Anda di halaman 1dari 29

Enterprenuer campus

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS


TENTANG COLD TERAPY

Oleh:

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

persalinan selesai sampai alat kandungan kembali seperti prahamil.

Lamanya masa nifas yaitu 6-8 minggu .Hal yang seringkali dialami oleh

ibu nifas dan menyebabkan rasa nyeri pada masa nifas adalah luka pada

daerah perineum yang terjadi pada waktu proses persalinan .

Luka perineum adalah perlukaan jalan lahir yang terjadi pada saat

kelahiran bayi baik menggunakan alat maupun tidak menggunakan alat. Di

Indonesia laserasi perineum dialami oleh 75% ibu melahirkan pervaginam.

Pada tahun 2013 menemukan bahwa dari total 1951 kelahiran spontan

pervaginam, 57% ibu mendapat jahitan perineum (28% karena episiotomy

dan 29% karena robekan spontan). Luka perineum menjadi penyebab

perdarahan ibu postpartum. Luka perineum dapat terjadi karena adanya

robekan spontan maupun episiotomy.

Berdasarkan data dari WHO penyebab kejadian AKI 40% pada saat

nifas, salah satunya adalah robekan perenium yang dapat menyebabkan

perdarahan post partum dan infeksi luka perenium . Di Jawa Tengah AKI

(Angka Kematian Ibu) per 100.000 Kelahiran Hidup pada tahun 2012

yaitu 116,34 (675 kasus), 2013 yaitu 118,62 (668 kasus), 2014 yaitu

126,55 (711 kasus) dan 2015 yaitu 111,16 (619 kasus) Sebagian besar AKI

terjadi saat persalinan terutama karena perdarahan. Ibu bersalin umumnya

mengalami robekan pada vagina dan perineum yang menimbulkan


perdarahan, sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Demak

pada tahun 2017 sebesar 64,17 per 100.000.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Imamah (2012), masalah

utama yang sering dialami oleh ibu dengan luka jahitan perineum adalah

nyeri. Hasil yang diperoleh pada responden ibu nifas dengan jahitan

perineum di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan sebanyak 50%

mengalami nyeri berat, 30% nyeri sedang dan 20% mengalami nyeri

ringan. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Utami

di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul pada tahun 2014, didapatkan

hasil bahwa ibu nifas yang mengalami nyeri berat sebesar 46,9% dan nyeri

sedang sebesar 53,1%.

Nyeri yang dirasakan oleh ibu nifas pada bagian perineum

disebabkan oleh luka jahitan pada waktu melahirkan karena adanya

jaringan yang terputus. Respon nyeri pada setiap individu adalah unik dan

relatif berbeda. Hal ini dipengaruhi antara lain oleh pengalaman, persepsi,

maupun sosial kultural individu. Setiap ibu nifas memiliki persepsi dan

dugaan yang unik tentang nyeri pada masa nifas, yaitu tentang nyeri dan

bagaimana kemampuan mengatasi nyeri. Nyeri yang dirasakan oleh ibu

nifas akan berpengaruh terhadap mobilisasi yang dilakukan oleh ibu antara

lain pola istirahat, pola makan, pola tidur, suasana hati ibu, kemampuan

untuk buang air besar (BAB) atau buang air kecil (BAK), aktivitas sehari-

hari, antara lain dalam hal mengurus bayi, mengerjakan pekerjaan rumah
tangga, sosialisasi dengan lingkungan dan masyarakat, dan menghambat

ketika ibu akan mulai bekerja.

Nyeri dapat dikendalikan dengan dua metode yaitu farmakologis

dan nonfarmakologis. Metode penghilang rasa nyeri secara farmakologis

dengan menggunakan metode obat-obatan kimiawi. Sedangkan metode

nonfarmakologis adalah metode penghilang rasa nyeri secara alami tanpa

menggunakan obat-obatan kimiawi.

