Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY.

S, 30 TAHUN, P1A0
POST PARTUM HARI KE 3 DENGAN KEBUTUHAN COLD
THERAPY PERINIUM DI PMB HETY KORYATI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Praktik Natural Therapi (PNT )

Oleh :
Yuli Murtiningsih
2004542

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA SEMARANG
2021
Masa nifas merupakan masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-

alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung selama kurang lebih

6 minggu. Pada masa nifas terjadi perubahanperubahan fisiologi, meliputi perubahan fisik,

involusi uterus, pengeluaran lokhia, laktasi, perubahan sistem tubuh lain, dan perubahan psikis

dari ibu nifas. Masa nifas ini merupakan masa kritis baik bagi ibu maupun bayinya.

Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50%

kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam


Berbagai macam metode untuk mengurangi nyeri jahitan perineum baik secara farmakologis,

maupun non farmakologis. Secara farmakologis, terapi yang umumnya diberikan adalah

analgesik maupun NSAID (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs). Penggunaan kedua terapi

ini dapat digunakan sebagai obat individu maupun bersamaan. Penggunaan NSAID dapat

mengurangi nyeri 13,33%, paracetamol 56,30% dan menggunakan NSAID bersamaan dengan

paracetamol menurunkan nyeri 30,37%.14 Metode non farmakologi antara lain adalah

penggunaan ice pack, mandi dengan air dingin/es, dan penggunaan bantalan untuk tempat

duduk.(11) Pemberian ice pack pada perineum mengurangi nyeri dan meningkatkan kenyamanan

ibu nifas. Rasa nyeri yang dirasakan ibu selama masa penyembuhan dan aktivitas sehari-hari

menurun
Perineum adalah otot, kulit, dan jaringan yang ada diantara kelamin dan anus.(17) Jaringan

yang utama menopang perineum adalah diafragma pelvis dan urogenitale. Diafragma pelvis

terdiri dari muskulus levator ani dan muskulus koksigeus di bagian posterior serta selubung

fasia dari otot-otot ini. Muskulus levator ani membentuk sabuk otot lebar yang berorigo dari

permukaan posterior ramus pubis superior, dari permukaan dalam spina iskiadika, dan dari

fasia obturatoria yang terletak di antara keduanya

Robekan perineum adalah luka pada perineum sering terjadi saat proses persalinan.(17) Robekan

perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan

berikutnya. Hal ini karena desakan kepala atau bagian tubuh janin secara tiba-tiba, sehingga

kulit dan jaringan perineum robek.(17) Namun hal ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan

jalan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan

jaringan yang aktual dan potensial. Menurut Smeltzer&Bare (2002), Nyeri adalah alasan

utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan.(19) International Association

for the study of Pain (IASP) mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subyektif dan

pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan

kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian di

mana terjadi kerusakan

Kapasitas jaringan untuk menimbulkan nyeri apabila jaringan tersebut mendapat rangsangan

yang mengganggu bergantung pada keberadaan nosiseptor. Nosiseptor adalah saraf aferen primer

untuk menerima dan menyalurkan rangsangan nyeri. Ujung-ujung saraf bebas nosiseptor

berfungsi sebagai reseptor yang peka terhadap rangsangan mekanis, suhu, listrik, atau kimiawi

yang menimbulkan nyeri


Kompres Es untuk Nyeri Jahitan Perineum

Kebanyakan ibu mengalami rasa nyeri segera setelah memasuki masa nifas. Penyebab umum

nyeri meliputi nyeri pasca melahirkan (afterbirth), episiotomi atau laserasi perineum, hemoroid,

dan pembesaran (engorgement) payudara. (4) Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan

afterpain dan trauma jalan lahir

Intervensi sederhana untuk mengurangi nyeri akibat episiotomi atau laserasi pada perineum

ialah mendorong ibu berbaring pada salah satu sisinya dan menggunakan bantal saat duduk.

