Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY. S, 30 TAHUN, P1A0


POST PARTUM HARI KE 7 DENGAN KEBUTUHAN TEKNIK
GUA SHA DI PUSKESMAS GUNTUR II

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Praktik Natural Therapi (PNT )

Oleh :

NIM:

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA SEMARANG
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY. S, 30 TAHUN, P1A0


POST PARTUM HARI KE 7 DENGAN KEBUTUHAN TEKNIK
GUA SHA DI PUSKESMAS GUNTUR II

Oleh :

NIM: 200

Mengetahui,
Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

(..................................................) ()

Penguji Akademik Ketua Program Studi


Sarjana Terapan Kebidanan

() ()
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya , sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Praktek yang berjudul
“ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY. S, 30 TAHUN, P1A0
POST PARTUM HARI KE 7 DENGAN KEBUTUHAN TEKNIK GUA SHA
DI PUSKESMAS GUNTUR II ” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas Praktek Natural Therapy
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang kami peroleh dari
beberapa buku dan situs blog di internet. Tak lupa saya mengucapkan terima kasih
kepada Pembimbing Praktek Natural Therapy atas bimbingan dan arahan dalam
penulisan makalah ini, sehingga dapat diselesaikan dengan semestinya.
Selanjutnya kami menyadari bahwa pembuatan tugas ini belum sepenuhnya
sempurna.
Sehingga kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna
menambah kualitas serta mutu dari tugas tersebut. kami berharap semoga tugas
ini dapat menambah ilmu dan wawasan kita semua.

Demak, 25 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................ i


Halaman Pengesahan ...................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................ iii
Daftar Isi ......................................................................................... iv
BAB I Pendahuluan ....................................................................... 1
A. latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................ 3
D. Manfaat .............................................................................. 3
BAB II Tinjauan Teori
BAB III Tinjauan Kasus ................................................................. 19
BAB IV Pembahasan ...................................................................... 27
BAB V Penutup ................................................................................ 28
A. Kesimpulan ........................................................................... 28
B. Saran ..................................................................................... 28
Daftar Pustaka .................................................................................. 30
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembengkakan payudara terlihat pada fase laktogenesis II, edema
diseluruh tubuh ibu setelah bayinya lahir. Edema sering muncul di
wajah, tangan, kaki bagian bawah dan kaki. Terlihat seperti layaknya
ibu terkena diabetes, memiliki volume cairan intra vena dalam jumlah
besar atau mendapat cairan intra vena selama persalinan.
Pembengkakan membuat areola menjadi keras sehingga bayi susah
untuk menghisapnya (Davis, 2014). Seperti yang dikemukakan oleh
Sinclair (2010) dan Cunningham (2013), pembesaran dan nyeri
payudara mulai timbul pascapartum, hari pertama sampai keempat dan
dapat berlanjut lebih dari hari keempat pada wanita yang tidak menyusui.
Pembengkakan sedang sering dialami oleh 21-52% wanita. Sedangkan
pembengkakan berat terjadi pada 1-44%. Nyeri sedang dilaporkan dialami
oleh 29-68% wanita, dan 10-33% wanita mengalami nyeri berat sampai 14
hari, setengahnya memerlukan analgesia untuk meredakan nyeri payudara
tersebut.
Beberapa faktor yang dapat menurunkan pembengkakan
payudara adalah konsumsi obat-obatan seperti paracetamol,
ibuprofen dan lynoral, mengompres dingin, hangat dingin,
memerah atau memompa ASI dan melakukan perawatan payudara
dengan menggunakan gua sha. Cara penggunaan Gua Sha dalam
memperlancar ASI adalah dengan menggosok-gosok payudara secara sirkuler
menggunakan gua sha, sehingga payudara tidak mengalami pembengkakan
dan ASI keluar lancar.
Maka dari itu dengan adanya permasalahan diatas, penulis ingin
menulis makalah tentang bendungan ASI, sehingga bisa mengetahui apa dan
bagaimana bendungan ASI itu bisa terjadi dan bagaimana penatalaksanaanya
dengan Gua sha.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Bagaimana Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Nifas Ny. S, 30 Tahun, G1P0A0 Post Partum Hari Ke 7 dengan
Kebutuhan Teknik Gua Sha Di Puskesmas Guntur II?”

