Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI YANG MENGALAMI RUAM

POPOK DI RSUD SMC KABUPATEN TASIKMALAYA


TAHUN 2021

LAPORAN PENDAHULUAN

Diajukan untuk memenuhi tugas praktik klinik stase 6

Disusun oleh :

FIFI SAFIROH
NIM. P2.06.24.8.20.012

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
TASIKMALAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi merupakan makhluk hidup yang diciptakan oleh Tuhan
dengan individu yang unik. Setiap orang tua pasti selalu
memberikan perawatan yang terbaik, karena bagi setiap orang tua
sehat itu sangat penting. Dengan demikian memiliki bayi yang
sehat merupakan dambaan setiap orang tua, karena bayi sangat sensitif
terhadap apa pun yang ada dilingkungan sekitarnya. Masa neonatus
sampai dengan pasca-neonatus juga merupakan usia yang rapuh
baik untuk fisik, penyakit maupun kecelakaan. Karenanya pada kelahiran
pertama bayi baru beradaptasi terhadap semua kondisi lingkungan di
sekitarnya, sehingga belum terbiasa dengan keadaan yang menyerang
kondisi tubuhnya, terutama masalah kulit, kondisi kulit bayi memiliki
kepekaan yang lebih dibandingkan dengan kulit orang dewasa,
oleh sebab itu bayi lebih mudah kehilangan panas melalui permukaan
kulit. Kulit bayi mengandung lebih banyak air dibanding kulit orang
dewasa, dan epidermis berikatan longgar dengan dermis. Hal
tersebut berarti bahwa gesekan mudah menyebabkan pemisahan
lapisan tersebut, yang mengkibatkan pembentukan lepuh atau kerusakan
kulit. Kulit bayi juga kurang pigmentasi dibandingkan dengan kulit
orang dewasa (pada semua ras), yang membuat bayi berisiko lebih
tinggi terhadap kerusakan kulit akibat radiasi ultraviolet.1
Kondisi kulit pada bayi yang relatif lebih tipis menyebabkan bayi
lebih rentan terhadap infeksi, iritasi dan alergi. Salah satu masalah kulit
yang masih sering terjadi pada bayi dan anak adalah diaper
dermatitis/diaper rash atau sering disebut juga dengan ruam popok.
Ruam popok adalah radang /infeksi kulit di sekitar area popok
seperti paha dan pantat bayi, yang umumnya disebabkan terpaparnya
kulit bayi pada zat amonia yang terkandung dalam urin atau feses
bayi dalam jangka waktu lama.2
Apabila diaper rash tidak segera ditangani atau diobati maka
akan menyebabkan ulkus punch-out atau erosi dengan tepi meninggi
(Jacquet erosive diaper dermatitis), papul dan nodul pseudoverucous
dan plak dan nodul violaeous (granuloma gluteale infantum).3
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia
(WHO) prevalensi iritasi kulit (ruam popok) pada bayi cukup tinggi
25% bayi yang lahir di dunia kebanyakan menderita iritasi kulit (ruam
popok) akibat penggunaan popok. Angka terbanyak ditemukan pada
usia 6-12 bulan.4
Prevalensi dermatitis popok dalam populasi umum adalah
antara 7 % dan 35 %, prevalensi bayi dirawat di rumah sakit dan
anak-anak berkisar dari 17 % menjadi 43%, di Amerika Serikat
sekitar 1 juta kunjungan perawatan kesehatan untuk dermatitis
popok terjadi per tahun, dengan 25 % dari anak-anak berisiko di
diagnosis dengan dermatitis. Dermatitis popok ditemukan paling umum di
antara anak-anak dibawah usia 2 tahun, dengan mayoritas kasus
ditemukan pada anak-anak di bawah usia 1 tahun.5
Insiden ruam popok di Indonesia mencapai 7-35%, yang
menimpa bayi laki-laki dan perempuan berusia dibawah tiga
tahun.6 Ahli Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kapasitas dan
Desentralisasi, dr. Krisnajaya, MS memperkirakan jumlah anak balita
(bawah lima tahun) Indonesia mencapai 10% dari populasi penduduk.
Jika jumlah penduduknya 220-240 juta jiwa, maka setidaknya ada
22 juta balita di Indonesia mengalami ruam popok.5
Salah satu dari bahan olahan alami yang dapat dipertimbangkan
sebagi terapi topikal alternatif yang dapat digunakan untuk perawatan kulit
pada bayi yang mengalami ruam popok yaitu meggunakan minyak zaitun,
karena minyak zaitun akan menjaga kelembaban kulit. Minyak zaitun
bersifat dingin dan lembab dan dipergunakan untuk meremajakan kulit.
Minyak zaitun mengandung banyak senyawa aktif seperti fenol, tokoferol,
sterol, pigmen, squalene dan vitamin E. Semua senyawa ini bermanfaat
untuk kulit, memperbaiki sel-sel kulit yang rusak sebagai antioksidan
penetral radikal bebas mengurangi bekas kemerahan pada kulit dan dapat
melindungi kulit dari iritasi. Minyak zaitun dapat dijadikan body lotion
untuk menjaga kelembaban kulit.7
Pencegahan ruam popok dapat dilakukan dengan terapi farmakologi
seperti pemberian salep seng oksida (zincoxide) sedangkan terapi
nonfarmakologi, yaitu seperti: menghilangkan atau mengurangi
kelembaban dan gesekan kulit dengan mengganti popok segera setelah
buang air kecil atau besar atau bila menggunakan popok disposible
sebaiknya di gunakan sesuai dengan daya tampung, bersihkan kulit secara
lembut dengan air dan sabun. Memilih popok yang baik, hasil penelitian
menunjukan popok kain lebih jarang menimbulkan ruam popok pada bayi
dan anak di bandingkan diapers, jika memakaikan diapers harus sering
menggantikan diapers dengan yang baru minimal 4-5 kali dalam satu hari,
namun lebih baik lagi jika pemakaian diapers diganti >5 kali dalam satu
hari. Ruam popok akan terjadi semakin parah bila frekuensi ganti diapers
<3 kali dalam satu hari.8
Khasiat dari minyak zaitun (olive oil) salah satunya untuk kesehatan
kulit dan untuk kecantikan. Kandungan dari minyak zaitun mempunyai
kesamaan dengan baby oil yaitu mineral dan vitamin E yang berfungsi
sebagai anti oksidan alami yang mampu melawan radikal bebas sehingga
menyebabkan gangguan kulit. Minyak zaitun (olive oil) dipercaya dapat
digunakan untuk perawatan bekas luka, serta area-area yang terdapat
keriput dan pecah-pecah akibat kulit kering atau penuaan sel kulit, dapat
juga digunakan untuk stretching atau penarikan pada kulit, sehingga dapat
mengatasi masalah bekas kehamilan (stretch marks). Oleh karena itu, perlu
dilakukan penelitian tentang pengaruh perawatan perianal dengan minyak
zaitun terhadap drajat ruam popok pada bayi usia 0-12 bulan.9

