling penting

adalah empati, yaitu kemampuan untuk menempatkan diri pada kedudukan

orang lain, berbagi pandangan dan perasaan dengan mereka sehingga hal-

hal tersebut seakan- akan dialami sendiri.

20
BAB IV

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang direncanakan yaitu

suatu usaha sistematik untuk mendesain ulang suatu organisasi dengan cara

melakukan adaptasi pada perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal maupun

internal untuk mencapai sasaran baru.

Banyak teori – teori yang menjelasnyakan tentang perubahan yang berisi

tentang bagaimana perencanaan untuk bisa merubah sesuatu konflik atau masalah

yang harus di perbaiki.

Peran bidan tidak hanya sebatas membantu persalinan ibu hamil. Lebih

dari itu, dia dapat berlaku sebagai garda depan peningkatan kesejahteraan

perempuan dan bayi serta agen perubahan (agent of change) bagi pembangunan

kesehatan nasional. Fungsi bidan saat ini masih identik dengan membantu

kelahiran bayi di desa. Itu tidak salah. Memberikan nasihat kepada ibu hamil

selama masa hamil, persalinan dan masa pascapersalinan, memimpin persalinan

serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak memang menjadi tugas utama para

bidan. Namun lebih luas dari itu, bidan juga harus mampu menjalankan program

pemberdayaan perempuan. Artinya, setiap bidan harus cakap memberikan

pengetahuan bagaimana memilih pelayanan kesehatan terbaik dan hak-hak

reproduksi kepada pasiennya.

B.SARAN

1. Di harapkan pembaca dapat memahami bahwa konflik harus di lakukan

management konflik agar konflik tersebut dapat berdampak positive.

21
2. Di harapkan pembaca memahami pengertian perubahan dan teori teori
perubahan

untuk penunjang proses perubahan dari kurang baik menjadi lebih baik atau

merubah opini pemikiran yang akan membawa dampak buruk

3. Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami tentang


peran

bidan sebagai agen perubahan dan apa saja yang menjadi hambatan bidan agen.

Dan diharapkan juga bagi pembaca agar dapat mengetahui kunci sukses dalam

pergerakan bidan agen perubahan.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/17412686/Humaniora?auto=download

https://www.academia.edu/18356503/Ruang_Lingkup_profesi_Kebidanan_dengan_Hu
maniora

https://www.scribd.com/doc/213431933/Proses-Perubahan-Dalam-Sistem-Kolaborasi-
Kebidanan

http://etheses.uin-malang.ac.id/1867/6/09410010_Bab_2.pdf

http://eprints.ums.ac.id/32561/11/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

https://sis.binus.ac.id/2016/08/09/mengelola-perubahan-dalam-suatu-organisasi/

23

Anda mungkin juga menyukai