C. Tujuan Penyusunan
1) Tujuan Umum
Mampu memberikan Asuhan Kebidanan kepada Ny.S ibu nifas dengan
menggunakan Penatalaksanaan Perawatan Payudara (Breast Care)
dengan Teknik Gua Sha untuk membantu penanganan Bendungan ASI
dan di dokumentasikan dalam bentuk varney
2) Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dengan
Teknik Gua Sha Di Puskesmas Guntur II
b. Menyusun diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas pada ibu nifas
dengan Teknik Gua Sha Di Puskesmas Guntur II
c. Melakukan penatalaksaan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dengan
Teknik Gua Sha Di Puskesmas Guntur II
d. Melakukan evaluasi Asuhan Kebidanan pada ibu nifas Dengan
Teknik Gua Sha Di Puskesmas Guntur II
e. Melakukan pendokumentasian sesuai Asuhan Kebidanan pada ibu
nifas dengan Teknik Gua Sha Di Puskesmas Guntur II

D. Manfaat
1) Bagi Penulis
Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny.S tentang Bendungan
ASI seperti perawatan payudara dengan Teknik Gua Sha
2) Bagi Institusi pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi institusi, khususnya di UNKAHA
Semarang dalam meningkatkan wawasan mahasiswa mengenai
Bendungan ASI seperti perawatan payudara dengan Teknik Gua Sha
3) Bagi Lahan Praktik
Sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan Mutu
Pelayanan Kebidanan melalui pendekatan manajemen Asuhan
Kebidanan pada ibu nifas dengan berwawasan lebih trampil.
4) Bagi Ibu nifas dengan masalah Bendungan Asi
Di harapkan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan tehnik
Breast Care ini dapat membantu klien mengurangi keluhan yang
dirasakannya dan ilmu yang diberikan dapat diterapkajn dikehidupan
sehari-hari.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Laktasi
Laktasi (menyusui) adalah suatu cara yang tidak ada duanya dalam
memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi
yang sehat serta mempunyai pengaruh yang biologis dan kejiwaan terhadap
ibu dan bayinya. Zat-zat anti infeksi yang terkandung dalam ASI membantu
melindungi bayi terhadap penyakit.

B. Fisiologi Laktasi
Pemberian ASI terdapat 2 refleks yang berperan sebagai pembentukan
dan pengeluaran air susu,yaitu:
1. Refleks prolaktin
Setelah seoarang ibu melahirkan dan terlepasnya plasenta fungsi
korpus luteum berkurang maka estrogen dan progestinnya
berkurang. Dengan adanya hisapan bayi pada putting susu dan
areola akan merangsang ujung-ujung saraf sensorik, rangsangan ini
dilanjutkan ke hipotalamus akan menekan pengeluaran faktor-faktor
yang menghambat sekresi prolaktin namun sebaliknya. Hormon
prolaktin yang akan merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi
untuk membuat susu.
2. Refleks let down
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin rangsangan yang berasal
dari hisapan bayi yang dilanjutakan ke hipofise anterior yang
kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah, hormon ini
diangkut menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi pada
uterus sehingga terjadinya proses involusi. Isapan bayi juga
merangsang produksi hormon lain yang dinamakan oksitosin, yang
membuat sel-sel otot di sekitar alveoli berkontraksi, sehingga air
susu didorong menuju puting payudara. Jadi, semakin bayi
menghisap, maka semakin banyak air susu yang dihasilkan.

C. Manfaat ASI
Manfaat ASI sebagai berikut:
1. ASI merupakan sumber makanan yang mengandung nutrisi yang
lengkap untuk bayi.
2. ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi yang mengandung
zat antibody sehingga akan jarang sakit.
3. ASI meningkatkan kekebalan tubuh.
4. Menunjang perkembangan kepribadian, dan kecerdasan emosional.
5. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan Dengan menyusui maka
akan terjadi rasa sayang antara ibu dan bayi.
6. Melindungi anak dari serangan elergi.

