Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BINAAN PADA KELUARGA

TN.S DENGAN NY. R USIA 26 TAHUN G1P0A0 UK 28 MGG


DENGAN ANEMIA RINGAN DI DESA GUNUNG TERANG
LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2023

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Klinik Asuhan Kebidanan Komunitas
Program Studi Profesi Bidan

Disusun Oleh :
Nama : LINDA ASMAWATI
NPM : 22390098

FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM PROFESI BIDAN


UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2022/2023
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BINAAN PADA KELUARGA


TN.S DENGAN NY. R USIA 26 TAHUN G1P0A0 UK 28 MGG
DENGAN ANEMIA RINGAN DI DESA GUNUNG TERANG
LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2023

Disusun oleh:
Nama : Linda Asmawati
NPM : 22390077

Tanggal Pembuatan Laporan 25 Mei 2023

Disetujui :

Pembimbing Lapangan
Tanggal :
Di : (Farida Yunita, S.ST)

Pembimbing Institusi
Tanggal :
Di : (Devi Kurniasari.,SST.,Bdn.,M.Kes)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah, karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat Menyelesaikan “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Pada Ny. N Usia 20
Tahun G1p0a0 Hamil 9 Minggu Dengan Emesis Gravidarum di PMB Dewi Anggraini.,
S.ST Tahun 2023”, Disusun Guna Memenuhi Persyaratan ketuntasan Praktik Klinik
Asuhan Kebidanan Komunitas Study Profesi Bidan. Dalam pembuatan dan penulisan
Studi Kasus ini, penulis memperoleh bimbingan, bantuan dan saran dari berbagai pihak,
dengan kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat :
1. Dr. Achmad Farich, dr., M.M selaku Rektor Universitas Malahayati
2. Riyanti., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati
3. Vida Wira Utami, S.ST.,Bdn., M.Kes selaku Kepala Prodi Program Profesi Bidan
4. Devi Kurniasari.,SST.,Bdn.,M.Kes selaku pembimbing Praktik Klinik Asuhan
Kebidanan Komunitas
5. Farida Yunita, S.ST selaku CI di Lahan Praktik
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan Laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Studi Kasus ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis
miliki. Karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari manapun datangnya
penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga segala bimbingan
dan dukungan dari semua pihak mendapat balasan dari Allah.
Bandar Lampung, Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN. ........................................................................... 1
A. Latar Belakang. ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan..................................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN TEORI......................................................................... 4
A. Tinjauan Teori . ...................................................................................... 4
1. Pengetian Kebidanan Komunitas....................................................... 4
2. Konsep Keluarga ............................................................................... 4
3. 100 Hari Pertama Kehidupan (HPK)................................................. 8
4. Kehamilan.......................................................................................... 10
5. Anemia Pada Kehamilan ................................................................... 10
B. Pendekaran Pemecahan Masalah............................................................ 14
1. Tujuan Intervensi...................................................................... 14
2. Bentuk Intervensi...................................................................... 14
3. Pengukuran TB,BB, LILA dan Pengecekan HB ...................... 15
4. Monitoring................................................................................ 15
5. Evaluasi .................................................................................... 15
BAB III TINJAUAN KASUS .......................................................................
BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................
BAB V KESIMPULAN. ...............................................................................
5.1 Kesimpulan..............................................................................................
5.2 Saran. .......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebidanan Komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan


kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi dengan upaya
mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pelayanan kebidanan.

Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan sumber manusia dan
kualitas hidup. Untuk itu program perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan
mutu gizi konsumsi pangan, agar terjadi perbaikan status gizi masyarakat Status
gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat
– zat.

Status gizi ibu hamil yang baik sangat menentukan perkembangan dan
pertumbuhan janin yang juga akan memengaruhi kelancaran proses persalinan.
Status gizi ibu hamil yang baik dapat diperoleh dengan seimbangnya antara
asupan dan kebutuhan gizi. Jika selama masa kehamilan asupan tidak seimbang
dengan kebutuhan gizi, ibu dan janin mengalami berbagai masalah, antara lain :
janin dapat mengalami kecacatan, berat badan lahir rendah (BBLR) yakni kurang
dari 2500 gram, anemia selama masa kehamilan, perdarahan, dan kematian
neonatal. Anemia pada ibu hamil yang tidak ditangani dengan benar dapat
meningkatkan risiko terjadinya komplikasi yang berbahaya, seperti persalinan
premature. Selain itu anemia juga dapat meningkatkan risiko berar badan lahir
rendah (BBLR) pada bayi.

Kejadian anemia atau kekurangan darah pada ibu hamil di Indonesia masih
tergolong tinggi, yaitu sebanyak 48,9% (menurut Kemenkes RI tahun 2019).
Kondisi ini mengatakan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia dan
menunjukkan angka mendekati masalah kesehatan masyarakat berat (severe
public health problem) dengan batas prevalensi anemia lebih dari 40%

2
(Kemenkes RI, 2013). Anemia bukan hanya berdampak pada ibu, melainkan juga
pada bayi yang dilahirkan. Bayi yang dilahirkan kemungkinan besar mempunyai
cadangan zat besi yang sedikit atau bahkan tidak mempunyai persediaan sama
sekali, sehingga akan mengakibatkan anemia pada bayi yang dilahirkan. Dampak
anemia pada ibu hamil dapat diamati dari besarnya angkat kesakitan dan
kematian maternal, peningkatan angka kesakitan dan kematian janin, serta
peningkatan resiko terjadinya berat badan lahir rendah.

