200
2021-2022
7
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan
Oleh :
Nama :
NIM : 200
MENGETAHUI
() ()
() ()
KATA PENGANTAR
8
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Praktikum Natural Therapi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Terapan Kebidanan di Prodi D-IV Jurusan Kebidanan
Kebidanan selama saya menjalani PNT ini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan,
baik dari segi teknis maupun materi. Untuk itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan Laporan hasil PNT ini.Tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak,dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan Laporan
hasil PNT ini, sangatlah sulit bagi Peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
1. Dr . Ns. Fery Agusman, MM, M.Kep, Sp.Kom selaku Rektor Universitas Karya
Husada Semarang
3. Ibu Lestari Puji Astuti, S.SiT, M.Kes selaku ketua Program Studi Sarjana Terapan
4. Ibu ... selaku dosen pembimbing dalam saya menjalankan tugas PNT yang telah
9
5. Ibu ... selaku Pembimbing lahan yang telah membimbing dan menyalurkan
6. Keluarga saya tersayang yang selalu memberikan support untuk saya dan menjadi
7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga tugas PNT
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Demak ,
Penulis
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ 1
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. 2
HALAMAN KATA PENGANTAR.................................................................... 3
DAFTAR ISI......................................................................................................... 5
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... 6
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 7
B. Tujuan............................................................................................... 9
C.Manfaat…………………………………………………………......9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN KASUS……………………………………….17
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan..................................................................................... 33
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 35
B. Saran.................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...36
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………...37
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mual dan muntah merupakan hal normal yang sering terjadi pada usia
kehamilan muda dan terbanyak pada usia kehamilan 6-12 minggu dan akan berakhir
dalam 20 minggu pertama kehamilan. Keluhan ini terjadi 70% - 80% dari seluruh
wanita yang hamil (Cathy, 2015). Keluhan mual dan muntah terkadang begitu hebat
sehingga segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan oleh ibu hamil yang
gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan yang terjadi selama masa hamil.
Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari mual dan muntah normal yang
umum dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan
berlangsung selama trimester pertama kehamilan. Muntah yang berlebihan dan tidak
dilakukan Herrell (2013) didapatkan bahwa sekitar 80% dari ibu hamil yang dirawat
berlangsung sepanjang hari dan dapat berlangsung selama kurang lebih 10 minggu
indikasi paling umum untuk ibu hamil pada usia kehamilan muda dirawat di rumah
sakit. Angka kejadian hiperemesis gravidarum yang dirawat adalah 11.4% dari
seluruh ibu hamil yang dirawat pada usia kehamilan muda. Lama rawat pasien
12
hiperemesis gravidarum normalnya 2 hingga 3 hari dengan perawatan yang adekuat.
keadaan klinis ibu, tindakan medis, serta pengelolaan selama di rumah sakit
(Topcu,2015). Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa 25% dari dari ibu hamil
yang mengalami hiperemesis gravidarum dirawat inap lebih dari sekali dan
membuat ibu hamil merasa ingin melakukan terminasi kehamilan (Gunawan, 2011).
Pada ibu hamil yang pernah dirawat inap karena hiperemesis gravidarum pada
kehamilan sebelumnya, maka juga akan memerlukan rawat inap pada kehamilan
Masalah
“Bagaimana Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Normal Pada Ny.A G1p0a0 Hamil
Di Puskesmas Guntur II ?
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3. Manfaat Penulisan
a. Bagi Penulis
atau program yang dapat meningkatan angka kesejahteraan ibu dan anak
c. Bagi masyarakat
14
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Mual Muntah
1. Pengertian
Mual dan muntah atau dalam bahasa medis disebut emesis gravidarum atau
morning sickness merupakan suatu keadaan mual yang terkadang disertai muntah
mengalami mual muntah (Wegrzyniak, dkk, 2012). Dari hasil penelitian Lecasse
(2009) dari 367 wanita hamil, 78,47% mual muntah terjadi pada trimester pertama,
dengan derajat mual muntah yaitu 52,2% mengalami mual muntah ringan, 45,3%
mengalami mual muntah sedang dan 2,5% mengalami mual muntah berat. Pada
trimeter dua, 40,1% wanita masih mengalami mual muntah dengan rincian 63,3%
mengalami mual muntah ringan, 35,9% mengalami mual muntah sedang dan 0,8%
terasa lemas disertai keluarnya isi perut melalui mulut dengan frekuensi kurang dari
5 kali sehari pada ibu hamil trimester 1 (Kesehatan RI, 2013: 88). Emesis
yang dialami ibu hamil. Meskipun emesis gravidarum bersifat fisiologis, emesis
gravidarum bukanlah suatu gangguan ringan, dapat terjadi pada 85% ibu
hamil, dapat berlangsung sepanjang hari, serta dapat menetap selama kehamilan
(Tiran, 2008)
15
2. Perbedaan Tingkatan Mual Muntah
a. Morning Sickness
Pusing pada saat bangun pagi karena terjadi iskemia relatif akibat turunnya
aliran darah menuju otak sehingga glukosa kearah sistem saraf pusat berkurang.
Cara mengatasi jangan terlalu cepat berjalan dari tempat tidur, duduk dengan
tenang sambil beradaptasi pada posisi duduk sehingga pusing berkurang, minum
teh hangat agak manis, setelah pusing hilang baru kemudiaan diikuti dengan
aktivitas biasa.
b. Emesis Gravidarum
Mual dan muntah beberapa kali terutama pada pagi hari, tidak
dengan morning sickness, obat yang diperlukan adalah anti mual, mengganti
c. Hiperemesis Gravidarum
2010: 348)
16
3. Penyebab Mual Muntah
Penyebab mual dan muntah dianggap sebagai masalah multi faktoral. Teori yang
hiperolfacation, genetik dan faktor evolusi. Berdasarkan suatu studi prospektif pada
9000 wanita hamil yang mengalami mual muntah, didapatkan hasil risiko mual muntah
berat badan atau obesitas, memiliki riwayat mual muntah pada kehamilan sebelumnya.
Teori lain mengatakan bahwa sel-sel plasenta (villi kariolis) yang menempel
pada dinding rahim awalnya ditolak oleh tubuh karena dianggap benda asing. Reaksi
glikogen hati akibat kehamilan juga dianggap sebagai penyebab mual dan muntah.
oleh faktor psikologis, seperti kehamilan yang tidak direncanakan, tidak nyaman atau
tidak diinginkan, beban pekerjaan akan menyebabkan penderitaan batin dan konflik.
Perasaan bersalah, marah, ketakutan, dan cemas dapat menambah tingkat keparahan
a. Stadium pertama
Mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak dibelakan
aktivitas saluran cerna yang berkaitan dengan mual seperti meningkatnya saliva,
b. Stadium kedua
menyertai mual dan terjadi sebelum muntah, terdiri atas gerakan pernafasan
spasmodik melawan glotis dan gerakan inspirasi dinding dada dan diafragma.
c. Stadium ketiga
lambung dan usus ke mulut. Pusat muntah menerima masukan dari korteks serebal,
5. Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya
kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh
fisologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat
wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada
hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak
gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan
faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang sebelum
kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tidak suka makan dan mual,
akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat (Rukiyah, 2010: 120).
6. Penanganan
a. Farmakologi
terjadinya enchepalopaty.
tablet/hari (misalnya 2 tablet saat akan tidur, 1 tablet saat pagi dan 1 tablet saat
siang).
4) Bila belum teratasi tambahkan demenhidrinat 50-100 mg per oral atau
supositoria berikan 4-6 kali sehari (maksimal 200 mg/hari bila meminum 4 tablet
doksilamin/piridoksin) atau prometazin 5-10 mg 3-4 kali sehari per oral atau
b. Nonfarmakologi
ukuran makanan. Makan dengan jumlah kecil dan minum cairan yang
istirahat tidur.
3) Meminum air jahe dapat mengurangi mual dan muntah secara signifikan karena
4) Melakukan akupuntur atau hypnosis yang dapat menurunkan mual dan muntah
secara signifikan.
dapat menimbulkan mual dan muntah juga dapat memiliki efek yang merugikan
untuk embrio, serta menghambat sintesis protein (Irianti, dkk, 2014: 58)
Berikut tabel makanan dan minuman untuk pengelolaan morning sicknessringan
dan sedang yang direkomendasikan oleh ahli gizi dan diet dari konsensus Queensland
Tabel 1 : Saran Menu Makan Pada Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum
Menurut Queensland
Tingkatan Strategi Contoh
Morning Sickness
Cobalah untuk menghirup udara Limun, jahe, minuman untuk
yang dingin, cairan yang bening membangkitkan stamina, jelly
Berat yang manis
(dikategorikan Menjaga mulut agar tetap bersih Mengkonsumsi permen
sebagai dan segar
hiperemesis
Ketika merasa sedikit lebih baik Jus buah, jus sayuran, teh,
gravidarum maka tingkatkan dengan minuman ringan, air soda, atau
meminum berbagai minuman sup kaldu
Segera makan sesuatu yang Biskuit, sepotong roti panggang
ringan setelah bangun tidur di
pagi hari
Makan sering dan makan ringan Makan atau minum secara
perlahan, mengunyah makanan
Sedang dengan baik, hindari minum-
minuman atau makanan selingan
setelah waktu makan
Pilih makanan yang tinggi Biskuit kering, kerupuk,
karbohidrat popcorn, sereal, roti panggang,
buah atau sayuran
Hindari makanan berlemak, Gunakan susu rendah lemak,
gorengan dan makanan yang rendah mentega, margarin, dan
pedas daging tanpa lemak
Cobalah untuk menyetarakan Telur, kacang panggang, daging
Ringan makanan yang rendah lemak, ayam tanpa lemak, ikan, makana
dan makanan yang kaya protein yang berprotein tinggi
Sebelum tidur makanlah Keju, kerupuk, yoghurt dan
makanan yang mengandung custard
protein dan karbohidrat
(Irianti, dkk, 2014: 59)
7. Pengukuran Mual Muntah
HEG ringan dan deteksi dini untuk dilakukannya pengalihan asuhan. Instrumen yang
dapat digunakan oleh bidan untuk menilai HEG yaitu dengan Pregnancy-Unique
dan muntah untuk menghindari subjektivitas dari keluhan mual dan muntah. Pada
Berikut adalah tabel pengukuran mual muntah dalam 12 jam dan 24 jam :
Tabel 2 : Pengukuran Mual Muntah Mual
1. Berapa lama rata-rata setiap hari anda merasakan mual dan muntah?
> 6 jam 4 – 6 jam 2 – 3 jam ≤ 1 jam Tidak semuanya
(5 poin) (4 poin) (3 poin) (2 poin) (1 poin)
2. Dalam sehari berapa kali anda mengalami mual muntah?
7 atau lebih 5–6 3-4 1–2 Tidak ada
(5 poin) (4 poin) (3 poin) (2 poin) (1 poin)
3. Dalam sehari berapa rata – rata anda mual dan muntah tanpa menyebabkan
dehidrasi?
7 lebih 5–6 3-4 1–2 Tidak ada
(5 poin) (4 poin) (3 poin) (2 poin) (1 poin)
4. Pada 12 jam terakhir berapa lama rata-rata anda merasakan mual dan muntah?
> 6 jam 4 - 6 jam 2 – 3 jam ≤ 1 jam Tidak semuanya
(5 poin) (4 poin) (3 poin) (2 poin) (1 poin)
5. Pada 12 jam terakhir berapa kali anda mual dan muntah?
7 lebih 5–6 3-4 1–2 Tidak ada
(5 poin) (4 poin) (3 poin) (3 poin) (1 poin)
6. Pada 12 jam terakhir berapa kali anda mual dan muntah tanpa menyebabkan
dehidrasi?
7 lebih 5–6 3-4 1–2 Tidak ada
(5 poin) (4 poin) (3 poin) (4 poin) (1 poin)
(Irianti, dkk, 2014: 71)
Skor yang didapatkan dari penilaian tersebut dikategorikan kedalam :
Wanita yang memiliki kadar hCG di bawah rentang normal lebih sering
mengalami hasil kehamilan yang buruk, termasuk keguguran, pelahiran prematur atau
berkembang menjadi HEG. Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan mual dan
muntah pada kehamilan yang menetap, dengan frekuensi muntah lebih dari 5 kali
dalam sehari, disertai dengan penurunan berat badan (>5% dari berat sebelum hamil)
dan dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam- bas, kekurangan gizi
Hiperemesis gravidarum memiliki dampak pada ibu dan janin, seperti ibu akan
kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah
dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini aspirin, robekan mukosa
hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan
IUGR, Prematur hingga terjadi abortus (Wiknjosastro, 2005). (Rukiyah, 2010: 128)
tingkatan yaitu :
7) Lidah kering
2) Gejala dehidrasi makin tampak, mata cekung tugor kulit makin kurang, lidah
5) Mata ikterik
6) Gejala hemokonsentrasi makin tampak : urine berkurang, badan aseton dalam
urine meningkat
1) Muntah berkurang
2) Keadaan umum wanita hamil makin menurun : tekanan darah turun, nadi
B. Akupresur
1. Pengertian Akupresur
Akupresur atau akupuntur tanpa jarum merupakan salah satu metode pengobatan
atau penyehatan dengan pemijatan atau penekana jari dipermukaan kulit, dimana
sirkulasi darah dan merangsang kekuatan energi tubuh untuk menyembuhkan atau
Akupresur disebut juga dengan terapi totok/tusuk jari adalah salah satu bentuk
endhorpin, hormon pengurang rasa sakit. Sebagai hasilnya, rasa sakit akan diblok dan
aliran darah dan oksigen ke area titik-titik tersebut meningkat. Hal ini akan
sakit ke otak melalui stimulasi ringan, menghalangi sensasi rasa sakit melalui syaraf
menghilangkan sumbatan pada jalur meredian, juga dapat menghilangkan aliran Qi,
darah serta mengharmoniskan Yin dan Yang tubuh.(Dewi, dkk, 2017: 7 Akupuntur
telinga atau kulit kepala untuk mempengaruhi aliran bioenergi tubuh yang disebut
dengan Qi. Qi mengalir dalam suatu meredian (saluran), jadi inti pengobatan
yang terwujud dengan adanya aliran qi yang teratur dan harmonis dalam meredian
sehingga pasien sehat kembali. Dengan menguatkan qi, daya tubuh menjadi baik,
3. Keberadaan Acupoint
konduktor listrik pada permukaan kulit yang dapat menyalurkan energi penyembuhan
yang paling efektif, sehingga penyembuhan energi yang paling bagus dengan
kulit 2 kali lebih banyak, mengandung kapiler teranyam dengan saraf sensoris, ujung-
ujung saraf simpatis sehingga menaikkan konduktivitas kulit diatasnya karena tekanan
listriknya rendah. Acupoint terletak dipermukaan tubuh, terutama pada lokasi dimana
bundle saraf menembus fascia otot atau secara histologis merupakan struktur
neodermal dengan densitas lokal yang tinggi yang banyak mengandung serabut saraf
simpatik.
perifer selama akupuntur dengan menggunakan kamera infra merah yang mampu
mendeteksi perubahan distribusi suhu. Akupuntur pada titik pericarium 6 dan large
transcranial doppler sonography (TCD) untuk memperoleh informasi tiga dimensi dari
area yang spesifik di intrakaranial. Titik yang dilakukan akupuntur adalah Neiguan,
Qihai, Zusanli, dan Sanyinjiao. Hasil yang diperoleh adanya kenaikan oksigen serebral
regional dan perubahan aliran yang signifikan dari arteri serebri media selama
Beberapa penelitian di atas meyakinkan bahwa acupoint memang ada dan dapat
diketahui serta dapat dibuktikan secara ilmiah. Titik akupuntur dapat memberikan
4. Manfaat
bermanfaat untuk menghilankan nyeri dan gejala-gejala pada berbagai penyakit, seperti
menurunkan low back pain (LBP) dan menurunkan heart rate pada pasien stroke.
Akupresur juga dapat digunakan untuk mengatasi nyeri pada saat menstruasi
(desminore) dan distress menstrual. Akupresur selain terbukti mengatasi nyeri yang
bersifat umum, juga terbukti mengatasi nyeri selama persalinan dan menperlancar
Teknik manipulasi atau sering disebut sebagai teknik rangsangan pada pemijatan
1) Pemijatan dilakukan pada titik akupresur yang dipilih maksimal 30 kali putaran
atau tekanan
5) Jika pemijatan dilakukan pada area jalur meredian, arah pemijatan harus searah
1) Pemijatan dilakukan pada titik akupresur yang dipilih antara 40-60 kali putaran
atau tekanan
5) Jika pemijatan dilakukan pada area jalur meredian, arah pemijatan harus
berlawanan arah dengan jalur perjalanan meredian (Dewi, dkk, 2017: 62)
6. Ukuran
Cun adalah satuan hitung untuk panjang atau lebar jarak antara titik akupuntur
dengan titik acuannya yang digunakan dengan penentuan titik terapi akupuntur atau
ilmu pijat turunannya. Berbeda dengan centimeter, cun lebih fleksibel karena dalam
perhitungan panjang atau lebar karena digunakan adalah tangan pasien sendiri. Berikut
a. Kebersihan Terapis
Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun antiseptik
sebelum melakukan dan setelah melakukan terapi sangatlah penting. Hal tersebut
Pemijatan tidak dapat dilakukan pada kondisi kulit terkelupas, tepat pada
Penyakit-penyakit yang tidak boleh dipijat adalah tiga penyakit yang dapat
menyebabkan kematian tiba-tiba, yaitu ketika terjadi serangan jantung, gagal napas
oleh paru-paru, dan penyakit pada saraf otak (misalnya stroke, pecah pembuluh
darah, dan cidera otak). Apabila terapis menemukan gejala- gejala diatas segera
rujuk kerumah sakit karena penanganan yang keliru dapat menyebabkan pasien
Titik PC 6 (Nei guan) letaknya 2 cun dari garis pergelangan tangan sejajar
dengan jari tengah. Titik ini untuk mengurangi mual muntah yang dilakukan 3 hari
selama ibu mengalami mual dengan memijat berlawanan jarum jam (sedasi)
(Tiran, 2008)
(Tiran, 2008)
b. Titik spleen 4 (SP 4)
Titik SP 4 (Gong Sun) letaknya pada lekukan distal dan inferior tulang
metatarsal ke satu. Titik ini untuk mengurangi mual muntah dilakukan 3 hari
selama ibu mengalami mual muntah dengan memijat searah jarum jam (tonifikasi)
sebanyak 30 kali. Berfungsi untuk mengurangi nyeri pada lambung yang bersifat
(Tiran, 2008)
dilakukan salah satunya dengan terapi akupresur, karena dengan melakukan terapi
akupresur dapat melancarkan Qi dan aliran darah dan mengistruksikan sistem endokrin
menstimulasi saraf perifer di otak untuk mengirimkan implus ke sistem saraf pusat
dipengaruhi oleh tidak harmonis dalam tiga organ yang penting yaitu
jalur meredian yang terbalik, sehingga setelah diberi terapi pada titik
Penelitian yang dilakukan oleh Eka dan Wiwik di BPM Afah Fahmi
Pengurangan Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I”. Penelitian ini
Penelitia yang lain dilakukan oleh Novia (2018) di Puskesmas Yosomulyo dan
1
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Rabu, 26 November 2021
Jam : 10.00WIB
Tempat : Poli KIA Puskesmas Guntur II
A. Data Subyektif
1. Biodata
1.1 Biodata Pasien
Nama : Ny.A
Umur : 23 tahun
Agama : Islam
uku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
No. RM : 130
Alamat : Keyongan Rt 02 Rw 02
1.2 Biodata Penanggung jawab
Nama : Tn.Z
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan pasien : Suami
2
Alamat : Keyongan Rt 02 Rw 02
2. Keluhan Utama
2.1 Keluhan Utama
Ibu mengatakan dirinya hamil dan mengalami mual muntah yang mengganggu
2.2 Alasan datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
3. Riwayat Kesehatan
3.1 Riwayat kesehatan dahulu
- Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti: Hepatitis, AIDS, TBC,
dan lain-lain.
- Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti DM, Tekanan darah
tinggi, Jantung, dan lain-lain
3.2 Riwayat kesehatan sekarang
- Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti: Hepatitis, AIDS, TBC,
dan lain-lain.
- Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit keturunan seperti DM, Tekanan darah
tinggi, Jantung, dan lain-lain
3.3 Riwayat kesehatan keluarga
- Ibu mengatakan di keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti Hepatitis,
AIDS, TBC, dan lain-lain.
- Ibu mengatakan di keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti DM,
Tekanan darah tinggi, Jantung, dan lain-lain
- Ibu mengatakan di keluarga tidak ada riwayat kembar
- Ibu mengatakan di keluarga tidak ada yang mengalami kecacatan
4. Riwayat Perkawinan
4.1 Menikah pada usia 23 tahun
4.2 Menikah 1 kali
4.3 Lama menikah 1 tahun
5. Riwayat Obstetri
5.1 Riwayat Menstruasi
3
Menarche : 13 tahun
Siklus/lama : 28 hari / 5-7 hari
Perdarahan : sedang (ganti pembalut 3 kali sehari)
Dysmenorrhea : tidak
5.2 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
4
Makan 3 kali/hari Makan 3 kali/hari
Jenis makanan nasi, sayur, Jenis makanan sayur,
tempe, telur, dan lain-lain daging, dan lain-lain
dengan porsi 1 piring dengan porsi 1 piring
Minum 8-9 gelas / hari Minum 8-9 gelas / hari
Jenis minum air putih Jenis minum air putih, teh manis
dan susu
Tidak ada pantangan makan Tidak ada pantangan makan
7.2 Pola Eliminasi
Buang Air Besar 1 kali/hari Buang Air Besar 1 kali/hari
Lembek, coklat, kekuningan, Lembek, coklat, kehitaman,
Bau khas, tidak ada keluhan bau khas, tidak ada keluhan
Buang Air Kecil 3-4 kali / hari Buang Air Kecil 4-6 kali / hari
Cair, bening kekuningan, bau cair, bening kekuningan, bau
khas, tidak ada keluhan khas, tidak ada keluhan
7.3 Pola Aktivitas
Ibu sehari-hari beraktivitas di Ibu sehari-hari beraktivitas di
rumah mengerjakan pekerjaan rumahmengerjakan pekerjaan rumah seperti
menyapu,rumah seperti menyapu,mengepel, mencuci,
memasakmengepel,mencuci, memasak,
dan lain-lain dibantu oleh suami dan lain-lain dibantu oleh suami dan keluarganya
dan keluarganya
7.4 Pola Istirahat
Tidur siang 1 jam Tidur siang 1 jam /kdg tidak bisa tidur siang
Tidur malam 6-7 jam Tidur malam 6- 7 jam
7.5. Personal Hygiene
Mandi 2 kali / hari Mandi 2 kali / hari
Gosok gigi 3 kali / hari Gosok gigi 3 kali / hari
Ganti baju 2 kali / hari Ganti baju 2 kali / hari
7.6 Pola Seksualitas
Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
5
8. Psikososiospiritual
8.1 Tanggapan ibu terhadap dirinya sekarang
Ibu merasakan kurang nyaman karena sering mual dan muntah
8.2 Tanggapan ibu terhadap kehamilannya
Ibu merasakan bahagia karena kehamilannya sehat
8.3 Respon keluarga terhadap keadaan ibu
Suami dan keluarga bahagia karena kehamilan ini yang ditunggu-tungu oleh keluarga
8.4 Ketaatan beribadah
Ibu selalu melaksanakan sholat 5 waktu
8.5 Pengambilan keputusan di dalam keluarga
Pengambilan keputusan dalam keluarga di dominasi oleh suami
8.6 Pemecahan masalah (coping)
Pemecahan masalah dilakukan secara musyawarah
8.7 Keadaan lingkungan
Keadaan lingkungan rumah bersih dan tidak memiliki hewan peliharaan
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
1.1 Keadaan Umum : baik
1.2 Tingkat Kesadaran : composmentis
1.3 Antropometri
Berat Badan hamil : 69 kg
Tinggi Badan : 150 cm
LILA : 27 cm
1.4 Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Suhu : 36,6 0C
Nadi : 84 kali/menit
RR : 22 kali/menit
2. Status Present
Kepala : Mesochepal
6
Rambut : Lurus, bersih, hitam, tidak rontok
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik
Hidung : Tidak ada polip, tidak ada pengeluaran sekret
Mulut : Bibir lembab, tidak ada caries gigi, rongga mulut bersih.
Telinga : Simetris, bersih
Muka : Tidak edema, tidak pucat
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Dada : Simetris, tidak ada bunyi ronchii, tidak ada retraksi dinding dada
Mammae : Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada retraksi / dimpling.
Perut : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada nyeri tekan pada gaster dan hepar
Genetalia : Bersih, tidak ada tanda-tanda PMS
Anus : Tidak ada hemoroid
Ekstremitas atas dan bawah : Simetris, ada oedema di kaki , kuku bersih, tidak ada varises
Kulit : Warna sawo matang, turgor baik
Tulang belakang : Tidak skoliosis, tidak lordosis, tidak kifosis
Anus : Tidak ada hemoroid
3. Status Obstetrikus
3.1 Inspeksi
- Muka : tidak ada cloasma gravidarum
- Mammae : areola mamae menghitam, kelenjar montgomery terlihat, putting susu
menonjol, colostrum belum keluar
- Perut :, tidak ada linea alba, tidak ada linea nigra, ada striae albicans
- Genetalia : Tidak ada fluor albus / lender / cairan lain, tidak ada luka
3.2 Palpasi
- Leopold I : TFU 2 jari diatas simphisis
- Leopold II : -.
- Leopold III : -
- Leopold IV: -
3.3 Auskultasi
DJJ : belum terdengar
7
3.4 Perkusi : Refleks patella : +/+
4. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 26 Desember 2021
HCG = +
Hb: 12gr/dl
Urine protein: Negatif
HIV: Non reaktif
Sifilis: negatif
Hbsag: negatif
C. ANALISA
Diagnosa :
Ny. A G1P1A0, usia 23 tahun, hamil 10 minggu Dengan kebutuhan dasar accupressure hyperemesis
gravidarum
Dasar :
Data subyektif :
1. Ibu mengatakan ini hamil yang pertama
2. Ibu mengatakan berusia 23 tahun
3. HPHT tanggal 17 Sept 2021 HPL tanggal 24 Juni 2022
4. Ibu mengatakan mual muntah
Data Obyektif:
1. Pemeriksaan Umum : keadaan baik
Tingkat Kesadaran : composmentis
Antropometri
Berat Badan hamil : 69 kg
Tinggi Badan : 150 cm
LILA : 27 cm
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Suhu : 36,6 0C
8
Nadi : 84 kali/menit
RR : 22 kali/menit
2. Status Present :
Mammae : Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada retraksi / dimpling.
Perut :Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada nyeri tekan pada gaster dan hepar
Genetalia : Bersih, tidak ada tanda-tanda PMS
Anus : Tidak ada hemoroid
3. Palpasi
Leopold I : TFU 2 jari diatas symphisis
Leopold II :-
Leopold III : -
Leopold IV : -
4. Auskultasi : -
Masalah : Tidak ada
Dasar : Tidak ada
D. PELAKSANAAN
Hari / Tanggal : Jumat, 26 November 2021
9
10.40 WIB Melakukan cuci tangan Cuci tangan dilakukan
sebelum tindakan guna meminimalkan
penularan penyakit
dna mencegah infeksi
10.45 WIB Melakukan tindakan sesuai Tindakan dilakukan
SOP mengenai accupressure secara sistematis dan
hyperemesis gravidarum telah sesuai SOP
10
BAB IV
PEMBAHASAN
Pelaksanaan pengakajian selama studi kasus ada ditemukan beberapa hambatan. Pengumpulan data
yang dilakukan hanya melalui wawancara dengan klien dan keluarga klien. Dalam waktu penerapan proses
keperawatan kelompok sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menerapkan proses keperawatan sesuai
dengan teori yang ada, tetapi maish ada kesenjangan esenjangan - kesenjangan - kesenjangan. Berdasarkan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Ny .A Data subjektif yang didapat dari klien, klien mengatakan
hamil anak pertama, klien mengatakan sudah 6 hari yang lalu mual dan muntah, dalam sehari klien bisa
muntah 7- 8 kali sehari, klien mengatakan setiap mual dan muntah perutnya terasa nyeri, klien mengeluh
tenggorokan terasa sakit dan panas sehingga badan klien terasa lemah dan tak betenaga, klien juga
mengatakan ia malas untuk makan karna setiap makan klien terus muntah dan nyeri perut. Data objektif pada
klien didapatkan yaitu klien tamapak lemah, klien tampak tidak berkekuatan utuk melakukan aktivitas, klien
tamapak menringis kesakitan, skala nyeri klien 5 , akrral dingin, bibir pucat dan pecah – pecah , lalu
11
dilakukan akupresur hiperemesis gravidarum untuk membantu mengurangi mual muntah yang dialami Ny. A.
Didapatkan hasil Ny. A setelah dilakukan akupresur untuk hiperemesis gravidarum tampak lebih nyaman dan
BAB V
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual muntah hebat yang lebih dari 10 kali sehari
dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau
aktivitas sehari – hari dan membahayakan janin dalam kandungannya. Mual dan muntah yang
berlebih terjadi pada wanita hamil dapat menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan kadar elektrolit,
penurunan berat badan (Runiari, 20 penurunan berat badan (Runiari, 2010 hal 65). 10 hal 65). Adapun
manifestasi klinisnya diantaranya adalah hiperemesis gravidarum tingkat I tingkat ringan dimana pada
tingkat ini tanda dan gejala yang muncul seperti mual dan muntah terus menerus yang mempengaruhi
keadaan umum, menimbulkan perasaan lemah, penurunan nafsu makan, berat badan turun, dan nyeri
epigastrium. Hiperemesis gravidarum tingkat II termasuk tingkat sedang dimana pada tingkat II
biasanya tanda dan gejala yang muncul pada ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum seperti ibu
terlihat lemah, lidah kering dan kotor, nadi teraba lemah dan cepat, suhu tubuh terkadang naik, serta
mata sedikit ikterik. Hiperemesis gravidarum tingkat III termasuk tingkat berat pada tingkat III
biasanya tanda dan gejala yang muncul seperti kesadaran ibu menurun dari somnolen hingga koma,
12
muntah berhenti, nadi cepat dan kecil, suhu meningkat, serta tekanan darah semangkin menurun, serta
suhu me tekanan darah semangkin menurun, serta suhu meningkat (Mitayani, 2013). at (Mitayani,
2013).
2. SARAN
Saran yang diberikan sesuai dengan hasil pemberian asuhan kebidanan accupressure hyperemesis
Ibu hamil yang mengalami rasa tidak nyaman dapat mengetahui dan mampu melaksanakan upaya
b. Bagi Bidan
Penelitian ini dapat digunakan bidan untuk dasar pertimbangan melakukan intervensi mandiri melalui
pemberian accupressure hyperemesis gravidarum pada ibu hamil yang mengalami rasa tidak nyaman
c. Bagi Puskesmas
Dapat digunakan sebagai masukan bagi tempat pelayanan atau institusi setempat guna meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan –Ed. Rev-. Jakarta: Rineka Cipta
Medika
Salemba Medika
LAMPIRAN 1
14
15
16
17
18
19