D. Masalah yang Sering Terjadi dalam Menyusui


Berikut ini beberapa masalah pada saat menyusui:
1. Puting susu lecet
Penyebabnya:
a. Kesalahan dalam tehnik menyusui.
b. Akibat dari pemakaian sabun, alkohol, krim, dll untuk mencuci
putting susu.
c. Rasa nyeri dapat timbul jika ibu menghentikan menyusui kurang
hatihati.
2. Payudara bengkak
Pembekakan ini terjadi karena ASI tidak disusukan secara
adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada duktus yang
mengakibatkan terjadinya pembengkakan. Pembekakan ini terjadi
pada hari ketiga dan keempat.
3. Saluran susu tersumbat ( obstuvtive duct) Suatu keadaan dimana
terdapat sumbatan pada duktus lakteferus, dengan penyebabnya
adalah:
a. Tekanan jari ibu pada waktu menyusui.
b. Pemakaian BH yang terlalu ketat. Komplikasi payudara bengkak,
yaitu susu yang terkumpul tidak segera dikeluarkan sehingga
menimbulkan sumbatan
E. Bendungan ASI
1. Pengertian
Bendungan ASI (Engorgement) adalah penyempitan pada duktus
laktiferus, sehingga sisa ASI terkumpul pada system duktus yang
mengakibatkan terjadinya pembekakan (Sarwono, 2008).
Bendungan ASI adalah pembendungan ASI karena penyempitan
duktus laktiferus atau oleh kelenjar-kelenjar yang tidak d kosongkan
dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu, payudara
yang membengkak ini yang sering terjadi biasanya terjadi sesudah
melahirkan pada hari ketiga atau ke empat.
2. Gejala
Gejala bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakan
payudara dan secara palpasi teraba keras, kadang terasa nyeri serta
seringkali disertai peningkatan suhu badan ibu, tetapi tidak terdapat
tandatanda kemerahan dan demam.
3. Penyebab
Penyebab terjadinya bendungan ASI adalah sebagai berikut:
a. Posisi mulut bayi dan puting ibu salah saat menyusui.
b. Produksi ASI berlebihan.
c. Terlambat menyusui.
d. Pengeluaran ASI yang jarang
e. Waktu menyusui yang terbatas
Bendungan ASI disebabkan oleh pengeluaran air susu yang
tidak lancar, karena bayi tidak cukup sering menyusu, produksi
meningkat, terlambat menyusukan, hubungan dengan bayi
(bonding) kurang baik, dan dapat pula karena adanya
pembatasan waktu menyusui
4. Cara Mencegah Bendungan ASI
Untuk mencegah diperlukan menyusui dini, perlekatan yang baik,
menyusui secara on demand. Bayi harus sering disusui. Apabila
terlalu tegang, atau bayi tidak dapat menyusu sebaiknya ASI
dikeluarkan dahulu, agar ketegangan menurun. Untuk merangsang
reflek oksitosin maka dilakukan :
a. kompres untuk mengurangi rasa sakit
b. Ibu harus rileks
c. Pijat dan punggung belakang (sejajar daerah payudara)
d. Pijat ringan pada payudara yang bengkak (pijat pelan – pelan
kearah tengah)
e. Stimulasi payudara dan putting
f. Kompres dingin pasca menyusui, untuk mengurangi oedema.
g. Pakailah BH yang sesuai.
h. Bila terlalu sakit dapat dberikan obat analgetik.
5. Cara Mengatasi Bendungan ASI
Berikut adalah cara mengatasi bendungan ASI:
a. Susui bayinya semau dia sesering mungkin tanpa jadwal dan
tanpa batas waktu.
b. Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan
tangan atau pompa ASI yang efektif.
c. Sebelum menyusui untuk merangsang reflek oksitosin dapat
dilakukan kompres hangat untuk mengurangi rasa sakit, masase
payudara, masase leher dan punggung.
d. Setelah menyusui, kompres air dingin untuk mengurangi
oedema. Penanganan bendungan air susu dilakukan dengan
pemakaian kutang untuk penyangga payudara dan pemberian
analgetika, dianjurkan menyusui segera dan lebih sering,
kompres hangat, air susu dikeluarkan dengan pompa dan
dilakukan pemijatan (masase) serta perawatan payudara. Kalau
perlu diberi supresi laktasi untuk sementara (2 – 3 hari ) agar
bendungan terkurangi dan memungkinkan air susu dikeluarkan
dengan pijatan. Keadaan ini pada umumnya akan menurun
dalam berapa hari dan bayi dapat menyusu dengan normal.