Manajemen nyeri dengan tindakan kompres dingin merupakan

metode yang dapat diterapkan untuk membantu kenyamanan pada ibu

nifas untuk mengurangi rasa nyeri. Manfaat kompres dingin diantaranya

adalah mengurangi aliran darah ke daerah luka sehingga dapat mengurangi

resiko perdarahan dan edema, kompres dingin menimbulkan efek

analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga impuls

nyeri yang mencapai otak akan lebih sedikit. Mekanisme lain yang

mungkin bekerja adalah bahwa kompres dingin menjadi dominan dan

mengurangi rasa nyeri.

Berdasarkan data dari Puskesmas Bonang II, jumlah ibu bersalin

dalam tahun 2018 adalah 889 orang dan berdasarkan hasil wawancara dari

13 bidan menunjukkan dari 80% ibu bersalin mengalami robekan jalan

lahir secara alami dan semua dijahit. Dari 7 BPM mengatakan ibu yang

mengalami robekan ada 75% mengeluh merasakan nyeri pada bagian luka

perineum terutama pada ibu primipara. Dari 10 ibu nifas yang mengalami

luka perineum untuk mengurangi rasa nyeri sebagian menggunakan


antiseptik berupa Iodine. Kandungan dari iodine ialah povidone iodine

10% yang bekerja dengan cara merusak sel kuman dan membuat kuman

menjadi tidak aktif. Terdapat efek samping dalam penggunaan iodine

diantaranya bisa menyebabkan perih dibagian luka, iritasi, bengkak.

Sedangkan dalam penggunaan kompres dingin tidak ada efek samping.

Dengan adanya kompres dingin diharapkan rasa nyeri pada luka perineum

dapat berkurang.

Oleh karena itu mahasiswa tertarik untuk Menerapkan Kompres

Dingin Untuk Mengurangi Nyeri Luka Perineum Pada Ibu Nifas Di

Wilayah kerja Puskesmas Bonang II.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan kebidanan ibu nifas fisiologis dengan kebutuhan
dasar cold terapy?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan manajemen asuhan kebidanan ibu nifas dengan
kebutuhan dasar cold terapy di Puskesmas Bonang II sesuai dengan
wewenang bidan
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian (data subjektif dan objektif) pada ibu
nifas Ny.S umur 25 tahun P1A0 1 hari post partum dengan
kebutuhan dasar cold terapy
b. Menginterpretasikan data, merumuskan diagnosa kebidanan,
masalah pada ibu nifas Ny.S umur 25 tahun P1A0 1 hari post
partum dengan kebutuhan dasar cold terapy
c. Menentukan diagnosa masalah potensial pada ibu nifas Ny.S
umur 25 tahun P1 A0 1 hari post partum dengan kebutuhan dasar
cold terapy.
d. Mengidentifikasi tindakan segera pada ibu nifas Ny.S umur 25
tahun P1A0 1 hari post partum dengan kebutuhan dasar cold
terapy.
e. Merencanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny.S umur 25
tahun P1A0 5 hari post partum dengan kebutuhan dasar cold
terapy.
f. Melakukan tindakan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny.S umur
25 tahun P1A0 1 hari post partum dengan kebutuhan dasar cold
terapy.
g. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny.S umur 25
tahun P1A0 1 hari post partum dengan kebutuhan dasar cold
terapy.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Luka Perineum

1. Pengertian

Luka perenium adalah luka pada perenium karena adanya robekan

pada jalan lahir baik alami maupun karena episiotomi sewaktu melahirkan

janin

2. Etiologi

1) Penyebab maternal

a) Partus presipitatus yang tidak dikendalikan dan tidak ditolong

b) Pasien tidak mampu berhenti mengejan

c) Partus diselesaikan secara tergesa-gesa dengan dorongan fundus

yang berlebihan

d) Edema dan kerapuhan pada perenium

e) Arcus pubis sempit dengan pintu bawah panggul yang sempit

sehingga menekan kepala bayi kearah posterior

f) Perluasan episiotiomi

2) Faktor janin

a) Bayi yang besar

b) Posisi kepala yang abnormal


c) Kelahiran bokong

d) Ekstraksi forcep yang sukar

e) Distosia bahu

f) Anatomi kongenital seperti hidrosephalus

3. Klasifikasi

a. Robekan derajat I

Meliputi mucosa vagina, fourchette posterior, dan kulit perenium tepat

dibawahnya.

