Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN Ny. “E” GPAH USIA KEHAMILAN 11-12


MINGGU DENGAN ABORTUS IMMINENS
DI RUANG PONEK RSUD Dr. RASIDIN PADANG
TANGGAL 23 AGUSTUS 2019

Pembimbing Klinik :
Azimar,S.ST

Pembimbing Akademik :
Elda Yusefni, M.Keb
Haspita Rizki Syurya H, M.keb

Oleh :
Vyola Chania Arefti (164310602)

PRODI D-IV KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, terima kasih Saya ucapkan atas bantuan Tuhan yang telah
mempermudah dalam pembuatan tesis ini, hingga akhirnya terselesaikan tepat
waktu. Tanpa bantuan dari Tuhan, Saya bukanlah siapa-siapa. Selain itu, Saya
juga ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua, keluarga, serta pasangan
yang sudah mendukung hingga titik terakhir ini.

Laporan kasus dengan judul asuhan kebidanan ny. “E” G1PAHusia


kehamilan 11-12 minggu dengan abortus imminens di ruang ponek RSUD dr.
RASIDIN PADANG merupakan salah satu syarat untuk melengkapi tugas pada
praktek lapangan semester ini

Saya menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan,
seperti menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama dengan
pengetahuan pembaca lain. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada
kalimat atau kata-kata yang salah. Tidak ada manusia yang sempurna kecuali
Tuhan.

Demikian Saya ucapkan terima kasih atas waktu Anda telah membaca hasil
karya ilmiah Saya.

Padang, 23 Agustus 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Abortus ialah pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500
gram atau kurang dari 28 minggu atau berat janin 1000 gram (Prof. Dr. Ida Bagus
Gde Manuaba, SpOG, 2004).
Abortus terjadi melalui dari terlepasnya sebagian / seluruh jaringan plasenta
yang menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2,
pengeluran tersebut dapat terjadi spontan atau seluruhnya.
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum kehamilan berusia 20
minggu atau kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan. (Sarwono,
2002 : 145
Abortus iminens (keguguran mengancam), abortus ini baru mengancam dan
masih ada harapan untuk mempertahankannya. (FK. UNPAD, 1984 : 8)
Abortus iminens adalah abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman
terjadinya abortus selanjutnya. (Sarwono, 2008 : 467)
Salah satu jenis abortus yaitu abortus imminenes (abortus mengancam) yang
mana dalam keadaan ini kemungkinan kehamilan masih bisa dipertahankan, tapi
juga tidak menuntut kemungkinan bisa menjadi abortus insipien (keguguran yang
sedang berlangsung) yang tentunya pada keadaan ini kehamilan tidak bisa lagi
untuk dipertahankan.
Salah satu unsur penting penanganan dalam abortus imminens yaitu dengan
tirah baring, karena dengan ini aliran darah ke uterus bertambah, selain itu juga
akan mengurangi rangsangan mekanik.
1.2 Tujuan
Mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu
bersalin, dan bayi baru lahir, sehingga dapat memperluas, memperbanyak
pengetahuan dan keterampilan mengenai asuhan kebidanan pada pasien dengan
kegawatdaruratan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Abortus


2.1.1Pengertian
Abortus ialah kegagalan kehamilan sebelum berumur 28 mg atau
berat janin kurang dari 1000 gram (Manuaba, 2001).
Abortus ialah pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat
500 gram atau kurang dari 28 minggu atau berat janin 1000 gram (Prof. Dr.
Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG, 2004).
Abortus ialah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di
dunia luar, tanpa mempersoalkan penyebabnya (Prof. Sulaiman
Sastrawinata dkk, 2005).

2.1.2Patofisiologi
Pada permulaan abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis
diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil
konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya sehingga menjadi benda asing
dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan isinya.
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian
masih tertinggal, yang menyababkan berbagai penyulit. Oleh karena itu
keguguran memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim,
terjadi perdarahan, dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil
konsepsi.
Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya:
1. Sedikit-sedikit dan berlangsung lama.
2. Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai gumpalan.
3. Akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun, dapat
menimbulkan syok, nadi meningkat, tekanan darah turun, tampak
anemis dan daerah ujung dingin.
Bentuk pengeluaran hasil konsepsi:
1. Umur hamil dibawah 14 minggu dimana plasenta belum terbentuk
sempurna, dikeluarkan seluruh atau sebagian dari hasil konsepsi
2. Diatas 16 minggu, dengan pembentukan plasenta sempurna dapat
didahului dengan ketuban pecah diikuti pengeluaran hasil konsepsi, dan
dilanjutkan dengan pengeluaran plasenta, berdasarkan proses
persalinannya dahulu disebutkan persalinan immaturus.
3. Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu sehingga terjadi
ancaman dalam bentuk gangguan pembekuan darah.
(Manuaba, Ida Bagus Gde, 2001).