F. Mengatasi Bendungan ASI dengan Gua Sha


1. Pengertian
Gua Sha merupakan pengobatan tradisional ribuan tahun lalu yang berakar
dari Asia, tepatnya Tiongkok.

Teknik ini memanfaatkan sebentuk alat khusus untuk menggosok-gosok


permukaan kulit. Meski acap kali menimbulkan kemerahan pada kulit atau
bahkan pendarahan akibat pecahnya pembuluh kapiler, pada akhirnya
teknik ini dimaksudkan untuk memperlancar sistem sirkulasi dan
peredaran darah dalam tubuh hingga mengurangi rasa sakit yang tengah
dialami.

2. Manfaat Gua Sha


Beberapa manfaat gua sha adalah antara lain :

a. Melancarkan ASI
b.  Mengurangi ketegangan dan merilekskan ibu dalam proses menyusui.
c. Mengurangi rasa nyeri pada payudara.
3. Cara Penggunaan Gua Sha
Cara penggunaan Gua Sha dalam memperlancar ASI adalah
dengan menggosok-gosok payudara secara sirkuler menggunakan gua sha,
sehingga payudara tidak mengalami pembengkakan dan ASI keluar lancar.

a. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan


b. Memilih penggoresan gua sha dimulai dari acupoint ST16, ST18 dan
SP17, digores kearah putting.
c. Penggoresan dilanjutkan daerah acupoint CV17
d. Setiap penggoresan dilakukan 7 kali dalam 2 siklus.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Ny. S, 30 Tahun, P1A0 Post Partum Hari Ke 7
dengan Kebutuhan Teknik Gua Sha DI Puskesmas Guntur II