Perbaikan: robekan kecil ini diperbaiki sesederhana mungkin.

Tujuan: merapatkan kembali jaringan yang terpotong dan menghasilkan

hemostasis.

b. Robekan derajat II

Meliputi mucosa vagina, fourchette posterior, kulit perenium dan

jaringan perenium

c. Robekan derajat III

Meliputi mucosa vagina, fourchette posterior, kulit perenium, jaringan

perenium dan sfingter ani. Pada robekan partialis derajat ketiga yang

robek hanyalah sfingter recti, pada robekan yang total sfingter recti

terpotong dan laserasi meluas hingga dinding anterior rectum dengan

jarak yang bervariasi, keadaan ini biasa disebut robekan derajat empat.

d. Robekan Derajat IV
Di spingter Ani

B. Nyeri

1. Pengertian

Nyeri adalah suatu yang tidak menyenangkan dan disebabkan oleh

stimulus spesifik seperti mekanik, termal, kimia atau elektrik pada ujung-

ujung saraf serta tidak dapat diserahkan kepada orang lain.

2. Klasifikasi

Klasifikasi nyeri antara lain:

1) Menurut tempatnya

a) Perifer Pain

Yaitu pada daerah perifer biasanya dirasakan pada permukaan tubuh

seperti kulit dan mukosa

b) Deep pain

Yaitu nyeri yang dirasakan dari struktur somatic dalam meliputi

periosteum, otot, tendon, sendi, pembuluh darah.

c) Viseral/splanik pain

Nyeri terjadi pada organ viseral seperti renal colic, cholesistitis,

apendikitis, ulkus gaster

d) Reffered Pain (nyeri alihan)


Nyeri yang diakibatkan penyakit organ atau struktur dalam tubuh

(vertebrata, alat-alat viseral, otot) yang ditransmisikan kebagian

tubuh di dearah yang jauh sehingga dirasakan nyeri pada bagian

tubuh tertentu tetapi sebetulnya bukan asal nyeri

e) Psikogenic Pain

Nyeri yang dirasakan tanpa penyebab organik tetapi akibat trauma

psikologis yang mempengaruhi keadaan fisik.

f) Phantom Pain

Nyeri yang dirasakan pada bagian tubuh yang sebenarnya bagian

tubuh tersebut sudah tidak ada. Contoh: nyeri pada ujung kaki yang

sebetulnya sudah diamputasi.

3. Cara mengatasi nyeri

Terdapat dua cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri yaitu cara

non farmakologi dan farmakologi.

1) Cara farmakologi

Metode penanggulangan ceri secara farmakologi yaitu mengurangi rasa

sakit dengan menggunakan obat-obatan. Obat yang digunakan untuk

meredakan nyeri biasanya berupa obat analgetik dan antibiotik.

2) Cara non farmakologi

Yaitu nonfarmakologis adalah metode penghilang rasa nyeri secara

alami tanpa menggunakan obat-obatan kimiawi

C. Kompres Dingin
1. Pengertian

Kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu rendah

setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Aplikasi

kompres dingin adalah mengurangi aliran darah kesuatu bagian dan

mengurangi peredaran darah serta edema. Diperkirakan bahwa terapi dingin

menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran

saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit. Mekanisme

lain yang mungkin bekerja adalah bahwa persepsi dingin menjadi dominan

dan mengurangi persepsi nyeri.

Kompres dingin adalah pemberian kompres es yang bertujuan untuk

meredakan nyeri local.

Kompres dingin bermanfaat untuk menghilangkan nyeri, mengurangi

bengkak, dan mempercepat penyembuhan. Bagaimana cara kerjanya?