Intervensi lain ialah kompres es yang dikemas (ice pack), obat salep (jika diresepkan

dokter), aplikasi panas kering, membersihkan dengan botol percik atau Surgi-Gataor, dan

sitz bath
Tempat episiotomi atau hemoroid seringkali turut menambah rasa nyeri ibu baru. Segera

setelah melahirkan, terapi dingin seperti kompres es diberikan langsung pada perineum di

bagian episiotomi untuk meminimalkan terjadinya edema. Edema akan menambah rasa

sakit pada perineum. Setelah dua jam pertama lewat, kompres es tidak banyak membantu

dalam mengurangi terjadinya edema

Pada saat pemberian terapi ini, tenaga kesehatan harus memahami respon tubuh terhadap

variasi temperatur lokal, dan integritas bagian tubuh. Kemampuan klien terhadap sensasi

temperatur bervariasi dan hal ini dapat memengaruhi jalannya tindakan dengan baik. Tubuh

manusia dapat menoleransi variasi temperatur yang luas. Temperatur permukaan kulit yang

normal 340C, tetapi temperatur penerimaan biasanya beradaptasi dengan cepat ke temperatur

lokal melebihi batas tersebut


BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
 
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Ny. S, 30 Tahun, P1A0 Post Partum Hari Ke 3
dengan Kebutuhan Cold Therapy Perinium Di PMB Hety Koryati
 
A. Pengkajian Data
Tanggal pengkajian : 05 Desember 2021
Jam pengkajian : 11.00 WIB
Tempat : PMB Hety Koryati
1. Data Subyektif
a. Identitas Pasien (Biodata)
Nama : Ny S Nama : Tn. F
Umur : 30 Tahun Umur : 30 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ds. Guntur Rt 3/3
a. Anamnesa (Data Subyektif)
1) Alasan masuk :
Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya 7 hari yang lalu dan ibu ingin
memeriksakan jahitan jalan lahir yang terasa nyeri.
2)Keluhan :
Ibu mengatakan jahitan di jalan lahirnya terasa nyeri dan sedikit bengkak.
3)Riwayat Laktasi :
Ibu mengatakan menyusui bayinya segera setalah bersalin sampai sekarang
masih ASI eksklusif.
1) Riwayat Penyakit :
a) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan sekarang tidak sedang menderita penyakit apapun seperti flu,
demam dan batuk.
b) Riwayat penyakit sistemik
(1) Jantung
Ibu mengatakan tidak merasa berdebar-debar, tidak mudah lelah saat beraktivitas & tidak
keringat dingin.
(2) Ginjal
Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh nyeri bawah perut sebelah kanan dan kiri, dan sakit
saat BAK.
(3) Asma
Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas.
(1) TBC
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami batuk yang berkepanjangan dan batuk pada malam
hari lebih dari 3 bulan.
(2) Hepatitis
Ibu mengatakan tidak pernah terlihat kuning pada ujung kuku, mata dan kulit.
(3) DM
Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh mudah lapar, sering minum pada malam hari, cepat
lelah dan sering BAK di malam hari.
(4) Hipertensi
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi lebih dari 140/90 mmHg.
(5) Epilepsi
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kejang yang disertai keluar busa dari mulut.
(6) Lain-lain
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit HIV/ AIDS.
a) Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan didalam keluarga tidak menderita penyakit menular
(hepatitis, TBC) dan penyakit menurun (DM, hipertensi, asma dan epilepsi).
b) Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dalam keluarganya baik pihak ibu maupun pihak suami
tidak ada yang mempunyai keturunan kembar.
c) Riwayat Operasi
Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi atau tindakan bedah
apapun.
1) Riwayat Menstruasi
a) Menarche : Ibu mengatakan haid pertama umur 14 tahun
b) Siklus : Ibu mengatakan siklus haidnya ± 28 hari
c) Lama : Ibu mengatakan lama haidnya ±7 hari.
d) Banyaknya : Ibu mengatakan sehari ganti pembalut 3 kali.
e) Teratur/tidak teratur : Ibu mengatakan haidnya teratur.
f) Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darah haidnya encer warna merah ada gumpalan.
g) Dismenorhoe : Ibu mengatakan kadang-kadang merasa nyeri perut saat haid.
1) Riwayat Keluarga Berencana : Ibu mengatakan belum pernah memakai alat kontrasepsi
apapun.
2) Riwayat Perkawinan
a) Status perkawinan : Syah
b) Kawin I : umur 29 thn, dengan suami umur 29 thn
c) Lamanya : 1 tahun,
•Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