Di wilayah Kerja POSKESKAM Di Desa Sumber Fajar Kec. Seputih Banyak,


Kab. Lampung Tengah Tahun 2023 Terdapat 19 Ibu Hami, Dua Diantaranya
mengalami Anemia Ringan. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan
melakukan kegiatan Keluarga Binaan (KABIN) pada kasus Anemia Pada Ibu
Hamil Di Desa Sumber Fajar Kec. Seputih Banyak, Kab. Lampung Tengah
Tahun 2023.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan Latar belakang diatas didapat rumusan masalah “ Bagaimana
Asuhan Kebidanan Kepada Ny. N usia 22 Tahun G1P0A0 UK 20 Mgg dengan
Anemia Ringan di Desa Gunung Terang Kalianda Lampung selatan ?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai anemia dengan binaan secara
intensif untuk mengubah perilaku responden dengan tujuan meningkatkan
kadar Hb pada ibu hamil.

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai 1000 Hari Pertama
Kehamilan (HPK), Inisiasi Menyusui Dini (IMD), ASI, MPASI dan
anemia pada ibu hamil.
b. Memperbaiki asupan ibu hamil sehingga mendekati kebutuhan individu.
c. Meningkatkan kadar Hb ibu hamil
d. Bayi yang dilahirkan tidak mengalami BBLR

3
D. MANFAAT

1. Bagi Lahan Praktek (Bagi Pendampingan Keluarga)


Meningkatkan pengetahuan responden/sasaran terkait gizi dan kesehatan serta
menormalkan kadar Hb dengan pendekatan yang intensif.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai salah satu referensi bagi institusi kebidanan maupun mahasiswa untuk
menambah literasi serta mengembangkan pengetahuan dalam Stase
Komunitas Keluarga Binaan Khusus Nya Pada Ibu Hamil Anemia Rendah.

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Kebidanan Komunitas
Kebidanan Komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi dengan
upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kebidanan. Pelayanan
Kebidanan Komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan
terhadap masalah kesehatan ibu dan balita dalamkeluarga di masyarakat.
(elsinta dkk, 2017)

2. Konsep keluarga
a. Pengertian
Keluarga adalah sebagai sebuah sistem sosial kecil yang terdiri atas suatu
rangkaian bagian yang sangat saling bergantung dan dipengaruhi oleh
struktur internal maupun eksteralnya (Friedmen dalam wahyuni dkk, 2021).

Keluarga adalah salah satu aspek terpenting dari perawatan. Keluarga


merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang merupakan entry point
dalam upaya mencapai kesehatan masyarakat secara optimal. Keluarga juga
disebut sebagai sistem sosial karena terdiri dari individu-individu yang
bergabung dan berinteraksi secara teratur antara satu dengan yang lain yang
diwujudkan dengan adanya saling ketergantungan dan berhubungan untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini, keluarga mempunyai anggota yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak atau sesame individu yang tinggal di rumah
tangga tersebut (Andarmoyo dalam wahyuni dkk, 2021).

5
b. Bentuk dan Tipe Keluarga
Pembagian keluarga bergantung pada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokkan. Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi dua.
Yaitu :
1) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari
ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau
keduannya.
2) Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek,
paman-bibi).

Namun dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa


individualism, pengelompokkan tipe keluarga selainkedua tersebut diatas,
berkembang menjadi :
1) Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru yang
terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya.
2) Orang tua tunggal (single parent family)adalah keluarga yang terdiri dari
salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian dan ditinggal
pasangannya.
3) Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarriedtenaage family)
4) Orang dewasa (laki-laki/perempuan) yang tinggalsendir tanpa pernah
menikah (the single adult living alone

6
5) Keluarga dengan anak tanpa menikah sebelumnya (the non-marital
heterosexsual cohabiting family)
6) Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama
(gay and lesbian family)
7) Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family),
karena masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam
satu kominiti dengan adat istiadat yang sangat kuat.

c. Struktur Keluarga
Struktur keluarga ini nanti nya perlu dikaji oleh perawat dan bidan yang
memberikan asuhan. Berdasarkan keempat elemen dalam struktur
keluarga, diasumsikan bahwa:
1) Keluarga merupakan sistem social yang mempunyai fungsi sendiri
2) Keluarga merupakan sistem social yang mampu menyelesaikan
masalah individu dan lingkungannya
3) Keluarga merupakan suatu kelompok kecil yang dapat mempengaruhi
kelompok lain
4) Perilaku individu yang tampak merupakan gambaran dari nilai dan
norma yang berlaku dalam keluarga. (Suprajitno, 2010)

Berdasarkan kemampuan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan


dasar,kebutuhan psikososial, kemampuan memenuhi ekonominya, dan
aktualisasi keluarga di masyarakat, serta memperhatikan perkembangan
Negara Indonesia menuju Negara industry, Indonesia menginginkan
terwujudnya keluarga sejahtera. Di Indonesia keluarga dikelompokkan
menjadi lima tahap, yaitu:
1) Keluarga Prasejahtera, adalah keluarga yang belum dapat memenuhi
kebutuhan dasar secara minimal, yaitu kebutuhan pengajaran agama,
pangan, sandang, papan, dan kesehatan, atau keluarga yang belum
dapat memenuhi salah satu atau lebih indicator keluarga sejahtera
tahap 1
2) Keluarga Sejahtera Tahap I (KS I) adalah keluarga yang telah dapat
memenuhi kebutuhandasar secara minimal, terapi belum dapat

6
memenuhi keseluruhan kebutuhan social psikologinya, yaitu
kebutuhan pendidikan, Keluarga Berencana (KB), interaksi dalam
keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal, dan
transportassi.
3) Keluarga Sejahtera Tahap II (KS II) adalah keluarga yang telah dapat
memenuhi kebutuhan dasar secara minimal serta telah memenuhi
seluruh kebutuhan social psikologinya. Tetapibelum dapat memenuhi
kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi
4) Keluarga Sejahtera Tahap III (KS III) adalah keluarga yang telah
dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan social
psikologis, dan kebutuhan pengembangan, tetapi belum dapat
memberikan sumbangan (kontribusi) yang maksimal terhadap
masyarakat secara teratur (dalam waktu tertentu) dalam bentuk
material dan keuangan untuk social kemasyarakatan, juga berperan
serta aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan
5) Keluarga Sejahtera Tahap IIIPlus (KS III Plus) adalah keluarga yang
telah dapat memenuhi seluruh kebutyhannya, baik yang bersifat dasar,
social psikologis, maupun pengembangan, serta telah mampu
memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi
masyarakat (Suprajitno, 2010).

d. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan


Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai
tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi:
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan
kebutuhan keluarga yang tidak boleh di abaikan karena tanpa
kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti karena kesehatanlah
kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang
tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang
dialami oleh anggota keluarga secara tidak langsung menjadi
perhatian orang tua atau keluarga. Apabila menyadari adanya
perubahan keluarga perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa
yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya

7
2) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini
merupakan tugas keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan
siapa diantara keluarga yang memiliki kemampuan memutuskan untuk
menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan
oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah keluarga dapat dikurangi
atau bahkan teratasi. Jika keluarga memiliki keterbatasan, dapat
meminta bantuan kepada orangdi lingkungan tinggal keluarga agar
mendapatkan bantuan
3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Seringkali
keluarga telah mendapatkan tindakan yang tepatdan benar, tetapi
keluarga memiliki keterbatasan yang telah duiketahui oleh keluarga
sendiri. Jika demikian anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan perlu mendapatkan tindakan lanjutan atau perawatan
sehingga masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat
dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau rumah. Apabila
keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk
pertolongan pertama
4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi
keluarga.

3. 100 Hari Pertama Kehidupan (HPK)


a. Pengertian 1000 Hari Pertama Kehidupan
Pertumbuhan percabangan sel-sel otak paling cepat sejak kehamilan 6
bulan sampai anak berumur 2 tahun (1000 hari pertama kehidupan). Sel-
sel otak janin sudah tumbuh dan berkembang sejak bulan pertama di
dalam kandungan, kemudian membelah dengan cepat mencapai 100
milyar sel, sambil berkembang sesuai tempat dan fungsi masing-masing.
Sejak kehamilan 6 bulan sel-sel tersebut membentuk banyak sinaps
(hubungan antar sel otak) membentuk berbagai rangkaian fungsional

8
(sirkuit) yang kompleks, ibarat rangkaian mikrocip komputer canggih.
Kualitas sirkuit otak tergantung pada kualitas GIZI dan rangsangan
(STIMULASI) yang didapat sejak didalam kandungan sampai umur 2
tahun pertama.

Proses tersebut berlangsung sangat cepat dan kompleks sampai umur 2


tahun, setelah itu melambat pada usia sekolah dan remaja. Oleh karena
itu kebutuhan nutrisi dan stimulasi dini sangat penting terutama sejak di
dalam kandungan sampai berumur 2 tahun (1000 hari pertama
kehidupan).. Semakin dini, sering, bervariasi dan teratur rangsangan
yang diterima bayi-balita (sejak hamil 6 bulan sampai umur 2 tahun)
maka semakin canggih dan kuat hubungan antar sinaps sel-sel di otak
kanan dan kiri. Karena tumbuh kembang otak sejak kehamilan 6 bulan
sampai umur 2 tahun sangat cepat dan penting, maka bayi membutuhkan
banyak protein, karbohidrat dan lemak, karena sampai berumur 1 tahun
60 % enerji makanan bayi digunakan untuk pertumbuhan otak. Selain itu
bayi dan balita membutuhkan vitamin B1, B6, asam folat, yodium, zat
besi, seng, AA, DHA, sphyngomyelin, sialic acid, gangliosida, dan asam-
asam amino seperti tyrosine dan tryptophan. Semua kandungan tersebut
sudah lengkapada di dalam ASI.

ASI mengandung semua kebutuhan gizi tersebut, termasuk AA, DHA,


sphyngomyelin, tyrosine, tryptophan, sialic acid dan gangliosida. DHA
berpengaruh pada ketajaman penglihatan dan tingkat kecerdasan bayi.
Asam lemak omega 3, 6, penting untuk membentuk pembungkus syaraf,
demikian pula sphyngomyelin. Asam amino membentuk struktur otak
dan zat penghantar rangsang (zat neurotransmitter) pada sambungan sel
syaraf.( Soedjatmiko, 2015)

9
4. Kehamilan

Kehamilan adalah bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau diluar
rahim dan berakhir dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
hari pertama haid terakhir (Susanti&Ulpawati, 2022).

Menurut Susanti&Ulpawati, (2022) kehamilan dibagi menjadi tiga


periode yaitu sebagai berikut:

a. Trimester I, dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan (0-12minggu)

b. Trimester II, dimulai dari bulan keempat sampai enam bulan (13-

28minggu)

c. Trimester III dari bulan tujuh sampai sembilan bulan (29-42minggu).

5. Anemia pada Kehamilan


a. Pengertian anemia

Anemia merupakan kondisi dimana sel darah merah tidak mencukupi


kebutuhan fisiologis tubuh. Kebutuhan fisiologis tersebut berbeda
pada setiap orang, dimana dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin,
tempat tinggal, perilaku merokok, dan tahap kehamilan. Berdasarkan
WHO, anemia pada kehamilan ditegakkan apabila kadar hemoglobin
(Hb) <11 g/dL. Sedangkan center of disease control and prevention
mendefinisikan anemia sebagai kondisi dengan kadar Hb <11 g/dL
para trimester pertama dan ketiga, Hb <10,5 g/dL pada trimester
kedua, serta <10 g/dL pada pasca persalinan.

Kejadian anemia atau kekurangan darah pada ibu hamil di Indonesia


masih tergolong tinggi, yaitu sebanyak 48,9% (menurut Kemenkes RI
tahun 2019). Kondisi ini mengatakan bahwa anemia cukup tinggi di
Indonesia dan menunjukkan angka mendekati masalah kesehatan

10
masyarakat berat (severe public health problem) dengan batas
prevalensi anemia lebih dari 40% (Kemenkes RI, 2013). Anemia
bukan hanya berdampak pada ibu, melainkan juga pada bayi yang
dilahirkan. Bayi yang dilahirkan kemungkinan besar mempunyai
cadangan zat besi yang sedikit atau bahkan tidak mempunyai
persediaan sama sekali, sehingga akan mengakibatkan anemia pada
bayi yang dilahirkan. Dampak anemia pada ibu hamil dapat diamati
dari besarnya angkat kesakitan dan kematian maternal, peningkatan
angka kesakitan dan kematian janin, serta peningkatan resiko
terjadinya berat badan lahir rendah.