Pemberian suhu dingin secara lokal akan menekan aktivitas metabolik

jaringan-jaringan sekitar area yang cedera, dengan begitu rangsangan yang

dapat merusak jaringan (rangsangan timbul pasca terjadinya cedera) akan

berkurang.

Suhu dingin pada kompres dingin ini menyebabkan terjadinya

penyempitan pembuluh darah, sehingga mengurangi aliran darah penyebab

bengkak, iritasi lokal, sampainya zat kimiawi penyebab nyeri, dan

mengurangi pembengkakan.
Di samping itu, kompres dingin juga dapat mengurangi nyeri karena

menyebabkan penghantaran saraf berkurang. Kompres dingin diyakini

paling efektif dan bermanfaat bila diberikan secepatnya setelah kejadian

cedera berlangsung .

Kompres dingin dapat menurunkan suhu tubuh, mencegah terjadinya

peradangan meluas, mengurangi kongesti, mengurangi perdarahan setempat,

mengurangi rasa sakit pada suatu daerah setempat.

Menurut jurnal Rahmawati (2011) setiap ibu yang telah menjalani

proses persalinan dengan mendapatkan luka perenium akan merasakan

nyeri, nyeri yang dirasakan pada setiap ibu dengan luka perenium

menimbulkan dampak yang tidak menyenangkan seperti kesakitan dan rasa

takut untuk bergerak sehingga banyak ibu dengan luka perenium jarang mau

bergerak pasca persalinan sehingga dapat mengakibatkan banyak masalah

diantaranya sub involusi uterus, pengeluaran lochea yang tidak lancar, dan

perdarahan pascapartum. Ibu bersalin dengan luka perenium akan

mengalami nyeri dan ketidak nyamanan. Adapun definisi dari Kozier dan

Erb, nyeri diperkenalkan sebagai suatu pengalamna emosional yang

penatalksanaannya tidak hanya pada pengelola fisik semata, namun penting

juga untuk melakukan manipulasi (tindakan) psikologis untuk mengatasi

nyeri.

Pemberian kompres dingin dapat mengurangi nyeri sesuai dengan

jurnal Rahmawati (2011) yaitu metode sederhana yang dapat digunakan


untuk mengurangi nyeri yang secara alamiah yaitu dengan memberikan

kompres dingin pada luka, ini merupakan alternatif pilihan yang alamiah

dan sederhana yang dengan cepat mengurangi rasa nyeri yaitu dengan

memberikan kompres dingin pada luka. Terapi dingin menimbulkan efek

analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga impils

nyeri yang mencapai otak lebih sedikit .

Teori gate control mengatakan bahwa stimulasi kulit mengaltifkan

tranmisi serabut saraf sensori A-beta yang lebih besar dan lebih cepat.

Rasa nyeri dan tidak nyaman di area perenium dapat diatasi dengan

menggunakan kompres dingin pada area perenium selama 10-20 menit

dilakukan selama 2 kali .

2. Tujuan kompres dingin

(a) Menurunkan suhu tubuh

(b) Mencegah peradangan meluas

(c) Mengurangi perdarahan setempat

(d) Mengurangi rasa sakit pada suatu daerah setempat

3. Indikasi

(a) Klien dengan suhu tubuh yang tinggi

(b) Klien dengan batuk atau muntah darah

(c) Pasca tonsililectomy

(d) Radang

(e) Memar
4. Kontraindikasi

(a) Luka terbuka. Dingin dapat meningkatkan kerusakan jaringan karena

mengurangi aliran darah ke luka terbuka

(b) Gangguan sirkulasi dingin dapat menganggu nutrisi jaringan lebih

lanjut

(c) Alergi atau hipersensitivitas terhadap dingin. Beberapa klien memiliki

alergi terhadap dingin yang dimanifestasikan dengan respon inflamasi

5. Peralatan dalam melakukan kompres dingin:

(a) Kantong es/kemasan dingin/kompres dingin

(b) Baskom air dingin/es batu/buli-buli dingin

(c) Kain pelindung/handuk

(d) Pencatat waktu

(e) Perlak

(f) Sarung tangan


BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. S POST PARTUM HARI
KE-1 DENGAN KEBUTUHAN DASAR COLD TERAPY
DI PMB DENY RAHMAWATI, S.Tr.Keb