2.1.3 Penyebab Abortus


Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti tetapi
terdapat beberapa faktor sebagai berikut:
1. Faktor telur (ovum) atau spermatozoa yang kurang baik atau kurang
sempurna. Keduanya pembawa tanda, yang ketika mencari pasangan
terjadi penyimpangan sehingga menyebabkan pertumbuhan tidak
sempurna sehingga tidak mampu tumbuh sampai cukup umur.
2. Faktor ketidak suburan lapisan dinding rahim endometrium yang
disebabkan kekurangan gizi.
3. Kehamilan jarak pendek.
4. Penyakit sistemik yang terjadi pada ibu seperti penyakit jantung, paru,
ginjal, tekanan darah tinggi, hati, dan penyakit kelenjar dengan
gangguan hormon pada ibu. (Manuaba Ida Ayu Chandranita, 2009).
2.1.4 Jenis-Jenis Abortus
1. Abortus Imminent
Terjadi perdarahan bercak yang menunjukan ancaman terhadap
kelangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini
kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.
2. Abortus Insipien
Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana hasil
konsepsi masih berada pada kavum uteri.
3. Abortus Incomplete
Perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi
telah keluar.
4. Abortus Complete
Perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil konsepsi telah
dikeluarkan dari kavum uteri.
5. Abortus Infeksiosa
Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai komplikasi infeksi.
Adanya penyebaran kuman atau toksin ke dalam sirkulasi dan kavum
peritoneum dapat menimbulkan septicemia.
6. Retensi Janin Mati
Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan retensi hasil konsepsi
yang telah mati hingga 8 minggu atau lebih
7. Abortus Resiko Tinggi
Upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksanaan tindakan
tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang
aman sehingga dapat membahayakan kesehatan jiwa pasien.

2.1.5 Komplikasi Abortus


Komplikasi yang berbahaya pada abortus sebagai berikut:
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari
sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah.
Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan
tidak diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada
uterus dalam posisi hiperetrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini,
penderita perlu diamat-amati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya
perlu segera dilakukan laparatomi, dan tergantung dari luas dan
bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu histerektomi.
3. Infeksi
Infeksi dalam uterus sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus,
tetapi biasanya ditemukan pada abortus incomplete dan lebih sering
pada abortus buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan
antisepsis.
4. Syok
Syok pada abortus biasa terjadi karena perdarahan (syok
hemoragik) dan karena infeksi berat (syok endoseptik).
2.1.6 Tanda dan Gejala
1. Terlambat haid kurang dari 20 minggu.
2. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak lemah atau
kesadaran menurun, tekanan darah normal / menurun, denyut nadi
normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
3. Pendarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan
konsepsi.
4. Rasa mules atau keram perut di daerah simpisis, sering disertai
nyeri pinggang akibat kontrksi uterus.
5. Pemeriksaan ginekologi
a) Inspeksi vulva : pendarahan pervaginam, ada / tidak
jaringan hasil um / tidak bau busuk dari vulva.
b) Inspekulo : pendarahan dari kavum uteri, ostium uterus
terbuka / tertutup, ada / tidak jaringan-jaringan keluar dari
ostium, ada / tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari
ostium.
c) Colok vagina
Portio masih terbuka / tertutup, teraba / tidak jaringan pada
kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
kehamilan, tidak nyeri saat portio digoyang, tidak nyeri
pada perabaan adneksa, kavum douglasi tidak menonjol /
tidak nyeri.
2.2 Konsep Dasar Abortus Imminens
2.2.1Pengertian
Abortus iminens (keguguran mengancam), abortus ini baru
mengancam dan masih ada harapan untuk mempertahankannya.
(FK. UNPAD, 1984 :8)
Abortus iminens adalah abortus tingkat permulaan dan
merupakan ancaman terjadinya abortus selanjutnya. (Sarwono,
2008 : 467)
Abortus iminens adalah abortus yang terjadi dan kehamilan
dapat berlanjut. (Panduan pelayanan maternal dan neonatal, 2002)
Abortus iminens adalah keguguran membakat dan akan terjadi
dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan
memberikan obat-obat hormonal dan anti spajmodika serta
istirahat. (Mochtar Rustam, hal. 212)
2.2.2 Etiologi
Penyebab - penyebab abortus iminens yaitu :
1. Faktor genetic
Kelainan struktur kromoson yang diturunkan wanita atau pria
bisa berdampak pada rendahnya konsentrasi sperma, infertilitas
dan mengurangi peluang kehamilan dan terjadi keguguran.
Kelainan sering juga berupa gen yang abnormal, mungkin
karena mutasi gen yang bisa mengganggu proses implantasi dan
menyebabkan keguguran.
2. Faktor endometrium
Endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil
konsepsi
3. Gizi ibu berkurang karena anemia atau terlalu pendek jarak
kehamilan.
4. Faktor lingkungan
Diperkirakan 1-10% malformasi janin akibat dari paparan obat
bahan kimia atau radiasi umumnya berakhir dengan abortus,
misalnya paparan temabakau, sigaret rokok mengandung ratusan
unsure koksik, antara lain nikotin, yang mempunyai efek
vasoaktif sehingga menghambat sirkulasi uteroplasenta dengan
adanya gangguan pada system fetoplasenta dapat terjadi
gangguan pertumbuhan janin yang berakibat terjadinya abortus.
5. Kelainan genetalia ibu
- Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uterus
- Congenital anomaly (hippoplasia uteri, uterus bikornis)
6. Trauma fisik
Kecelakaan lalu lintas, jatuh,hubungan seksual.

Faktor – faktor lain yang menyebabkan abortus iminens yaitu :


1. Plasenta sign (gejala plasenta) ialah perdarahan yang terjadi dari
pembuluh-pembuluh daerah sekitar plasenta. Gejala ini selalu terjadi dan
terdapat pada kera macacus rhesus yang hamil.
2. Erosi portionis juga mudah berdarah pada kehamilan
3. Polyp
Diagnosa kehamilan mudah pada abortus iminens kalau terdapat :
1. Perdarahan sedikit
2. Nyeri memilin karena kontraksi tidak ada atau sedikit sekali
3. Pada pemeriksaan dalam belum ada pembukaan
4. Tidak ditemukan kelainan pada servik

2.2.3 Patofisiologis
Abortus terjadi melalui dari terlepasnya sebagian / seluruh jaringan plasenta
yang menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2,
pengeluran tersebut dapat terjadi spontan atau seluruhnya.
Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya :
- Sedikit berlangsung lama
- Kadang dalam jumlah yang besar disertai gumpalan
Akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun tapi menimbulkan
a. Tanda dan gejala yaitu :
- Perdarahan sedikit atau banyak
- Nyeri perut bagian bawah
- Perdarahan memanjang sampai terjadi anemia
b. Pada pemeriksaan di jumpai gambaran :
- Kanalis cervikalis belum terbuka
- Pada palpasi nyeri perut bagian bawah
- Uterus teraba lunak
(Sukarni, 2013)
2.2.4 Penanganan
1. Lakukan penilaian secara tepat mengenai keadaan umum pasien dan TTV.
2. Istirahat baring. Tidur terbaring merupakan unsur penting dalam
pengobatan karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke
uterus dan berkurangnya rangsangan mekanik.
3. Jangan melakukan aktivitas fisik yang berlebihan atau hubungan seksual.
4. Jika perdarahan berhenti lakukan asuhan atenatal seperti biasa.
5. Jika perdarahan berlangsung, nilai kondisi janin (uji kehamilan, USG),
lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain.
2.3 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Komprehensif
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada
individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara : bertahap
dan sistematis, melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan,
manajemen kebidanan menurut Varney, 1997.
Proses pemecahan masalah :
1. Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah.
2. Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang
logis.
3. Untuk pengambilan suatu keputusan.
4. Yang berfokus pada klien.
Langkah-langkah
1. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien
secara keseluruhan.
2. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah.
3. Mengidentifikasi diagnosa / masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya.
4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.
5. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
6. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
7. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali
manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.

Langkah I : Pengumpulan Data Dasar


Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Terdiri dari data subjektif
data objektif. Data subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil
pengumpulan data klien melalui anamnesa. Termasuk data subjektif antara lain
biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan
nifas, psikologi, spiritual, pengetahuan klien.
Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang
dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang
sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus
(inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), pemeriksaan penunjang (laboratorium,
catatan baru dan sebelumnya).
Langkah II : Menganalisa Diagnosa dan Masalah
Pada langkah ini dilakukan analisa terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa
potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah
ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan
diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini
benar-benar terjadi.
Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan terhadap Tindakan Segera,
untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
berdasarkan kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien.
Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah
atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.
Langkah VI : Pelaksanaan langsung Asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan
pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul
tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam
diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar
dalam pelaksanaannya.
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS/BIODATA
Biodata
Nama Ibu : EGITYA TARIGAN
Umur : 24 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : DPR VIII

Nama Suami: HARI RAHMADONI


Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Telp. Rumah : 0813xxxxxx
Alamat : DPR VIII

Nama keluarga dekat yang mudah dihubungi : Rima


Alamat Rumah : DPR VIII
Telp. Rumah :0822xxxxxx
B. Data Subjektif
Pasien Masuk Tanggal : 23 Agustus 2019
Jam : 10.00 WIB
No. Reg : 100112813
1. Alasan Kunjungan Ini : Keluar darah segar dari kemaluan sejak
pukul 05.00 WIB yang membasahi 1 pembalut ukuran kecil dan belum
penuh dan pernah keluar juga 1 minggu yang lalu beruba darah segar
tanpa bongkahan sedikit dan hanya membasahi celana dalam tanpa
tembus ke celana luar
2. Keluhan Utama : keluar darah dari kemaluan seperti agar-
agar
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 11 tahun
Siklus haid : 30 hari
Lama haid : 7 hari

4. Riwayat Kehamilan Sekarang :


HPHT : 25-05-2019
Usia kehamilan saat diperiksa : 11-12 minggu
TP : 02-03-2020
Keluhan pada
Trimester I : mual muntah
Trimester II : tidak ada
5. Keluhan yang dirasakan
a. Rasa 5 L (lemah,lelah,letih,lesu,lunglai) : Tidak ada
b. Mual muntah yang lama : Tidak ada
c. Panas menggigil : Tidak ada
d. Nyeri perut : Tidak ada
e.Sakit kepala berat/terus menerus : Tidak ada
f. Penglihatan kabur : Tidak ada
g.Rasa nyeri /panas sewaktu BAK : Tidak ada
h.Rasa gatal pada vulva,vagina dan sekitarnya : Ada
i. Pengeluaran cairan pervaginam : Ada
j.Nyeri kemerahan,tegang pada tungkai : Tidak ada
k.Oedema di kaki,tibia,muka dan jari-jari tangan : Tidak ada
6. Pola makan sehari-hari
a. Nutrisi
- Makan :1x sehari, ibu sering makan-makanan luar seperti
bakso, sate, mpek-mpek, dll
- Minum : 8 gelas /hari,ibu mengonsumsi susu ibu hamil
b. pola minum
- Air putih berapa gelas sehari : kurang lebih 8 gelas / hari
- Susu berapa gelas sehari : 1x /minggu
- Jus : 1x /hari
7. Pola Eliminasi
- BAB
Frekuensi : 2 x/hari
Warna : kuning kehitaman
Intensitas : lembek
keluhan : tidak ada
-BAK
Frekuensi :5-6 x/hari
konsentrasi : jernih
keluhan : tidak ada
8. Aktivitas sehari-hari
a. Pekerjaan : swasta
b. Seksualitan ; normal
9. Aktivitas sehari-hari
a.Pekerjaan : dikerjakan sendiri
b.Seksualitas : 1x seminggu
10. Imunisasi
a. TT 1 : Ada
b.TT 2 : -
c.TT 3 : -
d.TT 4 : -
e.TT 5 :
11. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Anak Yang Lalu
Tabel 3.1 Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Anak yang lalu
Kehamilan Persalinan Anak
Hamil Ke