Faktor risiko anemia pada kehamilan ada 5, yaitu : (1) Asupan Nutrisi,
asupan nutrisi sangat berpengaruh terhadap resiko anemia pada ibu
hamil. Selain kurangnya zat besi, kurangnya kadar asam folat dan
vitamin B12 masi sering terjadi pada ibu hamil. Oleh karena itu, ibu
hamil disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang memiliki
komposisi nutrisi bervariasi. (2) Diabetes Gestasional, pada kondisi
hiperglikemi, transfrin yang mengakomodasi peningkatan kebutuhan
besi janin mengalami hiperglikosilasi sehingga tidak bisa berfungsi
optimal. (3) Kehamilan Multipel, kebutuhan besi pada kehamilan
multipel lebuh tinggi dibandingkan dengan kehamilan tunggal. (4)
Kehamilan Remaja, anemia pada kehamilan remaja disebabkan oleh
multifaktoral, seperti akibat penyakit infeksi, genetik, atau belum
tercukupinya status nutrisi yang optimal. (5) Inflamasi dan Infeksi
dalam kehamilan, kondisi infeksi dan inflamasi dapat memicu
keadaan defisiensi besi. Infeksi seperti cacing, tuberculosis, HIV,
malaria, maupun penyakit lain.

b. Klasifikasi anemia menurut Chrisna Phaksi (2014) dalam Rahmi


(2019), yaitu tidak anemia apabila kadar hemoglobin 11 g/dL, anemia
ringan apabila kadar hemoglobin 9 - 10 g/dL, anemia sedang ringan
apabila kadar hemoglobin 7 - 8 g/dL, dan anemia berat apabila kadar
hemoglobin.

11
c. Adapun jenis anemia pada kehamilan di antaranya :

1. Anemia karena perdarahan, anemia karena perdarahan bisa terjadi


pada masa kehamilan dan pada masa nifas.

Anemia akibat perdarahan dapat terjadi selama masa kehamilan


(perdarahan antepartum), namun lebih sering terjadi pada pasca salin
(perdarahan postpartum). Kehilangan darah selama kehamilan dapat
menyebabkan anemia berat, sehingga menyebabkan terjadinya
peningkatan angka kelahiran preterm. Sedangkan pada masa nifas
salah satu penyebab terbanyak mortalitas maternal, terutama dinegara
berkembang. Kematian ibu akibat perdarahan dapat dicegah dengan
manajemen aktif kala III, pemberian agen uterotonika dan resusitasi
cairan, intervensi bedah dan ketersediaan darah untuk tranfusi.

2. Anemia Hipoproliferatif, dibagi menjadi 2 jenis yaitu : anemia


defisiensi besi dan anemia defisiensi asam folat, vitamin B12 dan
B6.
Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang paling sering
terjadi saat kehamilan, yang dipicu oleh perubahan fisiologis
maternal. Anemia defisiensi asam folat dapat terjadi pada wanita
dengan diet yang tidak seimbang, malabsorpsi dan
penyalahgunaan alkohol. Gejala yang muncul diawal kehamilan
mual, muntah serta anoreksia yang memburuk, defisiensi vitamin
B12 dapat terjadi pada Ibu dengan kadar B12 yang rendah
memiliki resiko berbagai komplikasi kehamilan, diantaranya
defek lambung saraf, abortus spontan dan berat bayi lahir rendah,
sedangkan defisiensi vitamin B6 bisa terjadi pada ibu hamil
dengan anemia yang tidak responsif terhadap pemberian zat besi,
perlu dipertimbangkan adanya defisiensi vitamin B6.

12
3. Anemia Akibat Proses Inflamasi, anemia dapat terjadi akibat
infeksi parasit maupun bakteri dan penyakit inflamasi kronis yang
mempengaruhi pencernaan.

4. Anemia karena Penyakit Ginjal, ibu hamil dengan gagal ginjal


atau dengan transplantasi ginjal dapat terjadi anemia sedang
hingga berat selama kehamilan. Sedangkan angka kejadian
kelahiran preterm lebih tinggi pada anemia karena penyakit ginjal.

Tanda dan gejala yang ditemukan pada ibu hamil dengan defisiensi
besi mirip dengan anemia pada umumnya. Pada kondisi awal, pasien
akan memiliki toleransi yang rendah untuk melakukan aktivitas fisik,
sesak saat beraktivitas ringan, serta mudah lelah. Apabila derajat
anemia makin parah, tanda dan gejala klinis pun menjadi lebih jelas,
seperti penurunan kinerja dan daya tahan, apatis, gelisah, gangguan
kognitif dan konsentrasi, sesak, berdebar, pusing berputar, serta
ditemukan seluruh tubuh pucat. Gejala anemia dapat dibedakan
menjadi akut dan kronis. Anemia akut akan menyebabkan sesak yang
tiba-tiba, pusing dan kelelahan yang mendadak. Sedangkan pada
anemia kronik seperti defisiensi besigejala yang muncul bersifat
gradual, dan baru disadari oleh pasien saat kondii eritrosit sudah
sangat rendah.

d. Hal-hal yang perlu dilakukan dan dihindari untuk mencegah anemia,


Antara lain
1. Makan makanan yang bernutrisi dan bergizi tinggi, khususnya yang
kaya zat besi dan asam folat setiap hari. Adapun contoh makanan yang
mengandung zat besi misalnya daging (sapi atau unggas) rendah
lemak yang dimasak matang, makanan laut seperti ikan, cumi, kerang
dan udang yang dimasak matang, sayuran hijau, misalnya bayam dan
kangkung, kacang polong, produk susu yang telah dipasteurisasi,
kentang, gandum. Sementara untuk makanan yang mengandung tinggi
folat contohnya sayuran hijau (bayam, brokoli, seledri, buncis, lobak
hijau atau selada), keluarga jeruk, alpukat, pepaya, pisang, kacang-