I. PENGKAJIAN
Dilaksanakan pada :
Hari / tanggal : Sabtu, 08 Oktober 2021
Jam : 13.00 WIB
Tempat : PMB Deny Rahmawati S.Tr.Keb

A. Data Subyektif
1. Biodata
1.1. Biodata Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 23 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Bonangrejo Rt 02 Rw 02
1.2. Biodata Penanggung jawab
Nama : Tn. D
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan pasien : Suami
Alamat : Bonangrejo Rt 02 Rw 02
2. Keluhan utama dan alasan datang
2.1. Keluhan utama : Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan
2.2. Alasan datang : Ibu mengatakan ingin memeriksakan
keadaanya

3. Riwayat Kesehatan
3.1. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu tidak pernah menderita :
- Penyakit Menular seperti : Hepatitis, TBC dll
- Penyakit Keturunan seperti : DM, Tekanan darah tinggi,
Jantung dll
3.2. Riwayat kesehatan sekarang
Saat ini ibu tidak sedang menderita :
- Penyakit Menular seperti : Hepatitis, TBC dll
- Penyakit Keturunan seperti : DM, Tekanan darah tinggi,
Jantung dll
3.3. Riwayat kesehatan keluarga
Di keluarga ibu tidak ada yang menderita :
- Penyakit Menular seperti : Hepatitis, TBC dll
- Penyakit Keturunan seperti : DM, Tekanan darah tinggi,
Jantung dll
- Tidak mempunyai keturunan Kembar
- Tidak mempunyai keturunan cacat
4. Riwayat Perkawinan
4.1. Menikah pada usia 23 tahun
4.2. Menikah 1 kali
4.3. Lama menikah 2 tahun
5. Riwayat Obstetri
5.1. Riwayat Menstruasi
 Menarche : ± 13 tahun
 Siklus / lama : 27 hari / 7 hari
 Perdarahan : Sedang, 3-4 kali ganti pembalut
 Dysmenorrhea : Tidak
 Keputihan : Tidak
5.2. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Kehamilan :
Hamil ke-1 : Hamil ini
Persalinan :
Lahir usia kehamilan -
Tempat bersalin -
Penolong persalinan -
Komplikasi/penyulit -
Jenis kelamin bayi -
Berat badan bayi -
Panjang badan bayi -
Lingkar kepala bayi -
Lingkar dada bayi -
LiLA bayi -

Nifas :
Komplikasi/penyulit -
ASI -
Keadaan anak sekarang -
5.3. Riwayat Kehamilan sekarang
 HPHT : 3 Januari 2021
 HPL : 10 Oktober 2021
 Riwayat ANC : Periksa ANC 8 kali di PMB Deny
 Imunisasi TT
- TT Capeng pada :-
- TT I Kehamilan :-
- TT II Kehamilan :-
 Kebiasaan :
- Minum jamu : Tidak
- Merokok : Tidak
- Obat-obatan tertentu : Tidak
 Komplikasi/penyulit
Tidak ada

5.4. Riwayat Persalinan Sekarang


Lahir usia kehamilan 39 minggu
Tempat bersalin PMB
Penolong persalinan Bidan
Komplikasi/penyulit Tidak ada
Jenis kelamin bayi Laki-laki
Berat badan bayi 3200 gram
Panjang badan bayi 48
Lingkar kepala bayi 31
Lingkar dada bayi 30
LiLA bayi -
Kelainan Tidak ada kelainan pada bayi
Jumlah perdarahan ibu ± 150 cc

