Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN

“ ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL NORMAL PADA


N Y. A G1P 0A 0 HA M IL 10 M IN GGU D EN GA N
KEBUTUHAN DASAR ACCUPRESSURE HYPEREMESIS
GRAVIDARUM DI
PUSKESMAS GUNTUR II

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Praktik Natural Therapy (PNT)

200

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA SEMARANG

2021-2022

7
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan

“Accupressure Hyperemesis Gravidarum”

Oleh :

Nama :

NIM : 200

MENGETAHUI

Pembimbing lahan Pembimbing Akademik

() ()

Penguji Akademik Ketua Prodi Studi

Sarjana Terapan Kebidanan

() ()

KATA PENGANTAR
8
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, Sayadapat menyelesaikan tugas praktik Natural therapi dengan judul

“ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL NORMAL PADA NY.A G1P0A0 HAMIL 10

MINGGU DENGAN KEBUTUHAN DASAR ACCUPRESSURE HYPEREMESIS

GRAVIDARUM DI PUSKESMAS GUNTUR II”

Praktikum Natural Therapi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk mencapai gelar Sarjana Terapan Kebidanan di Prodi D-IV Jurusan Kebidanan

Universitas Karya Husada Semarang.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan Laporan pendahuluan mengenai asuhan

Kebidanan selama saya menjalani PNT ini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan,

baik dari segi teknis maupun materi. Untuk itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik

yang membangun demi kesempurnaan Laporan hasil PNT ini.Tanpa bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak,dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan Laporan

hasil PNT ini, sangatlah sulit bagi Peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu, Peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr . Ns. Fery Agusman, MM, M.Kep, Sp.Kom selaku Rektor Universitas Karya

Husada Semarang

2. Ibu Rose Nur Hudhariani.,S.Si.T.,M.Kes selaku selaku wakil ketua Bidang

Akademik Universitas Karya Husada Semarang

3. Ibu Lestari Puji Astuti, S.SiT, M.Kes selaku ketua Program Studi Sarjana Terapan

Kebidanan Universitas Karya Husada Semarang

4. Ibu ... selaku dosen pembimbing dalam saya menjalankan tugas PNT yang telah

memberikan bimbingan kepada saya demi kelancaran pelaksanaan tugas PNT.

9
5. Ibu ... selaku Pembimbing lahan yang telah membimbing dan menyalurkan

banyak ilmunya bagi saya.

6. Keluarga saya tersayang yang selalu memberikan support untuk saya dan menjadi

penyemaat disaat saya menjalani perkuliahan hingga saat ini.

7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga tugas PNT

ini dapat terselesaikan,yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu.

Demak ,

Penulis

10
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ 1
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. 2
HALAMAN KATA PENGANTAR.................................................................... 3
DAFTAR ISI......................................................................................................... 5
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... 6
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 7
B. Tujuan............................................................................................... 9
C.Manfaat…………………………………………………………......9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN KASUS……………………………………….17
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan..................................................................................... 33
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 35
B. Saran.................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...36
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………...37

11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mual dan muntah merupakan hal normal yang sering terjadi pada usia

kehamilan muda dan terbanyak pada usia kehamilan 6-12 minggu dan akan berakhir

dalam 20 minggu pertama kehamilan. Keluhan ini terjadi 70% - 80% dari seluruh

wanita yang hamil (Cathy, 2015). Keluhan mual dan muntah terkadang begitu hebat

sehingga segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan oleh ibu hamil yang

dapat mempengaruhi keadaan umum serta menggangu kehidupan sehari-hari, atau

lebih dikenal dengan hiperemesis gravidarum (Prawirohardjo, 2014). Hiperemesis

gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan yang terjadi selama masa hamil.

Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari mual dan muntah normal yang

umum dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan

berlangsung selama trimester pertama kehamilan. Muntah yang berlebihan dan tidak

terkendali selama masa kehamilan dapat menyebabkan kehilangan berat badan 5%

dari berat badan awal sebelum hamil, dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit,

defisiensi nutrisi, serta ketonuria (Lowdermilk, 2012). Dalam penelitian yang

dilakukan Herrell (2013) didapatkan bahwa sekitar 80% dari ibu hamil yang dirawat

dengan hiperemsesis gravidarum melaporkan bahwa gejala yang dialaminya

berlangsung sepanjang hari dan dapat berlangsung selama kurang lebih 10 minggu

dan akan berakhir dalam 20 minggu kehamilan. Hiperemesis gravidarum merupakan

indikasi paling umum untuk ibu hamil pada usia kehamilan muda dirawat di rumah

sakit. Angka kejadian hiperemesis gravidarum yang dirawat adalah 11.4% dari

seluruh ibu hamil yang dirawat pada usia kehamilan muda. Lama rawat pasien

12
hiperemesis gravidarum normalnya 2 hingga 3 hari dengan perawatan yang adekuat.

Lama rawat hiperemesis gravidarum dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti

keadaan klinis ibu, tindakan medis, serta pengelolaan selama di rumah sakit

(Topcu,2015). Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa 25% dari dari ibu hamil

yang mengalami hiperemesis gravidarum dirawat inap lebih dari sekali dan

terkadang kondisi hiperemesis gravidarum yang terus-menerus dan sulit sembuh

membuat ibu hamil merasa ingin melakukan terminasi kehamilan (Gunawan, 2011).

Pada ibu hamil yang pernah dirawat inap karena hiperemesis gravidarum pada

kehamilan sebelumnya, maka juga akan memerlukan rawat inap pada kehamilan

selanjutnya dengan persentase sebesar 20% (Cunnningham, 2016). Rumusan

Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui

“Bagaimana Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Normal Pada Ny.A G1p0a0 Hamil

10 Minggu Dengan Kebutuhan Dasar Accupressure Hyperemesis Gravidarum

Di Puskesmas Guntur II ?

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kebutuhan

accupressure Hyperemesis Gravidarum di Puskesmas Guntur II?

2. Tujuan Khusus

a. Mendiskripsikan teori konsep accupressure Hyperemesis Gravidarum

pada ibu hamil.

b. Mendiskripsikan teori asuhan kebidanan pada asuhan kebidanan pada ibu

hamil dengan kebutuhan accupressure Hyperemesis Gravidarum

c. Mendiskripsikan penerapan teknik accupressure Hyperemesis


13
Gravidarum pada ibu hamil.

3. Manfaat Penulisan

a. Bagi Penulis

Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai

accupressure Hyperemesis Gravidarum pada ibu hamilsehingga dapat

dijadikan acuan untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil

dengan mual muntah.

b. Bagi Profesi Kesehatan

Diharapkan dapat menjadi evidence based dalam menentukan kebijakan

atau program yang dapat meningkatan angka kesejahteraan ibu dan anak

melalui pelayanan kebidanan pada ibu hamil yang adekuat.

c. Bagi masyarakat

Diharapakan dapat menjadi acuan bagi masyarakat khususnya keluarga

dalam memberikan support serta kesiagaan menghadapi kehamilan.