Penolong
Penyulit

Penyulit
No Nifas ASI

Umur
Jenis

BBL
Sex
UK

1 - - L

12. Riwayat Kontrasepsi : ibu tidak pernah menggunakan kontrasepsi


13. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat kesehatan yang pernah diderita
1. Jantung : Tidak ada
2. Hipertensi : Tidak ada
3. Ginjal : Tidak ada
4. DM : Tidak ada
5. Asma : Tidak ada
6. TBC : Tidak ada
7. Epilepsy : Tidak ada
8. PMS : Tidak ada
b. Riwayat Alergi
Jenis makanan : Tidak Ada
Jenis obat-obatan : Tidak Ada
c. Riwayat transfuse darah : tidak pernah
14. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Penyakit yang pernah diderita
1. Jantung : Tidak ada
2. Hipertensi : Tidak ada
3. Ginjal : Tidak ada
4. DM : Tidak ada
5. Asma : Tidak ada
6. TBC : Tidak ada
7. Epilepsy : Tidak ada
8. PMS : Tidak ada
15. Riwayat Sosial
a. Status perkawinan : sah
b. Pernikahan ke : 1 (satu)
c. Lama pernikahan : 5 bulan
d. Usia saat nikah : 24 tahun
e. Setelah kawin berapa lama baru hamil : 2 bulan
f. Hubungan dengan anggota keluarga : baik
g. Hubungan dengan tetangga dan masyarakat : baik
h. Jumlah anggota keluarga :6 orang

16. Keadaan ekonomi


a. Penghasilan per bulan : 2.500.000
b. Penghasilan perkapita : 10.000.000\
17. Keadaan Spiritual : seseuai agama yang dianut

C. DATA OBJEKTIF
1. Status Emosional : baik
2. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TB : 160 cm
BB : 55 kg
BB sebelum hamil : 54 kg
LILA : 26 cm
TTV : TD : 120/80 mmHg
N : 80 x / menit
S : 26 °C
RR : 22 x / menit
3. Pemeriksaan Khusus

Bentuk kepala bulat, rambut hitam,


a. Kepala bersih.

Bentuk muka bulat, wajah terlihat

a. Muka pucat, tidak sembab, tidak ada cloasma


gravidarum.
Kedua mata simetris, warna
b. Mata konjungtiva merah muda, warna sklera
putih, reflek pupil normal.
Kedua lubang hidung simetris, warna
c. Hidung mukosa hidung normal, bersih, tidak ada
polip, tidak ada pernafasan cuping hidung.
Kedua daun telinga simetris, daun
d. Telinga telinga lengkap, bersih, tidak ada benjolan
abnormal.
Kedua mukosa bibir simteris, warna
mukosa bibir merah muda, bibir lembab,

e. Mulut gigi bersih dan tidak berlubang, tidak


caries, tidak ada sariawan, tidak ada
tonsillitis.

Tidak ada pembesaran pada vena


f. Leher
junggularis.
Dada cembung, tidak ada retraksi
g. Dada
dinding dada.
Kedua payudara simetris, warna
h. Payudara areola mamae hiperpigmentasi, kelenjar
monsgomeri baik, puting menonjol.
Belum tampak pembesaran pada perut,
i. Abdomen
tidak ada luka bekas operasi.

h. Axilla Pertumbuhan rambut merata, bersih.


Kedua bagian ekstrimitas simetris,
tidak oedema, tidak varises, tidak
i. Ekstrimitas
polidaktil, adaptil, sindaktil, warna kuku
merah muda.
Kedua labia mayora dan minora
simtris, lengkap, tidak oedema, tidak
varises, tidak ada condilomatalata dan
j. Genetalia
condilo acuminata, tampak lendir dan darah
di vagina, tidak tampak cairan ketuban (+) ,
lubang anus (+).
b. Palpasi
Leopold 1 : TFU 2 jari diatas simpisis, teraba ballotement
Leopold 2 : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Leopold 3 : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Leopold 4 : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Mc. Donal : 10 cm
c. Auskultasi
DJJ : Detak jantung normal,
Frekuensi : 140x/menit
Irama : pernafasan reguler, tidak ada ronchi dan wheezing.
Intensitas : Kuat
Puntum Maksimum : PUKI
d. Perkusi
Reflek Patela : +/+
e. Pemeriksaan Laboratorium
1. Kadar HB : 10,4
2. Golongan Darah :O
3. Reduksi Urine : (-)
4. Potein Urine : (-)
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL
PADA NY “E” G1POAOHO USIA KEHAMILAN 11-12 MINGGU
DI RSUD dr. RASIDIN PADANG TANGGAL 23 AGUSTUS 2019

SUBJEKTIF OBJEKTIF ANALISA PENATALAKSANAAN


Tanggal : 23 Agustus 1. Keadaan : Ibu G1P0A0H0 1. Menginformasikan
2019 composmentis dengan usia kepaada ibu tentang
Pukul : 10.00 WIB cooperative kehamilan 11-12 hasil pemeriksaan
Ibu mengatakan : - Emosional : minggu, janin hidup, Djj belum dapat di
1. Keluar darah stabil tunggal, intrauterine, dengar, perdarahan
segar dari - TTV KU ibu dan janin yang ibuk alami
kemaluannya TD : 120/80 baik bernama abortus
berbentuk mmHg imminen dimana
bongkahan atau S : 36,70C DASAR : janin ibu dalam
seperti agar- N : 80x/menit 1. Ibu keadaan stress dan
agar sejak jam P : 22x/menit mengatakan terancam, jika tidak
05.00 dan 2. Pemeriksaan khusus ini diobati dengan
masih - Inspeksi kehamilan benar maka
mengeluarkan Pengeluaran ke 1 berpotensi
darah namun darah bercampur 2. HPHT : 25 keluarnya hasil
belum penuh 1 flek-flek dari – 05 – 2019 konsepsi ibu
pembalut kecil, jalan lahir 3. TTV dalam E : ibu mengerti
darah yang - Palpasi batas dengan penjelasan
keluar berwarna Leopold 1 : normal bidan
merah segar belum bias 2. Menjelaskan bahwa
dan kental tidak diraba nyeri yang
ada jaringan Leopold 2 : dirasakan ibu
yang keluar belum bisa merupakan akibat
2. HPHT : 25-05- dilakukan dari kontraksi dari
2019 Leopold 3 : Rahim.yang mana
3. Ingin mengecek belum bisa bagian yang
kehamilan dilakukan terlepas dari
Leopold 3 : plasenta atau janin
belum bisa akan dianggap
dilakukan sebagai benda asing
TFU (cm) : dan akan di
belum dapat keluarkan melalui
dilakukan jalan lahir, akibat
TBJ : kontraksi itulah ibu
belum dapat merasakan nyeri
diperkirakan E : ibu sudah
- Auskultasi paham
Djj : belum dapat 3. Menganjurkan ibu
didengar untuk beristirahat
- Perkusi total dirumah dan
Reflex patella : ibu juga dilarang
+/+ melakukan
- Pemeriksaan hubungan intim
Laboratorium dengan suami
Hb : karena pada sperma
12,0 gr% terdapat hormone
Protein urin : (-) prostaglandin yang
Glukosa urin : (-) mana hormone ini
dapat memicu
terjadinya kontraksi
E : ibu mengerti
dan akan mengikuti
saran bidan
4. Melakukan
kolaborasi dengan
SPOG
E : dr SPOG telah
memberikan
beberapa obat dan
menganjurkan cek
darah
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan bagian studi kasus yang membahas kesenjangan


yang ditemukan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Untuk memudahkan
dalam penyusunan bab pembahasan maka penyusun mengelompokkan sesuai
dengan 7 langkah manajemen kebidanan.
1. Pengkajian
A. Data subyektif
Dari data subyektif yang perlu dibahas adalah data-data yang
terfokus dengan kasus pada Ny “E”, umur 24 tahun dengan abortus
imminens.
1. Identitas pasien
a. Umur
Ibu berusia 24 tahun dan hamil anak pertama tidak pernah
keguguran.
2. Keluhan Utama
Menurut sukarni 2013, gejala abortus immines adalah keluar darah
pada kemaluan banyak atau sedikit tanpa jaringan, dan perut sebelah
bawah terasa mules
Menurut kusmiati,2009, abortus yang mengancam, perdarahannya
bissa berlanjut beberapa hari atau berulang
Keluhan ibu keluar darah pervaginam seperti agar-agar 1minggu
yang lalu dan tadi pagi, tidak penuh 1 pembalut kecil, perut ibu
terasasedikit mules. Hal ini membuktikan bahwa tidak ada
kesenjangan anatar teori dan realitas.

B. Data Objektif
1. Keadaan Umum
Keadaan umum ibu normal dan ibu tidak ada keluhan.
2. Konjungtiva
Pada pemeriksaan konjungtiva sedikit pucat, sesuai hasil labor
bahwa Hb ibu dalam batas anemia sedang, yaitu 12, 0 g/dl.

3. Vagina
Pemeriksaan vagina, terlihat pengeluaran darah, Hal ini tidak ada
kesenjangan dan sesuai dengan teori.

3. Interpretasi Data

Diagnosa : Pada diagnosa tidak terdapat kesenjangan antara teori dan


kasus, karena pada kasus Ny “E” dengan Abortus Imminens, sesuai dengan
gejala yang di tunjukkan teori
4. Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial adalah Abortus Insipiens, sesuai dengan teori
dari . (Mochtar Rustam, hal. 212) bahwa abortus imminens adalah abortus
yang mengancam dan akan berlanjut pada pengeluaran jarinagan hasil
konsepsi (abortus insipiens) apabi;a tidak ditangani dengan baik
5. Identifikasi Kebutuhan akan Tindakan Segera atau Kolaborasi dan
Konsultasi

Pada kasus Ny. E tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus, ibu
dianjurkan istirahat total dan makan yang cukup
6. Perencanaan

Pada kasus Ny “E” perencanaan pada metode varney dan SOAP tidak
ada kesenjangan disini pasien diberikan komunikasi informasi dan edukasi
(KIE) dan penatalaksanaan menurut teori dan lahan juga sudah sesuai.
7. Pelaksanaan

Pada kasus Ny “E” pelaksanaan pada metode varney dan SOAP tidak
ada kesenjangan disini pasien telah diberikan komunikasi informasi dan
edukasi (KIE) dan melaksanakan penatalaksanaan menurut praktrek dan teori
sudah sesuai.
8. Evaluasi
Dari hasil evaluasi dapat dilihat bahwa Abortus Imminens sudah sesuai
dengan teori.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Abortus ialah pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500
gram atau kurang dari 28 minggu atau berat janin 1000 gram (Prof. Dr. Ida Bagus
Gde Manuaba, SpOG, 2004).
Abortus terjadi melalui dari terlepasnya sebagian / seluruh jaringan plasenta
yang menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2,
pengeluran tersebut dapat terjadi spontan atau seluruhnya.
Abortus iminens (keguguran mengancam), abortus ini baru mengancam dan
masih ada harapan untuk mempertahankannya. (FK. UNPAD, 1984 :8)
Abortus iminens adalah abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman
terjadinya abortus selanjutnya. (Sarwono, 2008 : 467)
Kesimpulan dari asuhan kebidanan pada Ny.”V” GII P1001 Ab000 Uk 13-14
minggu dengan Abortus Imminens yaitu pada tahap pengkajian yang terdiri dari
data subyektif diperoleh data secara lengkap. Data yang didapatkan dalam
pengkajian digunakan sebagai dasar dalam menemukan indentifikasi diagnosa.
5.2 Saran
Mengharapkan mahasiswa meningkatkan dan memperdalam ilmu
pengetahuan khususunya tentang ilmu kebidanan dan mampu memberikan asuhan
kebidanan pada setiap ibu hamil , ibu bersalin , ibu nifas bayi dan anak dalam
praktek kebidanan klinik.
DAFTAR PUSTAKA
Chuningham. 1995. Obstetri William. EGC, Jakarta
Manuaba, IGB. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri. EGC, Jakarta
Manuaba, IGB. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. EGC, Jakarta
Mansjoer, arif ,dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3.Jilid1.Media
Aesculapius FKUI, Jakarta
Mochtar R.. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi.Cetakan ke-II. EGC, Jakarta
Prawirohario.Sarwono, 2001.Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka,
Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Prawirohario.Sarwono, 2007.Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka,
Jakarta
Sastrawirsata Sulaeman, 1984. Obstetri Patologi. FKUP Bandung, Bandung
Syaifudin, Abdul Bakri. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.YBP-SP, Jakarta
Winknjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kebidanan. YBP-SP, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai