Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny C UMUR 25 TAHUN DENGAN


NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA IBU HAMIL TRMESTER III
DI KLINIK PRATAMA NINGSIH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil

Oleh:
CHYNTIA HARYANA
NIM :

PEMBIMBING INSTITUSI
YUSNIAR SIREGAR SST,M.KES

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES
KEMENKES MEDAN
2019
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


DI KLINIK PRATAMA TANJUNG

Oleh:
CHYNTIA HARYANA
NIM:

Menyetujui,

No Nama Pembimbing Tanda Tangan


1 Kurnia Ningsih,Str.Keb

(Pembimbing Lahan Praktik)

2 Yusniar Siregar,SST,M.Kes
NIP:

(Pembimbing Institusi)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Ardiana Batubara, SST,M.Keb


NIP:196605231986012001
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ………………………………….. i
Halaman Pengesahan ………………………………… ii
Kata Pengantar ………………………………… iii
Daftar Isi …………………………………. Iv

BAB I: PENDAHULUAN ……………………………….. 1


A. Latar Belakang …………………………………

B. Tujuan ……………………………….
C. Ruang Lingkup
D. Manfaat

BAB II: TINJAUAN TEORI ASUHAN


KEBIDANAN
A. Kajian Masalah Kasus
B. Kajian Teori

BAB III: PEMBAHASAN


A. Pengkajian
B. Analisis
C. Penatalaksanaan

BAB IV: PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selama kehamilan, wanita akan mengalami perubahan baik secara

anatomi, fisiologi maupun psikologi sehingga menyebabkan

ketidaknyamanan selama kehamilan. Salah satu ketidaknyamanan yang

sering dialami ibu hamil adalah nyeri punggung (Varney,dkk, 2013).

Kehamilan membawa begitu banyak perubahan pada tubuh seorang

wanita sehingga timbul beberapa rasa sakit dan nyeri. Meskipun tenaga

kesehatan sering menyebutnya sebagai gangguan kecil semasa kehamilan,

keadaan ini jelas tidak dianggap ringan oleh wanita yang telah

mengalaminya (Nolan, 2013).

Para wanita mengalami berbagai macam ketidaknyamanan selama

kehamilan, kebanyakan dari ketidaknyamanan ini berhubungan dengan

perubahan anatomi dan fisiologis yang terjadi dan yang lainnya berhubungan

dengan aspek-aspek emosi dalam kehamilan (Walsh, 2011).

Salah satu ketidaknyamanan yang sering timbul adalah nyeri

punggung.Nyeri punggung merupakan gangguan yang banyak dialami oleh

ibu hamil yang tidak hanya terjadi pada trimester tertentu, tetapi dapat dialami

sepanjang masa-masa kehamilan hingga periode pascanatal. Wanita yang

pernah mengalami nyeri punggung sebelum kehamilan beresiko tinggi

mengalami hal yang sama ketika hamil, oleh karena itu penting sekali untuk
dapat membedakan nyeri punggung terjadi akibat kehamilan dengan nyeri

punggung yang terjadi akibat penyebab lain (Fraser, 2009).

Pada saat ini gambaran Angka Kematian Ibu (AKI) masih sangat

tinggi.Berdasarkan World Health Organizationtahun 2015 dari penelitian

Sulistyaningsih, diperkirakan setiap hari terdapat kematian ibu mencapai 830

per 100.000 kelahiran hidup yang disebabkan karena komplikasi kehamilan

dan persalinan. Dari angka kematian diatas, sebagian besar terjadi di Afrika

yakni sebanyak 550 kematian, dan 180 kematian di wilayah Asia. Hal ini

menunjukkan bahwa angka kematian ibu banyak terjadi di negara-negara

miskin dan berkembang.

Millenium Development Goals (MDGs) dengan masa berlaku 5 tahun

menargetkan Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 102/100.000 Kelahiran

Hidup ternyata kurang berhasil hal ini dikarenakan program MDGs yang

berjalan angat lambat, sehingga tahun 2016 diluncurkan Sustainable

DevelopmentGoals (SDGs) sebagai suatu pembangunan berkelanjutan

dengan agenda baru, pada tahun 2030 mengurangi AKI menjadi 70/100.000

KH (Kemenkes,2015).

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015 diperoleh data

angka kematian ibu mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup, hasil Survey

Penduduk Antar Sensus(Depkes RI, 2015).


Berdasarkan hasil penelitian di Profil Kesehatan Provinsi Sumatera

Utara tahun 2017, diperoleh AKI menggambarkan angka wanita yang

meninggalper100.000kelahiran hidupdari suatu penyebab kematian terkait

dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan,

melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan). Berdasarkan

laporan profil kesehatan kab/kota tahun 2017, jumlah kematian ibu mencapai

205 per 100.000 kelahiran hidup.Jumlah kematian ibu yang tertinggi tahun

2017 tercatat di Kabupaten Labuhanbatu dan Kabupaten Deli Serdang

kematian ibu mencapai 15 per 100.000 kelahiran hidup, disusul Kabupaten

Langkat kematian ibu mencapai 13 per 100.000 kelahiran hidup, serta

Kabupaten Batu Bara kematian ibu mencapai 11 per 100.000 kelahiran

hidup. Jumlah kematian terendah tahun 2017 tercatat di Kota

Pematangsiantar dan Gunungsitoli masing-masingkematian ibu mencapai 1

per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes, Sumutprov. 2017).Untuk menurunkan

atau mencegah kesakitan, serta kematian maternal dan perinatal merupakan

tujuan dari Antenatal Care (ANC). Adapun tujuan khususnya adalah

memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan

perkembangan bayi yang normal, mengenali secara dini penyimpangan dari

normal dan memberikan penatalaksanaan yang diperlukan, membina

hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka mempersiapkan

ibu dan keluarga secara fisik, emosional, serta logisuntuk menghadapi

kelahiran dan kemungkinan adanya komplikasi (Dewi, 2011).


Dalam masa kehamilan terjadi beberapa perubahan dalam sistem

tubuh ibu, sehingga menyebabkan timbulnya beberapa respon yang

seringkali menimbulkan ketidaknyamanan pada ibu hamil.Masalah

ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III salah satunya yaitu sering

buang air kecil merupakan keluhan yang sering dialami oleh ibu

hamil.Keluhan sering kencing ini akibat dari desakan rahim kedepan

menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering kencing. Pada

trimester akhir, gejala bias timbul karena janin mulai masuk kerongga

panggul dan menekan kembali kandung kemih (Walyani, 2015 dalam jurnal

Prastiwi 2018).

Adapun keluhan secara fiologis yang lain pada trimester III seperti

varises, wasir atau haemoroid, sesak nafas, bengkak dan kram pada kaki,

gangguan tidur, mudah lelah, dan nyeri perut pada bagian bawah. Cara

mengatasi ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III yaitu jangan pernah

menahan keinginan untuk buang air kecil, kondisi ini bias menyebabkan

daerah kelamin menjadi lembab, oleh karena itu ibu hamil harus tetap

menjaga kebersihan pada daerah kelamin seperti mengeringkan dengan kain

atau handuk kering saat setelah buang air kecil dan jika pada malam hari ibu

bias mengurangi porsi minum jaraknya antara 1-2 jam sebelum ibu tidur. Hal

lain seperti istirahat cukup, buang air besar secara teratur dan segera setelah

ada dorongan. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
mengambil judul mengenai “Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologi pada

Ny.C umur 25 tahun G1P0A0 di Klinik Pratama Ningsih”.

B. Tujuan
B.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. C umur 25 tahun
G1P0A0 di Klinik Pratama Ningsih Atas dengan pendekatan manajemen
kebidanan dan di dokumentasikan dalam bentuk SOAP.

B.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui derajat nyeri punggung bawah pada ibu hamil trimerter III.
2. Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. C umur 25 tahun
dengan keluhan nyeri punggung bawah di Klinik Pratama Ningsih atas dengan
manajemen kebidanan dan pendokumentasian SOAP.

C. Ruang Lingkup

1. Lokasi dan Waktu :

Lokasi yang dilakukan oleh penulis dalam pembuatan Laporan Komprehensif

ini adalah di Klinik Pratama Ningsih, sedangkan waktu dan penyusunan

Laporan Komprehensif di mulai bulan November- Desember .

2. Subjek Laporan Kasus :

Subjek yang diambil untuk penyusun Laporan Komprehensif ini adalah Ny.C

umur 25 Tahun G1P0AO hamil 30 Minggu 2 Hari

3. Teknik/Cara Pengumpulan Data :

Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara tekhnik

wawancara dan observasi


a. Wawancara

Teknik ini dilakukan melalui auto anamnesis dan allow anamnesis

dengan pasien, keluarga dan kesehatan lainnya dilibatkan untuk

memperoleh data yang berhubungan dengan permasalahan pasien yang

akan dijadikan sebagai bahan laporan,sehingga diperoleh data yang

akurat.

Wawancara dalam laporan ini yaitu melakukan anamnesa pada ibu.

b. Observasi

Melaksanakan observasi langsung pada ibu hamil dengan cara

memeriksa fisik.

c. Studi Kepustakaan

Membaca dan mempelajari buku-buku sumber, makalah ataupun jurnal

yang dapat dijadikan dasar teoritis yang berhubungan dengan kasus

yang diambil.

Studi kepustakaan dalam tugas ini diambil dari buku-buku sumber dan

jurnal

D. Manfaat

1. Bagi Tenaga Kesehatan (Klinik)

Hasil penelitian ini untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan dan upaya-

upaya penyuluhan kepada masyarakat khususnya ibu hamil untuk diberikan

asuhan secara komprehensif.


2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil laporan komprehensif ini dapat digunakan sebagai bahan

kepustakaan untuk menambah pengetahuan khususnya untuk program study

Profesi Kebidanan di Akademi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan.

3. Bagi Penulis

Hasil laporan komprehensif ini untuk menambah wawasan dan

pengetahuan, dan bertanggung jawab dalam mengambil kasus, tindakan,

memberikan pelajaran tersendiri dalam mengasah kemandirian ketika

menyikapi pasien, mampu belajar menyakini seseorang ketika memberi

penjelasan yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada kehamilan

trimester III dengan nyeri punggung bawah.


BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

A. Kajian Teori

A.1 Konsep Kehamilan

Masa kehamilan yaitu dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

janin.Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan

pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan

keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan tujuh sampai 9 bulan

(Saifuddin, 2006).

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai sejak konsepsi dan

berakhir sampai permulaan persalinan (Hanafiah,2009).Kehamilan adalah

masa ketika seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya

(Astuti,2010).

Kehamilan didefinisikan sebagai persatuan antara sebuah telur dan

sebuah sperma, yang menandai awal suatu peristiwa yang terpisah, tetapi

ada suatu rangkaian kejadian yang mengelilinginya.Kejadian-kejadian itu

ialah pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur),

penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam uterus. Jika peristiwa


ini berlangsung baik, maka proses perkembangan embrio dan janin dapat

dimulai (Bobak, 2005).

A.2 Tanda- Tanda Kehamilan

Untuk dapat menegakkan kehamilan, diterapkan dengan

menggunakan penilaian terhadap tanda-tanda dan gejala hamil.

a. Tanda Tidak Pasti Hamil (Presumtif)

1) Amenorea (tidak adanya menstruasi)

Gejala ini sangat penting karena umumnya perempuan hamil tidak

mendapat haid.Namun initidak bisa dijadikan acuan untuk mendeteksi

adanya kehamilan, bisa juga akibat dari keletihan, stres, atau

menyusui.

2) Mual di pagi hari (tanpa muntah)

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam

lambung berlebihan. Akibat mual dan muntah akan membuatnafsu

makan berkurang.

3) Mengidam

Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi

menghilang seiring semakin tuanya kehamilan.Perubahan terjadi pada


indera pengecap, tidak menyukai rasa dari makanan yang biasanya

disukai atau menginginkan makanan yang beraroma lebih tajam.

4) Sering buang air kecil

Pada awal kehamilan karena adnya desakan rahim ke depan,

kandung kemih terasa cepat penuh dan sering miksi. Pada trimester III

gejala ini bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan

menekan kembali kandung kencing.

5) Pingsan

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)

menyebabkan adanya iskesia susunan saraf pusat dan menimbulkan

syncope atau pingsan.

6) Mamae menjadi tegang dan membesar

Keadaan ini dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron yang

merangsang duktuli dan alveoli pada glandula montgomeri.

7) Anoreksia (tidak nafsu makan)

Pada bulan-bulan pertama, kadang terjadi anoreksia. Hendaknya

nafsu makan tetap dijaga agar kenaikan berat badan sesuai usia

kehamilan.

8) Konstipasi

Pengaruh hormon progesteron dapat menghambat peristaltik usus dan

menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

9) Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan usia 12 minggu keatas.


10)Epulis

Suatu hipertrofi papilla ginggivae / hipertrofi gusi.

11)Varises

Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan

pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.

b. Tanda Mungkin Hamil

1) Rahim membesar sesuai dengan tuanya kehamilan.

2) Tanda hegar

Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama

dalam ismus. Pada mingu – mingu pertama ismus uteri mengalami

hipertrofi seperti korpus uteri

3) Tanda chadwiks

Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak

lebih merah, agak kebiru – biruan (livide).Warna porsio pun tampak

livide.Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon esterogen.

4) Tanda piscasek

5) Uterus mengalami pembesaran. Kadang – kadang pembesaran tidak

rata tetapi didaerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya.hal ini

menyebabkan uterus membesar ke salah satu jurusan pembesaran.

6) Tanda braxton hicks

Bila uterus dirangsang akan mudah berkontraksi. Waktu palpasi atau

pemeriksa dalam uterus yang tadinya lunak akan menjadi keras


karena berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalm masa

kehamilan.

7) Goodle sign

Diluar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita

merasa ujung hidung, dalam kehamilan serviks menjadi lunak pada

perabaaan selunak bibir atau ujung bawah daun telinga.

8) Reaksi kehamilan positif

Ciri khas yang dipakai dengan menentukan adanya human chorionic

gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pada

pagi hari.Dengan tes ini dapat membantu menentukan diagnosa

kehamilan sedini mungkin.

c. Tanda Pasti Hamil

1) Terlihatnya embrio atau kantung kehamilan melalui USG pada minggu

ke 4-6 sesudah pembuahan.

2) Denyut jantung janin ketika usia kehamilan 10-20 minggu dapt

didengar dengan stetoscope leanec, alat kardiotokografi,alat dopler,

atau dilihat dengan ultrasonografi.

3) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (Asrinah,

2010).
A.3 Kehamilan Trimester III

Menurut Novaria dan Budi (2007) trimester III merupakan

masakehamilan yang dimulai dari usia kehamilan 7 bulan atau 28 minggu

sampai 9 bulan atau 40 minggu.Dalam kurun waktu tersebut terjadi beberapa

pertumbuhan janin yang meliputi :

Tabel 2.1 Perubahan Pada Kehamilan Trimester III

Usia Kehamilan Perubahan Yang Terjadi

Pada minggu ini tejadi perkembangan janin sebagai


berikut :
1. Janin masih leluasa berputar didalam rahim
2. Berat janin mencapai 1000 gram
3. Janin dapat menghisap jari
4. Kulit tipis merah yang ditutupi lemak disebut
Minggu ke 28-31
vernik
5. Pertumbuhan kepala mulai lambat, ukurannya
sebanding ukuran tubuh
6. Organ dalam sudah lengkap
7. Panjang janin mencapai 35 cm

Minggu ke 32-33 1. Janin mulai memasuki posisi siap lahir yaitu


bokong diatas dan kepala dibawah
2. Janin masih mempunyai cukup ruang berenang
bebas menendang dan jungkir balik dalam air
ketuban.
3. Kulit janin merah dan keriput
4. Panjang janin 40-45 cm
Perkembangan pada saat ini adalah tersaringnya
cahaya yang akan masuk ke dalam rongga rahim.
Minggu ke 34-35
Mata berkembang sepenuhnya dan janin lebih banyak
bergerak.
Pada minggu ini kepala janin masuk dalam rongga
panggul disertai dengan berkurangnya tendangan
Minggu ke 38- 39
keras janin

1. Merupakan periode siap lahir


2. Perkembangan janin telah sempurna
3. Kondisi siap siaga untuk persalinan karena
tanggal kelahiran sudah dekat
Minggu ke 40 –
4. Varniks masih ada sampai bayi lahir namun
seterusnya
secara umum sebagian lanugo sudah hilang
5. Panjang bayi mencapai 48-50 cm
6. Berat badan bayi sekitar 2750-3000 gram

(Sumber : Novaria & Budi, 2007)

Pada saat memasuki tahap kelahiran biasanya didahului dengan rasa

sakit.Rasa sakit disebabkan karena kontraksi rahim yang membuka serviks

untuk jalan bayi, plasenta dan membranus.

A.4 Perubahan Pada Trimester III


a. Perubahan Fisik

Payudara bertambah besar dan mulaikeluar cairan kental berwarna

kekuning-kuningan (kolostrum).Areola mamae menjadi lebih lebar dan

berpigmen lebih gelap. Terlihat benjolan-benjolan kecil tersebar di seluruh

areola yang disebut kelenjar montgomery. Pada akhir bualn ketujuh atau

minggu ke – 28, ibu biasanya merasa sehat. Namun kadang-kadang ia

mengalami kesulitan pencernaan Pada akhir bulan sembilan atau minggu

ke-36, rahim ibu mulai mencapai daerah tulang rusuk dan ibu mungkin

merasa tidak nyaman, khususnya ia makan dalam jumlah banyak pada

malam hari. Karena beban di tubuh semakin berat, tulang belakang semakin

ke arah depan sehingga ibu mengalami kesulitan ketika memiringkan

tubuhnya saat berbaring dan duduk lama (Astuti, 2010).

b. Perubahan Psikologis

Pada tahap ini, ibu akan menyadari bahwa sebentar lagi janinnya akan

segera lahir ke dunia dan hadir secara nyata di hadapan ibu. Seiring itu,

biasanya timbul juga perasaan cemas, ketakutan, dan adanya masalah

rumah tangga, akan membuat ibu semakin stres dan mungkin merasa belum

siap menghadapi proses persalinan (Astuti, 2010).

c. Ketidak nyamanan Pada Trimester III


1) Sering buang air kecil, terjadi akibat tekanan uterus/rahim pada

kandung kemih.

2) Konstipasi, terjadi akibat peningkatan kadar progesteron yang

menyebabkan peristaltik usus melambat.

3) Perut kembung, terjadi akibat penekanan dari uterus yang membesar

terhadap usus besar.

4) Susah tidur, terjadi akibat ketidaknyamanan pembesaran rahim,

berkemih di malam hari, sesak napas, rasa panas di perut, kongesti

hidung, sakit otot, kram, stres dan cemas.

5) Napas sesak, terjadi akibat peninkatan aktivitas metabolisme tubuh

menyebabkan jumlah zat sisa pembakaran CO2 menjadi banyak, serta

pembesaran uterus yang menekan diafragma.

6) Sakit punggung bawah, terjadi akibat bentuk tulang punggung

cenderung ke depan karena pembesaran rahim serta kadar hormon

yang meningkat menyebabkan kartilago di dalam sendi-sendi besar

menjadi lembek (Astuti,2010).

B. Kajian Masalah Kasus


B.1 Konsep Nyeri Punggung Bawah

Menurut Mahon (1994) sebagaimana dikutip dalam Perry & Potter

(2005) mendefinisikan nyeri sebagai suatu kondisi yang lebih dari sekedar

sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu.Nyeri bersifat

subyektif dan sangat bersifat individual.

Nyeri dapat digambarkan sebagai sensasi tidak menyenangkan yang

terjadi bila kita mengalami cedera atau kerusakan pada tubuh kita.Nyeri

dapat terasa sakit, panas, gemetar, kesemutan seperti terbakar,ditusuk dan

ditikam (Bull,2005).

Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut

bawah kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). Nyeri

juga bisa menjalar ke daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal

paha (Rakel, 2002).

Nyeri punggung bawah atau low back pain merupakan kondisi yang

tidak mengenakkan atau nyeri kronik minimal keluhan 3 bulan disertai adanya

keterbatasan aktivitas yang diakibatkan nyeri apabila melakukan pergerakan

atau mobilisasi (Helmi,2012).

B.2 Etiologi
Faktor prediposisi nyeri punggung dalam kehamilan meliputi

pertumbuhan uterus yang menyebabkan perubahan postur tubuh,

penambahan berat badan ibu hamil, pengaruh hormon relaksin terhadap

ligamen, riwayat nyeri punggung terdahulu, paritas serta aktivitas (Fraser,

2009). Nyeri punggung bawah pada wanita hamil disebabkan oleh adanya

perubahan hormonal yang menimbulkan perubahan pada jaringan lunak

penyangga dan penghubung sehingga mengakibatkan menurunnya

elastisitas dan fleksibilitas otot (Kisner and Colby, 1996 dalam Wahyuni,

2012)

B.3 Klasifikasi Nyeri

a. Berdasarkan Durasi

1) Nyeri Akut

Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit atau

intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas yang

bervariasi (ringan sampai berat) dan berlangsung untuk waktu singkat

(Meinhart dan McCaffery, 1986 dalam Smeltzer, 2002).Nyeri akut timbul

secara mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan

ditandai adanya peningkatan tegangan otot (Alimul,2006)

2) Nyeri Kronik

Nyeri kronik adalah nyeri yang konstan atau intermiten yang menetap

sepanjang suatu periode waktu.Nyeri kronik berlangsung lama, intensitas


yang bervariasi, dan biasanya berlangsung lebih lama dari 6 bulan

(McCaffery, 1986 dalam Potter & Perry, 2005).

b. Berdasarkan Asal

1) Nyeri Nosiseptif

Nyeri nosiseptif merupakan nyeri yang diakibatkan oleh aktivasi

nosiseptor perifer yang merupakan reseptor khusus yang mengantarkan

stimulus noxius.Nyeri nosiseptif perifer dapat terjadi karena adanya stimulus

yang mengenai kulit, tulang, sendi, otot, jaringan ikat, dan lain-lain. Hal ini

bisa terjadi pada nyeri post operatif dan nyeri kanker (Andarmoyo, 2013).

2) Nyeri Neuropatik

Nyeri neuropatik merupakan hasil suatu cedera atau abnormalitas

yang didapat pada struktur saraf perifer maupun sentral. Pasien akan

mengalami nyeri seperti rasa terbakar, tingling, shooting, shock like,

hypergesia atau allodynia (Andarmoyo, 2013).

c. Berdasarkan Lokasi

1) Superfisial atau Kutaneus

Nyeri superfisial adalah nyeri yang disebabkan stimulasi

kulit.Karakteristik dari nyeri berlangsung sebentar dan

terlokalisasi.Contohnya tertusuk jarum suntik dan lua potong kecil atau

laserasi (Potter & Perry, 2005).


2) Viseral Dalam

Nyeri viseral adalah nyeri yang terjadi akibat stimulasi organ-organ

internal.Karakteristik nyeri bersifat difus dan dapat menyebar ke beberapa

arah.Durasinya berlangsung lebih lama daripada nyeri superfisial.Seringkali

menimbulkan rasa tidak menyenangkan seperti mual.Contoh sensasi pukul

seperti angina pectoris (Potter & Perry, 2005).

3) Nyeri Alih ( referred pain )

Nyeri alih merupakan fenomena umum dalam nyeri viseral karena

banyak organ tidak memiliki reseptor nyeri.Contoh nyeri yang terjadi pada

infark miokard, yang menyebabkan nyeri alih ke rahang, lengan kiri, batu

empedu yang dapat mengalihkan nyeri ke selangkangan (Potter&Perry,

2005).

B.4Fisiologi Nyeri

Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku. Cara

yang paling baik untuk memahami pengalaman nyeri, akan membantu untuk

menjelaskan tiga komponen fisiologis berikut, yakni : Resepsi, Persepsi,dan

Reaksi.

a. Resepsi
Semua kerusakan seluler, yang disebabkan oleh stimulus termal,

mekanik, kimiawi, atau stimulus listrik menyebabkan pelepasan substansi

yang menghasilkan nyeri. Pemaparan terhadap panas atau dingin, tekanan,

friksi, dan zat-zat kimia menyebabkan pelepasan substansi, seperti histamin,

bradikinin dan kalium, yang bergabung dengan lokasi reseptor di nosiseptor

(reseptor yang berespons terhadap stimulus yang membahayakan) untuk

memulai transmisi neural, yang dikaitkan dengan nyeri (Potter & Perry, 2005)

Impuls saraf, yang dihasilkan oleh stimulus nyeri, menyebar di

sepanjang serabut saraf perifer aferen.Dua tipe serabut saraf perifer

mengonduksi stimulus nyeri. Serabut A- Delta yang bermielinasi dan cepat

serabut C yang tidak bermielinasi dan berukuran sangat kecil serta lambat.

Serabut A mengirim sensai tajam , terlokalisasi, dan jelas yang melokalisasi

sumber nyeri dan mendeteksi intensitas nyeri. Serabut tersebut

menghantarkan komponen suatu cedera akut dengan segera (Potter& Perry,

2005). Serabut C menyampaikan impuls yang terlokalisasi buruk , viseral,

dan terus menerus (Potter & Perry,2005). Misalnya, setelah menginjak paku,

seorang individu mula-mula akan merasakan suatu nyeri yang terlokalisasi

dan tajam, yang merupakan hasil tranmisi serabut-A. Dalam beberapa detik,

nyeri menjadi lebih difus dan menyebar sampai seluruh kaki terasa sakit

karena persarafan serabut C. Serabut C tetap terpapar pada bahan-bahan

kimia, yang dilepaskan ketika sel mengalami kerusakan.

b. Persepsi
Persepsi merupakan titik kesadaran seseorang terhadap

nyeri.Stimulus nyeri ditransmisikan naik ke medulla spinalis ke talamus dan

otak tengah.Dari talamus, serabut mentransmisikan pesan nyeri ke berbagai

area otak, termasuk korteks sensori dan korteks asosiasi (di kedua lobus

parietalis), lobus frontalis, dan sistem limbik (Potter&Perry, 2005).Ada sel-sel

di dalam sistem limbik yang diyakini mengontrol emosi khususnya untuk

ansietas.Dengan demikian, sistem limbik berperan aktif dalam memproses

reaksi emosi terhadap nyeri. Setelah transmisi saraf berakhir di dalam pusat

otak yang lebih tinggi, maka individu akan mempersepsikan sensasi nyeri.

c. Reaksi

Reaksi terhadap nyeri merupakan respons fisiologis dan perilaku yang

terjadi setelah mempersepsikan nyeri.

1) Respon fisiologis

Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju batang otak

dan thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari

respon stres. Stimulasi pada cabang simpatis pada sistem saraf simpatis

pada sistem saraf otonom menghasilkan respon fisiologis. Apabila nyeri

berlangsung terus menerus, berat, dalam, dan melibatkan organ-organ

visceral (Misal infark miokard., Kolik akibat kandung empedu, atau batu

ginjal) maka sistem saraf simpatis menghasilkan suatu aksi. Respon

fisiologis yang timbul akibat nyeri antara lain;


Tabel 2.2 Respon Fisiologis Terhadap Nyeri

Respon Fisiologis terhadap Nyeri

Stimulasi Simpatik Dilatasi saluran bronkheolus dan


peningkatan frekuensi
pernapasan.
Peningkatan frekuensi denyut
jantung.
Vasokontriksi perifer.
Peningkatan kadar glukosa
darah.
Diaphoresis
Peningkatan ketegangan otot.
Dilatasi pupil.
Penurunan motilitassaluran
cerna.

Stimulasi Parasimpatik Pucat


Ketegangan otot.
Penurunan denyut jantung atau
tekanan darah.
Pernapasan cepat dan tidak
teratur.
Mual dan Muntah.
Kelemahan atau kelelahan.

(Sumber: Perry & Potter,2005)

2) Respon Perilaku

Respon perilaku yang ditunjukkn oleh pasien sangat

beragam.Meskipun respons perilaku pasien dapat menjadi indikasi pertama

bahwa ada sesuatu yang tidak beres, respons perilaku seharusnya tidak

boleh digunakan sebagai pengganti untuk mengukur nyeri kecuali dalam


situasi yang tidak lazim dimana pengukuran tidak memungkinkan (misal

orang tersebut menderita retardasi mental yang berat atau tidak

sadar).Respon perilaku nyeri pada klien dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.3 Respons Perilaku Nyeri pada Klien

Respons Perilaku Nyeri pada Klien


Vokalisasi  Mengaduh
 Menangis
 Sesak napas
 Mendengkur
Ekspresi Wajah  Meringis
 Menggeletukkan gigi
 Mengernyitkan dahi
 Menutup mata atau mulut dengan rapat
atau membuka mata atau mulut dengan
lebar
 Menggigit bibir
Gerakan Tubuh  Gelisah
 Imobilisasi
 Ketegangan otot
 Peningkatan gerakan jari dan tangan
 Aktivitas melangkah yang tanggal ketika
berlari atau berjalan
 Gerakan ritmik atau gerakan menggosok
 Gerakan melindungi bagian tubuh
Interaksi Sosial  Menghindari percakapan
 Fokus hanya pada aktivitas untuk
menghilangkan nyeri
 Menghindari kontak sosial
 Penurunan rentang perhatian.

(Sumber : Potter & Perry, 2005)

B.5 Proses Terjadinya Nyeri Punggung Bawah Kehamilan Trimester III


Untuk lebih mudah memahami proses terjadinya nyeri, dibutuhkan

pengetahuan yang baik tentang anatomi fisiologi sistem persyarafan.

Rangkaian proses terjadinya nyeri diawali dengan tahap transduksi, dimana

hal ini terjadi ketika nosiseptor yang terletak pada bagian perifer tubuh,

distimulasi oleh berbagai stimulus, seperti faktor biologis, mekanik, listrik,

thermal, radiasi dan lain-lain. Struktur spesifik dalam system saraf terlibat

dalam mengubah stimulus menjadi sensasi nyeri.Sistem yang terlibat dalam

transmisi dan persepsi nyeri disebut sebagai system nosiseptif.Sensitifitas

dari system ini dapat dipengaruhi oleh sejumlah factor dan intensitas yang

dirasakan berbeda diantara tiap individu.Reseptor nyeri (nosiseptor) adalah

ujung saraf bebas dalam kulit yang berespon hanya pada stimulus yang kuat,

yang secara potensial merusak, dimana stimuli tersebut sifatnya bisa kimia,

mekanik, ataupun termal.Kornu dorsalis dari medulla spinalis merupakan

tempat memproses sensori, dimana agar nyeri dapat diserap secara sadar,

neuron pada system assenden harus diaktifkan.

Nyeri punggung bawah dalam kehamilan terjadi karena pertumbuhan

uterus yang menyebabkan perubahan postur tubuh ibu hamil sehingga terjadi

peningkatan tekanan pada lengkungan tulang belakang, ada kecenderungan

otot punggung bawah memendek.


BAB III
PEMBAHASAN

Tanggal :13-11-2019 Pukul :16.00 WIB Oleh : Mahasiswi Kebidanan

Identitas / Biodata

Nama : Ny. C Nama : Tn. Ananta


Umur : 25 tahun Umur : 28 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangs : Jawa/Indonesia
a
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Gg. Setia Alamat : Gg. Setia

A. Pengkajian
1. Ibu mengatakan ini kunjungan ulang dan ingin memeriksakan
kehamilannya
2. Berdasarkan catatan KIA
- G1P0A0
- HPHT tanggal 05-03-2019
- TTP tanggal12-12-2019
3. Ibu mengatakan terasa nyeri punggung bawah.
1. Keadaan Umum : Baik Kesadaran :
Komposmentis
2. Pemeriksaan fisik umum
BB : 67 kg TB : 163 cm
BB sebelum hamil : 58 kg LILA : 30 cm
3. Tanda vital
TD: 120/80 mmHg Pols : 72 x/m

RR : 18 x/m Temp : 36,50C

4. Kepala: Kulit kepala bersih, distribusi rambut merata


5. Wajah : Tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum
6. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
7. Hidung : Tidak ada polip, tidak ada pengeluaran
8. Mulut : Lidah bersih, tidak stomatitis
9. Gigi : Tidak berlobang, tidak karies
10. Telinga : Bersih, tidak ada serumen
11. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembuluh
limfe
12. Dada :Simetris, areola hitam kecoklatan, puting susu menonjol
13. Aksila : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
14. Abdomen
Inspeksi : - Tidak ada bekas luka operasi
- Pembesaran abdomen simetris
Palpasi

Leopold I :Tinggi Fundus Uteri berada antara pusat dan px,


teraba bagian bulat dan

lunak
Leopold II : Teraba bagian panjang keras memapan di sebelah
kanan perut ibu dan bagian terkecil janin di sebelah kiri
perut ibu

LeopoldIII : Teraba satu tahanan bulat, keras dan melenting di atas


simpisis.

Leopold IV : Kedua tangan pemeriksa tidak bertemu (Janin sudah


Masuk Pintu Atas Panggul)

TFU : 33 cm

Auskultasi : DJJ : 138 x/i di punctum maksimum kuadran kanan


bawah pusat ibu.

Kontraksi : 4 x dalam 10 menit dengan durasi 40 detik.

15. Genitalia : tidak ada pengeluaran


16. Pinggang : Ada nyeri pada periksa ketuk
17. Ekstremitas :
Ekstremitas atas : tidak ada oedema, tidak varises
Ekstremitas bawah : tidak ada oedema , tidak varises
Varices : Tidak ada
Refleks patella :

18. Pemeriksaan lab :


Hb : Tidak dilakukan

- Pola aktivitas sehari-hari (Istirahat dan tidur) : Siang 1 jam, Malam 6


jam
- Pola makan/minum
Makanan sehari-hari. Frekuensi : 3 kali/hari, banyaknya 1 piring
Jenis makanan yang dimakan :
Pagi : Nasi, ikan, sayur, susu
Siang : Nasi, ikan, kerupuk, air putih
Malam : Nasi, telur, air putih
Perubahan makan yang dialami (ngidam, nafsu makan, dll) :
Minum : 7 gelas/hari
- Kebiasaan merokok : Tidak ada
Minuman keras : Tidak ada
Mengkonsumsi obat terlarang : Tidak ada
- Kegiatan sehari-hari (beban kerja) : Mengerjakan pekerjaan
rumah tangga.

B. Analisis
Ny. C usia 25 tahun, G1P0A0, , umur kehamilan 32 minggudengan nyeri
punggung bawah.

C. Penatalaksanaan
1. Memberitahu Ibu tentang hasil pemeriksaan Ibu dan Janin baik.
Keadaan ibu dan janin baik
- TD: 120/70 mmHg -Pols : 72 x/m
- RR : 18 x/m -Temp : 36,50C
(Ibu sudah mengetahui keadaannya dan janinnya).
2. Memberikan KIE tentang ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu
adalah normal. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa
ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu saat ini adalah normal.
Nyeri punggung yang sering ibu rasakan dikarenakan penekanan perut
ibu yang semakin lama semakin membesar dan menekan punggung.
Hal ini yang mengakibatkan punggung ibu sering terasa nyeri.
3. Menganjurkan dan mengajarkan ibu metode Self Hypnosis, adanya
posisi rileks yang membantu ibu mengurangi rasa nyeri punggung
bawah, pada saat melakukan metode dapat menggunakan aroma
terapi dari bahan-bahan alami yang ibu sukai seperti serai, daun
pandan, dll yang di letakkan di ruangan sudut rumah atau mencium
aroma kulit jeruk lemon. Metode tersebutdapatmembuat rileks, rasa
nyaman, dan mengurangi rasa nyeri punggung bawah.
(Ibu sudah mengerti dan akan mencoba melakukan metode Self
Hypnosis).
4. Memberitau ibu tanda-tanda bahaya trimester III, seperti pusing yang
hebat, pandangan kabur, pergerakan janin berkurang dan perdarahan.
Apabila terjadi ibu dianjurkan untuk segera datang.
(Ibu sudah mengetahui tanda-tanda bahaya trimester III dan bersedia
datang apabila terjadi).
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
(Ibu besedia istirahat yang cukup).
6. Menganjurkan ibu untuk kontrol kehamilan 1 atau 2 minggu sekali.
(Ibu bersedia melakukan kontrol ulang).

Preseptor

1.
Mahasiswa

1. CHYNTIA HARYANA

Mentor
1. Ibu Sri Ningsih, S.Tr.Keb ( )
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehamilan akan terjadi saat adanya pertemuan antara ovum dan
sperma. Janin akan terus berkembang dari minggu ke minggu, sehingga
mengakibatkan perubahan – perubahan baik anatomis, fisiologis serta
psikologis bagi ibu guna menyesuaikan diri dengan kehamilannya.
Kehamilan trimester III adalah suatu keadaan dimana seorang wanita
mengandung hasil konsepsi (individu lain) di dalam tubuhnya yang akan
tumbuh dan berkembang menjadi sosok manusia baru dimana pada usia 29
– 40 minggu.

B. Saran
Peran tenaga kesehatan khususnya bidan sangat dibutuhkan pada
saat ini, dimana tenaga kesehatan khususnya bidan dapat memberikan
informasi – informasi yang dibutuhkan dan berkaitan dengan kehamilan ibu
trimester III.

Anda mungkin juga menyukai