            Anak Nifas  
            Keadaan
  Tgl/thn Tempat Umur Jenis Peno Anak
Jenis        
No Partus Partus Kehamilan Partus Long Sekarang
Kela        
min BB PB Keadaan Laktasi

  Sekarang                    

1) Riwayat Hamil
a) HPHT : 25 – 02 - 2021
b) HPL : 02 – 12 - 2021
c) Keluhan-keluhan pada
Trimester I : Ibu mengatakan sering mual muntah di
pagi hari.
Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun.
Trimester III : Ibu mengatakan pinggang terasa pegal-
pegal semakin sering.
d) ANC : 10 kali, teratur di bidan
TM I : 3 kali pada umur kehamilan 1, 2 dan 3 bulan
TM II : 3 kali pada umur kehamilan 4, 5, dan 6 bulan
TM III : 4 kali pada umur kehamilan 7, 8, dan 9 bulan.
a) Penyuluhan yang pernah didapat
Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang gizi ibu hamil dari
bidan pada umur kehamilan 3 bulan.
b) Imunisasi TT : TT5.
c) Pergerakan janin : Ibu mengatakan mulai merasakan gerakan janin pada umur kehamilan
5 bulan.
1) Riwayat Persalinan ini
a) Tempat persalinan : PMB Hety Koryati
Penolong : Bidan
Tgl /jam persalinan :02 Desember 2021 Pukul 21.00 WIB
b) Jenis persalinan : Spontan
c) Komplikasi/kelainan dalam persalinan : tidak ada
d) Perineum
(1) Ruptur/tidak : Ada ruptur perinium grade II
(2) Dijahit/tidak : dijahit
a) Perdarahan : 100 cc
a) Keadaan Bayi
BB : 3400 gram
PB : 48 cm
Apgar score : 8-9-10
Catatan Bawah : Tidak ada
1) Pola kebiasaan
a) Nutrisi
Ibu mengatakan makan 2-3 x/hari, porsi sedang, 1 piring nasi dengan sayur (1
mangkuk), lauk pauk (2 potong tahu,tempe), dan buah (1 pisang), minum air
putih + 8 gelas/hari dan 1 gelas susu.
b) Eliminasi
(1) BAB : Ibu mengatakan BAB 1x sehari warna coklat hitam, lunak.
(2) BAK : Ibu mengatakan BAK 4-6 x sehari, warna kuning jernih, berbau khas.
a) Istirahat/tidur
ibu mengatakan tidur siang 1 jam, tidur malam + 7 jam
b) Personal hygine
Ibu mengatakan mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari, keramas 1 x
c) Keadaan Psikologis
(1) Ibu mengatakan sangat senang atas kelahiran anaknya.
(2) Ibu mengatakan khawatir tentang keadaan payudaranya.
a) Riwayat sosial budaya
(1) Dukungan keluarga : Ibu mengatakan keluarganya mendukung kelahiran bayinya.
(2) Keluarga lain yang tinggal serumah : Ibu mengatakan masih tinggal bersama orang tua.
(3) Pantangan makanan : Ibu mengatakan selama nifas tidak ada pantangan makanan apapun.
(4) Kebiasaan adat istiadat : Ibu mengatakan tidak ada acara apapun selama nifas.
a) Penggunaan obat-obatan/rokok
Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi obat-obatan, tidak minum jamu dan suami merokok. Ibu
mengatakan mengkonsumsi obat dari bidan.
a. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)
1) Status Generalis
a) Keadaan umum : Cukup
b) Kesadaran : Composmentis
c) TTV : TD : 120/80 mmHg
N : 100 x/menit
R : 24 x/menit
S : 39,5 0C
d) TB : 155 cm
e) BB sebelum hamil : 52 kg
BB saat hamil : 60 kg
BB sekarang : 55 kg
f) LILA : 26 cm
1) Pemeriksaan Sistematis
a) Inspeksi
(1) Rambut : Bersih, tidak mudah rontok dan tidak berketombe.
(2) Muka : Tidak ada oedem, tidak pucat.
(3) Mata : Conjungtiva Warna merah muda, Sklera Warna putih
(4) Hidung : Bersih, tidak ada benjolan, tidak ada secret.
(5) Telinga : Simetris, bersih tidak ada serumen
(6) Mulut/gigi/gusi : Mulut bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada
pembekakan pada gusi dan tidak berdarah.
(7) Payudara : payudara kanan terlihat membesar dan terdapat luka atau lecet pada putting susu.
(1) Abdomen
(a) Pembesaran perut : Normal
(b) Linea Alba/Nigra : Linea nigra
(c) Stiae Ablican/Livide : Striae albican
(d) Kelainan : Tidak ada
(1) Vulva Vagina
(a) Varices : Tidak varices
(b) Kemerahan : Tidak ada kemerahan
(c) Nyeri : Ada nyeri jahitan perinium
(d) Lochea : Alba
(1) Anus : Hemoroid : tidak ada hemoroid
(2) Ekstremitas bawah
(a)Varices : tidak ada
(b)Oedema : tidak ada oedema
(c)Reflek patella : (+) kanan dan kiri
(d)Hofman sign : (-) kanan dan kiri
a) Palpasi
(1) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok, Tidak teraba benjolan, tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe
(2) Dada dan Axilla
(a) Mammae : Payudara kiri dan kanan membesar dalam keadaan normal
(b) Tumor : Tidak ada benjolan
(c) Simetris : Tidak simetris dan ada pembengkakan payudara kanan
(d) Areola : Bersih, Hyperpigmentasi
(e) Putting susu : Menonjol
(f) Kolostrum/ASI : Sudah keluar, berwarna kuning, jumlah ± 50 ml.
 
1) Pemeriksaan Penunjang
tidak dilakukan
A. Interpretasi Data
1. Diagnose Kebidanan
Ny. S P1 A0 umur 30 tahun post partum hari ke dua dengan nyeri jahitan perinium
Dasar :
a. Data Subyektif :
1) Ibu mengatakan bersalin pada tanggal 02 Desember 2021, jam 21.00 WIB
2) Ibu mengatakan periniumnya terasa nyeri dan bengkak
3) Ibu mengatakan khawatir tentang keadaanya.
a. Data Obyektif :
1) Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
2) TTV : Tensi : 120 / 80 mmHg Suhu : 36,50 C
Nadi: 100 x / menit Respirasi :24x/ menit
a. TFU : Pertengahan sympisis dan pusat, kontraksi keras
b. Lochea : Alba
c. Pemeriksaan payudara
1) Inspeksi : Terlihat jahitan perinium agak kemerahan
2) Palpasi : teraba sedikit bengkak pada jahitan
1. Masalah
a. Nyeri pada jahitan perinium
b. Khawatir akan perkembangan penyembuhan jahitan perinium
1. Kebutuhan
a. Memberi obat untuk mengetasi nyeri
b. Berikan dukungan moril dari keluarga dan tenaga medis agar ibu tidak cemas.
c. Beri tindakan cold therapy perinium untuk mengurangi nyeri dan bengkak.
 
A. Diagnosa Potensial
Infeksi puerperalis
 
B. Identifikasi Kebutuhan Segera
Pemberian rasa nyaman pada ibu dengan cold therapy perinium
A. Intervensi

1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.

2. Beri pengetahuan tentang cold therapy perinium yang dapat mengurangi nyeri dan

bengkak pada jahitan perinium

3. Minta informed consent bila ibu setuju diberi tindakan teknik gua sha

4. Lakukan cold therapy perinium yang dapat mengurangi nyeri dan bengkak pada

jahitan perinium

5. Beri penyuluhan tentang vulva hygiene

6. Anjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan tinggi protein
A. Implementasi
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
TD : 110 / 70 mmHg N : 82 x / menit
S : 36,50 C Rr : 24 x / menit
2. Memberi pengetahuan tentang cold therapy perinium yang dapat mengurangi nyeri
dan bengkak pada jahitan perinium
3. meminta informed consent bila ibu setuju diberi tindakan teknik gua sha
4. melakukan cold therapy perinium yang dapat mengurangi nyeri dan bengkak pada
jahitan perinium
5. memberi penyuluhan tentang vulva hygiene
6. menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan tinggi protein
A. Evaluasi
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Ibu telah mengerti apa itu cold therapy perinium
3. Ibu telah menandatangani informed consent dalam pemberian perlakuan cold
therapy perinium
4. Ibu merasakan periniumnya lebih nyaman, nyeri berkurang dan bengkak juga telah
berkurang.
5. Ibu telah memahami cara vulva hygiene yang benar
6. Ibu telah mengerti dan akan mengkonsumsi makanan bergizi dan tinggi protein
BAB IV

PEMBAHASAN
 
 
Nyeri yang dirasakan oleh ibu nifas sebagai akibat dari adanya jahitan pada perineum dapat
sangat bervariasi. Beberapa metode diberikan untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan
kenyamanan dari ibu nifas tersebut. Metode tersebut terbagi menjadi dua yakni
farmakologis dan non farmakologis.
Pengaruh terapi ice pack terhadap respon nyeri jahitan pada ibu nifas melakukan penilaian
respon nyeri jahitan perineumn ice pack selama 15 menit dan dikompreskan pada perineum
ibu nifas untuk mengurangi nyeri jahitan perineum, Nyeri jahitan perineum yang dirasakan
oleh ibu nifas merupakan suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang
dirasakan dalam kejadian-kejadian di mana terjadi kerusakan bervariasi dan sangat subyektif.
Suatu rangkaian proses elektrofisiologis terjadi antara kerusakan jaringan sebagai sumber
rangsang nyeri sampai dirasakan sebagai nyeri yang secara kolektif disebut nosiseptif
Penelitian yang dilakukan oleh Agustina dkk menyebutkan bahwa terjadi penurunan intensitas

nyeri sebelum dan sesudah pemberian kompres dingin. Pemberian ice pack maupun kompres

dingin merupakan pemberian terapi di luar tubuh. Terapi ini bekerja dengan menstimulasi

reseptor tidak nyeri (non-nosiseptor) dalam reseptor yang sama seperti pada cedera. Area

pemberiannya dapat menimbulkan respon sistemik dan respon lokal. Secara fisiologi, efek

yang terjadi adalah vasokontriksi pada pembuluh darah, mengurangi nyeri, dan mengurangi

aktivitas dari syaraf yang berada pada otot. Pemberian ice pack selama 15 menit pada kulit di

perineum dapat menurunkan respon nyeri jahitan perineum yang dirasakan secara perlahan

dibandingkan pada awal tanpa pemberian ice pack.


BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Untuk mengatasi adanya masalah dalam proses penyembuhan perinium perlu dilakukan
edukasi cara membersihkan jahitan luka perinium / vulva hygine yang benar dan
menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi dantinggi protein. Sedangkan cara
non farmakologis yang dapat meringanan adanya nyeri perinium dan bengka pada jahitan
perinium bisa dilakukan cold therapy perinium, dimana akan mengurangi adanya bengka
karena jahitan.
B.Saran
1. Bagi ibu nifas
Bisa dijadikan ilmu pengetahuan bagaimana cara mengatasi nyeri jahitan perinium
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan referensi pelayanan kesehatan dengan pasien nyeri jahitan perinium
dengan teknik cold therapy perinium
3. Bagi Penulis
Sebagai bahan referensi untuk penanganan pasien nyeri jahitan perinium dengan teknik cold
therapy perinium

Anda mungkin juga menyukai