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Memberikan asuhan kebidanan pada bayi yang mengalami ruam popok.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pemeriksaan pada bayi dan mendeteksi dini masalah
yang terjadi pada bayi.
b. Memberikan minyak zaitun kepada bayi yang mengalami ruam
popok.
c. Melihat pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap kejadian ruam
popok pada bayi

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Bayi10


Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dengan berat lahir 2.500 gram sampai 4000 gram,
cukup bulan, langsung menangis dan tidak ada cacat bawaan, serta ditandai
dengan pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Bayi merupakan makhluk
yang sangat peka dan halus, apakah bayi itu akan terus tumbuh dan
berkembang dengan sehat, sangat bergantung pada proses kelahiran dan
perawatannya. Tidak saja cara perawatannya, namun pola pemberian makan
juga sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bayi.
Bayi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu bayi cukup bulan, bayi
premature, dan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR). Bayi (Usia 0-11
bulan) merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat yang
mencapai puncaknya pada usia 24 bulan, sehingga kerap diistilahkan sebagai
periode emas sekaligus periode kritis.
Bayi merupakan mahluk yang sangat peka dan halus. Masa bayi adalah
saat bayi berumur satu bulan sampai dua belas bulan. Masa bayi dimulai dari
usia 0–12 bulan ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik yang
cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan gizi.
Seribu hari pertama kehidupan sangat menentukan kesehatan anak di usia
selanjutnya. Seribu hari pertama kehidupan, yang dimulai dari masa janin
dalam kandungan hingga anak usia 2 tahun, pertumbuhan terjadi sangat pesat.
Masa ini merupakan window of opportunity yaitu periode emas pertumbuhan.
Kerusakan pada periode ini bersifat irreversible, artinya tidak dapat diperbaiki
di fase kehidupan berikutnya dan akan mempengaruhi outcome kesehatan
pada masa anak-anak dan dewasa.
Pada fase ini juga terjadi pertumbuhan otak yang sangat cepat. Periode
pertumbuhan otak yang sangat pesat ini hanya berlangsung sampai usia 5
tahun sehingga usia 5 tahun disebut sebagai golden period. Agar bayi dan anak
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal diperlukan asupan
gizi, pola asuh dan stimulus yang tepat dan memadai.
Gizi merupakan salah satu factor yang menentukan keberhasilan untuk
mencapai tumbuh kembang optimal pada masa bayi. Periode emas
pertumbuhan memerlukan dukungan gizi yang tepat. Kekurangan gizi yang
terjadi pada awal kehidupan dapat mengakibatkan terjadinya growth faltering
(gagal tumbuh) sehingga bayi akan tumbuh menjadi anak yang lebih pendek
dari normal. Selain itu juga kekurangan gizi dapat berpengaruh terhadap
perkembangan kognitif, morbiditas dan mortalitas bayi. Gizi yang baik akan
mempercepat pemulihan dan mengurangi intensitas kegawatan penyakit infeksi
pada bayi. Kejadian infeksi pada bayi tidak dapat disepelekan, mengingat
infeksi merupakan penyebab utama kematian bayi di negara berkembang.
Tahapan pertumbuhan pada masa bayi dibagi menjadi masa neonatus
dengan usia 0-28 hari dan masa pasca neonatus dengan usia 29 hari-12 bulan.
Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan
mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta
mulai berfungsinya organ-organ tubuh, dan pada pasca neonatus bayi akan
mengalami pertumbuhan yang sangat cepat.

B. Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi10


Pertumbuhan dan perkembangan bayi dapat dilihat dari beberapa aspek.
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam hal besar, jumlah, ukuran atau
dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran
berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolic.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi tubuh yang vlebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Perkembangan meliputi
proses diferensiasi sel, jaringan, organ dan system organ yang berkembang
untuk dapat menjalankan fungsinya, yang mencakup perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
1. Tahapan pertumbuhan dan perkembangan bayi
Pertumbuhan adalah sesuatu yang berkaitan dengan perubahan baik
dari segi jumlah, ukuran, dan dimensi pada tingkat sel, organ yang di ukur
maupun individu. Pertumbuhan pada masa anak-anak mengalami perbedaan
yang bervariasi sesuai dengan bertambahnya usia anak secara umum,
pertumbuhan fisik dimulai dari arah kepala ke kaki (cephalokauudal).
Kemtangan pertumbuhan tubuh pada bagian kepala berlangsung lebih
dahulu, kemudian secara berangsur-angsur diikuti oleh tubuh bagian bawah.
Selanjutnya, pertumbuhan bagian bawah akan bertambah secara teratur.
Ada perbedaan antara konsep pertumbuhan dan perkembangan pada
bayi, konsep pertumbuhan lebih kearah fisik, yaitu pertambahan berat tubuh
bayi. Dalam hal ini terjadi pertumbuhan organ-organ bayi seperti tulang,
gigi, organ-organ dalam, dan sebagainya. Sementara itu, konsep
perkembangan lebih mengarah pada segi psikologis, yaitu menyangkut
perkembangan sosial, emosional, dan kecerdasan. Perkembangan pada bayi
terdiri dari beberapa tahap antara lain sebagai berikut:
a. Periode usia 0-1 bulan (periode neonatus/bayi awal): terjadi penyesuaian
sirkulasi darah dan insiasi pernapasan serta fungsi lain.
b. Periode usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun (periode bayi tengah): terjadi
pertumbuhan yang cepat dan maturasi fungsi terutama pada saraf.
Maturasi fungsi adalah pemataangan fungsi-fungsi organ tubuh, misalnya
pada organ pencernaan dari hanya bias mencerna susu hingga dapat
mencerna makanan padat.
c. Periode usia 1-2 tahun (periode bayi akhir): terjadi perkembangan
motoric besar dan halus, control fungsi ekskresi (buang air besar) dan
pertumbuhan lambat.
2. Ciri-ciri pertumbuhan bayi
Seseorang dikatakan mengalami pertumbuhan bila terjadi perubahan
ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi
badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada,
perubahan proporsi yang terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia
yang muncul mulai dari masa konsepsi sampai dewasa, terdapat ciri baru
yang secara 12 perlahan mengikuti proses kematangan seperti adanya
rambut pada daerah aksial, pubis atau dada, hilangnya ciri-ciri lama yang
ada selama masa pertumbuhan seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya
gigi sus, atau hilangnya refleks tertentu.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bayi
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah:
a. Gizi pada bayi
b. Penyakit kronis atau kelainan konginetal seperti tuberkolosis, anemia,
kelainan jantung bawaan mengakibatkan setardasi pertumbuhan jasmani.
c. Lingkungan fisis dan kimia meliputi sanitasi lingkungan yang kurang
bagi bayi, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radio aktif, zat kimia
dan rokok mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
d. Hubungan psikologis, yaitu hubungan anak dengan orang sekitarnya,
seorang anak yang tidak dikehendaki orang tuanya atau anak yang selalu
merasa tertekan akan mengalami hambatan didalam perkembangan
maupun pertumbuhan.
e. Faktor endokrin seperti gangguna hormone. Salah satu contohnya pada
penyakit hipoteroid yang akan menyebabkan anak mengalami hambatan
pertumbuha. Defisiensi hormon pertumbuhan akan menyebabkan anak
menjadi kerdil.
f. Sosial ekomoni, seperti kemiskinan yang selalu berkaitan dengan
kekurangan makanan kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan
akan menghambat pertumbuhan anak.
g. Pemberian ASI ekslusif pada usia 0-6 bulan dapat membantu
pertambahan berat badan bayi karena komponen ASI sesuai dengan
kebutuhan bayi.
h. h. Pemakaian obat-obatan, seperti pemakaian kortikosteroid dalam
jangka lama akan menghambat pertumbuhan. Demikian halnya dengan
pemakaian obat perangsang terhadap rangsangan susunan saraf pusat
yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon perkembangan dan
pertumbuhan.
i. Genetik atau Hereditas.
j. Status Kesehatan Anak dalam Keluarga
4. Parameter pertumbuhan bayi
Pengukuran pertumbuhan pada bayi yang dijadikan patokan adalah
berat badan dan tinggi badan. Pengukuran berat badan digunakan untuk
menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada
tubuh, misalnya tulang, otot, lemak, organ tubuh, dan cairan tubuh sehingga
dapat diketahui status keadaan gizi atau tumbuh kembang anak. Selain itu
berat badan juga dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis dan
makanan yang diperlukan dalam tindakan pengobatan. Pada usia beberapa
hari, berat badan bayi mengalami penurunan yang sifatnya normal, yaitu
sekitar 10% dari berat badan waktu lahir. Hal ini disebabkan karena
keluarnya mekonium dan air seni yang belum diimbangi dengan asupan
yang mencukupi, misalnya produksi ASI yang belum lancar dan berat badan
akan kembali pada hari kesepuluh.
Bayi akan memiliki berat badan 2 kali berat lahirnya pada umur 5
sampai 6 bulan dan 3 kali berat lahirnya pada umur 1 tahun. Berat badannya
bertambah 4 kali lebih banyak dalam 2 tahun, 5 kali lebih banyak dalam 3
tahun, 6 kali lebih banyak dalam 5 tahun dan 10 kali lebih banyak dalam 10
tahun. Rata-rata pertambahan pada bayi adalah 90-150 gram/minggu.
Pengukuran pertumuhan pada bayi selain berat badan adalah panjang
badan. Pengukuran panjang badan dilakukan ketika anak terlentang.
Pengukuran panjang badan digunakan untuk menilai status perbaikan gizi.
Panjang badan bayi baru lahir normal adalah 45-50 cm dan berdasarkan
kurva pertumbuhan yang diterbitkan oleh National Center For Health
statistic (NCHS), bayi akan mengalami penambhan panjang badan sekitar
2,5 cm setiap bulannya. Penambhan tersebut akan berangsur-angsur
berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun dan
penambahan ini akan berhenti pada usia 18-20 tahun.

C. Adaptasi Dan Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis Bayi11


1. Minum
Memberikan bayi ASI sesuai kebutuhan bayi (2-3 jam bergantian antara
sebelah kiri dan sebelah kanan) atau (on demand) memberikan bayi usia 1-2
hari 5-7 ml ASI sekali minum dengan jarak sekitar 2 jam. Karena lambung
masih sebesar biji kemiri. - Memberikan Bayi usia 3 hari 22-27 ml ASI
sekali minum yang diberikan 8-12 kali sehari atau hampir satu gelas takar
air untuk satu hari. Pada usia ini lambung berkembang menjadi sebesar buah
chery yang berukuran besar. - Memberikan Bayi usia 4-6 hari membutuhkan
ASI 45-60 ml dalam satu kali minum dan dapat menghabiskaan 400-600 ml
atau ½ gelas hingga 2 setengah takar air untuk satu hari pada usia ini
kebutuhan ASI meningkat karena adanya growthspurp yang pertama pada
bayi. - Menyimpan ASI di udara terbuka ASI maksimal selama 8 jam.
Namun jika ASI disimpan didlam frezer dapat bertahan selama 3-6 bulan.
2. B AB
Membersihkan area genitalia bayi jika sedang BAB. Jumlah feses bayi lahir
cukup bervariasi dan jumlah paling banyak antara hari ke 3 dan ke 6. Bayi
akan mengeluarkan mekonium, dimana fesesnya lengket berwarna hitam
kehijauan selama 2 hari pertama. - Feses bayi di dua hari pertama setelah
persalinan biasanya berbentuk seperti ter atau aspal lembek. Zat buangan ini
berasal dari pencernaan bayi yang dibawa dari kandungan. setelah itu feses
bayi bisa bergumpal seperti jelly, padat, berbiji atau seeded dan bisa juga
berupa cairan, feses bayi yang diberi ASI ekslusif biasanya tidak berbentuk
pasta atau cream, berbiji dan bisa juga seperti mencret atau mencair.
Sedangkan feses bayi yang diberi susu formula berbentuk padat, bergumpal-
gumpal atau agak liat dan bulat. Makanya bayi yang mengkonsumsi susu
formula kadang suka bebelan (susah BAB) sedangkan yang mendapat ASI
tidak
3. BAK
Menjaga kebersihan genitalia bayi setelah BAK dengan segera menggangi
popok yang basah - Bayi baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7 – 10 x
sehari.
4. Tidur - - Melatih anak agar mengerti bahwa malam hari adalah waktu untuk
tidur dan siang hari adalah waktu untuk banguun. Salah satu caranya adalah
dengan mengajaknya bermain hanya disiang hari saja, tidak dimalam hari.
Latih bayi agar mengetahui bahwa tempat tidur adalah tempatnya untuk
tidur. Letakkan bayi ditempat tidur saat ia sudah mengantuk, hindari
membiarkannya tidur dalam gendongan atau diruangan lain. Lampu utama
sebaiknya dimatikan, dan nyalakan lampu tidur yang redup. Dalam 2 mg
pertama setelah lahir,bayi normal sering tidur, bayi baru lahir sampai usia 3
bulan ratarata tidur selama 16 jam sehari. - menyediakan selimut dan
ruanganya yang hangat,serta memastikan bayi tidak terlalu panas/terlalu
dingin. Sisa waktu yang 85% lainnya digunakan bayi untuk tidur
5. Kebersihan kulit - menjaga kebersihan kulit bayi dengan segera mengganti
popok saat basah ataupun BAB, walaupun mandi dengan membasahi
seluruh tubuh tidak harus di lakukan setiap hari. tetapi, bagian-bagian
seperti muka,bokong,dan tali pusat perlu dibersihkan secara teratur.
6. Tanda bahaya - Pernapasan sulit / lebih dari 60x/menit. - Terlalu hangat
(>380C ) atau terlalu dingin (<360C) - Isapan saat menyusu lemah,rewel,
sering muntah,dan mengantuk berlebihan. - Warna kuning (terutama pada
24 jam pertama), biru atau pucat, memar. - Tali pusat merah,bengkak,keluar
cairan,berbau busuk,dan berdarah. - Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK
dalam 24 jam, feses lembek atau cair,seringberwana hijau tua,dan terdapat
lendir atau darah. - Menggigil,rewel,lemas,mengantuk,kejang,tidak bisa
tenang,menangis terus menerus g. penyuluhan sebelum pulang - Perawatan
tali pusat - Pemberian ASI - Jaga kehangatan bayi - Tanda-tanda bahaya -
Imunisasii - Perawatan harian atau rutin. - Pencegahan infeksi dan
kecelakaan.
7. Kebutuhan gizi bayi
a. Energy
Kebutuhan energy bayi berdasarkan ukuran tubuh pada bulan-bulan awal
kehidupan sangat tinggi, tetapi mulai berkurang di bulan-bulan
selanjutnya saat laju pertumbuhan menurun
b. Protein
c. Protein adalah komponen dasar pada potoplasma dalam sel karena itu
asupan protein yang cukup penting untuk pertumbuhan normal bayi.
Selama masa pertumbuhan protein dibutuhkan untuk pertumbuhan
jaringan.
d. Lemak
Lemak merupakan sumber energy pertama kehidupan. Kebutuhan lemak
tidak jenuh cukup tinggi terutama untuk pembentukan sel saraf.
e. Karbohidrat
Sumber penting dari karbohidrat adalah gula dan karbohidrat kompleks.
Sejak glukosa dapat disintesa dari asam amino dan gliserol dari lemak,
tidak ada rekomendasi untuk asupan karbohirat. Namun dianjurkan lebih
dari setengah kecukupan energy pada bayi dipenuhi dari karbohidrat
kompleks.
f. Air
Jumlah air yang dibutuhkan bayi lebih banyak dari jumlah yang
dibutuhkan orang dewasa jika dilihat berdasarkan ukuran tubuhnya. Hal
ini disebabkan oleh ginjal bayi yang belum matang dan sejumlah bersar
air terdapat pada bagian ekstraseluler. Kedua hal ini mengakibatkan
rentannya keseimbangan cairan dalam tubuh bayi.
g. Vitamin dan Mineral
Vitamin dan mineral merupakan zat gizi miokro yang dibutuhkan dalam
jumlah sedikit, namun apabila jumlah yang sedikit ini tidak terpenuhi,
terutama pada fase tercepat pertumbuhan, dapat berdampak buruk bagi
periode kehidupan selanjutnya.
h. Flour
Flour berperan penting dalam pembentukan email gigi. Apabila bayi
kekurangan flour maka bayi akan lebih beresiko untuk mengalami caries
gigi. Namun asupan flour yang berlebih juga dapat mengakibatkan
fluorosis.
i. Kalsium dan Fosfor
Kalsium dan fosfor berperan dalam pertumbuhan tulang dan gigi.
j. Natrium
Natrium merupakan komponen utama pada cairan ekstrakulikuler dan
berperan penting untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Bayi
tidak membutuhkan tambahan garam pada makanannya untuk memenuhi
kebutuhan natriumnya.
k. Zat Besi
Kebutuhan zat besi bayi dapat diperoleh dari simpanan zat besi sejak
masa janindan asupan makanan
l. Vitamin
Pada usia 0-6 bulan dan 7-12 bulan bayi membutuhkan vitamin larut
lemak dalam jumlah yang relative sama.vitamin A memegang peranan
penting dalam perkembangansaraf penglihatan.

D. Ruam Popok12
Diaper rash atau ruam popok adalah iritasi dan peradangan kulit bayi
akibat penggunaan popok. Ruam popok ditandai dengan kemerahan pada kulit
bayi di daerah pantat, lipat paha, dan kelamin. Meskipun banyak terjadi pada bayi,
orang dewasa yang menggunakan popok juga dapat mengalaminya.
Ruam popok disebabkan oleh berbagai hal, tetapi umumnya terjadi akibat
paparan urine dan tinja yang terkumpul di dalam popok. Ruam popok juga
dapat terjadi akibat popok yang terlalu ketat, infeksi bakteri, atau penyakit
kulit, seperti dermatitis seboroik atau dermatitis atopik.
Sebagian besar bayi yang memakai popok pernah mengalami ruam
popok. Ruam ini umumnya tidak berbahaya. Meski demikian, ruam popok
dapat mengganggu kenyamanan sehingga bayi cenderung menjadi lebih rewel.
Ruam popok pada bayi dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:
 Kontak terlalu lama dengan urine dan tinja di popok, sehingga memicu
iritasi pada kulit bayi yang sensitif.
 Gesekan, misalnya karena popok yang terlalu ketat.
 Iritasi terhadap produk yang baru digunakan, seperti sabun, bedak tabur
bayi, detergen, atau bahan pelembut pakaian.
 Pengaruh jenis makanan baru, yang mengakibatkan perubahan komposisi
tinja serta frekuensi buang air besar.
 Memiliki tipe kulit sensitif.
 Infeksi bakteri atau jamur, yang terjadi karena kulit tertutup popok terlalu
lama, sehingga menjadi lembap dan hangat.
Gejala utama ruam popok atau diaper rash adalah kulit bayi di area
pemakaian popok, yaitu bokong, lipatan paha, dan sekitar alat kelamin, tampak
memerah. Kulit yang mengalami ruam kemerahan ini juga akan terasa hangat
dan tampak bengkak.Selain timbul ruam kemerahan, kulit di area pemakaian
popok juga bisa ditumbuhi luka lepuh atau menggelembung. Bayi yang
mengalami ruam popok biasanya akan menjadi rewel, terutama saat area yang
mengalami ruam dibersihkan atau ketika popoknya diganti.
Ruam popok pada bayi dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:
 Kontak terlalu lama dengan urine dan tinja di popok, sehingga memicu
iritasi pada kulit bayi yang sensitif.
 Gesekan, misalnya karena popok yang terlalu ketat.
 Iritasi terhadap produk yang baru digunakan, seperti sabun, bedak tabur
bayi, detergen, atau bahan pelembut pakaian.
 Pengaruh jenis makanan baru, yang mengakibatkan perubahan komposisi
tinja serta frekuensi buang air besar.
 Memiliki tipe kulit sensitif.
 Infeksi bakteri atau jamur, yang terjadi karena kulit tertutup popok terlalu
lama, sehingga menjadi lembap dan hangat.
Penanganan ruam popok yang paling utama adalah menjaga kulit bayi
tetap bersih dan kering, serta menjaga sirkulasi udara tetap baik di area
pemakaian popok. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:
 Sesuaikan ukuran popok dengan ukuran tubuh bayi, jangan menggunakan
popok yang terlalu ketat.
 Segera ganti popok yang kotor, dan ganti popok sesering mungkin.
 Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti popok.
 Bersihkan dengan baik bagian kulit yang sering tertutup popok, terutama
saat mengganti popok.
 Setelah dibasuh, seka kulit bayi perlahan-lahan sampai kering sebelum
memakaikan popok baru.
 Hindari penggunaan bedak, karena bedak dapat memicu iritasi kulit,
sekaligus iritasi pada paru-paru bayi.
 Hindari penggunaan sabun atau tisu basah yang mengandung alkohol serta
pewangi, karena bahan kimia di dalamnya dapat memicu iritasi dan
memperparah ruam.
 Jika menggunakan popok kain, cucilah popok sampai bersih dan hindari
penggunaan pewangi pakaian.
 Jangan selalu memakaikan popok pada bayi, karena kulit bayi juga perlu
‘bernapas’. Makin sering kulit bayi terbebas dari popok dan terkena udara,
risiko terjadinya ruam popok akan makin rendah, dan penyembuhan ruam
popok akan makin cepat.
 Saat mengalami ruam popok, gunakan popok dengan ukuran yang lebih
besar.

E. Minyak Zaitun Untuk Ruam Popok


Kandungan vitamin E dan asam lemak yang ada pada minyak zaitun
dapat digunakan untuk merawat kulit guna mencegah kejadian kerusakan kulit.
Memberikan olesan minyak zaitun dapat merawat kulit sebagai usaha untuk
mencegah kulit yang rusak, dikarenakan kandungan yang ada pada minyak
zaitun berupa lemak asam, vitamin E yang bermanfaat untuk anti oksidan alami
dan membantu menjaga struktur sel dan membrane sel sebagai akibat
kerusakan karena radikal bebas. Vitamin E berfungsi sebagai pelindung dari
kerusakan bagi sel darah merah yang berperaan dalam pengangkutan oksigen
untuk semua jaringan tubuh. Vitamin E bermanfaat untuk mempersingkat luka
agar cepat sembuh, mencegah proses penuaan dini, menjaga kulit tetap lembab
dan menambah elastisitas kulit.13
Secara teori minyak zaitun (olive oil) bermanfaat untuk melembutkan
kulit, mempertahankan kekembaban dan elastisitas kulit, sekaligus
memperlancar proses regenerasi kulit. Hal ini membuat kulit daerah perianal
bayi dapat beregenerasi dengan baik, sehingga menurunkan derajat ruam popok
pada bayi.9
Khasiat dari minyak zaitun (olive oil) salah satunya untuk kesehatan kulit
dan untuk kecantikan. Kandungan dari minyak zaitun mempunyai kesamaan
dengan baby oil yaitu mineral dan vitamin E yang berfungsi sebagai anti
oksidan alami yang mampu melawan radikal bebas sehingga menyebabkan
gangguan kulit.9
Minyak zaitun mengandung emolien yang bermanfaat untuk menjaga
kulit yang rusak. Buah zaitun kaya dengan vitamin A fungsi vitamin A
terhadap kulit vitamin ini mampu memperbaiki sistem lapisan epidermis dan
dermis sampai ketingkat DNA, B2 ini berperan penting dalam perbaikan
jaringan dan menyembuhkan luka, vitamin C ini sangat bermanfaat pada tubuh
karena membantu meningkatkan imunitas dengan menangkal radikal bebas,
vitamin D mempunyai fungsi menangani masalah kulit seperti psoriasi,
penyakit kulit kronis yang di tandai bercak merah kering dan bersisik terutama
pada kulit telinga dan kelamin, vitamin E merupakan zat penting yang bisa
menunjang kesehatan tubuh. Zat ini juga memiliki efek antioksidan yang bisa
melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan, vitamin K sudah terbukti
menghilangkan bekas luka, baik memar, tergores, bahkan luka bakar ringan
vitamin ini mampu menyembuhkan luka luka pada kulit lebih cepat karena
mengurangi inflamasi yang terjadi. Penyembuhan ruam popok pada bayi
dengan menggunakan air kurang efektif, dikarenakan air hanya dapat
membersihkan sisa kotoran yang menempel namun tidak dapat membantu
pelembaban kulit bayi. Sehingga ruam popok yang dialami oleh bayi lebih
lama untuk sembuh. Kelembaban pada kulit bayi dapat dijaga dengan
pemberian minyak zaitun. Karena minyak zaitu mengandung vitamin dan
antioksidan yang bisa menjaga kelembaban kulit bayi.14
Berdasarkan penelitian Jelita, dkk tahun 2014 bahwa dengan uji
Wilcoxon 0,011 ( < 0,05) didapatkan bahwa minyak zaitun mempunyai
pengaruh dalam pengurangan derajat ruam popok pada anak umur 0-36 bulan
yang mengalami diare dan menggunakan diapers. Minyak zaitun berfungsi
memperbaiki regenerasi kulit, membuat kulit tetap elastis serta menjaga kulit
dalam keadaan lembut. Minyak zaitun merupakan minyak yang ada pada saat
zaman mesir kuno dan merupakan hasil dari perasan buah zaitun dan dianggap
sebagai minyak suci dan memiliki kandungan vitamin dan mineral.15
Menurut penelitian Sujatni, 2012, didapatkan hasil antara lamanya
pemakaian diapers dengan ruam popok diperoleh bayi yang memakai diapers
selama 4 jam yang mengalami ruam popok lebih banyak yaitu 8%
dibandingkan bayi yang memakai diapers selama 2 jam yaitu 8%, untuk uji
statistic diperoleh nulai p = 0,356 yang berarti p > 0,05 sehingga tidak ada
pengaruh antara lamanya pemakaian diapers terhadap ruam popok pada anak.16
Penelitian yang dilakukan Apriza tahun 2017 dengan hasil penelitian
bahwa sebelum pemberian minyak zaitun (olive oil) ruam popok pada bayi
paling banyak pada derajat sedang yaitu 10 responden (66.7%) sedangkan
sesudah pemberian minyak zaitun (olive oil) ruam popok pada bayi paling
banyak pada derajat ringan yaitu 7 responden (46.6%). Uji t-test dependent
menunjukkan nilai P value = 0,000 ( ≤ 0,05). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh pemberian minyak zaitun (olive oil) terhadap ruam popok
pada bayi di RSUD Bangkinang tahun 2016.17

F. Protokol Petunjuk Praktis Layanan Kesehatan Ibu Bersalin Selama


Pandemi Covid 1918
1. Kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan
Pemerintah Daerah berkewajiban untuk memastikan kesiapan fasilitas
kesehatan tingkat pertama (Puskesmas, Bidan Praktik Mandiri) dan fasilitas
kesehatan rujukan (RS Rujukan COVID-19, RS mampu PONEK, RSIA)
dalam memberikan layanan kesehatan ibu dan anak dengan atau tanpa status
terinfeksi COVID-19.
Kegiatan konsultasi dimaksimalkan dengan menggunakan teknologi
informasi yang mudah diakses oleh ibu. Call center 119 ext 9 atau hotline
yang disediakan khusus untuk layanan kesehatan ibu dan anak dan
telemedicine perlu untuk disosialisasikan.
Edukasi kepada Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu menyusui dan pengasuh
agar patuh untuk menggunakan masker ketika berkunjung ke fasilitas
kesehatan, dan jujur menyampaikan status kesehatannya jika ternyata sudah
didiagnosa sebagai Orang Dalam Pementauan (ODP), Pasien Dalam
Pengawasan (PDP) atau terkonfirmasi COVID-19.
2. Pelaksanaan
a. Pelayanan bayi di FKTP
1) Bayi yang dilahirkan dari ibu yang bukan ODP, PDP atau
terkonfirmasi COVID19 pada 0-6 jam pertama, tetap mendapatkan:
perawatan tali pusat, inisiasi menyusu dini, injeksi vitamin K1,
pemberian salep/tetes mata antibiotik dan pemberian imunisasi
hepatitis B dan HbIg (Hepatitis B immunoglobulin).
2) Ibu dan keluarga mendapat nasihat dan edukasi tentang perawatan
bayi baru lahir termasuk ASI ekslusif dan tanda bahaya jika ada
penyulit pada bayi baru lahir dan jika terjadi infeksi masa nifas.
3) Tenaga kesehatan mengambil sampel skrining hipotiroid kongenital
(SHK) pada bayi yang dilakukan setelah 24 jam persalinan, sebelum
ibu dan bayi pulang dari fasilitas kesehatan.
4) Asuhan neonatal (sesuai Pedoman)
5) Konseling menyusui (sesuai Pedoman)
6) Edukasi hidup bersih dan sehat, termasuk tanda bahaya pneumonia
dan balita sakitmatahari.
b. Pelayanan bayi di FKRTL
1) Bayi yang dilahirkan dari ibu yang bukan ODP, PDP atau
terkonfirmasi COVID19 pada 0-6 jam pertama, tetap mendapatkan:
perawatan tali pusat, inisiasi menyusu dini, injeksi vitamin K1,
pemberian salep/tetes mata antibiotic, imunisasi Hepatitis B dan
pemebrian HbIg (Hepatitis B immunoglobulin)
2) Bayi yang dilahirkan dari ibu ODP, PDP atau terkonfirmasi COVID-
19:
a) Tidak dilakukan penundaan penjepitan tali pusat (delayed chord
clamping)
b) Bayi dikeringkan seperti biasa, dan segera dimandikan setelah
kondisi stabil, tidak menunggu 24 jam.
c) Tidak dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
3) Ibu dengan HBsAg reaktif dan terkonfirmasi COVID-19:
a) Jika kondisi klinis bayi baik (bugar), maka imunisasi Hepatitis B
tetap diberikan
b) Jika kondisi klinis bayi tidak bugar atau tampak sakit, imunisasi
Hepatitis B ditunda
4) Bayi baru lahir dari ibu terkonfirmasi COVID-19 atau ibu dengan
status PDP termasuk dalam kriteria Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
dan dirawat sesuai rekomendasi IDAI:
a) Bayi Baru Lahir harus diperiksa COVID-19 (swab dan periksa
darah) pada hari ke-1, ke-2 dan ke-14
b) Bayi dirawat gabung jika ibu status ODP, tidak dirawat gabung jika
status ibu PDP atau terkonfirmasi COVID-19
c) Jika ibu harus isolasi, maka dilakukan konseling untuk isolasi
terpisah antar ibu dan bayinya selama 14 hari sesuai batas risiko
transmisi. Pemisahan sementara bertujuan untuk mengurangi
kontak antara ibu dan bayi.
d) Bila setelah mendapatkan konseling, ibu tetap berkeinginan untuk
merawat bayi sendiri:
 Persiapan harus dilakukan dengan memberikan informasi
lengkap dan potensi risiko terhadap bayi.
 Ibu dan bayi diisolasi dalam satu kamar dengan fasilitas ensuite
selama dirawat di rumah sakit,
 Bayi harus ditempatkan di inkubator tertutup di dalam ruangan.
 Ibu disarankan untuk mengenakan APD yang sesuai dengan
pedoman PPI dan diajarkan mengenai etika batuk
 Bayi harus dikeluarkan sementara dari ruangan jika ada
prosedur yang menghasilkan aerosol yang harus dilakukan di
dalam ruangan
5) Tenaga kesehatan mengambil sampel skrining hipotiroid kongenital
(SHK) pada bayi yang dilakukan setelah 24 jam persalinan, sebelum
ibu dan bayi pulang dari fasilitas kesehatan. Tenaga Kesehatan
menggunakan APD sesuai status bayi.
6) Ibu dan keluarga mendapat nasihat dan edukasi tentang perawatan
bayi baru lahir termasuk ASI eksklusif, tanda bahaya jika ada penyulit
pada bayi baru lahir serta anjuran membaca buku KIA dan nasihat
untuk segera ke RS jika ada keluhan atau tanda bahaya.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI

Tanggal Pengkajian : 08 Januari 2021


Waktu Pengkajian : 11.30 wib
Tempat Pengkajian : RSUD SMC
Pengkaji : Fifi Safiroh

SUBJEKTIF
1. Identitas bayi
Nama : By Ny. N
Tanggal lahir : 01 Januari 2021
Jam Lahir : 09.05
Jenis Kelamin : Perempuan
2. Identitas ibu
Nama : Ny. N
Umur : 28 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Pendidikan : D3
Pekerjaan : IRT
Alamat : Lewisari
3. Riwayat Persalinan
Jenis persalinan : partus spontan letak belakang kepala
Ditolong oleh : bidan
Ketuban : warna jernih, tidak berbau
Komplikasi ibu dan janin : tidak ada

OBJEKTIF
1. PemeriksaanUmum
a. Tanda vital
Nadi : 126 kali / menit
Pernafasan : 44 kali / menit
Suhu : 36ºC
b. APGAR 8 : 9
c. Antopometri
BB : 2970 gram
PB : 50
LK : 30
LD : 31
Lila :9
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Normal, tidak terdapat trauma kelahiran dan kelainan kongenital
b. Wajah : Simetris
c. Mata : Simetris, tidak ada perdarahan dan kotoran, sklera putih dan
konjungtiva merah muda dan reflek mengedip positif, tidak ada
kelaianan
d. Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung, lebar 2,7 cm, bersih.
e. Mulut  : Tidak ada labio palatoskizis, reflek rooting positif, reflek
sucking positif, refleks swallowing positif.
f. Telinga : Simetris, sedikit kotor karena belum dimandikan.
g. Leher : Tidak ada pembengkakan dan reflek tonicneck positif
h. Klavikula : Tidak ada fraktur
i. Dada :  Simetris tidak ada bunyi mur-mur dan wheezing.
j. Perut : Normal, bentuknya cembung, bising usus ada, tidak ada
pembesaran hepar
k. Kulit : Kemerahan, turgor baik, sedikit kemerahan di pantat bayi
l. Punggung : Tidak ada spinabifida
m. Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada polidaktili dan
Sindaktili, refleks grasping positif, normal, tidak ada kelaianan,
jumlah jari 5, tonus baik
n. Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada kelainan.refleks plantar
positif dan reflek babinski positif, normal, jumlah jari 5, tonus
baik
o. Genitalia : Tidak ada kelainan
p. Anus : Berlubang, tidak ada kelainan
q. Eliminasi : Bayi sudah BAK dan belum BAB

ANALISA
By Ny N Usia 6 hari, ruam popok

PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan, ibu
memahami
2. Menjelaskan pada ibu untuk rutin mengganti popok bayi dan tidak membiarkan
terlalu lama lembab, juga memberikan dan menjelaskan kepada ibu untuk rutin
memberikan minyak zaitun pada bayi untuk mencegah atau mengobati ruam
popok. Ibu akan mencobanya di rumah
3. Mengajarkan ibu cara pijat bayi di rumah agar bayi tidak rewel dan tidur lebih
nyaman. Ibu dapat melakukannya
4. Melakukan pencegahan kehilangan panas dengan cara tidak meletakan bayi di
atas benda yang suhunya lebih rendah dari suhu tubuhnya, menutup pintu dan
jendela rapat-rapat, mengganti pakaian bayi jika basah dan tidak meletakan
bayi di dekat benda yang suhunya lebih rendah dari suhu tubuhnya. Evaluasi :
Bayi tetap hangat.
5. Memberikan konseling pada ibu tentang :
a. Menjaga kehangatan bayi dengan cara ibu lebih sering mendekap bayi, tata
ruangan yang hangat untuk mencegah hipotermi
b. Cara memberikan ASI yang benar, yaitu dengan cara meletakan bayi di
tangan ibu posisi kepala di sikut ibu, posisi perut bayi menempel dengan
perut ibu dan sesering mungkin
c. Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan
d. Mengawasi tanda-tanda bahaya pada bayi, seperti pernafasan lebih cepat,
suhu yang panas, tali pusat merah atau bernanah, mata bengkak, tidak ada
BAK atau BAB dalam 24 jam
Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan tentang perawatan bayi dan
mengerti tentang tanda-tanda bahaya pada bayi.

Tasikmalaya, 08 Januari 2020

(Fifi Safiroh)
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas mengenai proses manajemen asuhan kebidanan


menurut SOAP pada By ny N secara terperinci mulai dari langkah pertama yaitu
pengkajian data sampai dengan penatalaksanaan sebagai langkah terakhir. 
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data pasien meliputi
analisa melalui anamnesa sebagai langka awal varney.19 Lalu didukung dengan
pemeriksaan fisik pasien, hasil laboratorium dan test diagnostik yang dirumuskan
dalam data fokus untuk mendukung analisa sebagai langkah kedua varney.19
Pada langkah ini didapat data bahwa bayi baru berusia 6 hari dengan jenis
persalinan normal, ibu masih merasa bayinya pada masa rentan, lalu pada data
objektif klien didapatkan hasil pemeriksaan fisik normal, dan bayi dalam keadaan
sehat, tetapi terdapat agak kemerahan pada selangkangan bayi. Hal ini sesuai
dengan teori yang dikatatan bahwa sebagian besar bayi yang memakai popok
pernah mengalami ruam popok. Ruam ini umumnya tidak berbahaya. Meski
demikian, ruam popok dapat mengganggu kenyamanan sehingga bayi cenderung
menjadi lebih rewel.6 
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi  data
subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi masalah kebidanan serta kebutuhan
sebagai langkah ketiga, keempat dan ketujuh langkah varney.19 Data subjektif dan
objektif yang penulis temukan saat melakukan pengkajian mendukung
ditegakkannya analisa kebidanan pada By Ny.N Umur 6 hari, ruam popok. Pada
langkah perencanaan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah- langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan  penatalaksanaan  terhadap
masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi. Penatalaksanaan yaitu mencatat
seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah di lakukan seperti tindakan
antisipasi, tindakan segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan,
kolaborasi, evaluasi/follow up. Data yang sudah ada selanjutnya di evaluasi untuk
menganalisis respon pasien terhadap intervensi yang di berikan.19
Perencanaan yang dibuat sesuai dengan kebutuhan klien dengan
memberikan minyak zaitun, dan menjelaskan kepada ibu untuk rutin memberikan
minyak zaitun pada bayi untuk mencegah dan mengobati ruam popok. Hal ini
sesuai dengan teori bahwa kandungan vitamin E dan asam lemak yang ada pada
minyak zaitun dapat digunakan untuk merawat kulit guna mencegah kejadian
kerusakan kulit. Memberikan olesan minyak zaitun dapat merawat kulit sebagai
usaha untuk mencegah kulit yang rusak, dikarenakan kandungan yang ada pada
minyak zaitun berupa lemak asam, vitamin E yang bermanfaat untuk anti oksidan
alami dan membantu menjaga struktur sel dan membrane sel sebagai akibat
kerusakan karena radikal bebas. Vitamin E berfungsi sebagai pelindung dari
kerusakan bagi sel darah merah yang berperaan dalam pengangkutan oksigen
untuk semua jaringan tubuh. Vitamin E bermanfaat untuk mempersingkat luka
agar cepat sembuh, mencegah proses penuaan dini, menjaga kulit tetap lembab
dan menambah elastisitas kulit.13
Asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah yang benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasikan di dalam diagnosa dan masalah. Rencana dapat dianggap efektif
jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya.19
Selain itu klien pun mendapatkan KIE tentang personal hygiene, kebutuhan
nutrisi, perawatan bayi di rumah, dan pemberian ASI ekslusif. Pada kasus ini
pelaksanaan tindakan terapi terhadap klien sudah sesuai dengan rencana asuhan
yang menyeluruh. Setiap rencana dapat dilakukan dengan baik terhadap pasien.
Hal ini didukung oleh adanya kerjasama baik antara pasien, keluarga, bidan
maupun tenaga kesehatan lainnya.19
Evaluasi adalah untuk mengetahui keefektifan dari asuhan yang diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana yang telah diidentifikasi didalam diagnosa dan
masalah. Rencanan tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar-benar
efektif dalam penatalaksanaan. Dengan memberikan asuhan kebidanan dan
menerapkan menejemen kebidanan yang baik, maka akan memberikan
kemudahan secara efektif dan efisiens dalam mengelola pasien.19
BAB V
KESIMPULAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Dari hasil pengkajian diketahui bahwa bayi mengalami ketidaknyamanan
ruam popok
2. Bayi menjadi tidak terlalu rewel terlihat lebih nyaman setelah mendapatkan
asuhan
DAFTAR PUSTAKA

1. Kyle, T, dkk. Buku Ajar Keperawatan Pediatri. EGC. Jakarta. 2014


2. Manggiasih, dkk. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus Bayi Balita
dan Anak Pra Sekolah. TIM. Jakarta. 2016
3. Brian, dkk. Virgin Coconut Oil (How it has changed people’s lives, and
how it can change yours!). Sophia Media. Amerika. 2012
4. Purwanto, Budhi. Herbal dan Keperawatan Komplementer (Teori,
Praktik, Hukum dalam Asuhan Keperawatan). Nuha Medika. Yogyakarta.
2013
5. Merrill, Lisa. Continuing Nursing Education (CNE) Credit,
Prevention, Treatment and Parent Education for Diaper Dermatitis. 2015
6. Susanti, F.S. 132 Jawaban Dokter Untuk Perawatan & Perkembangan
Bayi 0-12 Bulan. Anak Kita. Jakarta. 2013
7. Apriyanti, Maya. 10 Tanaman Obat Paling Berkhasiat & Paling Dicari.
Purwomartini Kalasan Sleman Yogyakarta: Pustaka Baru Press. 2012
8. Maryunani, Anik. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan, Jakarta: Trans
Info Media. 2010
9. Nangili, Manfaat pemberian minyak zaitun untuk kulit
http://nangilidi.com/2013/02 manfaatpemberian-minyak-zaitun-untukkulit.
2013
10. Plora, N.F. Sinaga. Modul Praktek Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita
dan Anak Pra Sekolah. Medan. Akademi Kebidanan Mitra Husada. 2017
11. Fikawati, dkk. Gizi Ibu Dan Bayi. PT Raja Grafindo Persada. Depok. 2018
12. Setianingsih, dkk. Pengaruh Minyak Zaitun (Olive Oil) Terhadap
Penyembuhan Ruam Popok Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Desa Sukobanah
Kabupaten Sampang Madura. Jurnal Info Kesehatan. Vol. 7. No. 2.
2017:2655-2213
13. Fajriyah, dkk. Efektivitas Minyak Zaitun Untuk Pencegahan Kerusakan Kulit
Pada Pasien Kusta. Jurnal Ilmiah Kesehatan (Jik). Vol. 7. No. 1. 2015
14. Cahyanto, H.N. Perawatan Perinal Dengan Minyak Zaitun Terhadap Derajat
Ruam Popok Bayi. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Vol. 9. No. 1.
2018; 2502-7778
15. Jelita, dkk. Pengaruh Pemberian Minyak Zaitun (Olive Oil) Terhadap Derajat
Ruam Popok Pada Anak Diare Pengguna Diapers Usia 0-36 Bulan Di Rsud
Ungaran Semarang. Karya Ilmiah. 2014
16. Sujatni, dkk. Pengaruh Lamanya Pemakaian Diapers Terhadap Ruam Diapers
Pada Anak Diare Usia 6-12 Bulan Di Rsud Tugurejo Semarang. Karya
Ilmiah. 2013
17. Apriza. Pengaruh Pemberian Minyak Zaitun (Olive Oil) Terhadap Ruam
Popok Pada Bayi Di RSUD Bangkinang. Jurnal Ners. Vol. 1. No. 2. 2017;
2580-2194.
18. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Civid 19. Petunjuk Praktis Layanan
Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir Selama Covid 19. Jakarta. Gugus Tugas.
2020
19. Pantikawati, I. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta. Nuha Medika.
2010

Anda mungkin juga menyukai