A. Pengkajian Data
Tanggal pengkajian : 24 November 2021
Jam pengkajian : 11.00 WIB
Tempat : Puskesmas Guntur II
1. Data Subyektif
a. Identitas Pasien (Biodata)
Nama : Ny S Nama : Tn. F
Umur : 30 Tahun Umur : 30 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ds. Keyongan Rt 3/3
b. Anamnesa (Data Subyektif)
1) Alasan masuk :
Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya 7 hari yang lalu dan
ibu ingin memeriksakan payudaranya yang terasa nyeri.
2) Keluhan :
Ibu mengatakan payudara sebelah kanan terasa, bengkak, lecet,
berat sejak 3 hari yang lalu dan ibu mengatakan tidak
menggunakan BH yang menyangga.
3) Riwayat Laktasi :
Ibu mengatakan belum pernah menyusui karena ini adalah anak
pertamanya. Ibu menyusui bayinya selama 4 hari tanpa ada
keluhan, pada hari ke 5 ibu mengatakan payudara sakit dan pada
hari ke 6,7 ibu memberikan ASI dengan dot (ASI pompa), karena
ibu merasa cemas untuk menyusui bayinya.
4) Riwayat Penyakit :
a) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan sekarang tidak sedang menderita penyakit
apapun seperti flu, demam dan batuk.
b) Riwayat penyakit sistemik
(1) Jantung
Ibu mengatakan tidak merasa berdebar-debar, tidak
mudah lelah saat beraktivitas & tidak keringat dingin.
(2) Ginjal
Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh nyeri bawah
perut sebelah kanan dan kiri, dan sakit saat BAK.
(3) Asma
Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas.
(4) TBC
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami batuk yang
berkepanjangan dan batuk pada malam hari lebih dari 3
bulan.
(5) Hepatitis
Ibu mengatakan tidak pernah terlihat kuning pada ujung
kuku, mata dan kulit.
(6) DM
Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh mudah lapar,
sering minum pada malam hari, cepat lelah dan sering
BAK di malam hari.
(7) Hipertensi
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami tekanan darah
tinggi lebih dari 140/90 mmHg.
(8) Epilepsi
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kejang yang
disertai keluar busa dari mulut.
(9) Lain-lain
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit HIV/ AIDS.
c) Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan didalam keluarga tidak menderita penyakit
menular (hepatitis, TBC) dan penyakit menurun (DM,
hipertensi, asma dan epilepsi).
d) Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dalam keluarganya baik pihak ibu maupun
pihak suami tidak ada yang mempunyai keturunan kembar.
e) Riwayat Operasi
Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi atau
tindakan bedah apapun.
5) Riwayat Menstruasi
a) Menarche : Ibu mengatakan haid pertama umur 14 tahun
b) Siklus : Ibu mengatakan siklus haidnya ± 28 hari
c) Lama : Ibu mengatakan lama haidnya ±7 hari.
d) Banyaknya : Ibu mengatakan sehari ganti pembalut 3 kali.
e) Teratur/tidak teratur : Ibu mengatakan haidnya teratur.
f) Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darah haidnya encer warna
merah ada gumpalan.
g) Dismenorhoe : Ibu mengatakan kadang-kadang merasa nyeri
perut saat haid.
6) Riwayat Keluarga Berencana : Ibu mengatakan belum pernah
memakai alat kontrasepsi apapun.
7) Riwayat Perkawinan
a) Status perkawinan : Syah
b) Kawin I : umur 29 thn, dengan suami umur 29 thn
c) Lamanya : 1 tahun,
8) Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Anak Nifas
Keadaan
Tgl/thn Temp Umur Jenis Peno Jeni Anak
N Partus at Kehamil Partus Long s Sekaran
o Partu an Kela B P Keadaa Lakta g
s min B B n si
Sekaran
g

9) Riwayat Hamil
a) HPHT : 11 – 02 - 2021
b) HPL : 18 – 11 - 2021
c) Keluhan-keluhan pada
Trimester I : Ibu mengatakan sering mual muntah di
pagi hari.
Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun.
Trimester III : Ibu mengatakan pinggang terasa pegal-
pegal semakin sering.
d) ANC : 10 kali, teratur di bidan
TM I : 3 kali pada umur kehamilan 1, 2 dan 3 bulan
TM II : 3 kali pada umur kehamilan 4, 5, dan 6 bulan
TM III : 4 kali pada umur kehamilan 7, 8, dan 9 bulan.
e) Penyuluhan yang pernah didapat
Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang
gizi ibu hamil dari bidan pada umur kehamilan 3 bulan.
f) Imunisasi TT : TT5.
g) Pergerakan janin : Ibu mengatakan mulai merasakan gerakan
janin pada umur kehamilan 5 bulan.
10) Riwayat Persalinan ini
a) Tempat persalinan : Puskesmas Gabus
Penolong : Bidan
Tgl /jam persalinan :17 Nov 2021 Pukul 21.00 WIB
b) Jenis persalinan : Spontan
c) Komplikasi/kelainan dalam persalinan : tidak ada
d) Perineum
(1) Ruptur/tidak : Tidak ada ruptur
(2) Dijahit/tidak : Tidak dijahit
e) Perdarahan : 100 cc
f) Keadaan Bayi
BB : 2800 gram
PB : 48 cm
Apgar score : 8-9-10
Catatan Bawah : Tidak ada
11) Pola kebiasaan
a) Nutrisi
Ibu mengatakan makan 2-3 x/hari, porsi sedang, 1 piring nasi
dengan sayur (1 mangkuk), lauk pauk (2 potong tahu,tempe),
dan buah (1 pisang), minum air putih + 8 gelas/hari dan 1
gelas susu.
b) Eliminasi
(1) BAB : Ibu mengatakan BAB 1x sehari warna coklat hitam,
lunak.
(2) BAK : Ibu mengatakan BAK 4-6 x sehari, warna
kuning jernih, berbau khas.
c) Istirahat/tidur
ibu mengatakan tidur siang 1 jam, tidur malam + 7 jam
d) Personal hygine
Ibu mengatakan mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari,
keramas 1 x
e) Keadaan Psikologis
(1) Ibu mengatakan sangat senang atas kelahiran anaknya.
(2) Ibu mengatakan khawatir tentang keadaan payudaranya.
f) Riwayat sosial budaya
(1) Dukungan keluarga : Ibu mengatakan keluarganya
mendukung kelahiran bayinya.
(2) Keluarga lain yang tinggal serumah : Ibu mengatakan
masih tinggal bersama orang tua.
(3) Pantangan makanan : Ibu mengatakan selama nifas tidak
ada pantangan makanan apapun.
(4) Kebiasaan adat istiadat : Ibu mengatakan tidak ada acara
apapun selama nifas.
g) Penggunaan obat-obatan/rokok
Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi obat-obatan, tidak
minum jamu dan suami merokok. Ibu mengatakan
mengkonsumsi obat dari bidan.
c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)
1) Status Generalis
a) Keadaan umum : Cukup
b) Kesadaran : Composmentis
c) TTV : TD : 120/80 mmHg
N : 100 x/menit
R : 24 x/menit
S : 39,5 0C
d) TB : 155 cm
e) BB sebelum hamil : 52 kg
BB saat hamil : 60 kg
BB sekarang : 55 kg
f) LILA : 26 cm
2) Pemeriksaan Sistematis
a) Inspeksi
(1) Rambut : Bersih, tidak mudah rontok dan tidak
berketombe.
(2) Muka : Tidak ada oedem, tidak pucat.
(3) Mata : Conjungtiva Warna merah muda, Sklera Warna
putih
(4) Hidung : Bersih, tidak ada benjolan, tidak ada secret.
(5) Telinga : Simetris, bersih tidak ada serumen
(6) Mulut/gigi/gusi : Mulut bersih, tidak ada stomatitis, tidak
ada caries gigi, tidak ada pembekakan pada gusi dan
tidak berdarah.
(7) Payudara : payudara kanan terlihat membesar dan
terdapat luka atau lecet pada putting susu.
(8) Abdomen
(a) Pembesaran perut : Normal
(b) Linea Alba/Nigra : Linea nigra
(c) Stiae Ablican/Livide : Striae albican
(d) Kelainan : Tidak ada
(9) Vulva Vagina
(a) Varices : Tidak varices
(b) Kemerahan : Tidak ada kemerahan
(c) Nyeri : Tidak ada nyeri
(d) Lochea : Serosa
(10) Anus : Hemoroid : tidak ada hemoroid
(11) Ekstremitas bawah
(a) Varices : tidak ada
(b) Oedema : tidak ada oedema
(c) Reflek patella : (+) kanan dan kiri
(d) Hofman sign : (-) kanan dan kiri
b) Palpasi
(1) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok,
Tidak teraba benjolan, tidak ada Pembesaran kelenjar
limfe
(2) Dada dan Axilla
(a) Mammae : Payudara kiri membesar dalam
keadaan normal, sedangkan payudara sebelah kanan
ada pembekakan & ada nyeri tekan.
(b) Tumor : Tidak ada benjolan
(c) Simetris : Tidak simetris dan ada pembengkakan
payudara kanan
(d) Areola : Bersih, Hyperpigmentasi
(e) Putting susu : Menonjol & lecet sebelah kanan
(f) Kolostrum/ASI : Sudah keluar, berwarna kuning,
jumlah ± 50 ml.
3) Pemeriksaan Penunjang
tidak dilakukan
B. Interpretasi Data
1. Diagnose Kebidanan
Ny. S P1 A0 umur 30 tahun post partum hari ke tujuh dengan Bendungan
ASI
Dasar :
a. Data Subyektif :
1) Ibu mengatakan bersalin pada tanggal 17 November 2021, jam
21.00 WIB
2) Ibu mengatakan payudara sebelah kanan terasa nyeri, bengkak,
berat dan terasa penuh
3) Ibu mengatakan khawatir tentang keadaanya.
b. Data Obyektif :
1) Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
2) TTV : Tensi : 120 / 80 mmHg Suhu : 36,50 C
Nadi : 100 x / menit Respirasi :24x/ menit
c. TFU : Pertengahan sympisis dan pusat, kontraksi keras
d. Lochea : Serosa.
e. Pemeriksaan payudara
1) Inspeksi : Payudara kanan terlihat membengkak, memerah
dan terdapat luka pada putting susu/ lecet.
2) Palpasi : Payudara kanan teraba kencang,terasa lebih padat
dan ASI sudah keluar.
2. Masalah
a. Nyeri pada payudara sebelah kanan.
b. Khawatir tentang keadaan payudaranya.
c. Ibu khawatir tidak bisa menyusui bayinya pada payudara sebelah
kanan.
3. Kebutuhan
a. Memberi obat untuk mengetasi nyeri
b. Berikan dukungan moril dari keluarga dan tenaga medis agar ibu
tidak cemas.

C. Diagnosa Potensial
Mastitis

D. Identifikasi Kebutuhan Segera


Pemberian rasa nyaman pada ibu dengan Kompres Hangat Payudara

E. Intervensi
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.
2. Beri pengetahuan tentang Teknik Gua Sha yang dapat mengurangi nyeri
dan bengkak pada payudara
3. Minta informed consent bila ibu setuju diberi tindakan teknik gua sha
4. Lakukan teknik gua sha pada ibu untuk mengurangi nyeri dan bengkak
pada payudara akibat bendungan ASI
5. Beri penyuluhan tentang cara menyusui yang benar.
6. Anjurkan pada ibu agar menggunakan BH yang menyokong payudara

F. Implementasi
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
TD : 110 / 70 mmHg N : 82 x / menit
S : 36,50 C Rr : 24 x / menit
2. Memberi penjelasan dan pengetahuan ibu tentang Teknik Gua Sha
sehingga ibu mengerti dan mau untuk diberikan tindakan teknik Gua sha
yang dapat meringankan nyeri dan bengkak pada payudara
3. Memberikan informed consent untuk di tanda tangani oleh ibu atau suami
ibu apabila ibu setuju diberikan teknik Gua Sha
4. Melakukan teknik gua sha pada payudara ibu untuk meringankan nyeri
danbengkak akibat bendungan ASI
5. Beri penyuluhan tentang cara menyusui yang benar.
6. Menganjurkan pada ibu agar menggunakan BH yang menyokong
payudara agar payudara tetap sehat

G. Evaluasi
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Ibu telah mengerti apa itu teknik Gua Sha
3. Ibu telah menandatangani informed consent dalam pemberian
perlakuan teknik gua sha
4. Ibu merasakan payudaranya lebih nyaman, nyeri berkurang dan bengkak
juga telah berkurang.
5. Ibu telah memahami cara menyusui yang benar
6. Ibu telah mengerti dan mampu mempraktekkan cara perawatan
payudara dengan baik. Ibu bersedia untuk memakai BH yang menyokong
payudara.
BAB IV
PEMBAHASAN

Engorgement (Bendungan ASI) kebanyakan terjadi pada hari kedua sampai hari
keempat postpartum. Terjadinya pembengkakan payudara dan secara palpasi
teraba keras, kadang terasa nyeri serta seringkali disertai peningkatan suhu badan
ibu, tetapi tidak terdapat tanda-tanda kemerahan dan demam. Gangguan ini dapat
menjadi lebih parah bila ibu jarang menyusukan bayinya, akibatnya bayi tidak
mendapatkan ASI .
Dampak bendungan ASI yaitu statis pada pembuluh darah limfe akan
mengakibatkan tekanan intraduktal yang mempengaruhi berbagai segmen pada
payudara, sehingga tekanan seluruh payudara meningkat, akibatnya payudara
sering terasa penuh, tegang, dan nyeri walaupun tidak disertai dengan demam.
Terlihat kadang payudara lebih lebar sehingga sukar dihisap oleh bayi. Akibatnya
bayi akan kurang minum atau dehidrasi yang menyebabkan kulit atau bibir kering,
jarang buang air kecil, mata cekung, nafas cepat, lesu dan mengantuk. Bendungan
ASI yang tidak disusukan secara adekuat akhirnya terjadi mastitis.
Payudara bengkak disebabkan karena menyusui  yang tidak kontinyu,
sehingga sisa ASI terkumpul pada daerah duktus.  Hal ini dapat terjadi pada hari
ke tiga setelah melahirkan. Selain itu, penggunaan bra yang ketat serta keadaan
puting susu  yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada
duktus laktiferus (lactiverous duct).

Tanda gejala yang timbul dari payudara bengkak Perlu dibedakan antara


payudara bengkak dengan payudara penuh.  Pada payudara bengkak antara lain:
1.      Benjolan terlihat jelas dalam perabaan lunak
2.      Terasa nyeri, karena ada pembengkakan yang terlokalisasi
3.      payudara odem,  
4.      puting susu kencang,
5.       kulit mengkilat walau tidak merah,
6.      dan ASI tidak keluar kemudian badan menjadi demam setelah 24 jam.
Tatalaksana atau cara mengatasi payudara bengkak dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
a. Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek, sehingga
lebih mudah memasukkannya ke dalam mulut bayi.

b. Bila bayi  belum dapat menyusu, ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa
dan diberikan pada bayi  dengan cangkir/sendok.

c. Tetap mengeluarkan ASI sesering yang diperlukan sampai bendungan teratasi.

d. Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberi kompres  hangat dan dingin.

e. Bila ibu demam dapat diberikan obat penurun demam dan pengurang sakit.

f. Lakukan pemijatan dengan tehnik gua sha pada daerah payudara yang bengkak,
bermanfaat untuk membantu memperlancar pengeluaran ASI.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Untuk mengatasi terjadinya bendungan ASI perlu dilakukan pemeriksaan dan
perawatan payudara sebelum melahirkan dan sesudah melahirkan.
Penanganan sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan payudara
untuk mencegah terjadinya kelainan pada payudara. Selain itu untuk
memperlancar ASI dan meredakan nyeri dapat menggunakan tehnik pijat
menggunakan gua sha.
B. Saran
1. Bagi ibu nifas
Bisa dijadikan ilmu pengetahuan bagaimana cara mengatasi bendungan
ASI yaitu dengan tehnik pijat gua sha.

2. Bagi Tenaga Kesehatan


Sebagai bahan referensi pelayanan kesehatan dengan pasien bendungan
ASI dengan tehnik pijat gua sha.
3. Bagi Penulis

Sebagai bahan referensi untuk penanganan bendungan ASI dengan tehnik


pijat gua sha.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sulistyawati, A. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.


Yogyakarta : Andi Offset.
2. Marmi. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
3. Suherni; Widyasih; Hesty & Rahmawati, A. 2017. Perawatan Masa Nifas.
Yogyakarta : Fitramaya.
4. Roesli, O. 2017. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trimbus Agriwidya.
5. Andarmoyo, S. 2017. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta :
Ar-Ruzz.
6. http://www.lusa.web.id/payudara-bengkak-engorgement/ diunduh tgl 29 April
2021
7. http://www.fadlie.web.id/bangfad/asuhan-kebidanan-penyebab-dan-
mengatasi-payudara-bengkak-engorgement.html diunduh tgl 29 April 2021
8. http://zietraelmart.multiply.com/journal/item/26 diunduh tgl 29 April 2021
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai