Anda di halaman 1dari 19

1

PIJAT PERINEUM

MAKALAH

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Microteaching

OLEH :
xxxxxxxxxxx
NPM. 190102114P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR
2

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Hidayah dan
Karunia-Nya, sehingga penyusunan makalah dengan tema Pijat perineum ini
dapat terselesaikan. Penyelesaian ini juga berkat dorongan dan bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenankan penulis mengaturkan rasa
terima kasih kepada yang terhormat :

1. Sukarni, S. ST. M. Kes., selaku ketua yayasan Aisyah Lampung.


2. Hardono, S. Kep., Ners., M. Kep., selaku Rektor Universitas Aisyah
Pringsewu Lampung.
3. Feri Kameliawati, S. Kep., Ns., M. Kep., selaku Dekan fakultas kesehatan
Universitas Asiyah Pringsewu.
4. Eka Triwulandari, S ST., M. Keb., selaku ketua Program Studi Ilmu
Kebidanan Universitas Aisyah Pringsewu.
5. Riona Sanjaya, S.ST., M.Keb. selaku dosen pengampu mata kuliah
microteaching.
6. Teman-teman sejawat yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi
ini.

Semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan serta bantuan yang telah
diberikan dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.

Pringsewu, Maret 2021

Penulis

DAFTAR ISI
3

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Tujuan............................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinajaun Teori.............................................................................. 5
1. Persalinan................................................................................ 5
a. Pengertian.......................................................................... 5
b. Fisiologi Persalinan........................................................... 5
c. Tanda-tanda persalinan..................................................... 7
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persalinan.................. 8
e. Tahap-tahap Persalinan..................................................... 9
2. Pijat Perineum......................................................................... 10
a. Pengertian.......................................................................... 10
b. Manfaat Pijat Perineum..................................................... 11
c. Waktu Untuk Melakukan Pemijatan Perineum................. 12
d. Peralatan yang Dibutuhkan............................................... 12
e. Posisi Ibu........................................................................... 13
f. Petunjuk Umum................................................................. 13
g. Cara Melakukan Pemijatan Perineum............................... 14

DAFTAR PUSTAKA
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan

wanita. Persalinan merupakan rangkaian proses pengeluaran hasil konsepsi

(janin dan plasenta) yang telah cukup bulan dapat berlangsung selama 18 jam.

Proses persalinan dapat bergantung pada munculnya komplikasi yang terjadi

pada proses persalinan serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses

persalinan. Persalinan dapat dihadapakan dengan berbagai komplikasi yang

menyebabkan terjadinya gangguan proses persalinan bahkan dapat

menyebabkan kematian ibu selama proses persalinan (Prawirohardjo, 2014).

Angka kematian ibu masih menunjukan angka yang cukup tinggi, setiap hari

sebanyak 830 ibu diseluruh dunia meninggal akibat penyakit atau komplikasi

selama proses kehamilan dan persalinan. Angka kematian di Indonesia juga

menunjukan angka yang cukup tinggi mencapai 38 kematian per 100 ribu

kelahiran. Tingginya angka kematian pada ibu sebagian besar terjadi pada

proses persalinan salah satunya adalah perdarahan(Achadi, 2019).

Perdarahan merupakan penyebab utama kematian ibu di seluruh dunia.

Perdarahan post partum bertanggung jawab terhadap 40% kematian ibu di

seluruh dunia setiap tahun. Perdarahan post partumdapat terjadiakibat robekan

jalan lahir atau perineum yang sering terjadipada wanita primigravidakarena


5

padawanita primigravida perineum masih utuh, belum terlewati oleh kepala

janin sehingga akan mudah terjadi robekan perineum (Rochmayanti &

Ummah, 2018).

Robekan perineum diperkirakan terjadi pada sebanyak 6,3 juta wanita bersalin

diseluruh dunia. Robekan perineum dapat menjadi masalah karena dapat

meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu pasca persalinan.Robekan

perineum merupakan penyebabterjadinya pendarahan, menambah dalamnya

laserasi perineal, menambah resiko kerusakan spintcher ani, menambah rasa

sakit pada hari-hari pertama masa post partum, dan meningkatkan resiko

infeksi.Robekan perineum juga dapat menyebabkan pendarahan spontan pada

persalinan (Mustikawati & Ulfa, 2019).

Robekan perineum dapat diminimalkan atau dicegah dengan tindakan

preventif pada saat kehamilan yaitu dengan tindakan pijat perineum yang

dapat dilakukan pada ibu hamil mulai kehamilan 34 minggu atau mendekati

persalinan antara usia kehamilan 37-42 minggu (Fatimah & Lestari, 2018).

Pemijatan perineum akan meregangkan daerah perineum sehingga alirandarah

menjadi lancar dan perineummenjadi elastis. Peningkatan elastisitas perineum

akan menurunkan resiko perdarahan atau rupture perineum ketika proses

persalinan. Pemijatan perineum juga dapat dapat membantu melunakkan

jaringan perineum sehingga jaringan tersebut akan membuka tanpa resistensi

serta meningkatkan kemungkinan untuk melahirkan bayi dengan perineum


6

yang utuh dan mencegah terjadinya episiotomi (Rochmayanti & Ummah,

2018).

Pijat perineum dapat mencegah ruptur perineum bila dilakukan beberapa

minggu sebelum persalinan atau usia kehamilan 36 minggu secara kontinyu.

Pijat perineum dapat berdampak terhadap perubahan positif pada daerah

perineum sehingga perineum menjadi elastis, fleksible dan lentur. Dengan

demikian kejadian rupture perineumdapat diminimalisir atau bahkan tidak

ruptur sama sekali. Sedangkan upaya pencegahan ruptur perineumdengan

supercrowning dilakukan secara mendadak hanya pada kala 2 persalinan yang

masih memungkinkan terjadinya derajat rupture perineum yang lebih tinggi

dibandingkan dengan pijat perineum Pijat perineum dapat menciptakan rasa

rilkes dan memberikan ketenangan pada ibu,menyiapkan mental ibu terhadap

tekanan dan regangan pada perineum di kala kepala bayi akan keluar.(Ishak,

2012).

Berdasarkan latar belakang diatas serta pentingnya penatalaksanaan yang

efektif dalam mencegah terjadinya rupture perineum dan perdarahan pada ibu

bersalina, maka penulis tertarik untuk membuat dan melakukan pembahasan

tentang Pijat Perineum.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mahasmemahami konsep umum Pijat Perineum.


7

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa memahami pengertian Pijat Perineum.

b. Mahasiswa memahami manfaat Pijat Perineum.

c. Mahasiswa memahami waktu pelaksanaan Pijat Perineum.

d. Mahasiswa memahami peralatan yang dibutuhkan untuk Pijat

Perineum.

e. Mahasiswa memahami posisi ibu dalam pelaksanaan Pijat Perineum.

f. Mahasiswa memahami petunjuk umum Pijat Perineum.

g. Mahasiswa memahami cara melakukan Pijat Perineum.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Persalinan

a. Pengertian

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup umur kehamilannya dan dapat hidup di luar

kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau

dengan kekuatan ibu sendiri (Manuaba, 2015).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42) minggu, lahir spontan

dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,

tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Prawirohardjo, 2014).

b. Fisiologi Persalinan

Sebab terjadinya persalinan sampai kini masih menjadi hal yang

komplek, faktor–faktor humoral, pengaruh prostaglandin, srtuktur

uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut faktor-

faktor yang mengakibatkan faktor mulai.Keadaan uterus yang semakin

membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus.


9

1) Teori penurunan hormon

1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormone

estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang

otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan

pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.

2) Teori plasenta menjadi tua

Plasenta menjadi tua akan menyebabkan villi korialis mengalami

perubahan-perubahan, sehingga kadar estrogen dan progesteron

menurun.

3) Teori distensi uterus

Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang

mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin

merupakan faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenter

sehingga plasenta mengalami degenerasi. Bila nutrisi pada janin

berkurang maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan.

4) Teori iritasi mekanik

Di belakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus

Frankenhauser). Bila ganglion ini tertekan, misalnya oleh kepala

janin, kontraksi uterus dapat dibangkitkan.

5) Induksi partus (induction of labour).

Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :

a) Merangsang fleksus Frankenhauser dengan memasukan

beberapa gagang laminaria dalam kanalis servikalis


10

b) Amniotomi : pemecahan ketuban

c) Penyuntikan oksitosin (sebaiknya dengan jalan infus

intravena), pemakaian prostaglandin, dan sebagainya

(Wiknjosastro, 2013).

c. Tanda-Tanda persalinan

Menurut Prawirohardjo (2014), tanda-tanda persalinan sebagai berikut:

1) Terjadinya HIS persalinan

HIS persalinan mempunyai sifat:

a) Pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan

b) Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya

makinbesar

c) Memunyai pengaruh terhadap pembukaan servik

d) Makin beraktiftas (jalan) kekuatannya makin bertambah

2) Pengeluaran lendir dan darah

Dengan HIS persalinan terjadinya perubahan pada serviks yang

menimbulkan:

a) Pendataran dan pembukaan

b) Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis

servikalis

c) Terjadinya perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.

3) Pengeluaran cairan

Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan

pengeluaran cairan.Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang


11

pembukaan lengkap.Dengan pecahnya ketuban diharapkan

persalinan berlangsung dalam 24 jam.

4) Pada pemeriksaan dalam, terdapat perubahan serviks, yaitu:

a) Perlunakan serviks

b) Pendataran serviks

c) Terjadinya pembukaan serviks.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan menjadi cepat atau

lambat yaitu power (his, kontraksi otot dinding perut, kontraksi

diagfragma pelvis atau kekuatan mengejan, ketegangan dan kontraksi

ligamentum retundum), passanger (janin dan plasenta), passage (jalan

lahir lunak dan jalan lahir tulang), psikis ibu dan penolong persalinan.

(Rukiyah dkk, 2011).

1) Power (Tenaga)

Power adalah kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan

yang mendorong janin keluar dalam persalinan ialah : his,

kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi ligament,

dengan kerjasama yang baik dan sempurna.

2) Passanger (Janin)

Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor

janin, yang meliputi sikap janin, letak janin, bagian terbawah, dan

posisi janin. Sikap (Habitus) ; sikap janin menunjukan hubungan

bagian-bagian janin dengan sumbu janin, biasanya terhadap tulang


12

punggungnya. Janin umumnya dalam sikap fleksi dimana kepala,

tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, lengan bersilang

didada.

3) Passage (Jalan Lahir)

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar

panggul, vagina dan introitus vagina (lubang luar vagina).

4) Psikis Ibu Bersalin

Persiapan psikologis sangat penting dalam menjalani persalinan.

Semakin seorang ibu siap dan memahami proses persalinan adalah

sesuatu hal normal dan biasa dijalani oleh setiap wanita maka ibu

akan dengan mudah bekerjasama dengan petugas kesehatan yang

membantu proses persalinannya.

5) Penolong Persalinan

Penolong persalinan adalah petugas kesehatan yang mempunyai

legalitas dalam menolong persalinan atara lain dokter, bidan serta

mempunyai kompetensi dalam menolong persalinan, menagani

kegawatdaruratan, serta melakukan rujukan jika diperlukan.

e. Tahap-tahap Persalinan

Berlangsungnya persalinan normal, partus dibagi dalam 4 kala.

1) Kala I (kala pembukaan)

Dimulai dari tanda persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm).

Proses ini dibagi dalam 2 fase, fase laten 8 jam serviks membuka

sampai 3cm dan fase aktif yang terbagi lagi menjadi 3, yaitu fase
13

akselerasi (pembukaan 3 cm sampai dengan pembukaan 4 cm)

selama 2 jam, fase dilatasi maksimal (pembukaan 4 cm sampai

dengan pembukaan 9 cm) selama 2 jam, dan fase deselerasi

(pembukaan 9 cm sampai pembukaan 10 cm) selama 2 jam

(Prawirohardjo, 2014).

2) Kala II (kala pengeluaran janin)

Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses

ini biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada

multigravida(Wiknjosastro, 2013).

3) Kala III (kala uri atau pelepasan plasenta)

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahir nya plasenta, yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit(Wiknjosastro, 2013).

4) Kala IV (observasi)

Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum.

2. Pijat Perineum

a. Pengertian

Pemijatan perineum adalah salah satu cara yang paling kuno dan

paling pasti untuk meningkatkan kesehatan, aliran darah, elastisitas,

dan relaksasi otot-otot dasar panggul. Pemijatan perineum adalah

teknik memijat pada saat hamil dengan usia kehamilan >34 minggu

atau 6 minggu sebelum persalinan. Pemijatan perineum dapat

meningkatkan elastisitas perineum (Hidayati, 2014).


14

Pijat perineum adalah salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan,

aliran darah elastisitas, dan relaksasi otot-otot dasar panggul. Pijat

perineum adalah teknik memijat perineum dikala hamil atau beberapa

minggu sebelum melahirkan gunameningkatkan aliran darah kedaerah

ini dan meningkatkan elastisitas perineum. Peningkatan elastisitas

perineum akan mencegah kejadian robekan perineum maupun

episiotomy (Rochmayanti & Ummah, 2018).

b. Manfaat Pemijatan Perineum

Manfaat atau keuntungan dari pijat perineum menurut Aprilia (2011)

adalah sebagai berikut :

1) Kemungkinan melahirkan bayi dengan perineum utuh.

2) Dapat dilakukan sebagai ritual hubungan seksual.

3) Teknik ini digunakan untuk membantu merenggangkan dan

mempersiapkan kulit perineum pada saat proses persalinan.

4) Teknik ini bukan hanya membantu mempersiapkan jaringan

perineum, tapi juga membantu anda untuk mempelajari sensasi saat

proses persalinan. Dengan demikian akan membantu untuk lebih

rileks dalam menghadapi proses persalinan nanti.

5) Menstimulasi aliran darah ke perineum yang akan membantu

mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan.

6) Membantu ibu lebih santai saat dilakukan pemeriksaan vagina

(Vagina Toucher).
15

7) Membantu menyiapkan mental ibu terhadap tekanan dan regangan

perineum di kala kepala bayi akan keluar.

8) Menghindari kejadian episiotomi atau robeknya perineum di kala

melahirkan dengan meningkatkan elastisitas perineum

c. Waktu Untuk Melakukan Pemijatan Perineum

Pijat perineum menurut Aprilia (2011) sebaiknya dimulai sejak 6

minggu sebelum tanggal persalinan atau saat umur kehamilan lebih

dari 34 minggu. Lakukan 5-6 kali seminggu, kemudian semakin intens

menjadi setiap hari pada 2 minggu terakhir menjelang hari H dengan

durasi sebagai berikut:

1) Minggu pertama 5 menit.

2) Sisa seminggu menjelang persalinan 5-10 menit.

3) Berhenti pada saat ketuban pecah atau persalinan di mulai.

d. Peralatan yang Dibutuhkan

Sebelum melakukan pijat perineum ada beberapa hal yang harus

dipersiapkan, adapun yang harus dipersiapkan menurut Aprilia (2011)

adalah :

1) Minyak pijat yang hangat, misalnya essential oil khusus untuk

persalinan. Pilihlah yang tanpa aroma.

2) Beberapa bantal agar posisi ibu lebih nyaman.


16

e. Posisi Ibu

Jika ibu melakukan pemijatan sendiri, posisinya adalah berdiri dengan

satu kaki diangkat dan ditaruh di tepi bak mandi atau kursi. Gunakan

ibu jari untuk memijat. Jika dipijat pasangan, posisi ibu sebaiknya

setengah berbaring. Sangga punggung, leher, kepala dan kedua kaki

dengan bantal. Regangkan kaki, kemudian taruh bantal di bawah setiap

kaki. Gunakan jari tengah dan telunjuk atau kedua jari telunjuk

pasangan untuk memijat (Aprilia, 2011).

f. Petunjuk Umum

Adapun petunjuk umum sebelum dilakukannya pijat perineum

menurut Aprilia (2011) diantaranya adalah :

1) Pertama kali gunakan cermin untuk mengidentifikasi daerah

perineum.

2) Jika ibu merasa tegang, silahkan mandi dengan air hangat atau

kompres hangat pada perineum selama 5-10 menit

3) Jika ibu memiliki luka bekas episiotomi pada persalinan

sebelumnya, maka fokuskan untuk memijat pada daerah tersebut.

Jaringan parut bekas luka episiotomi menjadi tidak begitu elastis

sehingga memerlukan perhatian yang eksrta.

4) Posisi persalinan sangat mempengaruhi terjadinya robekan pada

jalan lahir.

5) Jika ibu melakukan pijat sendiri, paling mudah menggunakan jari-

jari telunjuk.
17

g. Cara Melakukan Pemijatan Perineum

Tekhnik pijat perineum menurut Fatimah (2019) adalah sebagai

berikut :

1) Cucilah tangan ibu terlebih dahulu dan pastikan kuku ibu tidak

panjang.pijatan ini dapat dilakukan sendiri atau sama pasangan

2) Berbaringlah dalam posisi yang nyaman.Beberapa wanita ada yang

berbaring miring dan mneggunakan bantal untuk menyangga kaki

mereka, ada yang menggunakan posisi semilitotomi atau posisi

mengangkang.jika pemijatan dilakukan saat berdiri letakkan kaki

satu dikursi dan kaki yang lain berada sekitar 60-90 cm dari kursi

3) Ibu dapat menggunakan cermin untuk pertama kali mengetahui

daerah perineum tersebut

4) Gunakan minyak kelapa atau sweet almond. Lakukan pemijatan

sebelum mandi pagi dan sore.

5) Letakkan satu atau dua ibu jari (atau jari lainnya bila ibu tidak

sampai) sekitar 2-3cm di dalam vagina. Tekan ke bawah dan

kemudian menyamping pada saat bersamaan. Perlahan-lahan coba

regangkan daerah tersebut sampai ibu merasakan sensasi seperti

terbakar, perih, atau tersengat.

6) Tahan ibu jari dalam posisi seperti di atas selama 2 menit sampai

daerah tersebut menjadi tidak terlalu berasa dan ibu tidak terlalu

merasakan perih lagi.


18

7) Tetap tekan daerah tersebut dengan ibu jari. Perlahan-lahan pijat ke

depan dan ke belakang melewati separuh terbawah vagina

8) Lakukan ini selama 3-5 menit. Hindari pembukaan saluran kemih

karna dapat mengakibatkan infeksi dan iritasi dan ibu dapat

memulai dengan pijatan ringan dan semakin ditingkatkan

tekanannya seiring dengan sensivitas yang berkurang.

9) Ketika sedang memijat, tarik perlahan bagian terbawah dari vagina

dengan ibu jari tetap berada di dalam. Hal ini akan membantu

meregangkan kulit di mana kepala bayi saat melahirkan nanti akan

meregangkan perineum itu sendiri.

10) Setelah ibu selesai melakukan, kompres hangat jaringan perineum

selama 10 menit.Lakukan secara perlahan dan hati-hati.Kompres

hangat ini akan sangat meningkatkan sirkulasi darah, sehingga otot

diperineum kendur.
19

DAFTAR PUSTAKA

.
Achadi, E. L. (2019). Kematian Maternal Dan Neonatal Di Indonesia. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Aprilia, Y. (2011). Hipnostetri : Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil &
Melahirkan. Jakarta : Gagasmedia.

Ermalena. (2016). Sustainable Development Goals SDGs 2016. Indikator


Kesehatan SDGs dI Indonesia.

Fatimah & Lestari, P. (2019). Pijat Perineum. Yogyakarta : Tim Pustaka Baru

Ishak, S. (2012). Buku Petunjuk Pelaksanaan Massage Perineum padaIbu Hamil

Manuaba,I. G. B. (2015). Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga


berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu kebidanan. Jakarta: YBPSP

Anda mungkin juga menyukai