Anda di halaman 1dari 54

1

LAPORAN PENDAHULUAN

“A S U H A N K E B I D A N A N B A Y I S A K I T P A D A B Y . A
D E N G A N KEBUTUHAN DASAR PIJAT BAYI KOLIK
DI BPM ATIK”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Praktik Natural Therapy (PNT)

200

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS KARYA HUSADA SEMARANG

2021-2022
2

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan

“PIJAT BAYI KOLIK ”

Oleh :

Nama :

NIM : 200

MENGETAHUI

Pembimbing lahan Pembimbing Akademik

() ()

Penguji Akademik Ketua Prodi Studi

Sarjana Terapan Kebidanan

() ()
3

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, Saya dapat menyelesaikan tugas praktik Natural therapi dengan judul “ASUHAN

KEBIDANAN BAYI SAKIT PADA BY.A DENGAN KEBUTUHAN DASAR PIJAT BAYI

KOLIK DI BPM ATIK”

Praktikum Natural Therapi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk mencapai gelar Sarjana Terapan Kebidanan di Prodi D-IV Jurusan Kebidanan

Universitas Karya Husada Semarang.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan Laporan pendahuluan mengenai asuhan

Kebidanan selama saya menjalani PNT ini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan, baik

dari segi teknis maupun materi. Untuk itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi kesempurnaan Laporan hasil PNT ini.Tanpa bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak,dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan Laporan hasil PNT ini,

sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan tugas PNT ini.

Oleh karena itu, Peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr . Ns. Fery Agusman, MM, M.Kep, Sp.Kom selaku Rektor Universitas Karya

Husada Semarang

2. Ibu Rose Nur Hudhariani.,S.Si.T.,M.Kes selaku selaku wakil ketua Bidang Akademik

Universitas Karya Husada Semarang

3. Lestari Puji Astuti, S.SiT, M.Kes selaku ketua Program Studi Sarjana Terapan

Kebidanan Universitas Karya Husada Semarang


4

4. Ibu ... selaku dosen pembimbing dalam saya menjalankan tugas PNT yang telah

memberikan bimbingan kepada saya demi kelancaran pelaksanaan tugas PNT.

5. Ibu ... selaku Pembimbing lahan yang telah membimbing dan menyalurkan banyak

ilmunya bagi saya.

6. Keluarga saya tersayang yang selalu memberikan support untuk saya dan menjadi

penyemaat disaat saya menjalani perkuliahan hingga saat ini.

7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga tugas PNT ini

dapat terselesaikan,yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu.

Grobogan ,

Penulis
5

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ 1
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. 2
HALAMAN KATA PENGANTAR.................................................................... 3
DAFTAR ISI......................................................................................................... 5
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... 6
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 8
B. Rumusan Masalah.............................................................................9
B. Tujuan............................................................................................... 9
C.Manfaat…………………………………………………………......9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN KASUS……………………………………….19
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan..................................................................................... 29
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 30
B. Saran.................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...31
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………...32
6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pijat bayi adalah terapi tertua yang dikenal manusia dan yang paling

populer, yang juga merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang

dipraktekkan sejak berabad-abad silam. Bahkan, diperkirakan ilmu ini telah dikenal

sejak awal manusia diciptakan ke dunia, mungkin karena pijat berhubungan sangat

erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. Pengalaman pijat bayi pertama

yang dialami manusia ialah pada waktu dilahirkan, yaitu pada waktu melalui jalan

lahir. Proses kelahiran adalah suatu pengalaman traumatik bagi bayi karena bayi yang

lahir harus meninggalkan rahim yang hangat, aman, nyaman, dan dengan

keterbatasan ruang gerak menuju ke suatu dunia dengan kebebasan gerak tanpa batas,

yang menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman di sekelilingnya,

seperti halnya ketika berada dalam rahim (Roesli, 2009).

Pijat bayi selain membantu tumbuh kembang fisik dan emosi bayi, juga

dapat mempererat hubungan antara ibu dan si buah hati. Tanpa diketahui ketika

memandikan bayi, mengeringkan tubuhnya dengan menggosok punggungnya atau

bermain-main dengan memijat kakinya, sebenarnya banyak rangsangan yang

diberikan padanya. Memberikan rangsangan pada bayi memang banyak caranya,

salah satu diantaranya melalui pijatan (stroking) (Kalbe Farma, 2001). Pijat bayi

bermanfaat untuk meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas dari sistem immunitas (sel
7

pembunuh alami), merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan, membantu

melatih relaksasi, mengurangi depresi dan ketegangan, meningkatkan kesiagaan,

mengurangi rasa sakit, mengurangi kembung dan kolik (sakit perut), meningkatkan

volume ASI, meningkatkan berat badan, meningkatkan pertumbuhan, meningkatkan

konsentrasi bayi dan membuat tidur lelap, membina ikatan kasih sayang orang tua

dan anak (bonding), serta memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan (Roesli,

2009).

Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, pemijatan bayi tidak bisa

dilakukan sembarangan, ada cara yang harus diperhatikan, pada bayi usia 0 – 3 tahun,

gerakan yang dilakukan lebih mendekati usapan-usapan halus, tekanan ringan, dan

dengan tekanan, disarankan pemijatan dilakukan sekitar 15 menit, sesuai usia bayi

dan waktu yang semakin meningkat. Lumurkan sesering mungkin minyak atau baby

oil atau lotion yang lembut sebelum dan selama pemijatan. Setelah itu, lakukan

gerakan pembukaan berupa sentuhan ringan di sepanjang sisi muka bayi atau usaplah

rambutnya. Gerakan pembuka ini untuk memberitahukan bahwa waktu pemijatan

akan segera dilakukan padanya.

Secara umum, pemijatan sebaiknya dimulai dari kaki bayi. Sebab umumnya

bayi lebih menerima bila dipijat pada daerah kaki. Awal seperti ini akan memberikan

kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain disentuh. Itu

sebabnya, urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari kaki, kemudian perut, dada,

tangan, muka, dan diakhiri pada bagian punggung (Roesli, 2009). Namun

pengetahuan tentang pijat bayi ini masih belum diketahui oleh masyarakat,

dikarenakan masyarakat masih mempercayakan pijat bayi kepada dukun bayi dan

kurangnya pengetahuan masyarakat untuk melakukan pijat bayi kepada tenaga


8

kesehatan. Faktor lain yang menyebabkan masyarakat lebih memilih pijat bayi

kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih di pegang teguh dan

berkembang secara turun temurun. Serta, adanya keyakinan bahwa dukun bayi

dianggap lebih mengerti dan mahir dalam melakukan pijat bayi yang sudah

dipraktekkan sejak berabad-abad silam (Suparyanto, 2011).

Dampak positif yang ditimbulkan dari pijat bayi umumnya bayi yang

mendapat pijatan secara teratur akan lebih rileks dan tenang. Melalui sentuhan

pemijatan terhadap jaringan otot, peredaran darah dapat meningkat makin lancar,

ataupun posisi otot dapat dipulihkan dan diperbaiki otomatis dapat meningkatkan

fungsi-fungsi organ tubuh dengan sebaik-baiknya (Habibie, 1998 dalam Roesli,

2009). Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan bila pijat bayi dilakukan

pemijatan dengan cara yang salah dan tidak sesuai dengan ketentuan medis. Efek

samping dari kesalahan pemijatan diantaranya adalah pembengkakan, terdapatnya

lebam, adanya rasa sakit pada bayi sehingga bayi menjadi rewel, pergeseran urat,

cidera, bahkan bisa menyebabkan kematian pada bayi. Oleh karena itu, banyak orang

tua enggan melakukan pijat bayi, mereka takut akan terjadi resiko pijat bayi pada

buah hatinya. Resiko pijat bayi tersebut biasanya disebabkan oleh kelalaian praktisi

pijat dalam memijat, salah pijat, dan kurangnya pengetahuan pemijat (Andria, 2011).

Di Indonesia pemijatan tidak hanya dilakukan bila bayi sehat, tetapi juga saat bayi

sakit atau rewel dan sudah menjadi rutinitas perawatan bayi setelah lahir (Roesli,

2009). langkah awal yang dilakukan oleh para ibu untuk memperkecil resiko ataupun

komplikasi pijat bayi, hendaklah orang tua jeli dalam memilih praktisi pijat untuk

bayinya. Apabila ibu belum mengerti tentang cara memijat bayi yang benar

sebaiknya ibu mencari informasi melalui media yang membahas tentang pijat bayi
9

yang benar serta diharapkan memberikan informasi pada ibu, selanjutnya ibu

mengaplikasikan sendiri. Bagi tenaga kesehatan hendaknya memberikan penyuluhan

tentang cara pijat bayi yang benar kepada ibu, bapak, dan keluarga terdekat bayi.

Berdasarkan fenomena tersebut dengan pengetahuan ibu yang kurang tentang pijat

bayi maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti pengetahuan ibu tentang pijat bayi

(0-3 tahun).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui

“bagaimana asuhan kebidanan bayi dengan kebutuhan pijat bayi konstipasi di

Puskesmas Bandar I ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui asuhan kebidanan bayi dengan kebutuhan pijat bayi konstipasi di

Puskesmas Bandar I?

2. Tujuan Khusus

a. Mendiskripsikan teori konsep pijat bayi konstipasi pada bayi.

b. Mendiskripsikan teori asuhan kebidanan pada asuhan kebidanan pada bayi

dengan pijat bayi konstipasi

c. Mendiskripsikan penerapan teknik pijat bayi konstipasi pada bayi.

3. Manfaat Penulisan

a. Bagi Penulis

Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pijat

konstipasi pada bayi sehingga dapat dijadikan acuan untuk memberikan


10

asuhan kebidanan pada bayi dengan konstipasi.

b. Bagi Profesi Kesehatan

Diharapkan dapat menjadi evidence based dalam menentukan kebijakan atau

program yang dapat meningkatan angka kesejahteraan ibu dan anak melalui

pelayanan kebidanan pada bayi yang adekuat.

c. Bagi masyarakat

Diharapakan dapat menjadi acuan bagi masyarakat khususnya keluarga

dalam memberikan support serta kesiagaan untuk bayi.


11

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Pijat Bayi

1. Definisi Pijat Bayi

Sentuhan adalah perasaan kita yang paling utama dan dikaitkan dengan bagian

terbesar ditubuh manusia yaitu kulit. Dari semua indra untuk berkembang, sentuhan

adalah yang pertama dan dimulai sebelum bayi lahir. Dalam beberapa bulan pertama

kehidupan, sentuhan lebih sering digunakan daripada mendengar, melihat, atau

mencium sebagai cara untuk belajar tentang fisik. Sentuhan adalah komunikator yang

hebat, karena sering mencerminkan perasaan kita terhadap orang lain. Yang pada

akhirnya bayi dapat merasakan bagaimana perasaan orangtua mereka terhadapnya

dengan cara mereka disentuh (Cheng, 2011).

Terdapat dua jenis sentuhan, sentuhan perawatan dan sentuhan pijat bayi.

Sentuhan perawatan mencakup prosedur sehari-hari, seperti memberi makan,

mengganti popok, dan pemeriksaan. Sentuhan pijat bayi adalah sentuhan yang lebih

metodologis yang dimaksudkan untuk merangsang anak. ada beberapa metode yang

berbeda, namun sebagian besar terdiri dari stimulasi taktil dan kinestetik (yaitu

gesekkan dan serangkaian ekstensi ekstremitas (Leonard, 2008).

Pijat adalah terapi sentuh paling tua dan paling populer yang dikenal manusia.

Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang telah dipraktekkan sejak

berabad-abad silam. Bahkan, diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak dari awal

kehidupan manusia di dunia (Roesli, 2011). Di Cina, pijat menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dari kehidupan manusia. Pijat merupakan terapi luar yang sangat mujarab
12

dan sangat diandalkan dalam pengobatan berbagai penyakit. Pijat bayi di Cina

berkembang dari metode pijat umum. Di Cina, telah banyak rumah sakit atau klinik

bersalin yang menyediakan layanan khusus untuk bayi dan anak-anak. masyarakat

Cina modern telah lebih dulu mengenal pijat bayi modern. Namun, Negara-negara

didaratan Asia lain yang telah lama mengenal pijat sebagai seni dan terapi adalah

Mesir kuno dan India. Sejarah sering menceritakan bahwa Mesir adalah pusat

peradaban tua yang banyak dirunut oleh generasi sesudahnya (Subakti, et al, 2008).

Di Indonesia sendiri pijat bayi bukan suatu hal yang baru. Sejak zaman dahulu, di

Jawa telah dikenal adanya „dukun bayi‟ yang mana mereka memiliki keahlian khusus

untuk memijat dan mengurut bayi. Dimana orang-orang tua biasa menyarankan agar

bayi dipijat kan paling tidak seminggu sekali. Namun pijat bayi yang dilakukan pada

saat itu bukanlah terapi pijat „modern‟ yang dianjurkan oleh praktisi kesehatan anak

dimasa kini. Jika pada zaman dahulu pijat bayi dilakukan dengan tenaga yang kuat,

namun saat ini pijat bayi lebih dilakukan dengan gerakkan mengelus dan membelai

(Pratyahara, 2012).

2. Manfaat Pijat Bayi

Touch therapy (terapi sentuh) yang dilakukan oleh orangtua kepada bayinya

merupakan salah satu cara orangtua menyatakan cinta terhadap bayinya. Dimana

menurut dr. Hendratno Halim, spesialis anak dari RS Pantai Indah Kapuk terapi sentuh

yang dilakukan secara rutin antara orangtua dan bayi dapat memberikan 2 manfaat

sekaligus, yaitu kehangatan fisik dan psikis. Touch therapy (terapi sentuh) atau

massage (pemijatan) merupakan salah satu teknik yang mengombinasikan manfaat

fisik sentuhan manusia dan emosional, seperti ikatan batin (bonding).


13

Pemijatan yang dilakukan orangtua pada bayinya dapat menimbulkan suatu

kontak, yang membuat anak merasa nyaman (Pratyahara, 2012).

Banyak para pakar saat ini telah membuktikan secara ilmiah bahwa terapi sentuh

terutama pijat bayi sangatlah bermanfaat. Terbukti dengan ada perubahan-perubahan

fisiologis yang menguntungkan, yang dapat diukur secara ilmiah. Pengukuran secara

ilmiah yang sudah pernah dilakukan diantaranya yaitu dengan cara mngukur kadar

cortisol ludah, kadar cortisol plasma secara radioimmunoassay, kadar hormon stress

atau catecholamine air seni, dan pemekriksaan EEG (electro encephalogram :

gambaran gelombang otak). Penemuan-penemuan secara ilmiah ini sudah cukup

membuktikan bahwa pijat bayi memiliki manfaat yang baik untuk bayi, maka dari itu

pijat bayi sangat dianjuran umtuk dikerjakan sebagai upaya untuk mempertahankan

kesehatan bayi pada umumnya (Roesli, 2008). Adapun manfaat pijat bayi sebagai

berikut :

a. Meningkatkan berat badan bayi

Bayi yang dipijat akan terjadi peningkatan tonus nervus vagus (saraf ke-

10). Dengan terjadinya peningkatan saraf nervus vagus menyebabkan terjadinya

peningkatan pada produksi enzim penyerapan makanan seperti gastrin dan insulin

sehingga penyerapan makanan pada bayi menjadi lebih baik. Kondisi inilah

menyebabkan berat badan pada bayi yang dilakukan pemijatan terjadi peningkatan

berat badan yang lebih banyak daripada bayi yang tidak dilakukan pemijatan

(Roesli, 2008). Bahkan bayi yang mendapatkan perlakuan pijat bayi berat

badannya bertambah 47% dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi perlakuan

pijat bayi (Pratyahara, 2012).


14

b. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi

Pemijatan pada bayi akan menyebabkan peningkatan aktivitas

neurotransmitter serotonin, yaitu meningkatkan glucocorticoid receptor-binding

capaisity sehingga akan terjadi penurunan kadar hormon glucocorticoid seperti

adrenalin atau hormone stres lain (Roesli, 2008).

c. Mengurangi nyeri

Pijtan lembut yang diberikan pada bayi dapat membantu tubuh bayi

melpaskan hormon oksitosin dan endorfin. Yang mana kedua hormon ini dapat

membantu mengatasi ketidaknyamanan yang dirasakan bayi akibat nyeri tumbuh

gigi, hidung tersumbat, dan tekanan emosi (Pratyahara, 2012).

d. Meningkatkan produksi ASI

Pijatan pada bayi dapat membuat bayi merasa cepat lapar, ini akibat dari

penyerapan makanan yang lebih baik. Sehingga bayi lebih sering menyusu.

Semakin sering diisap, ASI yang diproduksi semakin banyak (Pratyahara, 2012).

e. Membuat bayi tidur lebih lelap

Pijatan yang dilakukan pada bayi dapat mengubah gelombang otak

sedemikian rupa, sehingga terjadi penurunan gelombang alpha dan peningkatan

gelombang beta, dan tetha. Hal ini akan membuat bayi tidur lebih lelap dan ketika

bayi terbangun akan berada dalam keadaan siaga (full alert). Dibuktikan oleh

penemuan ilmiah yang dilakukan dengan menggunakan EEG (electro

encephalogram, gambaran gelombang otak).

f. Melancarkan proses defekasi


15

Defekasi atau buang air besar terjadi ketika sfingter ani internus dan

eksternus melemas dan isi feses terdorong keluar (Jurnalis, 2013). Terapi pijat

dapat memicu respon saraf parasimpatik. Sinyal saraf parasimpatik ini dapat

memperkuat gelombang peristaltik dan merelaksasikan sfingter ani internus,

sehingga terjadi refleks defekasi yang kuat (Suarsyaf, 2015).

3. Persiapan sebelum melakukan pijat bayi

a. Lakukan disaat santai dan tidak tergesa-gesa, sehingga proses melakukan pijat

bayi tidak terputus. Jangan memijat bayi sebelum atau setelah makan, atau ketika

bayi sakit. Jangan membangunkan bayi untuk dipijat.

b. Siapkan perlengkapan pijat seperti minyak untuk memijat seperti baby oil, minyak

telon, atau minyak nabati lainnya, alas, popok bersih, dan pakain ganti. Minyak

aromaterapi untuk orang dewasa tidak cocok untuk bayi.

c. Jika ibu menggunakan perhiasan yang berada ditangan seperti gelang, cicin dan

perhiasan lain, agar dilepaskan terlebih dahulu agar tidak menyakiti kulit bayi.

d. Gelar alas atau handuk lembut diatas pemukaan datar dan lepaskan pakaian bayi.

e. Hindari ruam, luka, atau daerah tempat mendapat suntikan vaksin.

4. Gerakkan memijat

a. Teknik usapan, teknik ini dapat menenangkan bayi. Pada bayi yang lesu dan malas

bergerak, usapan dilakukan sedikit lebih bertenaga dan diarahkan ke jantung.

Gerakkan usapan ini juga dapat merangsang aliran darah dan getah bening.

Gerakkan usapan dapat dilakukan pada daerah punggung, tungkai, atau lengan

b. Teknik remasan ini dilakukan dengan cara bagian tungkai atau lengan dipadatkan

atau dimelarkan menggunakan sisi tangan bagian dalam dan sedikit gerakan

memeras.
16

c. Teknik kocokan, teknik ini dilakukan dengan cara menggulung. Tangan

diletakkan sejajar dengan anggota badan sambil mengurut seperti menggulung

sosis atau mengaduk adonan. Teknik ini bermanfaat untuk mengendurkan

jaringan.

d. Teknik melingkar. Pertama teknik ini dimulai dengan usapan, kemudian membuat

bentuk lingkaran-lingkaran dengan kedua tangan. Dari lingkaran besar kemudian

mengecil. Teknik ini akan menstimulasi pada permukaan jaringan, dan peredaran

darah pun semakin meningkat atau lancar. Semua gerakkan diatas saling

melengkapi satu sama lain. Untuk bayi yang masih berusia 0-1 bulan pijatan

dilakukan dengan memberikkan usapan-usapan halus. Sebelum tali pusat lepas

sebaiknya tidak melakukan pemijatan pada daerah perut. Untuk bayi usia 1-3

bulan, pijatan dilakukan dengan gerakkan halus disertai tekanan ringan dalam

waktu yang relatif singkat. Pemijatan sebaiknya dilakukan dari arah kaki,

kemudian ke atas kebagian perut, kemudian dada, tangan, wajah, dan yang

terakhir yaitu pada daerah punggung (Pratyahara, 2012). Adapun teknik memijat

sebagai berikut :

1) Kaki

a) Perahan India

Peganglah bagian pangkal paha bayi, kemudian gerakkan tangan ke arah

pergelangan kaki secara bergantian, seperi memerah susu.


17

Gambar 2.1 Gerakan Perahan India (Elma, 2008)

b) Gerakan Peras dan Putar

Dengan arah yang sama seperti perahan India, gunakan kedua tangan

secara bersamaan untuk gerakkan seperti memeras, memijat, dan memutar

kedua kaki bayi secara lembut.

Gambar 2.2 Gerakan Peras dan Putar (Elma, 2008) Telapak Kaki
18

c) Pijat telapak kaki menggunakan ibu jari dari arah tumit menuju jemari kaki

secara bergantian.

Gambar 2.3 Gerakan Telapak Kaki (Elma, 2008)

d) Gerakan Menarik Jari Kaki

Tarik lembut jemari bayi dengan gerkan memutar satu persatu pada setiap

jari kaki bayi.

Gambar 2.4 Gerakan Menarik Jari Kaki (Elma, 2008)


e) Punggung kaki

Tekan kedua ibu jari kita bergantian pada punggung kakinya, dari arah

pangkal sampai jari-jari kaki bayi.

Gambar 2.5 Gerakan Punggung kaki (Elma, 2008)

2) Perut

a) Gerakan Matahari

buat lingkaran dengan ujung-ujung jari tangan kanan, mulai dari bagian

perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) sesuai dengan arah jarum

jam, kemudian kembali lagi ke daerah kanan bawah (seperti bentuk bulan

sabit), diikuti dengan tangan kiri dengan arah membentuk lingkaran penuh

(seperti bentuk matahari).


Gambar 2.6 Gerakan Matahari (Elma, 2008)

b) Gerakan Kincir air

Gerakan ini di mulai dari bagian bawah tulang rusuk bayi sampai ke

bagian bawah perut bayi. Dengan gerakkan seperti mengayuh pada perut

bayi, menggunakan sisi tangan kanan diikuti dengan tangan kiri secara

bergantian. Pijat bayi dengan tekanan lembut namun tegas.

Gambar 2.7 Gerakan Kincir air (Elma, 2008)

c) Gerakan Ibu Jari ke samping


Letakan kedua ibu jari disamping kanan dan kiri pusar, kemudian gerakan

ibu jari ke arah samping kiri dan kanan secara bergantian.

Gambar 2.8 Gerakan Ibu Jari ke samping (Elma, 2008)

d) Gerakan I Love You

Untuk gerakan “I” pijat perut bayi mulai dari perut bagian kiri atas

kebagian kiri bawah menggunakan jari-jari tangan kanan, seperti

membentuk huruf “I”. Kemudian untuk gerakan “Love”, bentuklah huruf

“L” terbalik, dengan arah pemijatan dari bagian kanan atas perut bayi ke

kiri atas perut bayi, kemudian dar arah kiri atas menuju ke arah kiri bawah

perut bayi. Untuk gerakan “You”, mirip seperti membentuk huruf “U”

terbalik, mulailah dari arah kanan bawah perut bayi (daerah usus buntu), di

tarik ke atas, kemudian dari bagian kanan atas perut bayi pijat ke arah kiri

atas, kemudian dari kiri atas tarik ke bawah, dan berakhir perut bagian kiri

bawah
Gambar 2.9 Gerakan I Love You (Elma, 2008)

e) Gerakan Bulan dan Matahari

Mulai dengan tangan kiri, buat lingkaran searah dengan jarum jam, seperti

membuat lingkaran matahari. Kemudian diikuti dengan tangan kanan,

dimulai dari bagian atas perut bayi kearah bawah dengan membentuk

setengah lingkaran, seperti bentuk bulan sabit.

Gambar 2.10 Gerakan Bulan dan Matahari (Elma, 2008)

3) Dada

a) Gerakan open book

Mulai gerakan dari tengah dada bayi, kemudian tarik ke atas sampai ke

bawah leher bayi .


Gambar 2.11 Gerakan open book (Elma, 2008)

b) Gerakan butterfly

Dalam gerakan ini dimulai dari tangan kanan yang berada ditengah dada

kemudian gerak menyilang ke bagian atas bahu bayi bagian kanan.

Dilanjut kan tangan kiri kearah bagian bahu kiri bayi. Pola gerakan ini

menyilang.

Gambar 2.12 Gerakan butterfly (Elma, 2008)

4) Tangan

a) Perahan India

Pegang lengan bayi pada bagian pundak dengan tangan kanan ibu,

kemudian tangan kiri memegang pergelangan tangan bayi. Gerakan tangan


kanan mulai dari bagian pundak kearah pergelangan tangan, kemudian

gerakkan tangan Kiri dari pundak ke pergelangan tangan. Begitu seterus

nya.

Gambar 2.13 Gerakan Perahan India (Elma, 2008)

b) Gerakan Peras dan Putar

Mulailah gerakan dari lengan atas bayi, dengan tangan ibu membentuk

huruf “C”, mulailah peras dan putar lengan bayi dengan lembut kearah

pergelangan tangan.

Gambar 2.14 Gerakan Peras dan Putar (Elma, 2008)

c) Gerakan Membuka Tangan


Pijat telapak tangan bayi dengan menggunakan kedua ibu jari, dari arah

pergelangan tangan sampai jari-jari bayi.

Gambar 2.15 Gerakan Perahan India (Elma, 2008)

d) Gerakan Pijat Jari-Jari

Pijatlah jari-jari bayi dengan gerakan memutar lembut pada setiap jari, dari

pangkal jari-jari bayi sampai ujung jari-jari bayi.

Gambar 2.16 Gerakan Pijat Jari-Jari (Elma, 2008)

e) Gerakan Lingkaran pada Pergelangan Tangan


Pijat pergelangan tangan bayi dengan membuat lingkaran pada

pergelangan tangan bayi

Gambar 2.17 Gerakan Lingkaran pada Pergelangan Tangan (Elma, 2008)

f) Perahan Swedia

Mulai gerakan dari pergelangan tangan bayi kearah pangkal lengan bayi,

dengan gerakan seperti memerah susu sapi.

Gambar 2.18 Gerakan Perahan Swedia (Elma, 2008)

5) Punggung
a) Gerakan Maju Mundur

Kedua tangan berada diatas punggung bayi, gerakan maju mundur dari

Gambar 2.19 Gerakan Maju Mundur (Elma, 2008)

b) Mengusap Punggung ke Bawah

Pegang bokong bayi dengan tangan kanan, kemudian usap punggung bayi

menggunakan tangan kiri, usap dengan tekanan yang lembut sampai ke

bawah leher bayi.

Gambar 2.20 Mengusap Punggung ke Bawah (Elma, 2008)


c) Mengusap Punggung sampai Kaki

Pegang telapak kaki bayi menggunakan satu tangan. Usap dengan tekanan

yang lembut dari punggung bayi sampai ke kaki.

Gambar 2.21 Mengusap Punggung sampai Kaki (Elma, 2008) Lingkaran kecil pada Punggung

Gunakan ujung jari untuk memijat. Buat gerakan lingkaran-lingkaran kecil

di sekitar tulang belakang bayi sampai bokong.

Gambar 2.22 Lingkaran kecil pada Punggung (Elma, 2008)

d) Gerakan Menggaruk Punggung

Letakan tangan pada punggung bayi dengan keadaan jari-jaring yang

meregang. Tekan dengan lembut dengan gerakan menggaruk dari leher

sampai bokong bayi.


.

Gambar 2.23 Gerakan Menggaruk Punggung (Elma, 2008)

6) Wajah

a) Dahi

Mulai gerakan dari bagian tengah dahi bayi, gerakan seperti membuka

buku. Tarik gerakan dengan tekanan lembut hingga ke daerah pelipis.

Gambar 2.24 Gerakan Dahi (Elma, 2008)


b) Alis

Letakan ibu jari pada alis bayi, berikan gerakan dengan tekanan dan

gerakan yang lembut pada alis

Gambar 2.25 Gerakan Alis (Elma, 2008)

c) Hidung

Letakan kedua ibu jari pangkal alis, kemudian Tarik dengan tekanan

lembut

kearah bawah melalu tepi hidung.


Gambar 2.26 Gerakan Hidung (Elma, 2008)

d) Mulut

etakan kedua ibu jari diatas bibir bagian tengah, kemudai Tarik dengan

lembut sampai ke pipi. Begitu pula pada bagian bawah bibir. Gerakan ini

seperti membuat senyuman pada wajah bayi

Gambar 2.27 Gerakan Mulut (Elma, 2008)

e) Lingkaran Kecil Sekitar Rahang


Buat gerakan lingkaran kecil di sekitar rahang bayi menggunakan 2 jari

telunjuk dan jari tengah


Gambar 2.28 Gerakan Lingkaran Kecil Sekitar Rahang (Elma, 2008)

f) Belakang Telinga dan Bawah Dagu

Mulai gerakan dari belakang telinga, tekan dengan lembut sampai ke

bawah dagu.

Gambar 2.29 Gerakan Belakang Telinga dan Bawah Dagu (Elma, 2008)

B. KOLIK

1. Definisi

Kolik adalah suatu pola khas menangis yang hebat disertai nyeri abdomen  paroksismal.

Kolik biasanya terjadi pada bayi berusia kurang dari 3 bulan, tetapi dapat menetap pada

33
bulan ke-4 atau ke-5. Kolik umumnya digambarkan sebagai nyeri atau kram abdomen

paroksismal dengan menangis keras dan menarik tungkai ke atas abdomen.

Definisi klasik Wessel, untuk kolik yang dikenal juga sebagai ‘rule of three’, mengatakan :

bayi yang menangis lebih dari 3 jam sehari, lebih dari 3 hari seminggu selama paling

sedikit 3 minggu. Definisi ini telah dimasukkan dalam kriteria Rome III (alternatifnya

paling sedikit 1 minggu) Kolik adalah suatu gejala kompleks pada bayi yang ditandai

dengan menangis kuat dan keras, nyeri perut yang jelas dan rewel. Kolik adalah masalah

yang sering terjadi dan menyebabkan bayi menangis lama dan sulit didiamkan.3,5

2. Epidemiologi

Kolik pada bayi terdiri dari paroksismal tangisan atau kerewelan tanpa sebab yang jelas yang

terjadi 15-45 % pada bayi berusia 4 bulan. Kolik sering terjadi, ditemukan pada 1 diantara 10

bayi. Kolik seringkali mulai timbul dalam waktu 10 hari sampai 3 minggu setelah bayi lahir,

dan berlangsung sampai bayi berusia 3-4 bulan dimana biasanya kolik akan menghilang

dengan sendirinya.

3. Etiologi

Meskipun telah banyak studi penelitian terhadap penyebabnya, belum ditemukan penyebab

pastinya. Namun ada beberapa teori yang menjabarkan penyebab kolik meliputi . 

a.  Gangguan pencernaan

Hal ini mungkin disebabkan karena intoleransi protein susu sapi atau laktosa.

b. Refluks esophageal

Suatu kondisi medis yang ditandai dengan mengalirnya kembali isi dari lambung yang

diakibatkan karena kenaikan asam lambung.

c.  Kejang pada otot usus

Hal ini disebabkan karena system pencernaan bayi yang belum matang.

Biasanya terjadi pada BBLR.

d.  Peningkatan gas usus

34
Hal ini disebabkan oleh udara yang tertelan, difusi dari darah dan produksi bakteri koliformis

intralumen. Faktor-faktor lain yang meningkatkan akumulasi gas usus adalah tertelannya

udara obligat sewaktu menghisap susu, hal ini diperburuk oleh teknik pemberian makanan

yang kurang baik.

e.   Peningkatan kadar hormon yang menyebabkan sakit perut atau perubahan suasana hati

menjadi rewel.  Hipersensitif terhadap stimulasi lingkungan (suara, cahaya, dll).

f.   Sebuah temperamen intens pada masa neonatus.

g.   Sebuah sistem saraf yang belum matang.

h. Penelitian terbaru menunjukan bahwa kolik makin berhubungan dengan refluks esofagitis.

Yaitu suatu keadaan yang terjadi jika kerongkongan mengalami iritasi karena asam dari

lambung mengalir ke kerongkongan.

Salah satu kebiasaan yang terbukti berhubungan dengan kolik adalah merokok pada saat

kehamilan dan setelah melahirkan. Dari penelitian, bayi dari ibu yang merokok lebih dari 15

batang per hari selama kehamilan memiliki faktor risiko dua kali lipat lebih besar untuk

mengalami kolik dibandingkan dengan bayi dari ibu yang tidak merokok. Secara umum, bayi

dari ibu yang merokok pada saat kehamilan dan setelah melahirkan memiliki risiko lebih

besar untuk mengalami kolik dibndingkan dengan bayi dari ibu yang tidak merokok

4.   Manifestasi klinik

Bila bayi mengalami kolik , mereka menangis. Namun semua bayi menangis. Begitulah cara

mereka memberitahu Anda bahwa mereka lapar, basah, atau lelah. Membedakan bayi

menangis penyebab kolik atau bukan adalah sebagai berikut

a. Selama 3 bulan pertama kehidupan, bayi bisa menangis sampai 2 jam sehari. Bayi

dengan kolik mulai menangis tanpa alasan yang jelas. Misalnya, mereka tidak perlu

makan atau memiliki popok mereka berubah.

b. Seringkali menangis dimulai di malam hari. Atau itu terjadi pada waktu yang sama

setiap hari.

35
c.  Menangis berlangsung selama 3 jam atau lebih setiap hari dan hal itu terjadi lebih dari

3 hari seminggu, selama paling sedikit 3 minggu.

d.  Bayi dengan kolik menangis lebih keras dan lebih intens daripada biasa menangis.

Kedengarannya lebih seperti teriakan bernada tinggi dari tangisan.

e.  Bayi dengan kolik sangat sulit untuk ditenangkan. Tidak ada yang orang tua mereka

mencoba termasuk memberi makan dan digoyang-goyang, berhenti mereka menangis.

Menangis bukan satu-satunya gejala kolik. Bayi dengan kolik juga dapat menampilkan gejala

ini:

a.  Melengkungkan punggung mereka.

 b.  Mengepalkan tangan.

c.   Menekuk lengan dan kaki ke perut mereka.

d.   Perut kembung.

e.   Wajah memerah ketika menangis.

f.   Buang gas selama episode menangis, sering kali karena mereka menelan udara saat

mereka menangis.

g.   Bayi dengan kolik masih makan dan berat badan normal. Berat badan bisa menjadi

tanda dari masalah kesehatan lain.

5.   Patogenesis

Patogenesisnya multifaktorial, dan dapat melibatkan kebiasaan tingkah laku, sosial, dan

neurodevelopmental yang berperan dalam interaksi saluran cerna dan otak. Kejadian

menangis berhubungan dengan dismotilitas usus dan kesulitan pencernaan, ketidakmatangan

fungsi imun dan sawar usus, hyperalgesia visceral, dan respon berlebihan terhadap stress.

6. Kriteria Diagnosis Kolik pada Bayi  

Harus memenuhi keseluruhannya, pada bayi baru lahir hingga berusia 4 bulan :

36
a.  Peningkatan iritabilitas secara mendadak, rewel, atau menangis yang berulang- ulang

tanpa penyebab yang jelas.

 b.  Serangan berlangsung 3 jam atau lebih per hari dan terjadi sedikitnya 3 hari

 per minggu selama paling sedikit 1 minggu.

c.  Tidak ada gangguan pertumbuhan.

7.   Penatalaksanaan

Apabila seorang anak menderita sakit perut akut, maka yang penting dilakukan adalah

menentukan apakah penyakitnya memerlukan tindakan bedah atau tidak. Kalau kita sudah

dapat membuat keputusan bahwa anak itu tidak memerlukan tindakan bedah, maka kita harus

mencari penyebab sakit perut dan diberikan

 pengobatan sesuai etiologinya. Terapi simptomatis perlu juga diberikan seperti istirahat

serta pengawasan cairan dan diet. Pada keadaan dimana anak sangat kesakitan dapat

diberikan sedatif ataupun analgetika.

Penatalaksanaan kolik harus dimulai dengan penyelidikan penyebab kolik yang didapatkan

dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.   

a. Nutrisi

Apabila sensitivitas terhadap susu sapi formula dicurigai yang dapat

menyebabkan kolik , hal yang dapat orang tua lakukan adalah :

1)   Mengubah dari susu formula satu sapi yang lain.

2)   Mengubah dari susu formula sapi ke susu formula kedelai.

3)   Mengubah dari formula biasa ke "yg telah dicernakan sebelumnya," formula

hipoalergenik.

4)   Tambahkan laktase ke formula.

Kemudian selain itu nutrisi bayi harus dihindari dari makan makanan tertentu

(seperti kafein, susu, sayuran tertentu).Ibu juga mengkonsumsi suplemen herbal

jika sedang menyusui.

37
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah

1)   Mengubah jenis botol bayi, gunakan botol dengan liners plastik.

2)   Jika menyusui melalui botol hanya berlangsung kurang dari 20 menit,

mungkin lubangnya terlalu besar. Sebaiknya dot diganti dengan dot yang lubang

nya lebih kecil.

3)   Jangan terlalu banyak memberikan susu atau jangan menyusui terlalu cepat.

 b.  Mengubah Stimulasi Sensorik

Hal yang dapat dilakukan adalah mengubah stimulasi sensorik, yaitu :

1)   Gendong bayi dalam keadaan tegak atau baringkan bayi dengan posisi

kepala lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya.

2)   Berikan kehangatan kepada bayi melalui botol yang berisi air panas yang

dibungkus dengan kain lembut.

3)   Menyelimuti dengan selimut hangat.

4)   Mengayun-ayun, mengendong atu menepuk-nepuk bayi bisa membantu

menenangkan bayi.

5)   Ada juga bayi yang menjadi tenang jika diajak jalan-jalan naik mobil. 6) 

Perdengarkan suara musik.

7)   Jika setelah 30 menit usaha menggendong atau menenangkan bayi tidak

berhasil, maka biarkan bayi menangis dan nanti dia akan tertidur dengan

sendirinya karena lelah. Jika setelah 15 menit bayi masih menangis, gendong

dan tenangkan kembali.

8)   Pijat bayi.

9)   Rendam bayi dalam air hangat.

10) Menambah atau mengurangi jumlah rangsangan di lingkungan.

c.  Obat-obatan

38
Farmakoterapi secara umum tidak menunjukkan efektifitas terhadap kolik. Sejumlah

obat-obatan telah dicoba, seperti pengendur otot, antacid, obat penenang yang ringan

dan antihistamin; tetapi belum ada yang terbukti manjur.

Orang tua tidak boleh memberikan obat untuk kolik kepada bayi yang berumur dibawah

6 bulan tanpa sepengetahuan dokter.

Walaupun kolik sendiri adalah kondisi yang tidak berbahaya, kadang beberapa

 penyebab lain tangisan bayi yang lebih serius dapat menyerupai kolik. Segera hubungi

dokter jika : 

a.   Tangisan bayi mencerminkan rasa sakit (misalnya menjadi lemah atau bernada tinggi).

b.   Pertambahan berat badan bayi terhambat.

c.   Gejala kolik disertai demam, muntah, diare, darah pada feses, atau keadaan lemah.

d.   Ibu atau ayah tidak yakin bahwa bayi mengalami kolik.

e.   Ibu atau ayah khawatir tidak dapat menangani bayi atau takut menyakiti bayi.

8.   Pencegahan

Kebanyakan kolik tidak dapat dicegah. Menghindari faktor-faktor yang

berhubungan dengan kolik mungkin akan membantu. Misalnya merubah posisi bayi

ketika disusui atau mengganti susu formula (jika terdapat alergi susu sapi). Kolik

bukan akibat dari pengasuhan atau perawatan anak yang salah, jadi sebagai orang

tuan jangan merasa bersalah atau saling menyalahkan 

9. Kesimpulan

Kolik adalah masalah yang sering terjadi dan menyebabkan bayi menangis lama dan

sulit didiamkan. Kolik infantil dikarakterisasi dengan tangis yang lebih lama dari 3 jam

sehari, terjadi lebih dari 3 hari per minggu, selama paling sedikit 3 minggu. Penyebab

kolik belum diketahui pasti, beberapa teori yang menjabarkan penyebab kolik

meliputi : gangguan pencernaan, refluks esophageal, kejang pada otot usus,

39
peningkatan gas usus, peningkatan kadar hormon yang menyebabkan sakit perut atau

perubahan suasana hati menjadi rewel, hipersensitif terhadap stimulasi lingkungan

(suara, cahaya, dll), sebuah temperamen intens pada masa neonatus, sebuah sistem

saraf yang belum matang. Kriteria diagnosis kolik pada bayi harus memenuhi

keseluruhannya, pada bayi baru lahir hingga berusia 4 bulan :

1) peningkatan iritabilitas secara mendadak, rewel, atau menangis yang

berulang-ulang tanpa penyebab yang jelas,

2) serangan berlangsung 3 jam atau lebih per hari dan terjadi sedikitnya 3 hari per

minggu selama paling sedikit 1 minggu,

3) tidak ada gangguan pertumbuhan. Penatalaksanaan kolik harus dimulai dengan

penyelidikan penyebab kolik yang didapatkan dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang.

Penatalaksanaannya

1) mengubah nutrisi,

2) mengubah stimulasi sensorik,

3) obat- obatan.

40
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BAYI SAKIT PADA BY.A UMUR 4 BULAN


DENGAN KEBUTUHAN DASAR PIJAT BAYI KOLIK
DI BPM ATIK

Masuk BPM Tanggal/ Pukul : 24 November 2021/ 10.00 WIB


Tempat : BPM ATIK

A. Pengkajian Data
Tanggal/ Pukul : 24-11-2021
Oleh : Bidan
1. Biodata
Nama : By. S
Tanggal lahir : 13 JULI 2021
Alamat : Dsn. Tulis 5/2
2. Biodata Orang Tua

No Keterangan Ibu Bapak


1 Nama Ny. A Tn. A
2 Umur 29 tahun 35 tahun
3 Agama Islam Islam
4 Suku/ bangsa Jawa/ Indonesia Jawa/ Indonesia
41
5 Pendidikan D3 SMA
6 Pekerjaan Swasta Swasta
Dsn. Tulis 5/2
Dsn.Tulis 5/2
7 Alamat

3. Data Subjektif
a. Alasan datang/ dirawat
Ibu mengatakan ingin konsultasi dengan bidan
b. Keluhan utama
Ibu anaknya rewel dan selalu menangis keras terutama saat malam hari dan sudah
berlangsung 2 hari.
c. Riwayat kelahiran
Tanggal lahir : 13-07-2021
Jenis persalinan : spontan
Penolong : Bidan di BPM Atik
BB waktu lahir : 3.000 gr
PB : 49 cm
LK : 34 cm
LD : 33 cm
LILA : 10 cm
Komplikasi
Ibu : Ibu mengatakan tidak terjadi komplikasi padanya
saat persalinan
Janin : Ibu mengatakan saat persalinan tidak terjadi
komplikasai pada bayinya.
Laktasi : Ibu mengatakan proses laktasi berjalan lancar
d. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan anak
a) Penyakit yang lalu : Tidak pernah sakit sebelumnya
b) Pernah dirawat di : Belum pernah dirawat
c) Lama perawatan : Tidak pernah dilakukan perawatan
d) Pernah dioperasi di : Tidak pernah dioperasi
2) Riwayat kesehatan keluarga : Ibu mengatakan dalam keluarganya
tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit seperti jantung,
hipertensi, diabetes mellitus, TBC, dll

42
e. Riwayat imunisasi
Tabel 3.2 Riwayat Imunisasi
Jenis Tanggal pemberian / pemberian hari ke-
Imunisasi I II III IV
Hbo 13-07-2021
BCG 11-09-2021
DPT
Polio
Campak

43
f. Pola kebutuhan sehari-hari
Tabel 3.3 Pola Kebutuhan Sehari-hari
Kebutuhan Keluhan
Nutrisi :
- Makan : Belum Tidak ada
- Minum : ASI Sesuai dengan kebutuhan bayi
Eliminasi :
- BAK : 9-10 kali/hari Tidak ada
- BAB : 1-2x/ sehari
Iatirahat :
- Tidur siang : ± 7 jam Tidak ada
- Tidur malam : ± 5 jam
Aktifitas : Aktifitas bayi baik, aktif, reflek baik. Tidak ada
Personal higiene :
- Mandi : 2 kali/hari Tidak ada
- Ganti baju : 2 kali/hari

g. Data sosial budaya


Pandangan keluarga terhadap kesehatan : Penting dan harusdijaga
Keadaan lingkungan : Lingkungan bersih
Anak diasuh oleh : Orang tua dankeluarga
h. Data perkembanganTidak ada
4. Data Objektif
a. Pemeriksaan umum Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmetis
c. Status emosional : Stabil
Tanda vital
Nadi : 140x/ menit
Pernafasan : 40x/ menit Suhu : 36,5C
BB : 3500 gram TB : 51 cm
d. Pemeriksaan fisik
Kepala : Mesosepal, rambut hitam tipis, kulit kepala bersih
Muka : Bersih, kulit tidak kisut
Mata : Simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva tidak
pucat
Telinga : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, daun
telinganormal

44
Hidung : Bersih, tidak ada benjolan abnormal
Mulut : Bersih, bibir dan langit - langit normal, reflek
hisap baik, tidak ada kelainan
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis
Dada : Simetris, tidak ada tarikan dinding dada
Abdomen : kembung
Tali Pusat : Sudah lepas, bersih
Punggung : Tidak ada kelainan
Extremitas : Reflek baik, jari lengkap
Genetalia : Tidak ada kelainan
Anus : Berlubang tidak ada kelainan
e. Pemeriksaan penunjangTidak ada
f. Data penunjangTidak ada

B. Interpretasi Data
1. Diagnosa Kebidanan
By.A umur 4 bulan dengan kebutuhan pijat bayi kolik

Data dasar :Ds :


Ibu mengatakan bayinya bernama by.A
Ibu mengatakan bayinya lahir tanggal 13-7-2021
Ibu mengatakan ingin anaknya tidak rewel lagi dan bisa tidur malam dengan pulas

Do :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Tanda vital
Nadi : 140x/menit
Pernafasan : 32 x/menit
Suhu : 36,50C
BB : 5000 g
TB : 80 cm

45
2. Masalah
Tidak ada

C. Identifikasi Dan Antisipasi Diagnosa Potensial


Tidak ada

D. Tindakan Segera
1. Mandiri
Pemeriksaan bayi
2. Merujuk
Tidak ada

E. Perencanaan
1. Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
2. Jelaskan kepada ibu tentang pentingnya ASI eksklusif
3. Sarankan ibu untuk melakukan pijat bayi kolik
4. Jelaskan kepada ibu tentang pijat bayi kolik beserta gerakanya
5. Jelaskan efek dan manfaat pijat bayi kolik
6. Jelaskan hal-hal yang tidak diperbolehkan selama pemijatan
7. Jelaskan persiapan alat yang akan dibuat pijat.

F. Pelaksanaan
1. Menjelaskan kepada ibu dan keluraga tentang hasil pemeriksaan, yaitu:

Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Composmetis
Tanda vital
Nadi : 140x/menit
Pernafasan : 40 x/menit
Suhu : 36,50C

46
BB : 5000 gram
TB : 80 cm
2. Menjelaskan kepada ibu tentang pentingnya tetap memberi ASI eksklusif selama 6
bulan
3. Memberikan saran ibu untuk dilakukan pijat bayi koliki untuk membantu
meningkatkan imun tubuh dan menstimulasi perstaltik usus sehingga membantu bayi
untuk meredakan kolik
4. Memberitahu Langkah-langkah dan Gerakan pijat kolik

5. Efek dari pijat bayi kolik yaitu membantu mengurangi ketidaknyamanan bayi

karena konstipasi

6. Menjelaskan hal-hal yang tidak diperbolehkan selama pemijatan

a. Memijat bayi langsung setelah selesai makan

b. Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan

c. Memijat bayi pada saat bayi dalam keadaan tidak sehat

d. Memijat bayi pada saat bayi tidak mau dipijat

e. Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi

7. Menjelaskan persiapan alat yang dipakai untuk pijat bayi

a. Ruangan yang hangat dan tenang

b. Music

47
G. Evaluasi

Tanggal: 24 November 20201 Pukul: 10.40 WIB

1. Ibu dan keluraga sudah mengerti tentang hasil pemeriksaan

2. Ibu sudah mengerti tentang pentingnya pijat bayi koliki

3. Ibu bersedia bayinya dilakukan pijat bayi kolik

4. Ibu sudah mengerti tentang apa itu pijat bayi koliki dan gerakanya.

5. Ibu sudah mengerti efek dan manfaat yang ditimbulkan setelah pijat bayi kolik

6. Ibu sudah mengerti hal yang tidak diperbolehkan selama pemijatan

7. Ibu sudah mengerti alat-alat yang dipersiapkan untuk pemijatan

48
BAB IV

PEMBAHASAN

Dampak positif yang ditimbulkan dari pijat bayi umumnya bayi yang mendapat pijatan

secara teratur akan lebih rileks dan tenang. Melalui sentuhan pemijatan terhadap jaringan otot,

peredaran darah dapat meningkat makin lancar, ataupun posisi otot dapat dipulihkan dan

diperbaiki otomatis dapat meningkatkan fungsi-fungsi organ tubuh dengan sebaik-baiknya.

Pada saat kedatangan By. A di BPM Atik bayi tampak rewel dan tidak nyaman akibat

kolik dan atas pernyataan orangtua bahwa bayi tersebut rewel dan mennangis keras selama 2

hari. Kemudian setelah dilakukan pemijatan bayi koliki terlihat bayi tenang dan tidak rewel

menandakan pijat bayi kkolik mampu mengurangi ketidaknyamanan akibat dari kolik.

Orangtua bayi juga telah menerima leaflet cara pijat kolik pada bayi dan bersedia meneruskan

ASI tanpa ditambah susu formula.

49
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pijat adalah terapi sentuhan tertua yang dikenal manusia dan yang paling
popular. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang
dipraktikan sejak berabad-abad silam. Bahkan, diperkirakan ilmu ini telah
dikenal sejak awal manusia diciptakan ke dunia, mungkin karena pijat
berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia.
Pijat bayi dilakukan tidak seperti pijat untuk orang dewasa, tetapi lebih
banyak menekankan pada sentuhan, karena itu pijat bayi biasa disebut
dengan stimulus touch.

B. Saran
Untuk memberikan rasa nyaman pada bayi saat gigi akan tumbuh bisa
dilakukan pijat bayi dengan sendiri. Setelah diberi contoh kepada bidan,
lakukan pijat bayi kolik sendiri jika bayi tampak rewel karena kolik.

50
DAFTAR PUSTAKA

1.   Kosim , M.Saleh. 2014. Buku Ajar Neonatologi Edisi Pertama Cetakan


Keempat. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia. Hal : 251-266.

2.   Indrio, Flavia. 2012. Kolik Infantil. Department of Pediatric, University of


Bari, Italy Nestle Nutrition Institute.

3.   Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1.19885. Jakarta : Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FKUI. Hal : 336.

4.   Hyman PE, Milla PJ, Benninga MA, Davidson GP, Fleisher DF, Taminiau J.
Childhood functional gastrointestinal disorders: neonate/toddler.
Gastroenterology 2006;130:1519F –1  526F.

5.   Juffrie, Moh. 2012. Buku Ajar Gastroenterolohgi-Hepatologi Jilid 1 Cetakan


Ketiga.Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia. Hal : 179-198.

6.   Miller-Loncar C. 2004.Infant colic and feeding difficulties. Arch Dis Child .

7.   Manjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Kedua. Jakarta : Media
Aeculapius FKUI.

8.   Sondergaard C, Henriksen TB, Obel C, Wisborg K. Smoking during


Pregnancy and Infatile Colic. PEDIATRICS Vol. 1 108 No. 2 August 2001, pp.
342-346.

51
LAMPIRAN

52
53
54

Anda mungkin juga menyukai