6. Riwayat Keluarga Berencana


6.1. Pernah KB : Belum pernah
6.2. KB yang digunakan apa :-
6.3. Berapa lama menggunakan KB tersebut : -
6.4. Rencana yang akan datang : Suntik 3 bulan
6.5. Alasannya apa : Tidak mengganggu
pengeluaran ASI

7. Pola Pemenuhan Kebutuhan sehari-hari


No Selama hamil Selama Menyusui
7.1 Pola Nutrisi: Pola Nutrisi:
. Porsi 1 piring, makanan Porsi 1 piring, makanan
selingan buah selingan roti, buah
Makan 3 kali/hari, jenis Makan 3 kali/hari, jenis
makanan Nasi , sayur, makanan Nasi , sayur, tempe,
daging daging
Minum 7 gelas/hari ; minum Minum 7 gelas/hari ; minum
susu, air putih, teh susu, air putih, teh
Tidak ada pantangan makan Tidak ada pantangan makan
7.2 Pola Eliminasi: Pola Eliminasi:
. BAB 1 kali/hari BAB 1 kali/hari
konsistensi ; lembek konsistensi ; lembek
bau khas feses bau khas feses
BAK ± 6 kali/hari warna BAK ± 6 kali/hari warna
kuning jernih, tidak ada kuning jernih, tidak ada
keluhan keluhan
7.3 Pola aktivitas: Pola aktivitas:
. Aktivitas ibu setiap hari Aktivitas ibu setiap hari yaitu
melakukan pekerjaan rumah merawat bayinya
tangga seperti menyapu, menggendong, menyusui,
mencuci dan tetap melakukan
kegaiatn IRT seperti
menyapu
7.4 Pola istirahat: Pola istirahat:
. tidur siang ± 1 jam ; tidur siang ± 1 jam ;
tidur malam ± 7 jam tidur malam ±6 jam
tidak ada keluhan keluhan bayi bangun ibu ikut
bangun
7.5 Personal Hygiene: Personal Hygiene:
. Mandi : 2 kali/hari ; Mandi : 2 kali/hari ;
gosok gigi : 2 kali/hari ; gosok gigi : 2 kali/hari ;
ganti baju : 2 kali/hari ganti baju : 2 kali/hari
ganti pembalut 3 kali/hari
7.6 Pola seksual: Pola seksual:
. 2 kali seminggu Belum melakukan hubungan
Tidak ada keluhan badan setelah melahirkan
Tidak ada keluhan

8. Psikososiospiritual
8.1. Tanggapan ibu terhadap dirinya sekarang
Ibu merasa setelah melahirkan payudara terasa tegang dan
penuh
8.2. Respon keluarga terhadap keadaan ibu
Keluarga sangat senang, bahwa sampai saat ini ibu masih
diberikan kesehatan dan mampu merawat anaknya
8.3. Ketaatan beribadah
Ibu melaksanakan sholat 5 waktu
8.4. Pengambilan keputusan di dalam keluarga
Suami
8.5. Pemecahan masalah (Coping)
Dengan cara musyawarah
8.6. Keadaan Lingkungan
Keadaan lingkungan baik, disekitar rumah tidak ada yang
menderita penyakit menular dan rumahnya agak jauh dari jalan
raya, sehingga mengurangi polusi

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
1.1. Keadaan Umum : Baik
1.2. Tingkat kesadaran : Composmentis
1.3. Antropometri :
Berat badan hamil : 58 kg
Tinggi Badan : 156 cm
LILA : 26 cm
1.4. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36,5º C
Nadi : 82 kali/menit
RR : 20 kali/menit
2. Status Present
 Kepala : Mesochepal
 Rambut : Warna hitam, bersih, tidak rontok
 Mata : Simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva
merah muda, tidak pucat, refleks pupil ada, tidak ada sekret
 Hidung : Bersihan, tidak ada polip berlebihan, tidak
ada cuping hidung
 Mulut : Bibir tidak kering, gigi tidak ada caries,
rongga mulut bersih
 Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen
berlebihan
 Muka : Tidak oedema, tidak pucat, tidak ada
jerawat
 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan
tidak ada pembesaran kelenjar limfe
 Dada : Simetris, tidak ada tarikan dinding dada
 Mammae : Tidak ada benjolan yang bersifat patologis,
tidak ada retraksi dinding dada, payudara tegang
 Perut : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada
nyeri tekan pada gaster & hepar
 Genetalia : Bersih, tidak ada tanda-tanda PMS, tidak
ada benjolan-benjolan seperti bunga kol, seperti jengger
ayam, keluar nanah
 Ekstremitas atas & bawah : Simetris,tidak oedema, kuku
bersih, tidak ada varises
 Kulit : Warna kulit coklat sawo matang.
 Tulang belakang : Tidak ada skoliosis, kifosis, lordosis
 Anus : Tidak ada hemorroid

3. Status Obstetri
3.1. Inspeksi
 Muka : Tidak ada cloasma gravidarum
 Mammae : Areola mammae menghitam, puting
menonjol kolostrum sudah keluar, ASI imatur, ASI sudah
keluar, payudara tegang
 Perut : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus
keras.
 Genetalia : Darah masih keluar merah kecoklatan,
terdapat luka bekas jahitan, masih basah, lochea rubra, jahitan
menyatu, tidak ada nanah
4. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA


Diagnosa :
Ny. S, usia 25 tahun, P1A0, Post Partum normal hari ke pertama Dengan
kebutuhan dasar cold terapy
Dasar :
Data Subjektif
a. Ibu mengatakan bernama Ny. S
b. Ibu mengatakan umur 25 tahun
c. Ibu mengatakan melahirkan satu kali, belum pernah keguguran
d. Ibu mengatakan nyeri luka jahitan

Data Objektif
Keadaan umum : Baik
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36,5º C
Nadi : 82 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Status obstetri
Genetalia : Darah masih keluar merah kecoklatan, terdapat luka bekas
jahitan, masih basah, lochea rubra, jahitan menyatu, tidak ada
nanah
Masalah :
Ibu merasa cemas karena nyeri pada luka jahitannya
Kebutuhan :
Memberikan cold terapy
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL
-
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada
V. INTERVENSI
Hari/tanggal : Sabtu, 08 Oktober 2021
Jam : 13.10 WIB
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Berikan pendidikan kesehatan tentang makan makan yang bergizi
3. Beri tahu ibu tentang cold terapy
4. Beritahu ibu tentang manfaat cold terapy
5. Lakukan cold terapy sesua dengan SOP

VI. IMPLEMENTASI
Hari/tanggal : Sabtu, 08 Oktober 2021
JAM KETERANGAN
13.10 Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan
WIB sehat Tekanan darah: 110/70 mmHg, Suhu : 36,5º C, Nadi:
82 kali/menit, RR: 20 kali/menit
13.15 Memberikan tahu ibu tentang makanan yang bergizi yaitu :
WIB makan sayur, ikan, buah, susu
13.20 Memberitahu ibu tentang cold terapy yaitu pemberian
WIB kompres es yang bertujuan untuk meredakan nyeri local
13.25 Membetahu ibu tentang manfaat cold terapy yaitu:untuk
WIB mengurangi nyeri
13.30 Melakuakn tindakan cold terapy sesuai dengan SOP
WIB

VII. EVALUASI
Hari / tanggal : Sabtu, 08 Oktober 2021
JAM KETERANGAN
13.30 Ibu sudah mengetahui keadaannya saat ini, ibu senang dengan
WIB hasil pemeriksaan normal.
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36,5º C
Nadi : 82 kali/menit
RR : 20 kali/menit
13. 35 Ibu sudah mengetahui tentang makanan yang mengandung
WIB gizi seimbang
13.35 Ibu sudah mengetahui tentang cold terapy
WIB
13.40 Ibu sudah mengetahui tentang manfaat cold terapy
WIB
13.45 Cold terapy sudah diberikan dan nyeri luka jahit ibu sudah
WIB berkurang
BAB IV

PEMBAHASAN

Kompres dingin adalah pemberian kompres es yang bertujuan untuk


meredakan nyeri local.Kompres dingin bermanfaat untuk menghilangkan
nyeri, mengurangi bengkak, dan mempercepat penyembuhan.
Penatalaksanaan nyeri dilakukan dengan cara non farmakologi yaitu
pemberian kompres dingin pada luka perineum. ini merupakan alternatif
pilihan yang alamiah dan sederhana yang dengan cepat mengurangi rasa
nyeri selain dengan memakai obat-obatan. Cara pemakaian metode kompres
dingin, yaitu memberikan rasa dingin pada klien dengan menggunakan pad
gel pada tubuh yang terasa nyeri atau pada bagian tubuh yang membutuhkan

Aplikasi kompres dingin adalah mengurangi aliran darah kesuatu


bagian dan mengurangi peredaran darah serta edema. Diperkirakan bahwa
terapi dingin menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat kecepatan
hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit.
Mekanisme lain yang mungkin bekerja adalah bahwa persepsi dingin
menjadi dominan dan mengurangi persepsi nyeri.

Pengaruh kompres dingin dalam menurunkan nyeri luka perineum


yang terbukti dalam penelitian ini juga ditunjukkan oleh teori Arovah 2010
yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa kompres dingin adalah
pemberian kompres es yang bertujuan untuk meredakan nyeri lokal.
Kompres dingin dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat
sensitivitas nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan menghambat
proses inflamasi. Penghambatan inflamasi terjadi karena kompres dingin
dapat mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan mengurangi perdarahan
edema yang diperkirakan menimbulkan efek analgetik dengan
memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang
mencapai otak lebih sedikit(3). Selain itu kompres dingin secara lokal akan
menekan aktivitas metabolik jaringan-jaringan sekitar area yang cedera,
dengan begitu rangsangan yang dapat merusak jaringan (rangsangan timbul
pasca terjadinya cedera) akan berkurang. Suhu dingin pada kompres dingin
ini menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah, sehingga
mengurangi aliran darah penyebab bengkak, iritasi lokal, sampainya zat
kimiawi penyebab nyeri, dan mengurangi pembengkakan
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Cold terapy sangat efektif dalam menurunkan nyeri luka jahit karena
terapi dingin menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat kecepatan
hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit.
Selain itu cold terapi tidak terdapat efek sampingnya dan harganya
ekonomis dan mudah didapat
B. Saran
Ibu nifas agar dapat meningkatkan pengetahuan atau wawasan tentang
cara perawatan luka setelah saat masa nifas, dengan cara mengikuti
penyuluhan-penyuluhan tentang kesehatan khususnya kesehatan ibu nifas,
membaca buku-buku tentang kesehatan ibu nifas, dan juga dapat
mempratekkan cara mengkompres dingin pada luka perineum untuk
mengurangi nyeri luka perineum setelah melahirkan

DAFTAR PUSTAKA

1. Fiffy Andriyani . Penerapan Kompres Dingin Pada Pasien Post Natal Care (PNC)
Dengan Luka Perenium Dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Aman Nyaman
(nyeri) di Ruang Laika Waraka Obstetri dan Gynikologi di RSU Balteramas Prov
Sultra. Politeknik Kesehatan Kendari.2018

2. Eva Silviana R. Pengaruh Kompres Dingin Terhadap Pengurangan Nyeri Luka


Perenium Pada Ibu Nifas di BPS Siti Alfirdaus Kingking Kabupaten Tegal. STIKES
NU Tuban. 2011

3. Wenniarti P. Pengaruh terapi ice pack terhadap perubahan skala nyeri pada
ibu post partum episiotomi. Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2013

4. Mochtar, Rustam. (2010). Sinopsis Obstetri: Obstetri Operatif, Obstetri Sosial,


Edisi 2. Jakarta. EGC

5. Judha, M. (2012). Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta:


Muha Medika

Anda mungkin juga menyukai