14
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Mual Muntah

1. Pengertian

Mual dan muntah atau dalam bahasa medis disebut emesis gravidarum atau

morning sickness merupakan suatu keadaan mual yang terkadang disertai muntah

(frekuensi kurang dari 5 kali). Selama kehamilan sebanyak 70-85% wanita

mengalami mual muntah (Wegrzyniak, dkk, 2012). Dari hasil penelitian Lecasse

(2009) dari 367 wanita hamil, 78,47% mual muntah terjadi pada trimester pertama,

dengan derajat mual muntah yaitu 52,2% mengalami mual muntah ringan, 45,3%

mengalami mual muntah sedang dan 2,5% mengalami mual muntah berat. Pada

trimeter dua, 40,1% wanita masih mengalami mual muntah dengan rincian 63,3%

mengalami mual muntah ringan, 35,9% mengalami mual muntah sedang dan 0,8%

mengalami mual muntah berat. (Irianti, dkk, 2014: 56)

Emesis gravidarummerupakan perasaan pusing, perut kembung dan badan

terasa lemas disertai keluarnya isi perut melalui mulut dengan frekuensi kurang dari

5 kali sehari pada ibu hamil trimester 1 (Kesehatan RI, 2013: 88). Emesis

gravidarummerupakansalah satu gejala paling awal, dan paling menyebabkan stres

yang dialami ibu hamil. Meskipun emesis gravidarum bersifat fisiologis, emesis

gravidarum bukanlah suatu gangguan ringan, dapat terjadi pada 85% ibu

hamil, dapat berlangsung sepanjang hari, serta dapat menetap selama kehamilan

(Tiran, 2008)

15
2. Perbedaan Tingkatan Mual Muntah

Manifestasi yang sering dijumpai pada traktus gastrointestinal adalah

morning sickness, emesis gravidarum dan hiperemesis gravidarum. Dibawah ini

dijabarkan perubahan dan berbagai keluhan yang meyertainya.

a. Morning Sickness

Pusing pada saat bangun pagi karena terjadi iskemia relatif akibat turunnya

aliran darah menuju otak sehingga glukosa kearah sistem saraf pusat berkurang.

Cara mengatasi jangan terlalu cepat berjalan dari tempat tidur, duduk dengan

tenang sambil beradaptasi pada posisi duduk sehingga pusing berkurang, minum

teh hangat agak manis, setelah pusing hilang baru kemudiaan diikuti dengan

aktivitas biasa.

b. Emesis Gravidarum

Mual dan muntah beberapa kali terutama pada pagi hari, tidak

menyebabkan gangguan semua aktivitas sehari-hari. Cara mengatasinya sama

dengan morning sickness, obat yang diperlukan adalah anti mual, mengganti

cairan yang keluar dengan minuman elektrolit.

c. Hiperemesis Gravidarum

Mual dan muntah berlebihan sehingga menggangu aktivitas sehari-hari.

Cara mengatasinya dengan terapi intensif, dan terminasi kehamilan (Manuaba,

2010: 348)

16
3. Penyebab Mual Muntah

Penyebab mual dan muntah dianggap sebagai masalah multi faktoral. Teori yang

berkaitan adalah faktor hormonal, sistem vestibular, pencernaan, psikologis,

hiperolfacation, genetik dan faktor evolusi. Berdasarkan suatu studi prospektif pada

9000 wanita hamil yang mengalami mual muntah, didapatkan hasil risiko mual muntah

meningkat pada primigravida, wanita yang berpendidikan kurang, merokok, kelebihan

berat badan atau obesitas, memiliki riwayat mual muntah pada kehamilan sebelumnya.

Emesis gravidarum (morning sickness) berhubungan dengan level hCG. hCG

menstimulasi produksi esterogen pada ovarium. Esterogen diketahui meningkatkan

mual dan muntah. Peningkatan esterogen dapat memancing peningkatan keasaman

lambung yang membuat ibu merasa mual.

Teori lain mengatakan bahwa sel-sel plasenta (villi kariolis) yang menempel

pada dinding rahim awalnya ditolak oleh tubuh karena dianggap benda asing. Reaksi

imunologik inilah yang memicu terjadinya reaksi mual-mual. Perubahan metabolik

glikogen hati akibat kehamilan juga dianggap sebagai penyebab mual dan muntah.

Ada beberapa peneliti yang menyebutkan penyebab mual muntah disebabkan

oleh faktor psikologis, seperti kehamilan yang tidak direncanakan, tidak nyaman atau

tidak diinginkan, beban pekerjaan akan menyebabkan penderitaan batin dan konflik.

Perasaan bersalah, marah, ketakutan, dan cemas dapat menambah tingkat keparahan

mual dan muntah.(Iriana, dkk, 2014: 56)


4. Tingkatan mual muntah

a. Stadium pertama

Mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak dibelakan

tenggorokan dan epigastrium sering menyebabkan muntah. Terdapat berbagai

aktivitas saluran cerna yang berkaitan dengan mual seperti meningkatnya saliva,

menurunnya tonus lambung dan peristaltik

b. Stadium kedua

Retching merupakan suatu usaha involunter untuk muntah, sering kali

menyertai mual dan terjadi sebelum muntah, terdiri atas gerakan pernafasan

spasmodik melawan glotis dan gerakan inspirasi dinding dada dan diafragma.

c. Stadium ketiga

Muntah merupakan suatu refleks yang menyebabkan dorongan ekspirasi isi

lambung dan usus ke mulut. Pusat muntah menerima masukan dari korteks serebal,

organ vestibular, daerah pemicu kemoreseptor (Anggi, 2010).

5. Patofisiologi

Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya

kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh

fisologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat

akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan

wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada

hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak

imbangnya elektrolit dengan alkolosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala-

gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan

faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang sebelum

kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tidak suka makan dan mual,

akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat (Rukiyah, 2010: 120).

6. Penanganan

a. Farmakologi

1) Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan adalah memberikan tablet

vitamin B6 1,5 mg/hari untuk meningkatkan metabolisme serta mencegah

terjadinya enchepalopaty.

2) Ondansentron 10 mg pada 50 ml intravena memiliki efektifitas yang hampir

sama untuk mengurangi hiperemesis gravidarum dengan pemberian antiistamin

Promethazine 50 mg dalam 50 ml intravena. Studi Ferreira (2010) menunjukkan

bahwa tidak terjadi efek teratogenik akibat penggunaan Ondansentron. (Irianti,

dkk., 2014: 171).

3) Bila perlu berikan 10 mg doksilamin dengan 10 mg vitamin B6 hingga 4

tablet/hari (misalnya 2 tablet saat akan tidur, 1 tablet saat pagi dan 1 tablet saat

siang).
4) Bila belum teratasi tambahkan demenhidrinat 50-100 mg per oral atau

supositoria berikan 4-6 kali sehari (maksimal 200 mg/hari bila meminum 4 tablet

doksilamin/piridoksin) atau prometazin 5-10 mg 3-4 kali sehari per oral atau

supositoria (WHO; Kemenkes., 2016: 83).

b. Nonfarmakologi

1) Melakukan pengaturan pola makan yaitu dengan memodifikasi jumlah dan

ukuran makanan. Makan dengan jumlah kecil dan minum cairan yang

mengandung elektrolit atau suplemen lebih sering. Mengkonsumsi makanan

yang tinggi protein dapat mengurangi mual dan melambatkan aktivitas

gelombang dysrhytmic pada lambung terutama pada trimester pertama

dibandingkan dengan makanan yang didominasi oleh karbohidrat atau lemak.

2) Menghindari ketegangan yang dapat meningkatkan stress dan mengganggu

istirahat tidur.

3) Meminum air jahe dapat mengurangi mual dan muntah secara signifikan karena

dapat meningkatkan mortilitas saluran cerna, yaitu dengan menggunakan 1gr

jahe sebagai minuman selama 4 hari.

4) Melakukan akupuntur atau hypnosis yang dapat menurunkan mual dan muntah

secara signifikan.

5) Menghindari mengkonsumsi kopi/kafein, tembakau dan rokok, karena selain

dapat menimbulkan mual dan muntah juga dapat memiliki efek yang merugikan

untuk embrio, serta menghambat sintesis protein (Irianti, dkk, 2014: 58)
Berikut tabel makanan dan minuman untuk pengelolaan morning sicknessringan

dan sedang yang direkomendasikan oleh ahli gizi dan diet dari konsensus Queensland

Tabel 1 : Saran Menu Makan Pada Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum
Menurut Queensland
Tingkatan Strategi Contoh
Morning Sickness
Cobalah untuk menghirup udara Limun, jahe, minuman untuk
yang dingin, cairan yang bening membangkitkan stamina, jelly
Berat yang manis
(dikategorikan Menjaga mulut agar tetap bersih Mengkonsumsi permen
sebagai dan segar
hiperemesis
Ketika merasa sedikit lebih baik Jus buah, jus sayuran, teh,
gravidarum maka tingkatkan dengan minuman ringan, air soda, atau
meminum berbagai minuman sup kaldu
Segera makan sesuatu yang Biskuit, sepotong roti panggang
ringan setelah bangun tidur di
pagi hari
Makan sering dan makan ringan Makan atau minum secara
perlahan, mengunyah makanan
Sedang dengan baik, hindari minum-
minuman atau makanan selingan
setelah waktu makan
Pilih makanan yang tinggi Biskuit kering, kerupuk,
karbohidrat popcorn, sereal, roti panggang,
buah atau sayuran
Hindari makanan berlemak, Gunakan susu rendah lemak,
gorengan dan makanan yang rendah mentega, margarin, dan
pedas daging tanpa lemak
Cobalah untuk menyetarakan Telur, kacang panggang, daging
Ringan makanan yang rendah lemak, ayam tanpa lemak, ikan, makana
dan makanan yang kaya protein yang berprotein tinggi
Sebelum tidur makanlah Keju, kerupuk, yoghurt dan
makanan yang mengandung custard
protein dan karbohidrat
(Irianti, dkk, 2014: 59)
7. Pengukuran Mual Muntah

Kewenangan bidan pada kasus HEG adalah melakukan penatalaksanaan pada

HEG ringan dan deteksi dini untuk dilakukannya pengalihan asuhan. Instrumen yang

dapat digunakan oleh bidan untuk menilai HEG yaitu dengan Pregnancy-Unique

Quantification Of Emesis/Nausea (PUQE). PUQE adalah penilaian kuantitas dari mual

dan muntah untuk menghindari subjektivitas dari keluhan mual dan muntah. Pada

indeks PUQE ada 3 jenis pertanyaan yang dinilai yaitu :

a. Perubahan berat badan

b. Ada tidaknya dehidrasi

c. Indeks laboratorium (ketidakseimbangan elektrolit)

Berikut adalah tabel pengukuran mual muntah dalam 12 jam dan 24 jam :
Tabel 2 : Pengukuran Mual Muntah Mual
1. Berapa lama rata-rata setiap hari anda merasakan mual dan muntah?
> 6 jam 4 – 6 jam 2 – 3 jam ≤ 1 jam Tidak semuanya
(5 poin) (4 poin) (3 poin) (2 poin) (1 poin)
2. Dalam sehari berapa kali anda mengalami mual muntah?
7 atau lebih 5–6 3-4 1–2 Tidak ada
(5 poin) (4 poin) (3 poin) (2 poin) (1 poin)
3. Dalam sehari berapa rata – rata anda mual dan muntah tanpa menyebabkan
dehidrasi?
7 lebih 5–6 3-4 1–2 Tidak ada
(5 poin) (4 poin) (3 poin) (2 poin) (1 poin)
4. Pada 12 jam terakhir berapa lama rata-rata anda merasakan mual dan muntah?
> 6 jam 4 - 6 jam 2 – 3 jam ≤ 1 jam Tidak semuanya
(5 poin) (4 poin) (3 poin) (2 poin) (1 poin)
5. Pada 12 jam terakhir berapa kali anda mual dan muntah?
7 lebih 5–6 3-4 1–2 Tidak ada
(5 poin) (4 poin) (3 poin) (3 poin) (1 poin)
6. Pada 12 jam terakhir berapa kali anda mual dan muntah tanpa menyebabkan
dehidrasi?
7 lebih 5–6 3-4 1–2 Tidak ada
(5 poin) (4 poin) (3 poin) (4 poin) (1 poin)
(Irianti, dkk, 2014: 71)
Skor yang didapatkan dari penilaian tersebut dikategorikan kedalam :

a. Mual dan muntah ringan bila nilai indeks PUQE ≤ 6

b. Mual dan muntah sedang bila nilai indeks PUQE 7 – 12

c. Mual dan muntah berat bila nilai indeks PUQE ≥13.

8. Komplikasi Mual Muntah

Wanita yang memiliki kadar hCG di bawah rentang normal lebih sering

mengalami hasil kehamilan yang buruk, termasuk keguguran, pelahiran prematur atau

retardasi pertumbuhan intrauterus (IUGR). (Tiran, 2008)

Berdasarkan penelitian Ebrahimi tahun 2010, hanya 2% mual muntah yang

berkembang menjadi HEG. Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan mual dan

muntah pada kehamilan yang menetap, dengan frekuensi muntah lebih dari 5 kali

dalam sehari, disertai dengan penurunan berat badan (>5% dari berat sebelum hamil)

dan dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam- bas, kekurangan gizi

bahkan kematian. (Irianti, dkk, 2014).

Hiperemesis gravidarum memiliki dampak pada ibu dan janin, seperti ibu akan

kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah

dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini aspirin, robekan mukosa

pada hubungan gastroesofagi yang menyebabkan peredaran ruptur esofagus, kerusakan

hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan

perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan

kehamilan yang mengakibatkan peredaran darah janin berkurang (Setiawan, 2007).

Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya di awal


kehamilan tidak berdampak terlalu serius, tapi jika sepanjang kehamilan si ibu

menderita hiperemesis gravidarum maka kemungkinan bayinya mengalami BBLR,

IUGR, Prematur hingga terjadi abortus (Wiknjosastro, 2005). (Rukiyah, 2010: 128)

Menurut Manuaba tahun 2010 hiperemesis dapat dibedakan menjadi tiga

tingkatan yaitu :

a. Hiperemesis gravidarum tingkat pertama

1) Muntah berlangsung terus

2) Nafsu makan berkurang

3) Berat badan menurun

4) Kulit dehidrasi-tonusnya lemah

5) Nyeri didaerah epigastrium

6) Tekanan darah turun dan nadi meningkat

7) Lidah kering

8) Mata tampak cekung

b. Hiperemesis gravidarum tingkat kedua

1) Penderita tampak lebih lemah

2) Gejala dehidrasi makin tampak, mata cekung tugor kulit makin kurang, lidah

kering dan kotor

3) Tekanan darah turun, nadi meningkat

4) Berat badan makin menurun

5) Mata ikterik
6) Gejala hemokonsentrasi makin tampak : urine berkurang, badan aseton dalam

urine meningkat

7) Terjadinya gangguan buang air besar

8) Mulai tampak gejala gangguan kesadaran, menjadi apatis

9) Napas berbau aseton

c. Hiperemesis gravidarum tingkat ketiga

1) Muntah berkurang

2) Keadaan umum wanita hamil makin menurun : tekanan darah turun, nadi

meningkat, dan suhu naik, keadaan dehidrasi makin jelas

3) Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterus

4) Gangguan kesadaran dalam bentuk : somnolen sampai koma, komplikasi

susunan saraf pusat (ensefalopati wernicke) nistagmus- perubahan arah bola

mata, diplopia-gambar tampak ganda, perubahan mental.

B. Akupresur

1. Pengertian Akupresur

Akupresur atau akupuntur tanpa jarum merupakan salah satu metode pengobatan

atau penyehatan dengan pemijatan atau penekana jari dipermukaan kulit, dimana

pemijatan atau penekanan tersebut akan mengurangi ketegangan, meningkatkan

sirkulasi darah dan merangsang kekuatan energi tubuh untuk menyembuhkan atau

menyehatkan. (Dewi, dkk, 2017: 7)

Akupresur disebut juga dengan terapi totok/tusuk jari adalah salah satu bentuk

fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan stimulasi pada titik-titik


tertentu atau acupoint pada tubuh. Akupresur juga diartikan sebagai menekan titik-titik

penyembuhan menggunakan jari secara bertahap yang merangsang kemampuan tubuh

untuk penyembuhan diri secara alami. (Setyowati, 2018: 1)

2. Cara Kerja Akupresur

Titik-titik akupresur berada dipermukaan kulit yang memiliki kepekaan

bioelektik. Stimulasi terhadap titik-titik ini akan merangsang keluarnya

endhorpin, hormon pengurang rasa sakit. Sebagai hasilnya, rasa sakit akan diblok dan

aliran darah dan oksigen ke area titik-titik tersebut meningkat. Hal ini akan

merilekskan otot dan mendorong kesembuhan. Akupresur menghalangi sinyal rasa

sakit ke otak melalui stimulasi ringan, menghalangi sensasi rasa sakit melalui syaraf

spinal menuju otak.Stimulasi pada titik-titik akupresur tidak hanya dapat

menghilangkan sumbatan pada jalur meredian, juga dapat menghilangkan aliran Qi,

darah serta mengharmoniskan Yin dan Yang tubuh.(Dewi, dkk, 2017: 7 Akupuntur

atau akupresur memanfaatkan rangsangan pada titik-titik akupuntur tubuh pasien,

telinga atau kulit kepala untuk mempengaruhi aliran bioenergi tubuh yang disebut

dengan Qi. Qi mengalir dalam suatu meredian (saluran), jadi inti pengobatan

akupuntur/akupresur adalah mengembalikan sistem keseimbangan (homeostatis) tubuh

yang terwujud dengan adanya aliran qi yang teratur dan harmonis dalam meredian

sehingga pasien sehat kembali. Dengan menguatkan qi, daya tubuh menjadi baik,

penyebab penyakit dapat dihilangkan secara tidak langsung. Hilangnya penyebab

penyakit dan kuatnya ci


dapat mengembalikan keadaan yin dan yang sehingga penyakit bisa sembuh dan orang

menjadi sehat kembali. (Setyowati, 2018: 1)

3. Keberadaan Acupoint

Acupoint atau titik-titik meredian akupuntur atau akupresur merupakan

konduktor listrik pada permukaan kulit yang dapat menyalurkan energi penyembuhan

yang paling efektif, sehingga penyembuhan energi yang paling bagus dengan

menggunakan titik-titik akupresur. Acupoint bersifat biolistik memiliki ciri-ciri papillae

kulit 2 kali lebih banyak, mengandung kapiler teranyam dengan saraf sensoris, ujung-

ujung saraf simpatis sehingga menaikkan konduktivitas kulit diatasnya karena tekanan

listriknya rendah. Acupoint terletak dipermukaan tubuh, terutama pada lokasi dimana

bundle saraf menembus fascia otot atau secara histologis merupakan struktur

neodermal dengan densitas lokal yang tinggi yang banyak mengandung serabut saraf

simpatik.

Keberadaan acupoint telah dibuktikan oleh berbagai penelitian, diantaranya

melalui termografi dengan tujuan membuat visualisasi perubahan- perubahan perfusi

perifer selama akupuntur dengan menggunakan kamera infra merah yang mampu

mendeteksi perubahan distribusi suhu. Akupuntur pada titik pericarium 6 dan large

intestine 11 memberikan efek meningkatkan penyaluran energi ke daerah lengan.

Hasilnya adalah adanya peningkatan signifikan suhu perifer selama akupuntur.

Pemeriksaan spektroskopi dan sonografi juga digunakan untuk menginvestigasi

efek serebral pada akupuntur dengan mengunakan near infrared


spectroscopy (NIRS) untuk mengukur perubahan oksigen serebral regional dan

transcranial doppler sonography (TCD) untuk memperoleh informasi tiga dimensi dari

area yang spesifik di intrakaranial. Titik yang dilakukan akupuntur adalah Neiguan,

Qihai, Zusanli, dan Sanyinjiao. Hasil yang diperoleh adanya kenaikan oksigen serebral

regional dan perubahan aliran yang signifikan dari arteri serebri media selama

dilakukan rangsangan titik akupuntur tersebut.

Beberapa penelitian di atas meyakinkan bahwa acupoint memang ada dan dapat

diketahui serta dapat dibuktikan secara ilmiah. Titik akupuntur dapat memberikan

tanggapan terhadap berbagai jenis rangsangan. Rangsangan tersebut dapat berupa

rangsangan mekanis, termis, listrik, magnet maupun perpaduan keempat rangsangan

tersebut (Setyowati, 2018: 2)

4. Manfaat

Akupresur bermanfaat untuk pencegahan penyakit, penyembukan penyakit,

rehabilitas (pemulihan) dan meningkatkan daya tahan tubuh. Akupresur juga

bermanfaat untuk menghilankan nyeri dan gejala-gejala pada berbagai penyakit, seperti

menurunkan low back pain (LBP) dan menurunkan heart rate pada pasien stroke.

Akupresur juga dapat digunakan untuk mengatasi nyeri pada saat menstruasi

(desminore) dan distress menstrual. Akupresur selain terbukti mengatasi nyeri yang

bersifat umum, juga terbukti mengatasi nyeri selama persalinan dan menperlancar

proses persalinan (Setyowati, 2018: 3)


5. Teknik Manipulasi Pemijatan Akupresur

Teknik manipulasi atau sering disebut sebagai teknik rangsangan pada pemijatan

akupresur merupakan teknik pemijatan yang dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan

klien dan penegakkan diagnose.

Adapun teknik manipulasi atau perangsangan dibagi menjadi dua :

a. Teknik penguatan (Tonifikasi)

1) Pemijatan dilakukan pada titik akupresur yang dipilih maksimal 30 kali putaran

atau tekanan

2) Arah putaran searah dengan jarum jam

3) Tekanan yang digunakan sedang, tidak kuat

4) Titik yang dipilih maksimal 10 titik akupresur

5) Jika pemijatan dilakukan pada area jalur meredian, arah pemijatan harus searah

dengan jalur perjalanan meredian

b. Teknik pelemahan (Sedasi)

1) Pemijatan dilakukan pada titik akupresur yang dipilih antara 40-60 kali putaran

atau tekanan

2) Arah putaran berlawanan dengan jarum jam

3) Tekanan pemijatan yang digunakan sedang sampai kuat

4) Titik yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan

5) Jika pemijatan dilakukan pada area jalur meredian, arah pemijatan harus

berlawanan arah dengan jalur perjalanan meredian (Dewi, dkk, 2017: 62)
6. Ukuran

Cun adalah satuan hitung untuk panjang atau lebar jarak antara titik akupuntur

dengan titik acuannya yang digunakan dengan penentuan titik terapi akupuntur atau

ilmu pijat turunannya. Berbeda dengan centimeter, cun lebih fleksibel karena dalam

perhitungan panjang atau lebar karena digunakan adalah tangan pasien sendiri. Berikut

ini gambar ukuran cun dalam tubuh manusia.

Gambar 1. Pengukuran Cun (Hartono, 2012: 64)

7. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemijatan Akupresur

a. Kebersihan Terapis

Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun antiseptik

sebelum melakukan dan setelah melakukan terapi sangatlah penting. Hal tersebut

dilakukan untuk mencegah penularan penyakit antara terapis dengan pasien.

b. Bagian-bagian yang Tidak Dapat Dipijat

Pemijatan tidak dapat dilakukan pada kondisi kulit terkelupas, tepat pada

bagian tulang yang patah, dan tepat bagian yang bengkak.


c. Pasien dalam Kondisi Gawat

Penyakit-penyakit yang tidak boleh dipijat adalah tiga penyakit yang dapat

menyebabkan kematian tiba-tiba, yaitu ketika terjadi serangan jantung, gagal napas

oleh paru-paru, dan penyakit pada saraf otak (misalnya stroke, pecah pembuluh

darah, dan cidera otak). Apabila terapis menemukan gejala- gejala diatas segera

rujuk kerumah sakit karena penanganan yang keliru dapat menyebabkan pasien

terlambat mendapatkan pengobatan yang lebih baik. (Hartono, 2012 : 66)

8. Titik Akupresur untuk Mual Muntah

a. Titik perikardium 6 (PC 6)

Titik PC 6 (Nei guan) letaknya 2 cun dari garis pergelangan tangan sejajar

dengan jari tengah. Titik ini untuk mengurangi mual muntah yang dilakukan 3 hari

selama ibu mengalami mual dengan memijat berlawanan jarum jam (sedasi)

sebanyak 50 kali. Perikardium 6 (PC 6) bersifat mengatur sirkulasi Qi,

menenangkan Qi lambung yang terbalik, menenangkan pikiran, meredakan nyeri,

melonggarkan dada. Bermanfaat untuk meredakan mual, dan gangguan pencernaan

(Tiran, 2008)

Gambar 2. Letak Titik PC 6

(Tiran, 2008)
b. Titik spleen 4 (SP 4)

Titik SP 4 (Gong Sun) letaknya pada lekukan distal dan inferior tulang

metatarsal ke satu. Titik ini untuk mengurangi mual muntah dilakukan 3 hari

selama ibu mengalami mual muntah dengan memijat searah jarum jam (tonifikasi)

sebanyak 30 kali. Berfungsi untuk mengurangi nyeri pada lambung yang bersifat

dingin, membantu memperkuat Qi lambung dan jantung sehingga mengurangi rasa

mual. (Tiran, 2008)

Gambar 3. Letak Titik SP 4

(Tiran, 2008)

C. Pengaruh Pemberian Terapi Akupresur Untuk Mual Muntah

Penanganan mual muntah (emesis gravidarum) dengan komplementer bisa

dilakukan salah satunya dengan terapi akupresur, karena dengan melakukan terapi

akupresur dapat melancarkan Qi dan aliran darah dan mengistruksikan sistem endokrin

untuk melaksanakan sejumlah endorphin sesuai kebutuhan tubuh untuk memberikan

rasa tenang (Hartono, 2015). Pomeranz (2000) mengatakan akupresur dapat

menstimulasi saraf perifer di otak untuk mengirimkan implus ke sistem saraf pusat

disertai aktivitas medula spinalis, hipotalamus dan hipofise diaktifitasi untuk

melaksanakan endorphin (Tiran, 2008: 125).


Menurut terori 5 unsur emesis gravidarum terjadi akibat ketidak

seimbangan Qi ibu karena tubuhnya berupaya beradaptasi dengan

perubahan yang terjadi saat pertumbuhan janin, Qi dalam kehamilan dapat

dipengaruhi oleh tidak harmonis dalam tiga organ yang penting yaitu

limpa, lambung, dan jantung. Tidak harmonisan Qi lambung menyebabkan

terjadinya emesis gravidarum (Tiran, 2008). Titik akupresur yang bisa

mengurangi emesis gravidarm adalah titik PC 6 dan SP 4. Titik ini dapat

memperlancar Qi dan aliran darah keseluruh tubuh, dan mengembalikan

jalur meredian yang terbalik, sehingga setelah diberi terapi pada titik

tersebut mual muntah dapat berkurang.

Penelitian yang dilakukan oleh Eka dan Wiwik di BPM Afah Fahmi

Amd Keb tahun 2017 dengan judul “Pengaruh Akupresur terhadap

Pengurangan Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I”. Penelitian ini

dilakukan dengan cara penekanan pada titik PC 6, ST 36 dan SP 4 selama 9

hari dan terbukti efektif mengurangi mual muntah.

Penelitia yang lain dilakukan oleh Novia (2018) di Puskesmas Yosomulyo dan

Puskesmas Sumber Sari Bantul dengan berjudul “Pengaruh Pemberian Terapi

Akupresur untuk Mengurangi Mual Muntah pada Ibu Hamil Emesis

Gravidarum”, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penekanan pada titik PC 6

dan SP 4 selama 15 menit dapat mengurangi mual muntah.

1
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL NORMAL PADA NY.A G1P1A0


HAMIL 10 MINGGU DENGAN KEBUTUHAN DASAR ACCUPRESSURE HYPEREMESIS
GRAVIDARUM DI PUSKESMAS GUNTUR II

I. PENGKAJIAN
Dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Rabu, 26 November 2021
Jam : 10.00WIB
Tempat : Poli KIA Puskesmas Guntur II
A. Data Subyektif
1. Biodata
1.1 Biodata Pasien
Nama : Ny.A
Umur : 23 tahun
Agama : Islam
uku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
No. RM : 130
Alamat : Keyongan Rt 02 Rw 02
1.2 Biodata Penanggung jawab
Nama : Tn.Z
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan pasien : Suami
2
Alamat : Keyongan Rt 02 Rw 02
2. Keluhan Utama
2.1 Keluhan Utama
Ibu mengatakan dirinya hamil dan mengalami mual muntah yang mengganggu
2.2 Alasan datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
3. Riwayat Kesehatan
3.1 Riwayat kesehatan dahulu
- Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti: Hepatitis, AIDS, TBC,
dan lain-lain.
- Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti DM, Tekanan darah
tinggi, Jantung, dan lain-lain
3.2 Riwayat kesehatan sekarang
- Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti: Hepatitis, AIDS, TBC,
dan lain-lain.
- Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit keturunan seperti DM, Tekanan darah
tinggi, Jantung, dan lain-lain
3.3 Riwayat kesehatan keluarga
- Ibu mengatakan di keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti Hepatitis,
AIDS, TBC, dan lain-lain.
- Ibu mengatakan di keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti DM,
Tekanan darah tinggi, Jantung, dan lain-lain
- Ibu mengatakan di keluarga tidak ada riwayat kembar
- Ibu mengatakan di keluarga tidak ada yang mengalami kecacatan
4. Riwayat Perkawinan
4.1 Menikah pada usia 23 tahun
4.2 Menikah 1 kali
4.3 Lama menikah 1 tahun

5. Riwayat Obstetri
5.1 Riwayat Menstruasi
3
 Menarche : 13 tahun
 Siklus/lama : 28 hari / 5-7 hari
 Perdarahan : sedang (ganti pembalut 3 kali sehari)
 Dysmenorrhea : tidak
5.2 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

N Umur Tempat UK Jenis Penolong Penyulit BB TB Keadaan


o Pertolonga Persalinan Persalinan 5
n
5
1 Hamil ini - - - - - - - -
5
5
Riwayat kehamilan sekarang
 Umur kehamilan menurut pasien 10 minggu
 HPHT tanggal 17 September 2021,HPL tanggal 24 06 2022
 Periksa hamil 2 kali
 Imunisasi TT
TT1 : Capeng
TT2 :-
 Kebiasaan :
Minum jamu : tidak pernah
Merokok : tidak pernah
Obat-obatan tertentu : tidak pernah, kecuali resep dari bidan
 Berat badan sebelum hamil 53 kg
 Gerakan janin sudah dirasakan ibu
 Rencana persalinan dimana : Klinik Permata Bunda
6. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB
7. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
Sebelum Hamil Selama Hamil
7.1 Pola Nutrisi

4
Makan 3 kali/hari Makan 3 kali/hari
Jenis makanan nasi, sayur, Jenis makanan sayur,
tempe, telur, dan lain-lain daging, dan lain-lain
dengan porsi 1 piring dengan porsi 1 piring
Minum 8-9 gelas / hari Minum 8-9 gelas / hari
Jenis minum air putih Jenis minum air putih, teh manis
dan susu
Tidak ada pantangan makan Tidak ada pantangan makan
7.2 Pola Eliminasi
Buang Air Besar 1 kali/hari Buang Air Besar 1 kali/hari
Lembek, coklat, kekuningan, Lembek, coklat, kehitaman,
Bau khas, tidak ada keluhan bau khas, tidak ada keluhan
Buang Air Kecil 3-4 kali / hari Buang Air Kecil 4-6 kali / hari
Cair, bening kekuningan, bau cair, bening kekuningan, bau
khas, tidak ada keluhan khas, tidak ada keluhan
7.3 Pola Aktivitas
Ibu sehari-hari beraktivitas di Ibu sehari-hari beraktivitas di
rumah mengerjakan pekerjaan rumahmengerjakan pekerjaan rumah seperti
menyapu,rumah seperti menyapu,mengepel, mencuci,
memasakmengepel,mencuci, memasak,
dan lain-lain dibantu oleh suami dan lain-lain dibantu oleh suami dan keluarganya
dan keluarganya
7.4 Pola Istirahat
Tidur siang 1 jam Tidur siang 1 jam /kdg tidak bisa tidur siang
Tidur malam 6-7 jam Tidur malam 6- 7 jam
7.5. Personal Hygiene
Mandi 2 kali / hari Mandi 2 kali / hari
Gosok gigi 3 kali / hari Gosok gigi 3 kali / hari
Ganti baju 2 kali / hari Ganti baju 2 kali / hari
7.6 Pola Seksualitas
Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
5
8. Psikososiospiritual
8.1 Tanggapan ibu terhadap dirinya sekarang
Ibu merasakan kurang nyaman karena sering mual dan muntah
8.2 Tanggapan ibu terhadap kehamilannya
Ibu merasakan bahagia karena kehamilannya sehat
8.3 Respon keluarga terhadap keadaan ibu
Suami dan keluarga bahagia karena kehamilan ini yang ditunggu-tungu oleh keluarga
8.4 Ketaatan beribadah
Ibu selalu melaksanakan sholat 5 waktu
8.5 Pengambilan keputusan di dalam keluarga
Pengambilan keputusan dalam keluarga di dominasi oleh suami
8.6 Pemecahan masalah (coping)
Pemecahan masalah dilakukan secara musyawarah
8.7 Keadaan lingkungan
Keadaan lingkungan rumah bersih dan tidak memiliki hewan peliharaan

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
1.1 Keadaan Umum : baik
1.2 Tingkat Kesadaran : composmentis
1.3 Antropometri
Berat Badan hamil : 69 kg
Tinggi Badan : 150 cm
LILA : 27 cm
1.4 Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Suhu : 36,6 0C
Nadi : 84 kali/menit
RR : 22 kali/menit
2. Status Present
Kepala : Mesochepal
6
Rambut : Lurus, bersih, hitam, tidak rontok
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik
Hidung : Tidak ada polip, tidak ada pengeluaran sekret
Mulut : Bibir lembab, tidak ada caries gigi, rongga mulut bersih.
Telinga : Simetris, bersih
Muka : Tidak edema, tidak pucat
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Dada : Simetris, tidak ada bunyi ronchii, tidak ada retraksi dinding dada
Mammae : Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada retraksi / dimpling.
Perut : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada nyeri tekan pada gaster dan hepar
Genetalia : Bersih, tidak ada tanda-tanda PMS
Anus : Tidak ada hemoroid
Ekstremitas atas dan bawah : Simetris, ada oedema di kaki , kuku bersih, tidak ada varises
Kulit : Warna sawo matang, turgor baik
Tulang belakang : Tidak skoliosis, tidak lordosis, tidak kifosis
Anus : Tidak ada hemoroid

3. Status Obstetrikus
3.1 Inspeksi
- Muka : tidak ada cloasma gravidarum
- Mammae : areola mamae menghitam, kelenjar montgomery terlihat, putting susu
menonjol, colostrum belum keluar
- Perut :, tidak ada linea alba, tidak ada linea nigra, ada striae albicans
- Genetalia : Tidak ada fluor albus / lender / cairan lain, tidak ada luka
3.2 Palpasi
- Leopold I : TFU 2 jari diatas simphisis
- Leopold II : -.
- Leopold III : -
- Leopold IV: -
3.3 Auskultasi
DJJ : belum terdengar
7
3.4 Perkusi : Refleks patella : +/+
4. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 26 Desember 2021
HCG = +
Hb: 12gr/dl
Urine protein: Negatif
HIV: Non reaktif
Sifilis: negatif
Hbsag: negatif

C. ANALISA
Diagnosa :
Ny. A G1P1A0, usia 23 tahun, hamil 10 minggu Dengan kebutuhan dasar accupressure hyperemesis
gravidarum

Dasar :
Data subyektif :
1. Ibu mengatakan ini hamil yang pertama
2. Ibu mengatakan berusia 23 tahun
3. HPHT tanggal 17 Sept 2021 HPL tanggal 24 Juni 2022
4. Ibu mengatakan mual muntah
Data Obyektif:
1. Pemeriksaan Umum : keadaan baik
Tingkat Kesadaran : composmentis
Antropometri
Berat Badan hamil : 69 kg
Tinggi Badan : 150 cm
LILA : 27 cm
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Suhu : 36,6 0C
8
Nadi : 84 kali/menit
RR : 22 kali/menit
2. Status Present :
Mammae : Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada retraksi / dimpling.
Perut :Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada nyeri tekan pada gaster dan hepar
Genetalia : Bersih, tidak ada tanda-tanda PMS
Anus : Tidak ada hemoroid
3. Palpasi
Leopold I : TFU 2 jari diatas symphisis
Leopold II :-
Leopold III : -
Leopold IV : -
4. Auskultasi : -
Masalah : Tidak ada
Dasar : Tidak ada
D. PELAKSANAAN
Hari / Tanggal : Jumat, 26 November 2021

Jam Tindakan Rasional

10.20 WIB Memberitahu hasil pemeriksaa Ibu dan keluarga


kepada ibu dan keluarga mengerti dengan
keadaan dirinya
10.25 WIB Menawarkan ibu mengenai Informasi yang jelas
terapi accupressure membantu ibu dan
hyperemesis gravidarum dan keluarga untuk
menjelaskan prosedurnya mengerti tindakan
yang akan dilakukan

10.30 WIB Meminta informed consent Lembar informed


kepada ibu sebelum tindakan consent harus di
setujui secara tertulis
10.35 WIB Melakukan persiapan alat Tindakan dapat segera
untuk tindakan dilakukan setelah alat
siap

9
10.40 WIB Melakukan cuci tangan Cuci tangan dilakukan
sebelum tindakan guna meminimalkan
penularan penyakit
dna mencegah infeksi
10.45 WIB Melakukan tindakan sesuai Tindakan dilakukan
SOP mengenai accupressure secara sistematis dan
hyperemesis gravidarum telah sesuai SOP

10.55 WIB Membereskan alat Menjaga kerapihan


ruangan dan
kebersihan alat
tindakan
11.00 WIB Mencuci tangan setelah Cuci tangan dilakukan
melakukan tindakan untuk meminimalkan
resiko penularan
penyakit
11.05 WIB Melakukan evaluasi dan Evaluasi dilakukan
dokumentasi guna mengetahui
pasien sudah
memahami tindakan
dan dokumentasi
diperlukan sebgai
bukti pelayanan

10
BAB IV
PEMBAHASAN

Pelaksanaan pengakajian selama studi kasus ada ditemukan beberapa hambatan. Pengumpulan data

yang dilakukan hanya melalui wawancara dengan klien dan keluarga klien. Dalam waktu penerapan proses

keperawatan kelompok sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menerapkan proses keperawatan sesuai

dengan teori yang ada, tetapi maish ada kesenjangan esenjangan - kesenjangan - kesenjangan. Berdasarkan

asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Ny .A Data subjektif yang didapat dari klien, klien mengatakan

hamil anak pertama, klien mengatakan sudah 6 hari yang lalu mual dan muntah, dalam sehari klien bisa

muntah 7- 8 kali sehari, klien mengatakan setiap mual dan muntah perutnya terasa nyeri, klien mengeluh

tenggorokan terasa sakit dan panas sehingga badan klien terasa lemah dan tak betenaga, klien juga

mengatakan ia malas untuk makan karna setiap makan klien terus muntah dan nyeri perut. Data objektif pada

klien didapatkan yaitu klien tamapak lemah, klien tampak tidak berkekuatan utuk melakukan aktivitas, klien

tamapak menringis kesakitan, skala nyeri klien 5 , akrral dingin, bibir pucat dan pecah  –  pecah , lalu
11
dilakukan akupresur hiperemesis gravidarum untuk membantu mengurangi mual muntah yang dialami Ny. A.

Didapatkan hasil Ny. A setelah dilakukan akupresur untuk hiperemesis gravidarum tampak lebih nyaman dan

tidak terlalu mual.

BAB V
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual muntah hebat yang lebih dari 10 kali sehari

dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan  berat badan, atau

gangguan gangguan elektrolit, elektrolit, sehingga sehingga mengganggu mengganggu aktivitas

aktivitas sehari  –  hari dan membahayakan janin dalam kandungannya. Mual dan muntah yang

berlebih terjadi pada wanita hamil dapat menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan kadar elektrolit,

penurunan berat badan (Runiari, 20  penurunan berat badan (Runiari, 2010 hal 65). 10 hal 65). Adapun

manifestasi klinisnya diantaranya adalah hiperemesis gravidarum tingkat I tingkat ringan dimana pada

tingkat ini tanda dan gejala yang muncul seperti mual dan muntah terus menerus yang mempengaruhi

keadaan umum, menimbulkan perasaan lemah, penurunan nafsu makan, berat badan turun, dan nyeri

epigastrium. Hiperemesis gravidarum tingkat II termasuk tingkat sedang dimana pada tingkat II

biasanya tanda dan gejala yang muncul pada ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum seperti ibu

terlihat lemah, lidah kering dan kotor, nadi teraba lemah dan cepat, suhu tubuh terkadang naik, serta

mata sedikit ikterik. Hiperemesis gravidarum tingkat III termasuk tingkat berat pada tingkat III

biasanya tanda dan gejala yang muncul seperti kesadaran ibu menurun dari somnolen hingga koma,

12
muntah berhenti, nadi cepat dan kecil, suhu meningkat, serta tekanan darah semangkin menurun, serta

suhu me tekanan darah semangkin menurun, serta suhu meningkat (Mitayani, 2013). at (Mitayani,

2013).

2. SARAN

Saran yang diberikan sesuai dengan hasil pemberian asuhan kebidanan accupressure hyperemesis

gravidarum pada ibu hamil antaralain :

a. Bagi Ibu Hamil

Ibu hamil yang mengalami rasa tidak nyaman dapat mengetahui dan mampu melaksanakan upaya

meningkatkan kenyamanan dengan cara accupressure hyperemesis gravidarum

b. Bagi Bidan

Penelitian ini dapat digunakan bidan untuk dasar pertimbangan melakukan intervensi mandiri melalui

pemberian accupressure hyperemesis gravidarum pada ibu hamil yang mengalami rasa tidak nyaman

akibat mual muntah

c. Bagi Puskesmas

Dapat digunakan sebagai masukan bagi tempat pelayanan atau institusi setempat guna meningkatkan

pelayanan dan pengembangan ilmu keperawatan, khususnya untuk penatalaksanaan non-farmakologis

bagi ibu hamil yang mengalami rasa tidak nyaman

DAFTAR PUSTAKA

Pravikasari, 2014. Perbedaan Senam Hamil dan AkupresurTerhadap Penurunan


Keluhan NyeriPunggung Bawah Pada Ibu Hamil Trimester III volume 5
edisi 1. Semarang: BHAMADA-JITK. [Diakses pada tanggal 14
Februari 2016, hari Minggu, pukul 20.00 WIB.
13
http://www.distrodoc.com/107253-perbedaan-senam-hamil-dan-teknikakupresur-
terhadap-penurunan]

Lichayati, 2013. Hubungan Senam Hamil dengan NyeriPunggung Pada Ibu

Hamil diPolindes Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten


Lamongan volume 1 edisi 16. Lamongan: Surya. [Diakses tanggal 15
Februari 2016, hari Senin, pukul 16.00 WIB. http://www.
stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/63-70-Ratih.pdf]

Notoatmodjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan –Ed. Rev-. Jakarta: Rineka Cipta

Sulistyawati, 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba

Medika

Dinkes RI, 2011. Pelayanan Asuhan Kebidanan. Jakarta: Depkes RI [Diakses

pada tanggal 25 Februari 2016, hari Kamis, pukul 08.10 WIB.


www.depkes.go.id%2Fresources%2Fdownload%2Fprofil%2FPROFIL
_KAB_KOTA_2011%2FP.JATENG_Kebumen2011.pdf].

Dewi dan Sunarsih., 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta :

Salemba Medika

Prawirohardjo, 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : BP-SP

LAMPIRAN 1

14
15
16
17
18
19

Anda mungkin juga menyukai