13
kacangan (kacang polong, kacang merah, kacang kedelai, kacang
hijau), bii bunga matahari, gandum dan kuning telur.
2. Mengkonsumsi vitamin C lebih banyak, vitamin c membantu tubuh
menyerap zat besi dari makanan secara lebih efisien.
3. Minum suplemen, suplemen yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah
suplemen zat besi, vitamin B12 dan asam folat. Suplemen bisa
diminum di pagi hari atau malam hari sebelum tidur untuk
mengurangi mual setelahnya..
B. Pendekatan pemecahan Masalah
1. Tujuan Intervensi
a. Meningkatkan asupan zat gizi makro dan zat besi sesuai kebutuhan ibu
hamil yang dibina
b. Adanya perubahan nilai lab terkait gizi yaitu nilai Hb ibu hamil yang
dibina
c. Meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang pada ibu hamil yang
dibina
2. Bentuk Intervensi
a. Assessment Awal
Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan dan
mengkaji masalah gizi yang ada. Setelah mengkaji masalah gizi,
selanjutnya membuat rencaan intervensi dan materi edukasi yang akan
diberikan kepada responden dalam rangka mengatasi masalah gizi
yang ada.
b. Konseling Gizi dan Tablet Fe
Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan edukais gizi yang berkaitan
sengan masalah gizi yang ada serta membantu responden untuk
mengatasi masalah gizi tersebut dan memberi edukasi pentingan
minum zat besi Fe selama kehamilan.

14
1. Pengukura BB, TB, LILA dan Pegecekan kadar Hb

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui status gizi, dan memantau kadar
Hb responden.
2. Monitoring
Kegiatan ini dilakukan untuk memantau asupan makan, nilai Hb,
dan pengetahuan responden selama intervensi berlangsung
3. Evaluai
Kegiatan ini dilakukan untuk menilai keberhasilan intervensi yaitu dengan
melakukan pretest dn post pengecekan kadar Hb di awal dan akhir
pertemuan.

15
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BINAAN PADA KELUARGA


Tn.W DI DESA GUNUNG TERANG KALIANDA LAMPUNG SELATAN

PENGKAJIAN DATA
Tanggal Pengkajian : 17 Mei 2023

A. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA


1. Struktur Keluarga
Nama kepala keluarga : Tn W
Umur : 32 Tahun
Nikah / lamanya : 2 Tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Desa Gunung Terang Kalianda Lampung Selatan
2. Daftar Anggota Keluarga

Nama KK
& Hubungan Pendi
No L/P Umur Agama Pekerjaan
Anggota terhadap KK dikan
Keluarga

1. Tn. W L 32 TH Kepala keluarga Islam SMK Wirasawsta

2. Ny. R P 26 th Istri Islam SMA IRT

16
3. Genogram

Keterangan :

: Garis Perkawinan

: Perempuan

: Laki – Laki

4. Sifat keluarga
a. Anggota keluarga yang paling berperan dalam pengambilan
keputusan : Suami
b. Hubungan keluarga dengan anggota keluarga : Harmonis

5. Kegiatan sehari – hari


a. Kebiasaan makanan
 Jenis makanan : Nasi, lauk pauk, sayuran, buah
 Komposisi makanannya : Lengkap
 Pola makan : Makan 3 kali sehari
b. Kebiasaan tidur / istirahat
 Kebiasaan tidur / istirahat : teratur
 Tidur Malam : 7 Jam
 Tidur Siang : 2 Jam
c. Kebiasaan rekreasi
 Pada waktu luang di habiskan untuk bermain bersama di rumah.
d. Kebiasaan hidup sehari – hari
 Tn. S bekerja sehari-hari sebagai Wiraswasta mulai jam 08.00
WIB - 16.00 WIB.
 Ny. R kegiatan sehari-harinya sebagai Ibu Rumah Tangga

17
e. Kebersihan diri
 Kebiasaan mandi : mandi teratur 2 kali sehari

B. FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA


1. Penghasilan dan pengeluaran
 Pekerjaan kepala keluarga : Wiraswasta
 Pekerjaa istri : IRT
 Besar uang yang dihasilkan : Kisaran 2,5 - 3 juta rupiah perbulan
 Pemenuhan kebutuhan : cukup
 Penentu keuangan : suami
2. Suku dan agama
 Suku : Jawa
 Agama : Islam
3. Peran anggota keluarga
 Suami : Pengambil keputusan.
 Istri : Mengurus rumah
4. Hubungan keluarga dengan masyarakat
 Hubungan keluarga dengan tetangga cukup baik dan sering mengikuti
acara gotong royong dan acara yang ada di desa.

C. FAKTOR LINGKUNGAN
1. Rumah
Bentuk rumah
 Status : Pribadi
 Bentuk bangunan : Permanen
 Dinding rumah : Tembok semen
 Luas bangunan : 7 x 10
 Lantai rumah : keramik
 Kebersihan : Bersih
 Penerangan : Ada, Tenaga listrik
 Atap : Genteng

18
 Ventilasi : Ada, Cukup baik.
 Komposisi : 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 2 kamar tidur,
1 Dapur, 1 WC.

Denah :

Ruang Tamu Ruang Keluarga WC

KAMAR Dapur

2. Sumber air bersih


Sumber air bersih keluarga berasal : Sumur, dengan keadaan air jernih,
tidak berbau sehingga digunakan untuk mandi, mencuci dan minum.
3. Tempat sampah
a. Pembuangan sampah : Dibakar sendiri oleh keluarga
b. Pembuangan air limbah : Ada, dialirkan kehalaman belakang
c. Lingkungan rumah : Bersih, terdapat halaman kecil didepan
rumah.
4. Fasilitas hiburan
Fasilitas Hiburan Keluarga : Televisi dan HP.
5. Fasilitas social dan kesehatan
a.Lingkungan social keluarga : Sekolah SD dan TK di berada tidak jauh
b.Fasilitas Kesehatan : POSKESKAM tidak jauh dari rumah.

D. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan anggota keluarga :
 Tn. W : Keadaan umum baik, composmentis, tidak mempunyai

19
riwayat penyakit berat
 Ny . R : Keadaan umum baik, composmentis, tidak mempunyai
riwayat penyakit berat
2. Keluarga Berencana :
Setelah Melahirkan Ny.N berencana memakai kontrasepsi Implant.

E. PENGKAJIAN/PEMERIKSAAN FISIK
1. Tn. “ W ” (KK)
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/m
Suhu : 36,9 °C
Pernafasan : 22 x/ m
2. Ny. “ R ” ( Istri):
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 78 x/m
Suhu : 36,7 °C
Pernafasan : 20 x/m
Pemeriksaan Obsetric :
HPHT : 20-12-2022 HPL : 27-09-2023
UK : ± 20 minggu 2 hari BB : 52 Kg
LILA : 25cm TFU : 3 Jari di bawahPusat
DJJ : 146 x/m
HB : 10 gr % ( Pemeriksaan di PKM Tgl 12 Mei 2023 )

F. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a. Status emosi
Tingkat emosi anggota keluarga : Stabil
b. Pola interaksi/komunikasi
Pola interaksi keluarga : Interaksi dan komunikasi antara Anggota baik.
c. Pola pertahanan dalam keluarga : Baik

20
G. PENGKAJIAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG TUMBUH
KEMBANG ATAU KESEHATAN KELUARGA
Ibu mengatakan belum mengerti cara mengatasi anemia pada kehamilan.

F. HARAPAN KELUARGA TERHADAP BIDAN


Ny. R dan suami mengharapkan mendapatkan informasi dari bidan mengenai
anemia dan cara mengatasinya.

I. ANALISA MASALAH
Tindak Lanjut Sesuai
No Data Analisa Data Dengan Evidance Based Evaluasi
Dan Rasionalisasi
1 DS : Ketidaktahuan  Periksa keadaan umum  Keadaan umum ibu
Ibu mengatakan cara mengatasi ibu baik semua dalam
tidak mengetahui anemia ringan. batas normal.
cara mengatasi  Memberitahu ibu  Ibu dan suami
anemia ringan mengenai anemia ringan sudah mengerti.
pada ibu hamil. pada kehamilan.

DO:  Ibu dan suami


 Memberikan Edukasi
Ibu tidak mengerti tentang
mengenai tanda dan
dapat gejala awal anemia.
gejala anemia pada ibu
menyebutkan
hamil antara lain yakni
cara mengatasi
mudah kelelahan,
anemia ringan.
Penurunan energy, Badan
lemas, Tampak pucat,
Sering pusing, Mata
berkunang-kunang.

 Ibu sudah mengerti


 Menganjurkan ibu untuk
tentang cara
Makan makanan yang
mengatasi anemia
bernutrisi dan bergizi

21
tinggi, khususnya yang ringan.
kaya zat besi dan asam
folat setiap hari. Seperti :
daging sapi, ikan, telur,
sayuran berwarna hijau,
kacang-kacangan, buah-
buahan (buah naga,bit).

 Mengajurkan Ibu untuk  Ibu bersedia rutin


rutin mengkomsusi meminum tablet FE
tablet FE yang yang sudah
dikomsusi setiap malam diberikan bidan.
1x1.

 Menganjurkan ibu  Ibu sudah mengerti


Mengonsumsi makanan penjelasan yang
yang mengandung diberikan oleh
banyak vitamin C seperti bidan.
jeruk, tomat, mangga,
dan lain-lain yang dapat
meningkatkan
penyerapan zat besi.

J. PRIORITAS MASALAH

Berdasarkan hasil perumusan maka urutan peroiritas masalah kebidanan


kesehatan keluarga, masalah perioritasnya sebagai berikut:

Ketidaktahuan ibu tentang cara mengatasi anemia ringan pada kehamilan

K. INTERVENSI
DS :
Ibu tidak mengetahui tentang cara mengatasi anemia ringan pada kehamilan.

22
DO :
Ibu tidak dapat menyebutkan apa yang dimaksud dengan anemia ringan pada
kehamilan dan cara mengatasinya.

Tujuan :
Ibu mengetahui tentang pengertian anemia pada kehamilan dan tentang cara
mengatasi anemia ringan pada kehamilan.

Kriteria :
Ibu dapat menjelaskan kembali penjelasan yang diberikan sehubungan dengan
cara mengatasi anemia ringan pada kehamilan nya dengan mengkomsumsi
makanan yang mengandung zat besi dan asam folat.

Intervensi :
1) Beri tahu ibu tentang pengertian anemia ringan pada kehamilan.
Rasional : Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar, anemia
sering terjadi pada ibu hamil karena proses pengenceran darah yang
dialami ibu sekama kehamilan.

2) Beritahu ibu tanda dan gejala anemia ringan pada kehamilan.


Rasional : Tanda dan gejala anemia pada ibu hamil antara lain yakni
mudah kelelahan, Penurunan energy, Badan lemas, Tampak pucat, Sering
pusing, Mata berkunang-kunang.

3) Beritahu ibu cara mencegah anemia pada kehamilan.


Rasional : Menganjurkan ibu untuk Makan makanan yang bernutrisi dan
bergizi tinggi, khususnya yang kaya zat besi dan asam folat setiap hari.
Seperti daging sapi, ikan, telur, sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan,
buah-buahan ( buah naga,bit ).

23
4) Anjurkan ibu untuk tetap mengkomsumsi tablet FE yang diminum 1x1
setiap malam.
Rasional : Tablet Fe adalah salah satu mineral penting yang diperlukan
selama kehamilan, bukan hanya untuk bayi tapi juga untuk ibu hamil.
Tablet Fe berfungsi untuk membentuk sel darah merah, sementara sel
darah merah bertugas mengangkut oksigen dan zat-zat makanan keseluruh
tubuh serta membantu proses metabolisme tubuh untuk menghasilkan
energy.

5) Anjurkan ibu mengonsumsi makanan yang mengandung banyak vitamin C


seperti jeruk, tomat, mangga, dan lain-lain yang dapat meningkatkan
penyerapan zat besi.
Rasional : Pemberian suplemen besi dengan vitamin C secara bersamaan
mampu memperbaiki penyerapan dari besi, dan menyebabkan peningkatan
kadar hemoglobin lebih tinggi dibandingkan tanpa vitamin C. Vitamin C
mampu meningkatkan penyerapan besi, sehingga besi dalam darah
meningkat yang akan meningkatkan sintesis hemoglobin, oksigen yang
terangkut menjadi lebih besar yang akhirnya meningkatkan daya tahan
aerob.

6) Beritahu ibu untuk melakukan pemeriksaan ulang Hb setelah tablet FE


yang dikomsumsinya telah habis.
Rasional : Dengan dilakukan pemeriksaan Hb ulang setelah ibu
mengkomsumsi tablet FE dan mengkomsumsi makanan yang mengandung
zat besi dan asam folat serta vit.C untuk mengevaluasi kenaikan Hb ibu.

L. IMPLEMENTASI
Tanggal : 17 Mei 2023
1) Beri tahu ibu tentang pengertian anemia ringan pada kehamilan
2) Beritahu ibu tanda dan gejala anemia ringan pada kehamilan
3) Beritahu ibu cara mencegah anemia pada kehamilan
4) Anjurkan ibu untuk tetap mengkomsumsi tablet FE yang diminum 1x1
setiap malam

24
5) Anjurkan ibu mengonsumsi makanan yang mengandung banyak vitamin C
6) Beritahu ibu untuk melakukan pemeriksaan ulang Hb setelah tablet FE
yang dikomsumsinya telah habis

M. EVALUASI
Tanggal : 17 Mei 2023
1) Ibu mengerti tentang anemia yang sedang dialaminya
2) Ibu mengerti tentang tanda dan gejala anemia ringan
3) Ibu mengerti cara mencegah anemia selama kehamilan
4) Ibu akan mengkomsumsi tablet FE secara rutin
5) Ibu megerti tentang pentingnya Vit. C yang diminum berbarengan dengan
FE
6) Ibu akan melakukan cek Hb ulang saat kontrol selanjutnya

25
CATATAN PERKEMBANGAN

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA


KELUARGA Tn. W DI DESA GUNUNG TERANG KALIANDA
LAMPUNG SELATAN
Tanggal : 27 Mei 2023 Pukul : 10 WIB

Perencanaan /
Kunjungan Subjektif Objektif Diagnosa Pelaksanaan /
Evaluasi
Ibu mengatakan Ibu nampak Ny. R G1P0A0 1) Menjelaskan hasil
II sudah mengerti sudah tidak usia kehamilan pemeriksaan ibu, TD :
tentang anemia pucat dan ibu 22 minggu, 110/80 mmHg, N : 80, T :
pada kehamilan, lebih janin tunggal 36,8 ͦ c, DJJ : 149 x/m.
tanda gejala yang mengetahui hidup intrauteri
2) Menganjurkan ibu untuk
akan dirasakan jika tentang presentasi
tetap mengkomsumsi
ibu anemia, ibu kondisinya saat kepala dengan
makanan yang tinggi akan
sudah mengetahui ini dan lebih anemia ringan.

26
cara mengatasi mengkomsumsi zat besi, asam folat, dan
anemia dengan makan- vit.c seperti :
mengkomsumsi makanan telur,ikan,sayur,buah-
daging,ikan,sayur, bergizi. buahan.
buah naga dan
3) Mengingatkan ibu untuk
vitamin C.
tetap mengkomsumsi
tablet FE nya.

4) Mengingatkan kembali
ibu untuk meminum tablet
FE dibarengi dengan vit.c

5) Menganjurkan ibu untuk


melakukan cek Hb
kembali saat kontrol
selanjutnya ke bidan /
puskesmas.

DATA SUBJEKTIF ( S )
1) Ibu hamil dengan anemia ringan
2) Ibu dan suami sudah mengerti tentang apa itu anemia pada kehamilan
3) Ibu dan suami sudah mengerti tanda dan gejala anemia pada kehamilan
4) Ibu dan suami sudah paham cara mengatasi anemia ringan pada kehamilan

DATA OBJEKTIF ( O )
1) Hasil pemeriksaan ibu dalam batas normal
2) Tingkat pengetahuan tentang anemia cukup
3) Sarana kesehatan dan pelayanan kesehatan dekat

ASSASMENT ( A )
Ny. R G1P0A0 Usia Kehamilan 28 minggu janin tunggal hidup intrauteri
presentasi kepala Dengan Anemia Ringan.

27
PLANNING ( P )
1) Beritahu ibu tentang pengertian anemia pada kehamilan
2) Beritahu ibu tanda dan gejala anemia pada kehamilan
3) Beritahu ibu cara mencegah anemia pada kehamilan
4) Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet fe di barengi dengan vit. c

28
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam pengkajian, praktikan mengumpulkan data pasien baik data subjektif


maupun objektif. Pada Kasus ini praktikan melakukan pengkajian keluarga di desa
Sumber Fajar. Dari pengkajian yang dilakukan didapatkan masalah yang ada di
dalam keluarga Tn. W yaitu kurangnya pengetahuan ibu tentang apa itu anemia
yang dialami istrinya saat ini, serta cara untuk mengatasi anemia tersebut.

Dari masalah yang ditemukan maka praktikan melakukan intervensi kepada


keluarga Tn. W dengan melakukan pemeriksaan dan memberikan pendidikan
kesehatan yang dilakukan pada tanggal 17-05-2023 meliputi memberitahu
mengenai apa itu anemia pada kehamilan, tanda dan gejala anemia, cara
mengatasi anemia pada kehamilan.

Kemudian setelah dilakukan intervensi maka dilakukan evaluasi dengan


memberikan jeda waktu 10 hari yaitu tanggal 27-05-2023. Setelah diberikan
pendidikan kesehatan berupa konseling Ny. R dan Tn. W menjadi lebih
memahami dan mengerti tentang anemia pada kehamilan dan mengeti cara untuk
megatasinya,sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek
karena intervensi yang dilakukan sesuai dengan masalah yang ada.

29
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktik asuhan kebidanan keluarga pada keluarga Tn.W
dengan melakukan pendekatan pemecahan masalah maka analisa data berupa
prioritas masalah yang dapat ditegakkan berdasarkan masalah yang ada di
keluarga. Dari pengkajian yang dilakukan maka didapatkan beberapa masalah
di keluarga Tn.W yaitu masalah kurangnya pengetahuan tentang apa itu
anemia pada kehamilan dan cara mengatasinya.

Selama kurang lebih 10 Hari telah dilakukan pendampingan pada kelurga Tn.
W yaitu memberikan pendidikan Kesehatan tentang pengertian anemia
kehamilan, tanda dan gejala anemia, serta cara mengatasi anemia pada
kehamilan. Asuhan keluarga terhadap keluarga Tn.R telah dilakukan secara
komprehensif. Membantu keluarga Ny.R untuk lebih mandiri mengenali
masalah kesehatan yang ada di dalam keluarganya, dapat mencari solusi dan
pemecahan masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Ny.R, mengubah
sikap dan perilaku .

B. Saran
Diharapkan keluarga Ny. R memahami tentang penjelasan yang diberikan oleh
bidan. Dan bagi tenaga kesehatan pentingnya untuk selalu memberikan
pendidikan kesehatan berupa konseling kepada ibu hamil yang memerlukan
informasi tentang kondisi kehamilannya.

30
DAFTAR PUSTAKA

Astari, Pritania dkk. (2018). Anemia pada ibu hamil peserta Program 1000 Hari
Pertama Kehidupan di Agats, Asmat, Papua: Prevalensi dan analisis faktor
risiko. Journal of Community Empowerment for Health, 36- 42.

Bustami, Lusiana El Sinta, dkk, 2017. Buku Ajaran Kebidanan Komunitas.


Padang : Erka.

Fatimah dan Nuryaningsih. (2017). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:


Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhamadiah Jakarta.

Haerani, dkk. 2020. Deskripsi pengetahuan ibu hamil tentang kekurangan energy
kronis di puskesmas ponre, kec. Gantarang, kab. Bulukumba. Journal of
midwifery and nursing studies : 1-2

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Profil Kesehatan Indonesia


2018. Jakarta: KEMENKES RI.

Rabbania Hiksas, dkk. 2021. Anemia Defisiensi Besi.. Jakarta: Persatuan Obstetri dan
Gynekologi Indonesia. p.58-43

Sari, Septi Indah Permata, dkk. 2022. Anemia Kehamilan. Pekan Baru : Taman
Karya.

Soedjatmiko. 2015. Pentingnya Asi, nutrisi , imunisasi, kasih saying, dan


stimulasi bermain pada 1000 HPK

Suprajitno.2010.Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktik.Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Wahyuni tri, dkk. 2021. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jawa Barat : CV
Jejak, anggota IKAPI.

31
LEMBAR KONSULTASI
KEGIATAN BIMBINGAN ASKEB KOMUNITAS
PROFESI BIDAN UNIVERSITAS MALAHAYATI

Nama : LINDA ASMAWATI


Nim : 22390098
Pembimbing : DEVI KURNIASARI.,SST.,Bdn.,M.Kes
Judul : Laporan Asuhan Kebidanan Komunitas

No Tanggal Catatan Pembimbing Paraf

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

(DEVI KURNIASARI.,SST.,Bdn.,M.Kes)

32
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KONSELING ANEMIA PADA KEHAMILAN

Hari / Tanggal : Rabu , 17 Mei 2023


Waktu : Pukul 10.00WIB – 10.30 WIB
Pokok Bahasan : Pengertian Anemia dan cara mengatasinya
Sub Pokok Bahasan : Cara mengatasi Anemia pada kehamilan
Sasaran : Ny. R dan suami
Waktu : 30 Menit
Penyuluh : Linda Asmawati
Tempat : Desa Gunung Terang

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang apa itu anemia kehamilan dan
cara mengatasinya.
Tujuan Instruksional Khusus
1) Ibu dapat menjelaskan anemia kehamilan
2) Ibu dapat menjelasan cara mengatasi anemia kehamilan

B. Materi
1. Pengertian anemia kehamilan
2. Tanda dan gejala anemia kehamilan
3. Cara mengatasi anemia kehamilan

C. Kegiatan konseling
1. Metode : Ceramah dan tanya jawab
2. Langkah – langkah :

33
No. Tahap Kegiatan Waktu

1 Pembukaan Mengucap salam 5 Menit


Perkenalan
Menjelaskan
maksud dan
tujuan

2 Penyampaian materi Menjelaskan 10 Menit


anemia
kehamilan, tanda
gejala serta cara
mengatasinya

3 Penutup Tanya jawab 5 Menit


Penutup

D. Evaluasi
1. Standar persiapan
Kesiapan media, alat untuk pendidikan kesehatan, pengaturan tempat sudah
disesuaikan dan materi sudah dipersiapkan.
2. Standar proses
a. Peserta mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan dengan baik sampai
selesai
b. Peserta memberikan respon dengan bertanya dan menjawab pertanyaan
yang diberikan penyaji
3. Standar hasil
a. Peserta dapat menjelaskan apa itu anemia kehamilan dan tanda
gejalanya
b. Peserta dapat menjelaskan cara mengatasi anemia kehamilan

34
DOKUMENTASI

35
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai